• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pencapaian Program Kegiatan Pembinaan Gizi Pada Balita Di Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Gambaran Pencapaian Program Kegiatan Pembinaan Gizi Pada Balita Di Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2013."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG

PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013

Citra Kusuma Wenry RL, 2014. Pembimbing : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes.

Angka kejadian kasus gizi buruk pada balita di Indonesia ternyata masih banyak. Kemiskinan dan kelaparan di Indonesia masih cukup tinggi salah satunya di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Jenderal Bina Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Indonesia, jumlah temuan kasus balita gizi buruk Propinsi NTT pada tahun 2005, 2007 dan 2008 menduduki posisi teratas. Salah satu program pemerintah Indonesia yang berkaitan dengan tujuan Millenilum Development Goalls (MDGs) yang pertama adalah dengan mengadakan kegiatan pembinaan gizi balita yang diselenggarakan sejak tahun 2010-2014. Indikatornya adalah seluruh balita di Indonesia wajib ditimbang berat badannya di Puskesmas untuk memantau perkembangan dan pertumbuhannya serta status gizinya agar tercukupi dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pencapaian program kegiatan pembinaan gizi pada balita di Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013.

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan cross sectional.

Hasil penelitian didapatkan gambaran cakupan jumlah balita yang ditimbang di Puskesmas (D/S) dan cakupan jumlah balita yang naik berat badan (N/D) di Kota Kupang belum mencapai target nasional. Gambaran status gizi balita di Kota Kupang menunjukan bahwa sebanyak 10,16% balita menderita gizi kurang dan 1,44% balita (288 balita) menderita gizi buruk.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gambaran keberhasilan program pembinaan gizi pada balita di kota Kupang tahun 2013 belum berhasil.

(2)

ABSTRACT

DESCRIPTION OF ACHIEVEMENT NUTRITION GUIDANCE PROGRAM OF CHILDREN UNDER FIVE YEARS AT KUPANG CITY EAST NUSA

TENGGARA PROVINCE 2013

Citra Kusuma Wenry RL, 2014. Tutor : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes

The incidence of malnutrition among children under five in Indonesia was still a lot. Poverty and hunger in Indonesia is still quite high; one of them is in the province of East Nusa Tenggara (ENT). According to the monitoring results of the Directorate of Community Nutrition, Ministry of Health, during 2005 to 2009, the malnutrition cases in children under five years fluctuated. East Nusa Tenggara Province in 2005, 2007 and 2008, as the highest number of malnutrition. One of the Indonesian government programs related to the first purpose of Millennium Development Goalls (MDGs), is by conducting activities guidance nutrition for children under five years who held since 2010-2014 The indicators are all children under five years in Indonesia shall weighed at the Health Center to monitor the progress and growth and nutritional status so well fulfilled.

The purpose of this study was to determine the achievement description nutrition program development activities on children under five years at the Kupang City East Nusa Tenggara Province in 2013.

This study uses descriptive method with cross sectional design.

The results show the coverage of children under five years who are weighed at the Health Center (D/S) and the coverage of children under five years with the gained weight (N/D) in Kupang have not reached the national target. The nutritional status view of children in Kupang shows that 10.16% children under five years suffered underweight and 1.44% childrens under five years (288 childrens) suffered malnutrition.

The conclusion from this study show that the description of nutrition guidance program for children under five years at the Kupang City in 2013 has not successful.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

SURAT PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

ABSTRACT... v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis ... 4

1.4.2. Manfaat Akademis ... 4

1.5. Landasan Teori ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Balita ... 6

2.1.1 Pertumbuhan dan Perkembangan ... 6

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan .. 7

2.2 Ilmu Gizi ... 15

2.3 Kebutuhan Gizi pada Balita ... 16

2.3.1 Porsi Makan Balita ... 18

(4)

2.4 Kebutuhan Gizi pada Ibu Hamil ... 20

2.4.1 Kalori... 24

2.4.2 Protein ... 24

2.4.3 Zat Besi ... 24

2.4.4 Asam Folat ... 25

2.4.5 Vitamin A ... 25

2.4.6 Vitamin E ... 25

2.4.7 Vitamin B1 ... 26

2.4.8 Kolin ... 26

2.4.9 Kalsium ... 26

2.4.10 Iodine ... 26

2.4.11 Zinc ... 27

2.5 Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak ... 27

2.5.1 Istilah dan Pengertian ... 27

2.5.2 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak ... 28

2.6 Program Gizi di Indonesia ... 29

2.6.1 Program Kegiatan Direktorat Bina Gizi Indonesia ... 30

2.6.1.1 Tugas dan Fungsi ... 30

2.6.1.2 Sasaran dan Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat ... 31

2.6.1.3 Pencapaian Indikator Kinerja ... 34

2.7 Profil Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013... 37

2.7.1 Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013-2017 37 2.7.2 Peta Wilayah Administrasi Kota Kupang ... 38

2.7.3 Demografi ... 38

2.7.4 Keadaan Sosial Ekonomi... 41

2.7.5 Sumber Sarana Kesehatan... 42

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 43

(5)

3.3.1 Desain Penelitian ... 43

3.3.2 Besar Sample Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel ... 43

3.4 Definisi Operasional Variabel ... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Cakupan Tingkat Partisipasi Masyarakat dan Keberhasilan Program. 46 4.1.1 Tabel Presentase Cakupan Jumlah Balita yang Datang ke Puskesmas dan Ditimbang (D/S) ... 46

4.1.2 Tabel Presentase Cakupan Jumlah Balita yang Naik Berat Badan (N/D) ... 48

4.2 Penilaian Status Gizi Balita di Kota Kupang... 49

4.2.1 Tabel Distribusi Balita dengan Status Gizi Kurang berdasarkan Indeks BB/U ... 49

4.2.2 Tabel Distribusi Balita dengan Status Gizi Kurang berdasarkan Indeks BB/TB ... 51

4.2.3 Tabel Distribusi Balita dengan Status Gizi Kurang (R) ... 52

4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Program ... 53

4.3.1 Tabel Distribusi Balita yang Mendapat ASI Eksklusif ... 53

4.3.2 Tabel Distribusi Balita yang Mendapat Vitamin A ... 54

4.3.3 Tabel Distribusi Ibu Hamil yang Mendapat Pelayanan Kesehatan (Fe1, Fe3, dan K1) ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 58

