• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KONSUMEN WEDDING ORGANIZER. (Studi Kasus Merica Event & Desain di Kota Palopo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KONSUMEN WEDDING ORGANIZER. (Studi Kasus Merica Event & Desain di Kota Palopo)"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KONSUMEN WEDDING ORGANIZER

(Studi Kasus Merica Event & Desain di Kota Palopo)

Oleh : Muhammad Fadli Yusuf Nomor Induk Mahasiswa : 105651105016

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR 2022

(2)

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DALAM MENINGKATKAN KONSUMEN WEDDING ORGANIZER

(Studi Kasus Merica Event & Desain di Kota Palopo)

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Disusun dan Diajukan Oleh:

MUHAMMAD FADLI YUSUF Nomor Induk Mahasiswa : 105651105016

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 202

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Muhammad Fadli Yusuf, Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Konsumen Wedding Organizer Studi kasus Merica Event &

Desain di Kota Palopo (dibimbing oleh Wardah dan Ahmad Syarif)

Strategi Komunikasi Pemasaran suatu produk dalam suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk strategi perbaikan pemasaran dalam memajukan suatu perusahaan dan menjadikan produk yang ditawarkan agar lebih menarik. Tipe penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder dengan jumlah informan sebanyak 5 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Konsumen Wedding Organizer (studi kasus Merica event &

Desain di Kota Palopo) terbilang baik dengan merujuk pada (1) Informasi Produk, yang diinformasikan melalui akun sosial media dan brosur informasi lengkap produk dan layanan. (2) Layanan, yang diberikan semaksimal mungkin untuk menghadirkan layanan yang memuaskan bagi konsumen. (3) Pembelian, menerima orderan produk melalui istagram dan WhatsApp namun tetap direkomendasikan untuk datang langsung ke kantor. (4) Advertising atau periklanan, menggunakan sistem periklanan yaitu offline seperti membuat brosur dan informasi teman ke teman, sedangkan online ada sosial media instaram dan WhatsApp dan (5) Sponsorship kreatif, dengan mengadakan promo cashback OVO, promo diskon hingga promo khusus PPKM dimasa pandemi. Kemudian faktor pendukungnya adalah konsisten dan memanfaatkan era digital sedangkan faktor penghambat adalah masih adanya masyarakat yang tidak ingin bertemu langsung karena masa pandemi Covid-19.

Kata Kunci : Strategi, Komunikasi, Pemasaran

(7)

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah selain puji syukur kepada Allah Swt, yang telah menentukan segala sesuatu berada di tangan-Nya, sehingga tidak ada setetes embun pun dan segelintir jiwa manusia yang lepas dari ketentuan dan ketetapan-Nya alhamdulillah atas hidyah dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang berjudul : “Strategi Komunikasi Pemasaran Dalam Meningkatkan Konsumen Wedding Organizer (Studi Kasus Merica Event & Desain di Kota Palopo)”.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini. Untuk semua itu dengan kerendahan hati melalui ucapan sederhana ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang-orang yang penulis hormati dan cintai, yang juga telah membantuk secara langsung maupun tidak langsung selama pembuatan skripsi ini terutama kepada:

Kedua Orang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik penulis secara ikhlas serta memberikan motivasi dan doa yang tiada henti-hentinya. Terima kasih sahabat-sahabat seperjuangan penulis (Ogi, Aidil, Frengki, Fii Yasir, Tommi) yang masi bersama berjuang mendapatkan gelar sarjana. Yang selama ini membantu dan memberikan semangat untuk penulis.

Ucapan terima kasih ini juga penulis sampaikan kepada orang penulis hormati, yaitu:

1. Ibu Wardah S.Sos., MA selaku pembmbing I dan Bapak Ahmad Syarif S.Sos., S.I.Kom selaku pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing penulis secara intesif, mengoreksi naskah

(8)

skripsi serta mendorong agar penulis dapat menyelesaikan studi dengan cepat.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Syukri, S.Sos., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

4. Untuk segenap Dosen dan Tata usaha Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan banyak ilmu dan arahan selama perkuliahan berlangsung serta membimbing skripsi penulis ini dengan baik.

Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dan keterbatas dalam skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan kritikan yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga tujuan dari pembuatan skripsi ini dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

Makassar,.., Juli 2022

Muhammad Fadli Yusuf

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang ... 1

B. RumusanMalasalah... 9

C. TujuanPenelitian... 9

D. ManfaatPenelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PenelitianTerdahulu ... 11

B. Konsep dan Teori ... 12

1. Strategi Komunikasi ... 12

2. Komunikasi Pemasaran ... 16

3. Hambatan / Kendala Komunikasi ... 25

4. Wedding Event & Organizer ... 28

C. KerangkaPikir ... 34

D. Fokus Penelitian ... 36

E. Deskripsi Fokus ... 36

BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian... 38

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 38

C. Informan Penelitian ... 39

D. Teknik Pengumpulan Data ... 40

E. Teknik Analisis Data ... 41

F. Teknik Pengabsahan Data ... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 45

B. Hasil Penelitian ... 49

C. Pembahasan ... 68

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN

(10)

A. Tabel 1.1 Nama dan Jenis Layanan……… 4 B. Tabel 1.2 Diagram Jumlah Pengguna Merica Event & Desain……. 7 C. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu………... 11 D. Tabel 3.1 Data Informan Penelitian……… 39

(11)

DAFTAR GAMBAR

A. Gambar 2.2 Bagan Kerangka Pikir ……… 36

B. Gambar 4.1 Struktur Organisasi ……… 47

C. Gambar 4.2 Instagram Merica Event & Desain ……… 70

D. Gambar 4.3 Promo Potongan Harga dan Produk ……….. 73

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Komunikasi pemasaran memegang peran penting dalam perkembangan usaha di setiap perusahaan. Dengan adanya komunikasi pemasaran tersebut, maka masyarakat dapat mengetahui keberadaan produk atau jasanya di pasaran.

Komunikasi pemasaran biasanya menggunakan media yang dapat mendukung promosi-promosi yang dilakukan perusahaan, misalnya media sosial, media cetak, maupun media elektronik yang sangat umum digunakan.

Menurut (Kotler philip, 2012) bahwa pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan pendistribusian gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memenuhi tujuan individu dan organisasi. Perbedaan antara pemasaran jasa dengan barang (produk) ialah jasa secara kasat mata tidak dapat dilihat menimbulkan berbagai permasalahan dalam mengembangkan strategi pemasaran. Dengan demikian jasa merupakan setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak lain, pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Negara maju dan berkembang persaingan dunia bisnis sudah semakin ketat.

Banyaknya perusahaan yang bersaing melalui beragam cara dan inovasi yang ditampilkan dalam pemasaran produk atau jasa yang mereka hasilkan. Dunia bisnis membutuhkan perkembangan dalam komunikasi pemasaran sehingga suatu perusahaan dapat membutuhkan keahlian komunikasi pemasaran yang baik untuk mengetahui keinginan konsumen. Penyelenggaraan kegiatan yang

(13)

ingin dilakukan oleh suatu perusahaan maupun intansi membutuhkan jasa dari sekelompok orang yang memiliki keahlian dalam bidang event baik itu acara wedding maupun festival dan lain-lain.

Setiap perusahaan yang sudah berdiri lama maupun yang baru berdiri harus mempertahankan kredibilitasnya dengan memperkenalkan keunikan usahanya kepada masyarakat luas. Perusahaan yang bergerak dibidang jasa harus dapat mengantisipasi persaingan dengan perusahaan lain. Ini dilakukan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari perusahaan serta menjaga kualitas layanan secara maksimal.

