• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PASANGAN USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DESA KABBA KABUPATEN PANGKEP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PASANGAN USIA SUBUR DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DESA KABBA KABUPATEN PANGKEP"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PASANGAN USIA SUBUR

DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IMPLANT DESA KABBA

KABUPATEN PANGKEP

Hendriani Syam

STIKES Nani Hasanuddin Makassar Alamat korepondensi: hendrianisyam@yahoo.com.id

ABSTRAK

Program keluarga berencana merupakan suatu upaya untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. Upaya yang dilakukan untuk mensukseskan program KB yaitu dengan meningkatkan pemakaian kontrasepsi jangka panjang. Implant merupakan salah satu metode kontrasepsi jangka panjang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui lebih mendalam mengenai Analisis pendukung dan penghambat istri pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi implant. Studi ini menggunakan rancangan kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengumpulan data dengan teknik FGD serta In-depth interview. FGD dilakukan pada informan kunci yaitu 9 istri pasangan usia subur pengguna implant dan 10 istri pasangan usia subur bukan pengguna implant. Wawancara mendalam dilakukan pada informan lain yaitu bidan didesa, , PLKB, ibu (mertua) serta suami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pendukung dalam penggunaan alat kontrasepsi implant yaitu: informasi penting sekali dalam pemilihan alat kontrasepsi implant, serta adanya dukungan suami. Penghambat dalam penggunaan alat kontrasepsi implant yaitu: kurangnya informasi yang jelas sehingga akseptor takut untuk memakai implant serta akseptor sudah terlanjur memakai alat kontrasespsi yang lain dan sudah merasa cocok dengan alat kontrasepsi yang digunakan, tidak semua tenaga kesehatan mendapatkan pelatihan tentang implant, kurangnya promosi serta sosialisasi tentang alat kontrasepsi implant di masyarakat. Perlu meningkatkan promosi serta sosialisasi tentang alat kontrasepsi implant di masyarakat, diadakan pelatihan-pelatihan tentang implant, pemberian reward kepada calon akseptor implant serta tenaga kesehatan pemberi pelayanan, masyarakat diharapkan selalu mengakses informasi yang benar dan akurat tentang alat kontrasepsi implant.

Kata kunci: Implant, istri pasangan usia subur, pendukung dan penghambat.

ABSTRACT

Family planning is an attempt to control growth population. The efforts has been conducted to success the family planning programs that was to improve the long-term contraception usage. Implants is one of the long-term contraception methods. This study aims to find out more in-depth about the supporting and inhibiting Analysis of the fertile couple wive in usage of implants contraception. The study was used qualitative design with phenomenological approach. Data was collected through focus group discussions and in-depth interview technique. FGDs was conducted at key informants that are 9 fertile couples wives as user of implant and 10 fertile couples wives as non-user of implant. Indepth interviews was conducted on other informants that are the midwife in the public health centre, private midwives, PKB, in-laws and husband. The results showed that the supporting factor in usage of implant that were: important information in the selection of contraceptive implant, as well as the support of her husband. Limiting factor in the use of contraceptive implant, namely: the lack of clear information, as well as the mother was already wearing kontrasespsi other tools and was comfortable with the contraceptives are used, not all health workers receive training on the implant, lack of promotion and dissemination of contraceptive implant in the community. Need to improve the promotion and dissemination of contraceptive implants in the community, held trainings on implants, granting rewards to prospective implant acceptors as well as health personnel service providers, people are expected to always access the correct and accurate information about contraceptive implant.

(2)

PENDAHULUAN

Laju pertumbuhan penduduk yang pesat menjadi masalah utama yang sedang di hadapi oleh suatu Negara, apabila tidak dikendalikan maka akan terjadi ledakan penduduk yang cukup tinggi pada beberapa tahun mendatang, ledakan penduduk tersebut tentu dapat menimbulkan ancaman seperti kemiskinan serta kelaparan. Laju pertumbuhan penduduk ditentukan oleh tingkat kelahiran dan kematian. Adanya perbaikan pelayanan kesehatan menyebabkan tingkat kematian penduduk rendah, sedangkan laju tingkat kalahiran tetap tinggi hal ini merupakan penyebab utama ledakan penduduk (Prawirohardjo, 2010)

Bila di bandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia menduduki peringkat 4 dari 236 Negara. Pada tahun 2013/2014 Peringkat pertama dalam jumlah penduduk adalah negara republik China dengan jumlah penduduk sebanyak 1.343.239.923 jiwa, disusul kemuadian India sebanyak 1.205.073.612 jiwa. Untuk negara Malasyia jumlah penduduknya sebesar 29.179.952 jiwa, Singapur jumlah penduduknya sebesar 5.353.493 jiwa, Brunei jumlah penduduknya sebesar 408.786 jiwa, sedangkan indonesia jumlah penduduknya 237.641.326 jiwa. (Badan Pusat Statistik dan Macro Internasional. 2013).

Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia sangat bervariasi dari tahun 2002 sampai tahun 2003 pertumbuhan penduduk sebesar 2,72 %. Pada tahun 2003 sampai tahun 2004 sebesar 1,69 %, serta pada tahun 2005 mengalami penurunan sebesar 1,34 %, pertumbuhan penduduk pada tahun 2006 yaitu sebesar 5,3 %, dan tahun 2009 menjadi 2,4 %. Dengan kata lain jumlah penduduk Indonesia mengalami kenaikan antara 230-240 jiwa (BPS, 2010).

Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2010 - 2014 adalah meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, Implant, tubektomi dan Vasektomi (BPS, 2014).

Berdasarkan data yang didapat dari Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2013 tercatat 997.109 akseptor pengguna program KB di Provinsi Sulawesi Selatan, jumlah ini melampaui target yang ditetapkan tahun 2013 sebanyak 51.043 akseptor. Dengan jumlah pengguna alat kontrasepsi suntik sebanyak 439.462 akseptor (44,074%), pil sebanyak 313.811 akseptor (31,472%), implan sebanyak 107.219 akseptor (10,753%), IUD sebanyak 48.599 akseptor (4,874%), kondom sebanyak 68.633 akseptor (6,883%), MOW sebanyak 17.643 akseptor (1,769%), dan MOP sebanyak 1.742 akseptor (0,175%) (BKKBN, 2013).

Berdasarkan data yang di dapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep sampai dengan September 2014 sebesar 76,67% dari 53.641 pasangan usia subur dengan akseptor MOP 0,02%, akseptor IUD 0,72%, akseptor MOP 0,82%, akseptor Implant 4,21%, akseptor Kondom 5,05%, akseptor Pil 24,19%, sedangkan akseptor suntik sebanyak 41,70% .

Berdasarkan data jumlah akseptor Kb untuk kecamatan Minasatene tahun 2014 dengan jumlah PUS 4.351, dengan jumlah akseptor KB sebesar 72%, akseptor MOP 0 (0%), akseptor MOW sebanyak 3 (0,06 %), akseptor IUD sebanyak 12 (0,27%), akseptor Implant sebanyak 23 (0,05%), akseptor kondom sebanyak 43 (0,09%), akseptor pil sebanyak 1269 (29,16%), akseptor Suntik sebanyak 1771 (41%).

Berdasarkan data jumlah akseptor KB untuk Desa Kabba tahun 2014 jumlah Pasangan usia Subur sebanyak 670, dengan jumlah akseptor KB sebesar 557 (83,13%), akseptor MOP 0 (0%), akseptor IUD 3 (0,44%), akseptor Implant 4 (0,59%), akseptor MOW (0,74%), akseptor kondom 16 (2,38%), akseptor Pil 215 (32,08%), akseptor suntik 310 (42,26%).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Analisis pendukung dan penghambat pasangan usia subur dalam peggunaan alat kontrasepsi implant” di desa Kabba, Kecamatan Minasatene, Kabupaten Pangkep, Propinsi Sulawesi Selatan.

METODE PENELITIAN

Studi ini menggunakan rancangan kualitatif melalui pendekatan fenomenologi. Pendekatan fenomenologi merupakan penelitian yang berfokus pada penemuan fakta yang ada. Penelitian ini berusaha menggali secara mendalam mengenai gambaran pengalaman nyata yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada partisipan yang digunakan untuk membantu peneliti mengkaji tentang Analisis pendukung dan penghambat pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi implant. (Saryono, 2013)

Pengambilan data dilakukan didesa Kabba Kecamatan Minasatene Kabupaten Pangkep pada tanggal 23 februari sampai dengan 10 Maret 2015.

Informan pada penelitian ini di bagi menjadi dua yaitu informan kunci dan informan lain. Yang termasuk dalam informan kunci adalah Istri yang memakai kontrasepsi implant sebanyak 9 orang dan istri yang tidak memakai kontrasepsi implant sbanyak 10 orang. Dan informan lain disini adalah bidan

(3)

didesa sebanyak 1 orang, PLKB sebanyak 1 orang, dan suami sebanyak 4 orang dan Ibu (mertua) sebanyak 4 orang.