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 64

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Lingkungan Intra dan Ekstrauterin... 10 Tabel 2.2 Jadwal Pelayanan Imunisasi Anak 0 – 18 Tahun... 12 Tabel 2.3 Angka Kecukupan Zat Gizi Anak Usia 1 – 6 Tahun... 17 Tabel 2.4 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks 28 Tabel 2.5 Distribusi Penduduk dan Pertumbuhannnya Menurut Kecamatan di Kota Kupang Tahun 2013... 39 Tabel 2.6 Distribusi Penduduk dan Sex Ratio Menurut Kecamatan di Kota

Kupang... 40 Tabel 2.7 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Kupang Tahun 2013... 41 Tabel 4.1.1 Presentase Cakupan Jumlah Balita yang Datang ke Puskesmas

dan Ditimbang (D/S) di Kota Kupang Periode Tahun 2013... 46 Tabel 4.1.2 Presentase Cakupan Jumlah Balita yang Naik Berat Badan

(N/D) di Kota Kupang Periode Tahun 2013... 48 Tabel 4.2.1 Distribusi Balita dengan Status Gizi Buruk berdasarkan

Indeks BB/U di Kota Kupang Periode Tahun 2013... 49 Tabel 4.2.2 Distribusi Balita dengan Status Gizi Buruk berdasarkan Indeks BB/TB di Kota Kupang Periode Tahun 2013... 51 Tabel 4.2.3 Distribusi Balita dengan Status Gizi Kurang (R)

di Kota Kupang Periode Tahun 2013... 52 Tabel 4.3.1 Distribusi Balita yang Mendapat ASI Eksklusif

di Kota Kupang Periode Tahun 2013... 53 Tabel 4.3.2 Distribusi Balita yang Mendapat Vitamin A di Kota Kupang

Periode Tahun 2013... 54 Tabel 4.3.3 Presentase Jumlah Ibu Hamil yang Mendapat Pelayanan

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengaruh Gizi Ibu Terhadap Tumbuh Kembang... 9

Gambar 2.2 Pengaruh Lingkungan Terhadap Tumbuh Kembang Anak... 14

Gambar 2.3 Model Interelasi Tumbuh Kembang Anak... 15

Gambar 2.4 Contoh Makanan yang Perlu Dikonsumsi Anak 1 – 6 Tahun... 18

Gambar 2.5 Bahan Makanan Sumber Zat Tenaga... 21

Gambar 2.6 Bahan Makanan Sumber Zat Pembangun... 21

Gambar 2.7 Bahan Makanan Sumber Zat Pengatur dari Sayur... 22

Gambar 2.8 Bahan Makanan Sumber Zat Pengatur dari Buah-buahan... 22

Gambar 2.9 Konsep Pelayanan Gizi... 32

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Validasi Data Cakupan Program Gizi Tahun 2013 ... 64

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian………... 65

Lampiran 3 Tabel Standar BB/U Anak Laki-laki0 – 60 Bulan (1)... 66

Lampiran 4 Tabel Standar BB/U Anak Laki-laki 0 – 60 Bulan (2)... 67

Lampiran 5 Tabel Standar BB/PB Anak Laki-laki 0 - 24 Bulan (1)... 68

Lampiran 6 Tabel Standar BB/PB Anak Laki-laki 0 - 24 Bulan (2)... 69

Lampiran 7 Tabel Standar BB/PB Anak Laki-laki 0 - 24 Bulan (3)... 70

Lampiran 8 Tabel Standar BB/PB Anak Laki-laki 0 - 24 Bulan (4)... 71

Lampiran 9 Tabel Standar BB/TB Anak Laki-laki 24 – 60 Bulan (1)... 72

Lampiran 10 Tabel Standar BB/TB Anak Laki-laki 24 – 60 Bulan (2)... 73

Lampiran 11 Tabel Standar BB/TB Anak Laki-laki 24 – 60 Bulan (3)... 74

Lampiran 12 Tabel Standar BB/U Anak Perempuan 0 – 60 Bulan (1)... 75

Lampiran 13 Tabel Standar BB/U Anak Perempuan 0 – 60 Bulan (2)... 76

Lampiran 14 Tabel Standar BB/PB Anak Perempuan 0 – 24 Bulan (1)... 77

Lampiran 15 Tabel Standar BB/PB Anak Perempuan 0 – 24 Bulan (2)... 78

Lampiran 16 Tabel Standar BB/PB Anak Perempuan 0 – 24 Bulan (3)... 79

Lampiran 17 Tabel Standar BB/PB Anak Perempuan 0 – 24 Bulan (4)... 80

Lampiran 18 Tabel Standar BB/TB Anak Perempuan 24 – 60 Bulan (1)... 81

Lampiran 19 Tabel Standar BB/TB Anak Perempuan 24 – 60 bulan (2)... 82

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Indikatornya adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, yang dapat menikmati kemakmuran secara utuh, tidak miskin dan tidak menderita kelaparan. Hal ini merupakan cita-cita pembangunan nasional menselaraskan tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yang pertama yaitu mengurangi kemiskinan dan kelaparan. (BKKBN, 2003)

Telah banyak kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia demi mewujudkan cita-cita pembangunan nasional tersebut. Salah satu program yang dibuat untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan sejalan dengan tujuan MDGs yang pertama yaitu dengan mengadakan Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat dan Kesehatan Ibu dan Anak. Indikatornya adalah seluruh balita di Indonesia wajib ditimbang berat badannya di Puskesmas untuk memantau perkembangan dan pertumbuhannya serta status gizinya agar tercukupi dengan baik. (Depkes RI, 2011)

