• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN AKHIR

PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

SOSIALISASI DAN PELATIHAN

PERANCANGAN MODUL DAN ALAT PRAKTIKUM FISIKA DENGAN PDL SYSTEM GURU-GURU FISIKA SMP & SMA

KECAMATAN GEROKGAK KABUPATEN BULELENG

Oleh:

Putu Artawan, S.Pd., M.Si (Ketua) NIDN: 0020127902

Dr. A.A Istri Agung Rai Sudiatmika,M.Pd NIDN: 0022066006

Drs. Iwan Suswandi, M.Si NIDN: 0008046005

Dibiayai Dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

Universitas Pendidikan Ganesha

SPK No: 115/UN48.15/LPM/2014 Tanggal 13 Februari 2014

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2014

(2)

2

HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

1. Judul Program : Sosialisasi Dan Pelatihan Perancangan Modul dan Alat Praktikum Fisika Dengan PDL System Guru-Guru Fisika SMP & SMA Kecamatan Gerokgak Kabupaten Buleleng.

2. Jenis Program : Pengabdian Pada Masyarakat (Pelatihan)

3. Bidang Kegiatan : Pendidikan

4. Identitas Pelaksana :

a. Ketua

Nama : Putu Artawan, S.Pd.,M.Si

NIP : 197912202006041001

Pangkat/Golongan : Penata / IIIc

Alamat Kantor : Jalan Udayana Singaraja Bali Alamat Rumah : Jalan Udayana II No 51 Seririt Bali b.Anggota 1

Nama : Dr. A.A Istri Agung Rai Sudiatmika,M.Pd

NIP : 196006221986032001

Pangkat/Golongan : Pembina / IVa

Alamat Kantor : Jalan Udayana Singaraja Bali Alamat Rumah : Jl. Srirama 22 Singaraja-Bali c. Anggota 2

Nama : Drs. Iwan Suswandi, M.Si

NIP : 196004081987031002

Pangkat/Golongan : Penata / IIIc

Alamat Kantor : Jalan Udayana Singaraja Bali Alamat Rumah : Jalan RSAD No. 25 Denpasar Bali

5. Jumlah Anggota : 2 orang

6. Waktu Pelaksanaan : Bulan April s/d Nopember 2014 7. Rencana Biaya : Rp. 8.000.000,-

(delapan juta rupiah)

Mengetahui, Singaraja, 10 September 2014

Dekan Fakultas MIPA Ketua,

Universitas Pendidikan Ganesha,

Prof. Dr. IB Putu Arnyana, M.Si Putu Artawan,S.Pd.,M.Si

NIP. 195812311986011005 NIP. 197912202006041001

Mengetahui:

Ketua LPM Undiksha

Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIP 195901011984031003

(3)

0

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia-Nya Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat (P2M) dapat diselesaikan pada waktunya dengan baik dan lancar. Berkat karunia-Nya juga pelaksanaan program pengabdian ini dapat terlaksana tanpa ada halangan yang berarti sehingga semua dapat berjalan dengan baik. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada LPM (Lembaga Pengabdian Masyarakat) Universitas Pendidikan Ganesha atas kesempatan dan pendanaan yang diberikan untuk program pengabdian ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada para anggota yang terlibat, UPP Kecamatan Gerokgak, SMA N 1 Gerokgak atas fasilitas dan pelayannya, SMP N 1 Gerokgak, Mahasiswa yang terlibat dalam penyiapan program ini serta guru-guru peserta pengabdian yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas kerjasamanya dalam pelaksanaan program pengabdian ini. Penulis menyadari semua ini tidaklah sempurna, untuk itu penulis mohon maaf jika ada hal yang kurang berkenan selama kegiatan pengabdian ini, saran serta masukan sangat penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat dan bisa lebih dikembangkan lagi pada program-program pengabdian yang akan datang.

(4)

1

DAFTAR ISI

Halaman Sampul Halaman Pengesahan Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB I Pendahuluan ... 1

BAB II Metode Pelaksanaan ... 9

BAB III Hasil dan Pembahasan ... 13

BAB IV Penutup ... 17 Daftar Pustaka

Lampiran

(5)

2

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Statistik Jumlah Sekolah Di Kabupaten Buleleng ... .5 Tabel 2. Jadwal Kegiatan P2M ... 13 Tabel 3. Nilai Rancangan Alat Praktikum Dengan Sistem PDL

Serta Pesan Dan Kesan ... 15

(6)

3

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah ... 9 Gambar 2. Diagram Alir Metode Pelaksanaan Program ... 11

(7)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Kurikulum di bidang pendidikan senantiasa mengalami perubahan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta bagaimana upaya menciptakan manusia Indonesia seutuhnya, yang kompeten dan berdaya saing tinggi. Tuntutan kurikulum dengan berbagai penyesuaiannya semata-mata bertujuan untuk membenahi sistem pendidikan di Indonesia yang berujung pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Sebagai insan pendidikan sudah semestinya kita ikut berbangga dengan ketercapaian prestasi pendidikan Indonesia di kancah Dunia, seperti misalnya Olimpiade khususnya dalam bidang sainstek.

Namun disisi apliaksi teknologi kita masih tertinggal diabnding dengan negara lainnya sebut saja Jepang misalnya. Negeri yang dijuluki negeri matahari itu selalu menjadi nomor satu dalam perkembangan teknologi. Jepang bisa demikian karena dimulai dari awal dari sistem pendidikan dengan menerapkan pola pembelajaran kreatif dan inovatif. Perkembangan dalam media pembelajaran dengan mengedepankan kreatifitas siswa selalu menjadi domain utama di Negeri tersebut. Indonesia sebagai negar berkembang sudah mulai melirik kemajuan yang dialami Jepang, salah satunya dengan berbenah dalam hal pendidikan.

Secara umum di Dunia, perkembangan dunia pendidikan khususnya dalam perkembangan media pembelajaran semakin mengalami peningkatan seiring dengan perkembangan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran yang dulunya hanya berkutat dengan sistem konvensional lambat laun kian ditinggalkan dengan sistem yang lebih mengarah pada pemanfaatan IT. Di Indonesia, sistem pendidikan khusunya dalam hal pengajaran mulai dari tingkat dasar hingga menengah dan perguruan tinggi semakin hari semakin diperbaiki guna memberikan sesuatu dalam hal ini materi dengan efektif inovatif dengan tidak mengesampingkan kontent dari materi yang diajarkan.

