RANCANGAN PEDOMAN (R-0)
PENGENDALIAN EUROTIFIKASI WADUK DENGAN METODE SIRKULASI AIR
KEGIATAN
PENGEMBANGAN RANCANGAN NSPM (K)
BIDANG LINGKUNGAN KEAIRAN ..._..._.._,_...-~
DESEMBER, 2014
KEMENTERIAN PEKER J AAN UMUM
DSM/IP. 16.05/03.3/La-BLK/2014
PUSLITBANG SUMBER DAYA AIR OUTPUT
RANCANGAN PEDOMAN (R-0)
PENGENDALIAN EUROTIFIKASI WADUK DENGAN METODE SIRKULASI AIR
KEGIATAN
PENGEMBANGAN RANCANGAN NSPM (K) BIDANG LINGKUNGAN KEAIRAN
DESEMBER, 2014
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
Jalan lr. H. Juanda 193, Bandung 40135, Telp. (022) 2501083,2504053,2501554,2500507 Faks. (022) 2500163. PO Box 841. E-mail: pusat@pusair-pu.go.id. Http: //www.pusair-pu.go.id
Output kegiatan •Rancangan Pedoman (R-0) Pengendalian Eurotifikasi Waduk Dengan Metoda Sirkulasi Air" merupakan salah satu dari enam hasil output kegiatan •pengembangan Rancangan NSPM (K) Bidang Ungkungan Keairan•
yang dilaksanakan pada tahun 2014 oleh Balai Lingkungan Keairan Puslitbang Sumber Daya Air .
Tujuan Menyusun output ini yaitu memberikan acuan tentang Pengendatian Eurotifikasi Waduk Dengan Metode Sirkulasi Air yang dapat digunakan untuk menilai atau mengevaluasi tingkat sirkulasi air di waduk untuk menurunkan algae . isi output tersebut adalah metode sirkulasi penurunan algae di sekitar waduk.
5 output lainya yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah : ( 1) Rancangan Pedoman (R-0) lsolasi Bakteri lokal Untuk Penurunan Pencemar BOD Organik, (2) Pengukuran Korosifitas Air pada lnfrastruktur Sumber Daya Air, (3) Rancangan Pedoman (R-0) Penentuan Status Mutu Air,
(4)Revisi R-1 Cara Uji Berat Jenis Sedimen dengan Piknometer, (5) Revisi (R-1) Pengujian Distribusi Butir Sedimen Secara Gravimetri dengan Ayakan .
Buku output ini disusun oleh tim Peneliti Balai Lingkungan Keairan Moelyadi Moelyo, M.Si dengan bimbingan dan arahan Kepala Balai Lingkungan Keairan selaku penanggung jawab kegiatan metoda sirkulasi penurunan algae di sekitar waduk.
Output diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak dan menjadi bahan masukan dakan rangka pengelolaan linkungan keairan, khususnya Metode Sirkulasi Air di Waduk
Ucapan terimakasih di sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan output.
Bandung,Desember2014 Kepala Puslitbang Sumber Oaya Air
t Dr. lr. Suprao~o. M.Eng
NIP.19570507 198301 1 001
RANCANGAN
PEDOMAN
BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL
BAHAN RAPAT TEKNIS RPT1 : Pd T -XX.-TTTT -A
Pengendalian eutrofikasi waduk dengan metode sirkulasi air
j, 1,./ KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
Daftar isi
RPT1 : Pd T -XX.-TTTT -A
Daftar isi ... .
