MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL
ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PERILAKU GURU DALAM
MEMBANGUN HUBUNGAN POSITIF DENGAN ANAK
( Penelitian Pre Eksperimen Terhadap Anak Kelompok A di TK Plus Tunas Bangsa Bandung ) SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Studi Pada Program PG PAUD
Oleh Rahmi Fitriyah
0805644
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
==================================================================
MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL
ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PERILAKU GURU DALAM
MEMBANGUN HUBUNGAN POSITIF DENGAN ANAK
( Penelitian Pre Eksperimen Terhadap Anak Kelompok A di TK Plus Tunas Bangsa Bandung )
Oleh :
Rahmi Fitriyah
0805644
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Rahmi Fitriyah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Perilaku Guru Dalam Membangun Hubungan Yang Positif Dengan Anak
(Penelitian Pre Eksperimen Terhadap Kelompok A TK Tunas Bangsa Kecamatan Cibiru Kota Bandung)
Rahmi Fitriyah
0805644
Keterampilan sosial merupakan hal yang terpenting dalam perkembangan anak, karena dengan keterampilan sosial yang baik menjadi bekal anak untuk dapat berinteraksi dan penerimaan sosial dilingkungannya. Namun pada kenyataan terdapat anak yang kurang memiliki keterampilan sosial seperti di anak Kelompok A TK Tunas Bangsa yang diperlihatkan dengan anak yang tidak mau bermain bersama teman atau lebih senang bermain sendiri, pemalu, serta ragu dalam mengungkapkan pendapat. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini difokuskan pada peningkatan keterampilan sosial anak kelompok A TK Tunas Bangsa melalui perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif dengan anak. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre eksperimen dengan desain penelitian non equivalent one group pre test and post test desgn, yaitu pengujian dilakukan dengan membandingkan hasil nilai pretest dan posttest. Instrument penelitian yang digunakan adalah instrument PKBS (Preshool and Kindergarten Behavior Scale) yang dikembangkan oleh Merrell (1994) dan sukma (2009). Hasil peneliti pretest sebesar 51, 83% dan posttest sebesar 82,83%, berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa setelah perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif dengan anak terdapat perubahan keterampilan sosial anak kelompok A TK Tunas Bangsa, dengan rata-rata peningkatan sebesar 31,00. Hasil uji signifikan antara nilai rata-rata pretest dan posttest dilakukan dengan rumus uji Wilcoxon sign rank test dan diperoleh hasil yang menyatakan bahwa ada perubahan keterampilan sosial yang signifikan anak kelompok ATk Tunas Bangsa sebelum dan sesudah perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif dengan anak. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa perilaku membangun hubungan yang positif dengan anak efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial anak khususnya anak kelompok A TK Tunas Bangsa Bandung. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan atau informasi baru bagi para peneliti selanjutnya untuk mengali lebih dalam lagi mengenai perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif dengan anaksehingga penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat berkembang dengan lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.
ABSTRACT
Enhance Social Skills Kindergarten Children Through Behavior Teacher
in Build Positive Relationship
Rahmi Fitriah
0805644
Social skills are important for child development that encourage children to interaction dan accepted by others. But at the fact there are many children who lack social skills as in group A Tunas Bangsa kindergarten. There are may children unconfident play with the others and preferring solitary play. Children lack to express their opinion and less vocabulary. This research contents is focused on enhance social skills Kindergarten children through behavior teacher in build positive relationship .
The kind of this research is pre-experimental research method with non aquivalent one group pre test and post test design which is testing done my compare pre-test and post test
point. Instrument research used PKBS (Preschool and Kindergarten behavior Scale) byMerrel (1994) and Sukma (2009).The result show that pre test point is 51,83 % and post test point is 82,83 %. Based on the result there have enhanced 31,00 point of social skills of group A at Tunas Bangsa kindergarten after given positive action from teacher.
The result significancy point between pre test and post test use Wilcoxon rank sign . Recommended for teacher apply various method to enhance learning activities and classrom management . The next researcher hopely can rediscuss this research problem through other method, media and contain in enhancing child social skills.
DAFTAR ISI
F. Penjelasan istilah (Definisi Operasional variabel) ... 7
G. Hipotesis ... 8
H. Metode Penelitian ... 8
I. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 9
J. Sistematika Penulisan ... 10
BAB II KONSEP KETERAMPILAN SOSIAL DAN HUBUNGAN POSITIF GURU DENGAN ANAK A. Konsep Keterampilan Sosial ... 11
1. Pengertian Keterampilan Sosial ... 11
2. Tahapan Perkembangan Keterampilan Sosial Anak TK ... 12
3. Karakteristik Keterampilan Sosial Usia Anak TK... 16
4. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Keterampilan Sosial Anak TK ... 20
B. Perilaku Membina Hubungan yang Positif dengan Anak ... 23
1. Peran Membina Hubungan Yang Positif Dengan Anak Dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial ... 23
2. Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk Membina Hubungan Yang Positif Dengan Anak ... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode dan Desain Penelitian ... 30
C. Variabel Penelitian... 32 D. Instrumen Penelitian ... 32 E. Pengembangan Pedoman Perilaku Guru dalam Membangun
F. Hubungan yang Positif dengan Anak ... 36 G. Teknik Analisa Data ... 37 H. Prosedur Penelitian ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 41
1. Profil Keterampilan Sosial Anak Kelompok A
TK Tunas Bangsa Sebelum Melaksanakan Perilaku Guru
Dalam Membangun Hubungan Postif Dengan Anak ... 41 2. Profil Keterampilan Sosial Anak Kelompok A
TK Tunas Bangsa Setelah Melaksanakan Perilaku Guru
Dalam Membangun Hubungan Postif Dengan Anak ... 47 3. Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Kelompok A
