• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Kepribadian Siswa Di Smp Fatahillah Jl.Ciputat Raya No.5, Pondok Pinang – Kebayoran Lama Jakarta Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Guru Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Kepribadian Siswa Di Smp Fatahillah Jl.Ciputat Raya No.5, Pondok Pinang – Kebayoran Lama Jakarta Selatan"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

Dosen Pembimbing : Dr. H. Aminuddin Yakub, M.Ag

Disusun Oleh:

Rifa Rizkia Baliati

207011000646

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Skripsi berjudul f;eranan Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Kepribadian Siswa Di SMP Fatahillah Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan disusun oleh Rifa Rizkia Baliati, Nim 207011000646, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ihnu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta. Telah melalui

s:.

bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta,09 - 01 -2013 Yang mengesabkan

Di bawahBimbingan

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudql : "Peranan Guru Pendididikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Kepribadian Siswa Di SMP Fatahillah Pondok Pinang - Kebayoran Lama Jakarta Selatan" diajukan kepada Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalanr Ujian Munaqosah pada tanggal 16 April 2013, dihadapmsW*anpenguji. Karena itu, penulis 'berhak memperoleh gelar Sarjana 51 (S. Pd. I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta. 06 Mei 2Ol3

Panitia Ujian Munaqosah Ketlra Panitia

Bahrissalim. M. Ag

NIP: 19680307 199803 | 002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/ Program Studi) Drs. Sapiudin Shidiq" M. Ag

NrP: 19670328 2000b3 I 001

Penguji I

Dr. Dimyati. M.Ag

NIP: 19640704 199303 I 003 Penguji 2

Dr, Hj. Sitti Salmiah. MA NIP : 150 020 904

Tanggal

lr/t aot\

l(lS.-,^t2

" " " ' 7 " " " '

r.E.lg.ll.ptz

Tanda Tangan

(4)

ST]RAT PER}TYATAA}I KARYA SEI\DIRI

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama Nim

Tempat Tanggal Lahir Jurusan

Judul Skripsi

Rifa Rizkia baliati 207011000646 Kuningan, 06-09-1988 Pendidikan Agama Islam

Peranan Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Kepribadian Siswa di SMP

Fatahillah Jl. Ciputat Raya No. 5, Pondok pinang Kebayoran Lana Jakarta Selatan.

Dr. H. Aminuddin Yakub, M.Ag Dosen Pembimbing

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dn saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Persyaratan ini dibuat sebagai salah satu syarat menemouh ujian munaqasah

(5)

i

Pembentukan kepribadian siswa di SMP Fatahillah Pondok Pinang Kebayoran

Lama Jakarta Selatan”, skripsi jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan Pendidikan Agama Islam dengan melihat ada tidaknya peranan dengan kepribadian siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan Metode Tekhnik Deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan secara umum tentang apa, bagaimana pendidikan Agama Islam dan kepribadian siswa SMP Fatahillah Pondok Pinang Kebaayoran Lama Jakarta Selatan. Dalam mengumpulkan data sebagai bahan penelitian, penulis menggunakan tekhnik-tekhnik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan penyebaran angket, dari data yang telah penulis peroleh kemudian diolah dengan rumus prosentase.

Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai Juli 2012. Dalam penelitian ini menggunakan sample sebanyak 40 orang, sedangkan yang dijadikan sumber data dalam penelitian ini adalah Kepsek SMP Fatahillah Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Guru mata pelajan Pendidikan Agama Islam dan siswa-siswi SMP Fatahillah Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan .

Instrument yang diberikan berupa angket yang berjumlah 30 butir soal pertanyaan. Pertanyaan atau angket yang diberikan kepada responden terbagi menjadi 2 kategori yang terdiri atas: Kategori A terdiri dari 15 pertanyaan dan kategori yang B terdiri dari 15.

Dengan memeriksa table nilai ”r” product moment ternyata df sebesar 38 Pada taraf signifikan 5% r tabel = 0,325 ; sedangkan pada taraf signifikan 1 %

diperoleh r tabel = 0,418. Maka , hasil yang didapat adalah ”r” hitung lebih besar

baik pada taraf signifikan 1% (0,414004 > 0,418) maupun 5% (0,414004 > 0,325). Dengan demikian dapat diketahui, Hipotesis Nihil (Ho) diterima sedangkan Hipotesis Alternatif (Ha) ditolak. Berarti terdapat korelasi positif yang signifikan antara variabel x dan variabel y.

(6)

ii

KATA PENGANTAR





Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan

semesta alam yang maha pengasih dan penyayang, yang telah memberikan nikmat

kepada hambanya. Berkat rahmat, taufik, dan inayah-Nya skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi

Muhammad saw., keluarga, dan para sahabatnya, dan semoga sampai kepada

umatnya yang senantiasa mengikuti ajarannya hingga akhir zaman.

Karya tulis yang berjudul “Peranan Pendidikan Agama Islam Terhadap Kepribadian Siswa di SMP Fatahillah Jl. Ciputat Raya No. 5, Pondok

Pinang- Kebayoran Lama Jakarta Selatan”, merupakan skripsi yang diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Islam

(S.Pd.I).

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa

skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, meskipun waktu, tenaga, dan

biaya telah diupayakan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis

miliki demi terselesaikannya skripsi ini. Namun, kiranya penelitian yang tertuang

dalam skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya, dan bagi para

pembaca pada umumnya.

Selama proses penulisan skripsi penulis banyak mendapatkan

(7)

iii

1. Dekan Prof. Dr. H. Rif’at Syauqi Nawawi, MA beserta pembantu Dekan

Fakultas Ilmu Tabiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua Jurusan Bahrissalim, M.Ag dan sekretaris jurusan Drs. Sapiuddin

Shidiq, M.Ag Pendidikan Agama Islam FITK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Aminuddin Yakub, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing

Skripsi, terima kasih atas segala waktu, tenaga, ilmu, kesabaran, dan

keikhlasannya dalam memberikan ilmu serta membimbing dan arahan

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

4. Kepala Sekolah SMP Fatahillah Pondok Pinang – Kebayoran Lama

Jakarta Selatan, yang telah mengizinkan penulis untuk mengadakan

penelitian di sekolah tersebut, serta para guru yang telah banyak

membantu penulis.

5. Orang Tua tercinta, Drs Jazuli dan Ibu Muawanah S.PdI dengan segala

perhatian, bimbingan, dorongan dan cinta kasih sayangnya dalam

mendidik dan mengasuh penulis sehingga dapat menempuh jenjang

pendidikan dasar sampai perguruan tinggi dengan baik. Semoga segala

jasa dan upaya yang telah yang telah diberikan menjadi amal shaleh dan

diterima di sisi Allah SWT, Amin.

6. Kepada Kakakku Rifqiyatunnisa SHI dengan segala perhatian, bimbingan

serta kasih sayangnya memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

7. Adikku Ali Akbarrudin terima kasih atas segala do’a dan semangatnya.

8. Sahabat-sahabat terdekat Siswati, Siti Novianti, Eneng Asiah, Ana

(8)

iv

FITK Jurusan PAI: Eva yuliani dan ka Anto (Angkatan 2006), serta masih

banyak lainnya lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu secara

langsung maupun yang tidak, yang telah membantu penyusunan skripsi

ini.

10.Teman-teman Mahasiswa FITK angkatan 2007 khususnya mahasiswa PAI

Non Reguler kelas B yang telah memberikan semangat, dukungan, serta

menghiasi dengan kebersamaan, semoga persaudaraan kita tetap terjaga.