Kata pengantar . . . . ... . ... ... ... ... . .. . . ... .. .. . .. . . .. . . .. .. . . . .. . ... . . . ... . . .. . . . .. ... ... ii
Pendahuluan . .. . . .. . . iii
1 Ruang lingkup . . . .. . . . .... .... ... .. ... ... ... ... ... .. . . .. . . .. . . .. . ... . ... ... .. . . 1
2 Acuan normatif . . . 1
3 lstilah dan definisi . .. . . .. . . . .. . . 1
4 Persyaratan .. . . .. . . .. . . . .. . .. . . .. . . .. ... . . . 2
4.1 Kriteria waduk/danau... ... 2
4.2 Lokasi yang dipilih .. . . ... . .... ... ... . .. . . .. . . .. . . .. . . .. ... ... ... . . . 2
5
Rancangan/desain teknofogi... .. . . .. . .3
5.1 Pertimbangan desain... ... .... ... .. . .. . . . .. . . .. . ... .. .. .... ... ... ... 3
5.2 Kriteria dan asumsi desain... ... 3
6 Prosedur pembuatan alat... ... ... 3
6.1 Komponen - komponen bangunan. ... . . .. .. . . . .. . .. . . . ... ... .. .... ... .. .. ... 3
6.2 Spesifikasi... ... 3
6.3 Cars pembuatan ... :... ... 4
6.3.1 Rangka ... ... ... . . .... .... . .. .... ... ... ... 4
6.3.2 Pipa sirkulasi ... ... 4
6.4 Prosedur operasi ... ... 4
6.5 Prosedur pemeliharaan ... ... . .... .. . .. .. .. .. . .. ... .. .. . .. . . .. .. .. .. .. ... .. . .. ... . .. 4
Lampiran A Bagan alir pembuatan alat sirkulasi air waduk .. . .. .. . .. .. .. .. ... ... . .. 6
Lampiran 8 Gambar-gambar... .... ... ... .... .. . .. .. . .. .. .. . .. .. .. .. .. . . . .. . ... . .. . .. .. . .. . .... .... . ... .. . . . 7
Lampi ran C Analisis biaya pembuatan alat sirkulasi air waduk .. .. .. .. . .. .. .. . .. .. .. . .. . . . .. ... . . .. 13
Lampiran D Daftar nama dan lembaga ... 14
Bibliografi .. . .. . . .. .. . .. . . .. .. .. .. .. . .. . .. .. . .... . .. .. ... .. . .. . .. . . .. . . .. . . .. . . . .. . . . .. 15
Kata pengantar
BAHAN RAPAT TEKNIS RPT1 : Pd T-XX.-TTTT-A
Rancangan pedoman {R-0) pengendalian eutrofikasi waduk dengan metode sirkulasi air merupakan salah satu output pada kegiatan "Pengembangan Rancangan NSPM (K) Bidang lingkungan Keairan· yang dilaksanakan pada tahun 2014 oleh Balai Lingkungan Keairan Puslitbang Sumber Daya Air. Pedoman ini memberikan ketentuan pengendalian eutrofikasi waduk dengan metode sirkulasi air yang dimaksudkan untuk menjamin bahwa metode yang dilakukan dapat mengendalikan eutrofikasi waduk/danau.
Rancangan pedoman ini mengacu kepada hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti Balai Lingkungan Keairan pada tahun 2009, 2012 dan 2013. Penulisan rancangan pedoman telah sesuai dengan tata cara penulisan standar PSN 08 Tahun 2007.
Rancangan pedoman ini disusun oleh gugus kerja Balai Lingkungan Keairan dengan bimbingan dan arahan dari Kepala Balai Lingkungan Keairan selaku penanggung jawab kegiatan yang diharapkan dapat berrnanfaat bagi semua pihak dan menjadi bahan masukan datam rangka pengelolaan kualitas air waduk/danau.
