PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL
GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN
BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Anak Kelompok B di Taman Kanak-kanak Siti Fatimah dan Taman Kanak-kanak Al-Muqaddhasah Tahun Ajaran 2015-2016)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh :
SHINTA SUNANTI NIM. 1105396
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
Halaman Hak Cipta
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN
TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP
KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA
DINI
Oleh
Shinta Sunanti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
© Shinta Sunanti 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
SHINTA SUNANTI 1105396
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL
GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASA BODILY-KINESTHETIC
ANAK USIA DINI
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Disetujui dan disahkan oleh :
MENGETAHUI, KETUA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN
ANAK USIA DINI
Dr. Badru Zaman, M. Pd NIP. 19740806 200112 1 002
PEMBIMBING II
Dr. Euis Kurniati, M. Pd NIP. 19770611 200112 2 002
PEMBIMBING I
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL
GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK
USIA DINI
(Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap anak kelompok B di Taman Kanak-kanak Siti Fatimah dan Taman Kanak-kanak Al-Muqaddhasah Tahun Ajaran 2015-2016)
SHINTA SUNANTI 2015
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran dengan permainan tradisional galahbandung terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini. Metode penelitian yang digunakan adalah Kuasi Eksperimen dengan desain penelitian Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini dilakukan pada kelompok B di TK Siti Fatimah dan TK Al-Muqaddhasah dengan jumlah sampel kelompok eksperimen sebanyak 14 orang anak dan kelompok kontrol sebanyak 12 orang anak. Data penelitian diperoleh menggunakan instrumen penelitian berupa pedoman observasi kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia 5-6 tahun. Berdasarkan hasil penelitian kondisi awal pada kelompok eksperimen menunjukkan anak pada kriteria muncul pada kecerdasan bodily-kinesthetic sebanyak 66% dan pada kriteria belum muncul sebanyak 34%, sementara pada kelompok kontrol menunjukkan anak pada kriteria muncul pada kecerdasan bodily-kinesthetic sebanyak 57% dan kriteria belum muncul sebanyak 43%. Setelah dilakukan treatment dan proses uji statistic menggunakan uji t independen (Independent Sampel T-test) pada data posttest diperoleh hasil p value (0,027) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa pembelajaran dengan permainan tradisional galahbandung memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran dengan permainan tradisional galahbandung dapat dijadikan salah satu metode alternatif bagi pendidik dalam mengembangkan kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini.
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
THE INFLUENCE OF GALAHBANDUNG, A TRADITIONAL GAME TOWARD YOUNG LEARNERS’ BODILY-KINESTHETIC INTELLIGENCE
(A Quasi Experimental Study Toward Group B Young Learners of Siti Fatimah and Al-Muqaddhasah Kindergarten 2015 – 2016)
SHINTA SUNANTI 2015
The purpose of the study is to investigate influences of Galahbandung as a traditional game toward young learners’ bodily-kinesthetic intelligence. The research design used is Nonequivalent Control Group Design. This research takes place at group B of Siti Fatimah and Al-Muqaddhasah kindergarten for 14 young learners and 12 young learners in a controlled class. Research data obtained using bodily-kinesthetic intelligence observation for young learners at age of 5-6 as instrument. Based on research data result, it shows that there is a significance appears at bodily-kinesthetic intelligence for 66% which it is only 34% before. Besides, in controlled class, it shows that there is a significance appears at bodily-kinesthetic intelligence for 57% which it is only 43% before. After the treatment and statistic test applied using independent t-test on post-test, data p value (0,027) < 0,05 as result data gained. It means that Ho is refused but Ha is accepted. It concludes that galahbandung as a traditional game gives significant influences in studying and learning activity which can be used as a method for teacher in developing bodily-kinesthetic at young learners level.
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Sistematika Penelitian ... 6
BAB II PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG DAN PENGEMBANGANNYA TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ... 8
A. Konsep Multiple Intelligences ... 8
B. Karakteristik Anak Usia Dini ... 12
C. Kecerdasan Bodily-Kinestetic ... 14
D. Konsep Permainan Tradsional ... 18
E. Galahbandung ... 20
F. Hubungan Permainan Tradisional Galahbandung Terhadap Kecerdasan Bodily-Kinesthetic ... 25
G. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 26
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 28
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Metode Penelitian ... 28
2. Desain Penelitian ... 28
B. Populasi dan Sampel Penelitian... 30
1. Lokasi Penelitian ... 30
2. Subjek Penelitian ... 31
C. Definisi Operasional Variabel ... 31
1. Kecerdasan Bodily-Kinesthetic ... 31
2. Permainan Tradisional ... 32
D. Teknik Pengumpulan Data ... 33
E. Instrumen Penelitian ... 34
1. Kisi-kisi Instrumen ... 34
2. Analisis Instrumen ... 36
F. Prosedur Penelitian ... 40
G. Hipotesis Penelitian ... 41
H. Teknik Analisis Data ... 42
1. Analisis Data ... 42
2. Uji Statistik ... 42
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 46
A. Temuan ... 46
1. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic di TK Siti Fatimah Sebagai Kelompok Eksperimen dan TK Al-Muqaddhasah Sebagai Kelompok Kontrol (Pretest) ... 46
2. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Anak di TK Siti Fatimah Pada Kelompok Eksperimen dan TK Al-Muqaddhasah Pada Kelompok Kontrol (Posttest) ... 56
3. Perbedaan Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Anak Antara Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Pada Saat Pretest dan Posttest...66
4. Pembahasan ... 72
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Anak di TK Siti Fatimah Pada Kelompok Eksperimen dan TK Al-Muqaddhasah Pada
Kelompok Kontrol (Posttest)...73
3. Analisis Perbedaan Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Antara Kelompok Eksperimen dengan Kelompok Kontrol Pretest dan Posttes ...75
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 77
A. Simpulan ... 77
B. Rekomendasi ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 80 LAMPIRAN
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Sampel TK Siti Fatmah dan TK Al-Muqaddhasah ... 29
3.2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kecerdasan Bodily-Kinesthetic ... 43
3.3. Kriteria Penilaian Kecerdasan Bodily-Kinesthetic ... 44
3.4. Hasil Perhitungan Pengujian Validasi Kecerdasan Bodily-Kinesthetic ... 44
3.5. Rincian Validasi Item Pernyataan ... 45
3.6. Hasil Perhitungan Pengujian Reliabilitas ... 45
3.7. Pedoman Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 46
4.1. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen (Pretest) ... 46
4.2. Profil Aspek Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen (Pretest) ... 47
4.3. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Kontrol (Pretest)... 47
4.4. Profil Aspek Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok kontrol (Pretest) ... 48
4.5. Rangkuman Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen dan Kontrol (Pretest) ... 49
4.6. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen (Postest) ... 49
4.7. Profil Aspek Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen (Postest) .. 50
4.8. Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Kontrol (Postest) ... 51
4.9. Profil Aspek Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Kontrol (Postest) ...
4.10. Rangkuman Profil Kecerdasan Bodily-Kinesthetic Kelompok Eksperimen dan
Kontrol (Postest) ...