TK Tunas Bangsa setelah Melaksanakan Perilaku Guru
dalam Membangun Hubungan yang Positif dengan Anak ... 53 4. Perilaku Guru dalam Membangun Hubungan yang Positif
Dengan anak dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial
Anak TKKkelompok A Tunas Bangsa ... 59 B. Pembahasan ... 62
1. Profil Keterampilan Sosial Anak Kelompok A
TK Tunas Bangsa Sebelum Melaksanakan Perilaku Guru
Dalam Membangun Hubungan Postif Dengan Anak ... 62 2. Profil Keterampilan Sosial Anak Kelompok A
TK Tunas Bangsa Setelah Melaksanakan Perilaku Guru
Dalam Membangun Hubungan Postif Dengan Anak ... 64 3. Perilaku Guru dalam Membangun Hubungan yang Positif
dengan Anak dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial
anak TK Kelompok A Tunas Bangsa ... 65
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... 67 B. Rekomendasi... 68
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Nomor Item Instrumen PKBS Skala A ... 33 Tabel 3.2 Pedoman Kategorisasi Tingkat Kemampuan Sosialisasi
Anak TK... 33 Tabel 3.3 Pedoman Kategorisasi Tingkat Kemampuan Sosialisasi
Anak TK Pada Setiap Sub Dimensi ... 34 Tabel 4.1 Profill Awal Tingkat Keterampilan Sosial Anak Kelompok A
TK Tunas Bangsa Sebelum Melaksanakan Perilaku guru
dalam membangun hubungan positif dengan anak (Pre-Test) ... 42 Tabel 4.2 Hasil Pre-Test Keterampilan Sosial Kelompok A
Berdasarkan Kategorisasi... 44 Tabel 4.3 Profil Dimensi Keterampilan Sosial Anak Kelompok A
TK Tunas Bangsa Tahun Pelajaran 2013/2014
Sebelum Melaksanakan Perilaku guru dalam membangun
hubungan positif dengan anak ... 45 Tabel 4.4 Profil Keterampilan Sosial Anak Kelompok A TK Tunas
Bangsa Tahun Pelajaran 2013/2014 Setelah Melaksanakan Perilaku guru dalam membangun hubungan positif
dengan anak ... 48 Tabel 4.5 Hasil Post-Test Tin kat Keterampilan Sosial Berdasarkan
Kategorisasi... 50 Tabel 4.6 Profil Dimensi Keterampilan Sosial Anak Kelompok A
TK Tunas Bangsa aran 2013/2014 Setelah Melaksanakan Perilaku guru dalam membangun hubungan positif
dengan anak ... 51 Tabel 4.7 Profil Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Kelompok A
TK Tunas Bangsa Sebelum dan Setelah Melaksanakan Perilaku guru dalam membangun hubungan positif
dengan anak ... 53 Tabel 4.8 Profil Peningkatan Dimensi Keterampilan Sosial Anak
Kelompok A TK Tunas Bangsa Tahun Pelajaran 2013/2014 Sebelum dan setelah melaksanakan Perilaku guru dalam
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Profil Keterampilan Sosial Anak Kelompok A TK Tunas Bangsa Tahun Pelajaran 2013/2014 Sebelum Melaksanakan Perilaku guru
dalam membangun hubungan positif dengan anak……… 43
Grafik 4.2 Hasil Pre-Test Tingkat Keterampilan Sosial Anak Kelompok
A Berdasarkan Kategorisasi Nilai ……… 44
Grafik 4.3 Profil Dimensi Keterampilan Sosial Anak Kelompok A TK Tunas Bangsa Tahun Pelajaran 2013/2014 Sebelum Melaksanakan Perilaku guru dalam membangun hubungan positif dengan anak………. 46
Grafik 4.4 Profil Keterampilan Sosial Anak Kelompok A TK Tunas Bangsa
membangun hubungan positif dengan anak……….. 49
Grafik 4.5 Hasil Post-Test Tingkat Keterampilan Sosial Anak Kelompok A
Berdasarkan Kategorisasi Nilai……….. 50
Grafik 4.6 Profil Dimensi Keterampilan Sosial Anak Kelompok A TK Tunas Bangsa Tahun Pelajaran 2013/2014 Setelah Melaksanakan Perilaku guru dalam membangun hubungan positif dengan anak………. 52
Grafik 4.7 Profil Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Kelompok A TK Tunas Bangsa Tahun Pelajaran 2013/2014 Sebelum dan Setelah
Melaksanakan Perilaku guru dalam membangun hubungan positif dengan
anak……… 55
Grafik 4.8 Rata-Rata Perbedaan Peningkatan Keterampilan Sosial Anak
Sebelum dan Setelah Pelaksanakan Perilaku guru dalam membangun
hubungan positif dengan anak………. 57
Grafik 4.9 Rata-Rata Perbedaan Keterampilan Sosial Anak kelompok A TK Tunas Bangsa Sebelum dan Setelah Pelaksanakan Perilaku Guru dalam membangun
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak dilahirkan belum bersifat sosial artinya dia belum memiliki kemampuan untuk
bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang tata
cara menyesuaikan diri dengan orang lain di lingkungannya (Syamsu Yusuf, 2002:122). Sueam
Ambron (1981) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak kearah
perkembangan kepribadiaan sosial sehingga menjadi anggota masyarakat yang bertanggung
jawab dan efektif. Bimbingan dari pendidik, orang tua dan guru ini sangatlah penting bagi anak,
karena anak masih terlalu muda dan memiliki pengalaman untuk membimbing
perkembangannya sendiri kearah kematangan (syamsu Yusuf, 2002:123).
Manfaat dari keterampilan sosial itu sendiri dipertegas oleh pernyataan Kurniati (
Lismayanti, 2008:11) yang menyatakan bahwa anak yang mampu diterima oleh kelompok
soaialnya dan memiliki keterampilan sosial yang baik akan dapat member rasa aman dan nyaman
baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Sebagai syarat keberhasilan dalam
bersosialisasi tebtunya anak harus memiliki keterampilan soaial yang baik. Syaodih (Lismayanti,
2008:11) mengemukakan bahwa anak yang menguasai keterampilan sosial cenderung mudah
dalam bergaul dan memasuki dunia bermainnya.
Menurut Dahlan dalam Nugraha (2005) yang melakukan penelitian terhhadap orang tua
dan guru yang kurang membekali keterampilan soaial kepada anak-anaknya, hasil penelitianya
menjelaskan bahwa anak-anak tersebut menunjukkan prilaku kesepian dan pemurung, bringas
dan kurang memiliki sopan santun. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya seseorang untuk
memiliki keterampilan sosial sehingga ia dapat hidup baik dan tentram dalam lingkungan
sosialnya.
Keterampilan sosial merupakan dasar bagi manusia untuk dapat beradaptasi dan
berhubungan dengan orang lain sangatlah penting dimiliki oleh setiap anak, hal tersebut
tercermin dalam tujuan Pendidikan Nasioanal yang secara umum mengharuskan seseorang
memiliki adalah untuk mencerdaskan dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhny, yaitu
2
kemasyarakatan dan kebangsaan (Departemen Pendidikan Nasional, Pasal 4). Melihat dari tujuan
Pendidikan Nasional tersebut, Samsul (2010) menjelaskan bahwa melalui pendidikan seorang
anak harus dapat melakukan adaptasi dengan lingkungan soaialnya serta mampu menjadi
menjadi masyarakat yang berguna,sehingga diharapkan bagi para pendidik harus mampu
mengembangkan dan membekali seorang anak agar memiliki keterampilan sosial untuk dapat
bermasyarakat dengan baik, dengan kata lain seorang anak memiliki keterampilan sosial yang
baik.