Kami sangat mengharapkan masukan dan saran dari semua pihak untuk kesempumaan rancangan pedoman ini.
ii dari 15
Pendahuluan
RPT1 : Pd T -XX.-TTTT -A
Waduk adalah infrastruktur sumber daya air yang umumnya berfungsi sebagai penyedia air baku, air irigasi, pembangkit tenaga listrik. pengendali banjir, dan konservasi lingkungan. Namun demikian, sebagian besar waduk di Indonesia dalam kondisi tercemar dan telah mengalami status penyuburan berlebihan atau eutrofikasi (Machbub, dkk., 1997; Lehmusluoto, dkk., 1995). Eutrofikasi disebabkan oleh proses meningkatnya kadar
zat
hara, terutama parameter nitrogen dan fosfor pada air danau atau waduk yang dapat memacu pertumbuhan alga secarapesat
(blooming algae) dan dapat mengganggu kesetimbangan ekosistem akuatik secara keseluruhan.Dalam rangka penanganan pengendalian kualitas air wadukldanau, telah dilakukan penelitian mengenai kualitas air danau yang terganggu pemanfaatannya akibat eutrofikasi oleh Puslitbang Sumber Daya Air pada tahun 2009 dengan pembuatan teknologi pengendalian algal
bloom skala
laboratorium. Penelitian dilanjutkan pada tahun 2012 dan 2013 yang menunjukkan bahwa metode sirkulasi air menyebabkan berkurangnya populasi alga sehingga dapat meningkatkan kejernihan air.Pedoman ini memberikan ketentuan pengendalian eutrofikasi waduk dengan metode sirkulasi air yang dimaksudkan untuk menjamin bahwa metode yang dilakukan dapat mengendalikan eutrofikasi waduk/danau. Metode ini dilakukan berdasarkan sirkulasi air waduk/danau secara vertikal dan terus menerus. Peralatan yang digunakan adalah alat sirkulasi air dengan sistem propeller dan motor yang digerakan oleh tenaga listrik dari solar ceU dan bekerja selama 24 jam. Alat tersebut dilengkapi dengan baterai sebagai penyimpan arus listrik sehingga dapat digunakan pada m~am hari.
BAHAN RAPATTEKNIS RPT1 : Pd T -XX.-TTTT -A
Pengendalian eutrofikasi waduk dengan metode sirkulasi air
1 Ruang lingkup
Pedoman ini memberikan ketentuan pengendalian eutrofikasi waduk dengan metode sirkulasi air yang dimaksudkan untuk menjamin bahwa metode yang dilakukan dapat mengendalikan eutrofikasi wadukldanau. Metode ini dilakukan berdasarkan sirkulasi air wadukldanau secara vertikal dan terus menerus, dengan cara memindahkan air dari kedalaman tertentu (di bawah batas daya tembus cahaya mataharilsecchi depth} ke bagian permukaan atau mendekati permukaan air. Peralatan yang digunakan adalah alat sirkulasi air dengan sistem propeller dan motor yang digerakan oleh tenaga listrik dari solar cell dan bekerja selama 24 jam. Alat tersebut dilengkapi dengan baterai sebagai penyimpan arus listrik sehingga dapat digunakan pada malam hari.
2 Acuan nonnatif
SNI 04-3850.2-1995, Modul sutya fotovoltaic.
SNI 04-6391-2000, Battery Charge Regulator (BCR)- Prosedur uji dan persyaratan teknis.
SNI 04-6392-2000, Sel dan baterai sekunder untuk penggunaan sistem pembangkit listrik fotovoltaic, persyaratan umum, dan metode pengujian.
3 lstilah dan definisi
Pada pedoman ini digunakan berbagai istilah sebagai berikut : 3.1
danau
wadah air dan ekosistemnya yang terbentuk secara alami (Kamus Umnologi, Perairan Darat oleh PE Hehanusa dan Gadis Haryani 2001 }.
3.2 waduk
waduk adalah wadah buatan yang terbentuk sebagai akibat dibangunnya bendungan (Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 tentang Bendungan).
3.3
eutroflkasl
proses yang menyebabkan perairan menjadi sangat produktif karena pertambahan zat hara (nutrien) baik secara alamiah maupun buatan (Kamus Umnologi, Perairan darat oleh PE Hehanusa dan Gadis Haryani, 2001 ).
