• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA ATAS REALITAS SOSIAL PADA PROGRAM SIARAN RELIGI PAGI PROGRAMA 1 (91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA ATAS REALITAS SOSIAL PADA PROGRAM SIARAN RELIGI PAGI PROGRAMA 1 (91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA JAKARTA"

Copied!
248
0
0

Teks penuh

(1)

SOSIAL PADA PROGRAM SIARAN RELIGI PAGI PROGRAMA 1 (91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Strata I Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

NADYA SYAHDA FARADILLAH NIM: 11180510000057

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022 M / 1443 H

(2)

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nadya Syahda Faradillah NIM : 11180510000057

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA ATAS REALITAS SOSIAL PADA PROGRAM SIARAN RELIGI PAGI PROGRAMA 1 (91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA JAKARTA” adalah benar karya saya sendiri dan tidak melakukan plagiat dalam penyusunannya. Adapun kutipan yang ada dalam penyusunan skripsi ini telah saya cantumkan sumber kutipannya sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta apabila di kemudian hari terbukti bahwa sebagian atau seluruh skripsi ini merupakan plagiat dari karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dibuat agar dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, 25 Januari 2022

Nadya Syahda Faradillah NIM. 11180510000057

(3)

KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA ATAS REALITAS SOSIAL PADA PROGRAM SIARAN RELIGI PAGI PROGRAMA 1

(91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Strata I Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh

Nadya Syahda Faradillah NIM. 11180510000057

Dosen Pembimbing

Dr. Armawati Arbi, M. Si NIP. 196502071991032002

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2022 M / 1443 H

(4)

Skripsi berjudul “Konstruksi Sosial Media Massa Atas Realitas Sosial Pada Program Siaran Religi Pagi Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta” disusun oleh Nadya Syahda Faradillah dengan Nomor Induk Mahasiswa 11180510000057 diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam sidang munaqasah pada Rabu, 02 Februari 2022 di hadapan dewan penguji.

Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sosial (S. Sos) dalam Bidang Komunikasi Penyiaran Islam.

Jakarta, 02-02-2022 Sidang Munaqasah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Armawati Arbi, M. Si Dr. Dr. H. Edi Amin, M.A NIP. 196502071991032002 NIP. 197609082009011010

Anggota,

Penguji 1, Penguji 2,

Drs. Sunandar, M.Ag Zakaria, M.Ag

NIP. 196206261994031002 NIP. 197208072003121003 Dosen Pembimbing,

Armawati Arbi, M. Si

NIP. 196502071991032002

(5)

NADYA SYAHDA FARADILLAH

Konstruksi Sosial Media Massa Atas Realitas Sosial Pada Program Siaran Religi Pagi Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta

Dewasa ini peningkatan teknologi radio turut serta dalam mempengaruhi seluruh aspek kehidupan terutama dalam bidang keagamaan. Radio menyampaikan informasi dan pesan keagamaan melalui program siarannya. RRI merupakan radio publik satu-satunya yang menyandang nama Indonesia yang harus bersifat netral dan memberi pelayanannya kepada seluruh masyarakat tanpa terkecuali. Namun sebagai radio publik, RRI pun memiliki program siaran keagamaan, salah satunya yakni program religi pagi di pro 1 (91.2 Fm) RRI Jakarta. Dengan posisinya sebagai radio publik dan memiliki program siaran agama, diperlukan proses yang baik dalam mempersiapkan program ini agar konstruksi realitas sosial yang terbangun dalam masyarakat pun sesuai dengan tujuannya. Untuk itu penelitian ini mengkaji bagaimana konstruksi sosial media massa atas realitas sosial pada program siaran religi pagi programa 1 (91.2 Fm) RRI Jakarta.

Maka pertanyaan pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana tim kreatif menerapkan kebijakan media atas SMCR pada program religi pagi di programa 1 (91.2 Fm) RRI Jakarta?, (2) Bagaimana tim kreatif mencari ide, fakta dan referensi pada program religi pagi di programa 1 (91.2 Fm) RRI Jakarta? dan (3) Bagaimana tim kreatif membuat variasi skrip pada program religi pagi di programa 1 (91.2 Fm) RRI Jakarta?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori konstruksi sosial media massa atas realitas sosial Burhan Bungin yang diperkaya oleh Armawati Arbi yang di dalamnya mencakup teori SMCR pula. Pada teori tersebut, peneliti memilih 3 tahapan yang akan dibahas yaitu menerapkan kebijakan media atas SMCR, mencari ide, fakta dan referensi dan membuat variasi skrip.

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme, pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian field research fenomenologi serta data yang diperoleh melalui cara observasi partisipasi aktif, wawancara mendalam dan dokumentasi dengan teknik analisis data yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil yang di dapat adalah identitas program yakni brand dikemas dalam jingle, logo, tagline kurang spesifikasi, image berasal dari instagram dengan reputasinya masih rendah, karakter tim kreatif dinamis dan bersemangat, message inspirasi umum, format spesial (agama), pendengar usia 25-50 tahun, efek yakni pendengar aktif bertanya di segmen tanya jawab, feedback di instagram rendah, kekuatan framing ide,fakta dan referensi yakni lemah fakta namun kuat referensi dan ide dalam lingkup sempit, dan pola siaran fleksibel dengan 4 segmen dan 24 skrip.

Kata Kunci: Konstruksi Sosial, Program Religi Pagi, Radio Republik Indonesia

i

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji hanya untuk Tuhan Sang Pemilik Semesta Alam, Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia- NYA kepada umat manusia, khususnya penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh rasa syukur. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah memberikan banyak perubahan kepada para umatnya, dari zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh ilmiyah seperti yang kita rasakan saat ini.

Dalam penyusunan karya ini, tidak sedikit kendala yang dilalui penulis.

Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat selesai. Untuk itu pada kesempatan ini, peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Suparto, M.Ed. Ph.D., sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih juga kepada Dr.

Napsiyah, S.Ag sebagai Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Sihabuddin Noor, M.Ag. sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, Drs. Cecep Castrawidjaya, M.A. sebagai Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan.

3. Dr. Armawati Arbi, M.Si dan Dr. H. Edi Amin, M.A, sebagai Ketua dan Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

4. Dr. Armawati Arbi, M.Si sebagai Dosen Pembimbing yang selalu sabar memberikan arahan, saran, kritik, semangat, motivasi dan mengingatkan penulis untuk menyelesaikan skripsi.

5. Nunung Khoiriyah, M.A. sebagai Dosen Penasehat Akademik KPI B 2018 yang telah membimbing dan mengarahkan penulis untuk mengikuti kegiatan akademik dan menyelesaikan studi.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu, pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga serta

ii

(7)

kebutuhan selama perkuliahan dan penelitian skripsi.

7. Seluruh karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selalu sabar ketika penulis sering meminjam dan mengembalikan buku.

8. Ibu Drs. Agustini, M.Sos. sebagai Kepala Bidang Produksi RRI Jakarta yang telah memberi izin dan mengarahkan penulis untuk wawancara di Pro 1 RRI Jakarta

9. Ibu Ciptati Sri Handayani, S.Sos sebagai Kepala Bidang Programa Siaran RRI Jakarta yang telah bersedia menjadi narasumber dan memberikan banyak informasi terkait kebutuhan penulis pada penelitian ini.

10. Ibu Kasturi Nur Sadyawati S.Kom, M.M sebagai Kasi Perencanaan dan Evaluasi Siaran dan Program Siaran RRI Jakarta yang telah bersedia menjadi narasumber dan memberikan banyak informasi terkait kebutuhan penulis pada penelitian ini.