4.11. Uji Normalitas Data Pretest ...
4.12. Uji Homogenitas Varians Pretest ...
4.13. Hasil Uji Indenpenden Data Pretest ...
4.14. Uji Normalitas Data Postest ...
4.15. Uji Homogenitas Varians Postest ...
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Anak Meloncat ... ... 21
2.2. Anak Meloncat Dengan Rintangan yang Lebih Meningkat ... 21
2.3. Anak Melewati Rintangan Dengan Cara Duduk ... ... 22
2.4. Anak Melewati Rintangan Dengan Cara Duduk ... ... 23
1
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karakteristik anak yang bersifat aktif dan mempunyai rasa ingin tahu yang
tinggi menjadikan sebuah pembelajaran pada anak usia dini kental akan kegiatan
bermain, namun kegiatan bermain dalam pembelajaran yang dilakukan juga tentu
harus memiliki manfaat untuk anak, menjaga dan mengoptimalkan potensi yang
telah dimiliki oleh anak seperti kemampuan berbahasa, motorik, sosial,
emosional, spiritual dan intelektual, maka agar anak mendapatkan pengalaman
langsung terhadap kegiatan atau pembelajaran yang dilakukan yaitu salah satunya
dengan kegiatan bermain yang menyenangkan, sejalan dengan itu, menurut
Depdikbud (Kurniati, E, 2010, hlm. 5) mengemukakan bahwa,
„Bermain merupakan cara alamiah anak untuk menemukan lingkungan, orang
lain dan diriinya sendiri. Selain itu karena masa anak-anak adalah masa keemasan atau biasa disebut dengan golden age maka setidaknya kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah yang dapat mengembangkan segala kecerdasan yang terdapat dalam diri anak‟.
Berhubungan dengan pemaparan di atas yang menjelaskan bahwa
kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk anak hendaklah dapat mengembangkan segala
kecerdasan yang terdapat dalam diri anak, karena telah kita ketahui bahwa setiap
anak memilki kapasitas yang berbeda-beda dalam setiap kecerdasan, Gardner
sebagai pakar psikologi menjelaskan tentang temuannya yang sudah Ia kaji
selama kurang lebih 20 tahun mengenai kecerdasan jamak atau juga disebut
multiple intellegences yang dimuliki manusia.
Gardner (1993, hlm. 24) mengemukakan bahwa :
2
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam ketujuh macam kecerdasan yang dikemukakan oleh Gardner terdapat
kecerdasan yang terkait dengan kelenturan tubuh atau yang biasa disebut dengan
kecerdasan bodily-kinesthetic yang sesungguhnya jarang kita temui jika
anak-anak dapat megembangkan kecerdasan tersebut dengan hanya menainkan video
game sendiri saja. Amstrong (2002, hlm. 3) mengemukakan bahawa “kecerdasan
bodily-kinesthetic atau kecerdasan fisik adalah suatu kecerdasan dimana pada saat
menggunakannya, seseorang mampu atau terampil menggunakan anggota
tubuhnya untuk melakukan gerakan seperti berlari, menari, membangun sesuatu,
melakukan kegiatan seni dan hasta karya.” berhubungan dengan pendapat
Amstrong dapat disimpulkan bahwa untuk mengembangkan kecerdasan
bodily-kinesthetic pada seorang anak diperlukan kegiatan-kegiatan yang bersifat aktif,
menyenangkan, juga permainan yang memiliki aturan, yang mengajarkan
kesabaran untuk dapat menunggu giliran, permianan yang memancing anak untuk
memecahkan suatu konflik secara bersama-sama.
Sehubungan dengan pemaparan diatas, Gardner yang menyatakan bahwa
ketika seorang anak menunjukan cara yang unik dalam hal berpikir dan belajar
maka mereka tidak hanya diarahkan pada situasi tertentu saja seperti memasukan
mereka ke kelas-kelas yang lebih memfokuskan pada bahasa dan logika
matematikas saja. (Edu Dev Center). (Yuliani Nuriani Sujiono & Bambang
Sujiono, 2010, hlm. 54), menanggapi pendapat tersebut, memang tidak semua
anak tertarik pada kegiatan yang bersifat logika, maka disitulah orangtua atau
guru harus bisa lebih mengarahkan anak agar kegiatan yang dilakukan dirasa
seimbang sesuai dengan kebutuhan anak, selain itu agar dapat mengoptimalkan
berbagai macam kemampuan dalam diri anak.
Namun seiring berjalannya waktu, saat ini yang banyak kita lihat pada usia
prasekolah, anak sudah dapat bermain sendiri tanpa memerlukan teman dalam
melakukan permainan tersebut, seperti halnya anak memainkan tablet,
smartphone, android, gameboy, psp dan lain sebagainya, kegiatan yang dilakukan
mereka dengan menggunakan alat-alat canggih tersebut tidaklah menjanjikan
dapat mengembangkan keerdasan bodily-kinesthetic dan juga kemampuan
bersosial antar anak, memang banyak sekali manfaat bermain terhadap segala
3
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
butuhkan pada usia keemasan tersebut, berhubungan dengan pendapat Kurniati
(2010, hlm. 31) mengemukakan bahwa, jika permainan yang kental dengan
sentuhan teknologi yang sangat canggih (high tech), maka permainan tradisional
merupakan permainan yang sangat kental dengan sentuhan rasa sosial (high
touch), karena didalamnya dikembangkan berbagai keterampilan sosial. Banyak
sekali permainan tradisional yang sifatnya aktif dan menyenangkan yang tentu
saja dapat mengembangkan kecerdasan bodily-kinesthetic anak, juga didalamnya
terdapat unsur sosial, beberapa contoh permainan tradisonal tersebut adalah
seperti bermain gatrik, bermain ucing kub, bermain boy-boyan, bermain sondah,
bermain galah asin, ucing-ucungan, luncat tinggi dan banyak lagi.