Bagaimana siswa menjadi lebih termotivasi dan mengenal perkembangan dunia pendidikan dalam bidang kemajuan iptek menjadi sentuhan tersendiri terhadap siswa dan pebelajar untuk mengenal lebih jauh aplikasi dari ilmu pengetahuan yang dipelajari ataupun dari perkembangan ilmu pengetahuan yang sedang trend dewasa ini. Stakeholder dalam hal ini lingkungan pebelajar juga ingin merasakan sentuhan teknologi inovasi dalam proses pembelajaran dan perkembangan anak-anaknya.

(8)

2 Pembelajaran di Indonesia selalu berbenah. Pembelajaran yang bersifat kontekstual yang trend disebut CTL (Contextual Teaching Learning) telah sedang dikembangkan dengan tujuan agar siswa dan pebelajar terasah kreativitasnya untuk memanfaatkan segala yang ada disekitarnya untuk menunjang proses pembelajaran dalam dirinya dan pembelajaran secara keseluruhan. Perkembangan tingkat kreativitas untuk menunjang proses pembelajaran yang berlangsung semakin ditingkatkan dengan menggunakan sarana yang ada dan belajar dari alam serta lingkungan tempat mereka belajar. Hal ini menuntut adanya daya imajinasi dan kreatifitas yang cukup tinggi dari siswa untuk menunjang proses belajarnya.

Jepang sebagai negara yang maju telah mengembangkan model pembelajarannya semenjak di tingkat Sekolah Dasar, begirtu seterusnya dikembangkan secara bertahap hingga menghasilkan produk akhir sebagai hasil dari pemikiran siswanya selama menempuh pendidikan. Di Jepang sistem pembelajaran utamanya pembelajaran yang lebih bersifat praktikum atau pemahaman yang memerlukan model atau demostrasi kian dikembangkan salah satunya adalah degan sistem PDL (Personal Desk Laboratory). Sistem PDL terbukti sangat efektif dan inovatif dalam rangka menunjang proses pembelajaran guna menjadikan proses pembelajaran sebagai wahana belajar untuk pengembangan diri dan ilmu yang dipelajari. PDL memberikan ruang yang cukup besar guna perkembangan kreatifitas dan inovasi siswa dengan memanfaatkan sarana yang ada atau benda-benda yang ada disekelilingnya untuk dijadikan model yang relefan digunakan sebagai model/praktikum sesuai materi yang diajarkan pada saat itu. PDL dipandang efektif selain mampu memotivasi siswa untuk mengembangkan daya pikir dan kreativitasnya, PDL sangat efektif dan efisien dilakukan terutama dalam hal biaya praktikum yang terkesan cukup mahal. Dengan PDL biaya yang dikeluarkan sangat minim dengan tetap tidak mengurangi proses pembelajaran yang dimaksud. PDL System dipandang sebagai inovasi pembelajaran yang efektif dalam pengembangan pola pikir siswa menuju ke pemahaman konsep, sehingga siswa selain kreatif dan aktif dalam proses pembelajaran juga lebih cepat merasakan pemaknaan konsep dari materi/topik yang dipelajari yang bisa mengantarkan mereka mencapai hasil belajar yang optimal.

1) Analisis Situasi

Perubahan kurikulum dengan berbagai model pembelajaran yang diterapkan dikemas sedemikian rupa sehingga menghasilkan kualitas proses dan hasil belajar yang optimal.

Namun dalam hal inovasi bagaimana mengkemas model pembelajaran supaya menarik dan

(9)

3 memotivasi siswa untuk mau belajar dan mudah untuk memahami konsep yang disajikan tentunya merupakan tantangan tersendiri oleh guru/pendidik. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan bergeser ke kurikulum berbasis Contextual Teaching Learning (CTL) secara umum sudah diterapkan di sekolah-sekolah tingkat menengah dan atas. Pemberlakuan kurikulum tersebut merupakan tantangan tersendiri yang dihadapi para praktisi pendidikan utamanya guru. Guru berupaya mengkemas pembelajaran dengan efektif dan efisien sehingga tercipta nuansa proses pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Guru menyiapkan segala sesuatunya termasuk perangkat kurikulum serta mencoba untuk menerapkan berbagai model dan strategi pembelajaran sehingga mampu memenuhi tuntutan kurikulum yang diberlakukan dengan standar kompetensi dan tujuan yang jelas serta relefan. Dalam mata pelajaran tertentu misalnya Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) pembelajaran yang dikemas lebih kompleks karena tuntutan materi yang mesti dikuasai juga semakin kompleks. Ada beberapa kompetensi yang mesti dipenuhi yaitu diantaranya adalah kompetensi pedagogi yang didalamnya mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

Setiap mata pelajaran tentu memiliki standar tertentu, dalam hal ini afek psikomotor menjadi analisis evaluasi tertentu untuk mencerminkan kompetensi yang dimiliki siswa selain aspek kognitif dan afektif. Dalam mata pelajaran MIPA khususnya Fisika yang melibatkan proses praktikum tentu diupayakan bagaimana mengkemas pembelajaran sehingga siswa mampu lebih cepat memahami materi yang diberikan dan merasakan motivasi yang tinggi untuk belajar sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan. Dalam proses pembelajaran klasik siswa hanya dituntut bagaimana bisa menggunakan alat praktikum yang sudah disediakan sesuai dengan materi yang dibahas saat itu dengan hanya mengikuti prosedur /petunjuk praktiku yang sudah disiapkan. Siswa hanya mengikuti petunjuk tersebut dan melakukannya, nampak adanya kurang kreatifitas dari siswa. Dalam sistem CTL siswa dituntut bagaimana merancang alat yang sesuai dengan materi yang dibahas dengan memanfaatkan alat/sarana yang ada disekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Disini dituntut adanya kreatifitas dan ide yang cemerlang untuk bisa mewujudkan model atau alat berupa miniatur yang bisa digunakan untuk praktikum sesuai dengan materi yang dibelajarkan. Gambaran umum yang terjadi di lapangan bahwa belum semua praktisi pendidikan dalam hal ini guru sebagai pelaku langsung, menerapkan model pembalajaran yang praktis yang mampu membangkitkan motivasi siswa untuk belajar yang bernuansa teknologi, khususnya dalam mata pelajaran sains seperti Fisika misalnya. Di Kabupaten Buleleng, berdasarkan hasil observasi tepatnya di beberapa sekolah menengah, untuk praktikum Fisika masih dilakukan secara konvensional