11. Kepada staff bagian SDM RRI Jakarta yaitu Ibu Agustini Rostiani dan Ibu Yuni yang telah membantu penulis untuk melengkapi data-data terkait RRI Jakarta pada penelitian ini dengan sangat sabar dan memberi semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

12. Kedua orang tua tercinta, Drs. H. Mochammad Charis dan Susmawati S.Ag., yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan keikhlasan doa yang tak pernah putus kepada penulis saat penyusunan skripsi ini.

13. Adik tersayang, Dhimas Muhammad Ulin Nuha, yang telah memberi semangat dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

14. Kakak tingkat KPI angkatan 2017, Kakak Rena Aprilia, yang selalu memberi banyak arahan dan masukan kepada penulis ketika penulis bimbang dan bingung saat pengerjaan skripsi ini.

15. Teman KPI angkatan 2018 dan sekelas yaitu Ririn Riani dan teman asrama Tahfidz yaitu Dina Meysa Musyarofah yang menjadi tempat bercerita dan keluh kesah penulis dalam pengerjaan skripsi ini.

iii

(8)

SWT membalas kebaikan-kebaikan yang telah diberikan dengan berlipat ganda keberkahan dan penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak orang.

Jakarta, 25 Januari 2022

Nadya Syahda Faradillah

iv

(9)

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan dan Manfaat penelitian... 5

F. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 6

G. Metodologi Penelitian ... 12

1. Paradigma Penelitian ... 12

2. Pendekatan Penelitian ... 12

3. Metode Penelitian... 12

4. Subjek dan Objek Penelitian ... 13

5. Waktu dan Tempat Penelitian ... 13

6. Teknik Pengumpulan Data ... 13

7. Teknik Pengolahan Data ... 15

8. Teknik Analisis Data ... 15

H. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 18

A. Landasan Teori ... 18

1. Konstruksi Sosial Media Massa Atas Reaslitas Sosial ... 18

2. Teori Komunikasi SMCR ... 20

3. Dakwah Ramzi ... 21

v

(10)

1. Radio ... 21

2. Siaran Radio ... 26

3. Program Siaran Radio ... 27

4. Format Siaran ... 28

C. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III GAMBARAN UMUM... 30

A. Profil Radio Republik Indonesia ... 30

B. Profil RRI Jakarta ... 40

C. Programa 1 RRI Jakarta ... 58

D. Program Siaran Agama Pro 1 RRI Jakarta ... 64

E. Program Religi Pagi ... 65

F. Sarana dan Prasarana... 66

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ... 68

A. Menerapkan Kebijakan Media Atas SMCR ... 68

B. Mencari Ide, Fakta dan Referensi ... 85

C. Membuat Variasi Skrip ... 95

BAB V PEMBAHASAN ... 147

A. Identitas Program Religi Pagi Programa 1 (91.2 Fm) RRI Jakarta ... 147

1. Brand ... 147

2. Image ... 148

3. Reputasi ... 148

4. Karakter ... 149

B. Kekuatan Framing Ide, Fakta dan Referensi ... 150

C. Pola Siaran Program Religi Pagi Programa 1 (91.2 Fm) RRI Jakarta ... 151

BAB VI PENUTUP ... 154

A. Kesimpulan ... 154

B. Saran ... 155

DAFTAR PUSTAKA ... 156 LAMPIRAN

vi

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Logo RRI ... 30

Gambar 2 Struktur Organisasi RRI ... 38

Gambar 3 Tampilan RRI Play Go ... 39

Gambar 4 Tampilan Website RRI ... 39

Gambar 5 Tampilan Instagram RRI ... 39

Gambar 6 Tampilan Facebook RRI ... 39

Gambar 7 Tampilan Youtube RRI ... 40

Gambar 8 Logo RRI Jakarta ... 40

Gambar 9 Struktur Organisasi RRI Jakarta ... 42

Gambar 10 Youtube RRI Jakarta ... 57

Gambar 11 Facebook RRI Jakarta ... 57

Gambar 12 Instagram RRI Jakarta ... 57

Gambar 13 Logo Programa 1 RRI Jakarta ... 58

Gambar 14 Instagram Pro 1 RRI Jakarta ... 63

Gambar 15 Pro 1 di RRI Play Go ... 63

Gambar 16 Facebook Pro 1 RRI Jakarta ... 64

Gambar 17 Tampilan On Air Program Religi Pagi di RRI Play Go ... 65

Gambar 18 Pamflet Narasumber dan Feedback Religi Pagi Pro 1 RRI Jakarta di Instagram ... 70

vii

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tinjauan Kajian Terdahulu ... 6

Tabel 2.1Kerangka Berpikir Penelitian... 29

Tabel 3.1 Profil Pro 1 RRI Jakarta ... 59

Tabel 3.2 DayPart 1 Pro 1 RRI Jakarta ... 61

Tabel 3.3 DayPart 2 Pro 1 RRI Jakarta ... 61

Tabel 3.4 DayPart 3 Pro 1 RRI Jakarta ... 62

Tabel 3.5 DayPart 4 Pro 1 RRI Jakarta ... 62

Tabel 3.6 Format Siaran Pro 1 RRI Jakarta ... 63

Tabel 3.7 Perangkat Teknik Studio ... 66

Tabel 3.8 Perangkat Teknik Pemancar ... 66

Tabel 4.1 Penerapan Kebijakan SMCR Program Religi Pagi Pro 1 RRI Jakarta ... 68

Tabel 4.2 Penyiar Religi Pagi Pro 1 RRI Jakarta ... 72

Tabel 4.3 Mubaligh Religi Pagi Pro 1 RRI Jakarta ... 74

Tabel 4.4 Unggahan Pamflet Siaran Religi Pagi di Instagram Pro 1 RRI Jakarta dari tanggal 22 November 2021 -10 Januari 2022 ... 76

Tabel 4.5 Mencari ide, fakta dan referensi siaran Religi Pagi 9 Januari 2022 ... 84

Tabel 4.6 Mencari ide, fakta dan referensi siaran Religi Pagi 10 Januari 2022 ... 89

Tabel 4.7 Tema-tema siaran program religi pagi Pro 1 RRI Jakarta ... 94

Tabel 4.8 Segmen Siaran Program Religi Pagi RRI Pro 1 Jakarta 9 Januari 2022 ... 96

Tabel 4.9 Segmen Siaran Program religi pagi Pro 1 RRI Jakarta 10 Januari 2022 ... 122

viii

(13)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota besar cukup tinggi dalam merebut perhatian audien. Program radio harus dikemas sebaik mungkin agar menarik perhatian dan mendapat banyak pendengar. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan pengelola stasiun radio jeli membidik audien. Setiap program siaran harus mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi target stasiun radio.1 Dimana kebutuhan rohani audien yakni keagamaan atau dakwah kini semakin banyak dilakukan melalui media komunikasi massa.

Secara sederhana komunikasi massa didefinisikan sebagai komunikasi melalui media massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi dan film atau definisi yang paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan oleh Bittner yang menyebutkan: “Mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people” (Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang).2 Dakwah melalui radio dapat menjangkau audien lebih luas sehingga dakwah akan semakin berkembang. Dakwah adalah kegiatan mengajak atau menyampaikan materi dakwah kepada audien untuk mencapai tujuan. Materi dakwah berisi religiutas yang dibutuhkan banyak orang untuk memenuhi kebutuhan rohaninya. Untuk itu banyak stasiun radio yang sebenarnya bukan radio dakwah akan tetapi memiliki program siaran dakwah atau program keagamaan di dalamnya.

Terkait dengan hal tersebut salah satu radio non dakwah yang memiliki program siaran dakwah adalah Radio Republik Indonesia (RRI). RRI adalah radio yang didirikan pada 11 September 1945 yang sekaligus diperingati

1Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2015), hal. 230

2 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hal 189

1

(14)

sebagai hari radio nasional Indonesia. Jika dilihat dari umurnya, RRI pastinya telah memiliki banyak anak stasiun yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia.