Memperkuat permasalahan tersebut, penelitian serupa yang dilakuakan oleh Matson &
Ollendick (Nurfitriah,2006) menunjukkan sekitar 90%-98% dari 8-5 anak yang ditelitinya
kurang memiliki keterampilan sosial, sehingga mereka mengalami kesulitan dalammelakukan
interaksi sosialnya dan menunjukkan prilaku-prilaku seperti takut ketika berbicara dan
menyampaikan pendapat, tidak mau memperhatikan temannya ketika berbicara, serta tidak mau
bersama dalam kelompok, yang menyebabkan anak tidak mempunyai teman dan lebih senang
untuk bermain sendiri. Sedangkan Dodge mengemukakan bahwa factor penyebab dari kurangnya
penerimaan sosial terhadap anak dapat mengidentifikasikan adanya kecenderungan anak yang
bersangkutan memiliki keterampilan sosial yang rendah (Nurfitriya, 2006).
Keterampilan sosial merupakan dasar untuk bergaul dengan orang lain. Menurut Septiana
(2009) kurangnya seseorang memiliki keterampilan sosial dapat menyebabkan kesulitan prilaku
di sekolah, kenakalan, penolakan rekan, kesulitan emosional, bullying, kesulitan dalam berteman,
agresivitas, masalah dalam interpersonal, miskin konsep diri, kegagalan akademik, kesulitan konsentrasi, isolasi dari teman sebaya, serta depresi.
Usia pra sekolah memberikan kesempatan luas kepada anak untuk mengembangkan
keterampilan sosialnya. Di usia inilah ia mulai melihat dunia luar selain lingkungan rumah
bersama orang-orang di sekitarnya. Menurut Combs dan Salby dalam Cartede dan Milburn
(Lismayanti, 2008:5).
Arahan mengenai keterampilan sosial yang baik perlu dilakuan kepada anak sejak usia
dini, hal tersebut diperkuat oleh Rahmat (2005) yang menyatakan bahwa masa usia dini
(kanak-kanak) merupakan fase yang paling subur paling dominan bagi seorang pendidik untuk
memberikan arahan yang bersih kedalam jiwa dan sepak terjang anak. Pada masa ini menurut
3
pendidik secara maksimal tentu harapan besar untuk berhasil akan mudah diraih oleh anak.
Sedangkan berdasarkan pengamatan terhadap anak kelompok A TK Tunas Bangsa
ternyata masih ditemui anak yang belum memiliki kerjasama sosial, interaksi sosial dan
kemandirian sosial yang baik ini ditunjukkan dengan prilaku pemalu, tidak, mau ditinggalkan
orang tua, tidak suka bermain dengan teman, mengganggu, serta ragu untuk mengemukakan
pendapat. Hal ini membuktikan bahwa dalam pendidikan Taman Kanak-Kanak masih terdapat
anak yang memiliki keterampilan sosial yang belum sepenuhnya baik dan masih perlu
mendapatkan bimbingan.
Melihat betapa pentingnya keterampilan soaial dimiliki oleh anak terutama anak usia TK,
dan melihat factor yang ditimbulkan jika anak tidak memiliki keterampilan sosial yang baik,
maka perlu dilakukan penyelesaian masalahyang terkait dengan keterampilan sosial ini.
Kondisi tersebut memperlihatkan mengenai pentingnya keterampilan sosial yang perlu
dimiliki anak sejak dini maka diperlukan salah satu Perilaku atau cara yang perlu dilakukan
untuk meningkatkan keterampilan sosial anak di sekolah adalah dengan membangun hubungan
yang positif dengan anak. Perilaku membangun hubungan yang positif ini ditujukan secara
khusus untuk meningkatkan keterampilan sosial dan mencegah masalah prilaku anak, (Miller,
tt). Lebih lanjut Coleman (2011) menjelaskan bahwa Perilaku membangun hubungan yang
positif merupakan cara yang paling populer dan paling efektif karena Perilaku ini telah terbukti
secara efektif untuk mencegah dan mengurangi prilaku buruk anak-anak.
Salah satu dari Perilaku membangun hubungan yang positif adalah dengan cara
menanamkan rasa kasih sayang kepada anak disekolah, seperti yang dikemukan oleh teori
Maslow dalam Saefudin (2008) yang diantaranya adalah:
1. Hubungan guru dengan siswa (a) guru dapat menampilkan ciri-ciri kepribadian: empatik,
peduli dan interes terhadap siswa, sabar, adil, terbuka serta dapat menjadi pendengar yang
baik. (b) guru dapat menerapkan pembelajaran individual dan memahami siswanya
(kebutuhan, potensi, minat, karakteristik, kepibadian dan latar belakangnya). (c) guru lebih
banyak memberikan komentar dan umpan balik yang positif daripada yang negatif. (d) guru
dapat menghargai dan menghomati setiap pemikiran, pendapat dan keputusan setiap
siswanya. (f) guru dapat menjadi penolong yang bisa diandalkan dan memberikan
4
2. Hubungan siswa dengan siswa, (a) sekolah mengembangkan situasi yang memungkinkan
terciptanya kerjasama mutualistik dan saling percaya diantara siswa. (b) sekolah dapat
menyelenggarakan class meeting, melalui berbagai forum, seperti olahraga atau kesenian.
(c) sekolah mengembangkan diskusi kelas yang tidak hanya untuk kepentingan
pembelajaran. (d) Sekolah mengembangkan tutor sebaya.
Perilaku membangun hubungan yang positif tersebut tentunya menjadi sangat penting
untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Dikarenakan dengan membangun hubungan yang
positif maka akan tercipta ikatan emosional yang baik yaitu dengan menciptakan kesenangan
dalam belajar, menjalin hubungan positif antara guru, orang tua dan anak serta dapat
menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar yang menyenangkan, Claridge (2010).
Berdasarkan pandangan para ahli diatas terlihat bahwa Perilaku guru dalam membangun
hubungan yang positif merupakan Perilaku yang direkomendasikan para ahli untuk
meningkatkan keterampilan sosial anak, oleh karena itu peneliti meneliti lebih jauh tentang
Perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif dengan anak melalui penelitian Pre
eksperimen dengan judul ”Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak Taman Kanak-Kanak
melalui Perilaku Guru dalam Membangun Hubungan Positif dengan Anak”. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat keterampilan sosial anak kelompok A Taman Kanak-Kanak Tunas
Bangsa Bandung sebelum diterapkan Perilaku guru membangun hubungan yang positif
dengan anak?