(Danang, 2013) mengatakan bahwa pembelian akan suatu jasa bergerak dalam bentuk presepsi terhadap nilai penawaran jasa tersebut dapat menciptakan kepuasan pelanggan dari perusahaa jasa yang memiliki kualitas layanan yang baik dan juga memiliki fasilitas sesuai dengan jasa apa di tawarkan. Kualitas layanan yang dimaksud yaitu merupakan kondisi yang dinamis berhubungan dengan produk jasa, manusia, proses dan lingkungan serta memenuhi kelebihan harapan masyarakat serta upaya dalam mempertahankan kepuasan layanan sesuai di inginkan konsumen nantinya.

Seiring dengan makin pesatnya teknologi dan perkembangan zaman yang menuntutnya semua serba instan, sepertinya masayarakat sekarang cenderung menyenangi segala hal yang berbau praktis dan ekonomis. Demikin juga halnya dalam bidang pesta pernikahan, Wedding Organizer sudah cukup lama ada, dimulai dari pesta-pesta adat dimana panitia pesta tersebut mulai membagi tugas masing-masing untuk mendukung suksesnya sebuah acara pernikahan.

(14)

Menurut (Sutan Malenggang, 2019) Wedding Organizer merupakan jasa yang memberikan pelayanan jasa pengorganisasian segala aktivitas yang berkaitan dengan kebutuhan dalam suatu pesta pernikahan. Bisnis ini muncul karena adanya peluang dalam kehidupan modern yang menginginkan kecepatan, kemudahan dan kepraktisan untuk mengatasi masalah time deficiency masyarakat perkotaan. Semakin banyak bisnis yang menawarkan jasa pengorganisasian pernikahan, calon pengguna jasa harus lebih selektif memilih Wedding Organizer yang handal dan dapat dipercaya.

Seperti di Indonesia Wedding Organizer dan badan-badan bisnis yang serupa lainnya bukti bahwa pernikahan jadi ladang bisnis berskala besar. Peran penting Wedding Organizer ini seperti urut-urutan konsultan menyusun konsep dasar yang layak dengan beragam pertimbangan. Planner (perencana) yang merencakan persiapan pernikahan semuanya termasuk anggaran dan desain konsep. Sementara Wedding Organizer mencakup hampir semua tugas dan kewajiban diatas hingga pesta pernikahan berjalan lancar.

Sektor industri jasa memiliki peluang yang berpotensi membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia Sebesar 14,7% (Noviyani, 2019) Dalam penelitiannya di Palembang. Disebutkan juga dalam penelitiannya di Kota Medan bahwa Kota-kota lainnya masuk dalam top tujuh dalam fokus pengembangan destinasi MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) bersama Bali, Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, dan Lombok berdasarkan hasil pemetaan destinasi MICE oleh Kementerian Parawisata pada tahun 2012 hingga 2014. Pada table di bawah ini dapat kita lihat perkembangan bisnis Wedding Organizer di Indonesia tahun 2018-2019.

(15)

Tabel 1.1 Perkembangan Wedding Organizer di Indonesia 2018-2019

(Sumber: Juni Anggraini, 2020).

Pada table diatas dapat kita lihat perkembangan bisnis Wedding Organizer di berbagai Kota di Indonesia. Dengan semakin maraknya pelaksanaan Wedding Organizer di Indonesia mendorong usaha muda untuk mendirikan Event Organizer. Tiap tahunnya jumlah Wedding Organizer di setiap Kota Indonesia semakin bertambah. Bisnis Wedding Organizer ini melirik kegiatan pernikahan yang melaksanakannya sangat unik di setiap suku yang berada di Indonesia serta mendukung kesibukan calon mempelai dalam mempersiapkan pernikahan dan dalam mencaai tujuan pernikahan yang sekali seumur hidup.

Jumlah penyedia jasa Wedding Organizer yang beroperasi di Kota Palopo pada saat ini dapat merefleksikan secara eksplisit kondisi persaingan dalam bisnis Wedding yang terjadi. Semakin ketatnya persaingan antara Wedding Organizer dalam memenangkan pasar khususnya di Palopo. Situasi ini juga memicu perubahan perilaku pelanggan sebagai konsumen pengguna jasa Wedding Organizer. Munculnya penyedia jasa Wedding di Palopo saat ini

90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

2018

2019

(16)

menyebabkan konsumen dalam memilih perusahaan Wedding Organizer menjadi sangat efektif. Ada kecendrungan umum calon konsumen yang ingin menggunakan jasa Wedding Organizer akan mengadakan penjajagan ke beberapa Wedding Organizer untuk mengetahui informasi produk jasa yang ditawarkannya.

Di Kota Palopo dapat diketahui dengan jumlah pernikahan dengan melakukan survei kecil di beberapa usaha Wedding Organizer, melalui Badan Pusat Statistika selama setahun tercatat ada sebanyak 1.012 pernikahan. Peluang bisnis tersebut dirasakan para beberapa pelaku bisnis jasa Wedding Organizer yang dibuktikan melalui survei kecil yang dilakukan oleh peniliti. Kurang lebih sampai 2021 ada sekitar belasan usaha jasa Wedding Organizer di Kota Palopo (Palopo, 2021)

Salah satu bentuk penyediaan jasa Wedding Organizer di Kota Palopo saat ini sudah banyak berdiri. Wedding Organizer dengan pangsa pasar (market share) mulai dari kalangan bawah, menengah serta kalangan atas. Setiap Wedding Organizer harus memiliki keunggulan dalam bersaing sesuai pasar yang ingin diraih. Calon pengantin menggunakan jasa Wedding Organizer melainkan mengurasi stress, manajemen waktu, mengontrol biaya, memperhatikan detail dan membutuhkan jasa.

Tabel 1.2 Nama dan Jenis Layanan

NO Nama Wedding Organizer Jenis Layanan

1 Merica Event & Desain Souvenir, Catering, Dekorasi, Seserahan akad, Seserahan box, Peralatan prasmanan,

(17)

Bosara, Penyewaan kain, Backdrop, Desaign Event.

2 Arosa Rumah Pengantin Makeup, Baju Adat.

3 Rumah Pengantin Gita Baju Adat.

4 Ars_Decoration Dekorasi, Seserahan.

5 Citra Salon Dekorasi, Makeup.

6 Rumah Cantik by: Eka Dekorasi, Makeup.

7 Nunu Project Box Mahar, Wedding Gift.

8 Hajiandry_makeup Makeup, Bridal House.

9 Almahr.id Mahar Pernikahan.

10 Hantaran.cantique Jasa sewa box erang-erang.

(Sumber: di olah oleh peneliti,2021).

Saat ini masyarakat umum di Kota Palopo menyalah artikan pangsa pasar (market share) untuk bisnis Wedding Organizer sendiri. Bisnis Wedding Organizer ini tidak bisa disamakan dikarekan berbeda pelayanan jasa yang ditampilkan oleh mereka. Sama seperti halnya Merica Event & Desain ini banyak yang menyamakannya dengan para pembisnis lainnya. Seperti, Arosa Rumah Pengantin, Rumah Pengantin Gita, Ars_Decoration, Citra Salon. Itu semua tidak bisa dikatakan Competitornya Merica Event & Desain.

Secara umum bahwa Competitor merupakan perusahaan usaha atau produk sejenis dengan yang dimiliki, sehingga harus bersaing untuk memenangkan kompetisi yang akhirnya calon konsumen akan memilih produk atau jasa kita

(18)

dan tidak memilih produk competitor. Salah satu contoh Compotitor yaitu Rumah Pengantin Gita, Arosa Rumah Pengantin, Rumah Pengantin Gita, Ars_Decoration, Citra Salon. Dikatakan compotitor karena mereka sama-sama bergerak dibidang beberapa penyewaan saja. Hal itulah Merica Event & Desain sendiri bisa dikatakan tidak memiliki competitor karena Merica Event & desain sekarang bergerak dibanyak bidang jasa dan penyewaan.

