PENINGKATAN AKSES DAN PENGHIDUPAN PEREMPUAN MISKIN
DALAM PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN
KEMENTRIAN KOORDINATOR
BIDANG PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Oleh:
Suarmansyah
VISI MISI PEMBANGUNAN 2015 - 2019
“ Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong – royong"
Visi ini diwujudkan melalui 7 (tujuh) MISI PEMBANGUNAN yaitu:
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara
hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas - aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara
maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
Dalam RPJMN 2015-2019, upaya penanggulangan
kemiskinan yang dilakukan pemerintah selama 5 tahun
mengacu kepada tiga strategi utama penanggulangan
kemiskinan, yaitu:
1. Mewujudkan sistem perlindungan sosial yang
menyeluruh dan terintegrasi;
2. Memperluas dan meningkatkan pelayanan dasar bagi
masyarakat miskin dan rentan;
LANDASAN UNDANG - UNDANG
LANDASAN UNDANG - UNDANG
Undang-Undang Republik indonesia Nomor 11 tahun 2009
Tentang Kesejahteraan sosial Pasal 19
Penanggulangan kemiskinan merupakan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukan terhadap orang, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang tidak mempunyai atau mempunyai sumber mata pencaharian dan tidak dapat memenuhi kebutuhan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal 20
Penanggulangan kemiskinan ditujukan untuk:
a. meningkatkan kapasitas dan mengembangkan kemampuan dasar serta kemampuan berusaha masyarakat miskin;
b. memperkuat peran masyarakat miskin dalam pengambilan keputusan kebijakan publik yang menjamin penghargaan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar;
c. mewujudkan kondisi dan lingkungan ekonomi, politik, dan sosial yang memungkinkan masyarakat miskin dapat memperoleh kesempatan seluasluasnya dalam pemenuhan hak-hak dasar dan peningkatan taraf hidup secara berkelanjutan; dan
d. memberikan rasa aman bagi kelompok masyarakat miskin dan rentan.
Undang-Undang Republik indonesia Nomor 13 tahun 2011
Tentang
Penanganan fakir miskin Pasal 1 butir (3):
Kebutuhan dasar adalah kebutuhan pangan, sandang, perumahan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, dan/atau pelayanan sosial.
PENANGGULANGAN KEMISKINAN berisikan: • KEBIJKAN • PROGRAM • KEGIATAN Sasaran: • Orang • Keluarga Tujuan: • Kapasitas & kemampuan dasar Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 11 tahun 2009 Tentang
Kesejahteraan sosial Pasal 19: Penanggulangan Kemiskinan
Pasal 20: Sasaran Penanggulangan Kemiskinan
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2011
Tentang
Penanganan fakir miskin Pasal 1 butir (3): Kebutuhan Dasar
Pemenuhan Kebutuhan Dasar: • Pangan
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
KONDISI 40% Terbawah: • Daya beli Rp 500.000/bulan/orang • Pengangguran Terbuka: 7,56 Juta (6,18%)
• Butuh Kerja layak: 34 Juta (28%)
• NTP Rendah (102)
100% Penduduk
(255 Juta)
Garis Kemiskinan: 28,3 Juta Penduduk 5,7 Juta Rumah Tangga
65,6 Juta Penduduk 15,5 Juta Rumah Tangga 102 Juta Penduduk 25 Juta Rumah Tangga
KKS
92 Juta Penduduk 23 Juta Rumah Tangga
Data BPS (2015): Pengeluaran dibawah Rp 500.000/bulan/org
Garis Kemiskinan (BPS 2015): Kemampuan Memenuhi Makanan