(10)

4 berdasarkan petunjuk praktikum yang sudah disiapkan. Saat pembelajaran teori guru selalu mengarahkan siswa untuk kreatif dan memanfaatkan lingkungan sekitar atau kehidupan sehari-hari untuk belajar memahami konsep yang diajarkan terutama materi yang memerlukan media untuk dipraktekkan. Tetapi saat pembelajaran praktikum siswa hanya melakukan praktikum sesuai peralatan yang tersedia dengan petunjuk praktikum yang sudah disiapkan. Dengan sistem tersebut proses pembelajaran sesuai dengan harapan kekinian yaitu Contextual Teaching Learning (CTL) belumlah dapat diterapkan secara maksimal. Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) sebelumnya juga mencoba mensosialisasikan model pembelajaran bernuansa CTL dan mengajak guru-guru untuk merancang model tersebut, tentunya menjadi daya tarik tersendiri para guru dan mengikutinya dengan antusias. Sasaran P2M tersebut masih sebatas guru Fisika SMP di Kecamatan Banjar. Kegiatan tersebut ternyata menjadi oleh-oleh menarik bagi guru-guru lain disekitarnya. Guru-guru di sekolah lain dan malahan di kecamatan lain mendengar hal tersebut dan meminta lembaga perguruan tinggi memberikan sosialisasi dan pelatihan sejenis untuk menerapkan model yang dikembangkan. Menyikapi fenomena tersebut dan analisis situasi di lapangan maka dicetuskan suatu ide sebagai tindak lanjut sumbangan pemikiran dalam proses pembelajaran untuk melakukan pengabdian pada masyarakat (P2M) di Kecamatan pemohon dengan melibatkan guru-guru Fisika di tingkat SMP dan SMA. Sosialisasi dan pelatihan yang diimbaskan adalah model serupa ketika disosisalisasikan di Kecamatan Banjar namun sebatas hanya guru Fisika SMP yaitu model Personal Desk Laboraory disingkat PDL yaitu suatu proses pembelajaran praktikum dimana siswa berupaya memanfaatkan benda atau bahan yang ada disekitarnya untuk dijadikan bahan atau alat praktikum yang sesuai dengan pokok bahasan yang dibahas saat pembelajaran berlangsung. Siswa berinteraksi dengan siswa lain dalam suatu kelompok kemudian guru membantu atau mengarahkan sehingga instrumen yang dirancang sesuai dengan standar kompetensi yang diharapkan. Sasaran P2M kali ini tidak sebatas guru SMP saja namun lebih luas lagi yaitu untuk guru SMP dan SMA di Kecamatan Gerokgak. Pengambilan lokasi pengabdian di Kecamatan Gerokgak atas dasar permohonan stakeholders dan juga secara geografis Kecamatan Gerokgak yang terletak di bagian barat Kabupaten Buleleng ini jarang tersentuh pelatihan sejenis. Padahal dari sisi sumber daya manusia dan sekolah yang tersebra di Kecamatan Gerokgak ini cukup merata dan potensial dalam pengembangan model pembelajaran secara khusus dan pengembangan pendidikan secara umum. Hasil pengabdian ini nantinya diharapkan akan berimbas ke sekolah-sekolah lain yang tersebar di Kabupaten Buleleng sebagai motivator program dalam pengembangan

(11)

5 pendidikan di Kabupaten Buleleng. Program ini diharapkan menjadi virus positif yang merambah secara holistik di kancah pendidikan. Berikut sebaran jumlah sekolah secara statistik di Kabupaten Buleleng.

Tabel 1. DATA STATISTIK JUMLAH SEKOLAH DI KABUPATEN BULELENG

Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Buleleng Tahun 2013 2) Identifikasi dan Perumusan Masalah

2.1. Rumusan Masalah Program

Dari analisis potensi dan kondisi empiris yang sudah dipaparkan, permasalahan yang menjadi perhatian khusus dalam program P2M ini adalah: “Bagaimana solusi untuk menjadikan proses pembelajaran lebih efisien dan efektif serta sejauhmana efektifitas sistem PDL (Personal Desk Laboratory) diterapkan dalam pembelajaran Fisika ”

2.2. Ruang Lingkup Program

Program P2M ini difokuskan pada upaya peningkatan keterampilan Guru dalam merancang modul dan instrumen praktikum Fisika dengan sistem PDL (Personal Desk Laboratory) melalui sosialisasi dan pelatihan.

3) Tinjauan Pustaka 3.1. Strategi Belajar Efektif

Strategi belajar efektif sebagai salah satu upaya untuk mengkondisikan proses pembelajaran supaya berjalan lebih praktis menuju ke pemahaman konsep yang lebih mudah dan sederhana. Merencanakan strategi belajar yang efektif merupakan keterampilan khusus

NO KECAMATAN JUMLAH SEKOLAH

SD SMP SMA

1 TEJAKULA 48 7 4

2 KUBUTAMBAHAN 46 9 2

3 SAWAN 48 9 3

4 BULELENG 91 19 21

5 SUKASADA 62 9 5

6 BANJAR 60 8 2

7 SERIRIT 54 10 5

8 BUSUNGBIU 46 8 2

9 GEROKGAK 56 11 7

(12)

6 yang perlu dikembangkan guru dengan didukung oleh kemampuan siswa dalam berkreasi.

Keterampilan guru dan siswa dalam pengembangan proses pembelajaran sangatlah menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan pembelajaran yang efektif. Kebiasaan belajar tatap muka tidak mudah diganti begitu saja. Oleh karena itu, perlu belajar mengenai keterampilan khusus yang dapat membantu untuk belajar mengenai bagaimana caranya belajar. Salah satunya dengan strategi belajar efektif.