Terkadang banyak masyarakat umum menyalah artikan usaha-usaha yang ada dan menyamakan kelas-kelas usaha. Dengan adanya sebuah perbedaan yang membuat masyarakat umum, yang awalnya tidak memahami hingga memahami ciri khas dari usaha yang ada disekitarnya. Semakin cepat pertumbuhan ekonomi dan semakin sengit persaingan bisnis, seorang pengusaha membutuhkan strategi dan konsep yang tepat dalam menjaga keberlangsungan hidup usahanya serta bagaimana meningkatkan layanan kepada calon konsumen nantinya.

Pentingnya komunikasi pemasaran dan promosi perlu dilakukan pendekatan khusus. Hal itu disebabkan dari semakin ketatnya persaingan, sehingga perusahaan menghadapi berbagai masalah, bagaimana agar perusahaan dapat meningkatkan ketertarikan konsumen terhadap Brand tersebut untuk memakai jasanya yang dihasilkan dengan disertai peningkatan penjualan serta meningkatkan layanan konsumen dalam komunikasi pemasaran.

Komunikasi dalam konteks pemasaran dalam dunia usaha apa bila dikaji dari perspektif Al-Qur’an dan ajaran Islam, suatu produj usaha yang dipasarkan sangat dianjurkan untuk tidak menggunakan cara-cara Bathil, namun dengan cara yang realistis dan bertanggung jawab. Suatu bisnis dilarang oleh syariat Islam apa bila di dalamnya mengandung unsur-unsur tidak halal atau melanggar

(19)

dan merampas hak dan kekayaan dari orang lain. Nilai moralitas patut untuk dijunjung tinggi dalam dunia bisnis. Hal tersebut terkandung dalam QS. An- Nisa, 4 Ayat 29:

Terjemahan: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu. (QS. An-Nisa' Ayat 29).

Dalam kutipan ayat suci di atas maka dapat dipahami bahwa nilai marolitas merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi dalam berniaga. Kondisi pasar yang dinamis tentunya menjadikan konsumen juga semkain pintar dan selektif dalam memilih produk dan layanan jasa yang akan digunakan. Semakin beragamnya Wedding Organizer yang menjual berbagai jenis jasa untuk semua kalangan masyarakat yang berbeda-beda mulai dari yang terjangkau hingga mahal. Menjadikan persaingan semakin kompetitif sehingga tentunya sangat diperlukan pola hingga pelaksanaan komunikasi pemasaran produk yang baik dengan memperhatikan kualitas produk, layanan hingga kenyamanan pelayanan konsumen.

(20)

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peniliti tertarik untk meleti lebih lanjut bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran apa yang dilakukan Merica Event & desain dalam meningkatkan konsumen dan peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Strategi Komunikasi Pemasaran dalam Meningkatkan Konsumen Wedding Organizer (Studi Kasus Merica Event & Desain di Kota Palopo)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah di uraikan, maka dapat di rumuskan masalah penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana Strategi Komunikasi Pemasaran dalam meningkatkan Konsumen Merica Event & Desain di Kota Palopo?”.

2. Apa faktor penghambat dan pendukung strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan Konsumen Merica Event & Desain di Kota Palopo?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan Konsumen Merica Event & Desain di Kota Palopo

2. Untuk mengetahui faktor Penghambat dan pendukung komunikasi pemasaran dalam meningkatkan Konsumen Merica Even & Desain di Kota Palopo.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah ilmu pengetahuan, pembelajaran, dan wawasan mengenai ilmu strategi komunikasi pemasaran pada Instansi tersebut.

(21)

2. Manfaat Praktis Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada Merica Event & Desain di Kota Palopo dalam membuat kebijakan, khususnya tentang strategi komunikasi pemasaran.

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang saya gunakan ini adalah sebagai dasar dalam penyusunan penelitian. Tujuannya untuk mengetahui hasil yang telah digunakan oleh peneliti terdahulu, sekaligus sebagai perbandingan serta gambaran yang dapat mendukung kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. Berikut ini adalah rincian yang terkait dengan penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan dengan penelitian saya saat ini:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama dan Judul Penelitian

Metode dan Hasil penelitian

Perbedaan Hasil penelitian 1. Diaz Sari (2020),

Kegiatan

Komunikasi dalam pemasaran Wedding Organizer (Markem Wedding dalam meningkatkan kepercayaan Calon Konsumen di Pekanbaru).

Penelitian menggunakan metode Kualitatif, dengan hasil yang menunjukkan bahwa kegiatan strategi komunikasi pemasaran dilakukan Markem Wedding berupa, brosur,banner, dan promo instragram, penjualan personal, pemasaran

langsung,berita mulut ke mulut dan promosi penjualan dan

Perbedaan penelitian ini yaitu berfokus pada komunikasi dalam pemasaran dalam meningkatkan kepercayaan calon konsumen dengan beracuan pada bauran pemasaran yakni Produk, harga, tempat, promosi. Sementara dalam penelitian ini beracuan pada bauran pemasaran sehingga

(23)

menggunakan bauran pemasaran.

menigkatnya layanan konsumen.

2. Fathiyyah Sekar Widiasri (2020), Komunikasi pemasaran dalam Pesan Whatsapp (Studi pada Tindak Tutur Direktif pemilik bisnis jasa Wedding Organizer).

Peneliti menggunakan Metode Kualitatif, dengan hasil yang menunjukkan bahwa ada tiga strategi kesantunan berbahasa yang

digunakan oleh penutur (strategi kesantunan positif, strategi kesantunan negative, strategi tidak langsung).

Perbedaan penelitian ini yaitu berfokus pada komunikasi dalam pemasaran melalui Whatsapp dan menjunjukkan tiga strategi, yaitu strategi positif,negatif dan tidak langsung.

Sementara dalam penelitian ini baracuan pada bauran

pemasaran untuk bertujuan

menigkatnya konsumen 3. Rinaldi Fadillah

Akbar (2017), Pengaruh komunikasi

pemasaran terpadu terhadap Citra Perusahaan (Studi Sari Anzailla Wedding And Event Organizer).

Peneliti menggunakan metode Kualitatif, dengan hasil yang menunjukkan bahwa penelitian diperoleh persamaan regresi linier sederhana, yaitu Y=

6,088 + 0,802X. dan menggunakan teknik Simple Random Sampling.

Perbedaan peneliti ini menggunakan teknik analisis regresi linier, analisis korelasi, koefisien determinasi dan uji “t”. sedangkan peniliti beracuan pada bauran pemasaran menggunakan teknik wawancara langsung.

B. Konsep dan Teori

1. Strategi Komunikasi a. Strategi Komunikasi

Strategi berasal dari bahasa Yunani klasik yaitu “stratus” yang berarti tentara dan kata “agein” yang artinya memimpin. Jadi strategi adalah suatu rancangan yang terbaik untuk memenangkan peperangan. Namun

(24)

(Effendy, 2013) mengatakan bahwa strategi merupakan perencanaan (planning) dan managemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.

Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaikana taktik operasionalnya. Sedangkan menurut (Nuraini, 2012) komunikasi berasal dari bahasa latin communis, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Jadi komunikasi merupakan usaha penyampaian pesan dari komunikor kepada komunikan.

Seorang pakar perencana komunikasi Middleton membuat definisi dengan menyatakan strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima sampai pada pengaruh yang dirancang untuk mencapai tujuan yang optimal (Cangara, 2013).

(Abidin, 2014) mengatahan bahwa dalam rangka menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan penghambat. Akan lebih baik bila dalam strategi komunikasi diperhatikan komponen-komponen komunikasi dan faktor pendukung atau penghambat pada setiap komponen, diantaranya faktor kerangka refrensi, faktor situasi dan kondisi, pemilihan media komunikasi, tujuan pesan komunikasi dan peranan komunikator dalam komunikasi.