2. Bagaimana tingkat keterampilan sosial anak kelompok A Taman Kanak-Kanak Tunas
Bangsa Bandung setelah diterapkan Perilaku guru membangun hubungan yang positif
dengan anak?
3. Bagaimana efektifitas Perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif dengan anak
dalam meningkatkan keterampilan sosial anak ?
5
1. Mengetahui profil tingkat keterampilan sosial anak TK Tunas Bangsa sebelum diberikan
Perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif dengan anak.
2. Mengetahui profil tingkat keterampilan sosial anak TK Tunas Bangsa setelah diberikan
Perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif dengan anak.
3. Mengetahui efektifitas Perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif dengan
anak dalam meningkatkan keterampilan sosial di TK Tunas Bangsa.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi berbagai pihak diantaranya :
1. Bagi peneliti, menambah pengetahuan yang lebih banyak dan lebih jelas mengenai
Perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif, bahwa Perilaku ini dapat
meningkatkan keterampilan sosial anak.
2. Bagi guru, memberikan pengetahuan yang lebih banyak bahwa dengan membangun
hubungan yang positif dengan anak dapat meningkatkan keterampilan sosial anak.
3. Bagi orang tua, memberikan pengetahuan dan informasi bahwa dengan membangun
hubungan yang positif antara anak, guru, dan staff sekolah dapat meningkatkan
keterampilan sosial anak.
4. Bagi mahasiswa, diharapkan hasil penelitian ini akan menambah wawasan mengenai
keterampilan sosial yang dapat ditingkatkan melalui Perilaku guru dalam membangun
hubungan yang positif dengan anak. Sehingga dapat menjadikan bahan acuan penelitian
selanjutnya bagi mahasiswa yang ingin mengkaji lebih mendalam dan komprehensif.
5. Bagi Prodi PGPAUD, memberikan referensi baru bahwa keterampilan sosial anak dapat
ditingkatkan memalui Perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif dengan
anak.
E. Asumsi Penelitian
6
1. Keterampilan sosial merupakan dasar untuk bergaul dengan orang lain, kurangnya
eseorang memiliki keterampilan sosial dapat menyebabkan kesulitan perilaku di sekolah,
kenakalan, tidak perhatian, penolakan rekan, kesulitan emosional, bullying, kesulitan
dalam berteman, agresivitas masalah dalam hubungan interpersonal, miskin konsep diri,
kegagalan akademik, kesulitan konsentrasi, isolasi dari teman sebaya serta depresi
(septiana, 2009).
2. Keterampilan untuk berperilaku sosial perlu dimiliki sejak anak masih kecil sebagai
pondasi bagi perkembangan kemampuan anak berinteraksi dengan lingkungannya secara
lebih luas (Syaodih, 2005).
3. Membangun hubungan positif dengan anak-anak merupakan tugas penting dan komponen
dasar dalam mengajar yang baik. Semua anak dapat tumbuh dan berkembang melalui
interaksi yang memberikan rasa cinta dan rasa aman. Sebuah hubungan positif guru dan
anak yang dibangun atas dasar kepercayaan, pemahaman, dan kepeduli akan
menumbuhkan kerjasama, motivasi dan meningkatkan hasil positif mereka di sekolah
(Webster-Stratton, 1999).
F. (Definisi Operasional Variabel)
Untuk memperjelas arah dalam penelitian maka yang dimaksud dengan keterampilan
sosial dan Hubungan Positif dalam penelitian ini adalah :
1. Keterampilan Sosial
Secara operasional keterampilan sosial merupakan kebutuhan primer yang perlu dimiliki
anak sebagai bekal bagi kemandiriannya. Anak yang memiliki keterampilan sosial oleh
kelompoknya, dalam penelitian ini yang dimaksud dengan keterampilan sosial adalah
kemampuan yang berkaitan dengan kerjasama sosial, interaksi sosial dan kemandirian sosial
(Sukma, 2009).
2. Membangun Hubungan Positif
Membangun hubungan yang positif dengan anak menurut (Fox, at, al 2003) yaitu upaya
mengembangkan konsep diri yang positif pada diri anak, membangun rasa percaya diri dan
mengembangkan rasa aman yang dapat membantu anak mencegah perilaku nakal, yang
dilakukan dengan cara memberikan respon positif pada setiap perilaku positif anak, seperti
7
bermain anak, menjalin interaksi positif dan komunikasi yang efektif dengan anak, melakukan
Perilaku home visit dan Perilaku outing.
G.Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh dari Perilaku guru membangun hubungan positif dengan
anak terhadap keterampilan sosial anak taman kanak kanak, maka dalam penelitian ini :
1. Hipotesis Nol (H0)
H0 = Tidak terdapat perbedaan keterampilan sosial anak kelompok
A TK Tunas Bangsa yang signifikan sebelum dan sesudah dilaksanakannya
Perilaku guru dalam membangun hubungan positif dengan anak.
H0 : µ1 = µ2= 0
Hipotesisi ini akan diuji pada = 0.05
2. Hipotesis altenatif (Ha)
Ha = Terdapat perbedaan keterampilan sosial anak kelompok A TK tunas Bangsa yang
signifikan sebelum dan sesudah diberikan Perilaku guru dalam membangun
hubungan positif dengan anak
Ho : µ1 ≠ µ2 ≠ 0
Hipotesis ini akan diuji pada = 0,05
H.Metode Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian ini maka metode penelitian
yang digunakan adalah metode eksperimen dengan jenis pre eksperimen. Desain yang digunakan
adalah desain penelitian nonequivalent atau one group pre-test and post-test desgn. Desain ini termasuk kedalam metode eksperimen yang digunakan untuk mengkaji hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat. Penelitian dilakukan pada satu kelompok subjek dan dilaksanakan
tanpa adanya kelompok pembanding. Sehingga data yang diperoleh diolah melalui perhitungan
statistik.
Menurut Arikunto (2006) pelaksanaan desain “one group per-test and post-test” dalam penelitian dapat dikemukakan dalam tiga langkah yaitu :
8
2. Melaksanakan treatmeant yaitu perlakuan yang diberikan kepada subjek penelitian dalam
penelitian ini perlakuannya adalah Perilaku guru dalam membangung hubungan yang positif
dengan anak.
3. Post-Test yaitu hasil observasi yang dilakukan sesudah diberikan perlaukuan.
I. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan untuk melaksanakan penelitian ini adalah Taman Kanak-Kanak
(TK) Plus Tunas Bangsa yangberalamatkan di Jl. Terusan Permai V No.33 A RT 02/ RW 08
Kelurahan Cipadung Kecamatan Cibiru Kota Bandung.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didikdi Taman Kanak-Kanak Plus Tunas Bangsa yang
berjumlah 12 anak. Adapun jumlah anak perempuan 7 anak sedangkan jumlah anak laki-laki
sebanyak 5 anak.