Namun sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia masih seringkali dihadapkan dengan berbagai permasalahan politik dan ekonomi. Akibatnya timbul kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, ketersediaan pangan dan lapangan kerja juga menjadi berkurang. Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi perilaku ibu dalam mengasuh balitanya. Kualitas pelayanan kesehatan pun menjadi turun sehingga tingkat kesakitan menjadi bertambah dan penyakit infeksi dimana-mana. Faktor-faktor tersebut tentu saja mempengaruhi pula baik buruknya status gizi masyarakat. (The Indonesian Public Health, 2012)

(10)

2

perhatian dan penanganan kesehatan masing-masing. Proses metabolisme dan fisiologi pertumbuhan sel pada setiap tahapan fase ini perlu mendapatkan instrumen penanganan kesehatan yang baik demi mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan tubuh yang optimal.

Balita termasuk kelompok yang rentan gizi di suatu kelompok masyarakat dimana masa itu merupakan masa peralihan antara saat disapih dan mulai mengikuti pola makan orang dewasa. Pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat dan oleh karena itu umumnya pada masa ini terjadi kekurangan gizi. Demikian pula M. Zainudin dalam ulasannya tentang MDGs menyatakan bahwa ibu hamil, bayi dan balita adalah golongan yang kerap menderita masalah gizi kurang dan gizi buruk. (Adisasmito, 2007)

Salah satu Provinsi di sebelah timur Indonesia, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki tingkat kepadatan penduduk 101 jiwa/km². Dengan jumlah penduduk miskin yang masih banyak, masalah kesehatan menjadi masalah yang tidak pernah luput terutama masalah gizi di kalangan balita. Sentuhan pelayanan kesehatan masih sangat minim. Tenaga kesehatan yang ada masih sangat kurang dan kurang terdistribusi secara merata. (Pemprov NTT, 2012)

Pada tahun 2012 jumlah Rumah Sakit Umum (RSU) yang tersedia di NTT sebanyak 41 unit, sebagian besar (8 unit) berada di Kota Kupang. Sedangkan beberapa Kabupaten lainnya di NTT belum memiliki RSU bahkan Puskesmas. Puskesmas sebagai ujung tombak penyediaan fasilitas kesehatan di tingkat kecamatan berjumlah 348 unit. Di tingkat desa/kelurahan ada 2 macam sarana kesehatan yaitu Poskesdes dan Poliklinik Desa (Polindes). Pada tahun 2012 NTT memiliki 594 poskesdes dan 913 polindes. Dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 3.246 berarti di NTT masih banyak desa/kelurahan yang belum memiliki poskesdes dan atau polindes. (Badan Pusat Statistik, 2013)

(11)

3

Data status gizi masyarakat di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur memperlihatkan bahwa masih terdapat banyak balita yang menderita gizi kurang (underweight) maupun gizi buruk. Data Dinas Kesehatan Kota Kupang pada Tahun 2013 menyatakan bahwa jumlah balita berstatus gizi buruk dari bulan Januari sampai Desember 2013 berjumlah 288 jiwa atau sebesar 0,19% dari 151.154 jiwa balita yang ditimbang.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang ingin diketahui adalah :

1) Bagaimana gambaran keberhasilan program pembinaan gizi pada balita di Kota Kupang periode tahun 2013

2) Bagaimana gambaran status gizi balita di Kota Kupang periode tahun 2013 3) Bagaimana gambaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program pembinaan gizi pada balita (ASI eksklusif dan Vitamin A pada bayi dan Fe1, Fe3, dan K1 pada ibu hamil) di Kota Kupang periode tahun 2013

1.3 Tujuan Penelitian

(12)

4 1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah wawasan mengenai gambaran status gizi balita di Kota Kupang dan sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang gizi khususnya pada balita di Kota Kupang.

1.4.2 Manfaat Praktis

Untuk menambah pengetahuan penulis mengenai perkembangan masalah gizi di Kota Kupang dan sebagai masukan kepada Dinas Kesehatan setempat dalam kedepannya mengembangkan program-program gizi pada balita di Kota Kupang.

1.5 Landasan Teori

Kasus gizi buruk ternyata masih banyak. Prevalensi status gizi balita < -2 SD berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U) di Provinsi NTT tahun 2007 sebesar 33.6% jauh di atas angka nasional sebesar 18,4%. Menurut hasil pemantauan Direktorat Bina Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan, selama tahun 2005 sampai dengan 2009, jumlah temuan kasus balita gizi buruk amat berfluktuasi. Tahun 2005-2007 jumlah kasus cenderung menurun dari 76.178, 50.106, dan 39.080. Akan tetapi tahun 2007 dan 2008 cenderung meningkat lagi yaitu 41.290 dan 56.941. Provinsi NTT pada tahun 2005, 2007 dan 2008, menduduki posisi teratas. (Depkes RI, 2010)

(13)

5

Dalam kaitannya untuk mengatasi masalah gizi kurang maupun gizi buruk yang dari tahun ke tahun terus meningkat, pemerintah membuat suatu Program Pembinaan Gizi Masyarakat yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 dimana menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, yaitu; 1) Meningkatkan Umur Harapan Hidup menjadi 72 tahun; 2) Menurunkan Angka Kematian Bayi menjadi 24 per1000 kelahiran hidup; 3) Menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 228 per100.000 kelahiran hidup; dan 4) Menurunkan prevalensi balita gizi kurang menjadi 15% serta menurunkan prevalensi balita pendek menjadi 32%. (Depkes RI, 2011)

(14)

58 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Gambaran keberhasilan program pembinaan gizi pada balita di kota Kupang tahun 2013 belum mencapai target nasional.

 Gambaran status gizi balita di Kota Kupang menunjukan bahwa balita gizi buruk berdasarkan indeks BB/U sebanyak 1,84% kasus, balita gizi buruk berdasarkan indeks BB/TB sebanyak 1,44% kasus. Sedangkan balita dengan gizi kurang didapatkan sebanyak 10,16% kasus.

 Gambaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program pembinaan gizi yaitu sebanyak 59,03% balita diberikan ASI Eksklusif, sebanyak 94,22% balita diberikan Vitamin A, sebanyak 86,24% ibu hamil menerima tablet Fe1, sebanyak 74,75% ibu hamil menerima tablet Fe3, dan sebanyak 105,5% ibu hamil melakukan pemeriksaan K1. Presentase K1 melebihi angka 100% karena terdapat kesenjangan antara cakupan dan sasaran ibu hamil, dimana jumlah cakupan ibu hamil yang melakukan K1 lebih banyak daripada jumlah sasaran Ibu hamil yang ada di Kota Kupang.

5.2 Saran

 Pemerintah Kota Kupang perlu meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan yang lebih optimal sehingga dapat meningkatkan cakupan program pembinaan gizi di Kota Kupang.

 Peningkatan pelayanan kesehatan terhadap masalah gizi ini, baik yang bersifat promotif, preventif dan kuratif.

(15)

59

menggunakan media informasi baik cetak maupun elektronik yang disajikan dengan menarik sehingga dapat menggugah masyarakat untuk mensukseskan program pembinaan gizi ini.

 Kegiatan preventif yaitu dengan pemberian makanan tambahan pemulihan untuk balita gizi kurang.

 Kegiatan kuratif yaitu perawatan inap/jalan yang intensif kepada balita gizi buruk.

 Perlunya diadakan pelatihan-pelatihan kader untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas para kader.

 Perlunya pendataan yang lebih lengkap dari setiap Puskesmas di Kota Kupang.

 Perlu penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kurang berhasilnya program gizi di Kota Kupang.

(16)

84

RIWAYAT HIDUP

Nama : Citra Kusuma Wenry Rede Lomi

Nomor Pokok Mahasiswa : 1110100

Tempat dan Tanggal Lahir : Maumere, 01 April 1995

Alamat : Jalan Sukajaya No.4, Bandung

Riwayat Pendidikan :

TK Pantirini, Maumere (1997-1999)

SD Inpres Negeri Oeba 2, Kupang (1999-2005)

SMP Negeri 1, Kupang (2005-2008)

SMA Katolik Giovanni, Kupang (2008-2011)

(17)

GAMBARAN PENCAPAIAN PROGRAM KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PADA BALITA DI KOTA KUPANG PROPINSI NUSA TENGGARA TIMUR

TAHUN 2013

DESCRIPTION OF ACHIEVEMENT NUTRITION GUIDANCE PROGRAM OF CHILDREN UNDER FIVE YEARS AT KUPANG CITY EAST NUSA TENGGARA

PROVINCE 2013

Meilinah Hidayat1, Citra Kusuma Wenry Rede Lomi2

1

Bagian Gizi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

2

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha

Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia

ABSTRAK

Angka kejadian kasus gizi buruk pada balita di Indonesia ternyata masih banyak. Kemiskinan dan kelaparan di Indonesia masih cukup tinggi salah satunya di Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Jenderal Bina Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Indonesia, jumlah temuan kasus balita gizi buruk Propinsi NTT pada tahun 2005, 2007 dan 2008 menduduki posisi teratas. Salah satu program pemerintah Indonesia yang berkaitan dengan tujuan Millenilum Development Goalls (MDGs) yang pertama adalah dengan mengadakan kegiatan pembinaan gizi balita yang diselenggarakan sejak tahun 2010-2014. Indikatornya adalah seluruh balita di Indonesia wajib ditimbang berat badannya di Puskesmas untuk memantau perkembangan dan pertumbuhannya serta status gizinya agar tercukupi dengan baik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pencapaian program kegiatan pembinaan gizi pada balita di Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2013. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan cross sectional.

Hasil penelitian didapatkan gambaran cakupan jumlah balita yang ditimbang di Puskesmas (D/S) dan cakupan jumlah balita yang naik berat badan (N/D) di Kota Kupang belum mencapai target nasional. Gambaran status gizi balita di Kota Kupang menunjukan bahwa sebanyak 10,16% balita menderita gizi kurang dan 1,44% balita (288 balita) menderita gizi buruk.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa gambaran keberhasilan program pembinaan gizi pada balita di kota Kupang tahun 2013 belum berhasil.

Kata kunci : Gizi kurang, gizi buruk, MDGs.

ABSTRACT

(18)

The purpose of this study was to determine the achievement description nutrition program development activities on children under five years at the Kupang City East Nusa Tenggara Province in 2013.

This study uses descriptive method with cross sectional design.

The results show the coverage of children under five years who are weighed at the Health Center (D/S) and the coverage of children under five years with the gained weight (N/D) in Kupang have not reached the national target. The nutritional status view of children in Kupang shows that 10.16% children under five years suffered underweight and 1.44% childrens under five years (288 childrens) suffered malnutrition.

The conclusion from this study show that the description of nutrition guidance program for children under five years at the Kupang City in 2013 has not successful.

Keyword : Underweight, Malnutrition, MDGs.