3.4
marak alga (algal blooming)
pertumbuhan populasi alga (ganggang) yang luar biasa dari satu spesies atau lebih sehingga seluruh pennukaan air dapat tertutup alga dan dapat membuat warna air berubah sesuai dengan jenis alga yang dominan (Kamus Limnologi, Perairan Darst oleh PE Hehanusa dan Gadis Haryani, 2001).
1 dari 15
3.5
kecerahan air
(secchi depth)RPT1 : Pd T -XX.-TITT-A
batas kedafaman air yang sudah tidak dapat ditembus cahaya matahari.
3.6
fttoplankton
organisme renik yang hidup meJayang-layang mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad nabati.
3.7
zooplankton
organisme renik yang hidup melayang layang mengikuti pergerakan air yang berasal dari jasad hewani.
3.8
klorofilpigmen yang dimiliki oleh berbagai organisme dan menjadi salah satu molekul berperan utama dalam fotosintesis. Klorofil memberi wama hijau pada daun tumbuhan, alga hijaulfitoplankton. Molekul klorofil menyerap cahaya merah, biru, dan ungu, serta memantulkan cahaya hijau dan sedikit kuning sehingga mata manusia menerimanya sebagai wama hijau.
3.9
solar cellsensor yang terbuat dari photovoltaic yang dapat mengubah intensitas cahaya menjadi perubahan tegangan pada outputnya. Apabila solar cell menerima pancaran cahaya, maka pada kedua terminal outputnya akan keluar tegangan DC sebesar 0,5 V.
3.10
solar control charger (SCC)
alat pengubah energi yang dihasilkan oleh solar cell menjadi energi listrik yang siap disimpan dalam baterai, sekaligus sebagai alat pengontrol (cut out) yang akan memutus aliran bila baterai telah penuh.
3.11
baterai/accu kering
bejana atau tempat yang berisi bahan kimia yang dapat menyimpan anergi listrik. Terdiri dari sel-sel anoda dan katoda yang tersusun sejajar. Accu basah berisi cairan kimia (H~0.4), sedangk.an
accu
kering berisi bahan kimia yang berbentuk gel.4 Persyaratan
Pada pedoman ini terdapat persyaratan sebagai berikut:
4.1 Kriteria wadukldanau
Wadukldanau yang memer1ukan alat sirkulasi air adalah wadukldanau yang telah mengalami penyuburan dengan kadar nutrien sang at tinggi ( eutrofik) dan sering terjadi marak alga (algal blooming) aklbat pencemaran organik.
4.2 Lokasi yang dipilih
BAHAN RAPAT TEKNIS RPT1 : Pd T-XX.-TTTT-A
Lokasi penempatan slat sirkulasi air adalah lokasi yang mengalami pertumbuhan alga sangat pesat (air berwarna hijau kebiruan atau kecoktatan), kecerahan air di bawah 1 m dan kadar oksigen terlarut pada kedalaman mendekati nol.
5 Rancangan/desain teknologi 5.1 Pertimbangan desaln
Teknologi ini didesain berdasarkan pertimbangan:
• teknologi ramah lingkungan (mengendalikan eutrofikasi tanpa menimbulkan polutan),
• biaya pembuatan relatif murah karena dibuat dengan bahan-bahan yang mudah didapat, dan
• pengoperasian dan pemeliharaan cukup mudah.
5.2 Kriteria dan asumsl desain
Perangkat yang digunakan pada alat sirkulasi air danau/waduk (lihat Gambar 8.1), antara lain:
• propeller 5,5 inci, sebagai penghisap air yang ditempatkan pada pipa paralon diameter 6 inci dengan panjang 3 m,
• system solar cell menggunakan 4 buah solar panel, dengan spesifikasi masing-masing panel adalah maximum power 100 W dan 5,8 A,
• solar control charger) adalah alat pengubah energi yang dihasilkan oleh solar cell menjadi energi listrik yang siap disimpan dalam baterai, sekaligus sebagai alat pengontrol (cut out) yang akan memutus aliran bila baterai telah penuh,
• motor pemutar DC 12 V 3 A, dan
• bateraVaccu dengan dry cell (accu kering) menggunaka'12 buah dengan spesifikasi 12 V 100 Ah (ampere jam).