J. Sistematika Penulisan
Berikut dibawah ini adalah gambaran umum dari bab ke bab isi dari penulisan skripsi ini:
Bab I. Pendahuluan, pada bab ini mengemukakan tentang : latar belakang, Rumusan
masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Asumsi penelitian, Penjelasan istilah, Hipotesis,
Metode penelitian.
Bab II kajian teoritis menguraikan tentang teori-teoridan konsep tentang masalah yang
sedang diteliti.
Bab III Metode Penelitian, pada bab ini mengemukakan tentang : Lokasi dan Subjek
Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Penjelasan Istilah, Instrumen Penelitian ,
Proses Pengembangan Instrumen, teknik pengumpilan Data dan Analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini mengemukakantentang:
9
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2008) pendekatan kuantitatif yaitu suatu
proses menemukan pengertian menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan
keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Penelitian ini dapat dikategorikan sebagai
penelitian eksperimental dengan tujuan untuk mengetahui variabel sebab dan variabel akibat,
yaitu pengaruh dari membangun hubungan positif guru terhadap keterampilan sosial anak TK.
Jenis eksperimen yang digunakan adalah pre eksperimen, penelitian ini digunakan karena
tidak dilakukannya random assignment terhadap subjek penelitian. Menurut Louis (2010)
random assignment merupakan pemilihan secara acak peserta penelitian yang akan ditempatkan
pada kelompok yang berbeda, seperti kelompok eksperimental dan kelompok kontrol.
Desain eksperimen yang akan digunakan adalah desain penelitian non equivalent atau
disebut juga "one group pre test and post-test design" yaitu sebuah desain penelitian yang digunakan dengan cara memberikan tes awal dan tes akhir terhadap sampel penelitian kelompok
tunggal. Desain penelitian one group pre test and post-test dapat digambarkan seperti pada
gambar 3.1. (Arikunto, 2006)
Gambar 3.1
one group pre test and post-test design
Keterangan :
O1 : Nilai Pre-test
O2 : Nilai Post-test
X : Eksperimen
Penelitian eksperimen ini diberikan kepada kelompok tunggal dengan memberikan tes
awal perlakuan dan tes akhir, sehingga dalam penelitiannya dilakukan dua kali observasi yaitu
sebelum dan setelah melakukan treatment (X).MenurutSudjana (1999) penelitian dengan
menggunakan one group pre test and post-test design dapat dilakukan dengan tiga langkah, diantaranya adalah:
O2
O1 X
26
1. Mengukur variabel terikat yaitu keterampilan sosial anak TK sebelum perlakuan dilakukan
(pre-test)
2. Memberikan perlakuan / treatment (X) yaitu Perilaku guru dalam membina hubungan yang
positif terhadap sampel penelitian
3. Mengukur kembali keterampilan sosial anak TK setelah perlakuan dilakukan (post-test)
Desain penelitian one group pre test and post-test dilakukan dengan cara memberikan pre-test (O1) kepada anak-anak kelompok A TK Tunas Bangsa, untuk mengetahui kondisi awal
keterampilan sosial mereka sebelum mendapatkan perlakuan. Selanjutnya sampel penelitian
diberikan perlakuan berupa Perilaku Guru dalam Membangun Hubungan Positif dengan Anak.
Setelah mendapat perlakuan, sampel penelitian diberikan post-test (O2) untuk mengetahui akibat
yang ditimbulkan dari perilaku guru dalam membangun hubungan positif dengan anak terhadap
keterampilan sosial mereka.Perbedaan antara tes awal dan tes akhir (O1 dan O2) yakni O1 – O2
diasumsikan sebagai adanya pengaruh dari treatment (X).
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelompok A TK Tunas Bangsa Tahun
ajaran 2013/2014 yang berjumlah 12 anak, terdiri dari 7 orang anak perempuan dan 5 orang anak
laki-laki.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan nonprobability sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang atau kesempatan bagi setiap unsur /
anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2010). Sehingga semua anggota
populasi akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Teknik sampel yang digunakan tersebut
termasuk teknik sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel dimana semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel.Menurut Sugiyono (2002) hal ini dilakukan bila jumlah populasi
tersebut relatif kecil, yaitu < 30 orang. Berdasarkan teknik tersebut, maka dalam penelitian ini
sampel yang telah ditentukan untuk penelitiannya adalah peserta didik kelompok A TK Tunas
Bangsa tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah 12 orang.
C. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas (variable penyebab yang
27
variabel bebas). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perilaku guru dalam membangun
hubungan positif dengan anak yang merupakan treatment yang akan diberikan kepada subjek
penelitian, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan sosial anak
Taman Kanak-Kanak.
D. Instrumen Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menguji suatu pengaruh atau efektivitas dari
perilaku guru dalam membangun hubungan positif dengan anak terhadap peningkatan
keterampilan sosial anak TK khususnya anak-anak kelompok A TK Tunas Bangsa. Keefektifan
penelitian tersebut dalam pengukurannya harus menggunakan sebuah alat yang disebut dengan
instrumen penelitian. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (2006) bahwa
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Preschool and Kindergarten Behavior Scale (PKBS) yang dikembangkan oleh Merrell (1994) dan telah dialih bahasakan oleh Sukma (2009). Instrumen PKBS adalah instrumen yang digunakan untuk menilai keterampilan
sosial dan masalah perilaku anak usia Prasekolah. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan oleh
Sukma (2009) terhadap instrumen PKBS yang dikembangkan Merrell (1994) tersebutdapat
diperoleh data sebagai berikut:
1. Instrumen PKBS terdiri dari dua skala bagian besar, yaitu skala A memuat keterampilan
sosial dan skala B memuat permasalahan perilaku. Penelitian ini hanya akan membahas
mengenai keterampilan sosial, maka skala PKBS yang akan digunakanadalah Skala A
sebanyak 34 item. Skala A terdiri atas tiga dimensi, yaitu social cooperation (kerjasama sosial), social interaction (interaksi sosial), dan social independence (kemandirian sosial). Instrumen ini telah diuji cobakan pada 24 komunitas di Amerika dengan jumlah sampel 46
2.855 anak berusia prasekolah pada tahun 1992 sampai dengan tahun 1993. Adapun nomor
item Skala A yang telah dikembangkan dalam instrumen PKBS dapat dilihat pada tabel 3.1.