Terdapat salah satu permainan yang saat ini sudah jarang peneliti jumpai
padahal dulu sewaktu kecil peneliti pernah memainkan permainan tradisional
tersebut, dan yang dirasakan itu sangat menyenangkan, bermain sampai
berkeringat dan merasa cape itu memanglah hal yang wajar karena permainan ini
banyak menggunakan fisik motorik kasar, walaupun permiann ini sangat
sedehana, karena memang permianan ini tidak memerlukan alat bantu apapun
untuk dapat memulai memainkannya, maka dari itu peneliti rasa permainan ini
banyak mengandung manfaat, terutama untuk melatih kecerdasan
bodily-kinesthetic anak yang lebih banyak menstimulusi bagian gerak tungkai, nama
permainan tradisional tersebut adalah Galahbandung, dengan kegiatan bermain
setidaknya menuntut anak untuk bergerak secara lebih kreatif, selain dapat
menstimulusi kecerdasan bodily-kinesthetic, beberapa permainan tradisional
seperti Galahbandung ini dapat juga menstimulusi kecerdasan interpersonal,
kecerdasan emosional, kecerdasan natural dan dan lain-lain. Selain itu Dapat
digunakan sebagai terapi kepada anak, karena pada saat bermain, anak-anak akan
melepaskan emosinya, mereka dapat tertawa lepas dan mengekspresikan perasaan
yang sedang dirasakan dalam diri anak, permainan ini menuntut anak untuk
bersifat jujur pada saat melakukan permainan tersebut.
Ternyata memang benar, sudah tidak banyak kita jumpai anak-anak yang
melakukan kegiatan bermain permainan tradisonal, terkecuali anak-anak yang
tinggal dan tumbuh dipesisir pantai, pegunungan atapun pedesaan kemungkinan
4
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bermain karena masih jarang sekali benda berteknologi canggih menghampiri
mereka, walaupun mereka belum mengenal permainan modern yang bertknologi,
setidaknya mereka masih melestarikan kebudayaan yang sejak dulu sudah
digunakan dan diwarisakan oleh nenek moyang kita. Seperti yang telah
dikemukakan oleh Atmadibrata, dkk (1982, hlm. 5) “Dengan berkecamuknya
polusi kebudayaan yang datangnya dari luar, jangan sampai kemurnian budaya
bangsa Indonesia ikut tercemar, kehilangan warna aslinya, sehingga dapat
berakibat fatal yaitu anak cucu kehilangan jejak leluhur nenek moyangnya.” Dapat
kita ketahui bahwa banyak sekali warisan dari leluhur kita lengkap degan berbagai
macam manfaatnya salah satunya permainan tradisional, walaupun bersifat
sederhana, peneliti yakin mereka telah memberikan pemikiran yang sangat
mendalam tentang itu semua guna mencerdaskan anak penerus bangsa ini. Selain
itu peneliti sangat setuju dengan pendapat Rosyadi, dkk (1999, hlm. 6)
mengemukakan bahwa, “Perbedaan yang sangat mendasar antara jenis-jenis
permainan tradisonal dengan permainan modern yaitu permainan tradisional lebih
menonjolkan kepada nilai-nilai sosial, permainan modern lebih bersifat
individualis, karena mereka tidak memerlukan teman bermain untuk
melangsungkan permainan” lalu bagaimana dengan anak-anak yang tumbuh dan
berkembang di perkotaan, apakah mereka masih dapat merasakan bermain
permainan tradisional, berlari-lari, bermain bersama-sama dengan aktif, merasa
senang dan gembira, karena menurut Solehudin, (200, hlm. 54) mengemukakan
bahwa:
“Anak perlu belajar untuk menggunakan tubuhnya. Aktifitas mengontrol
tubuh mempengaruhi kuat bidang-bidang belajar lainnya. Anak yang mempraktekan gerakan-gerakan akan cenderung untuk memperoleh kepercayaan diri dan kemandirian. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif
sepanjang hayat.”
Beranjak dari permasalahan yang telah dipaparkan diatas, peneliti merasa
tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang pengaruh dari salah satu permainan
tradisional tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini, penulis memfokuskan
kajian pada judul “Pengaruh Pembelajaran Permainan Tradisional
5
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dengan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Seperti apa profil kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di TK
Siti Fatimah dan TK Al-Muqaddhasah, sebelum diterapkan metode
pembelajaran menggunakan permainan tradisional Galahbandung?
2. Seperti apa profil kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di TK
Siti Fatimah dan TK Al-Muqqadhasah, setelah diterapkan metode
pembelajaran menggunakan permainan tradisional Galahbandung?
3. Apakah terdapat perubahan yang sigifikan dari penerapan pembelajaran
dengan menggunakan permainan tradisional Galahbandung terhadap
kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di TK Siti Fatimah dan
TK Al-Muqadhasah?
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari
penerapan pembelajaran menggunakan metode bermain permainan tradisional
galahbandung terhadap kemampuan kecerdasan bodily-kinesthetic anak kelas
B di TK Siti Fatimah dan anak kelas B di TK Al-Muqadhasah.
2. Tujuan Khusus
Tujuan penelitian yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.Mengetahui profil kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di
TK Siti Fatimah dan TK Al-Muqadhasah, sebelum diterapkan metode
pembelajaran menggunakan permainan tradisional galahbandung.
b.Mengetahui profil kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di
TK Siti Fatimah dan TK Al-Muqadhasah, setelah diterapkan metode
pembelajaran menggunakan permainan tradisional galahbandung
c.Mengetahui apakah terdapat perubahan yang sigifikan dari penerapan
6
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini kelas B di TK Siti
Fatimah dan anak kelas B di TK Al-Muqadhasah
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang telah dilakukan diharapkan dapat memberikan beberapa
manfaat sebagaimana akan diuraikan sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, yaitu:
a. Peneliti dapat memperoleh gambaran mengenai pengaruh dari
penerapan pembelajaran menggunakan permainan tradisional
galahbandung terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini.
b. Memberikan pengalaman bagi peneliti dalam melakukan sebuah
penelitian yang baik sehingga mampu memberikan gambaran data dari
sebuah penelitian.