Teori Vygotsky dan psikologi kognitif memberi dukungan teoritik terhadap model strategi-strategi belajar yang dikembangkan. Teori Vygotsky menekankan pada 3 (tiga) ide utama, yaitu: (1) intelektual berkembang pada saat individu menghadapi ide-ide baru dan mengkaitkan ide-ide tersebut dengan apa yang mereka telah ketahui, (2) interaksi dengan orang lain memperkaya perkembangan intelektual, (3) peran utama guru adalah sebagai penolong dan mediator belajar siswa. Sumbangan psikologi kognitif adalah bagaimana otak bekerja, bagaimana individu memperoleh informasi, dan bagaimana individu mengolah informasi. Mengajarkan siswa bagaimana mereka belajar merupakan salah satu tujuan pendidikan yang cukup penting. Pengajaran strategi berlandaskan pada kemampuan belajar mandiri dan memonitor belajar mereka sendiri, (ketrampilan, kognitif dan metakognitif).

Dengan strategi ini bagaimana kita mengupayakan sehingga proses pembelajaran berjalan baik, ada timbal balik dan perhatian dari siswa yang terealisasi dalam suatu perhatian terhadap materi yang disampaikan yang terimplementasi dalam bentuk pertanyaan ataupun tanggapan. Bagaimana menciptakan suasana yang hidup dalam proses pembelajaran yang nantinya dipakai suatu cermin untuk proses pembelajaran berikutnya. Guru memegang peranan penting dalam mengkemas pembelajaran sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Bagaimana guru mengkondisikan proses pembelajaran menjadi menarik tentu menjadi bagian motivasi terhadap perkembangan siswa. Siswa akan menjadi senang dan mau mengeksplor dirinya dalam proses belajar. Ada nuansa yang menggairahkan dalam proses belajar sehingga siswa menjadi tertarik untuk berinovasi dan berkreasi, suasana kelas menjadi lebih aktif yang diwarnai dengan kreativitas siswa dalam memahami konsep yang mereka pelajari. Secara umum nuansa proses belajar mengajar menjadi lebih kondusif.

3.2. PDL (Personal Desk Laboratory)

PDL (Personal Desk Laboratory) pertama kali diperkenalkan di Negara Jepang dalam proses pembelajaran, utamanya pelajaran Sains. PDL (Personal Desk Laboratory) merupakan serangkaian alat elektronik yang digunakan untuk menyederhanakan metode praktikum

(13)

7 dengan menggunakan peralatan yang lebih kecil, sederhana dan murah. Ide merancang PDL ini karena pada umumnya guru Fisika sering kali kesulitan untuk menarik minat siswa dalam melakukan praktikum. Diharapkan, dengan adanya sistem PDL mahasiswa maupun siswa lebih berminat untuk menggeluti dunia Fisika. Selain itu, PDL ini juga dapat diterapkan pada semua disiplin ilmu. Di Jepang, PDL telah banyak dimanfaatkan di berbagai Universitas, tak hanya di jurusan Fisika akan tetapi juga digunakan untuk ilmu sosial. Prof Yoh Kohori dari Chiba University Jepang pernah mendemonstrasikan cara penggunaan Personal Desk Laboratory (PDL) kepada mahasiswa Fisika-FMIPA ITS guna menyiasati agar seorang mahasiswa tertarik untuk menekuni dunia praktikum. Ratusan peserta nampak antusias mengikuti cara menggunakan simulasi alat yang telah dipergunakan di negeri Sakura ini.

Menurut Dosen di salah satu Universitas di Jepang yang telah dua kali bertandang ke Indonesia ini menyarankan bahwa PDL ini cocok untuk negara-negara berkembang di Asia.

Target promosi alat ini adalah negara-negara berkembang di Asia, dan dari tiga negara yang telah dikunjunginya, Thailand, Kamboja serta Indonesia, nampaknya semuanya antusias dalam mengikuti sosialisasi sistem PDL ini. Sistem PDL ini telah dipromosikan dan didemonstrasi saat Prof. Yoh Kohori berkesempatan memberikan kuliah tamu di ITS Surabaya dengan judul Physics Education in Undergraduate Course Experiments using Personal Desk Lab (PDL). Harapannya Indonesia juga bisa mengembangkan sistem ini dalam proses pembelajaran.

4) Tujuan Kegiatan

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk:

1. Memberikan sosialisasi dan pelatihan perancangan modul dan alat praktikum Fisika dengan PDL System terhadap guru Fisika SMP & SMA di Kecamatan Gerokgak sebagai solusi alternatif terhadap model pembelajaran yang lebih efektif dan efisien.

2. Meyakinkan bahwa dengan PDL (Personal Desk Lab) system pembelajaran praktikum Fisika menjadi lebih efektif dan inovatif.

5) Manfaat Pengabdian

Manfaat dilaksanakannya kegiatan pengabdian pada masyarakat (P2M) ini diharapkan nantinya dapat dirasakan oleh:

1. Praktisi Pendidikan (Guru dan Dosen serta Laboran)

(14)

8 Memiliki wawasan dalam pengembangan model pembelajaran serta keterampilan khusus dalam pengembangan model pembelajaran khususnya yang melibatkan proses praktikum, sehinga menjadi lebih efektif dan efisien.

2. Siswa/Mahasiswa

Pembelajaran dengan sistem PDL (Personal Desk Lab) akan dapat memotivasi siswa/mahasiswa untuk lebih kreatif dan mampu mengeksplor dirinya dengan skill/ketrampilan yang dimiliki khususnya dalam merancang kit praktikum khususnya dalam pembelajaran praktikum Fisika, sehingga pemahaman konsep akan menjadi lebih mudah.

3. Lembaga (Perguruan Tinggi/Sekolah Menengah)

Memberikan inspirasi positif dalam pengembangan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Pengembangan dalam bidang Fisika ataupun bidang yang lain yang relevan dengan pengembangan model sejenis.

6) Khalayak Sasaran Strategis

Sasaran antara dalam kegiatan pengabdian ini adalah guru Fisika SMP & SMA di Kecamatan Gerokgak. Sasaran antara ini cukup produktif dalam upaya pengembangan inovasi dan strategi pembelajaran khususnya pembelajaran Fisika dan diharapkan berimbas terhadap pembelajaran lain yang relefan.