Cara pemilihan informan yaitu dengan cara purposive sampling partisipan pada pemilihan ini tidak diarahkan pada jumlah tetapi berdasarkan pada asas kesesuain dan kecukupan sampai mencapai saturasi data. Oleh karena itu pemilih partisipan pada penelitian ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar partisipan benar-benar dapat mewakili terhadap fenomena yang diteliti (Mukhtar,2013).

Dimana partisipan yang diambil dapat memberikan informasi yang berharga bagi peneliti yaitu partisapan harus jujur dalam menjawab semua pertanyaan, dan partisaipan dapat diajak kerja sama dalam kegiatan Tanya jawab

1. Karena penelitian berbentuk kasus, maka informan penelitian tidak terlalu besar (sebanyak 5-8 partisipan), akan sangat mendukung kedalamn hasil penelitian disamping pertimbangan keterbatasan kemampuan, dan waktu.

2. Informan dipilih secara purposive

3. Penetuan jumlah informan dianggap telah memadai pada saat informasi yang didapat telah mencapai saturasi. (Saryono 2013).

Instrumen dalam penelitian ini adalah Informasi yang diperoleh dalam FGD dan wawancara mendalam direkam menggunakan alat perekam, catatan lapangan, dan foto sebagai dokumentasi. (Saryono,2013)

Prosedur pengumpulan data dimulai, setelah ujian proposal dan mendapat surat ijin penelitian dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tamalatea, kemudian peneliti menyerahkan ke kepala desa kabba dengan tembusan ke Puskesmas Minasatene.

Peneliti memberikan penjelasan tentang maksud penelitian dan memberikan informed consent. Setelah partisipan setuju dengan kontrak tersebut, kemudian partisipan diminta untuk menandatangani informed consent. Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan FGD dengan istri pasangan usia subur yang menggunakan serta yang tidak menggunakan alat kontrasepsi implant dan melakukan wawancara mendalam pada informan lain yang dianggap penting untuk diambil informasinya. Informan lain dalam penelitian ini adalah bidan desa 1 orang, penyuluh KB (PKB) 1 orang, suami 10 orang dan mertua sebanyak 10 orang. Setelah melakukan FGD kemudian FGD dilakukan sebanyak dua kali yaitu FGD pertama dilakukan pada istri pasangan usia subur pengguna implant sebanyak 9 orang dan FGD kedua dilakukan pada istri pasangan usia subur bukan pengguna implant sebanyak 10 orang. dengan lama wawancara antara 30-40 menit pada setiap pertemuan. Apabila ada data yang perlu ditambahkan atau dikonfirmasi, dilakukan member checking. Transkrip hasil penelitian dibuat setelah selesai melakukan FGD dan wawancara mendalam. FGD dan wawancara mendalam dilakukan sendiri oleh peneliti tanpa bantuan orang lain.

Pengumpulan data tidak hanya dilakukan dengan wawancara, peneliti juga membuat catatan lapangan (field note) yang berisikan deskripsi tentang tanggal, waktu dan informasi dasar tentang suasana saat wawancara seperti interaksi sosial dan aktifitas berlangsung saat wawancara dilakukan. Catatan lapangan di buat segera setelah proses wawancara selesai dari masing-masing partisipan agar tidak terjadi kesalahan.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Desa Kabba

Pustu Kabba merupakan rawat inap dan merupakan salah satu pustu yang ada di Kecamatan Minasatene. Pustu ini terletak di Jalan Tonasa 1. Pustu Kabba memiliki luas wilayah kerja sekitar 10,20 (km²). Jika dilihat secara geografis, pustu Kabba ini memiliki batas-batas wilayah kerja yaitu sebelah timur berbatasan dengan Kelurahan Bt.Langkasa, sebelah utara berbatasan dengan desa Panaikang dan sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Bt.Kio. Pustu Kabba mencakup 4 RW yang terdiri Rw 1 Soreang, Rw 2 Galung Boko, Rw 3 Taraweang Kabba dan Rw 4 Kabba dalam.

Jumlah tenaga kerja yang ada di pustu Kabba 4 orang dengan spesifikasi sebagai berikut: tenaga bidan Pns 1 0rang, tenaga bidan sukarela 2 orang, tenaga perawat suka rela 1 orang. Bidan yang ada di pustu belum mendapat pelatihan untuk pemasangan implant dan IUD.