2. Bagi siswa, yaitu:
a. Memberi kesempatan bagi anak untuk mengenal permainan tradisional
galahbandung yang mana permainan tersebut sudah jarang dimainkan.
b. Memberikan metode atau model pembelajaran yang berbeda bagi anak.
c. Memberikan motivasi dalam kemampuan bodily-kinesthetic anak.
3. Bagi pendidik, yaitu:
a. Memberi pengetahuan dan wawasan lebih kepada pendidik mengenai
model pembelajaran yang baru dalam pendidikan anak usia dini
dengan menggunakan permainan tradisional galahbandung.
b. Memberi pengetahuan dan wawasan mengenai pembelajaran
permainan tradisional yang diharapkan mampu meningkatkan
kemampuan kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini.
4. Bagi sekolah, yaitu:
a. Diharapkan dapat memberikan sumbangan positif bagi pembelajaran di
sekolah melalui pengayaan model pembelajaran yang baru.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, secara umum dalam bab ini terdiri dari bagian latar belakang
7
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penulisan skripsi yang secara keseluruhan menggambarkan mengenai penelitian
yang dilaksanakan dan akan dijabarkan dalam bab selanjutnya.
Bab II Kajian Pustaka, secara umum dalam bab ini terdiri dari beberapa kajian
pustaka yang berkaitan dengan penelitian diantaranya pembelajaran sains bagi
anak usia dini, keterampilan sains anak usia dini dan model perolehan konsep.
Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi tentang beberapa hal yang terkait dengan
metode penelitian yang digunakan seperti metode dan pendekatan penelitian,
lokasi dan subjek penelitian, definisi operasional variabel, instrumen penelitian,
prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik alanisis data.
Bab IV Temuan dan Pembahasan, secara umum dalam bab ini berisi tentang hasil
temuan penelitian dan pembahasan mengenai kegiatan penelitian yang telah
dilaksanakan.
Bab V Simpulan Implikasi dan Rekomendasi, Bab ini merupakan bab terakhir dan
berisi tentang simpulan dari kegiatan penelitian, pembahasan penelitian dan
28
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
penerapan pembelajaran menggunakan permainan tradisional galahbandung
terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini. Dalam penelitian ini,
metode yang digunakan adalah metode eksperimen.
Metode eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab
akibat (hubungan kausal) antara dau faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengeliminesi atau mengurangi atau menyisihkan
faktor-faktor lain yang mengganggu, eksperimen selalu dilakukan untuk dengan
maksud melihat sebab akibat suatu perlakuan Arikunto (2006, hlm. 56).
Dalam studi eksperimen, peneliti memanipulasi paling sedikit satu variabel
lain yang relevan dan mengobservasi efek atau pengaruh terhadap satu atau
lebih variabel terikat, peneliti menentukan “siapa memperoleh apa” dan kelompok mana dari subjek yang memperoleh perlakuan Emzir (2008, hlm.
64) Selain itu Menurut Campbel dan Stanley (Arikunto, 2007, hlm. 209)
penelitian eksperimen terbagi menjadi dua, yaitu eksperimen kuasi dan
eksperimen murni. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian eksperimen kuasi. Menurut Nursalam (Kuntjojo, 2009, Hlm.
48) eksperimen kuasi adalah penelitian yang berupaya untuk mengungkap
hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tetapi pemilihan dua kelompok tersebut tidak dilakukan
29
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Desain Penelitian
Dalam suatu penelitian perlu adanya desain penelitian yang sesuai dengan
variabel-variabel yang terkandung dalam tujuan dan hipotesis penelitian untuk
diuji kebenarannya. Pola desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksperimen kuasi dengan pola non equivalent control group design atau
pretest-postest dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Menurut Emzir (2008, hlm. 102-103) subjek penelitian mungkin tidak
menyadari bahwa mereka dilibatakan dalam studi, sebagaimana dalam desain
kelompok prastes-postes, desain no equivalent ini dapat merepresentasikan X1
dan X2 daripada X lawan tanpa X dan juga dapat diperluas dengan melibatkan
lebih dari dua kelompok. Sebagai gambaran rancangan penelitian kuasi
eksperimen dengan pola non equivalent control group design akan
digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2013, hlm. 79):
Gambar 1. Eksperimen Pola Non Equvalent Control Group Design
Keterangan :
O1 : Pengukuran kemampuan awal kelompok eksperimen
O2 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok eksperimen
X : Pemberian perlakuan/treatment
O3 : Pengukuran kemampuan awal kelompok kontrol
O4 : Pengukuran kemampuan akhir kelompok control
Pada penelitian non equivalent atau control group pretest-posttest
design ini, sebelum dimulai perlakuan, kedua kelompok diberi tes awal atau
pretest untuk mengukur kondisi awal (O1), selanjutnya pada kelompok
eksperimen diberi perlakuan (T) dan pada kelompok pembanding tidak diberi
perlakuan, dan setelah selesai perlakuan yang diberikan, maka kedua
kelompok tersebut dberi tes lagi yaitu postest. Alasan peneliti menggunakan
metode penelitian eksperimen adalah karena peneliti hendak mengetahui suatu
pengaruh dari sebuah model atau metode pembelajaran bagi peserta didik atau
O
1x
O
230
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam hal ini sebagai objek penelitian. Metode ini membantu peneliti untuk
mendapatkan hasil nyata dengan bentuk angka sebagai perhitungan pengaruh
dari model pembelajaran permainan tradisional galahbandung terhadap
kecerdasan bodily-kineshtetic anak usia dini.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono.
2013, hlm. 80). Populasi dalam penelitian ini yaitu salah satu kelas B yang
berada di TK Siti Fatimah dan kelompok B di TK Al-Muqadhasah. Penelitian
ini dilakukan untuk mengujikan model pembelajaran yang dirancang oleh
peneliti untuk pelaksanaan proses pembelajaran dilapangan.