(15)

9

BAB II

METODA PELAKSANAAN

Program Pengabdian ini merupakan program strategis dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan secara umum. Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) sebagai lembaga pendidikan pencetak tenaga pendidik berupaya menjalin kerjasama yang mutualis dan demokratis dalam rangka menciptakan iklim akademik yang kondusif dan berkesinambungan. Salah satu program sebagai langkah strategis dalam rangka mengaplikasikan dharma ketiga dari tri dharma perguruan tinggi yaitu dengan melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui sosialisasi dan pelatihan dalam bidang pendidikan.

Program ini dirancang dengan memperhatikan nuansa kebersamaan yang sinergis antara praktisi pendidikan di perguruan tinggi dengan kalangan birokrasi administrasi dinas pendidikan Kabupaten Buleleng dan stakeholders sekolah utamnya guru sebagai sasaran pengabdian. Pelaksanaan program pengabdian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap pertama sosialisasi dan pelatihan, kemudian tahap kedua evaluasi program yang dilakukan dengan cara monitoring terhadap pelaksanaan program yang dilakukan guru ketika melaksanakan proses belajar mengajar. Secara rinci pelaksanaan program tersebut dipaparkan pada jadwal.

2.1 Kerangka Pemecahan Masalah

Berdasarkan rasional analisis situasi dan tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan program pengabdian ini, kerangka pemecahan masalahnya adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah Analisis Situasi

Tujuan Pendidikan Nasional Kurikulum

Kondisi Riil

Proses Belajar Mengajar Sarana

SDM

Stakeholders

Alternatif Solusi

Kualitas Proses dan Hasil

(16)

10 Tujuan Pendidikan Nasional yang sudah dikejawantahkan melalui Peraturan Menteri No 41 Tahun 2012 yaitu bagaimana menciptakan kualitas pendidikan di Indonesia yang berkompeten dan profesional telah diintegrasi dalam suatu satuan kurikulum yang relevan dan sesuai dengan tingkat dan pola pendidian yang berkembang di Indonesia. Namun kondisi riil di lapangan, berdasarkan analisis situasi yang dilakukan secara umum guru-guru dalam proses pembelajaran utamanya pembelajaran Fisika yang melibatkan praktikum cenderung masih bersifat tradisional. Kurikulum yang sudah dipaparkan berdasarkan tujuan pendidikan nasional yang dicanangkan hanya sebatas sebagai wacana dalam pencapaian kualitas proses dan hasil belajar yang optimal. Kenyataannya proses belajar mengajar yang terjadi belum menyentuh ke pembelajaran inovatif yang berbasiskan CTL (Contextual Teaching Learning).

Sarana yang ada di berbagai sekolah sebagai penunjang proses pembelajaran sudah mulai memadai dan tersedia namun diperlukan biaya yang cukup tinggi untuk pemenuhan dan pengelolaannya. Sumber Daya Manusia dalam artian guru sebagai pelaksana pendidikan juga sudah dibina secara lebih optimal dan profesional yang dibuktikan dengan diterbitkannya sertifikat pendidik dalam program sertifikasi guru. Namun, kenyataan yang begitu urgen untuk dilaksanakan adalah sangat diperlukannya sentuhan Sumber Daya Manusia yang cerdas dan kreatif serta stakeholder sekolah yang peduli terhadap perkembangan proses pembelajaran yang terjadi. Peran pendidik haruslah peka dan aktif dalam menggali dan berinovasi dalam proses pelaksanaan pendidikan khususnya dalam implementasi proses belajar mengajar. Adanya solusi alternatif sebagai solusi cerdas yang bisa mengakomodir semua kepentingan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar sangatlah penting dalam perkembangan pendidikan dewasa ini. Salah satu solusi alternatif sebagai solusi pemecahan masalah yang dianggap urgen dewasa ini adalah dengan memberikan sosialisasi dan pelatihan yang membangkitkan gairah pendidik untuk berinovasi dan berimbas terhadap kreatifitas siswa yang bermuara terhadap kualirts proses dan hasil belajar mereka. Solusi yang dimaksud adalah dengan mengadopsi salah satu sistem pembelajaran luar negeri khususnya Negara Jepang yaitu dengan sistem Personal Desk Laboratory (PDL). Secara umum program ini senantiasa selalu memperhatikan esensi tujuan pendidikan nasional yang bermuara pada kurikulum yang diberlakukan dengan tujuan peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan di Indonesia. Sehingga alternatif pemecahan masalah ini dianggap sebagai salah satu solusi cerdas dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai. Penerapan awal adalah khusus untuk mata pelajaran Fisika, yang nantinya diharapkan dapat berimbas terhadap mata pelajaran lainnya.

(17)

11 2.2 Metoda Pelaksanaan Kegiatan

Program pengabdian ini dirancang sebagai bentuk antisipasi dari berbagai permasalahan di bidang pendidikan yang menyangkut keterampilan guru dalam inovasi dan strategi pembelajaran serta kesiapannya dalam menghadapi perubahan kurikulum serta perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam rangka pencapaian mutu pendidikan nasional. Dari rasional tersebut, program ini dilaksanakan dengan pelayanan yang benar- benar dapat dirasakan terhadap guru yang berimbas kepada siswa dan pihak sekolah, serta diberi perhatian dan tanggungjawab yang tinggi.

Berikut disajikan bagan Metoda Pelaksanaan Program Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) bagi guru-guru Fisika SMP & SMA di Kecamatan Gerokgak:

METODA PELAKSANAAN PROGRAM

Gambar 3. METODA PELAKSANAAN PROGRAM

Secara garis besar kegiatan pengabdian ini dibagi menjadi dua tahap:

Tahap Pertama:

Dengan memberikan sosialisasi tentang program P2M yang akan dilaksanakan kemudian sosialisasi tentang PDL (Personal Desk Lab).

Tahap Kedua:

Dengan pelatihan bagaimana merancang instrumen praktikum dengan model PDL (Personal Desk Lab). Pada tahap ini dipersiapkan beberapa perangkat/instrument praktikum untuk dijadikan sebagai referensi dalam perancangan instrument praktikum dengan sistem PDL.