AJat sirkulasi air dibuat dengan sistem knock-down agar memudahkan pada saat pengangkutan.
6 Prosedur pembuatan alat
6.1 Komponen-komponen bangunan
Alat sirkulasi air wadukldanau terdiri dari komponen-komponen yaitu :
• rangka terdiri dari deck untuk tempat pijakan, untuk penempatan solar cell, kotak tempat baterai, dan kotak panel volt meter, ampere meter, dan saktar on/off, dan 4 buah solar cell ditempatkan pada bagian atas sebagai atap alat tersebut,
• pipa sirkulasi terdiri dari pipa PVC, motor DC untuk memutarkan propeller, propeller, batang as penghubung motor dan propeller, dan 2 buah bearing (lager),
• kotak penyimpan baterai dan solar charger berisi 2 buah baterai kering dan 2 buah solar charger, dan
• pelampung terdiri dari 4 buah drum dari logam besi digunakan untuk mempertahankan alat agar tetap mengapung dan menggunakan tali yang dipasangkan pada jangkar untuk mempertahankan alat agar tidak pindah lokasi.
6.2 Spesifikasi
Alat sirkulasi air wadukldanau terdiri dari komponen-komponen dengan spesifikasi sebagai berikut:
• rangka terdiri dari deck untuk tempat pijakan dan penempatan solar cell, kotak tempat baterai, dan kotak panel volt meter, ampere meter dan saklar on/off yang dibuat dari
3 dari 15
RPT1 : Pd T -XX.-TTTT -A
logam besi dengan dimensi panjang x Iebar (2 m x 2 m), ketinggian 1 ,5 m; 4 buah solar cel/1 00 W ditempatkan pacta bagian atas sebagai atap alat tersebut,
• pipa sirkulasi terdiri dari pipa PVC diameter 8 inci, motor DC 12 V 6 A untuk memutarkan propeller, propeller diameter 5,5 inci terbuat dari plat afumunium dengan ketebafan 1 mm, batang as penghubung motor dan propeller terbuat dari batang alumunium diameter 1 em dan panjang 1 m, 2 buah bearing (lager) diameter 3 em,
• kotak penyimpan baterai dan solar charger berisi 2 buah baterai kering 12 V 1 00 AH dan 2 buah solar charger masing-masing 15 A, dan
• pelampung terdiri dari 4 bush drum dari Jogam besi berdiameter 0,58 m dan tinggi 0,89 m.
6.3 Cara pembuatan 6.3.1 Rangka
Rangka terbuat dart batang-batang besi, dan besi siku, penyambungannya dengan cara dilas. Rangka terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu;
• decklchasis terbuat dari besi plat dan
besi L
(lihat Gambar 8.2),• rangka penyangga terbuat dari besi hollow(lihat Gambar 8.3), dan
• pefampung/drum terbuat dari besi plat (lihat Gambar 8.4).
6.3.2 Pipa sirkulasi
Pipa sirkulasi (lihat gambar 8.5) dibuat dari:
• pipa paralon 6 inci sepanjang 3 m,
• dop paralon 6 inci sebanyak 2 buah,
• plat aluminium tebal 1 mm ukuran 15 x 15 em,
• batang aluminium diameter 1 em sepanjang 1 m,
• plat besi/aJuminium untuk membuat penyangga motor pemutar,
• plat mika transparan tebal5 mm ukuran 15 x 15 an sebaoyak 21embar, dan
• motor pemutar DC 12 V 6 A.
6.3.3 Rangkaian elektronik
Rangkaian elektronik mulai dari dari solar cell ke solar charger, dari solar charger ke baterai, dan dari baterai ke panel dan motor pemutar (lihat gambar 8.6).