Sementara sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono (2013, hlm. 81). Teknik sampling
yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel yang anggota sampelnya dipilih secara sengaja
atas dasar pengetahuan dan keyakinan peneliti Anggoro (2009, hlm. 10).
dengan teknik purposive sampling maka peneliti menentukan kelompok B di
TK Siti Fatimah sebagai kelompok eksperimen dan kelompok B di TK
Al-Muqadhasah sebagai kelompok kontrol, penelti mengambil sampel di TK
tersebut karena kebetulan memeiliki karakteristik umur yang sama, bahwa di
kelas B adalah dengan rentang usia 5-6 tahun, berikut adalah lokasi dan subjek
penelitiannya:
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua TK, yaitu TK Siti Fatimah yang
beralamat di Perum Gandasari indah kec. Katapang kab. Bandung sebagai
kelompok eksperimen dan TK Al-Muqadhasah yang beralamat di kec.
31
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau partisipan yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah anak dengan rentang usia lima sampai enam tahun yaitu
kelas B dari TK Siti Fatimah kab. Bandung dan kelas B dari TK
Al-Muqadhasah, Tahun Pelajaran 2015-2016. Adapun jumlah partisipan yang
terlibat yaitu kelas B TK Siti Fatimah kab. Bandung kelompok eksperimen
dengan jumlah partisipan sebanyak 13 anak selanjutnya kelas B TK
Al-Muqadhasah sebagai kelompok kontrol dengan jumlah partisipan sebanyak 15
anak dan diuraikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Sampel TK Siti Fatimah dan TK Al-Muqaddhasah
Kelas Kontrol Eksperimen
Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan
Jumlah 3 9 6 7
Total 12 14
C. Definisi Operasional Variabel (DOV)
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 61) menyatakan bahwa, “Variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Untuk menghindarkan terjadinya kekeliruan terhadap suatu istilah di dalam variabel penelitian, maka
definisi oprasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Kecerdasan Bodily-Kinesthetic
Gardner (1993, hlm. ) anak-anak dengan kecerdasan bodily-kinesthetic
di atas rata-rata, senang bergerak dan menyentuh. Mereka memiliki kontrol
pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan dan keanggunan dalam bergerak.
Mereka megekplorasi dunia dengan otot-ototnya. Maka dapat diartikan bahwa
anak yang memilki kecerdasan bodily-kinesthetic di atas rata-rata adalah anak
yang memilki kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan dan
32
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Definisi operasional kecerdasan bodily-kinesthetic dalam penelitian ini
adalah kemampuan seorang anak untuk memiliki kontrol pada gerakan,
keseimbangan, ketangkasan dan keanggunan dalam bergerak. Berikut ini
penjelasan ke empat poin yang telah disebutkan di atas:
a. Kontrol pada gerakan adalah kemampuan seseorang dalam menggunakan
anggota tubuhnya sesuai dengan seharusnya pada saat melakukan gerakan,
yaitu seperti, seseorang dapat berhenti saat berlari dengan mudah dan tepat
b. Keseimbangan adalah keringanan dan ketenangan dalam mempertahankan
posisi tubuh yaitu seperti kemampuan berpindah dari satu titik ke titik lain
dengan cara seimbang.
c. Ketangkasan adalah kemampuan seseorang dalam mengontraksikan
koordinasi kecepatan dan ketepatan dari otot-otot besar pada badan dalam
suatu kegiatan.
d. Keanggunan dalam bergerak adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan gerakan fisik motorik yang indah dan terorganisasi.
2. Permainan Tradisonal
Menurut Atmadibrata (Kurniati, 2010, hlm. 2) masyarakat Jawa Barat
disinyalir sejak jaman klasik memiliki kecenderungan untuk memiliki
keterampilan prestatif yang bersifat entertainment dalam wujud permainan
rakyat yang dapat dijumpai dimana-mana. Bila permainan yang ada di Jawa
Barat ini dikaji ternyata memiliki nilai edukatif, mengandung unsur
pendidikan jasmani, kecermatan, kelincahan, daya pikir, apresiasi artistic,
kesegaran psikologis, dan lain sebagainya.
Permainan tradisional yang digunakan dalam penelitian ini adalah
permainan tradisional galahbandung. Permainan galahbandung dilakukan
oleh minimal 4 orang anak yang berumur sekitar 5 sampai 11 tahun.
Permainan ini sangat sederhana tidak memakai perlengkapan yang khusus
juga tidak mmerlukan iringan, baik vokal maupun instrumental, dikutip dari
Depdikbud (1980/1981, hlm. 184-188) berikut adalah cara pelaksanaan
permainan galahbandung : Pertama-tama membagi kelompok dengan cara
33
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdiri dari 4 orang anak yang di bagi menjadi 2 grup, setelah terbagi menjadi
2 grup maka setiap wakil dari kedua grup melakukan suit seperti (batu,
gunting, kertas) lalu jika sudah diketahui, maka yang menang pada saat suit
menjadi giliran yang main dan yang kalah menjadi penjaga dibaratkan grup
menang adalah grup A sebagai pemain dan grup B adalah grup yang kalah
sebagai penjaga.
Terdapat beberapa peraturan dalam permainan galahbandung ini yaitu
para pemain tidak boleh menyentuh kaki atau bagian badan para penjaga,
maka harus diperhatikan betul entah baju atau kulit yang aka mengenai kaki
dan badan si penjaga agar tidak gugur dan para penjaga juga harus
memperhatikan secara teliti barangkali para pemain mengenai kaki dan badan
para penjaga, jika gugur maka para pemain dan penjaga bertukar posisi. Jika
para pemain tidak ada yang gugur maka para pemain dinyatakan menang,
namun jika para pemain gugur, maka para penjaga bergiliran menjadi pemain,
dalam permainan ini memang para penjaga dan pemain diharuskan untuk jujur
dalam setiap kejadian yang akan mengugurkan atau menajdi pemenang dalam
permainan galahbadnung ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh permainan tradisional
galahbandung terhadap kecerdasan bodily-kinesthetic anak kelompok di TK
Siti Fatimah dan di TK Al-Muqadhasah. Dalam penelitian ini variabel yang
akan diukur adalah perkembangan kecerdasan bodily-kinesthetic anak
kelompok B. Teknik dan instrumen pengumpulan data yang akan digunakan
dalam penelitian ini yaitu :
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung
terhadap objek penelitian. Dalam proses pelaksanaan observasi
peneliti akan bertindak sebagai observer dengan observasi yakni
peneliti terlibat dalam aktivitas sebagai pengamat dan pemberi
34
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
observation, dengan menggunakan observasi terstruktur yang
mana observasi yang digunakan adalah observasi yang telah
dirancang secara sistematis. Dalam melakukan pengamatan peneliti
menggunakan instrumen yang disebut dengan pedoman observasi
berupa daftar ceklis. Instrumen penelitian ini disusun oleh peneliti
sendiri dengan mengacu teori yang di ungkapkan oleh Gardner
yang telah diuji validitas dan realibilitasnya
2. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan sumber data yang dapat digunakan
untuk mengetahui gambaran ketika permainan tradisional tersebut
dilakukan. seperti foto, video dan gambar elektronik lainnya.
E. Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen
Untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan suatu alat
yang disebut instrumen. Sugiyono (2013, hlm. 148) “Alat ukur dalam
penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian, jadi instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati” instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mengacu pada pedoman observasi yang berupa pengamatan secara langsung
yang digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas anak selama
penelitian berlangsung yang bertujuan untuk memperoleh informasi dengan
cara peneliti terlibat langsung dengan kegiatan yang dilakukan pada saat itu,
sehingga untuk menilai kegiatan subjek, peneliti menggunakan daftar ceklis
pada lembar observasi.
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara
mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan
alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya,
2010:86). Format pengamatan ini dirancang untuk mengetahui pengaruh
permainan tradisonal terhadap terhadap kecerdasan kinestetik anak usia dini di
TK Siti Fatimah . Aspek-aspek yang diteliti dalam pelaksanaan obsevasi ini
35
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.2
Kisi-kisi instrumen penelitian kecerdasan bodily-kinesthetic pada anak usia dini
Variabel Dimensi Indikator Pernyataan
bodily-36
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3 balok dengan
Sumber: diadaptasi dari Gardner yang disesuaikan dengan kegiatan penelitian.
Tabel 3.3
Kriteria penilaian kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia 5-6 tahun Pernyataan Kecerdasan
Penelitian ini dilakukan setelah diadakan uji coba instrumen untuk
menentukan apakah instrument tersebut layak dipakai. Pengujian validitas dan
reabilitas instrument penelitian dilakukan melalui expert judgment. Uji coba
instrument yang kemudian dilakukan uji reabilitas, yang kemudian dihitung
dengan program SPSS 20.
Dalam penelitian ini diperlukan pedoman observasi untuk mampu
mengukur keterampilan kecerdasan bodily-kinesthetic anak. Untuk mengukur
keterampilan kecerdasan bodily-kinesthetic ini, instrumen penelitian yang
37
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrumen tersebut dilakukan penyeleksian item dengan cara melihat nilai
validitas hasil instrumen. Instrumen yang baik haruslah memenuhi dua
persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas Arikunto (2006, hlm. 168)
b. Validitas
Menurut Arikunto ( 2006, hlm. 168) validitas adalah keadaan yang
menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa
yang akan diukur. Penelitian validitas dilakukan dengan membandingkan atau
mengkorelasikan antara hal yang dinilai dengan kriterianya. Menurut
Sugiyono (2008, hlm. ) terdapat dua cara dalam pengujian validitas, yaitu:
1) Validitas isi (Content Validity)
Untuk menguji validitas isi, digunakan pendapat dari ahli (judgement
expert), yaitu berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur berlandaskan pada
suatu teori tertentu. Instrument yang telah di judgement dan mendapatkan
penilaian cuku baik oleh para ahli dibidangnya maka dapat digunakan dalam
melakukan penelitian.
2) Validitas item
Setelah dilakukan judgement oleh para ahli, maka instrument tersebut
divalidasi item dengan cara diujicobakan. Dalam menguji validitas item, maka
dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi
yang telah diajarkan. Pada setiap instrumen baik tes maupun non tes terdapat
butir-butir (item) pertanyaan atau pernyataan. Adapun langkah-langkah
perhitungan validitas adalah sebagai berikut :
Menghitung validitas bertujuan untuk mengukur ketepatan subjek penelitian
yang dilakukan. Untuk menguji validitas instrumen ini digunakan rumus
korelasi point biserial (r pbis) (Ireene, 1993, hlm. 359-360) dan Glass and
Stanley, 1970, hlm. 169-170) dalam (Setiasih, 2010, hlm. 114) dengan
38
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan :
Mp : rata-rata skor anak yang memperoleh 1
Mt : rata-rata skor total
Sdt : simpangan baku skor total
p : proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban
anak
q : 1- p
c. Proses Pengambilan Keputusan
Penentuan keputusan item diterima (valid) atau tidak valid didasarkan
pada uji hipotesa dengan kriteria sebagai berikut : jika r hitung positif dan r
hitung = > 0,3 maka butir item valid, dan jika r hitung negatif dan r hitung = <
0,3 maka butir item tidak valid. Pada tahap awal, instrumen melalui tahap
judgement oleh ahli terkait mengenai bodily-kinesthetic. Uji coba tes
kecerdasan bodily-kinestetik anak dilakukan di TK Asshidiq di Komplek
Gandasari indah, kabupaten Bandung. Penelitian dilakukan terhadap siswa TK
B di sekolah tersebut dengan jumlah 11 siswa. Lebih jelasnya berikut hasil
rekapitulasi uji validitas kecerdasan bodily-kinesthetic anak dengan
menggunakan program SPSS 20. Dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4
39
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
16 0,541 0,553 Invalid
17 0,662 0,553 Valid
18 0,662 0,553 Valid
Berdasarkan tabel diperoleh hasil dari 18 pernyataan, item yang
valid ada 16 pernyataan yang masing-masing telah mewakili setiap
indikator dan 2 pernyataan yang tidak valid. Secara rinci penyebaran item
yang valid dan tidak valid pada setiap indikator tersaji pada tabel 3.5.
Tabel 3.5
2 Keseimbangan 5,6,7,8,9,10
3 Ketangkasan 11,12,13,14 15,16
4 Keanggunan dalam
bergerak
17,18
d. Pengujian Reliabilitas Instrumen
Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 178) reliabilitas menunjuk
pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk
digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun
internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test- retest,
equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument
dapat di uji dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen dengan teknik tertentu. (Sugiyono, 2013, hlm. 183-184).