(25)

Menurut (Anwar, 2013) untuk membuat rencana dengan baik maka ada beberapa langkah yang harus diikuti untuk menyusun strategi komunikasi, yaitu:

1. Mengenal khalayak

Merupakan langkah pertama bagi komunikator agar komunikasi dilakukan berjelan dengan efektif.

2. menyusun pesan

Langkah kedua setelah mengenal khalayak dan situasi, maka langkah selanjutnya adalah menyusun pesan yang mampu menarik perhatian khalayak. Pesan dapat terbentuk dengan menentukan tema atau materi, syarat utama dalam mempengaruhi khalayak dari komponen pesan ialah mampu membangkitkan perhatian khalayak. Perhatian ini merupakan pengamatan yang terpusat atau awal dari suatu efektivitas dalam komunikasi bangkitnya perhatian dari khalayak terhadap pesan-pesan yang disampaikan.

3. Menetapkan Metode

Dalam dunia komunikasi, metode penyampaian dapat dilihat dari 2 aspek: (a) menurut cara pelaksanaannya, yaitu semata-mata melihat komunikasi dari segi pelaksanaannya dengan melepaskan perhatian dari isi pesannya. (b) menurut bentuk isi yaitu melihat komunikasi dari segi pernyataan atau bentuk pesan dan maksud yang dikandung. Menurut cara pelaksanaannya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk, yaitu:

(26)

a.) Metode Redudancy, yaitu cara mempengaruhi khalayak dengan jalan mengulang pesan kepada khalayak. Pesan yang diulang akan menarik perhatian. Selain itu khalayak akan lebih mengingat pesan yang telah disampaikan secara berulang.

Komunikator dapat memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dalam penyampaian sebelumnya.

b). Metode Canalizing, pada metode ini komunikator terlebih dahulu mengenal khalayaknya dan memulai menyampaikan ide sesuai dengan kepribadian, sikap-sikap dan motif khalayak.

Sedangkan Menurut bentuk isinya metode komunikasi diwujudkan dalam bentuk yaitu:

a). Metode Informatif, dalam dunia publisistik atau komunikasi massa dikenal salah salah bentuk pesan yang bersifat informative yaitu suatu bentuk isi pesan yang bertujuan mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan.

b). Metode Edukatif, diwujudkan dalam bentuk pesan yang berisi pendapat, fakta dan pengalaman yang merupakan kebenaran dan dapat dipertanggung jawabkan.

c). Metode Koersif, yaitu mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa dalam hal ini khalayak dipaksa untuk menerima gagasan atau ide, oleh karena itu pesan dari komunikasi ini selain berisi pendapat juga berisi ancaman.

(27)

d). Metode Persuasif, merupakan suatu cara untuk mempengaruhi komunikan dengan tidak terlalu banyak berfikir kritis, bahkan kalau dapat khalayak itu dapat terpengaruh secara tidak sadar.

2. Komunikasi Pemasaran

a. Pengertian Komunikasi Pemasaran

Menurut (Priansa, 2017) dalam buku Komunikasi Pemasaran Terpadu, komunikasi pemasaran merupakan pendekatan multidisplin yang menggabungkan teori dan konsep ilmu komunikasi dan ilmu pemasaran. Kajian tersebut menghasilkan kajian “baru” yang disebut dengan komunikasi pemasaran atau marketing communication.

Komunikasi pemasaranmerupakan kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan memberikan informasi perusahaan terhadap target pasarnya.

(Firmansyah, 2020) menjelaskan bahwa komunikasi pemasaran (marketing communication) adalah sarana dimana perusahaan berusaha menginformasikan membujuk dan mengingatkan konsumen secara langsung maupun tidak langsung tentang produk dan merek yang dijual.

Kata komunikasi pemasaran memiliki 2 unsur pokok, yaitu komunikasi adalah proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antar individu atau antar organisasi dengan individu. Komunikasi sebagai Proses penyampaian pesan yang merupakan gagasan atau informasi pengirim melalui suatu media kepada penerima agar mampu memahami maksud pengirim. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana

(28)

perusahaan atau organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai pertukaran dengan informasi produk jasa dan ide antara mereka dengan pelanggannya.

Dalam logika komunikasi, pemasaran merupakan aktivitas yang berisi mengirimkan informasi dari seseorang mengirimkan dari seseorang (pemasar) kepada khalayak sasaran (target market) yang bertujuan menyebarluaskan informasi, membangun kesadaran tertentu, sampai mendorong perilaku yang relevan dengan maksud pemasaran.

Komunikasi pemasaran merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, memengaruhi, membujuk, dan meningkatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan. Komunikasi pemasaran memegang peran peranan yang sangat penting bagi pemasar atau perusahaan. (Priansa, 2017) mengatakan bahwa tanpa komunikasi, konsumen ataupun masyarakat tidak akan mengetahui keberadaan produk dan jasa.

b. Tujuan Komunikasi Pemasaran

Menurut (Priansa, 2017) komunikasi pemasaran meliputi tiga tujuan utama, yaitu menyebakan informasi (komunikasi informatif), memengaruhi untuk melakukan pembelan atau menarik konsumen (komunikasi persuasif) dan meningkatkan khalayak untuk melakukan pembelian ulang (komunikasi mengingatkan Kembali). Tujuan komunikasi pemasaran pada dasarnya adalah memberikan efek berikut:

(29)

1). Efek kongnitif, yaitu membentuk kesadaran informasi tertentu dalam benak pelanggan.

2). Efek afektif, yaitu memberikan pengaruh untuk melakukan sesuatu yang diharapkan sebagai reaksi pembelian dari pelanggan.

3). Efek konatif atau perilaku, yaitu membentuk pola khalayak menjadi perilaku selanjutnya.

Tujuan komunikasi sering dinyatakan dengan sifat-sifat pesan yang akan disampaikan atau efek seperti apa yang diharapkan terjadi terhadap diri konsumen. Termasuk dalam tujuan komunikasi adalah menciptakan kesadaran atau pengetahuan mengenai produk dengan berbagai atributnya, menginformasikan kelebihan produk, menciptakan citra produk lama atau menciptakan sikap yang positif, preferensi dan keinginan membeli produk bersangkutan

c. Strategi Komunikasi pemasaran

Menurut (Noralita, 2018) juga merumuskan bahwa strategi seni dimana melibatkan kemampuan pikiran untuk membawa sumber daya dalam mencapai tujuan dengan memperoleh keuntungan yang maksimal.

Strategi komunikasi bisa dikatakan cara atau taktik yang bisa dilakukan dalam perencanaan komunikasi. Dalam (Noralita, 2018) perencanaan strategi komunikasi pemasaran ada empat faktor utama, yaitu:

1). Pada pemasar jasa harus memiliki cara sendiri untuk membuat jasanya menarik.

2). Dalam produksi jasa harus melibatkan pelanggan.

(30)

3). Manajeman permintaan dan penawaran 4). Peranan strategis staf karyawan.

d. Konsep Komunikasi Pemasaran

Komunikasi pemasaran merupakan pendekatan multidisiplin yang menggabungkan teori dan konsep antara ilmu komunikasi dan ilmu pemasaran. Kajian disebut menghasilkan kajian baru yang disebut dengan komunikasi pemasaran atau marketing communication.

Marketing communication merupakan kegiatan pemasaran dengan menggunakan Teknik-teknik komunikasi yang bertujuan memberikan informasi perusahaan terhadap target pasarnya (Priansa, 2017).

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok perusahaan untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Oleh karena itu perlu adanya koordinasi dan kerjasama dari pihak-pihak yang terlibat dalam suatu usaha pemasaran.