Untuk tahap awal dibatasi pada alat/instrumen pokok bahasan Mekanika. Selanjutnya untuk SOSIALISASI PROGRAM P2M

TEORI DAN DEMONSTRASI PDL

RANCANGAN PROGRAM

AKTUALISASI RANCANGAN

MONITORING & EVALUASI

(18)

12 dikembangkan ke pokok bahasan yang lain seperti: Optik, Elektronika, Geofisika, Kalor dan pokok bahasan lain yang relefan.

Setelah kegiatan pengabdian berlangsung kemudian diimplemantasikan ke dalam proses belajar mengajar dan dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program di lapangan.

Wawancara juga dilakukan kepada perwakilan guru disamping penyebaran angket untuk diisi bagaimana kesan atau manfaat yang diperoleh melalui program pengabdian ini.

Pada tahap akhir saat implementasi program pada proses belajar mengajar (praktikum) dilakukan observasi dan evaluasi untuk dianalisis sejauhmana efektivitas instrument yang dihasilkan dengan sistem PDL dalam menunjang proses belajar mengajar Fisika.

2.3 Rancangan Evaluasi

Rancangan Evaluasi pada program pengabdian ini sebagai berikut:

1. Rancangan yang disusun guru dan aktualisasi rancangan dinilai untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kreatifitas inovatif guru dalam merancang instrumen praktikum. Kriteria penilaiannya dapat ditentukan dengan skala 100 seperti format berikut:

0 – 50 : Kategori Kurang

Rancangan dan Aktualisasi program masih jauh dari sempurna 51 – 69 : Kategori Cukup

Rancangan dan aktualisasi program mendekati sempurna 70 – 85 : Kategori Baik

Rancangan dan aktualisasi program sempurna 86 – 100 : Kategori Sangat Baik

Rancangan dan aktualisasi program sangat sempurna

2. Wawancara dan angket kuisioner. Untuk mengetahui respon guru serta pesan dan kesan dalam mengikuti pelatihan.

3. Monitoring dan Evaluasi. Dilakukan saat implementasi program di kelas, saat proses belajar mengajar.

(19)

13

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Program pengabdian ini secara menyeluruh dilaksanakan selama 8 bulan (April s/d Nopember 2014) mulai dari tahap analisis situasi hingga pelaporan kegiatan P2M. Secara rinci jadwal kegiatannya disajikan pada tabel berikut:

TABEL 2. JADWAL KEGIATAN P2M

No Jenis Aktivitas Program Bulan / Tahun 2014

April – Mei Juni – Juli Agst – Sept Okt - Nop 1 Identifikasi dan Analisis

Situasi 

2 Alur Adiministrasi Birokrasi  3 Penyusunan Rancangan

Program 

4 Persiapan dan Sosialisasi

Program P2M 

5 Pelaksanaan Kegiatan 

6 Monitoring dan Evaluasi 

7 Penyusunan Laporan 

Sasaran antara dalam kegiatan pengabdian ini adalah guru Fisika SMP dan SMA di Kecamatan Gerokgak. Sasaran antara ini cukup produktif dalam upaya pengembangan inovasi dan strategi pembelajaran khususnya pembelajaran praktikum Fisika dan diharapkan berimbas terhadap pembelajaran lain yang relefan.

Pada saat pelaksanaan kegiatan, kegiatan pengabdian secara garis besar dibagi menjadi tiga tahap yaitu: Tahap Sosialisasi, Tahap Pelatihan dan Tahap Implementasi serta Monitoring.

Secara lebih rinci dipaparkan sebagai berikut:

(20)

14 Tahap Pertama

Kegiatan sosialisasi tentang program P2M yang akan dilaksanakan kemudian sosialisasi tentang PDL (Personal Desk Lab). Peserta yang hadir dalam kegiatan ini berjumlah 20 orang, karena ada beberapa guru yang sedianya hadir namun berhalangan untuk hadir karena dalam waktu yang bersamaan ada kegaiatan sosialisasi tentang Kurikulum 2013. Total peserta yang hadir 30 orang termasuk pemateri, undangan dan juga mahasiswa.

Tahap Kedua

Pelatihan merancang instrumen praktikum dengan model PDL(Personal Desk Lab).

Pada tahap ini dipersiapkan beberapa perangkat / instrument praktikum untuk dijadikan sebagai referensi dalam perancangan instrument praktikum dengan system PDL. Untuk tahap awal dibatasi pada alat/instrumen pokok bahasan Mekanika.

Peserta diberikan form isian untuk merancang secara teori tetang ide mereka terkait tema atau topik pokok bahasan Fisika yang diajarkan. Rancangan ini dibahas untuk mengklarifikasi rancangan yang dimaksud apakah nantinya bisa dirancang dalam bentuk alat sederhana yang bahan dan alatnya ada disekitar kita dengan biaya yang relatif murah. Rancangan tersebut nantinya diimplementasikan saat pembelajaran berlangsung.

Tahap Ketiga

Implementasi program pada proses belajar mengajar (praktikum). Dilakukan observasi dan evaluasi untuk dianalisis sejauhmana efektivitas instrument yang dihasilkan dengan sistem PDL dalam menunjang proses belajar mengajar Fisika.

Hasil instrumen yang dirancang Guru selanjutnya dievaluasi untuk dikatagorikan apakah rancangan yang dibuat sesuai dengan konsep PDL atau belum.

Hasilnya, sesuai dengan kriteria penilaian yang dipaparkan pada bagian metode Rancangan yang disusun guru dan aktualisasi rancangan dalam proses pembelajaran memiliki kategori Baik (berada pada rentang nilai 70 – 85) dengan nilai rata-rata 82 artinya Rancangan dan aktualisasi program sempurna. Diambil 5 rancangan untuk dijadikan sampel penilaian dalam kegiatan pengabdian ini. Berikut disajikan Tabel Nilai Rancangan Alat Praktikum dan Kesan dan Pesan dari Peserta P2M.