PENDAHULUAN

Tujuan pembangunan nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Indikatornya adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera, yang dapat menikmati kemakmuran secara utuh, tidak miskin dan tidak menderita kelaparan. Hal ini merupakan cita-cita pembangunan nasional menselaraskan tujuan pembangunan Millenium Development Goals (MDGs) yang pertama yaitu mengurangi kemiskinan dan kelaparan.2

Salah satu program Pemerintah Indonesia untuk memberantas kemiskinan dan kelaparan sejalan dengan tujuan MDGs yang pertama yaitu dengan mengadakan Kegiatan Pembinaan Gizi Masyarakat dan Kesehatan Ibu dan Anak. Indikatornya adalah seluruh balita di Indonesia wajib ditimbang berat badannya di Puskesmas untuk memantau perkembangan dan pertumbuhannya serta status gizinya agar tercukupi dengan baik.4

Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia masih seringkali dihadapkan dengan berbagai permasalahan politik dan ekonomi. Akibatnya timbul kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, ketersediaan pangan dan lapangan kerja juga menjadi berkurang. Tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi perilaku ibu dalam mengasuh balitanya. Kualitas pelayanan kesehatan pun menjadi turun sehingga tingkat kesakitan menjadi bertambah dan

penyakit infeksi dimana-mana. Faktor-faktor tersebut tentu saja mempengaruhi pula baik buruknya status gizi masyarakat.8

Balita termasuk kelompok yang rentan gizi di suatu kelompok masyarakat dimana masa itu merupakan masa peralihan antara saat disapih dan mulai mengikuti pola makan orang dewasa. Pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat dan oleh karena itu umumnya pada masa ini terjadi kekurangan gizi. Ibu hamil, bayi dan balita adalah golongan yang kerap menderita masalah gizi kurang dan gizi buruk.1

Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki tingkat kepadatan penduduk 101 jiwa/km². Dengan jumlah penduduk miskin yang masih banyak, masalah kesehatan menjadi masalah yang tidak pernah luput terutama masalah gizi di kalangan balita. Sentuhan pelayanan kesehatan masih sangat minim. Tenaga kesehatan yang ada masih sangat kurang dan kurang terdistribusi secara merata.7

(19)

913 polindes. Dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 3.246 berarti di NTT masih banyak desa/kelurahan yang belum memiliki poskesdes dan atau polindes.3

Fakta yang lainnya adalah rasio ketersediaan tenaga kesehatan di NTT lebih rendah dibandingkan target nasional, kecuali tenaga perawat. Dengan mengacu pada target nasional, diperkirakan pada tahun 2012 NTT masih kekurangan 1.716 dokter; 1.640 bidan; dan 3.931 tenaga medis lainnya.3

Data status gizi masyarakat di Kota Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur memperlihatkan bahwa masih terdapat banyak balita yang menderita gizi kurang (underweight) maupun gizi buruk. Data Dinas Kesehatan Kota Kupang pada Tahun 2013 menyatakan bahwa jumlah balita berstatus gizi buruk dari bulan Januari sampai Desember

2013 berjumlah 288 jiwa atau sebesar 0,19% dari 151.154 jiwa balita yang ditimbang.5

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan cross sectional. Bahan penelitian diambil dari data sekunder pada Dinas Kesehatan Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur Periode Januari – Desember 2013 yang di dalamnya memuat data-data mengenai cakupan keberhasilan program gizi di Kota Kupang. Besar sampel yang digunakan adalah whole sample. Penelitian dilakukan di Dinas Kesehatan Kota Kupang Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Universitas Kristen Maranatha dalam rentang waktu Juli – Desember 2014.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Cakupan Tingkat Partisipasi Masyarakat dan Keberhasilan Program

Cakupan partisipasi masyarakat dinilai berdasarkan cakupan D/S atau jumlah balita yang ditimbang di Puskesmas per jumlah sasaran balita yang ada di Kota Kupang (D/S). Target

nasional untuk D/S tahun 2013 adalah 80%.4

Keberhasilan program dinilai berdasarkan cakupan N/D yaitu banyaknya jumlah balita yang mengalami kenaikan berat badan per seluruh balita yang ditimbang di Puskesmas Kota Kupang. Target nasional untuk N/D adalah 70%.4

4.1.1 Tabel Persentase Cakupan Jumlah Balita yang Datang ke Puskesmas dan Ditimbang (D/S) di Kota Kupang Periode Tahun 2013

Puskesmas D/S

Laki-laki Perempuan Total

(20)

Tabel 4.1.1 (D/S) ini memperlihatkan cakupan partisipasi masyarakat untuk ambil bagian dalam program kegiatan pembinaan gizi masyarakat dengan membawa balitanya untuk ditimbang di Puskesmas. Berdasarkan data diatas, tidak ada satu Puskesmas pun yang memenuhi target Nasional balita harus ditimbang (D/S). Ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi masyarakat di Kota Kupang dalam program kegiatan pembinaan gizi balita masih sangat kurang.

Faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilan cakupan D/S di Kota Kupang adalah masih rendahnya tingkat pemahaman keluarga balita akan manfaat Posyandu/Puskesmas sehingga masyarakat merasa tidak terlalu penting untuk membawa balitanya untuk ditimbang. Sebaliknya masyarakat merasa hanya perlu membawa balitanya ke Posyandu/Puskesmas jika balita

sedang sakit. Keadaan sakit mempengaruhi berat badan dari balita sehingga pada saat penimbangan didapatkan berat badan balita menurun.

Di sisi lain, faktor dana operasional daerah setempat untuk melakukan kegiatan pada Posyandu/Puskesmas juga ikut mempengaruhi. Dalam Evaluasi Kinerja Program Kerja Bina Gizi tahun 2011 mengatakan bahwa masalah dana operasional merupakan alasan yang paling sering ditemukan di setiap daerah.4

Berdasarkan wawancara dengan Pegawai Dinas Kesehatan setempat, mengatakan bahwa rendahnya nilai D/S salah satunya karena faktor pekerjaan orangtua. Orangtua yang tinggal dikota cenderung sibuk dengan pekerjaan di kantor sehingga tidak memiliki waktu untuk membawa balitanya untuk ditimbang.