(Prisgunanto, 2016) mendefenisikan komunikasi pemasaran, yaitu elemen-elemen promosi dari Marketing mix yang melibatkan komunikasi antar organisasi data terget audience pada segala bentuknya yang ditunjukkan untuk Performance pemasaran. Pemasaran adalah suatu aktivitias yang bertujuan mencapai sasaran perusahaan, dilakukan dengan cara mengantisipasi pelanggan atau klien serta mengarahkan aliran barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan klien dari produsen.

Menurut Kotler dikutip dalam (M Ropiani, 2019) pemasaran adalah proses sosial dan manaterial yang seseorang atau kelompok lakukan untuk memperoleh yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

(31)

penciptaan dan pertukaran produk dan nilai. Kemudian dalam kutipan yang sama, The American Marketing Association (AMA) mendefenisikan pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi dan distribusi ide, barang dan jasa untu menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Komunikasi pemasaran juga sarana yang digunakan perusahaan dalam upaya untuk menginformasikan, membujuk dan meningkatkan konsumen langsung atau tidak langsung tentang produk dan merek yang mereka jual. Komunikasi pemasaran dapat didentifikasikan oleh (Terence A, 2014) ialah komunikasi pemasaran sebagai aspek penting dalam keseluruhan misi pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran.

Komunikasi pemasaran juga dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur pokoknya, yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses pemikiran dan pemahaman yang disampaikan antar individua atau antara organisasi dengan individu.

Kontribusi pemasaran dalam membentuk ekuitas merek melalui bauran komunikasi (Marketing Communication mix) dan kerangka dasar komunikasi umum (iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung dan pemasaran interaktif, dari mulut ke mulut, dan penjualan personal) akan membentuk pemahaman konsumen terhadap kesadaran brand, citra brand, respon brand, dan hubungan brand.

(32)

c. Mengembangkan Komunikasi pemasaran yang Efektif

Komuikasi pemasaran yang efektif dapat dikembangkan dari langkah yang diambil oleh komunikator pemasaran dalam mengembangkan program komunikasi dan promosi total yang efektif.

Menurut (Agus, 2012) berikut ini uraian dari langkah-langkah tersebut:

1). Mengidentifikasi khalayak yang dituju

Khalayak dapat diartikan sebagai calon pembeli produk perusahaan, pemakai saat ini, penentu keputusan, atau pihak yang memengaruhi. Khalayak dapat terdiri dari individu, kelompok, masyarakat tertentu atau masyarakat umum.

2). Menentukan tujuan komunikasi tersebut

Komunikator pemasaran harus memutuskan tanggapan- tanggapan yang diharapkan dari khalayak. Tanggapan terakhir yang diharapkan dari khalayak adalah pembelian, kepuasan yang tinggi.

3). Merancang pesan

Idiealnya, dalam mengembangkan pesan yang efektif, pesan harus menarik perhatian, mempertahankan ketertarikan, membangkitkan keinginan dan menggerakkan tindakan.

Memformulasikan pesan memerlukan pemecahan atas 4 masalah yaitu:

a. Isi pesan → Apa yang akan dikatakan

b. Struktur pesan → Bagaimana mengatakannya secara logis c. Format pesan → Bagaimana mengatakannya secara simbolis

(33)

d. Sumber pesan → Siapa seharusnya mengatakannya.

4). Memilih saluran komunikasi

a. Saluran komunikasi personal: mencakup dua orang atau lebih yang berkomunikasi secara langsung satu sama lain.

b. Saluran komunikasi nonpersonal: menyampaikan pesan tanpa melakukan kontak atau interkasi pribadi, tetapi dilakukan melalui media, atmosfer dan acara.

5). Membuat keputusan atas bauran promosi (Promotion mix) Terdapat 5 alat atau bauran promosi yaitu:

a. Iklan.

b. Promosi penjualan.

c. Hubungan Masyarakat dan Publisitas.

d. Pemasaran langsung.

e. Acara dan pengalaman.

6). Mengukur hasil promosi tersebut

Hal ini mencakup menanyakan khalayak apakah mereka mengenali atau mengingat pesan yang telah disampaikan, berapa kali mereka melihatnya, hal-hal apa saja yang mereka ingat, bagaimana perasaan mereka tentang pesan tersebut dan sikap mereka, baik saat ini maupun sebelumnya tentang produk atau perusahaan tersebut.

7). Mengkoordinasikan proses komunikasi pemasaran terintegrasi banyak perusahaan masih sangat mengandalkan satu atau dua alat komunikasi untuk mencapai tujuan komunikasinya. Praktik ini

(34)

harus berlangsung, meski sekarang ini terjadi disintegrasi dari pasar massal ke banyak pasar kecil. Sehingga masing-masing memerlukan pendekatan komunikasi tersendiri berkembangnya berbagai jenis media baru dan semakin canggihnya konsumen.

Begitu juga dengan alat komunikasi, pesan dan khalayak yang lebih modern.

d. Bauran Komunikasi Pemasaran

Menurut (Kotler, 2012) bahwa bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus mencapai tujuan perusahaannya di pasar sasaran. Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas masalah penentuan dua pertimbangan pokok, pertama bisnis apa yang digeluti perusahaan saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat dimasuki di masa mendatang, yang kedua bagaimana bisnis yang telah dipilih tersebut dapat dijalankan dengan elemen-elemen bauran pemasaran untuk melayani pasar sasaran.

(Buchari, 2011) menyatakan marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil yang memuaskan. Konsep bauran pemasaran Menurut (Kotler, 2012) terdiri dari 4P, yaitu Product (produk), Price (Harga), Place (tempat), dan Promotion (promosi).

(35)

Adapun pengertian dari masing-masing bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

1. Produk (Product)

Suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, agar produk yang dijual mau dibeli, digunakan atau di konsumsi yang dapat memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan dari konsumen. Produk juga menjadi elemen penting dalam sebuah program pemasaran, strategi produk dapat mempengaruhi strategi pemasaran lainnya. Pembelian sebuah produk bukan hanya sekedar untuk memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

2. Harga (Price)

Sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk jasa yang nilanya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual untuk harga yang sama terhadap semua pembeli. Harga juga merupakan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang dan atau jasa.

3. Tempat (place)

(Kotler, 2012) menyatakan sebuah tempat diasosiasikan sebagai saluran distribusi yang ditujukan untuk mencapai target konsumen.

Sistem distribusi ini mencakup lokasi, transportasi, pergudangan,

(36)

dan sebagainya. Tempat juga sebagai saluran distribusi terdiri dari seperangkat lembaga yang melakukan segala kegiatan (fungsi) yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status pemiliknya dari produsen ke konsumen. Dari defenisi diatas dapat diartikan bahwa saluran distribusi suatu barang adalah keseluruhan kegiatan atau fungsi untuk memindahkan produk disertai dengan pemiliknya dari produsen ke konsumen akhir atau pemakai industri.

4. Promosi (Promotion)

Promosi artinya aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan membelinya. promosi juga sebagai kegiatan mengkomunikasikan informasi dari penjual kepada konsumen atau pihak lain dalam saluran penjualan untuk mempengaruhi sikap perilaku. Melalui periklanan suatu perusahaan mengarahkan komunikasi persuasif pada pembeli sasaran dan masyarakat melalui media-media online atau offline.

Kemudian dalam pemanfaatan aspek komunikasi untuk memasarkan suatu produk atau bisa disebut sebagai racangan komunikasi dalam pemasaran diera digital seperti sekarang ini juga terdapat beberapa hal yang formatnya telah di digitalisasikan dalam kegiatan pemasarannya (Prisgunanto, 2014), yaitu :

1. Informasi Produk

Saat ini semua informasi produk modelnya bisa didigitalisasikan, seperti gambaran atau tampilan dalam bentuk foto dari barang apapun yang dimiliki, data dan spesifikasi dalam

(37)

bentuk tulisan, sampai ke dalam bentuk audio dan video. Dengan media tersebut, semua informasi produk dapat ditempilkan dan disebarluaskan.