Akhirnya penulis hanya berdo’a semoga bantuan mereka semua menjadi amal ibadah yang mendapat balasan dari Allah SWT. Setelah Penulis berusaha dan berdo’a, penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Jakarta, 12 juli 2012

Penulis

(9)

v

DAFTAR ISI ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...v

DAFTAR TABEL...VII BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...6

BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ... 8

2. Dasar Pendidikan Agama Islam...11

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam...13

B. KAJIAN KEPRIBADIAN SISWA...18

1. Pengertian Kepribadian...18

2. Unsur-unsur Kepribadian Siswa...21

(10)

v

B. Metode dan Variabel Penelitian...24

C. Populasi dan Sampel...25

D. Teknik Pengolahan Data...26

E. Instrumen Penelitian...27

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data...32

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil SMP Fatahillah Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan...37

B. Data Siswa SMP Fatahillah (4 Tahun terakhir)...39

1. Visi Misi Tujuan Sasaran Pendidikan SMP Fatahillah...40

2. Deskripsi Data...45

3.Analisis data...75

4.Interpretasi Data...79

BAB 5 PENUTUP A. Kesimpulan...82

B. Saran...83

(11)

vii

Tabel 1 Kisi-kisi angket (kuisioner)... 38

Tabel 2 menggunakan berbagai metode dalam proses mengajar ... ... 52

Tabel 3 memberi tugas / latihan setelah menyampaikan materi... . ... 53

Tabel 4 merasakan suasana kegiatan belajar mengajar yang kondusif ... ... 54

Tabel 5 Guru menggunakan metode pengajaran dalam proses mengajarnya... 54

Tabel 6 Guru memberikan kesempatan untuk bertanya... 55

Tabel 7 Memahami materi pelajaran agama yang disampaikan oleh guru agama ... ... 56

Tabel 8 Memperhatikan dengan baik pada saat guru menyampaikan materi pelajaran ... ... 56

Tabel 9 Guru tidak melaksanakan monitoring dan penilaian terhadap proses hasil belajar ... ... 57

Tabel 10 Sebelum pelajaran di mulai guru memberikan pertanyaan kepada siswa ... ... 58

Tabel 11 Guru PAI dalam mengajar menggunakan satu metode ceramah... 58

Tabel 12 Dengan belajar sungguh-sungguh akan menghasilkan nilai / prestasi yang baik ... ... 59

Tabel 13 Siswa memahami penjelasan yang diberikan oleh guru ... ... 60

Tabel 14 Guru PAI tidak dapat menjawab pertanyaan yang baik ... ... 60

Tabel 15 Dalam proses KBM tercipta suasana yang menyenangkan, sehingga membangkitkan motivasi ... ... 61

Tabel 16 Guru PAI menggunakan diskusi dalam proses mengajar ... ... 62

Tabel 17 Membantu yang membutuhkan pertolongan dalam hasil belajar... 62

Tabel 18 memperhatikan dengan baikn pada saat guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menyampaikan pelajaran... 63

Tabel 19 Metode yang digunakan oleh PAI dalam menyampaikan materi, Memudahkan siswa dalam menerima pelajaran... 64

Tabel 20 Guru PAI memberikan pertanyaan kepada siswa saat materi Pelajaran sudah habis... 64

Tabel 21 Guru PAI hadir pada saat ada pelajaran agama... 65

Tabel 22 Berdoa hendak memulai pelajaran... 66

Tabel 23 Guru PAI memberikan tugas atau PR pada akhir pelajaran ... 66

Tabel 24 Memberikan salam dan mencium tangan orang tua ketika mau Sekolah... 67

Tabel 25 Memberikan selamat terhadap teman yang sukses... 67

Tabel 26 Melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari semalam ... ... 68

Tabel 27 Menyingkirkan paku jika melihatnya dijalan ... ... 68

Tabel 28 Bila bertemu dengan guru siswa mengucapkan salam ... ... 69

Tabel 29 Memaafkan teman yang melakukan kesalahan ... ... 71

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Agama Islam adalah agama universal yang mengajarkan kepada umat

manusia mengenal berbagai aspek kehidupan baik duniawi maupun ukhrawi.

Salah satu ajaran Islam tersebut adalah mewajibkan pada umat untuk

melaksanakan pendidikan, karena menurut ajaran Islam pendidikan merupakan

kebutuhan hidup manusia mutlak yang harus dipenuhi demi tercapainya

kesejahteraannya dan kebahagiaan dunia dan akhirat.1

Dalam pendidikan Islam, agama merupakan salah satu aspek yang perlu di

tanamkan dalam dari anak didik, karena pendidikan agama bukan hanya

pengetahuan agama dan mengembangkan intelektual anak didik saja, akan tetapi

kepribadian anak akan terbentuk secara keseluruhan, mulai dari pengetahuan

agama, latihan-latihan amaliyah sehari-hari sikap keberagamaan, sampai

1

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), Cet. II, h.24

(13)

perilakunya akhlak, dengan ajaran agama, baik menyangkut hubungan manusia

dengan Tuhan, manusia dengan manusia lain, manusia dengan alam, serta

manusia dengan dirinya sendiri.2

Jadi waktu mewujudkan terbentuknya kepribadian anak didik tersebut

maka penekanannya dititikberatkan melalui Pendidikan Agama Islam

sebagaimana dikemukakan oleh Drs. Ahmad D. Marimba, beliau mengatakan

bahwa Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani

berdasarkan hukum-hukum ajaran Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian

utama menurut ukuran-ukuran Islam.3

Pembentukan kepribadian pada dasarnya adalah upaya untuk mengubah

sikap kearah kecenderungan. Terhadap nilai-nilai yang berlaku umum dan

keislaman. Perubahan sikap tersebut tidak terjadi secara spontan, akan tetapi

diantaranya disebabkan oleh adanya hubumgan obyek, wawsan, peristiwa atau ide

(attitude have referent) dan perubahan sikap harus dipelajari (anttitude are

learned).4

Dengan demikian, jelaslah bahwa tujuan dari pendidikan Islam tidak

terlepas dari tujuan hidup manusia, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi

hamba Allah yang selalu bertakwa kepadanya dan dapat mencapai kehidupan

yang bahagia di dunia dan akhirat.

Di dalam Undang-undang RI No.20 tahun 2003 pada bab II pasal tentang

SISDIKNAS, menyatakan bahwa :

“Fungsi pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agarma menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YMHE, berakhlak

2

Zakiyah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Bulan Bintang, 1996) Cet III, h.107

3

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung

: Al-Ma’arif, 1980), h.58

4

(14)

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara

yang demokratis serta bertanggung jawab”.5

Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional di atas, Pendidikan Agama

Islam juga bertujuan untuk mendidik peserta didik agar menjadi muslim sejati,

beriman teguh, beramal shaleh dan berakhlak mulia, sehingga ia dapat menjadi

anggota masyarakat yang mandiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada

bangsa dan tanah airnya bahkan kepada sesamanya.6

Oleh sebab itu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional khususnya

mengenai peningkatan ketaqwaan terhadap Tuhan YMHE dan mempertinggi budi

pekerti serta memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan

cinta tanah air, maka diperlukan pendidikan agama, yaitu dengan cara

diajarkannya / diberikannya pendidikan agama di sekolah mulai dari tingkat SD

sampai perguruan tinggi baik Negeri maupun Swasta.7

Dengan diwajibkannya pelajaran agama di semua tingkat / jenjang

pendidikan, diharapkan dapat mengontrol serta merubah perilaku peserta didik

kearah yang baik dan benar. Karena saat ini banyak sekali kasus yang melibatkan

peran siswa di dalamnya, baik siswa yang bersekolah di lembaga pendidikan

umum ataupun siswa yang bersekolah di lembaga pendidikan agama.