4.1.2 Tabel Persentase Cakupan Jumlah Balita yang Naik Berat Badan (N/D) di Kota Kupang Periode Tahun 2013

Puskesmas N/D

Laki-laki Perempuan Total

Kota Kupang 42,28 41,79 42,04 presentase banyaknya balita yang mengalami kenaikan berat badan. Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa tidak terdapat satu pun Puskesmas yang mencapai target N/D nasional sebesar 70%. Hal ini berarti tingkat pencapaian program pembinaan gizi pada masyarakat di Kota Kupang masih belum berhasil. Kemungkinan faktor penyebabnya antara lain karena tingkat

(21)

4.2 Penilaian Status Gizi Balita di Kota Kupang

Gambaran status gizi balita di Kota Kupang menunjukan bahwa balita gizi buruk berdasarkan indeks BB/U sebanyak 1,84% kasus yang dihitung berdasarkan 367 (balita gizi buruk BB/U) / 19.863 (jumlah seluruh balita) x

100%, balita gizi buruk berdasarkan indeks BB/TB sebanyak 1,44% yang dihitung berdasarkan 288 (balita gizi buruk BB/TB) / 19.863 (jumlah seluruh balita) x 100%). Sedangkan balita dengan gizi kurang didapatkan sebanyak 10,16% kasus yang dihitung berdasarkan 2019 (balita gizi kurang) / 19.863 (jumlah seluruh balita) x 100%.

4.2.1 Tabel Distribusi Balita dengan Status Gizi Buruk berdasarkan Indeks BB/U di Kota Kupang Periode Tahun 2013

Puskesmas BB/U

Laki-laki Perempuan Total

Kota Kupang 3 2 5

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa Puskesmas Alak memiliki angka balita gizi buruk BB/U terbanyak yaitu 81 balita, sedangkan yang paling sedikit pada Puskesmas Kota Kupang yaitu 5 balita. Hal ini kemungkinan karena daerah Puskesmas Alak terletak di daerah pesisir kota Kupang (lebih jauh dari pasar), berbeda dengan daerah Puskesmas Kota Kupang yang terletak di pusat kota sehingga akses untuk memenuhi kebutuhan gizi sehari-hari lebih mudah.

Terdapat dua faktor penyebab gizi kurang pada balita, yaitu penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung antara lain faktor makanan dan penyakit infeksi. Kedua faktor tersebut saling mendorong satu sama lain. Sebagai contoh, anak balita yang tidak mendapat cukup makanan bergizi seimbang memiliki daya tahan yang rendah terhadap penyakit sehingga

mudah terserang infeksi. Sebaliknya penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dapat mengakibatkan asupan gizi tidak dapat diserap tubuh dengan baik sehingga berakibat pada gizi buruk.6

Hal ini berkaitan dengan data profil kesehatan Kota Kupang tahun 2013, dimana dari 10 penyakit utama, terbanyak adalah ISPA, 39,8%, diikuti penyakit lain pada saluran pernapasan bagian atas 12,6% dan gastritis 9,9%. Dari pola penyakit terbanyak di atas menunjukkan bahwa penyakit infeksi masih merupakan penyakit terbanyak yang ditemukan pada masyarakat Kota Kupang.5

Penyebab tidak langsung antara lain berhubungan dengan pola asuh ibu ke balita, faktor akses pelayanan kesehatan yang masih sulit untuk daerah-daerah pedalaman, faktor sosial budaya dan tingkat sosial ekonomi keluarga.

(22)

Puskesmas BB/TB

Laki-laki Perempuan Total

Kota Kupang 0 0 0

Berdasarkan tabel diatas, ditemukan balita yang mengalami gizi buruk BB/TB terbanyak adalah pada Puskesmas Alak sebanyak 108 orang balita sedangkan pada Puskesmas Kota Kupang sama sekali tidak terdapat balita yang mengalami gangguan kekurangan gizi (0). Pada Puskesmas Alak, pengukuran BB/TB didapatkan jumlah

balita berstatus gizi buruk lebih banyak daripada pengukuran dengan BB/U.

Namun secara total di Kota Kupang, dengan pengukuran BB/U didapatkan lebih banyak balita yang mengalami gizi buruk yaitu sebanyak 367 balita dibandingkan dengan pengukuran BB/TB yaitu hanya sebanyak 288 balita.

4.2.3 Tabel Distribusi Balita dengan Status Gizi Kurang (R) di Kota Kupang Periode Tahun 2013

Puskesmas R

Laki-laki Perempuan Total

Kota Kupang 33 40 73

Berdasarkan data pada tabel diatas, terdapat 8 Puskesmas dengan jumlah balita gizi kurang diatas 100 balita dan hanya 2 Puskesmas dengan jumlah balita gizi kurang dibawah 100 balita. Hal ini menunjukan masih banyak

daerah-daerah yang harus diperhatikan secara lebih intensif untuk mendapatkan penanganan yang adekuat sehingga dapat menurunkan angka kejadian gizi kurang pada balita di Kota Kupang.

4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Program

4.3.1 Tabel Distribusi Balita yang Mendapat ASI Eksklusif di Kota Kupang Periode Tahun 2013

Puskesmas ASI Eksklusif

(23)

Kota Kupang 108 38 35,19

Berdasarkan data pada tabel diatas memperlihatkan hasil bahwa hanya terdapat 4 Puskesmas yang berhasil mencapai target nasional indikator ASI eksklusif (67%) sedangkan 6 Puskesmas lainnya belum. Dapat disimpulkan bahwa cakupan ASI eksklusif di Kota Kupang belum berjalan secara maksimal, karena masih ditemukan 6 Puskesmas yang belum mencapai target nasional 67%.

Banyak faktor yang mempengaruhi ketidakberhasilannya cakupan pemberian ASI eksklusif ini. Menurut Departemen Kesehatan dalam Evaluasi Kinerja Program Bina Gizi tahun 2011, rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan dapat disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat bahkan petugas kesehatan

sekalipun tentang manfaat dan pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan. Masih banyak Rumah Sakit (RS) yang belum mendukung peningkatan pemberian ASI eksklusif, yang dapat ditandai dengan belum melakukan rawat gabung antara ibu dan bayinya, dan belum atau masih rendahnya melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta masih bebas beredarnya susu formula di lingkungan RS.4

Faktor sosial-budaya juga dapat mempengaruhi keberhasilan cakupan ASI eksklusif. Berdasarkan pengamatan penulis, masyarakat Kota Kupang lebih sering memberikan buah-buahan seperti pisang dan beras merah kepada bayi usia 0-2 tahun agar gizi bayinya menjadi

lebih baik.