2. Layanan

Layanan yang dimaksud ialah teknisi pasca penjualan (aftersale service). Dalam pembelian layanan ini akan diketahui pola distribusi trand digital. kenyataannya, layanan secara total memiliki unsur intangible pelanggan dalam bentuk digital.

complain pelanggan akan memberikan informasi terhadap tingkat kepuasan dan kualitas produk menurut pasar.

3. Pembelian

Internet hanyalah sebuah saluran bagi konsumen untuk menemukan brand bau mereka dimata mereka. Akan tetapi, yang sering menghambat kerja pembelian lewat internet adalah tidak semua pelanggan memiliki kesamaan atau kemampuan dalam mengkonsumsi media dan belanja. Ada beberapa ahli percaya bahwa sikap konsumen dapat diubah dengan adanya internet.

Dalam artian, internet dapat mengakomodasi semua kebiasaan baru konsumen tersebut.

4. Advertising atau periklanan interaktif

Keberadaan kemudahan dalam mengakses internet saat ini, iklan menjadi sangat interaktif dan proaktif, dalam farian audiens dilibatkan dalam memilih dan menentukan proporsi konten iklan.

(38)

5. Sponsorship kreatif

Internet dapat memfasilitasi sponsorship untuk keseluruhan.

Dalam arti bahwa sponsor kerja sama dapat membantuk dalam menghadirkan sosial media yang sangat interaktif dan lengkap.

Pada sebuah sosial media biasanya ditampilkan tema yang disesuaikan dengan sponsor yang akan membantu dalam mendukung hak untuk memiliki audiens. Sebuah sosial media bahkan tidak bisa diciptakan dan didasarkan pada suatu perushaan saja sebab dalam sosial media sifatnya umum dan menjadi ruang publik yang dimana didalamnya ada hak-hak netter sebagai audiens.

3. Penghambat / Kendala Komunikasi

Menurut Tubs dan Moss dalam (Mulyana, 2014), komunikasi dikatakan efektif apa bila orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudkan atau komunikasi dinilai efektif apa bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh penerima.

(Effendy, 2013) menyatakan bahwa beberapa ahli komunikasi mengatakan bahwa tidaklah mungkin seseorang melakukan komunikasi yang sebenar-benarnya efektif. Ada banyak hambatan yang dapat merusak komunikasi. Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai gangguan (noise). sedangkan menurut (DeVito, 2011) menyatakan bahwa hambatan komunikasi memilki pengertian bahwa segala sesuatu yang dapat mendistorsi pesan, hal apapun yang menghalangi

(39)

penerima pesan.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan lambang yang mengandung arti, baik berupa informasi, pemikiran, pengetahuan dan lainnya, dari komunikator ke komunikan. Komunikasi dapat dikatakan tanpa hambatan apabila berhasil menyampaiakan suatu informasi atau komunikasi dinilai efektif apabila informasi yang disampaikan dan dimaksudkan oleh pengirim dapat diterima dengan baik. Menurut (Mulyana, 2014) terdapat beberapa hambatan dalam komunikasi yaitu:

a). Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional sehingga mempengaruhi motivasi, yaitu mendorong seseorang untuk bertindak sesuai keinginan, kebutuhan atau kepentingan.

b). Hambatan dalam penyandian atau simbol. Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang digunakan antara si pengirim dengan si penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

c). Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio sehingga tidak dapat mendengarkan pesan dengan jelas.

d). Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi penerima.

e). Hambatan dari penerima pesan. contohnya kurangnya perhatian pada saat meneria atau mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan

(40)

yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

Kemudian lebih lanjut berkaitan dengan hambatan komunikasi, dapat diklarifikasikan menjadi tiga macam atau bagian (Alo, 2017) yaitu:

1). Hambatan yang bersifat teknis, adalah hambatan yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:

a. kurangnya sarana dan prasarana yang diperlukan dalam proses komunikasi.

b. penguasaan teknik dan metode berkomunikasi yang tidak sesuai.

c. Kondisi fisik yang tidak memungkinkan terjadinya proses komunikasi yang dibagi menjadi kondisi fisik manusia, kondisi fisik yang berhubungan dengan waktu atau situasi atau keadaan dan kondisi peralatan.

2). Hambatan semantik, adalah hambatan yang disebabkan kesalahan dalam menafsirkan, kesalahan dalam memberikan pengertian terhadap bahasa (kata-kata, kalimat, kode-kode) yang dipergunakan dalam proses komunikasi.

3). Hambatan perilaku, adalah hambatan yang disebut juga hambatan kemanusiaan. Hambatan yang disebabkan berbagai bentuk sikap atau perilaku, baik dari komunikator maupun komunikan. Hambatan perilaku tampak dalam berbagai bentuk, seperti berikut:

a) Pandangan yang sifatnya apriori b) Prasangka yang didasarkan pada emosi c) Suasana otoriter

d) Ketidakmauan untuk berubah

(41)

e) Sifat yang egosentris.

Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa hambatan komunikasi adalah segala bentuk gangguan yang terjadi di dalam proses penyampaian dan penerima suatu pesan dari individu kepada individu yang lain disebabkan oleh faktor lingkungan maupun faktor fisik dan psikis dari individu itu sendiri.

4. Wedding Event & Organizer

Dalam Jurnal (Ina Najiyah & Suharyanto, 2017) mengemukakan bahwa

“Wedding organizer adalah jasa pengorganisasian untuk acara pernikahan, baik dalam perencanaannya maupun pada saat hari pernikahan”, “selain untuk kepuasan konsumen acara pernikahan yang selalu sempurna, para calon pengantin maupun keluarga pengantin tidak perlu direpotkan” (Siti Rugaya, 2016). Berikut ini beberapa alasan kapan saat yang tepat jika pelanggaran membutuhkan bantuan jasa tersebut:

1. Waktu yang sangat berharga

Khususnya bila calon pengantin atau keluarga sibuk terikat dengan aktifitas pekerjaan yang tinggi sehingga sulit menyisakan waktu yang cukup untuk menyiapkan sendiri segala perencanaan & perlengkapan acara.

2. Efesiensi Waktu dan Tenaga

Begitu banyak macam kebutuhan sebuah pesta pernikahan dan tersedia beranekaragam pilihan. Bila belum memiliki sendiri data atau pengalaman menggunakan suatu jasa atau produk, sungguh melelahkan bila anda harus mencari dan membandingkannya sendiri

(42)

satu persatu. Dengan memanfaatkan semua infoermasi mengenai pernikahan yang disediakan oleh seorang Wedding Organizer, anda dapat menghemat waktu dan tenaga.

3. Tanggung jawab profesional atas kelancaran acara

Menjelang pesta, ditengah kegembiraan dan kesibukan anda dalam mempersiapkan penampilan diri secara sempurna, hampir tidak mungkin lagi bagi anda untuk memeriksa persiapan perlengkapan pesta seperti dekorasi, catering, fotografer, dll. Anda dapat stress sendiri bila melakukan semuanya sendirian. Juga tidak enak rasanya meminta anggota keluarga atau teman untuk bertanggung jawab menangani masalah itu. Dengan kontrak kerja yang professional, Wedding Organizer akan bertanggung jawab secara penuh atas kelancaran acara.

4. Penampilan yang Sempurna

Pesta pernikahan anda akan menjadi kenangan seumur hidup.

Kesiapan fisik dan mental yang sempurna adalah kunci dari segalanya.

Kerjasama yang terpadu antara anda dan sebuah tim yang professional akan membantu mewujudkannya.

5. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup pekerjaan seseorang Wedding Organizer adalah : a. Memberikan input kepada calon pengantin mengenai hal-hal yang

harus diperhatikan dalam perencanaan dan pelaksanaan upacara pernikahan.

b. Mencari lokasi resepsi (bila belum ada).