6.4 Prosedur
operasi
• perakitan rangka yang terdiri dari decklchasis, rangka penyangga, dan pelampung/drum,
• pengangkutan ke tempat yang dituju dapat ditarik menggunakan perahu,
• pemasangan pipa sirkulasi, panjang pipa sirkulasi dapat dipilih sesuai kebutuhan,
• penyambungan kabet-kabel dari baterai ke motor pemutar, dan
• bila semua kabel dari solar cell ke solar charger, dari solar charger ke baterai, dan dari baterai ke panel dan motor pemutar, maka motor dapat dijalankan.
6.5 Prosedur pemeliharaan
Alat sirkulasi air sedapat mungkin tidak banyak memerlukan pemeliharaan mengingat penggunaannya di tengah danau/waduk. Namun demikian, dalam jangka panjang sebaiknya ada pengontrolan secara berkala, meliputi :
a) Pengontrolan pengisian baterai oleh solar cell
Pengontrolan dapat dilakukan dengan melihat lampu indikator pada solar charger (lihat Gam bar B. 7).
BAHAN RAPAT TEKNIS RPT1 : Pd T -XX.-TTTT -A
dapat juga dengan melihat lampu indikator pada baterai. Bila lampu pada baterai masih berwama hijau, maka baterai masih dalam kondisi baik dalam menyimpan arus listrik Namun, bila lampu sudah berwarna merah, maka baterai harus segera diganti karena sudah tidak dapat menyimpan stroom dengan baik.
c) Pengontrolan motor pemutar
Pengontrolan dilakukan dengan mengamati putarannya. Bila putaran motor menjadi lebih lambat atau motor menjadi panas, maka motor harus segera diganti.
d) Pemeriksaan pada pipa sirkulasi
Bila terjadi penyumbatan oleh kotoran, maka pipa sirkulasi harus diangkat dan dibersihkan.
5 dari 15
LAMPIRAN A (lnformatif)
RPT1: Pd T-XX.-TTTT-A
Bagan alir pembuatan alat sirkulasi air wadukldanau
-
--
I
Pembuatan 1. DecWChasis•
RangkaI
2. Rangka PenyanggaL
3. Pelampung/Drum~---
I I
Pembuatan Pipa Sir1<ulasi
i L __
Pemasangan Pipa Sir1<ulasi
.
1
Pembuatan Rangkaian Elektronik Rangkaian etektronik mutai dari dari solar cell ke solar charger, dari solar
charger ke baterai, dan dari baterai ke panel dan motor pemutar
F
o.eo \, z.m o..ID ., o.eo1
l
1 I I I=,'~o•
wL.-?
~
lc-
~~,,
I ! i ! I
.J.. I I ! ,j,
1 i
I i J
..,
\.~1/
I I IPotongan A - A
~9-
BAHAN RAP AT TEKNIS RPT1: Pd T-XX.-TITT-A
LAMPIRAN B
(lnformatif)
Gambar-gambarF --r
2m u·r
~"'!t
._. •• n ..
L
\ iliiL j
Potongan B - B
Gambar 8.1 - Alat slrkulasl air wadukldanau (tampak samplng) 7 dart 15
l
1OA7
/
Besi Siku (50.50.4) nvn
RPT1 : Pd T-:XX.-TTTT-A
Besi Besi
(30.30.3} nvn (30.3) nvn
I
,lr---/ I
I.,/ I /
l·
106 0,472,00
~enahDeck
( ' Skala 1. 2
Gambar 8.2 - Desain decklchasls
i ~
1
l
'
•.)
Keterangan :
Besi Siku (30.30.3) mm
Satuan dalam meter
CD
Pocongan A. A.... ,:.
c
CD
Potongan B • B-1::110
BAHAN RAP AT TEKNIS RPT1: Pd T-XX.-TTTT-A
-JO: r
""'(~~
Xl.lOl rnn,.,
<"'
0
...