RRI merupakan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) atau radio publik yang memiliki sifat dan prinsip netral dan tidak komersial serta memberikan pelayanan kepada seluruh masyarakat dalam program siarannya. Sebagai satu- satunya stasiun radio yang menyandang nama negara, siaran RRI ditujukan untuk kepentingan publik yakni kepentingan seluruh lapisan masyarakat negara kesatuan Republik Indonesia. RRI memiliki stasiun pusat yakni di Jakarta yang beralamat di Jalan Merdeka Barat No 4-5, Jakarta Pusat. Stasiun tersebut disebut juga stasiun RRI Jakarta.

RRI Jakarta menyiarkan berbagai program yang berisi informasi nasional dan internasional, agama, budaya serta program pendidikan. Untuk Program siaran keagamaan atau dakwah disiarkan di Programa 1 yang mengudara pada frekuensi 91.2 FM yakni terdapat pada program mimbar agama dan religi pagi.

Namun berbeda dengan mimbar agama yang ditujukan pada berbagai umat agama, pada program religi pagi RRI Jakarta dikhususkan pada umat Islam saja yang mana RRI merupakan radio publik yang memiliki sifat dan prinsip netral dan tidak komersial. Religi pagi adalah program siaran pagi yang berisi dakwah Islam yang dikemas seperti talkshow yang dinikmati oleh para audien dalam bentuk audio dengan berbagai materi dakwah yang disuguhkan berbeda-beda di tiap harinya serta pendakwah atau penceramah yang berbeda pula.

Pentingnya kegiatan berdakwah ajaran Islam ini telah Allah firmankan dalam Alquran surah An-Nahl ayat 125:

َكَّبَر َّنِا ُنَسْحَا َيِه ْيِتَّلاِب ْمُهْلِداَجَو ِةَنَسَحْلا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِحْلاِب َكِ بَر ِلْيِبَس ىٰلِا ُعْدُا ُۗ

َنْيِدَتْهُمْلاِب ُمَلْعَا َوُهَو ٖهِلْيِبَس ْنَع َّلَض ْنَمِب ُمَلْعَا َوُه

Artinya:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang

(15)

sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.3

Untuk itu suatu hal yang menarik dimana radio publik milik negara memberikan dakwah Islam kepada masyarakat. Penulis mendengarkan program siaran religi pagi di aplikasi RRI Play Go tepatnya di Pro 1 (91.2 Fm) RRI Jakarta pada 8 September 2021 yang sebelumnya kurang terdengar namanya dan kurang familiar. Religi pagi sebagai program siaran agama RRI yang diudarakan pukul 05.00-06.00 ini berisi tentang berbagai materi agama dengan referensi surat dan ayat dari Al-Quran, hadist, hikayat Islam, dan cerita keteladanan Rasul dan para sahabatanya. Namun pada praktiknya dalam kehidupan sehari-hari, paparan materi Islam yang diberikan oleh narasumber atau penceramah kurang menyuguhkan fakta atau contoh konkrit yang ada pada masyarakat, sehingga penulis sebagai pendengar tidak seutuhnya merasa menjadi bagian dari realitas yang dibangun.

Berlangsungnya program religi pagi di Pro 1 RRI Jakarta tidak terlepas dari tim kreatif. Dimana dibutuhkan waktu dan proses yang panjang dan matang untuk menyiarkan acara talkshow islami di radio. Terutama di radio publik yang memiliki prinsip dan sifat yang netral dimana tidak memihak suatu organisasi atau suatu gologan saja. Sehingga dalam setiap program siarannya harus diproduksi secara netral dan memberi pelayanannya bukan pada satu golongan masyarakat atau organisasi namun kepada keseluruhan lapisan masyarakat. Pro 1 memiliki slogan atau tagline kanal inspirasi dimana setiap program yang ada di Programa 1 ini menjadi inspirasi kepada seluruh masyarakat. Adanya religi pagi di Programa 1 untuk memberi inspirasi kepada masyarakat terutama religi pagi pro 1 RRI Jakarta dimana tagline program tersebut sama dengan tagline kanal programa nya yakni kanal inspirasi yang seharusnya tim kreatif religi pagi Pro 1 RRI Jakarta dapat lebih mengeksplor dan mengembangkannya dengan tagline yang lebih spesifik terhadap program religi pagi, seperti misalnya di Pro 1 RRI Padang, tim kreatifnya membuat tagline yaitu “Religi pagi, Tempat Anda Menambah Wawasan Seputar Agama Islam”, dimana hal ini sangat

3 Enang Sudrajat, Bukhara: Al-Quran Tajwid dan Terjemah, (Bandung: Sygma Exagrafika, 2017), hal. 281

(16)

mempengaruhi konstruksi identitas program siaran kepada masyarakat baik itu brand, image, reputasi dan karakter yang akan terbentuk di masyarakat.

Kemudian pada program religi programa 1 RRI Jakarta terdapat segmen tanya jawab yang tidak menampilkan partisipasi suara dari audiens yang bertanya, dimana pertanyaan hanya dibacakan oleh penyiar yang hal ini dapat mengurangi kepercayaan pendengar lain yang seharusnya pertanyaan tersebut dapat langsung di dengar dari lisan audiens yang bertanya. Program Religi Pro 1 RRI Padang pada 9 September 2021 misalnya yang pada segmen tanya jawab memberi ruang kepada audiens yang bertanya untuk dapat secara langsung menyampaikan pertanyaannya, sehingga bukan hanya suasana siaran yang semakin hidup namun meningkatkan pula kepercayaan dari masyarakat yang mendengarkan siarannya.

Dari pemaparan diatas, hal-hal tersebutlah yang melatar belakangi penulis untuk tertarik menganalisis konstruksi sosial media massa atas realitas sosial pada program siaran religi pagi di Programa 1 RRI Jakarta tersebut. Karena belum adanya peneliti yang mengangkat tema tersebut maka penulis mengambil judul penelitian “KONSTRUKSI SOSIAL MEDIA MASSA ATAS REALITAS SOSIAL PROGRAM SIARAN RELIGI PAGI PROGRAMA 1 (91.2 FM) RADIO REPUBLIK INDONESIA JAKARTA”

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah penelitian, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:

1. RRI Jakarta adalah radio publik namun memiliki program religi pagi yang memaparkan ajaran Islam.

2. Program religi pagi tidak memiliki tagline dan jingle khusus program 3. Program religi pagi kurang dikenal

4. Program religi pagi tidak menyuguhkan contoh konkrit kejadian pada penyampaian materi narasumber

5. Program religi tidak menampilkan suara penanya saat mengajukan pertanyaan di segmen tanya jawab

C. Batasan Masalah

(17)

Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah penelitian, maka penulis membatasi penelitian ini hanya pada program acara religi Pagi yang disiarkan di programa 1 (91.2 fm) Radio Republik Indonesia Jakarta dengan batasan masalah pada identitas yaitu brand, image, reputasi dan karakter program acara religi Pagi yang disiarkan di programa 1 (91.2 fm) Radio Republik Indonesia Jakarta, kekuatan framing ide, fakta dan referensi program acara religi Pagi yang disiarkan di programa 1 (91.2 fm) Radio Republik Indonesia Jakarta dan pola siaran program acara religi Pagi yang disiarkan di programa 1 (91.2 fm) Radio Republik Indonesia Jakarta.

D. Rumusan Masalah

Sesuai dengan paparan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana tim kreatif menerapkan kebijakan media SMCR pada program siaran religi pagi programa 1 (91.2 fm) Radio Republik Indonesia Jakarta dalam mengonstruksi identitas program siaran religi pagi?