RASTRA 40 % Pe nd ud uk
102 Juta Penduduk 25 Juta Rumah Tangga Pengeluaran Rp 500.000 – Rp 1 Juta/bulan/orgData BPS (2015):
23 % Pe nd ud uk
58 Juta Penduduk 14 Juta Rumah Tangga Pengeluaran diatas Rp 1 Juta/bulan/orgData BPS (2015):
40% 35% 25% 11% PKH KIS (BPJS) KOMITMEN RPJMN: • Meningkatkan Standar Hidup 40% Terbawah • Meningkatkan produktifitas kelompok 40% Terbawah 37 %
SASARAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
SASARAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
• K/L, Pemda, masyarakat mengajukan surat permohonan kepada
Mensos RI c.q. Dirjen PFM dengan tembusan Sekretaris Eksekutif
TNP2K;
• Surat pos kepada Kemensos RI jalan Salemba Raya Nomor 28
Jakarta Pusat – 10430
• Fax ke Sekretariat Ditjen PFM nomor telp (021) 3161574
• Surat elektronik dengan alamat
pokjapdt@kemsos.go.id
• Langsung ke Kantor Kemsos melalui Sekretariat Ditjen PFM
Pengajuan Permintaan Data Terpadu Program
Penanganan Fakir Miskin
KONDISI KEMISKINAN DI INDONESIA – SEPTEMBER 2015
3.61 4.72 4.83 5.25 5.75 5.78 5.91 6.10 6.22 6.32 6.71 8.44 8.82 8.98 9.12 9.57 10.12 10.79 11.13 11.90 12.28 13.16 13.32 13.53 13.74 13.77 14.07 16.54 17.11 17.16 18.16 19.36 22.58 25.73 28.40 DKI JAKARTA KALIMANTAN SELATANBANGKA BELITUNG BALI BANTEN KEPULAUAN RIAU KALIMANTAN TENGAHKALIMANTAN TIMUR MALUKU UTARA KALIMANTAN UTARASUMATERA BARAT KALIMANTAN BARATRIAU SULAWESI UTARAJAMBI JAWA BARAT SULAWESI SELATANSUMATERA UTARA INDONESIA SULAWESI BARATJAWA TIMUR YOGYAKARTA JAWA TENGAHLAMPUNG SULAWESI TENGGARASUMATERA SELATAN SULAWESI TENGAH NUSA TENGGARA BARATACEH BENGKULU GORONTALOMALUKU NUSA TENGGARA TIMURPAPUA BARAT PAPUARata-rata Nasional:
(11,13 %)
18 Provinsi di atas rata-rata Nasional
16 Provinsi di bawah rata-rata Nasional
Jumlah Penduduk
Miskin: 28.5 juta
2014*
TARGET JANGKA MENENGAH
Baseline 2015 2016 2017 2018 2019 GINI RASIO 0,41 0,40 0,36 TINGKAT KEMISKINAN 10,96 % 9,5 – 10,5 9,0 – 10,0 8,5 – 9,5 7,5 – 8,5 7,0 – 8,0 REALISASI (NASIONAL) 11,13 % SeptemberTARGET KEMISKINAN & GINI RASIO RPJMN 2015 - 2019
TARGET KEMISKINAN & GINI RASIO RPJMN 2015 - 2019
Keterangan: * : Tingkat kemiskinan bulan September 2014, sebelum adanya kebijakan pengurangan subsidi BBM pada bulan November 2014
BEBERAPA PROGRAM PEMERINTAH TERHADAP PENDUDUK MISKIN
BEBERAPA PROGRAM PEMERINTAH TERHADAP PENDUDUK MISKIN
Program
Gender
Keterangan
Pria
Wanita
Raskin/Rastra*
Keluarga Harapan*
Ibu hamil hingga pendidikan
tingkat SMU. Tahun 2016
perluasan untuk disabilitas &
lansia
KIS – KIP – KKS*
Pembangunan Rumah*
Program RUTILAHU (Kemensos)
dan Rumah Swadaya
(Kementerian PU-PERA)
Kelompok Usaha Bersama
(KUBE)**
Peningkatan Kesejahteraan
Keluarga Berbasis Pemberdayaan
Masyarakat (PKKPM)**
* Program Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan Perlindungan Sosial ** Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
PENGERTIAN:
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program Bantuan Tunai
Bersyarat (Conditional Cash Transfer/CCT) kepada Keluarga Sangat
Miskin (KSM).
TUJUAN:
Membantu keluarga sangat miskin untuk
memastikan generasi
berikutnya
sehat
dan menyelesaikan
pendidikan dasar
CCT INDONESIA: PROGRAM KELUARGA HARAPAN
Indonesia mulai menerapkan PKH pada tahun 2007.