(43)

c. Menyusun budget.

d. Membantu perencanaan mengenai tema,alur, dan dekorasi pesta e. Membantu buku program acara pernikahan (skenario acara dan

pengambilan gambar).

f. Mengkoordinasikan dan mengarahkan job description panitia keluarga.

g. Fasilitasi, negosiasi dan koordinasi dengan pihak gedung atau hotel dan supplier atau vendor seperti catering, dekorasi, fotografer, perias,grup musik, dll.

h. Pengurusan persyaratan akad nikah dan perizinan lain-lain.

i. Menyusun jadwal kerja dan jadwal pembayaran.

j. Mengatur setting ruangan dan flow tamu di rumah maupun di tempat resepsi.

k. supervise pelaksanaan upacara pernikahan agar segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik sesuai dengan rencana.

l. mengambil langkah-langkah pengamanan bila terjadi keadaan darurat (sebatas dengan kewenangan yang diberikan).

Selain Wedding Organizer atau planner, terdapat juga beberapa orang atau perusahaan yang merencanakan atau mengkoordinasikan berbagai aspek sebuah pesta pernikahan yaitu:

a. Wedding Coordinator

Seseorang yang bertugas untuk mengurusi pasangan-pasangan untuk memesan tempat dan untuk mengadakan acara pernikahan atau resepsi pernikahan, biasanya mereka bekerja untuk hotel resort. Wedding

(44)

Spesialis atau wedding professional Mereka bergerak di bidang industri Wedding sama hal nya seperti Wedding Organizer atau Planner hanya saja sebuatannya yang berbeda.

b. Wedding consultant

Seseorang yang bekerja untuk memberikan konsultasi pernikahan, biasanya mencakup perencanaan dan pelaksanaan seluruh acara atau hanya sekedar memberikan konsultasi kepada pasangan yang ingin merancang sendiri konsep pernikahannya.

c. Peran dan Fungsi Wedding Organizer 1. Perencana dan konseptor

Seorang Wedding Organizer atau planner harus mempunyai kemampuan untuk memahami apa yang klien inginkan sehingga dapat dituangkan ke dalam sebuah konsep yang matang. Seseorang wedding organizer harus berkomunikasi dengan intens kepada calon pengantin dan keluarganya agar kita dapat mengetahui apa yang mereka inginkan dalam acara pernikahannya nanti.

2. Konsultan Budget

Ketersediaan dana merupakan satu hal yang penting dalam sebuah acara yang akan di gelar. Sebagai wedding organizer atau planner, kita harus memberikan masukan kepada klien agar pengeluaran dana dan acara yang akan diadakan seimbang. Kerap kali, klien memiliki banyak sekali keinginan namun dana yang mereka miliki berbatas. Keterbatasan dana yang dimiliki klien kadang-kadang memang cukup menjadi kendala. Kita perlu membantu klien untuk

(45)

menghemat pengeluaran bila klien memiliki keterbatasan dana.

Jangan sampai kita diprotes setelah apa yang didapatkan ternyata tidak sesuai dengan apa yang mereka bayangkan, maka itu sebagai wedding organizer juga harus menjelaskan secara detail kepada klien, apa saja yang akan didapatkan dengan biaya yang ia miliki.

3. Pembuat Rundown acara

Rundown acara (urutan acara demi acara) akan dibuat dengan rinci dan sangat detail (menit demi menit), lengkap dan juga dibuat sesederhana mungkin agar teteap dimengerti oleh semua kru yang bertugas, termasuk dengan masing-masing (person in charge).

Biasanya perencanaan pernikahan ini memakan waktu minimal enam bulan, bahkan beberapa wedding organizer menyarankan untuk mengalokasikan waktu depan bulan hingga setahun sebelum pernikahan agar calon pengantin dapat leluasa memilih dan mempertimbangkan sendiri kualitas layanan beberapa vendor.

d. Koordinator dan Kontroler

Sebagai seorang wedding organizer, kita harus mengkoordinasikan seluruh pihak yang terlibat termasuk mempelai sendiri, orang tua mempelai, saudara kandung, keluarga besar, serta para vendor yang ikut terlibat (perias pengantin, gedung, catering, dekorasi, MC, dokomuntasi, dan lain-lain). Kita juga melakukan pengawalan terhadap kualitas layanan dari para vendor, jika sampai mengundang complain dari pengantin akibat layanan kualitas vendor kita juga akan dapat disalahkan.

(46)

e. Penengah dan Pemersatu

Menurut Snynder dalam (Geo, 2011) harapan adalah keseluruhan suatu tujuan tertentu dengan motivasi yang di miliki. Dalam sebuah wedding organizer menjalin hubungan antara wedding organizer sangatlah penting. (Lindsey, 2011) menyatakan bahwa kemampuan komunikasi antarpribadi sangat diperlukan dalam bisnis wedding organizer.

banyaknya pertikaian antara orang tua dan anak mengenai prosesi dan resepsi acara pernikahan terkadang menjadi suatu masalah yang harus ditengahi oleh Wedding Organizer atau Planner. pernikahan anak menjadi kuasa penuh orang tua namun sekarang anak sendiri yang merasa lebih berhak atas acara pernikahannya. Kedua pendapat ini yang sering menjadi perdebatan, hal ini muncul karena keinginan orang tua dan anak yang sering kali tidak cocok. Disinilah peran Wedding Organizer atau Planner yaitu menjadi penengah dan memberikan saran serta altermatif solusi yang menyatukan pendapat keduanya sehingga dapat mencapai titik temu yang dapat diterima ke dua belah pihak. Tujuan Wedding Organizer adalah untuk mempertemukan expectation atau harapan calon pengantin.

C. Keranggka Pikir

Kerangka Pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang didefinisikan sebagai masalah yang penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk pelaksanaan

(47)

penelitian (Sugiyono, 2014). Oleh karena itu, perlu dibangun kerangka teoritis yang memuat gagasan-gagasan pokok untuk memperjelas penelitian.

Berdasarkan uruain tersebut, maka peneliti mengemukakan teori komunikasi dalam pemasaran ( (Prisgunanto, 2014) dengan indikator: (1) Informasi Produk, (2) Layanan, (3) Pembelian, (4) Advertising dan (5) Sponsorship, berikut ini interprestasi landasaran teoritis dalam bagan kerangka pikir pada penelitian ini:

Tabel 2.2 Kerangka Pikir

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN

MERICA EVENT & DESAIN

Faktor Pendukung Komunikasi Pemasaran

dalam Meningkatkan Konsumen Merica Event & Desain di Kota

Palopo

(Prisgunanto, 2014) (Komunikasi Pemasaran) 1). Informasi Produk 2). Layanan

3). Pembelian 4). Adverstising atau

Periklanan Interaktif 5). Sponsorship kreatif

Faktor penghambat komunikasi Pemasaran

dalam meningkatkan KonsumenMerica Event & Desain di Kota

Palopo

Meningkatkan Jumlah Konsumen

Merica Event &

(48)

D. Fokus Penelitian

Fokus pada penelitian ini adalah mengenai strategi komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah konsumen Merica Event & Desain di Kota Palopo dengan menggunakan indikator penelitian dan menjadi faktor pendukung dan penghambat strategi komunikasi pemasaran.

E. Deskripsi Fokus Penelitian

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi yang berhubungan dengan komunikasi pemasaran dalam meningkatkan konsumen pada Merica Event & Desain di Kota Palopo, dilakukan dengan survei, peneliti lebih berusaha untuk dapat mendeskripsikan dengan jelas lagi tentang peniliti komunikasi pemasaran dalam meningkatkan konsumen pada Merica Event & Desain di Kota Palopo dengan menyertakan teori yang relevan untuk menjawab permasalahan ini :

1). Informasi Produk

Berkaitan dengan semua informasi produk, seperti gambar atau tampilan dalam bentuk foto dari barang apapun yang dimiliki, data dan spesifikasi dalam bentuk tulisan, sampai ke dalam bentuk audio dan video.