Tabel 3.1
Nomor Item Instrumen PKBS Skala A
28
Al Kerjasama Sosial 2,7, 10, 12, 16, 22, 23, 25, 28, 29, 30,32
A2 Interaksi Sosial 5,14, 15, 17, 19, 20, 21, 24, 27, 33, 34
A3 Kemandirian Sosial 1,3, 4, 6, 8, 9, 11, 13, 18, 26, 31
2. Teknik penilaian yang digunakan untuk mengolah hasil instrumen PKBS adalah dengan
rating scale, yaitu menggunakan kategori nilai 0,1,2,3, dengan rincian sebagai berikut: 0 = tidak pernah
1 = jarang
2 = kadang-kadang
3 = sering
Skor yang dihasilkan dari Skala A berkisar antara 0 - 102, dengan hasil
pengkategorisasian yang dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2
Pedoman Kategorisasi Tingkat Kemampuan Sosialisasi Anak TK
Rumus Rentang Nilai Kategori
P25= 25x102 = 25,5
Selanjutnya, pedoman tingkat kemampuan sosialisasi anak TK pada setiap sub dimensi skala A
disajikan pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3
Pedoman Kategorisasi Tingkat Kemampuan Sosialisasi Anak TK Pada Setiap Sub Dimensi
PKBS Sub Dimensi A Rumus Rentang Nilai Kategori
A1
P25= 25x36= 9
100
0-9 Sangat kurang
29
3. Instrumen PKBS telah melalui serangkaian uji validitas dan reliabilitas dimana proses uji
validitas instrumen dilakukan dengan tiga proses, yaitu validitas isi (content validity),
validitas konstruks (construck validity), dan validitas item.
Adapun penjelasan ketiga proses validitas tersebut adalah sebagai berikut:
a. Validitas isi diperoleh melalui proses judgment oleh para ahli dibidangnya.
b. Validitas konstruksi instrumen PKBS skala A diperoleh melalui rumus pearson product moment, dengan hasil nilai validitas terendah 0.31 dan nilai tertinggi 0.73, artinya seluruh item telah tervaliditasi karena memiliki validitas konstruk > 0.30, sehingga instrumen
PKBS dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
c. Validitas item PKBS skala A berkisar antara 0.84 sampai 0.97, artinya instrumen ini
memiliki nilai validitas item yang signifikan dan instrumen ini memiliki kekuatan dan
kemandirian yang baik.
Proses uji reliabilitas instrumen PKBS dilakukan melalui tiga proses yaitu reliabilitas
internal consistency, reliabilitas test-retest, dan reliabilitas interrater. Penjelasan dari ketiga
proses tersebut adalah sebagai berikut:
30
Standard Error of meansurment (SEm), dan hasil yang didapat menunjukkan bahwa
PKBS memiliki tingkat kesalahan yang relatif kecil.
b. Reliabilitas test-retest diperolehdengan cara mengujicobakan instrumen yang sama
(PKBS) beberapa kali pada sampel penelitian yang sama, namun dengan waktu
pengambilan data yang berbeda. Pengujian yang kedua ini memiliki nilai Skala A yang
jika dibandingkan dengan pengujian pertama dapat disimpulkan bahwa seluruh item
memiliki nilai korelasi yang signifikan karenap < 0.001.
c. Reliabilitas interraterinstrumen PKBS skala A telah melakukan pengujian reliabilitas
interrater sebanyak dua kali dengan sampel yang berbeda. Berdasarkan hasil
pengujiannya, nilai reliabilitas interrater instrumen ini memiliki koefisien yang signifikan
karena p < 0.001: p < 0.01.
Adapun kisi-kisi instrumen tersebut serta instrumen yang akan digunakan untuk melihat
tingkat keterampilan sosial anak Taman Kanak-Kanak dalam penelitan ini dapat dilihat dalam
lampiran.
E. Pengembangan Pedoman Perilaku Guru dalam Membangun Hubungan yang Positif Dengan Anak
Interfensi yang diberikan terhadap anak kelompok A Tunas Bangsa adalah berupa
Perilaku membina hubungan yang positif dengan anak sebagai upaya untuk meningkatkan
keterampilan sosial anak. Dalam pengembangan Perilaku penelitian ini, yang memberikan
perlakuan kepada siswa - siswi kelompok A Tunas Bangsa dalah guru atau wali kelasnya sendiri
dengan dipantau dan diberikan pengarahan sebelumnya oleh peneliti.
Adapun dalam pelaksanaan penelitian maka pedoman Perilaku membina hubungan yang
positif dengan anak ini telah melalui proses validasi yang dikembangkan oleh Janus, M, at al
(2007) yaitu jenis Perilaku membina hubungan yang positif dengan anak diantaranya adalah : 1)
menyapa setiap anak didepan pintu dengan menyebut namanya; 2) ikut terlibat dalam aktivitas
31
interaksi positif dan komunikasi yang efektif dengan anak berdasarkan pemahaman guru
terhadap karakteristik anak.
Hasil pengembangan yang dilakukan oleh Janus, M. at al (2007) serta masukan yang
diperoleh dalam proses validasi tersebut menunjukkan bahwa Perilaku membina hubungan yang
positif dengan anak telah valid serta dapat digunakan sebagai treatment dalam penelitian yang
akan diberikan kepada anak di Tunas Bangsa kelompok A.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dalam penelitian akan diolah dan dianalisis, dengan
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menganalisis data menurut Arikunto (2006) diantaranya
adalah:
2. Persiapan, yang meliputi pengecekan kelengkapan data dan macam isian data.
3. Tabulasi yaitu memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor. Tabulasi
mengenai data pretest dan post-test hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak kelompok
A TK Tunas Bangsa tahun pelajaran 2013/2014 dapat dilihat pada lampiran 4.
3. Uji Signifikan
Berdasarkan jenis penelitian yang digunakan maka untuk uji signifikansi akan diperoleh
menggunakan rumus-rumus statistik. Adapun untuk melihat ada tidaknya hubungan yang
signifikan antar variabel dan untuk melakukan uji hipotesis dapat dilakukan dengan dua rumus
statistik yaitu Statistik Parametrik dan Statistik Non Parametrik.
Rumus statistik Parametrik digunakan jika terdapat ciri-ciri sebagai berikut: (1) Jenis data
yang digunakan adalah interval atau rasio, (2) Sampel yang digunakan berdistribusi normal, dan
(3) Sampel dianggap representatif terhadap populasinya (>30). Sedangkan Statistik Non
Parametrik digunakan jika terdapat ciri-ciri sebagai berikut: (1) Jenis data yang digunakan adalah
nominal atau ordinal, (2) Tidak memperhitungkan distribusi sampel, dan (3) sampel yang
digunakan adalah sampel yang kecil yaitu lebih besar dari 10 orang ( >10 )atau kurang dari 30
orang (< 30 ).