2. Bagaimana tim kreatif mencari ide, fakta dan referensi pada program siaran religi pagi di programa 1 (91.2 fm) Radio Republik Indonesia Jakarta dalam mengonstruksi kekuatan framing ide,fakta dan referensi program siaran religi pagi?

3. Bagaimana tim kreatif membuat variasi skrip pada program siaran religi pagi di programa 1 (91.2 fm) Radio Republik Indonesia Jakarta dalam mengonstruksi pola siaran program religi pagi?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan SMCR yang menghasilkan identitas program siaran agama Religi Pagi Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta.

2. Untuk mengetahui pencarian ide, fakta dan referensi yang menghasilkan kekuatan framing ide, fakta dan referensi program siaran agama Religi Pagi Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta.

(18)

3. Untuk mengetahui membuat variasi skrip yang menghasilkan pola siaran program siaran agama Religi Pagi Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Secara akademis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan akademis, sebagai referensi atau dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan penelitian selanjutnya di bidang studi ilmu dakwah dan ilmu komunikasi terkait konstruksi sosial media massa atas realitas sosial program religi pagi di Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia (RRI) Jakarta.

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang dapat menambah wawasan bagi mahasiswa, masyarakat dan bagi pihak-pihak yang terkait untuk mengetahui identitas, kekuatan framing dan pola siaran pada program siaran agama Religi Pagi Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta serta dapat menjadi bahan masukan dan bahan evaluasi RRI Jakarta.

F. Tinjauan Kajian Terdahulu

Berikut adalah beberapa skripsi terdahulu sebagai bahan perbandingan untuk menghindari adanya plagiarisme atau penjiplakan dengan penelitian ini:

No Peneliti Judul Skripsi

Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian 1. Fadhel

Muhammad Anugerah (Skripsi Tahun 2017)

Konstruksi Identitas Sosial Komunitas Punk Muslim

-Metode penelitian sama yakni kualitatif

-Subjek berbeda yakni Komunitas Punk di Pulo

Punk Muslim sebu- ah jembatan bagi anak punk yang be- rada di jalan.

Menjadikan anak punk sebagai Tabel 1.1

Tinjauan Kajian Terdahulu

(19)

Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatulla h Jakarta

di Pulo Gadung

-Sama-sama membahas konstruksi

Gadung sedangkan penulis meneliti program religi pagi Pro 1 (91.2 Fm) RRI Jakarta

sasaran utama untuk merubahnya menjadi yang lebih baik.

Memberikan pencerahan, pengalaman, kegiatan yang bersifat positif agar punk muslim bisa menyadari bawa mereka bagian dari

masyarakat umum.

Merubah tidak mudah bagi punk muslim karena sudah menjadi bagian dihidupnya kebebasan dijalan.

Memakai atribut baju hitam, celana robek robek, jaket levis,

celana skiny tetap dipertahankan, yang membedakan punk muslim sudah memiliki

visi misi untuk turun dijalanan dengan dasar

(20)

Islam. Nilai agama dan nilai

persaudaran yang tertanam didalam komunitas Punk muslim menjadikan Punk

Muslim solid, masih berdiri sampai sekarang, dan aktif dalam kegiatan sosial 2. Bagas

Pribadi (Skripsi Tahun 2021) Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatulla h Jakarta

Konstruksi Sosial Media Radio

Prambors Jakarta Pada Program Balada Cerita Ramadhan

-Metode penelitian sama yakni kualitatif -Sama-sama membahas konstrusi sosial media pada

program radio

-Subjek berbeda yakni Program Balada Cerita Ramadhan Radio Prambors Jakarta Pada sedangkan penulis meneliti program religi pagi di RRI Jakarta Pro1 (91.2 Fm)

Pertama, menerapkan

karakter radio dan program

acara. Kedua, dalam mengemas program dengan menentukan

fakta, ide yang tercermin dari tema.

Ketiga, yaitu naskah yang bervariasi.

Keempat, mengatur susunan program dengan

menyisipkan iklan dan jingle. Kelima yaitu kekuatan gaya bahasa

(21)

dalam mengemas program sebagai metode dakwah.

Keenam yaitu evaluasi dari berbagai pihak, baik internal maupun eksternal 3. Rizky

Ristya (Skripsi Tahun 2010) Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatulla h Jakarta

KONSTRUK SI SOSIAL MEDIA MASSA ( Analisis Produksi Program Musafir Trans 7 )

-Metode penelitian sama yakni kualitatif -Sama-sama membahas konstruksi sosial media massa

-Subjek berbeda yakni program Musafir Trans 7 di Televisi sedangkan penulis meneliti program religi pagi Pro 1 (91.2 Fm) RRI Jakarta

Model S-M-C-R di acara Musafir Trans 7, (Subject) tim

yang melakukan proses produksi hanya 4 orang yang bekerja merangkap dalam proses produksinya, (Message) dalam aplikasinya program acara Musafir Trans 7 adalah program acara ramadhan yang inti

pesan dari acaranya ialah dengan cara memaknai

kehidupan dengan menelusuri jejak Rasulullah di tanah kelahirannya

(22)

dengan penelusuran

langsung ke tempat kejadian, (Channel) adalah format dari roda jam siar dan rundown

permenit selama tiga puluh menit, R(receiver) adalah khalayak yang menyaksikan acara Musafir ini.

Musafir Trans 7 menampilkan pe- sannya kepada pe- nonton secara langsung, baik melalui presenter, narasumber ataupun dalam bentuk narasi.

Tahap

pengungkapan fakta terdapat dalam setiap episode yang terdapat dalam Program Musafir Trans 7 antara lain Episode pertama pengungkapan

(23)

fakta yang terjadi ialah perjalanan yang dilakukan oleh tim produksi Musafir dari mulai di Indonesia hingga sampai di Mekkah.

Episode kedua pengungkapan fakta yang terjadi ialah cerita tentang masa jahiliyah dimana Rasulullah berdagang

membantu pamannya Abu Thalib di Pasar Jeddah hingga Rasulullah bertemu dengan Siti

Khadijah hingga beliau menikah dengan Siti Khadijjah.

Episode ketiga pengungkapan fakta yang terjadi ialah cerita tentang masa berkabung bagi Rasulullah dimana orang yang dicintainya yaitu

(24)

istrinya

Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib meninggal dunia.

G. Metodologi Penelitian 1. Paradigma Penelitian

Paradigma merupakan seperangkat konsep yang membentuk sebuah kerangka pemikiran untuk memahami kenyataan atau masalah yang dihadapi.1 Paradigma dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme. Dimana individu menginterpretasikan dan bereaksi menurut kategori konseptual dari pikiran dan realitas tidak menggambarkan diri individu namun harus disaring melalui cara pandang orang terhadap realitas tersebut. Untuk itu, paradigma konstruktivisme digunakan untuk melihat bagaimana konstruksi sosial media massa atas realitas sosial program siaran agama religi pagi programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta.

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni pendekatan yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan secara mendalam atas penerapan sebuah teori. Penelitian deskriptif kualitatif menganalisis dan menggambarkan secara objektif dan akurat tentang kegiatan, peristiwa dan keadaan penelitian yang nantinya akan menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati.2

3. Metode Penelitian

1 Mahfud Junaedi, Paradigma Baru Filsapat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2017), hal. 145

2 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori Dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), hal. 116

(25)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research) fenomenologi. Fenomenologi menggali data untuk menemukan makna dari hal-hal mendasar dari fenomena, realitas, atau pengalaman yang dialami. Metode jenis penelitian lapangan (field research) memaparkan dan menggambarkan keadaan serta fenomena yang lebih jelas mengenai situasi yang terjadi. Peneliti mengambil metode penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis yang merupakan sebuah cara atau langkah-langkah untuk meneliti sebuah objek dengan menggunakan pemaparan menyeluruh serta analisis kasus.

4. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Struktur Program Religi Pagi Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta yaitu Kepala Bidang Programa Siaran RRI Jakarta dan Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Siaran dan Program RRI Jakarta.

b. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan kebijakan media atas SMCR, mencari ide, fakta dan referensi, dan membuat variasi skrip.

5. Waktu dan Tempat Penelitian a. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai sejak Bulan November 2021 sampai dengan Bulan Januari 2021.

b. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Programa 1 Radio Republik Indonesia Jakarta di Jalan Medan Merdeka Barat no. 4-5 Jakarta Pusat dan sosial media (instagram pro 1 RRI Jakarta)

6. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi Partisipatif (Aktif)

(26)

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang bertujuan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan.1 Pada penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipatif aktif. Observasi partisipatif yaitu pengamatan dimana peneliti terlibat dalam kegiatan orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.2 Dengan observasi partisipan ini, maka data yang didapat dapat lebih lengkap dan tajam. Observasi partisipatif ini dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partisipasi pasif, partisipasi moderat, partisipasi aktif, dan partisipasi lengkap.

Penelitian ini menggunaan partisipasi aktif yang artinya dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.3 Dimana peneliti ikut dan mengamati proses konstruksi pada tahap menerapkan kebijakan media atas SMCR, mencari ide, fakta dan referensi dan membuat variasi skrip oleh tim kreatif program siaran Religi Pagi Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta.

b. Wawancara Mendalam

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dengan cara mengajukan pertanyaan dengan pihak yang relevan dengan masalah yang diteliti.4 Dalam penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam dimana peneliti mengajukan beberapa pertanyaan secara mendalam terkait menerapkan kebijakan media atas SMCR, mencari ide, fakta dan referensi dan membuat variasi skrip program religi pagi.

1 Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 115

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007) hal 64

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2007) hal 66

4 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hal. 186

(27)

Pertanyaan-pertanyaan tersebut diberikan kepada informan kunci dan informan pangkal yang menjadi sumber data peneliti.

Informan kunci pada penelitian ini adalah Struktur RRI Jakarta yaitu Kepala Bidang Programa Siaran RRI Jakarta dan Kasi Perencanaan dan Evaluasi Siaran dan Program Siaran RRI Jakarta dan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini berupa dokumen, screenshoot new media dari RRI, Pro 1 RRI Jakarta, pamflet religi pagi di instagram Pro 1 RRI Jakarta dan foto-foto dari program siaran religi pagi serta sarana dan prasarana penunjang dari program siaran religi pagi di Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta

7. Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data pada penelitian ini adalah dengan cara melakukan pemeriksaan data yang di dapat kemudian mengklasifikasikan data tersebut ke dalam tabel dan bagan.

Selanjutnya akan diperiksa kembali data tersebut dengan cara menyerahkan data yang didapat untuk dikonfirmasi ulang kepada subjek penelitian. Subjek penelitian disini adalah Kepala Bidang Programa Siaran RRI Jakarta dan Kasi Perencanaan dan Evaluasi Siaran dan Program Siaran RRI Jakarta

8. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga komponen:5

a. Reduksi Data

5 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKiS, 2007), hal. 104

(28)

Peneliti melakukan pengelompokkan, editing, dan peringkasan data. Data penelitian ini diperoleh dari subjek penelitian. Peneliti menyusun catatan-catatan seperti gagasan-gagasan atau ungkapan yang mengarah pada teorisasi yang berkenaan dengan data yang ditemui sehingga dapat menemukan tema-tema, kelompok- kelompok, dan pola-pola data.

b. Penyajian Data

Penyajian data yakni menjalin data yang satu dengan data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis terhimpun dalam satu kesatuan. Data yang tersaji kemudian saling dikaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan.

c. Penarikan Kesimpulan

Peneliti mengonfirmasi, mempertajam, dan merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final terkait realitas yang diteliti.

H. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas terkait uraian dalam penelitian ini, maka penulis membagi ke dalam enam bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metodologi penelitian, sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan mengenai landasan teori meliputi konstruksi sosial media massa atas realitas sosial, teori komunikasi SMCR David K.Berlo, dakwah melalui media massa/ dakwah ramzi, kajian pustaka meliputi radio, siaran radio, program siaran, format siaran radio, dan kerangka berpikir.

(29)

BAB III GAMBARAN UMUM

Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang Profil Radio Republik Indonesia (sejarah, tagline/slogan, visi dan misi, tugas pokok, prinsip, pedoman, peran, struktur organisasi, sosial media), Profil RRI Jakarta (programa, stuktur organisasi, sosial media, Profil Pro 1 (91.2 Fm) RRI Jakarta (format, tagline/slogan, visi, segmentasi, call stasiun, frekuensi, Sapaan, musik, durasi siaran, program-program siaran, sosial media, Program siaran agama pro 1 RRI Jakarta, Religi Pagi (latar belakang, pengertian, tim kreatif, waktu, materi, durasi) sarana dan prasarana siaran,

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Dalam bab ini peneliti akan memaparkan data dan temuan terkait konstruksi sosial media massa atas realitas sosial pada program religi pagi Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta yaitu meliputi penerapan kebijakan atas SMCR, mencari ide, fakta dan referensi, dan membuat variasi skrip.

BAB V PEMBAHASAN

Dalam bab ini peneliti akan menganalisis data dan temuan konstruksi sosial media massa atas realitas sosial program religi pagi Programa 1 (91.2 Fm) Radio Republik Indonesia Jakarta pada tahapan penerapan kebijakan atas SMCR, mencari ide, fakta dan referensi, dan membuat variasi skrip yang menghasilkan identitas program religi pagi, kekuatan framing ide, fakta dan referensi dan pola siaran.

BAB VI PENUTUP

Dalam bab ini berisi jawaban terkait rumusan masalah yang berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan dan saran penulis kepada pihak terkait di dalam menerapkan kebijakan atas SMCR, mencari ide, fakta dan referensi, membuat variasi skrip dan kepada masyarakat serta kepada penelitian selanjutnya

(30)

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Konstruksi Sosial Media Massa Atas Realitas Sosial

Istilah konstruksi sosial media massa atas realitas sosial diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Berger dan Luckmann sebagai tokoh aliran konstruktivisme menulis buku yang berjudul The Social Construction of Reality. Judul tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Tafsir Sosial atas Kenyataan Sosial.1 Mereka memisahkan konstruksi pengetahuan dan kenyataan. Pengetahuan ialah realitas sosial masyarakat. Realitas sosial tersebut bersifat keseharian hidup dan berkembang di masyarakat menjadi konsep, kesadaran umum, dan wacana publik sebagai konstruksi sosial. Substansi Berger dan Luckman adalah proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui kehidupan sehari-hari.2 Manusia merupakan produk masyarakat.3 Pandangan Berger dan Luckman tentang dialektika dimana realitas sosial adalah proses dialektika yang berlangsung dalam proses simultan: (1) eksternalisasi (penyesuaian diri seseorang) dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia, (2) objektivasi adalah interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi, (3) internalisasi adalah proses di mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga sosial atau organisasi social.

Burhan Bungin mengkritik pelopor aliran paradigma konstruktivisme, Berger dan Luckmann. Burhan Bungin menampilkan kekuatan televisi, iklan, serta keputusan konsumen dan kritik terhadap Berger dan Luckmann. Berger dan Luckmann menemukan tiga tahapan.