4.3.2 Tabel Distribusi Balita yang Mendapat Vitamin A di Kota Kupang Periode Tahun 2013

Puskesmas

Vitamin A bayi/balita

6-11 bulan 12-59 bulan

%Vit A 6-59 bulan

Sasaran Cakupan Sasaran Cakupan

Kota Kupang 193 193 556 552 99,47 semua Puskesmas di Kota Kupang sudah mencapai target nasional yaitu sebesar

76% dalam pemberian Vitamin A pada bayi/balita.

(24)

dan mencegah Kekurangan Vitamin A (KVA) pada balita.4

Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. Anak yang menderita kurang vitamin A, bila terserang campak, diare atau penyakit infeksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk

menyerap zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh.5

Berdasarkan hasil dari tabel di atas, seharusnya risiko kejadian penyakit infeksi pada balita di kota Kupang lebih rendah, sehingga juga dapat menurunkan risiko kejadian gizi kurang di kota Kupang, karena penyakit infeksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi kurang maupun gizi buruk pada balita.6

4.3.3 Tabel Presentase Jumlah Ibu Hamil yang Mendapat Pelayanan Kesehatan (Fe1, Fe3, dan K1) di Kota Kupang Periode Tahun 2013

Puskesmas Sasaran Bumil % Fe1 % Fe3 % K1

Tabel diatas menunjukan presentase ibu hamil yang mendapatkan asupan tablet Fe1 dan Fe3 serta ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pada trimester pertama untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan kandungannya (K1). Nilai presentase Fe1, Fe3, dan K1 didapat dari jumlah cakupan bumil yang datang ke Puskesmas dibagi jumlah sasaran bumil di daerah tersebut.

Berdasarkan sasaran operasional program pembinaan gizi, target nasional indikator pemberian tablet Fe pada ibu hamil adalah 86%.

Pada tabel data Fe1, hanya terdapat 4 Puskesmas yang berhasil mencapai target nasional tersebut.

Dibandingkan dengan data Fe1, presentase ibu hamil yang mendapat Fe3 jauh lebih kecil. Pada tabel data Fe3 diatas, hanya 3 Puskesmas yang berhasil mencapai target nasional (86%).

Pada tabel data K1, terlihat hampir semua Puskesmas di Kota Kupang telah mencapai 100% bahkan lebih dari 100%

ibu hamil melakukan kunjungan K1, terkecuali pada Puskesmas Sikumana yang baru mencapai 87,5%.

Anemia gizi besi pada ibu hamil dapat membawa dampak buruk bagi bayi yang kandung. Berdasarkan data Dinas Kesehatan tahun 2013, sebanyak 14,58% ibu hamil di Kota Kupang menderita anemia.5

Dengan data cakupan Fe dan K1 yang tinggi pada tahun 2013 ini, diharapkan dapat mempengaruhi peningkatan cakupan status gizi balita yang baik (tidak gizi buruk, tidak gizi kurang) di tahun berikutnya (2014).

SIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:

(25)

 Gambaran status gizi balita di Kota Kupang menunjukan bahwa balita gizi buruk berdasarkan indeks BB/U sebanyak 1,84% kasus, balita gizi buruk berdasarkan indeks BB/TB sebanyak 1,44% kasus. Sedangkan balita dengan gizi kurang didapatkan sebanyak 10,16% kasus.

 Gambaran dari faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan program pembinaan gizi yaitu sebanyak 59,03% balita diberikan ASI Eksklusif, sebanyak 94,22% balita diberikan Vitamin A, sebanyak 86,24% ibu hamil menerima tablet

2. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (diterjemahkan dari Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003). Millenium Development Goals (MDGs) (online). Tersedia: dkijakarta.bkkbn.go.id/infoprogram/. ../MDGs.pdf. (diakses 25 November 2014).

3. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2013. Tersedia: http://ntt.bps.go.id/.

4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2012, Juni). Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2011 (online). Tersedia:

http://gizi.depkes.go.id/wp- content/uploads/2012/08/Buku-Laptah-2011.pdf (diakses 22 November 2014).

5. Dinas Kesehatan Kota Kupang. 2013. Profil Kesehatan Kota Kupang Tahun 2013 (pdf). Tersedia: http://dinkes-kotakupang.web.id/

6. Jafar, Nurhaedar. 2010. Status Gizi Balita (online). Tersedia: repository.unhas.ac.id/.../B30%20ST

ATUS%20GIZI%... (diakses 03 Desember 2014)

7. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2012. Informasi Kesehatan

(online). Tersedia:

http://nttprov.go.id/new/index.php/20 14-03-13-05-54-55/informasi-kesehatan.

8. The Indonesian Public Health. 2012. Masalah Gizi dan Penyebabnya

(online). Tersedia:

(26)

60

DAFTAR PUSTAKA

Adinigsih, Sri. 2010. Waspadai Gizi Balita Anda. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Adisasmito, W. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Husada.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (diterjemahkan dari Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003). Millenium Development Goals (MDGs) (online). Tersedia: dkijakarta.bkkbn.go.id/infoprogram/.../MDGs.pdf. (diakses 25 November 2014).

Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2013. Tersedia:

http://ntt.bps.go.id/.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2014, 12 Agustus). Orangtua Kunci Utama Tumbuh Kembang Anak (online). Tersedia:

http://www.depkes.go.id/article/view/201408120001/orang-tua-kunci-utama-tumbuh-kembang-anak.html (diakses 06 September 2014).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2012, Juni). Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2011 (online). Tersedia:

http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Buku-Laptah-2011.pdf (diakses 22 November 2014).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2012, Januari). Petunjuk Pelaksanaan Surveilans Gizi 2012 (online). Tersedia:

http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/New-Buku-Surveilans-Final1.pdf (diakses 26 November).