Berdasarkan informasi dan berita yang ada di majalah, surat kabar televisi,

bahkan sering terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, dan

di dalamnya banyak membahas mengenai perilaku siswa yang telah dilanda

problem kenakalan remaja. Misalnya tawuran dan tindak kriminal. Hal ini

mungkin disebabkan oleh kurangnya pendidikan agama yang diterima oleh anak

didik (siswa) sehingga pendidikan agama dianggap kurang memberikan kontribusi

5

Undang-undang Tentang Sisdiknas dan Peraturan Pelaksanaannya, UU. RI No.20 tahun 2003 (Jakarta : Cemerlang, 2003), Cet, 1, h.7

6

Mahmud Yunus H, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta : PT Hida Karya Agung), h.13

7

(15)

ke arah tersebut apalagi waktu yang diberikan atau disediakan hanya 2 jam dalam

seminggu dengan muatan materi yang begitu padat dan penting.

Dalam proses pengajaran pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islam

lebih mengutamakan pada pengayaan pengetahuan (aspek kognitif), seharusnya

dalam proses pembelajaran harus mencakup semua ranah atau aspek, baik ranah

kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan ranah psikomotorik (pembiasaan)

siswa. Selain anak didik mendapatkan ilmu pengetahuan agama, mereka juga

dapat, meghayatinya sehingga akan menimbulkan peningkatan kesadaran

beragama, yang akhirnya dapat mendorong anak didik untuk mengamalkan ajaran

agamanya.

Dalam buku Pendidikan Islam Dalam Keluarga Dan Sekolah karangan

Zakiyah Daradjat, dikatakan bahwasanya bagi mereka (anak didik) yang telah

duduk di sekolah lanjutan, pendidikan agama dan pendidikan akhlak amat

diperlukan untuk menghadapi keadaan yang sedang mereka hadapi akibat

perkembangan kejiwaan yang sedang dilalui, dan pengaruh luar yang

menggiurkan dan mendorong ke arah yang tidak baik.8

Dengan kata lain, Pendidikan Agama Islam diberikan siswa agar mereka

mampu mengatasi segala pengaruh yang bersifat negatif dalam kehidupannya.

Kemudian dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang mencakup

berbagai materi di dalamnya yang meliputi Al-Qur’an dan Hadits, keimanan,

akhlak, fiqih, dan sejarah, diharapkan para siswa memperoleh wawasan serta

pemahaman tentang dasar-dasar ajaran agama Islam yang kemudian dapat

diamalkan dalam kehidupan sehari-harinya.

Jadi, Pendidkan Agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan

pendidikan dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini,

memahami, dan mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan,

8

(16)

pegajaran, atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Di zaman sekarang ini, banyak siswa yang belajar pendidikan Islam tetapi

di dalam dirinya belum terbentuk kepribadian siswa. Mulai dari berpakaian,

pergaulan dan hal-hal lainnya. Pada kenyataannya juga, banyak siswa yang belajar

Pendidikan Agama Islam, namun banyak juga belum mapan melakukan shalat,

puasa, dan akhlak dalam pergaulannya kurang mencerminkan seorang siswa yang

beragama Islam.

Melihat begitu beratnya fungsi dan tujuan dari Pendidikan Agama Islam

yang diajarkan di lingkungan sekolah khususnya di sekolah umum yakni SMP,

yang harus diberikan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik yang mana

pelajaran Pendidikan Agama Islam hanya diajarkan 2 jam saja dalam seminggu,

serta pentingnya Pendidikan Agama Islam itu sendiri dalam mencapai tujuan

pendidikan Islam, maka penulis tertarik untuk melihat judul “ Pengaruh

Pendidikan Agama Islam Tehadap Pembentukan Kepribadian Siswa di SMP

Fatahillah Jl. Ciputat Raya No. 5, Pondok Pinang-Kebayoran Lama Jakarta

Selatan.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah-masalah yang

dapat diteliti adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan Agama Islam dianggap kurang memberikan kontribusi ke arah

pembentukan kepribadian, disebabkan krangnya Pendidikan Agama Islam yang

diterima oleh siswa.

2. Perilaku siswa yang telah di landa problem kenakalan remaja akan berdampak

pada masa depannya.

3. Banyaknya siswa yang beajar Pendidikan Agama Islam tetapi dalam dirinya

belum terbentuk kepribadian siswa, mulai dari berpakaian, pergaulan dan

(17)

C.Pembatasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlalu luas, maka penulis akan membatasi

penelitian ini pada Peranan Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan

Kepribadian Siswa.

1. Pendidikan Agama Islam yang dimaksud di sini adalah materi pelajaran yang

diajarkan di sekolah SMP Fatahillah yang meliputi Al-Qur’an Hadits,

keimanan akhlak, Fiqih, dan Sejarah.

2. Kepribadian yang di maksud di sini adalah kepribadian siswa yang memiliki

nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan

nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.

3. Siswa yang dimaksud di sini adalah siswa kelas 7 SMP Fatahillah

D.Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka permasalahan dapat

dirumuskan :

1. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMP Fatahillah?

2. Bagaimana kepribadian siswa SMP Fatahillah?

3. Sejauh mana Peranan Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan

kepribadian siswa SMP Fatahillah?

E.Tujuan Pendidikan

1. Untuk mengetahui pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di SMP Fatahillah

2. Untuk mengetahui kepribadian siswa SMP Fatahillah

3. Untuk mengetahui Peranan Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan

kepribadian siswa SMP Fatahillah.

F. Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis :

1. Untuk menambah wawsan serta pengalaman penulis mengenai penelitian, baik

dalam merencanakan maupun dalam melaksanakan suatu penelitian.

(18)

3. Menambahkan khazanah ilmiah di dalam kalangan akademis khususnya

mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Manfaat Praktis :

1. Memberikan informasi kepada guru agama, sekolah dan para orang tua tentang

sejauh mana Peranan Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan

kepribadian siswa.

2. Sebagai bahan referensi dan bahan informasi tentang pengaruh Pendidikan

Agama Islam terhadap pembentukan kepribadian siswa, serta sebagai evaluasi

terhadap tenaga pengajar d sekolah tersebut.

3. Sebagai persyaratan akhir untuk mendapat gelar sarjana strata satu (S1).

Kemudian dalam menyusun skripsi ini, penulis menggunakan sumber dari

skripsi dan buku-buku bacaan yang berkaitan dengan masalah Pendidikan Agama

(19)

8 BAB II KAJIAN TEORI

A.Kajian Teori Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Kata “ pendidikan “ merupakan kata benda dan kata dasarnya adalah “didik”, kemudian mendapat awalan “pe” dan akhiran “ an “. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai suatu proses mengubah setiap dan

tingkah laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan serta cara

mendidik.1

Pendidikan adalah usaha sadar orang dewasa atau pendidik untuk

membantu membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak ke arah

kedewasaan.2

Menurut UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

1

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1990), Cet 1, h.204

2M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya,

(20)

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.3

Sedangkan dari segi istilah, pengertian pendidik banyak diartikan oleh

ahli pendidikan, diantaranya menurut Ahmad D Marimba, pendidikan diartikan

sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap

perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

yang utama.4 Pendidikan adalah “ sebagai suatu usaha orang dewasa untuk

membimbing dan mengembangkan kepribadian serta kemampuan dasar anak

didik, baik dalam bentuk pendidikan formal ataupun non formal.5

Zuhairini mengemukakan bahwa pendidikan dalam arti luas adalah “ menjadi semua pembuatan atau semua usaha generasi tua untuk mengalihkan

(melimpahkan) pengetahuannya, pengalamannya, kecakapan serta keterampilan

kepada generasi muda, sebagai usaha untuk menyiapkan mereka dapat memenuhi fungsi hidupnya, baik jasmani maupun rohani”.6

Dari beberapa kutipan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan bantuan yang diberikan

oleh si pendidikan daalm membantu perkembangan jasmani dan rohani peserta

didik agar dapat bertanggung jawab dan dapat memenuhi fungsi hidupnya serta

mengantarkan anak pada cita-cita yang diharapkan sesuai dengan fungsinya

sebagai manusia dewasa.