Evaluasi dampak atas program ini telah dilakukan pada tahun
2010 dan 2013, menunjukkan dampak program yang positif pada
peningkatan kesejahteraan, perilaku dan outcomes kesehatan
dan pendidikan.
PROGRAM
KELUARGA HARAPAN - PKH
BANTUAN TUNAI BERSYARAT
(Conditional Cash Transfer)
PKH diarahkan untuk membantu
keluarga sangat miskin dalam
memenuhi kebutuhan:
pendidikan dan kesehatan,
selain memberikan kemampuan
kepada keluarga untuk
meningkatkan konsumsi.
PKH diharapkan dapat
mengubah perilaku Keluarga
Sangat Miskin untuk
memeriksakan ibu hamil
SYARAT PESERTA PKH
a. Penetapan target penerima menjadi 6 juta Keluarga Miskin
b. Sumber data kepesertaan data verivali dan usulan daerah yang
dipadankan dengan basis data terpadu (BDT)
c. Jangkauan pelaksana di seluruh Kabupaten/kota 514 Kab/Kota
d. Penambahan di 42 Kabupaten/Kota baru, 34 Kabupaten/Kota ada di
Papua dan Papua Barat
e. Kebutuhan Pendamping sebanyak 10.000 orang dan Operator 1.000
orang
f. Penyempurnaan Pedoman PKH New Initiative
NO
KOMPONEN BANTUAN
BANTUAN (Rp)
1 Bantuan tetap
500.000,-2 Bantuan anak usia dibawah 6 (enam) tahun, ibu
hamil/menyusui
1.200.000,-3 Bantuan peserta pendidikan setara SD/MI atau
sederajat
450.000,-4 Bantuan peserta pendidikan setara SMP/MTS atau
sederajat
750.000,-5 Bantuan peserta pendidikan setara SMA/MA atau
1.000.000,-Cakupan dan Anggaran PKH (2007 – 2016)
Catatan: Jumlah pengeluaran CCT (PKH) dan penerima manfaat tahun 2007-2015 merupakan pengeluaran sesuai realisasi. Untuk tahun 2016 berbasis dokumen perencanaan anggaran negara yang sudah dibahas bersama oleh Kementerian Keuangan, Bappenas dan Kementerian Sosial pada November 2015.
Eligibilitas
(Pemenuhan Syarat Kepesertaan)
Kategori
1. Ibu Hamil/Nifas 2. Balita 3. Anak Pra Sekolah
Non Kategori
9. Mahasiswa PT 10. Mampu
Calon peserta PKH disebut eligible (memenuhi syarat)
apabila terpenuhi dua kondisi, yaitu:
1. Miskin, dan
2. Terdapat anggota keluarga yang sesuai kategori
kepesertaan PKH
3. Kondisionalitas yang diberikan bantuan 3 (tiga)
anggota keluarga
Keluarga Miskin Sesuai KategoriEligible
Komponen Kesehatan
FAMILY DEVELOPMENT SESSION (FDS) /
PERTEMUAN PENINGKATAN KAPASITAS KELUARGA
Kelompok
Usaha
Bersama (KUBE)
Meningkatkan
kemampuan sosial
ekonomi Keluarga Fakir
Miskin melalui wadah
Kelompok Usaha
Bersama (KUBE).
Membentuk Kelompok Usaha
Bersama (KUBE);
Memiliki rencana
usaha/pemanfaatan dana
bantuan;
Memiliki rekening atas nama
kelompok pada Bank
Pemerintah;
Diusulkan pemerintah
Kota/Kabupaten melalui Dinas
Sosial setempat.