Upaya kesehatan Pustu Kabba dilakukan untuk mencapai tujuan dari pembangunan kesehatan. Upaya-upaya kesehatan yang dilakukan oleh pustu Kabba dibagi menjadi tiga yaitu upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang. Upaya kesehatan wajib terdiri dari upaya promosi kesehatan (Promkes), upaya kesehatan ibu dan anak (KIA/KB), upaya kesehatan lingkungan (Kesling), upaya perbaikan gizi masyarakat, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (P2M) serta upaya pengobatan.

(4)

Upaya kesehatan pengembangan merupakan upaya yang dikembangkan dan dijalankan oleh pustu Kabba yang disesuaikan dengan kemampuan dan situasi dan kondisi di Pustu. Upaya pengembangan yang dilakukan oleh Pustu Kabba yaitu upaya kesehatan lanjut usia, Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jenis-jenis pelayanan kontrasepsi sebagai program penunjang dalam pemberian pelayanan keluarga berencana yang dilayani oleh Pustu Kabba terdiri dari alat kontrasepsi suntikan, pil, serta kondom. Sedangkan akseptor KB yang ingin mendapatkan pelayanan kontrasepsi implant dan kontrasepsi IUD dilakukan di puskesmas Minasatene, dan untuk pelayanan kontrasepsi mantap baik untuk wanita (tubektomi) maupun kontrasepsi mantap pria (vasektomi) dilakukan dengan merujuk ke Rumah Sakit.

Lokasi penelitian ditentukan berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan informan. Lokasi penelitian bagi informan FGD pengguna implant bertempat di Puskeskasmas Minasatene, Kecamatan Minasatene, sedangkan lokasi penelitian bagi informan FGD bukan pengguna implant dilakukan Pustu Kabba Desa Kabba.

B. Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu informan kunci dan informan lain. Pengambilan data pada informan kunci dilakukan dengan FGD dengan membagi menjadi dua kelompok yaitu FGD bagi pengguna implant sebanyak 9 orang dan FGD bukan pengguna implant sebanyak 10 orang.

Wawancara mendalam dilakukan pada informan lain yaitu Bidan di Pustu, PLKB, mertua, dan suami. Karakteristik informan FGD dapat dilihat dari umur, tingkat pendidikan dan alamat informan. Karakteristik informan FGD dapat disajikan pada tabel di bawah ini.

KESIMPULAN

1. Persepsi istri pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi implant

a. Persepsi istri pasangan usia subur bagi pengguna implant tergolong baik karena rata-rata informan memiliki pandangan yang positif tentang implant.

b. Persepsi istri pasangan usia subur bukan pengguna implant tergolong kurang baik karena rata-rata informan kurang mengetahui tentang alat kontrasepsi implant dan takut untuk memakai implant, yang mengakibatkan akseptor KB bukan pengguna implant tidak ingin menggunakan alat kontrasepsi implant.

2. Sikap istri pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi implant

a. Sikap istri pasangan usia subur bagi pengguna implant tergolong baik yang terlihat dalam pernyataan bahwa penggunaan implant setuju dalam pemakaian alat kontrasepsi implant karena efektif serta dapat digunakan jangka panjang untuk menunda kehamilan dan menjaga jarak kehamilan, tidak sering kontrol, tidak mudah lupa serta mempunyai tingkat kegagalan yang rendah.

b. Sikap istri pasangan usia subur bukan pengguna implant kurang setuju karena mereka takut pada saat pemasangan dan efek samping dari pemasangan dan pelepasan implant disamping itu keterbatasan mereka untuk memperoleh informasi tentang alat kontrasepsi implant. Di karenakan istri jarang menonton TV apa lagi baca koran dan mengakses di internet jadi mengenai Isu-isu terkait seputar implant juga tidak tahu.

3. Pengalaman istri pasangan usia subur dalam penggunaan alat kontrasepsi implant

a. Pengalaman istri pasangan usia subur pengguna implant sangat bervariasi seperti menstruasi tidak teratur dan lebih lama, tidak menstruasi, flek di wajah, takut mengangkat beban yang berat karena takut implant patah atau rusak, gatal-gatal dan bengkak sehabis pemasangan, nyaman dan praktis serta tidak ribet karena tidak usah kontrol berulang-ulang.

b. Pengalaman istri pasangan usia subur bukan pengguna implant yaitu tidak pernah mempunyai pengalaman dalam penggunaan implant karena informasi yang diperoleh tentang alkon implant kurang sehingga memutuskan untuk menggunakan kontrasepsi lain.