1 Peter L. Berger, Tafsir Sosial atas Kenyataan: Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan (Jakarta: LP3ES, 1990), hal. 19

2 Puji Santoso, Konstruksi Sosial Media Massa, Al-Balagh, Vol 1 No1 2016 Hal. 32

3 Armawati Arbi, Produksi Program Siaran Radio, (Bekasi: Gramata Publishing, 2021) hal.25

18

(31)

Sementara itu, Burhan Bungin menemukan lima tahapan dalam program siaran yaitu 1) persiapan materi, 2) sebaran konstruksi, 3) pembentukar konstruksi, 4) konfirmasi, 5) perilaku keputusan konsumen.4

Sementara itu, model Armawati Arbi memperkaya dan memperdalam lima proses konstruksi Burhan Bungin menjadi enam tahap proses konstruksi media massa atas realitas sosial. Enam tahap tersebut melihat kreativitas tim kreatif memproduksi program siaran, yaitu:5

1) Menerapkan kebijakan media atas SMCR

SMCR merupakan sebuah formula komunikasi dari David K. Berlo.

Model ini memiliki empat unsur utama komunikasi yaitu: Source, Message, Channel, Receiver. Setiap unsur tersebut saling bergantung satu sama lain dan memilki peranan penting dalam membangun proses komunikasi.

2) Mencari ide, fakta, dan referensi

Tim kreatif menentukan atau memilih ide/tema siaran, fakta dan menggunakan referensi yang jelas dan resmi. Dimana hasil dari tahap ini adalah ide yang akan digunakan dalam siaran, sejumlah fakta dan referensi yang akan berkaitan dengan kekuatan framing

3) Membuat variasi skrip

Setelah menentukan ide, maka tahap selanjutnya untuk memproduksi siaran program adalah membuat variasi skrip. Skrip ini adalah bahan yang akan disampaikan atau dibaca oleh nyiar untuk nantinya di dengar oleh para pendengar/receiver.

4) Membentuk realitas subjektif

Pada tahap akan dilakukan proses penyeleksian atau pemilihan. Tim produksi melakukan sebuah penyeleksian dan pendalaman terhadap realitas problem pendengar

5) Mengemas realitas simbolik

4 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana, 2007), hlm. 135.

5 Armawati Arbi, Produksi Program Siaran Radio, (Bekasi: Gramata Publishing, 2021) hal.

28

(32)

Tahap ini adalah tahap pelaksanaan program siaran dimana untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan pendengar dan pemberdayaan pendengar. Tahap ini disebut juga sebagai konstruksi citra program siaran

6) Menetapkan realitas objektif.

Tahap menetapkan realitas objektik ini adalah proses evaluasi program siaran. Tahap ini adalah proses pembenahan dan perbaikan apa saja yang harus dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan program siaran

Hasil dari pelaku konstruksi dari konstruksi sosial media massa atas realitas sosial:

Tahap 1: identitas media terdiri dari brand, image, dan reputasinya.

Tahap 2: kekuatan fakta sebagai strategi framing.

Tahap 3: pola produksi program siaran.

Tahap 4: rundown rencana merupakan hasil dari strategi priming.

Tahap 5: kekuatan kata dan bahasa sebagai strategi signing melalui berbagai metode dakwah dan komunikasi

Tahap 6: menetapkan perubahan SMCR secara modifikasi pada program on air dan off air atau perubahan total identitas media.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan konstruksi sosial media massa atas realitas social model Armawati Arbi pada tahap 1 menerapkan kebijakan atas SMCR, tahap 2 mencari ide, fakta dan referensi, dan tahap 3 membuat variasi skrip.

2. Teori Komunikasi SMCR

Model SMCR merupakan model komunikasi yang dikemukakan oleh David K. Berlo pada tahun 1960. Kepanjangan dari SMCR adalah Source (sumber/Komunikator), Message (pesan), Channel (saluran), Receiver (penerima/Komunikan). Model komunikasi SMCR juga bisa disebut model komunikasi Berlo yang memusatkan pada proses komunikasi dan menekankan pada sebuah pemaknaan komunikasi yang dapat dilihat dari manusia itu sendiri. Dimana penafsiran pesan tergantung pada pemaknaan komunikator terhadap komunikan dilihat dari kata atau gerak

(33)

tubuh. Komunikasi ini juga menempatkan panca indra sebagai saluran komunikasi serta melibatkan komponen-komponen yang berpengaruh pada proses komunikasi, yaitu: keterampilan, sikap, pengetahuan, sistem sosial, dan budaya, yang semuanya ada pada sumber dan penerima. Source adalah sumber atau pengirim pesan komunikasi, Message adalah pesan dari source kepada receiver, Channel adalah saluran komunikasi terdiri atas komunikasi lisan, tertulis, dan elektronik, Receiver adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh pengirim. Setiap unsur tersebut saling bergantung setu sama lain dan memilki peranan penting dalam membangun proses komunikasi.6

3. Dakwah Ramzi/ Dakwah melalui Media Massa

Dakwah ramzi disebut dengan dakwah yang memanfaatkan media massa sebagai alat untuk menyebarkan pesan dakwah dari dai. Dakwah ramzi ini di konstruksi oleh tim media menjadi realitas simbolik. Realitas dibentuk berdasarkan dua model, yakni: model pertama, model analog yang di konstruksi seolah-olah realitas nyata dan model kedua, model refleksi realitas yang di konstruksi mendekati realitas fakta, kisah nyata tertentu, atau sejarah tertentu.7

Dakwah ramzi adalah pendakwah dan mitra dakwah yang mampu memanfaatkan komunikasi massa secara optimal untuk memenuhi kebutu- han individu, kelompok, komunitas, dan masyarakat.8Pendakwah dan mitra dakwah saling bersahabat dengan media untuk menciptakan dan meningkatkan potensi positif

B. Kajian Pustaka 1. Radio

6 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

2004) hal. 44

7 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, (Jakarta: AMZAH, 2012), hal. 218

8 Armawati Arbi, Psikologi Komunikasi dan Tabligh, (Jakarta: AMZAH, 2012), hal. 220

(34)

Arti radio dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah siaran atau pengiriman suara melalui udara.9Radio merupakan salah satu media komunikasi massa (mass communication). Radio bersifat umum yakni pesan atau informasi yang radio sampaikan ditujukan kepada khalayak.10 James Maxwell mengartikan radio sebagai suatu gerakan magnetik yang dapat mengarungi ruang angkasa secara bergelombang dengan kecepatan tertentu yang diperkirakan sama dengan kecepatan cahaya yaitu 180.000 mil/detik.11 Radio merupakan media massa auditif yang dikonsumsi oleh telinga atau dikonsumsi dengan cara mendengar dengan siaran bersifat sepintas dan tidak dapat diulang.12 Para pendengar yang tertinggal siaran tidak bisa mengulang apa yang disampaikan penyiar. Penyampaian pesan melalui radio dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan sehingga radio memiliki ciri yang sangat khas yakni auditif, dikonsumsi telinga atau pendengaran13 Karena kekhasan inilah membuat radio mudah di terima di seluruh lapisan masyarakat karena tidak memerlukan keahlian khusus seperti keahlian bisa membaca.

Radio adalah sarana untuk menyampaikan berbagai informasi dan hiburan kepada masyarakat. Dan berikut adalah beberapa fungsi dari radio:

1) Sarana pendidikan

Radio berfungsi untuk mendidik/mengedukasi masyarakat agar lebih maju dan berwawasan luas.

2) Sarana informasi

Radio berfungsi menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat luas. Dengan informasi yang up to date, benar, jujur, dan terpercay,

9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 1989) hal. 719

10 Asep Syamsul M. Romli, Basic Announcing: Dasar-dasar Siaran Radio, (Bandung:

Nuansa, 2009), hal. 18

11 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek, (Bandung: Bandar Maju, 1991), hal. 21

12 Dewi Masitoh, Analisis Terhadap Teknik Siaran Dakwah Dalam Program Acara “Nuansa Hati” Programa 1 RRI Semarang, (Skripsi UIN Walisongo Semarang, 2015), hal. 26

13Asep Syamsul M. Romli, Broadcast Journalism, (Jakarta: PT. Grasindo, 2004) hal. 19

(35)

maka masyarakat akan menjadi masyarakat yang terbuka dengan informasi dan masyarakat yang tidak ketinggalan.

