• Tidak ada hasil yang ditemukan

GURU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GURU DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

GURU DALAM PERSPEKTIF

PENDIDIKAN ISLAM

Al-Gazali di dalam buku nya Fatihatul Ulum dan Ihya Ulumuddin, dimana beliau telah mengkhususkan guru dengan sifat-sifat kesucian dan kehormatan dan penempatan guru langusung sesudah kedudukan para Nabi-Nabi. Rasullah s.a.w. berkata bahwa :

“ Tinta para ulama lebih baik dari darahnya para syuhada”

Seorang sarjana yang beramal dan bekerja, lebih baik dari seorang yang hanya beribadat saja, yang hanya puasa saja seluruh hari dan sembahyang saja seluruh malam. Dalam buku Ihyaa Ulumuddin jilid I halaman 25, Al-Gazali telah menulis tentang kedudukan ilmu dan sarjana atau ulama sebagai berikut :

“ Seorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang dinamakan besar di bawah kolong langit ini, ia adalah ibarat matahari yang menyinari orang lain dan mencahayai dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya dinikmati orang lain dan ia sendiripun harum. Siapa yang berkerja dibindang pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan satun dalam tugasnya ini.”

Penyair syauki telah mengakui pula nilainya seorang guru dengan kata-kata sebagai berikut : “ Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul.”

Guru adalah spirituil father atau bapak rohani bagi seorang murid, ialah yang memberikan santapan jiwa denga ilmu, pendidikan akhlak dan membenarkannya, maka menghormati guru berarti penghargaan terhadap anak-anak kita, dengan guru itulah meraka hidup dan

berkembang, sekiranya setiap guru menunaikan tugasnya dengan sebaiknya. Abu Dardaa’ melukiskan pula mengenai guru dan murid itu bahwa keduanya adalah berteman dalam kebaikan, dan tanpa keduanya tidak ada kebaikan.

1. SIFAT-SIFAT YANG HARUS DIMILIKI OLEH SEORANG GURU DALAM PENDIDIKAN ISLAM.

a. Zuhud tidak mengutamakan materi dan mengajar karena mencari keridhoan Allah semata.

Seorang guru menduduki tempat yang tingggi dan suci, maka ia harus tahu kewajiban yang sesuai dengan posisinya sebagai guru, ia haruslah orang yang benar-benar zuhud. Ia mengajar dengan maksud mencari kerhidhoan Illahi, bukan karena mencari upah, gaji atau uang belas jasa, artinya ia tidak menghendaki dengan mengajar itu selain mencari keredhoaan Allah dan menyebarkan ilmu pengetahuan.

b. Kebersihan guru

Seorang guru harus bersih tubuhnya jauh dari dosa dan kesalahan, bersih jiwa, terhindar dari dosa besar, sifat ria ( mencari nama ), dengki, perumusan, perselisihan dan lain-lain sifat yang tercela. Rasulullah bersabda s.a.w. berkata :

(2)

c. Iklas dalam Pekerjaan

Keiklasan dan kejujuran seorang guru di dalam pekerjaannya merupakan jalan terbaik kearah suksesnya di dalam tugas dan sukses murid-muridnya. Tergolong sukses orang yang sesuai kata dengan perbuatannya, melakukan apa yang ia ucapakan dan tidak malu-malu

mengatakan: “aku tidak tahu,” bila ada yang tidak diketahuinya. Seorang alim adalah orang yang masih merasa selalu harus menambah ilmunya dan menempatkan dirinya sebagai pelajar untuk mencari hakekat, disamping itu ia iklas terhadap muridnya dan menjaga waktu mereka. Tidak halangan seorang guru belajar dari anak muridnya oleh karena itu dalam pendidikan islam guru bersifat rendah hati. Juga seorang guru harus bijaksana dan tegas dalam kata dan perbuatannya, lemah lembut tanpa memperhatikan kelemahan, keras tanpa memperlihatkan kekerasan.

d. Suka Pemaaf

Seorang guru harus bersifat pemaaf terhadap muridnya, ia sanggup menahan diri, menahan kemarahan, lapang hati, banyak sabar dan jangan pemarah karena sebab-sebab yang kecil. Berkepribadian dan mempunyai harga diri.

Untuk menjadi seorang guru yang sempurna, ia harus berkepribadian dan memiliki harga diri, manjaga kehormatan, menghindarkan hal-hal yang hina dan rendah, menahan diri dari sesuatu yang jelek, tidak bikin rebut dan berteriak teriak supaya dia dihargai dan diormati.

e. Seorang guru merupakan seorang bapak sebelum ia menjadi guru

Seorang guru harus mencintai murid-muridnya seperti cintanya terhadap anak-anaknya sendiri dan memikirkan keadaan mereka seperti ia mememikirakan keadaan anak-anaknya sendiri. Seorang bapak yang menaruhkan anak kandungnya di lubuk hatinya, adalah seorang bapak yang biasa saja, tetapi seorang bapak yang menempatkan anak yang lain di lubuk hatinya, maka ia dianggap seorang bapak yang suci dan seorang bapak teladan. Jika ia mengutamakan murid dengan rasa kasih sayang, yaitu anak-anak miskin yang datang dari rumah meraka di mana ia mengalami penderitaan, tidak satupun yang dicintainya karena ia pun tidak merasakan cinta seorang terhadapnya, maka ini adalah kesempatan bagi guru-guru untuk mendekati kesukaran-kesukaran yang mereka hadapai, sehingga guru itu

menyelamatkan hidup mereka, membebaskan mereka dari kematian dan penderiatan, berusaha keras membantu mereka, memudahkan kesukaran-kesukaran yang mereka hadapi, sehingga guru itu merupakan seorang bapak yang penuh kasih sayang, membantu yang lemah dan turut simpati atas apa yang mereka rasakan.