Selanjutnya mengenai pengertian Pendidikan Agama Islam, manurut

Zakiyah Daradjat adalah bimbingan dan asuhan terhadap asuhan anak didik agar

dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang

telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam

3UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, (Jakarta : CV. Eko

Jaya), Cet 1, h.4

4Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,

(Bandung : Al- Ma’arif, 1980), Cet 4, h. 19-24

5

M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bndung : Remaja Rosda Karya, 1992), h. 195

6Zuhairimi, et al, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara,

(21)

sebagai pandangan hidup demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan

akhirat.7

Dalam literatur lain dijelaskan bahwanya pendidikan agama Islam

merupakan bimbingan yang diberikan seseorang (pendidik) kepada seseorang

(anak didik) agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam.8

Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Ramayulis adalah

upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan

ajaran Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur’an dan hadits, melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.9

Berdasarkan definisi yang dikemukakan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa, pendidikan agama Islam adalah kegiatan pendidikan yang

berupa pengajaran, bimbingan, dan asuhan terhadap pertumbuhan rohani dan

jasmani anak didik yang bertujuan itu ia dapat meyakini, memahami, menghayati

dan mengamalkan seluruh ajaran Islam sehingga mendapatkan kebahagiaan hidup

dunia akhirat.

Bagi umat Islam pendidikan agama Islam merupakan dasar utama

dalam menentukan perkembangan anak serta memberi corak hitam atau putih

dalam hidupnya. Karena dengan terpenuhinya kebutuhan rohani melalui

Pendidikan Agama Islam, maka seorang anak dalam hidupnya sedikit

kemungkinan menemukan kegelisahan batin. Dan dengan pendidikan agama

Islam diharapkan terbentuknya kepribadian siswa yang bertanggung jawab sesuai

dengan ajaran Islam.

7Zakiyah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi

Aksara, 1996), h. 86

8Abdul Majid & Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi, Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Cet 1, h. 130

9Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Kalam

(22)

2. Dasar Pendidikan Agama Islam

Pendidikan membutuhkan dasar atau landasan tempat berpijak, pada

posisi ini dia ibarat rumah atau pohon. Rumah membutuhkan adanya pondasi,

sementara pohon membutuhkan adanya akar. Keberadaan dasar sangat berfungsi

sebagai sumber kekuatan dan keteguhan.

Islam secara tegas dan jelas, menggariskan bahwa ada dua sumber

nilai yang harus dijadikan pijakan dalam setiap rumusan dan pelaksanaan setiap

aspek kehidupan manusia, termasuk didalamnya pendidikan, yaitu : Al-Qur’an,

As- Sunnah dan Ijtihad. Dua sumber pertama yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah

merupakan sumber utama. Pada prinsipnya semua aspek kehidupan harus berpijak

pada keduanya. Namun bila tidak ditemukan dalam kedua sumber tersebut maka

berulah kemudian menggunakan ijtihad.

a. Al-Qur’an

Menurut bahasa Al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca,

sedangkan menurut istilah Al-Qur’an ialah bacaan kitab suci yang diwahyukan

kepada Nabi Muhammad sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia dalam

kehidupannya.10

Dengan demikian Al-Qur’an merupakan pedoman atau kitab suci yang

berisi petunjuk Allah bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan

akhirat. Nabi Muhammad sebagai pendidik pertama pada masa pertumbuhan

Islam telah menjadikan al-Qur’an sebagai dasar pendidikan agama Islam

disamping sunnah beliau sendiri. Kedudukan al-Qur’an sebagai sumber pokok

pendidikan dapat dipahami dari ayat al-Qur’an surat an-Nahl ayat : 64













10Hasbi Ash-Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an atau

(23)

Artinya : “ Dari kami tidak menurunkan kepadamu al-kitab (al-Qur’an) ini

melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka perselisihan itu menjadi petunujuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.

b. As-Sunnah

As-Sunnah menurut bahasa artinya “jalan yang dijalani”. Dan menurut muhaditsin, as-Sunnah adalah segala yang dinukilka dari Nabi Muhammad SAW

baik perkataan, perbuatan, maupun takrirnya atau pengajaran, sifat kelakuan,

perjalanan hidup, baik yang demikian itu sebelum Nabi dibangkitkan menjadi

Rasul maupun sesudahnya.11

Dalam lapangan pendidikan, sebagaimana dikemukakan Abdurahman

an-Nahlawi, as-Sunnah mempunyai dua faidah : pertama, menjelaskan sistem

pendidikan agama Islam sebagaimana terdapat didalam al-Qur’an dan

menerangkan hal-hal rinci yang tidak terdapat didalamnya, kedua, menggariskan

metode-metode pendidikan yang dapat dipraktekan. Pribadi Rasul sendiri, kata

Muhammad Quthb merupakan contoh hidup serta bukti konkrit sistem dan hasil

pendidikan agama Islam. sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Ahzab ayat

: 21







Artinya : “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suru tauladan yang

baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah”. (Q.S. al-Ahzab : 21)

11Hasbi ash-Shiddiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’an atau

(24)

c. Ijtihad

Menurut istilah ijtihad ialah mencurahkan kesanggupan untuk

mendapatkan hukum syara’ dari suatu dalil syariah. Sedangkan ijtihad menurut istilah fuqoha (ahli fiqh) adalah berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang

dimilikinya untuk menetapkan atau menentukan hukum syari’at Islam yang belum

ada hukumnya, baik dalam al-Qur’an ataupun Sunnah.12 Ijtihad hanya boleh

dilakukan oleh orang-orang yang telah memenuhi persyaratan tertentu diantaranya

menguasai nas al-Qur’an dan hadits serta menguasai ilmu ushul fiqh.

Pada zaman sekarang ini, kita tidak bisa terlepas dari ijtihad termasuk

dalam bidang pendidikan agama Islam, ijtihad dalam pendidikan agama Islam

harus tetap bersumber dari al-Qur’an dan sunnah yang diolah oleh akal sehat dari

para ahli pendidikan agama Islam. contoh ijtihad dalam pendidikan agama Islam

antara lain penggunaan teknologi modern dalam proses belajar mengajar dikelas,

pembaharuan kurikulum pendidikan agama Islam yang disesuaikan dengan

perkembangan ilmu dan teknologi.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

a. Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMP

Tujuan usaha yang dilakukan tentu memiliki tujuan, sebab tujuan

merupakan salah satu yang diharapkan setelah usaha kegiatan selesai di lakukan.

Tujuan merupakan faktor yang penting dalam suatu kegiatan atau usaha.

Demikian pula dengan proses pendidikan, tanpa adanya satu tujuan akan

menimbulkan ketidaktentuan dalam prosesnya.