4. Budaya pada istri pasangan usia subur dalam memutuskan penggunaan alat kontrasepsi implant Budaya pada istri pasangan usia subur tidak mempengaruhi dalam memutuskan penggunaan alat kontrasepsi implant. Hal ini dinyatakan dari pernyataan suami yang mengatakan bahwa tidak ada budaya yang mempengaruhi dalam memutuskan penggunaan alat kontrasepsi implant. 5. Dukungan suami bagi istri pasangan usia subur yang memakai dan yang tidak memakai alat

kontrasepsi implant.

Dukungan suami baik pengguna dan bukan pengguna alat kontrasepsi implan semuanya mendukung istrinya dalam penggunaan alat kontrasepsi dan menyerahkan sepenuhnya pada istri dalam pemakaian alat kontrasepsi apapun.

(5)

SARAN

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Perlu meningkatkan promosi serta sosialisasi tentang alat kontrasepsi implant di masyarakat dengan melaksanakan penyuluhan tentang KB serta memberikan penjelasan tentang isu-isu kontroversial yang berkembang di masyarakat terhadap efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian alat kontrasepsi implant.

2. Bagi Dinas Kesehatan Dan BKKBN

a. Perlu ditingkatkannya pelaksanaan pelatihan-pelatihan tentang implant untuk menambah kompetensi serta keterampilan dalam memberikan pelayanan implant.

b. Perlu memberikan anggaran untuk pemberian reward atau tanda jasa bagi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan implant untuk memotivasi dalam memberikan pelayanan khususnya KB implant.

c. Pemberian reward kepada calon akseptor implant agar mempunyai keinginan untuk menggunakan implant sehingga cakupan KB implant dapat ditingkatkan.

3. Bagi Masyarakat

Masyarakat sebaiknya selalu mencari serta mengakses informasi yang benar dan akurat tentang hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi implant termasuk efek samping dari penggunaan implant kepada tenaga kesehatan, TV, media massa maupun internet.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya sebaiknya meneliti tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi penggunaan alat kontrasepsi implant dengan sampel yang lebih besar agar hasil yang diperoleh dapat di generalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN. 2010. Pembangunan Kependudukan dan Keluarga berencana.

BKKBN. 2012. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

BKKBN. 2013. Laporan Umpan Balik Analisis dan Evaluasi Data Hasil Pelkon dan Dallap Provinsi Sulawesi Selatan.

BKKBN. 2014. Angka Kelahiran Menurut Umur (ASFR) Sulawesi Selatan. Diakses dari http://www.bkkbn.go.id tanggal 10 Januari 2015.

Badan Pusat Statistik. 2010. Sulawesi Selatan

Badan Pusat Statistik (2011). Data Jumlah Penduduk Indonesia PerProvinsi, Sensus Penduduk 2010. Jakarta Badan Pusat Statistik dan Macro Internasional. 2007. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. BPS. Depkes, 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2005, Jakarta.

Prawirohardjo, 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : EGC

Purwanto, S. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka.

Saryono & Anggraeni. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Numed

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan kondisi tersebut, perlu dilakukan penelitian mengenai ada atau tidaknya perbedaan lama rawat inap pasien antar jenis terapi antipsikotik yang

Ultrasound adalah suatu alat untuk memeriksa organ dalam atau jaringan tubuh manusia dengan menggunakan gelombang bunyi berfrekuensi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan arsip inaktif pada Subbidang Dokumentasi Bidang Tata Usaha Kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Daerah Istimewa

Media telah mentransformasi atau merubah tidak hanya melalui drama individu, pertunjukan, kegiatan atau kenangan tentang nasionalisme melainkan dengan cara memodernisai budaya lewat

Pasal 37 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2011 Tentang Tindakan Antidumping, Tindakan Imbalan, dan Tindakan Pengamanan Perdagangan.. Sementara

Rencana Kerja ini disusun sebagai pedoman untuk pelaksanaan Program dan Kegiatan pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk,

Hasil Pembahasan Hipotesis 3 Hubungan dengan bank berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan, hubungan dengan bank dalam hal ini adalah fasilitas kredit yang diberikan

Berdasarkan pengamatan pelaksanaan PPM dapat disimpulkan: (a) Sebagaian guru belum terampil menggunakan alat atau melaksanakan percobaan dengan perangkat pembelajaran yang telah