(21)

15 Tabel 3. Nilai Rancangan Alat Praktikum dengan Sistem PDL serta Pesan dan Kesan

No Topik Nilai Pesan dan Kesan

1 Getaran 82 Kegiatan ini sangat bermanfaat dalam

membantu merancang media/alat dalam pembelajaran materi Fisika. Kegiatan ini sebaiknya dilaksanakan secara

berkelanjutan

2 Kalor (Pemuaian) 83 Program ini sangat bagus untuk

mengimbaskan pembelajaran yang inovatif ke guru-guru sehingga kami mendapat pengetahuan baru. Mohon diteruskan.

3 Gerak Lurus Beraturan 82 Bagus untuk pembelajaran IPA yang kontekstual yaitu pemahaman konsep dengan alat yang ada di alam.

4 Pesawat Sederhana 84 Dengan PDL System

pembelajaran/praktikum fisika menjadi lebih menyenangkan dan konsep yang disampaikan mudah dipahami.

5 Hukum Newton 84 Model PDL sangat perlu untuk diterapkan dan dikembangkan

Kategori ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan kreatifitas inovatif guru dalam merancang instrumen praktikum. Dari rancangan yang sudah diimplementasikan nampaknya rancangan yang disusun guru masih terbatas pada tema yang diberikan saat sosialisasi belum adanya pengembangan rancangan ke tema yang lain. Hal ini sangatlah perlu medapat perhatian yang sekaligus sebagai motivasi inspirasi untuk para guru dan juga siswa sehingga terbuka wawasan dan pikiran mereka untuk merancang alat praktikum dengan sistem PDL ini dengan tema atau topik pokok bahasan yang lainnya.

Tahap Keempat (Terkakhir)

Dilakukan wawancara kepada perwakilan guru disamping penyebaran angket untuk diisi bagaimana kesan atau manfaat yang diperoleh melalui program pengabdian ini. Secara umum

(22)

16 dari hasil wawancara terhadap guru peserta pengabdian menyampaikan bahwa kegiatan sejenis seperti ini dalam hal pengimbasan program pendidikan (sosialiasasi model, media instrumen pembelajaran dan sebagainya) ataupun sosialisasi terkait program pendidikan memang sangatlah diperlukan dalam rangka membuka wawasan berpikir guru dalam praktek di lapanagan utamanya dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Guru menjadi lebih bersemangat dan percaya diri dalam melaksanakan tugasnya karena kaya akan informasi dan wawasan yang tentunya akan sangat berefek positif terhadap kemajuan siswa dalam memahami konsep dan juga situasi proses belajar mengajar yang berada dalam kategori nuansa yang kondusif. Sehingga harapan besar dari peserta pengabdian ini, untuk menjadikan program pengabdian seperti ini terus dilaksanakan dan ditingkatkan.

Ditambahkan pula dari peserta untuk nantinya program ini bisa dilaksanakan secara kontinu dan ditambah dengan instrumen/rubrik penilaiannya yang mengacu pada implementasi kurikulum 2013.

(23)

17

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Simpulan yang dapat diuraikan pada laporan ini antara lain:

1. Program P2M dengan judul “Sosialisasi dan Pelatihan Perancangan Alat Praktikum Fisika dengan PDL System Guru-Guru Fisika SMP dan SMA Kecamatan Gerokgak”

dapat terlaksana dengan baik dan lancar.

2. PDL (Personal Desk Lab) merupakan serangkaian alat elektronik yang digunakan untuk menyederhanakan metode praktikum dengan menggunakan peralatan yang lebih kecil dan murah dari biasanya. Program P2M dengan sistem PDL ini terbukti efektif diterapkan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa menjadi lebih mudah dalam memahami konsep yang dipelajari.

4.2 Saran

1. Diharapkan, dengan adanya system PDL guru bisa lebih inovatif dalam mengkemas rancangan pembelajarannya, begitu juga siswa menjadi lebih berminat untuk menggeluti dunia Fisika.

2. Pemerhati dan praktisi pendidikan hendaknya dengan komitmen yang tinggi dalam mensukseskan pendidikan untuk senantiasa menyebarluaskan model PDL ini sehingga benar-benar dapat merasakan kebermanfaataannya dalam menunjang proses belajar mengajar pada khususnya dan sistem pendidikan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa pada umumnya.

3. LPM melalui DIPA UNDIKSHA hendaknya selalu menjembatani program sejenis untuk terus dapat dilaksanakan dan dikembangkan dengan anggaran yang lebih memadai sehingga mampu menambah khasanah pengabdian sebagai salah satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

(24)

18

DAFTAR PUSTAKA

Afdhee. 2006. Strategi Belajar. Artikel. Tersedia pada http://www.google.com/strategi.

Diakses pada tanggal 11 Maret 2008.

Artawan, Putu. 2007. Efektivitas Program Macromedia Flash Dalam Peningkatan Kualitas Proses Dan Hasil Belajar Mata Kuliah Fisika Matematika I. Penelitian DIPA.

Undiksha

Colin Rose and Nicholl, Malcolm J. (1997). Accelerated Learning for the 21 st Century.

The Six Step Plan to Unlock Your MASTER-Mind. New York: A Dell Papaerback.

Dahar, Ratna Willis. 1998. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Depdikbud, Ditjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan Dikti Depdikbud.

Gibbons, Michael. (1999). Elementary Education Relevance in the 21 st Century. Paris:

UNISCO and World Bank.

International Studies. (1999). The Japanese Education System: A Case Study Summary and Analysis. January 1999. Japan: Japanes teachers Associates

Internet, May 21, 2008: Pembelajaran Guru.mht.com.

Johnson, David W. and Frank P. Johnson. 1991. Joining Tegether: Groups Theory and Groups Skills. 4th. ed. Englewood Clift, NY: Prentice hall.

Lasmawan, Wayan. (2001). Sinergi Pemberdayaan Masyarakat Daerah Terpencil pada Sektor Pendidikan Melalui Pendekatan Sosial Konteks. Program Sibermas Dirjen Dikti. Jakarta: Dirjen Pendidika Tinggi.

Marshall, S.P. & Dee D. (2000). New Learning Models. Seatle-USA: Prentice Hall.