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil reliabilitas
dengan bantuan SPSS versi 20 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Hasil perhitungan pengujian reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
40
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7
Pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Tinggi
0,80-0,1000 Sangat Tinggi
Titik tolok ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2013, hlm.231)
Maka, berdasarkan pada tabel 3.7 diatas, interpretasi nilai koefisien
korelasi, maka reliabilitas instrumen ini dinyatakan tinggi, karena 0,655
berada diantara 0,60-0,799. Oleh karena itu instrument ini dapat digunakan
untuk penelitian.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini
berupa prosedur awal sebelum pelaksaan penelitian dan prosedur ketika
pelaksanaan penelitian dilakukan serta prosedur setelah penelitian dilakukan.
Adapun prosedur berupa langkah penelitian dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tahap persiapan penelitian
a. Melakukan observasi awal ke sekolah yang akan di teliti yaitu TK Siti Fatimah kec. Katapanng sebagai kelompok eksperimen dan TK
Al-Muqadhasah kec. Cimaung sebagai kelompok kontrol.
b. Menentukan waktu pembelajaran yang akan digunakan untuk
memberikan permainan tradisional galahbandung.
c. Menyiapkan instrument penelitian
d. Menyusun rencana pemberian permainan tradisional galahbandug
dalam kegiatan permainan terpimpin
e. Melakukan uji validitas dan reliabilitas
2. Tahap penelitian
a. Melakukan pre-test kecerdasan bodily-kinesthetic untuk kelompok
eksperimen
41
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Melakukan treatment yaitu pelaksanaan permainan tradisional
galahbandung
d. Melakukan post-test pada kelas eksperimen
e. Melakukan post-tes pada kelas kontrol
3. Tahap penyusunan laporan hasil penelitian
a. Mengolah data-data hasil penelitian eksperimen melalui pengujian
statistik dengan membandingkan skor post-tes dan pre-test
b. Menarik kesimpulan dari hasil penelitian berdasarkan pengujian
hipotesis
c. Menyusun keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan.
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif maka
hipotesis penelitian pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan
kecerdasan bodily-kinesthetic antara kelas B TK Nurrri Halli dengan
menggunakan metode pembelajaran permainan tradisional galahbandung
dan kelas B TK Al-Muqadhasah yang tidak menggunakan metode
pembelajaran permainan tradisional galahbandung.
Ho: µ1=µ2
2. Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan dalam kemampuan kecerdasan
bodilykinesthetic antara kelas B TK Siti Fatimah yang menggunakan
metode pembelajaran permainan tradisional galahbandung dan kelas B TK
Al-Muqadhasah yang tidak menggunakan metode pembelajaran permainan
galahbandung
42
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H. Teknik Analisis Data
1. Analisis data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan
secara kuantitatif. Data yang akan dianalisis, merupakan hasil data dari
observasi yang telah dilakukan sebelumnya. Tahap pertama adalah
mengumpulkan data dari tahap pretes dari kelas kontrol dan eksperimen, lalu
hasilnya disajikan dalam sebuah tabel kecerdasan bodily-kinesthetic anak.
Lalu tahap selanjutnya adalah mengumpulkan data dari tahap postes yang bisa
menunjukkan ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel
terikat.
2. Uji Statistik
Sebelum peneliti menentukan uji statistik yang akan digunakan maka
perlu dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas digunakan
apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil dari
uji normalitas ini menunjukkan data berdistribusi normal, maka data diolah
dengan menggunakan statistika parametrik dan bila hasil yang didapat
menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka data diolah menggunakan
satistik non parametrik serta pengujian normalitas dan homogenitas varians
dalam penelitian ini diolah menggunakan software SPSS Versi 20.
a. Jika Data Berdistribusi Normal
Jika data berdistribusi normal maka dapat digunakan Uji t-dua
c) Mencari t-hitung dengan rumus
43
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keterangan:
t = Nilai t-test
x = Rata-rata kelompok
µ = 0
S = Standar defiasi
n = Jumlah sampel
d) Membandingkan nilai kritis dan t-hitung
Langkah 2
Apabila skor pre-test tidak memiliki perbedaan yang signifikan, maka
dilanjutkan dengan memberikan treatmen. Setelah treatmen diberikan
maka deilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dengan manggunakan Uji t-dua
independent sampel sebagai berikut:
Mencari t-hitung dengan rumus:
(Susetyo, 2012, hlm. 203)
Keterangan:
t = Nilai t-test
x = Rata-rata kelompok
µ = 0
S = Standar defiasi
n = Jumlah sampel
Namun apabilah skor pre-test berbeda secara signifikan,
maka analisis perbedaan skor pre-test dan post-test kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan rumus uji-t dua independent sampel. Kondisi ini
memungkinkan peneliti menggunakan ANCOVA (Analysis of
Covarience) dengan bantuan SPSS versi 20.
t = − − µ − µ
�
� +
44
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Jika Data Berdistribusi Tidak Normal
Jika data yang dianalisis berdistribusi normal, maka digunakan rumus
Uji U Mann-Whitney, berikut langkah-langkahnya:
Langkah 1
a) Membuat hipotesis
b) Mencari nilai kritis pada tabel k
c) Mencari nilai t, yaitu dengan langkah-langkah:
- Membuat tabel
Post-test Pretest D= xb - xa D Rank ∑ Rank
- Mencari perbedaan nilai post-test dan pre-test, kemudian
simpan pada kolom ke-3 (D= xb - xa)
- Mencari nilai absolut dari setiap perbedaan, kemudian simpan
pada kolom ke-4 (D)
- Mengurutkan nilai absolut dari yang terendah hingga tertinggi,
kemudian simpan pada kolom ke-5 (∑ Rank)
- Memberikan tanda (+) atau (-) berdasarkan perbedaan
- Mencari jumlah nilai (+) atau (-) secara terpisah
- Untuk nilai terkcil dari nilai absolut dan gunakan sebagai nilai
tes den lambang Wf
- membuat keputusan dengan meolak Ho jika nilai tes-nya ≤ dari nilai kritis (nk)
- menjumlahkan hasil.