Menurut ramayulis, secara umum pendidikan agama Islam bertujuan untuk “ meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengalaman peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang

12Rachmat Syafe’i, Ilmu Ushul Fiqh, (Bandung : CV Pustaka Setia,

(25)

beriman dan bertakwa kepaad Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan

pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.13

Pendidikan agama Islam adalah bagian integral dari pendidikan

nasional. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut : “ Pendidikan nasional bertujuan berkembangnnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.14

Dari rumusan tujuan pendidikan agama Islam yang telah dikemukakan

di atas terlihat bawa tujuan pendidikan agama Islam mempunyai cakupan yang

lebih luas, yang pada akhirnya tertumpu pada penyerahan diri secara total hanya

pada Allah SWT dan terbentuknya kepribadian yang dilandasi oleh nilai-nilai

Islam yang disebut dengan kepribadian muslim atau terbentuknya insan kamil

sebagai tujuan akhir dari pendidikan agama Islam.

Berdasarkan kurikulum PAI : 2002, Pendidikan Agama Islam di

sekolah / madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan

melalui pemberian dan penumpukan pengetahuan penghayatan, pengalaman, serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim

yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya, berbangsa dan

bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih

tinggi.15

13

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam..., h. 22

14

Depdiknas , Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Yogyakarta : Cemerlang Publiser, 2007) Cet 1, h. 69

15

(26)

b. Metode Pengajaran

Metode dapat diartikan sebagai cara untuk menyampaikan materi

pelajaran kepada anak didik (peserta didik). Sedangkan metode pendidikan adalah

cara yang digunakan untuk menjelaskan materi pendidikan kepada anak didik.

Adapun macam-macam metode yang digunakan dalam pengajaran

agama adalah :

Metode ceramah, metode diskusi, metode demontrasi, metode

sosiodrama, metode drill (latihan), dan metode tanya jawab.

Dalam hal ini akan diuraikan metode pengajaran dalam pendidikan agama Islam

yaitu :

1) Metode Ceramah

Metode cearamah adalah, penerangan dan penuturan secara lisan oleh

guru terhadap kelas. Dengan kata lain dapat pula dimaksudkan bahwa metode

ceramah atau lecturing itu adalah suatu cara penyajian atau penyampaian

informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap

siswanya. Dalam memperjelas penuturan atau penyajiannya guru dapat

mempergunakannya dengan alat-alat bantu, seperti : bendanya, gambarannya,

sket, peta dan sebagainya.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi ialah suatu proses yang melibatkan dua atau lebih

individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai

tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi

(information sharing), mempertahankan pendapat (self maintenance), atau

pemecahan masalah (problem solving).

Sedangkan metode diskusi dalam pendidikan adalah suatu cara

penyajian / penyampaian bahan pelajaran, dimana guru memberikan kesempatan

kepada para peserta didik untuk mengadakan pembicaraan ilmiah guna

mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif

(27)

3) Metode Demontrasi

Yang dimaksud dengan metode demontrasi adalah metode mengajar

yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk

memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.

Dengan metode demontrasi guru atau murid memperlihatkan pada

seluruh anggota kelas sesuatu proses. Misalnya bagaimana cara shalat yang sesuai

dengan ajaran / contoh rasullah saw.

Metode demontrsi dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam

mengikuti proses pembelajaran dan juga dapat memusatkan perhatian anak didik.

4) Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama ialah penyajian bahan dengan cara

memperlihatkan peragaan, baik dalam uraian maupun kenyataan. Semuanya

berbentuk tingkah laku dalam hubungan sosio yang kemudian diminta beberapa

orang peserta didik untuk memerankannya.

Metode sosiodrama ini dapat dilaksanakan terutama dalam bidang

study kesenian atau dapat juga dilaksanakan dalam bidang sejarah. Dalam bidang

study agama dapat dilaksanakan terutama dalam bidang sejarah Islam.

Metode sosiodrama ini dilakukan setelah guru menjelaskan tentang

sesuatu kisah sikap menyangkut bidang study agama. Misalnya bagaimana kisah

sikap sahabat Nabi di antaranya Umar bin Khattab tatkala masuk Islam. Kisah

tersebut tentu amat menarik jika disajikan melalui sosiodrama.

5) Metode Drill (Latihan)

Penggunaan istilah “ latihan sering disamakan artinya dengan istilah” ulangan padahal maksudnya berbeda. Latihan dimaksud agar pengetahuan dan

percakapan tertentu dapat menjadi milik anak didik dan dikuasai sepenuhnya,

sedangkan ulangan hanyalah untuk sekedar mengukur sejauh mana dia telah

(28)

6) Metode Tanya jawa

Metode tanya jawab ialah cara mengajar dimana seorang guru

mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran

yang telah diajarkan atau bacaan yang telah mereka baca dengan memperhatikan

proses berfikir di antara peserta didik.

c. Evaluasi

Rangkaian akhir dari komponen dalam suatu sistem pendidikan yang

penting, adalah penilaian (evaluasi). Berhasil atau gagalnya suatu pendidikan alam

mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan penilaian terhadap produk

yang dihasilkannya.

Evaluasi berasal dari kata “ to evaluate” yang berarti “ menilai” istilah nilai atau value pada mulanya populer dikalangan filosof. Evaluasi adalah kata

Indonesia dari kata evaluation (Inggris) yang diterjemahkan menjadi penilaian.

Jenis-jenis Evaluasi (penilaian)

1) Penilaian formatif, ialah penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai

oleh peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan

pelajaran pada suatu bidang study tertentu.

2) Penilaian sumatif, ialah penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta

didik yang telah selesai mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan semester,

atau akhir tahun.

3) Penilaian penempatan (placement), ialah penilaian tentang pribadi peserta didik

untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar mengajar yang sesuai

dengan anak didik tersebut.

4) Penilaian diagnostik, ialah penilaian yang dilakukan terhadap hasil

penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik baik yang merupakan

(29)

d. Guru

Guru adalah pendidik profesional, karenanya secara implisit ia telah

merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan

yang terpikul di pundak para orang tua.

Kompetensi guru

1) Kompetensi kepribadiaan

a) Mengenal dan mengakui harkat dan potensi dari setiap individu atau murid

yang diajarkannya.

b) Membina suatu perasaan saling menghormati, saling bertanggung jawab

dan saling mempercayai antara guru dan murid.

2) Kompetensi dalam cara-cara mengajar

a) Merencanakan atau menyusun setiap program suatu pelajaran, menyusun

keseluruhan kegiatan untuk satu satuan waktu (catur wulan / semester atau

tahun pelajaran).

b) Mengembangkan dan mempergunakan semua metode-metode mengajar

sehingga terjadilah kombinasi-kombinasi dan variasinya yang efektif.

3) Kompetensi penguasaan atas bahan pengajaran

a) Menguraikan ilmu pengetahuan atau kecakapan.

b) Menyusun komponen-komponen atau informasi-informasi sedemikian

rupa baiknya sehingga akan memudahkan murid untuk mempelajari

pelajaran yang diterima.