(27)

http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-61

content/uploads/downloads/2012/04/Definisi-Variabel-SIM-Gizi-KIA-Terintegrasi.pdf (diakses 22 November 2014).

Dwitjahyono, Anggoro. (2013). Statistik Daerah Provinsi NTT 2013 (online). Tersedia:http://ntt.bps.go.id/publikasi%202013/2013_statda_ntt/files/assets/bas ic-html/page22.html. (diakses 23 Juli 2014).

Gultom, PD. (2011). Pengaruh karakteristik ibu balita (paritas, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan dan sikap) terhadap partisipasi dalam penimbangan balita (D/S) di Posyandu Desa Binjai Kecamatan Medan Denai

Kota Medan Tahun 2010 (online). Tersedia:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25695/5/Chapter%20I.pdf. (diakses 23 Juli 2014).

Handayani, Lina, dkk. (2008). Evaluasi Program Pemberian Makanan Tambahan pada Anak Balita. Dalam Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan (online, Vol 11 (01), 5 halaman. Tersedia: www.lina.staff.uad.ac.id/?download=03-3.APlinahandayani.pdf (diakses 06 September 2014).

Huliana, Mellyna. 2007. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa Swara, Anggota IKAPI

Kementerian Kesehatan RI. (2012). Strategi Peningkatan Penimbangan Balita di

Posyandu (online). Tersedia:

http://gizi.depkes.go.id/download/Pedoman%20Gizi/Buku%20Strategi%20Pen

ingkatan%20Penimbangan%20Balita%20ke%20Posyandu.pdf (diakses 06

September 2014).

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak (online). Tersedia:

http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2011/11/buku-sk-antropometri-2010.pdf (diakses 30

(28)

62

Manajemen Pembiayaan Kesehatan. (2014). Bantuan Operasional Kesehatan (online). Tersedia: http://manajemen-pembiayaankesehatan.net/index.php/80-sumber-dana/215-bantuan-operasional-kesehatan (diakses 02 Desember 2014)

Muaris, Hindah. 2006. Sarapan Sehat untuk Anak Balita. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Jafar, Nurhaedar. 2010. Status Gizi Balita (online). Tersedia: repository.unhas.ac.id/.../B30%20STATUS%20GIZI%... (diakses 03 Desember 2014)

Pudjiadi, Solihin. (2001). Ilmu Gizi Klinis pada Anak Edisi Keempat. Jakarta: Gaya Baru.

Pello, Hermina. 2014. BOK Untuk Puskesmas di Kota Kupang 2,5 Miliar Rupiah. Pos Kupang. 05 Februari 2014.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. 2012. Informasi Kesehatan (online). Tersedia: http://nttprov.go.id/new/index.php/2014-03-13-05-54-55/informasi-kesehatan.

Rusilanti. 2006. Menu Bergizi untuk Ibu Hamil. Jakarta: Kawan Pustaka.

Rusilanti. 2008. Menu Sehat untuk Balita. Jakarta: Kawan Pustaka.

Siswono. (2010, 14 Juli). Kasus Gizi Buruk: Empat Provinsi Tak Pernah Absen. Gizi.net (online) dalam Kementrian Kesehatan RI (online). Tersedia:

http://gizi.depkes.go.id/kasus-gizi-buruk-empat-provinsi-tak-pernah-absen. (diakses 23 Juli 2014).

Soepardi, Jane. (2013). Ringkasan Eksekutif: Profil Kesehatan Prov. Nusa

Tenggara Timur. Tersedia:

http://www.depkes.go.id/downloads/NTT%20ok.pdf. (diakses 07 Agustus

2014).

(29)

63

Thompson, June. 1997. Toddler Care. (diterjemahkan oleh : dr. Novita Jonathan, MPH). Erlangga. Jakarta.

The Indonesian Public Health. 2012. Masalah Gizi dan Penyebabnya (online). Tersedia: http://www.indonesian-publichealth.com/2012/12/masalah-gizi-kurang-dan-gizi-buruk.html.

The Indonesian Public Health. 2013. Pengertian dan Alat Ukur Pemantauan Status Gizi (online). Tersedia: http://www.indonesian-publichealth.com/2013/03/pemantauan-status-gizi.html.

UNICEF Indonesia. 2014. Indonesia Dipuji untuk Dukungannya dalam Meningkatkan Gizi, Mengurangi Kekurangan Gizi Anak (online). Tersedia:

Gambar

Tabel Presentase Cakupan Jumlah Balita yang Datang ke
Tabel Persentase Cakupan Jumlah Balita yang Datang ke Puskesmas dan Ditimbang (D/S) di Kota Kupang Periode Tahun 2013
Tabel Persentase Cakupan Jumlah Balita yang Naik Berat Badan (N/D) di Kota Kupang Periode Tahun 2013
Tabel Distribusi Balita dengan Status Gizi Buruk berdasarkan Indeks BB/U di Kota Kupang Periode Tahun 2013
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dari kutipan di atas Yurij sadar bahwa berbisik-bisik di depan seseorang itu sangatlah tidak sopan, karena dalam kehidupan sehari-hari jika orang yang

Periode Kedua pada tahun (1999-2002), dengan berkembangnya permasalahan penyalahgunaan dan peredran gelap Narkoba yang semakin meningkat dan berdasarkan amanat Undang –

Tabel menunjukan hasil koefisien jalur pengaruh pengaruh kepuasan kerja dan disiplin Kerja dan komitmen terhadap kinerja karyawan pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat

Analysis of data used qualitative analysis techniques of Miles and Huberman models.The results of the study revealed that the evaluation of component context of schools

PPK masing-masing satker melakukan pengisian capaian output dalam aplikasi SAS dengan berpedoman kepada Manual Modul Capaian Output yang disertakan satu paket dengan

Ukuran- ukuran tubuh dan bobot badan kerbau betina induk di Pulau Moa pada hasil penelitian dibandingkan dengan pedoman standar bibit ternak di Indonesia tahun 1991 dan

[r]