• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUESIONER DAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KUESIONER DAN DISIPLIN KERJA PEGAWAI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KUESIONER

pendidikan, pengembangan tabiat, dan kesopanan. Salah satu aspek kekuatan Sumber Daya Manusia (SDM) dapat tercermin pada sikap dan perilaku disiplin, sebab disiplin mempunyai dampak yang kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mengejar tujuan yang direncanakan. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif manajemen sumber daya manusia yang paling penting karena semakin baik disiplin karyawan maka semakin tinggi juga prestasi atau kinerja yang dicapainya dan akan menciptakan karyawan yang berkualitas. Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama untuk karyawan agar mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok.

Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik karyawan untuk mematuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik. Disiplin menitikberatkan pada bantuan kepada pegawai untuk mengembangkan sikap yang baik terhadap pekerjaan. Disiplin pegawai yang baik akan mempercepat tercapainya tujuan organisasi, sedangkan disiplin yang rendah akan menjadi penghalang dan memperlambat pencapaian tujuan organisasi.

Keith Davis dalam Mangkunegara (2013:129), mengemukakan bahwa “Dicipline is management action to enforce organization standards”. Berdasarkan pendapat Keith Davis, disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Kemudian menurut Sulistyani dan Rosidah (2003:236), disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena

melanggar peraturan atau prosedur, disiplin merupakan bentuk pengendalian diri pegawai dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan tim kerja dalam sebuah organisasi. Kemudian menurut Siagian (2006:304), disiplin adalah pelatihan, khususnya pelatihan pikiran dan sikap untuk menghasilkan pengendalian diri, kebiasaan-kebiasaan diri untuk mentaati peraturan yang berlaku.

Sinambela dalam Barnawi dan Arifin (2012:110), mengatakan bahwa, disiplin pada hakekatnya adalah kepatuhan pada aturan atau perintah yang ditetapkan oleh organisasi. Sedangkan menurut Hasibuan (2009:193), kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kemudian menurut Sinambela (2012:238), disiplin kerja adalah sebuah proses yang digunakan untuk menghadapi permasalahan kinerja, proses ini melibatkan manajer dalam mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan masalah-masalah kinerja kepada para pegawai.

(2)

Jadi, seseorang akan bersedia mematuhi semua peraturan serta melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara sukarela maupun karena terpaksa. Kedisiplinan diartikan jika karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.

BENTUK DISIPLIN KERJA

Menurut Mangkunegara (2013:129-130), ada 2 bentuk disiplin kerja, yaitu disiplin preventif, dan disiplin korektif. 1. Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan-aturan yang telah digariskan perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakkan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan.

Pemimpin mempunyai tanggung jawab membangun iklim organisasi dengan disiplin preventif. Begitu pula pegawai harus dan wajib mengetahui, memahami semua pedoman kerja serta peraturan-peraturan yang ada dalam organisasi. Jika sistem organisasi baik, maka diharapkan akan lebih mudah menegakkan disiplin kerja.

2. Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan.

Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan

Menurut Mangkunegara (2013:130-131), ada tiga pendekatan disiplin, yaitu pendekatan disiplin modern, disiplin dengan tradisi, dan disiplin bertujuan.

1. Pendekatan Disiplin Modern

Pendekatan disiplin modern yaitu mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan baru di luar hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

a. Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman secara fisik.

b. Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukum yang berlaku.

c. Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan dengan mendapatkan fakta-faktanya.

d. Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak terhadap kasus disiplin.

2. Pendekatan Disiplin Tradisi

Pendekatan disiplin dengan tradisi, yaitu pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini berasumsi:

a. Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan, dan tidak pernah ada peninjauan kembali bila telah diputuskan. b. Disiplin adalah hukuman untuk

pelanggaran, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya.

c. Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar maupun kepada pegawai lainnya.

d. Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih keras. e. Pemberian hukuman terhadap pegawai

(3)

3. Pendekatan Disiplin Bertujuan

Pendekatan disiplin bertujuan berasumsi bahwa:

Menurut Mangkunegara (2013:131-132), pelaksanaan sanksi terhadap pelanggar disiplin dengan memberikan peringatan, harus segera, konsisten, dan impersonal.

a. Pemberian Peringatan

Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan pertama, kedua, dan ketiga. Tujuan pemberian peringatan adalah agar pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang telah dilakukannya. Disamping itu pula surat peringatan tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan penilaian kondite pegawai. b. Pemberian Sanksi Harus Segera

Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi yang sesuai dengan peraturan organisasi yang berlaku. Tujuannya, agar pegawai yang bersangkutan memahami sanksi pelanggaran yang berlaku di organisasi. Kelalaian pemberian sanksi akan memperlemah disiplin yang ada. Di samping itu, memberi peluang pelanggar untuk mengabaikan disiplin.