:-..
--
~~10-*l..lllltll
cv---
(40.40) IMI /
"'~~~ ...,_.,_ ...
£ SGWCII . . . .
,.,
"'0
-I
-
-..:..._ -...,!1210.40.5)-K.-.CD .:-:~
9esl Hollow Alllt Sirlwlaal8 ~
215"
£
~ 0
ALl_ i~JA
(p}Denah Alai ~laal
B~
Gam bar B.3 - Desaln rangka penyangga 9 dart 15
0,59 M
Drum
CD ...
,:20£ 0\
CD 0
RPT1 : Pd T -XX.-TTTT -A
G0,10mm
Gambar 8.4- Desain drum/pelampung
BAHAN RAPATTEKNIS RPT1 : Pd T -XX.-TTTT -A
on
0.34
Gambar 8.5 - Desain pipa sirkulasi air
Mob DC
Gambar 8.6 - Rangkaian elektronik alat sirkulasi air wadukldanau
11 dari 15
RPT1 : Pd T -XX.-TnT -A
Gambar B. 7 - Lampu indikator pengisian pada solar charger
No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
LAMPIRAN C (lnformatif)
BAHAN RAPAT TEKNIS RPT1: Pd T-XX.-TTTT-A
Analisis biaya pembuatan alat sirkulasi air danaulwaduk
Nama Barang Volume Satuan Harga Jumlah
Besi siku 30x30x3 mm 1 btg 48.000 48.000
Basi siku 50x50x4 mm 2 btg 225.000 450.000
Besi pelat 30x3 mm 5 btg 48.000 240.000
Besi pelat 40x4 mm 2 btg 55.000 110.000
Basi hollow 30x30 mm 3 btg 55.000 165.000
Basi hollow 40x40 mm 1 btg 65.000 65.000
Solar cell 4 bh 500.000 2.000.000
Drum/pelampung 4 bh 130.000 520.000
Kotak penyimpanan 1 ls 100.000 100.000
Total biaya keluaran 3.698.000
13 dari 15
LAMPIRAN D (lnformatif)
Daftar nama dan lembaga
a) Pemrakarsa:
Balai Lingkungan Keairan b) Konseptor :
1) Drs. Mas Agus Hermana 2) Aiman Ibrahim, S.Si 3) Adhita Abdillah. ST c) Narasumber :
Dr. lr. Priana Sudjono, MS., Dipi.Eng
RPT1 : Pd T -XX.-TTTT -A
Bibliografi
BAHAN RAPAT TEKNIS RPT1 : Pd T -XX.-TTTT -A
Goldman, C.R. dan A.J. Home. 1983. Limnology. New York: McGraw-Hill Inc.
Hehanussa, P.E. dan G.S. Haryani. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat). Jakarta: IHP UNESCO-UP I.
Herudjito, A. 2007. Pemodelan 20 Sirkulasi Arus dan Kualitas Air Waduk Jatiluhur. Tesis : lnstitut Teknologi Bandung.
lrianto, E.W. dan R.W. Triweko, 2011. Eutrofikasi Waduk dan Danau : Permasalahan, Pemodelan. dan Upaya Pengendalian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Oaya Air. Badan Penelitian dan Pengembangan. Kementerian Pekerjaan Umum.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Oaya Air. 2004. Pengelo/aan Waduk dan Danau dari Aspek Kualitas Ungkungan. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air. 2006. Pengkajian Upaya KonsetVasi Waduk dan ldentifikasi Sumber Pencemaran. Bandung : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air. 2007. Penelitian DanawWaduk Yang Terganggu Pemanfaataannya oleh Eutrofikasi. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air.
Republik Indonesia. 2010. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2010 tentang Bendungan.
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010.
Wetzel, R. G. 1975. Limnology. Philadelphia: Saunders.
15 dari 15