B.Kepribadian Siswa

1. Pengertian Kepribadian Siswa

Kepribadian siswa ini merupakan tujuan akhir dari setiap usaha

pendidikan Islam. Untuk memperoleh kejelasan tentang konsep kepribadian

muslim, akan kita tinjau mengenai teori-teori tentang kepribadian lebih dahulu.16

Istilah “ kepribadian” (personality) berasal dari kata latin personal yang berarti “topeng”. Pada bangsa Yunani Kuno para aktor memakai topeng

(30)

untuk menyembunyikan identitas mereka dan untuk memungkinkan mereka memerankan tokoh dalam drama. Bagi bangsa Roma persona berarti “ bagaimana

seseorang tampak pada orang lain”. Bukan diri sebenarnya.17

Kepribadian adalah mencakup semua tingkah laku individu baik yang

terbuka (lahiriah) maupun yang bersembunyi (batiniah).18 Kepribadian adalah

organisasi yang dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang

menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap

lingkungannya.19 Kepribadiaan adalah suatu totalitas psikhophisis yang kompleks

dari individu, sehingga nampak di dalam tingkah lakunya yang unik.20

Menurut Djalaludin dan Ramayulis Kepribadian adalah “ sifat khas

seseorang yang mempunyai sifat yang berbeda dengan orang lain”.21

Sedangkan menurut E. Y. Kempf, sebagaimana dikutip oleh Sarlito

Wirawan Sarwono mengatakan bahwa kepribadian adalah integrasi dari pada

sistem kebiasaan-kebiasaan yang menunjukkan cara khas pada individu untuk

menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.22

Selanjutnya dalam psikologi pengertian kepribadian dibedakan dengan

watak dan temperamen, sebagaimana yang diuraikan oleh Dennis Coon sebagai berikut “. Kepribadian merupakan pola-pola tingkah laku yang bersifat menetap dan unik. Watak merupakan kepribadian yang bernilai (baik menurut standar

moral dan kode etik) seperti ramah-tamah. Sedangkan temperamen merupakan

bahan mentah / sadar pembentukan kepribadian, terutama yang menyangkut aspek

fisik / fisiologi emosi seseorang yang dibawa sejak lahir atau merupakan

17Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak (Jakarta : Erlangga) jilid

2, Edisi Ke-6, h. 236

18Nety Hartati dkk, Islam dan Psikologi, (Jakarta : UIN Jakarta Press),

Cet 1, h. 130

19Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2006), h.205

20Agus Sujanto, Psikologi Kepribadian, (Jakarta : Bumi Aksara,

1997), Cet 7, h.12

21

Djalaluddin dan ramayulis, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta : Kalam Mulia, 1998), Cet 4, h. 87

22Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta :

(31)

aspek seseorang seperti : sensitif / mudah perasa. Dengan demikian temperamen

dan watak termasuk kepribadian.23

Dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

kepribadian adalah sifat khas seseorang yang menyebabkan seseorang mempunyai

sifat yang berbeda dari orang lain baik lahiriyah maupun bathiniyah yang

menentukan caranya yang khas untuk menyesuaikan dirinya dengan

lingkungannya.

Selanjutnya pengertian kepribadian Islami / Siswa adalah kepribadian

yang seluruh aspeknya baik tingkah laku luar maupun dalam, seperti

kegiatan-kegiatan jiwanya, filsafat hidupnya dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian

kepada Allah swt dan penyerahan kepadaNya.24

Secara individu kepribadian siswa mencerminkan ciri khas yang

berbeda. Ciri khas tersebut di peroleh berdasarkan potensi bawaan. Dengan

demikian secara potensial (pembawaan) akan di jumpai adanya perbedaan

kepribadian antara seorang siswa dengan siswa lainnya.25

Dalam pembentukan kepribadian siswa sebagai individu pembentukan

diarahkan kepada peningkatan dan pengembangan faktor dasar (bawaan) dan

faktor ajar (lingkungan), berpedomankan kepada nilau-nilai keislaman.

Pembentukan kepribadian siswa sebagai individu pada dasarnya

diarahkan kepada pembentukan pandangan hidup yang mantap yang didasarkan

pada nilai-nilai keislaman. Dengan demikian setiap pribadi siswa akan memiliki

pandangan hidup yang sama, walaupun masing-masing mempunyai faktor bawaan

yang berbeda.26

23Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan,

(Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1993), Cet 1, h.92

24

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, h.64

25Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan

Perkembangan, h.94

26Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan

(32)

Jadi kepribadian siswa adalah kepribadian yang memiliki nilai-nilai

agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai

Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.

2. Unsur-unsur Kepribadian Siswa

Menurut Ahmad D Marimba, dalam buku Pengantar Filsafat

Pendidikan Islam. Unsur-unsur kepribadian, yaitu sebagai berikut :

a. Aspek kejasmanian, meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan

kelihatan dari luar. Misalnya caranya berbuat, berbicara dan sebagainya. Ini

mengandung arti bahwa bagaimana seseorang berbuat baik dan buruk, atau

bagaimana seseorang berbicara kasar atau halus, ini tentu saja merupakan

tingkah laku yang nampak dan dapat terlihat oleh orang lain. Dari sinilah dapat

dinilai kepribadian seseorang itu baik atau buruk.

b. Aspek kejiwaan, meliputi aspek-aspek yang tidak segera tampak dilihat dan

ketahuan dari luar.misalnya cara-cara berpikir sikap dan minat, cara seseorang

berfikir tentu saja tidak dapat dilihat oleh orang lain, begitu juga dengan sikap

seseorang. Sikap dalam pengertian di sini bukan dimaksudkan apa yang

tampak dari luar, melainkan yang berada di dalam, berupa pendirian atau

pandangan seseorang dalam menghadapi seseorang atau sesuatu hal.

c. Aspek-aspek keruhanian yang luhur, meliputi kejiwaan yang lebih abstrak,

yaitu filsafat hidup kepercayaan. Ini meliputi sistem nilai-nilai yang telah

meresap di dalam kepribadian itu, yang telah menjadi bagian dan mendarah

daging dalam kepribadian itu yang mengarahkan dan memberi corak seluruh

kehidupan individu itu. Bagi orang-orang yang beragama, aspek-aspek yang

menuntunnya ke arah kebahagian, bukan saja di dunia tetapi juga di akhirat. Ini

memungkinkan seseorang berhubungan dengan hal-hal gaib. Aspek-aspek

inilah memberi kualitas kepribadian keseluruhannya.27

27

(33)

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Kepribadian

Kepribadian itu berkembang dan mengalami perubahan-perubahan.

Tetapi di dalam perkembangan itu makin terbentuklah pola-polanya yang tetap

dan khas, sehingga merupakan ciri-ciri yang unik bagi setiap individu.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan

kepribadian itu dapat di bagi sebagai berikut :

a. Faktor biologis

b. Faktor sosial, dan

c. Faktor kebudayaan28

Namun dalam hal ini juga terdapat beberapa perbedaan pendapat

mengenai faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian. Di

antaranya terdapat tiga aliran membahas secara detail mengenai hal tersebut, yaitu

aliran empirisme, nativisme, dan konvergensi. Masing-masing aliran tersebut

memiliki asumsi psikologi tersendiri dalam melihat hakikat manusia.

a. Aliran empirisme, menitikberatkan pandangannya pada peranan lingkungan

sebagai penyebab timbulnya suatu tingkah laku. Asumsi psikologis yang

mendasari aliran ini adalah bahwa manusia lahir dalam keadaan netral, tidak

memiliki pembawa apapun. Ia bagaikan kertas putih (tabula rasa) yang dapat

ditulisi apa saja yang dikehendaki.

b. Aliran nativisme, menitikberatkan pandangannya pada peranan sifat bawaan,

keturunan dan kebakaan sebegai penentu tingkah laku seseorang. Asumsi yang

mendasari aliran ini adalah bahwa pada diri anak dan orang tua terdapat banyak

kesamaan, baik fisik maupun psikis. Oleh Ki Hajar Dewantara faktor

pembawaan disebut faktor dasar dan faktor luar (pembawaan dan lingkungan)

disebut faktor ajar. Selanjutnya faktor dalam disebut faktor endogen dan fakotr

luar disebut faktor eksogen. Adapun yang termasuk faktor dalam atau faktor

28M. Ngalim Purwanto, MP, Psikologi Pendidikan, (Bandung : PT.