Berdasarkan ciri-ciri dari kedua statistik tersebut maka untuk uji signifikan dilakukan
32
yang digunakan berupa data ordinal dan tidak memperhitungkan distribusi sempel dengan
sempel kurang dari 30 orangyaitu hanya sebanyak 12 anak, sehingga perhitungannya
menggunakan statistik non parametrik dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
yang signifikan antara nilai per-test dan post-test berdasarkan pada desain penelitian yang
digunakan yaitu one group pre test and post test design. Menurut Bluman (2001:596-597,602) untuk menghitung uji signifikan yang menggunakan statistik non parametrik dapat dilakukan
dengan uji wilcoxon sign rank test dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Membuat Hipotesis
Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan sosial anak tk sebelum dan
sesudah pelaksanaan Perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif dengan anak
Ha = terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan sosial anak TK sebelum dan setelah
pelaksanan Perilaku Guru dalam Membangun Hubungan Positif dengan Anak
b. Mencari nilai z tabel dengan tingkat kepercayaan 95% atau nilai a = 0,05 dan uji dua sisi (two
tiled test) pada tabel k
c. Mencari nilai kritis pada tabel k
d. Mencari nilai Ws, yaitu dengan langkah-langkah:
- Membuat tabel
- Mencari perbedaan nilai post-test dan pre-test, kemudian simpan pada kolom ketiga
(D=Xb-Xa)
- Mencari nilai absolut dari setiap perbedaan, kemudian simpan pada kolom keempat (D)
- Mengurutkan nilai absolut dari yang terendah hingga tertinggi, kemudian simpan pada kolom
kelima (I Rank)
- Memberi tanda (+) atau (-) berdasarkan perbedaan
- Mencari jumlah nilai (+) atau (-) secara terpisah
- Untuk nilai terkecil dari nilai absolut dan gunakan sebagai nilai tes dengan lambang Ws
e. Mencari nilai z hitung, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Z=
WS - n (n+1)
4
33
f. Membandingkan nilai z hitung dengan z tabel
g. Menentukan kesimpulan dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika, nilai z hitung < z tabel maka Ho ditolak
Jika, nilai z hitung > z tabel maka Ho diterima
h. Apabila pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas (nilai p), maka kriterianya
adalah:
Jika nilai p < 0,05, maka Ho ditolak
Jika nilai p > 0,05, maka Ho diterima
Perhitungan uji signifikan tersebut akan dilakukan dengan menggunakan Microsoft office
excel 2007 dan bantuan software SPSS (Statistika Product and Service Solution) 17.0 for windows.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian melalui tahapan-tahapan yakni tahapan persiapan penelitian,
pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan hasil penelitian. Penulis akan memaparkan
tahapan-tahapan tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan penelitian
a. Mengadakan studi pendahuluan dengan observasi lapangan ke TK Tunas Bangsa
kelompok A tahun ajaran 2013/2014
b. Menetapkan materi yang akan digunakan dalam penelitian.
c. Membuat prosposal penelitian.
d. Melakukan observasi awal pada subjek penelitian.
e. Membuat surat ijin penelitian pada instansi terkait.
f. Membuat pedoman Perilaku perilaku guru dalam membangun hubungan positif dengan anak yang terdiri dari 15 jenis permainan. Perilaku itu terdiri dari permainan head and
hands ball, lomba teka-teki potongan gambar, membangun balok bersama, chan tag, lomba
menyusun huruf, Role Play "pedagang dan pembeli", tebak kata, petualangan, menebak
34
g. Menyusun dan menentukan instrumen penelitian yang akan digunakan.
2. Pelaksanaan penelitian
a. Menentukan sampel penelitian
b. Melakukan observasi awal pada subjek penelitian sebelum melaksanakan Perilaku Guru
dalam Membangun Hubungan Positif dengan Anak
c. Mengadakan pre-test pada subjek penelitian
d. Memberikan perlakuan yaitu melaksanakan 15 jenis perilaku guru dalam membangun
hubungan positif dengan anak kepada anak kelompok A TK Tunas Bangsa
e. Mengadakan post-test pada subjek penelitian
3. Penyusunan laporan hash penelitian
a. Mengolah data hasil eksperimen melalui pengujian statistik yakni dengan
membandingkan skor pre-test dan skor post-test, dan uji signifikan dengan rumus uji
wilcoxon sign rank test.
59
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan kajian teoritis mengenai efektivitas perilaku guru
dalam membangun hubungan yang positif dengan anakdalam meningkatkan keterampilan
sosial anak kelompok A TK Tunas Bangsa tahun pelajaran 2013/2014, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Profil awal anak kelompok A TK Tunas Bangsa sebelum melaksanakan perilaku
guru dalam membangun hubungan yang positif dengan anakmenunjukkan bahwa
tingkat keterampilan sosial anak kelompok A masih kurang,itu ditunjukkan dengan
perolehan rata-rata pretest sebesar 51,83. Sebanyak 13% anak berada padakategori
sangat kurang, 10,7% anak berada pada kategori kurang, serta 76,3% anak berada
pada kategori sedang, dan tidak didapati ada anak yang berada pada kategori tinggi
(0%). Hal ini ditunjukkan dengan adanya anak yang pemalu, tidak mau
mengeluarkan pendapat, jarang melakukan interaksi dengan teman, lebih suka
bermain sendiri, kurang mempehatikan guru saat menyampaikan materi Perilaku
yang akan mereka kerjakan, dan masih ada anak yang tidak mau mengerjakan
tugasnya sendiri sampai selesai
2. Profil akhir anak kelompok A TK Tunas Bangsa setelah melaksanakan Perilaku
60
tingkat keterampilan sosial menjadi sebesar 82.83, itu di tunjukan dengan
terlihatnya perubahan pada anak yang terkadang lupa mengucapakan salam dan
mencium tangan kepada ibu guru ketika datang kesekolah menjadi lebih terbiasa
mengucapkan salam dan mencium tangan setiap hari ketika masuk kelas, anak yang
pemalu manjadi terlihat lebih senang bermain bersama temannya, sebagian besar
anak mau mengemukakan pendapat saat diperlukan,sebagian besar anak mau
mengikuti aturan dan perintah, bersemangat dalam setiap Perilaku atau aktivitas di
dalam kelas, memiliki rasa empati yang lebih tinggi, lebih bersemangat untuk
bermain bersama teman-teman maupun dengan ibu gurunya serta anak lebih
menujukkan rasa percaya dirinya dan dapat mengikuti rutinitas kelas dengan baik.