Tujuan
Sasaran
Persyaratan
Keluarga Fakir Miskin
dengan kriteria:
1. Memiliki KTP/Identitas
yang berlaku;
2. Keluarga Fakir Miskin
atau Miskin;
3. Berusia antara 18-60
tahun dan sudah
berkeluarga;
4. Berdomisili tetap;
5. Memiliki potensi dan
KEANGGOTAAN
SUMBER DANA
JUMLAH BANTUAN
MEKANISME PENCAIRAN DAN
STATUS BANTUAN
• Kepala Keluarga
• 5 – 10 per
kelompok
• APBN/Pusat
• Dekonsentrasi
Rp 2 Juta Per KK atau Rp
20 Juta per KUBE dengan
jumlah anggota 10 KK
• Transfer ke rekening KUBE.
• Bantuan merupakan asset KUBE
bukan perorangan.
KRITERIA PENERIMA BANTUAN
PERSYARATAN
1.
Keluarga Fakir Miskin atau Miskin;
2.
Berusia antara 18 tahun keatas dan
masih produktif serta sudah menikah;
3.
Berdomisili tetap dan berdekatan
(dalam satu wilayah);
4.
Menyatakan siap dalam berkelompok;
5.
Memiliki potensi dan keterampilan
dibidang UEP;
6.
Tidak boleh PNS, TNI/POLRI,
pensiunan.
• Membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE);
• Memiliki rencana usaha/pemanfaatan dana bantuan;
• Memiliki rekening dan stempel atas nama kelompok
pada Bank;
• Diusulkan pemerintah Kabupaten melalui Dinas Sosial
setempat dan tembusan ke Dinas Sosial Provinsi.
Program Peningkatan Kesejahteraan Keluarga
Berbasis Pemberdayaan Masyarakat
(PKKPM)
Tujuan:
1) Kelompok terdiri dari perempuan perwakilan rumah tangga miskin;
2) Hanya satu orang dalam satu rumah tangga yang dapat menjadi anggota KPB;
3) Bersedia dan memiliki waktu untuk memenuhi kewajiban anggota kelompok;
4) Produktif serta mau berusaha. Produktif yang dimaksud adalah mampu secara
fisik dan mental untuk menjalankan kegiatan usaha. Rumah tangga miskin difable
yang masih mampu berusaha diprioritaskan;
5) Diprioritaskan bagi yang Tidak sedang menerima pinjaman dana dari program
manapun.
6) Ketentuan dalam pembentukan KPB:
7) Pembentukan kelompok diprioritaskan dalam satu satuan domisili
(RT/RW/dukuh/dusun;
8) Jumlah anggota dalam satu kelompok sebanyak 10-20 orang;
9) Memiliki kepengurusan, minimal: ketua, sekretaris, dan bendahara.
KRITERIA KEANGGOTAAN KELOMPOK PENGHIDUPAN
BERKELANJUTAN (KPB)
KRITERIA KEANGGOTAAN KELOMPOK PENGHIDUPAN
BERKELANJUTAN (KPB)
No Jenis Kegiatan Kegiatan Yang Dilakukan
1 Peningkatan Kapasitas Masyarakat
a. Pelatihan pengelolaan kelompok dan rumah tangga kepada anggota kelompok dan pengurus; b.Pelatihan keahlian yang disesuaikan dengan minat usaha/kerja anggota kelompok, terbagi
menjadi dua pilihan,yaitu:
i. Pelatihan kewirausahaan, yaitu pembekalan keahlian untuk mengembangkan usaha secara mandiri;
ii.Pelatihan keterampilan kerja, yaitu pembekalan keahlian dan keterampilan untuk mengisi peluang kerja atau sebagai bekal sebagai karyawan/pegawai.
2 Pengembangan Penghidupan Masyarakat
Pendampingan mulai dari tahapan pembentukan kelompok, analisis potensi, pengusulan kegiatan usaha produktif, pelaksanaan kegiatan, hingga pengelolaan/pemasaran hasil;
Penyaluran dana bergulir melalui kelompok swadaya masyarakat untuk membiayai kegiatan usaha produktif anggota kelompok;
Pinjaman kepada kelompok yang bentuknya disesuaikan dengan usulan kelompok dan ketentuan program;
Penyaluran ke pasarkerja bagi tenaga kerja produktif yang sudah memperoleh pelatihan.
3 Pengembangan Infrastruktur yang bisa dikembangkan melalui komponen ini hanyalah sarana dan prasarana yang