3) Sarana hiburan

Radio berfungsi memberikan/menyuguhkan hiburan kepada masyarakat. Hiburan radio dapat berpa musik, lagu, dan lelucon yang disiarkan dalam program-program acara radio

4) Sarana kontrol sosial

Radio sebagai media massa maka akan selalu menyampaikan news/informasi tentang apa yang terjadi dalam masyarakat. Dimana akan menyuguhkan berbagai berita penyimpangan yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini bertujuan agar peristiwa serupa tidak terulang dan membuat masyarakat sadar bahwa hal tersebut menyimpang atau buruk. 14

Kemudian adapun tujuan dari radio adalah:

1) Radio bertujuan untuk memberi informasi. Radio harus memberi informasi kepada masyarakat secara cepat dan tepat, memiliki isi berita yang akurat dan sesuai dengan fakta dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

2) Radio bertujuan untuk memberi pendidikan/edukasi. Radio berupaya untuk bukan hanya sekedar penyampai informasi, namun memberi pula edukasi/pendidikan kepada masyarakat secara efektif.

3) Radio bertujuan untuk menghibur. Dalam program-program siaran radio berisi hiburan kepada masyarakat. Hiburan tersebut seperti musik atau menyiarkan program-program yang disenangi oleh masyarakat.

Radio adalah media komunikasi masa dengan beberapa kelebihan dan kekurangan di dalamnya. Dan berikut adalah kelebihan dan kelemahan radio:

1) Kelebihan

Radio memiliki yang jelas dan dapat didengar dimana saja serta dapat dibawa kemana-kemana. Biaya operasional radio relatif murah dan

14 Onong Uchjana Effendy, Radio Siaran Teori dan Praktek, (Bandung: Penerbit Alumni, 1993), hal.137

(36)

daya jangkau dapat menjangkau masyarakat luas dan seluruh elemen masyarakat.15Karena suara sebagai modal utama radio sehingga dapat dengan cepat menyebar informasi, dapat diterima di daerah yang belum memiliki sambungan listrik, produksi siarannya singkat dan murah dan masyarakat tidak perlu memiliki kebutuhan khusus untuk mendengarkan radio.

2) Kelemahan

Daya pengaruh radio kurang/rendah, karena para pendengar tidak bisa mengulang apa yang disampaikan penyiar, radio hanya dapat diingat selintas saja, pengolahan secara eletronik sehingga kadangkala terjadi gangguan dalam siaran.

Radio terbagi menjadi beberapa macam radio berdasarkan penyelenggaranya stasiun radionya. Radio-radio tersebut adalah:

1) Radio milik negara/Publik

Radio milik negara adalah radio yang bersifat independent, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan kepada masyarakat.

Sebelum tahun 2000, RRI berstatus Perusahaan Jawatan/Perjan yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak mencari keuntungan.

Dalam status tersebut, RRI telah menjalankan prinsip-prinsip radio publik yang independen. Perusahaan Jawatan dapat dikatakan sebagai status transisi dari lembaga penyiaran pemerintah menuju lembaga penyiaran publik pada masa reformasi. Kemudian pada tahun 2005 RRI resmi menjadi lembaga penyiaran publik, repositioning dari institusi pemerintah ini juga ditandai dengan adanya komitmen menyeluruh karyawan RRI diseluruh Indonesia. Sebagai lembaga penyiaran publik, radio terdiri dari Dewan Pengawas dan Dewan Direksi. Dewan pengawas yang berjumlah 5 orang terdiri dari unsur publik, pemerintah dan perusahaan. Dewan pengawas yang merupakan wujud representasi dan supervisi publik memilih dewan direksi yang berjumlah 5 orang yang bertugas melaksanakan kewajiban penyiaran dan bertanggung

15 J.B. Wahyudi, Teknologi Informasi dan Produksi Citra Bergerak, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1992), hal 43

(37)

jawab atas penyelenggaraan penyiaran. RRI sebagai lembaga penyiaran publik yang independen, netral dan tidak komersial yang berfungsi memberi pelayanan siaran informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol sosial serta menjaga citra positif bangsa di dunia internasional.

Besarnya tugas dan fungsi RRI yang diberikan oleh negara melalui UU no. 32 tahun 2002 tentang penyiaran, PP 11 tahun 2005 tentang lembaga penyiaran publik serta PP 12 tahun 2005. RRI dikukuhkan sebagai satu- satunya lembaga penyiaran yang dapat berjaringan secara nasional dan dapat bekerja sama dalam siaran dengan lembaga penyiaran asing.

2) Radio swasta

Dalam ketentuan undang-undang, stasiun penyiaran swasta adalah sebuah lembaga penyiaran yang bersifat komersial. Radio swasta berfokus pada keuntungan. Kepentingan radio swasta diarahkan kepada segmen pasar yang menjadi target. Sehingga siarannya pun mengikuti keinginan/permintaan pasar.

3) Radio komunitas

Radio ini adalah radio yang didirikan dan dikelola oleh sebuah komunitas. Radio komunitas juga sering disebut sebagai radio sosial, radio pendidikan atau radio alternatif. Terdapat perbedaan antara radio komunitas dan radio swasta yakni pengelolaan radio komunitas berdasarkan hasil diskusi dan kesepakatan bersama warga, radio komunitas mengutamakan kepentingan dan kebutuhan warga, radio komunitas menyajikan tema-tema yang dibutuhkan warga setempat dan bahasa penyiar radio komunitas mengikuti dialek lokal dan kebiasaan berbicara masyarakat setempat sedangkan radio swasta pengelolaan radio swasta berdasarkan hasil rating oleh surveyor dan kreatifitas pengelola, radio swasta diarahkan kepada segmen pasar yang dipasar, mengikuti selera pasar dan bahasa penyiar radio swasta cenderung mengikuti gaya bicara orang kota. Radio komunitas bersifat

(38)

independent, tida komersial, daya pancar rendah, luas jangkauan wilayah terbatas, dan untuk melayani kepentingan komunitasnya.16 2. Siaran Radio

Siaran radio merupakan aktivitas penyiaran yang dilakukan oleh penyiar. Pada saat on air terdapat dua metode siaran yang dapat dilakukan oleh penyiar. Berikut adalah metode tersebut:17

1) Siaran sendiri

Siaran sendiri yaitu penyiar melakukan segalanya dengan sendiri, baik bertutur, mengelola interaksi maupun mengoperasikan peralatan. Dalam proses ini menuntut kemahiran dan keterampilan penyiar untuk menghidupkan siaran dengan variasi gaya, warna maupun nada suara.

2) Siaran berdua

Siaran berdua atau lebih yaitu penyiar berpasangan baik dengan operator yang bekerja untuk mengoperasikan peralatan maupun dengan sesama penyiar. Penyiar berada dalam ruang siaran (studio) dan operator berada dalam ruangan kontrol mengatur keseimbangan suara, kaset, tape, serta memutar musik sesuai dengan program acara.

Teknik siaran radio terbagi menjadi dua macam, yaitu siaran langsung dan rekaman:18

1) Siaran langsung

Siaran langsung adalah siaran yang berlangsung secara langsung.

Kelebihan siaran secara langsung adalah adanya dialog interatif antara komunikator dengan komunikan, jadi dalam siaran langsung ini pihak pendengar bisa menanyakan langsung kepada penyiar.