(34)

pembawaan, ialah segala sesuatu yang telah dibawa oleh anak sejak lahir, baik

yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat kebutuhan (kejasmanian).29

c. Aliran konvergensi, aliran yang menggabungkan antara dua aliran di atas yaitu

interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses

pemunculan tingkah laku. Menurut aliran ini hereditas tidak akan berkembang

secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan.

Sebaliknya, rangsangan lingkungan tidak akan membina kepribadian yang

ideal tanpa didasari oleh faktor hereditas.30

29Nety Hartati dkk, Islam dan Psikologi..., h. 178-182

30

(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Fatahillah Jl. Ciputat Raya No.5,

Pondok Pinang-Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Juni sampai

dengan bulan September 2011.

B.Metode dan Variabel Penelitian

Pendekatan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif yang merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian

yang menekankan pada data yang bersifat kumulatif untuk menghasilkan

penafsiran kuantitatif yang kokoh. Untuk mendukung pemahaman yang lebih

kuat, maka dilengkapi pula dengan metode kualitatif untuk melengkapi data-data

yang belum dapat terjelaskan melalui metode kuantitatif.

Metode penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode korelasi, yakni melihat bentuk hubungan antara variabel-variabel

(36)

yang diteliti. Metode korelasi ini bertujuan untuk meneliti sejauhmana variabel

pada satu faktor berkaitan dengan lainnya.1

Disamping pendekatan kuantitatif di atas, penelitian ini menggunakan

pula penelitian deskriftif, yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan

keadaan sebenarnya, yaitu peranan Pendidikan Agama Islam terhadap penelitian

lapangan (field research), yaitu penelitian untuk memperoleh data-data lapangan

langsung.

Adapun variabel penelitian dalam penelitian ini dikaji

keberpengaruhan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas

yang dimaksud adalah Pendidikan Agama Islam (X), sedangkan variabel terikat

adalah pembentukan kepribadian siswa (Y).

Variabel X =Independen (Pendidikan Agama Islam)

Variabel Y Independen (Pembentukan Kepribadian Siswa)

C.Populasi dan Sampel

Populasi adaah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan sampel adalah bagian

dari populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara

tertentu2 atau dapat juga diartikan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti.

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas VII SMP Fatahillah Pondok-Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan

dengan jumlah 40 orang. Dalam penelitian ini, dengan demikan sampelnya

berjumlah 96 orang dari kelas VII di SMP Fatahillah Pondok-Pinang Kebayoran

Lama Jakarta Selatan.

1

M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta : Yudhistira, 2002), h. 23

2S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : PT.

(37)

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan

menggunakan metode random sampling.

D.Teknik Pengolahan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis

menggunakan beberapa metode / teknik pengumpulan data, antara lain :

a. Observasi dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif

adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai

instrumen. Format yang disususn berisi item-item tentang kejadian atau tingkah

laku yang menggambarkan akan terjadi.3

Observasi dilakukan untuk mengadakan pengumpulan dan pencatatan secara

sistematis terhadap yang berkaitan dengan kejadian penelitian. adapun yang

menjadi sasaran observasi adalah lingkungan sekolah, sarana prasarana

sekolah, keadaan siswa dan para guru serta pengajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP Fatahillah Assa’adatain Jl Ciputat Raya No. 5, Pondok Pinang –

Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

b. Studi dokumenter (Pemeriksaan dokumen), studi dokumenter ini dilakukan

untuk memperoleh data tentang Struktur organisasi, keadaan sekolah serta latar

belakang peranan Pendidikan Agama Islam dalam kepribadian siswa. Melalui

studi dokumenter inilah penulis memperoleh hasil kepribadian siswa.

c. Wawancara di samping memerlukan waktu yang cukup lama untuk

mengumpulkan data, dengan metode interviu peneliti harus memikirkan

tentang pelaksanaannya. Memberikan angket kepada responden dan

menghendaki jawaban tertulis, lebih mudah jika dibandingkan dengan

mengorek jawaban responden dengan bertatap muka.4

3

Suharsimi Arikanto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka Cipta, 2006), cet ke-13, h. 229

4

(38)

Penulis lakukan untuk memperoleh data menyempurnakan dari hasil

observasi, guna mendukung kebenaran yang diperoleh sekaligus menambah data

lebih sempurna. sehingga penelitian yang penulis lakukan dapat diterima

kebenarannya.

d. Angket, sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai

metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Kuesioner atau angket

memang mempunyai banyak kebaikan sebagai instrumen pengumpulan data.

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan berupa kuesioner (angket).

Angket yang digunakan dalam pengambilan data terdiri dari dua angket yaitu :

angaket Peranan Pendidikan Agama Islam dengan terhadap Pembentukan

Kepribadian SISWA

Tabel berikut memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai

penyebaran butir-butir item dari tiap-tiap variabel penelitian.

Tabel 1

Kisi-kisi angket (Kuisioner) No Variabel Dimensi

Variabel

Indikator Jumlah

Item

Nomor Item

1 Peranan

PAI (Variabel X) Aktivitas guru mengajar  Menggunakan

berbagai metode

dalam proses

mengajar

 Memberikan tugas

setelah

menyampaikan

materi

 Merasakan suasana

kegiatan belajar

[image:38.595.116.508.281.759.2]
(39)

mengajar yang

kondusif

 Menggunakan

media pengajaran

dalam proses

mengajar

 Guru memberikan

kesempatan

bertanya

 Memahami materi

pelajaran agama

yang di sampai oleh

guru

 Memperhatikan

dengan baik pada

saat guru

menyampaikan materi pelajaran 1 1 1 1 4 5 6 7 Aktivitas

belajar anak

didik

 Tidak melaksanakan

monitoring dan

penilaian terhadap

proses dan hasil

belajar

 Sebelum pelajaran

dimulai guru

memberikan

pertanyaan kepada

siswa

1

1

8

(40)

 Guru PAI dalam

mengajar

menggunakan

metode ceramah

 Dengan belajar

sungguh – sungguh

akan menghasilkan

nilai / prestasi yang

baik

 Siswa memahami

penjelasan yang

diberikan oleh guru

1

1

1

10

11

12

PAI di

sekolah

 Guru PAI dalam

mengajar

menggunakan

metode tanya

jawab

 Dalam proses

KBM tercipta

suasana yang

menyenangkan,

sehingga

membangkitan

motivasi siswa

 Guru PAI

menggunakan

metode dalam

proses mengajar

1

1

1

13

14

(41)

 Membantu yang

membutuhkan

pertolongan dalam

hasil belajar

1 16

2 Pembent

ukan

kepribadi

an siswa

(variabel Y) Kepribadian siswa dalam KBM (dalam kelas)

 Memperhatikan

dengan baik pada

saat guru

menyampaikan

pelajaran

 Metode yang

digunakan oleh

guru PAI dalam

menyampaikan

materi,

memudahkan

siswa dalam

menerima

pelajaran

 Guru PAI

memberikan

pertanyaan kepada

siswa saat materi

pelajaran sudah

habis

 Guru PAI hadir

pada saat ada

(42)