3. Pelaksanaan Perilaku membina hubungan yang positif dengan anak efektif, dengan
hasil yang menunjukkan adanya peningkatan pada hasil post-test keterampilan
sosial anak kelompok A TK Tunas Bangsa yaitu setelah melaksanakan Perilaku
membina hubungan yang positif dengan anak. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa adanya berbedaan yang signifikan terhadap keterampilan sosial anak
kelompok A TK Tunas Bangsa tahun pelajaran 2013/2014 sebelum dan setelah
melaksanakan Perilaku membina hubungan yang positif dengan anak. Rata-rata
peningkatan keterampilan sosial anak kelompok A TK Tunas Bangsa setelah
diterapkannya Perilaku membina hubungan yang positif dengan anak adalah sebesar
31,00.
61
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan dapat dikemukakan beberapa rekomendasi bagi orang tua,
guru serta lembaga pendidikan dalammeningkatkan keterampilan sosial anak taman
kanak-kanak kearah yang lebih baik, diantaranya sebagai berikut :
1. Bagi Orang Tua
a. Keterampilan sosial yang baik perlu dan penting dimiliki oleh setiap anak, karena
itu orang tua harus membantu anak dalam mengarahkannya pada keterampilan
sosial yang lebih positif, karena anak yang memiliki tingkat keterampilan sosial
yang rendah akan berpengaruh pada masa dewasanya, seperti dalam adaptasi sosial
emosional jangka panjang, perkembangan akademik dan kognitifnya.
b. Peningkatan keterampilan sosial yang baik pada anak haruslah dillakukan dengan
cara yang lebih dekat dengan diri anak dan sesuai dengan karakteristik anak, salah
satunya adalah melalui Perilaku membangun hubungan yang positif dengan anak.
2. Bagi Guru
Guru dapat menerapkan Perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif
dengan anak, dalam pembelajaran di taman kanak-kanak dan diharapkan melalui perilaku
guru dalam membangun hubungan yang positif dengan anakini tidak hanya dapat
meningkatkan keterampilan sosial anak TK saja melainkan dapat meningkatkan bidang
perkembangan anak lainnya.
62
Lembaga pendidikan khususnya bagi program studi PGPAUD diharapkan dapat
memberikan perhatian dalam meningkatkan keterampilan sosial anak taman kanak-kanak
dengan memberikan informasi yang lebih tepat kepada mahasiswa mengenai metode
pembelajaran yang cocok untuk anak taman kanak-kanak. Salah satunya dengan
memberikan informasi mengenai perilaku guru dalam membangun hubungan yang positif
dengan anakyang ternyata berdasarkan penelitian ini dapat membantu meningkatkan
keterampilan sosial anak taman kanak-kanak.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan atau informasi baru
bagi para peneliti selanjutnya untuk mengali lebih dalam lagi mengenai perilaku guru
dalam membangun hubungan yang positif dengan anaksehingga penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya dapat berkembang dengan lebih baik lagi dan dapat bermanfaat bagi
dunia pendidikan, serta diharapkan melalui perilaku guru dalam membangun hubungan
yang positif dengan anakini tidak hanya dapat meningkatkan keterampilan sosial anak TK
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. S (2006). Prosedur Penelitian Suatau Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta
Ali, Mohammad.(2011). Pendidikan Anak Usia Dini [Online] Tersedia :http//M.ali.net/?p. [15 Mei 2011]
Claridge,Jack (2010) Realtionship betweenChild and Teacher [online] tersedia : http://www. Getthheirightschool,co.uk/The Relationship-betweenyourchild and theirteacher.html[15 Mei 2011]
Dadan (2010). Anak dan Masalah Sosialnya [online] Tersedia :
http://Xayimg.com/kg/groups/22752204/1356530683/name/Pedoman. [23 Juli 2011]
Estherlydia. (2010). Hubungan Antara Guru dan Murid: Berpusat pada Hubungan dalam pembangunan manusia (online) Tersedia : http://teaching-my
tudents.blogspot.com/2010/11relationships-beetween teachers-and7110html.[2011]
Herawati. (2006) Psikologi Perkembangan III. Bandung: PGTK UPI
Hurlock.E.(1978). (terjemahanMeitasari Tjandarsa dan muslichah Zarkasih.
Perkembangan Anak Jilid III,Jakarta: Airlangga
Merell, (1994). Preschool and Kindergarten Behavior Scale. Amerika Serikat
Miller, Keane (tt). Lencyclopedia and Dictionary of medicine, Nursing and Allied Health 5 th ed. And Child Development Institute http:/www.healhofchildren.com/S/Social-Complete.html [27 Maret 2011]
Nugraha, (2005)., Metode Pengembangan Sosial Emosional, Bandung :Universitas Terbuka
Nurfitriyah, (2006). Pengembangan Sosial Anak TK Melalui Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif, Bandung : UPI
Patti,Wington. (tt) How to Have a Good Relationship With Your Child’s Teacher [online]tersedia: http//www.ehow.com/how 2320350_have-good-relationship-child-teacher.htm#ixzzlDHrQmtje.[04-042011]
Sukma,Dewi.(2009). Pengaruh Metode Bermain Peran dalam Meningkatkan Keterampilan Sosial Anak TK. Skripsi : Tidak diterbitkan. Bandung : PG PAUD FIP UPI
Santrock,Jhon W.(2007). Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta Erlangga
Samsul, (2010). Pengembangan Keterampilan Sosial Siswa. Artikel . Tersedia :
http://dianaapril.onsugar/pengembangan-keterampilan-sosial-siswa.com [akses 9 Mei 2010]
Sugiono.(2008) Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D: Bandung. CV.Alfabeta
Syaodih,E (2005). Perilaku Sosial Anak. Artikel. Bandung : UPI
Sholehuddin. (2000). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah.Bandung: UPI
Rahmayani,Syifa (2011). Efektifitas Cooperative Game Dalam MeningkatkanKeterampilan Sosial Anak Taman Kanak-Kanak. Skripsi : PGPAUD FIP UPI : Bandung Tidak diterbitkan
Tarsidi, Didi(2007) Perkembangan Kopetensi Sosial Pada Anak [online] Tersedia : http://d-tarsidi.blogspot.com/2007//11perkembangan-kopetensi-sosial pada.html.[15 Maret 2011.
Wilson, (2010) Mengajar Anak-anak Keterampilan Sosial [online]tersedia :
http://www.essortment.com/all/socialskillsch_rfai.htm [17 Mei 2011]
Yusup.S, (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : Rosda