2). Layanan

Layanan yang dimaksud adalah teknisi saat memberikan indakan terhadap konsumen baik terkait dengan penjualan produk hingga aktivitas service terhadap konsumen dengan memperhatikan masukan sebagai bahan informasi untuk menajga kepuasan dan kualitas produk.

(49)

3). Pembelian

Proses akomodir dengan pemanfaatan layanan internet atau secara lansgung yang diperlukan diperuntukkan bagi konsumen menarik minat dalam membeli atau menggunakan produk dengan terlebih dahulu melakukan konsultasi sesuai dengan kebutuhannya.

4). Advertising atau periklanan interaktif

Keberadaan akses internet untuk kepentingan iklan menjadikannya sangat interakif dan proaktif, dalam artian konsumen dilibatkan dalam memberikan saran untuk menentukan proporsi konten iklan

5). Sponsorhship kreatif

Berkaitan dengan fasilitas untuk relasi atau dalam artian sponsor kerjasama yang dapat membantu dalam menghadirkan penawaran produk yang variative disesuaikan dengan kebutuhan pasar yang akan membantu dalam mendukung kepercayaan konsumen dalam

menggunakan.

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini rencananya akan dilaksanakan setelah melalui tahap seminar proposal penelitian. Lokasi penelitian ini adalah Merica Event & Desain Jl.

Sulawesi I, Kompleks Bess kost, Kec. Wara Timur, Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Alasan penulis mengambil lokasi ini sebagai lokasi penelitian karena melihat beberapa kendala komunikasi pemasaran dalam meningkatkan konsumen yang dihadapi Merica Event & Desain berada di Kota Palopo juga judul penelitian ini masih jarang diteliti namun saya peneliti ingin mengembangkan kembali dalam pandangan yang berbeda.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berkaitan dengan judul penelitian terkait dengan komunikasi pemasaran produk, dalam memberikan gambaran dan tinjauan lebih jauh terkait dengan hal tersebut secara objektif, maka pada penelitia ini menggunakan metode kualitatif yang menggambarkan realita secara empirik di balik fenomena yang terjadi.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan peneliti diklasifikasikan sebagai penelitian lapangan (field reseachi) yang datanya bersifat deskriptif atau paparan yaitu prosedur penelitian yang diharapkan mampu untuk menghasilkan data

(51)

deskriptif berapa kata-kta tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati (Sugiyono, 2014).

C. Informan Penelitian

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan informan penelitian ini. Purposive sampling merupakan penentuan informan tidak berdasarkan atas strata, kedudukan pedoman atau wilayah tetapi didasarkan pada adanya tujuan dan pertimbangan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian (Sugiyono, 2014). Dengan mengacu pada penjelasan tersebut, peneliti memilih sampel yang dianggap memiliki informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian, maka informan dalam penelitian ini yaitu: Owner Merica Event &

Desain 1 orang, Staff Manager Merica Event & Desain 1 orang dan Pegawai Merica Event & Desain 3 orang.

Tabel 3.1 Data Informan Penelitian

NO Informan Penelitian Ket

1 Manager Merica Event & Desain 1 Orang

2 Bidang Administrasi Merica Event & Desain 1 Orang 3 Bidang Marketing Produk Merica Event & Desain 1Orang

4 Masyarakat 2 Orang

Jumlah 5 Orang

(52)

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono teknik pengumpulan data terdiri dari empat macam yaitu observasi, wawancara, dokumentasi, gabungan atau triangulasi. Maka pada penelitian ini peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan data tersebut sebagai berikut:

1. Wawancara

Menurut Esterberg dalam (Sugiyono, 2012) mengemukakan beberapa macam wawancara, yaitu : wawancara terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.

a. Wawancara Terstruktur. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpulan data lebih mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneliti sudah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan–pertanyaan tertulis yang alterrnatif jawabannya telah disiapkan.

b. Wawancara Semi Struktur. Wawancara ini termasuk ke dalam in-dept nterview, yang berarti dalam pelaksanaan wawancaranya dilakukan dengan bebas dibandingkan dengan wawancara terstruktur, wawancara ini bertujuan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide–idenya.

c. Wawancara Tidak Berstruktur. Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebasdimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

(53)

pengumpulan datanya (Sugiyono, 2012).

2. Observasi

Menurut (Kriyantono, 2017) metode observasi merupakan metode dimana periset akan mengamati langsung terhadap obyek yang diteliti.

Jadi penelitian akan melakukan pengamatan langsung terhadap obyek penelitian. Di tahap ini peneliti akan mengamati secara langsung situasi lapangan bagaimana Merica Event & Desain menjalankan strategi pemasarannya, dalam hal ini peneliti akan ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan Merica Event & Desain untuk mengetahui secara langsung strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan.

3. Dokumentasi

Menurut (Sugiyono, 2014) studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Selain teknik-teknik yang sudah dipaparkan sebelumnya teknik pengumpulan data dengan dokumentasi merupakan sebuah teknik pelengkap yang dapat digunakan oleh seorang peneliti guna mendapatkan hasil yang lebih akurat dan maksimal. Dokumen tersebut membantu peneliti untuk dapat memperkaya informasi data yang dibutuhkan untuk mempermudah analisisnya.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain (Sugiyono, 2012). Dalam hal ini peneliti

(54)

akan menggunakan dua kajian teknik analisis data yaitu wawancara dan observasi atau dokumentasi.

Pada analisis data ini peneliti harus lebih jelas dalam melihat situasi saat melakukan observasi atau dokumentasi dilapangan. Dengan demikian peneliti diharapkan dapat menemukan pandangan atau kesimpulan dari objek penelitian. Hal tersebut dikarenakan karateristik dari obyek-obyek penelitian memiliki keanekaragaman. Peneliti harus dapat mengklasifikasikan obyek- obyek tersebut dalam satu kelompok besar untuk mendapatkan data yang valid.

Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2012) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu:

1. Reduksi data (Data Reduction)

Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan dapat memudahkan peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputet mini, dengan memberikan kode pada aspek–aspek tertentu (Sugiyono, 2012).

2. Penyajian data (Data Display)

Langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Penelitian kualitatif

(55)

penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian berupa teks yang bersifat naratif, bagan, hubungan antara kategori, flowchart dan sejenisya. Dengan penyajian data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya, berdasarkan dengan apa yang telah dipahami tersebut.

3. Penarikan kesimpulan (Conclusion Drawing/verificatio )

Penarikan kesimpulan dan verifikasi dari rangkaian data yang diperoleh dilapangan merupakan langkah akhir dari data kualitatif.

Kesimpulan penelitian kualitatif diharapkan berupa temuan baru yang pernah ada sebelumnya. Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan (Sugiyono, 2012).

F. Teknik Pengabsahan

Pengabsahan data ialah bentuk batasan berkaitan suatu kepastian, bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur. Salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Ide dasarnya adalah bahwa fenomena yang diteliti dapat dipahami dengan baik sehingga diperoleh kebenaran tingkat tinggi jika didekati dari berbagai sudut pandang, adapun bentuk triangulasi yaitu:

(56)

1). Triangulasi Sumber

Membandingkan cara mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda. Misalnya membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membanding apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi.

2). Triangulasi Teknik

Untuk memperoleh data informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3). Triangulasi Waktu

Triangulasi waktu digunakan untuk validitas data yang berkaitan dengan pengecekan berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Perubahan suatu proses dan perilaku manusia mengalami perubahan dari waktu ke waktu sehingga untuk mendapatkan data yang sah melalui observasi penelitian perlu diadakan pengamatan tidak hanya satu kali pengamatan saja.

Referensi

Dokumen terkait