 Mengerjakan tugas

yang diberikan

oleh guru

 Berdoa hendak

memulai pelajaran

 Guru PAI

memberikan tugas

atau PR pada akhir

pelajaran 1 1 1 21 22 23 Kepribadian

siswa di

luar KBM

(luar kelas)

 Memberi salam

dan mencium

tangan orang

tua ketika akan

berangkat ke

sekolah

 Memberikan

selamat terhadap

teman yang sukses

 Melaksanakan

shalat lima waktu

dalam sehari

semalam

 Menyingkirkan

paku jika

melihatnya dijalan

 Bila bertemu

dengan guru siswa

(43)

 Memaafkan teman

yang melakukan

kesalahan

 Berjabat tangan

dan memberi

salam jika bertemu

dengan guru

dijalan

1

1

29

30

Jumlah 30 1-30

B.Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, langkah

selanjutnya yaitu: pengolahan dan analisa data. sebagaimana telah

dikemukakan di atas, pengumpulan data dalam penelitian ini menggunkan

instrumen antara lain wawancara, dan dokumentasi digunakan penulis untuk

mendapatkan informasi-informasi yang diperoleh dari angket, untuk

menganalisa data-data yang telah terkumpul maka dapat digunakan analisa

kualitatif dan kuantitatif. berkenaan dengan penelitian ini, data-data yang

penulis peroleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi dianalisa

secara kualitatif, sedangkan data yang penulis peroleh melalui penyebaran

angket dan laporan hasil peranan pendidikan agama islam dalam pembentukan

kepribadian siswa diolah atau dianalisa secara kuantitatif.

Teknik analisa merupakan suatu cara untuk menguraikan

keterangan-keterangan data-data yang di peroleh agar data-data tersebut dapat dipahami

bukan hanya oleh orang yang menelitinya, akan tetapi juga oleh orang yang

ingin mengetahui hasil penelitiam itu.

Penggunaan teknik analisa data penelitian ini disesuaikan dengan

(44)

penulis peroleh dari kuesioner atau angket yang disebarkan diolah dengan

menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

Untuk menganalisa data dalam penelitian ini, penulis melakukan

langkah-langkah sebagai berikut:

Teknik pengolahan data:

1. Editing

Pengolahan data pertama kali harus dilakukan yaitu: editing, ini

berarti bahwa semua angket harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan,

kejelasan dan kebenaran penelitian angket tersebut agar terhindar dari

kekeliruan dan kesalahan dalam mendapatkan informasi sehingga diperoleh

data yang akurat.

2. Tabulasi

Tabulasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran setiap item yang

penulis kemukakan dalam suatu tabel, sehingga terlihat jawaban responden

yang satu dengan responden yang lain.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan cara presentase.

Perhitungan ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar respon siswa yang

diperoleh dari hasil penyebaran angket respon siswa terhadap penghayatan

keberagamaan Islam berdasarkan masalah (Problem based learning).

Adapun presentase diperoleh dengan cara frekuensi jawaban dibagi

jumlah responden dikalikan 100% dengan rumus statistik (Presentase) sebagai

berikut:

% 100

 

N f p

Keterangan:

(45)

F = Jawaban rata-rata siswa pada semua pertanyaan

N = Jumlah nilai tertinggi dari angket

Dimana untuk mencari nilai S digunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

S = Jawaban rata-rata siswa pada semua pertanyaan

∑x = Jumlah total skor

N = Jumlah skor total

Dalam Penelitian ini juga penulis menggunkan teknik analisis komprasional tes” t”, yaitu: dengan mengetahui peranan pendidikan agama

Islam .5

Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Mencari Maen Variabel X1 dengan rumus:

MI = 1

1 N

X

2. Mencari Maen Variabel X2 dengan rumus:

M2 =

2 2

N X

3. Mencari deviasi sekor Variabel X1, dengan rumus:

X 1 = X1-M1

4. Mencari deviasi sekor Variabel X2, dengan rumus:

X 2 = X2-M2

5

(46)

5. Mengkuadratkan x1, lalu dijumlah: diperoleh

6. Mengkuadratkan x2, lalu dijumlahkan; diperoleh

7. Mencari to dengan rumus:

to = ) 2 . 1 ( ) 2 1 ( ) 2 2 1 ( ) 2 1 ( 2 1 2 2 N N N N N N x x M M       

8. Memberikan interpretasi terhadap t dengan mengunakan table nilai

“t”, dengan langkah-langkah sebagi berikut;

a. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari Hipotesis yang telah

diajukan, dengan jalan membandingkan dengan besarnya”to: yang telah diperoleh dalam perhitungan dengan besarnya “to” tercantum dalam Table Nilai “to” dengan terlebih dahulu

mencari derajat bebasnya (db) atau degrees of fredomnya (db)

yang dirumuskan sebagi berikut:

df atau db = (N1+N2)-2 Keterangan:

df atau db = degrees of freedom atau derajat kebebasan

N1 = Banyak subyek kelompok I (Jumlah sampel kelompok I)

N2 = Banyak subyek kelompok II (Jumlah sampel kelompok II)

Setelah (db) atau (df) diperoleh, maka besarnya “to” yang tercantum dalam Table Nilai “t” dapat dicari, baik taraf yang signifikan 5% maupun 1% jika to sama dengan atau lebih besar dari pada harga kritik “to” yang tercantum

dalam Table, maka Hipotesa alternatif diterima, berarti perbedaan Maen dari

kedua sampel itu adalah perbedaan yang signifikan.

Jika to lebih kecil dari pada “t” table, maka Hipotesa Nihil, disetujui

atau diterima: sebaliknya hipotesa alternatif ditolak. berarti perbedaan Mean

dua sampel itu bukanlah perbedaan yang berarti atau bukan perbedaaan yang

(47)

F. Hipotesis Statistik

Hipotesis dalah jawaban atau penjelasan sementara perilaku,

fenomena, atau peristiwa tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis

mendahului pelaksanaan penelitian sebab seluruh langkah berikutnya dalam

penelitian ditujukan untuk menguji hipotesis secara empiris.

Adapun dalam penelitian ini penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut :

Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama Islam

terhadap pembentukan kepribadian siswa

Ho : Tidak ada Pengaruh yang signifikan antara pendidikan agama Islam

terhadap pembentukan kepribadian siswa.

Tabel 2

Besarnya “r” Product Moment

Gambar

Tabel berikut memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
tabel-tabel angka (persentase), dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.11
Tabel 4.12
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian kadar air minyak bulus diperoleh nilai 0,12%, sehingga nilai tersebut dapat dikatakan baik pada minyak bulus sesuai dengan SNI yang telah

Modul hasil pengembangan dapat dianggap efektif untuk digunakan dalam pembelajaran jika jumlah siswa yang mencapai KKM adalah lebih dari 80%. Berdasarkan hasil pengembangan

Simpulan yang dapat diambil dari penelitian pengembangan ini adalah (1) Hasil pengem- bangan bahan ajar berupa Buku Kimia Koloid Berdasarkan Percobaan dengan

Dari analisis regresi didapatkan nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,982 artinya produksi susu sapi adalah 98 % dipengaruhi oleh variabel- variabel yang diteliti

Penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai

Siswa yang belum mampu menganalisis hubungan antarsudut pada bangun segiempat, dapat diberikan benda konkret, dimana 3 dari 4 sudut diketahui

Pada penelitian sejenis terdahulu yang mengandung kekerasan dilakukan oleh “Muhammad Ihsan” dengan tujuan untuk mengetahui bentuk kekerasan dan prosentase kekerasan yang

[r]