Catatan: Karena jumlah sampel (n) ≤ 30, maka menggunakan Tabel E dan
melanjutkan ke tes nilai sebagai berikut
(Susetyo, 2012, hlm. 238)
Langkah 2
Apabila perbedaan skor pre-test tidak berbeda secara signifikan, maka
dilanjutkan dengan memberikan treatmen. Setelah treatmen diberikan,
Z = ��−
�− � =
4
� �= �=
45
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maka dilanjutkan dengan menguji perbedaan skor post-test kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan rumus Uji U
mann Whitney, dengan langkah-langkah berikut:
- Membuat tabel
Post-test Pretest D= xb - xa D Rank ∑ Rank
- Mencari perbedaan nilai post-test dan pre-test, kemudian simpan
pada kolom ke-3 (D= xb - xa)
- Mencari nilai absolut dari setiap perbedaan, kemudian simpan pada
kolom ke-4 (D)
- Mengurutkan nilai absolut dari yang terendah hingga tertinggi,
kemudian simpan pada kolom ke-5 (∑ Rank)
- Memberikan tanda (+) atau (-) berdasarkan perbedaan
- Mencari jumlah nilai (+) atau (-) secara terpisah
- Untuk nilai terkcil dari nilai absolut dan gunakan sebagai nilai tes
den lambang Wf
- membuat keputusan dengan meolak Ho jika nilai tes-nya ≤ dari nilai kritis (nk)
- menjumlahkan hasil
Catatan: Karena jumlah sampel (n) ≤ 30, maka menggunakan Tabel E dan
melanjutkan ke tes nilai sebagai berikut:
(Susetyo, 2012, hlm. 238)
Namun apabila skor pre-test berbeda secara signifikan, maka
analisis perbedaan skor pre-test dan post-test kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak dapat dilakukan dengan menggunakan rumus uji-t
dua independent sampel. Kondisi ini memungkinkan peneliti
menggunakan ANCOVA (Analysis of Covarience) dengan bantuan SPSS
versi 20.
Z = ��−
�− � =
4
� �= �=
77
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan
Merujuk pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan
sebelumnya, maka beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan peningkatan
kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini di TK Siti Fatimah dan TK
AL-Muqaddhasah dengan permainan tradisional galahbandung, serta rekomendasi
untuk penelitian selanjutnya. Berdasarkan analisis data yang telah diperoleh dan
uraian yang telah dikemukakan, maka kesimpulan yang dapat di ambil dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Sebelum diterapkan Permainan Tradisiona Galahbandung, kecerdasan
bodily-kinesthetic anak usia dini dengan menggunakan empat aspek pencapaian
yaitu kontrol pada gerakan, keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam
bergerak, maka pada kelompok eksperimen dengan jumlah sampel sebanyak 14
anak dan kelompok kontrol dengan jumlah sampel 12 anak diperoleh tingkatan
pada kecerdasan bodily-kinesthetic anak di TK Siti Fatimah sedikit lebih rendah
dibanding TK Al-Muqaddhasah.
Penerapan permainan tradisional Galahbandung terhadap kecerdasan
Bodily-Kinesthetic anak usia dini ini pada dasarnya permainan tersebut sangat
mudah untuk dilakukan karena tidak memerlukan media apapun untuk
melakukannya hanya membutuhkan pemain dan tempat untuk melakukan
permainan ini, pada awal penerapan permainan tradisional galahbandung
beberapa anak masih belum memahami cara bermain permainan tradisional ini
namun beberapa anak juga sangat antusias mengikutinya, setelah dua kali
pertemuan melakukan permainan ini anak-anak semakin terlihat ketertariakan
untuk melakukannya, berhubung permainan yang dilakukan tidak setiap hari
dalam seminggu, anak-anak semakin mengerti peraturan dalam permainan ini
bahwa harus bersikap jujur dan sabar menunggu giliran karena terdapat aturan
78
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Terdapat peningkatan pada kecerdasan bodily-kinesthetic anak usia dini
pada kelompok eksperimen setelah dilakukan penerapan permainan tradisional
galahbandung, hal tersebut dapat dilihat pada pencapaian setiap indikator dan
aspek kecerdasan bodily-kinesthetic yang semakin meningkat, terdapat 7 orang
anak memperoleh kategori tinggi, dan sisanya pada kategori sedang. Sedangkan
pada kelompok kontrol semua anak memperoleh kategori sedang.
B. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, diberikan beberarapa saran untuk
berbagai pihak diantaranya yaitu:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknya dapat mestimulasi kecerdasan bodily-kinesthetic anak
melalui kegiatan-kegiatan yang bersifat menyenagkan serta terdapat
kegiatan bermain yang menggunakan aktifitas fisik motorik karena pada
dasarnya setiap anak menyukai kegiatan bermain.
b. Sebagai proses pembelajaran bagi anak, banyak sekali permainan yang
sangat mudah dilakukan tanpa harus memerlukan media yang mahal
seperti halnya permainan tradisional galahbandung ini, selain dapat
mengenalkan permainan-permainan tradisional yang sudah jarang
dimainkan juga dapat menggali banyaknya manfaat yang dapat dirasakan
pada saat kegiatan.
2. Bagi Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
a. Sekolah diharapkan dapat memfasilitasi media pembelajaran bagi guru
serta menyiapkan metode pembelajaran yang menyenagkan untuk anak
agar kegiatan belajar dirasa tidak membosankan.
b. Pihak sekolah hendaknya dapat mengikutsertakan para pendidik untuk
mengikuti pelatihan profesi untuk meningkatkan profesionalisme pendidik
dalam penggunaan metode, pencapaian materi serta penggunaan media
pembelajaran yang baik.
c. Sekolah sebaiknya diberikan fasilitas tempat dan area yang memadai guna
79
Shinta Sunanti, 2015
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL GALAHBANDUNG TERHADAP KECERDASAN BODILY-KINESTHETIC ANAK USIA DINI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kesempatan kepada anak mengeksplore seluruh pengetahuan melalui
lingkungannya terutama dalam hal ini mengeksplore kecerdasan
bodily-kinestehetic anak.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan yang sesuai dan
yang lebih baik lagi serta terasa manfaatnya bagi pihak-pihak yang ikut
andil didalamnya.
b. Sebaiknya dapat kembali mengembangkan dna mengupas tentang
kecerdasan bodily-kinesthetic namun dengan metode atau permainan
tradisional yang lainnya sehingga dapat memberikan kontribusi lain yang
bermakna dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu baru atau cara baru
demi mengembangkan pembelajaran pendidikan anak usia dini
c. Selain kecerdasan bodily-kinesthetic, masih banyak kecerdasan yang
lainnya yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya seperti
tentang linguistic intelligence, logical–mathematical, intelligence, visual– spatial intelligence, musical intelligence, interpersonal intelligence, intra