2) Rekaman Siaran

Rekaman disebut juga tapping. Kelebihan dari siaran tapping adalah

16 Atie Rachmiatie, Radio Komunitas, (Bandung: Sembiosa Rekatama Media, 2007), hal. 78

17 Muryanto Ginting Muthe, Media Komunikasi Radio, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996), hal. 45

18 Dewi Masitoh, Analisis Terhadap Teknik Siaran Dakwah Dalam Program Acara “Nuansa Hati” Programa 1 RRI Semarang, (Skripsi UIN Walisongo Semarang, 2015), hal 40-41

(39)

bagian produksi bisa melakukan pengeditan, sehingga kesalahan pengucapan bisa dihindari

Untuk jenis siaran radio terbagi menjadi tiga macam yaitu:

1) Siaran artistik

Siaran ini adalah siaran music-musik atau siaran yang berisi lagu, hiburan atau seni, humor dan infotaiment.

2) Siaran jurnalistik

Siaran ini adalah siaran yang berfokus pada informasi-informasi atau berita-berita yang membahas berbagai berita. Siaran jurnalistik ini dapat berbentuk program berita, paket berita atau bahkan berita buletin

3) Siaran veriety show

Siaran ini adalah siaran dengan menggabungkan beragam format beragam format acara seperti tips, interview, kuis, permintaan lagu, info aktual, gosip, dialog interaktif dan lain sebagainya.19

3. Program Siaran Radio

Program radio merupakan program yang berisi pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara, baik bersifat interaktif maupun tidak yang disiarkan oleh komunikasa massa radio. Program atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audiens tertarik untuk mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran radio tersebut.

Kata Program dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yakni rancangan/usaha yang dijalankan.20 Istilah program di radio dapat dianalogikan sebagai produk/sesuatu yang dihasilkan yang dapat dinikmati atau difungsikan. Dan menurut John R. Bitter yang dikutip masduki, program atau dikenal sebagai acara ini merupakan barang yang dibutuhkan khalayak sehingga mereka bersedia untuk mendengarkannya.21

19 Asep Syamsul M. Romli, Basic Announcing: Dasar-dasar Siaran Radio, (Bandung:

Nuansa, 2009), hal. 4

20 Tim penyusun kamus pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 9 Jakarta:

Department Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 1988) hal.897

21 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: LkiS Yogyakarta, 2004), hal.

35

(40)

Adapun istilah program di dunia radio berarti acara, sementara yang dimaksud dengan program adalah susunan kesatuan acara dalam sehari.

Program siaran radio radio merupakan rangkaian acara yang disiarkan sepanjang hari melalui pesawat radio bisa berupa berita, informasi, sandiwara/ drama, kesenian, music dan sebagainya, yang dibagi menjadi beberapa bagian berdasarkan aturannya Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang atau pelayanan yang dijual kepada pihak lain yaitu audiens dan pemasang iklan. Dengan demikian, program radio adalah produk radio yang dibutuhkan orang sehingga mereka bersedia mendengarkannya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam dunia penyiaran yaitu program acara radio yang baik akan mendapatkan pendengar yang lebih besar, sedangkan program acara radio yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar.22

4. Format Siaran Radio

Format adalah kerangka kerja, konseptualisasi dari sebuah stasiun siaran. Berbagai radio memiliki format penyiaran yang berbeda satu sama lain. Morissan mengutip Pringle-star-Mc-Cavitt menjelaskan the programming of most stasions is dominated by one principal content element or sound known as format bahwasanya sebagian program radio didominasi oleh unsur isi dan suara yang dikenal dengan sebutan format.23 Format siaran terbagi kedalam 4 jenis yaitu:

a) Format Informasi

Format informasi adalah siaran yang berisi tentang informasi-informasi di dalamnya. Format ini biasanya berbentuk acara-acara yang menyajikan berita dan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

b) Format Musik

Format musik adalah siaran yang berisi tentang lagu-lagu dan music-

22 Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2015), hal. 200

23 Morissan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 108

(41)

musik. Format ini biasanya menyajikan/menyuguhkan berbagai lagu request dan lagu-lagu yang sedang disukai/hits di masyarakat.

c) Format Spesial

Format spesial adalah siaran yang berisi seputar baik itu budaya, radio khusus etnik, agama (dakwah). Format ini spesial karena menyajikan/menyuguhkan sesuatu yang spesifik.

d) Variety Format

Format ini adalah kombinasi dari tiga format acara.

Program siaran dikelompokkan dalam 2 format yaitu 1) format pendengar bertanya dan pendakwah menjawab tanpa umpan balik dan 2) format pendengar bertanya dan pendakwah menjawab dan ada umpan balik.24 C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir adalah suatu hal yang penting dalam penelitian.

Kerangka berpikir berguna untuk mengetahui teori dan alat analisis apa saja yang digunakan. Berikut adalah kerangka kerangka berfikir pada penelitian ini:

24 Armawati Arbi, Format Program Siara Radio Dangdut Jakarta dalam Konsultsi Keluarga da Dakwah, Jurnal Komunikasi Islam, Vol 02 No 02, Desember 2012, hal. 322.

Konstruksi Sosial Media Massa Atas Realitas Sosial (Burhan Bungin, 2008: 195)

Proses Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas

Sosial 1. Menerapkan

Kebijakan media atas SMCR

2. Mencari ide, fakta dan referensi

3. Membuat variasi Skrip (Armawati Arbi, 2021: 28)

a

Tabel 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Hasil Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas

Sosial

1. Identitas Program Religi Pagi (Brand, image, reputasi dan karakterr) 2. Kekuatan Framing: ide,

fakta dan referensi 3. Pola siaran

(Armawati Arbi, 2021: 29)

(42)

GAMBARAN UMUM

A. Profil Radio Republik Indonesia (RRI)

Jenis : LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Industri : Penyiaran

Berdiri : 11 September 1945

Kantor Pusat : Jl. Medan Merdeka No. 4-5 Jakarta Pusat Website : m.rri.co.id/profil.html

Facebook : Radio Republik Indonesia Instagram : Radio Republik Indonesia

(Username: rri.official) Youtube : RRI Net Official

Apps : RRI PLAY GO, NUX, TUNE IN RADIO

1. Sejarah RRI

Radio Republik Indonesia secara resmi berdiri tanggal 11 September1945.RRI merupakan radio satu-satunya di Indonesia yang menyandang nama negara dimana siarannya ditujukan untuk kepentingan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.

RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik (LPP) memiliki sifat/harus bersifat independen, netral dan tidak komersial, dimana seluruh program

Gambar 1 Logo RRI

30

Gambar

Tabel 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Gambar 1 Logo RRI
Gambar 2 Struktur Organisasi RRI
Gambar 3 Tampilan RRI Play Go  Gambar 4 Tampilan Website RRI
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

60 Berdasarkan rumusan yang terdapat pada Nieuw Nederlands Burgerlijk Wetboek maka dapat dikatakan bahwa suatu perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang

Sedangkan tingkat kinerja yang dirasakan konsumen terhadap kinerja marketing mix Kantin Sedap adalah sebesar 4.00 dari skala 5 yang berarti sebagian besar konsumen merasa cukup

Dalam penelitian ini berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain, seperti judul yang peneliti angkat yaitu, “Korelasi Kreatifitas

Syuro merupakan satu mekanisme pengambilan keputusan yang dikenal dalam Islam.Sifatnya yang elastis karena bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman, menjadikan syuro

Dari jumlah roman sejarah Indonesia yang tak begitu banyak, dalam penelitian ini dibahas lima buah novel sejarah yang menampilkan konvensi novel sejarah (Barat) secara

Karena Indikator keberhasilan belum tercapai, penelitian tindakan kelas (PTK) dilanjutkan ke siklus II dengan harapan optimalisasi penerapan strategi pembelajaran

Pelbagai hipotesis tentang kehadiran kelompok Aryan-Kamboja, raja-raja India, orang Cina, pedagang dan pendakwah Arab, pengembara Parsi, imperial Eropah dan bermacam-macam