f. Harus mengetahu tabi’at murid

Guru harus mengetahu tabi’at pembawaan, adat kebiasaan, rasa dan pemikiran murid agar ia tidak kesasar didalam mendidik anak-anak. Inilah yang disuarakan oleh ahli –ahli pendidikan di abad dua puluh. Di dalam pendidikan islam seorang guru itu diharuskan berpengetahuan tentang kesediaan dan tabiat anak-anak serta memperhatikan hal-hal ini dalam mengajar, agar dapat dipilihkan buat mereka mata pelajaran yang cocok yang sejalan dengan tingkat

pemikiran mereka. Jangan umapamanya berpindahnya subyek dari yang mudah kepada yang sukar dan dari yang jelas kepada yang tidak terang sekaligus, tetapi berikan secara berangsur-angsur menurut persiapan, pengertian dan pemikiran mereka.

g. Harus menguasai mata pelajaran

Seorang guru harus sanggup menguasai mata pelajaran yang diberikannya, serta

(3)

tidak melepaskan dahaga dan tidak mengenyangkan lapar. Seorang guru atau dosen mempunyai kedudukan tinggi di dalam studi tingkat tinggi.

2. KEWAJIBAN GURU MENURUT PENDAPAT IMAM GAZALI

Di Bawah ini di Cantumkan Kewajiban Yang Harus Di Perhatikan oleh guru menurut pendapat Imam Gazali :

1. Harus menaruh rasa kasih sayang terhadap murid dan memperlakukan terhadap anak sendiri. Rasulullah s.a.w. bersabda :

“ sesungguhnya saya bagi kamu adalah ibarat bapak dengan anak”. Oleh karena itu sorang guru harus melayani murid seperti melayani anaknya sendiri.

2. Tidak megharapkan balas jasa atau pun ucapan terima kasih, tetapi bermaksud dengan mengajar itu mencari keridhoan Allah dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

3. Berikanlah nasehat kepada murid pada tiap kesempatan bahkan gunakanlah setiap kesempatan untuk menesehati dan menunjukinya.

4. Mencegah murid dari sesuatu akhlak yang tidak baik dengan sindiran jika mungkin dan jangan dengan cara terus terang dengan jalan halus dan jangan mencela.

5. Supaya diperlihatkan tingkat akal pikiran anak-anak dan berbicara dengan mereka menurut kadar akalnya dan jangan disampaikan sesuatu yang melebihi tingkat tangkapnya, agar ia tidak lari dari pelajaran, ringkasnya berbicaralah dengan bahasa mereka. Ini adalah prinsip terbaik yang kini dipakai.

6. Jangan ditimbulkan rasa benci pada diri murid mengenai suatu cabang ilmu yang lian, tapi seyogyanya dibuka jalan bagi mereka untuk belajar cabang ilmu tersebut. Artinya simurid jangan terlalu fanatic terhadap jurusan pelajarannya saja.

7. Seyogyanya kepada murid yang masih dibawah umur, diberikan pelajaran yang jelas dan pantas buat dia, dan jangan perlu disebutkan kepada mereka akan rahasia-rahasia yang terkandung di belakang sesuatu itu, sehingga tidak menjadi dingin kemauannya dan gelisah fikirannya.

8. Sang guru harus mengamalakan ilmunya dan jangan berlainkata dengan perbuatannya. Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri mu sendiri, ( Q.S. Al Baqarah : 44 ).

Referensi

Dokumen terkait

penerapan praktik tersebut dilakukan oleh pihak Lembaga Keuangan Syariah kepada Pedagang Pasar Sukaramai, dimana hal tersebut dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

Definisi Kejahatan Perang, secara detail dijelaskan dalam Pasal 8 Statuta Roma, sebagai sebuah perbuatan yang melanggar Konvensi Jenewa, tanggal 12 Agustus 1949,

berdasarkan metode REBA didapatkan nilai sebesar 6 yang artinya risikonya adalah sedang dan yang terakhir adalah pada metode OWAS didapatkan nilai sebesar 1 yang

Peneliti dalam melakukan penelitian dan pengembangan menggunakan langkah yang sesuai dengan penilaian dari para ahli media dan ahli materi dalam mengukur tingkat kelayakan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian yang berjudul, “

Hasil pengamatan pergerakan penumpang yang kemudian di dokumentasikan berupa gambar foto meliputi beberapa hal sebagai berikut: 1). Ketersediaan jembatan penyeberangan

Dari hasil analisis soal dan wawancara yang dilakukan kepada siswa dapat diambil kesimpulan bahwa kesalahan keterampilan proses terjadi karena siswa kurang teliti

Dari uraian di atas, penulis ingin membantu dunia sepakbola agar semakin berkembang lagi di kemudian hari, yaitu dengan membuat penelitian dengan judul Hubungan Antara