Nia. 2007. Media Belajar. Artikel. Pendidikan Network. Tersedia pada http://www.google.com/kinikubisa. Diakses pada tanggal 11 Maret 2008.

Suharta, I Gusti Putu. 2006. Jenis-Jenis Model Pembelajaran Disajikan dalam penataran Dosen Muda Pola 90 Jam. IKIP Negeri Singaraja.

Suryadi, Ace dan H.A.R. Tilaar. (1993). Analisis Kebijakan Pendidikan: Suatu Pengantar.

Bandung: PT. Rosmpakarya.

Wikipedia. (2010), The free encyclopedia WIFI (AM). IEEE 802.11.

Winataputra. U.S;Rosita,T---. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Proyek PGSM.

(25)

19 LAMPIRAN 1

Absensi Peserta Kegiatan

(26)

20 LAMPIRAN 2

(27)

21

(28)

22 LAMPIRAN 3

PETA LOKASI P2M

Lokasi P2M secara geografis terletak di sebelah barat jantung kota Singaraja dimana UNDIKSHA sebagai lembaga mitra berada, kurang lebih 35 Km ke arah barat dari Kota Singaraja. Lokasi yang begitu potensial sebagai tempat pelaksanaan P2M dengan posisi yang strategis dan sebaran sekolah yang heterogen. Letaknya begitu strategis dalam pengembangan pendidikan dengan arus transportasi yang lancar dan sumber daya manusia yang potensial.

U S LOKASI P2M

UNDIKSHA

+ 35Km

Kec. Gerokgak SINGARAJA

(29)

23 LAMPIRAN 4

RINCIAN BIAYA (RAB) / JUSTIFIKASI ANGGARAN

No Jenis Anggaran Jumlah Biaya (Rp)

1 Honorarium 1.100.000,-

2 Bahan Habis Pakai (ATK) 1.362.500,-

3 Transportasi + Konsumsi 2.450.000,-

4 Penyusunan Proposal 687.500,-

5 Penyusunan Laporan dan Pajak 2.400.000,-

Total 8.000.000,-

(delapan juta rupiah)

Dengan Raincian 1. Honorarium

No Rincian Kegiatan Program Volume/Jumlah Jumlah Biaya (Rp)

1 Honor Ketua 1 Orang 500.000,-

2 Honor Anggota 2 Orang 600.000,-

Sub Total Biaya 1.100.000,-

2. Bahan Habis Pakai / ATK

No Rincian Kegiatan/Bahan Volume/Jumlah Jumlah Biaya (Rp)

1 Beli Kertas A4 HVS 70 Gr 3 rim 105.000,-

2 Buku tulis 1 lusin 50.000,-

3 Pulpen 1 12.000,-

4 Beli Chatridge hitam printer 2 buah 450.000,-

5 Beli Chatridge warna printer 1 buah 245.000,-

6 Binder Clip 1 kotak 31.800,-

7 Steples 2 buah 40.000,-

8 CD 20 buah 100.000,-

9 Odner TK 1 buah 13.000,-

10 Baterai 6 buah 60.000,-

11 Kaset Handycam 1 buah 255.000,-

Sub Total Biaya 1.362.500,-

(30)

24 3. Transportasi + Konsumsi

No Jenis Aktivitas/Perjalanan Jml Orang Volume Jumlah Biaya (Rp) 1 Identifikasi masalah dan data

awal ke lapangan 3 2 600.000,-

2 Pengambilan data ke UPP

Kecamatan Gerokgak 3 2 600.000,-

3 Evaluasi ke sekolah 1 2 200.000,-

4 Konsumsi nasi 30 1 750.000,-

5 Konsumsi snack 30 1 300.000,-

Sub Total Biaya 2.450.000,-

4. Penyusunan Proposal dan Pelaporan Hasil

No Jenis Kegiatan/Aktivitas Program Jumlah Biaya (Rp)

1 Penggandaan + Penjilidan 687.500,-

Sub Total Biaya 687.500,-

5. Penyusunan Laporan dan Pajak

No Jenis Kegiatan/Aktivitas Program Jumlah Biaya (Rp)

1 Penyusunan Laporan dan Pajak 2.400.000,-

Sub Total Biaya 2.400.000,-

Jumlah Total Anggaran Kegiatan P2M yang digunakan adalah: Rp. 8.000.000,-

(delapan juta rupiah)

(31)

25 LAMPIRAN PENDUKUNG

Gambar

Tabel 1. DATA STATISTIK JUMLAH SEKOLAH DI KABUPATEN BULELENG
Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah Analisis Situasi
Gambar 3. METODA PELAKSANAAN PROGRAM
TABEL 2. JADWAL KEGIATAN P2M

Referensi

Dokumen terkait

Siswa Sekolah Luar Biasa B Singaraja, hasil kegiatan pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat lenan rumah

Dari cara-cara tersebut, menulis karya ilmiah bagi kebanyakan guru termasuk guru SD masih merupakan kegiatan yang sulit dilakukan sehingga perlu adanya banyak

Kegiatan P2M pengelolaan sampah ini akan diadakan bagi masyarakat di Banjar Dinas Jero Gusti. Banjar Jero Gusti merupakan salah satu banjar dinas, dari 13 banjar dinas,

inj : Hanya untuk nyeri sedang hingga berat yang tidak respon dengan opioid lainnya dan harus diberikan oleh tim medis yang dapat melakukan resusitasi.. patch : Untuk nyeri

Hanya untuk pemakaian pada tindakan anestesi atau perawatan di Rumah Sakit dan untuk mengatasi nyeri kanker yang tidak respon terhadap analgetik non narkotik atau nyeri pada

Pada realisasi Pendistribusian BBM Tahun 2017 dari H-15 s.d H-1, terdapat kenaikan yang signifikan terjadi pada hari ke-7 (H-9) dengan kenaikan sebesar 64% apabila

selain itu juga solusi untuk buah pinang yang masuk di bilah pengantar di mungkinkan karena jarak bilah pengantar dengan mata pisau terlalu masuk kedalam bilah pengantar,

Contoh: program pembangunan “mengalokasikan sumberdaya dari kegiatan ekonomi yang produktivitasnya rendah ke kegiatan ekonomi yang produktivitasnya tinggi" dan ”usaha