c. Pemberian Sanksi Harus Konsisten

Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus konsisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai peraturan-peraturan yang berlaku. Ketidakkonsistenan pemberian sanksi dapat mengakibatkan pegawai merasakan adanya diskriminasi

pegawai, ringannya sanksi, dan pengabaian disiplin.

d. Pemberian Sanksi Harus Impersonal

Pemberian sanksi pelanggaran disiplin harus tidak membeda-bedakan pegawai, tua-muda, pria-wanita tetap diberlakukan sama sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuannya agar pegawai menyadari bahwa disiplin kerja berlaku untuk semua pegawai dengan sanksi pelanggaran yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Menurut Hasibuan (2009:194-198), pada dasarnya banyak indikator yang mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai suatu organisasi atau right place and the right man in the right job”. 2. Teladan Pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya.

3. Balas Jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan atau pekerjaannya.

4. Keadilan

(4)

5. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan karyawan. Hal ini berarti atasan harus selalu ada atau hadir di tempat kerja agar dapat mengawasi dan memelihara kedisiplinan karyawan. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, karyawan akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan karyawan. Pimpinan harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner.

8. Hubungan Kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang harmonis diantara sesama karyawan ikut menciptakan kedisiplinan yang baik.. Jadi, kedisiplinan karyawan akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam organisasi tersebut baik.

KESIMPULAN

Langkah awal untuk mencapai kinerja yang diharapkan harus dimulai dari disiplin. Disiplin kerja merupakan suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya. Kedisiplinan diartikan jika karyawan selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku di lingkungan perusahaan.

Kedisiplinan adalah fungsi MSDM yang menjadi tolok ukur untuk mengukur atau mengetahui apakah fungsi-fungsi SDM lainnya secara keseluruhan telah dilaksanakan dengan baik atau tidak. Kedisiplinan pegawai yang baik, mencerminkan bahwa fungsi-fungsi MSDM lainnya telah dilaksanakan sesuai dengan rencana. Sebaliknya jika kedisiplinan pegawai kurang baik, berarti penerapan fungsi-fungsi MSDM kurang baik.

Langkah awal untuk mencapai prestasi kerja yang diharapkan harus dimulai dari disiplin. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakin baik disiplin pegawai, semakin tinggi prestasi kerja yang dicapainya. Tanpa disiplin pegawai yang baik, sulit organisasi mencapai hasil yang maksimal. Salah satu aspek kekuatan Sumber Daya Manusia dapat tercermin pada sikap dan perilaku disiplin, sebab disiplin mempunyai dampak yang kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mengejar tujuan yang direncanakan.

Berdasarkan pernyataan diatas disiplin kerja harus dimiliki oleh setiap pegawai dan harus dibudayakan di kalangan pegawai agar bisa mendukung tercapainya tujuan organisasi karena merupakan wujud dari kepatuhan terhadap aturan kerja dan juga sebagai tanggung jawab diri. Pelaksanaan disiplin dengan dilandasi kesadaran akan terciptanya suatu kondisi yang harmonis. Kondisi yang harmonis tersebut harus diwujudkan keselarasan antara kewajiban dan hak pegawai. Hal demikian membuktikan bila kedisiplinan pegawai memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai.

(5)

bukan menjadi alat pendidik bagi pegawai. Oleh karena itu disiplin kerja pegawai yang baik akan mempercepat tujuan perusahaan, sedangkan disiplin yang merosot akan menjadi penghalang dan

memperlambat pencapaian tujuan perusahaan.

INDIKATOR DISIPLIN KERJA PEGAWAI:

1. KETEPATAN WAKTU

2. KETAATAN TERHADAP PERATURAN

3. TANGGUNG JAWAB KERJA

4. MELAKSANAKAN TUGAS DAN KEWAJIBAN

KRITERIA JAWABAN

SKOR PENILAIAN

SS

=

Sangat Setuju

5

S

=

Setuju

4

KS

=

Kurang Setuju

3

TS

=

Tidak Setuju

2

STS

=

Sangat Tidak Setuju

1

No

PERTANYAAN

SS

S

KS

TS

STS

KETEPATAN WAKTU

1

Apakah anda selalu datang ke tempat

kerja sebelum jam kerja dimulai

2

Apakah anda selalu pulang kerja sesuai

dengan peraturan yang ditetapkan oleh

perusahaan

3

Apakah anda pernah meninggalkan

tempat kerja tanpa izin dari atasan

4

Apakah anda terkadang pulang lebih

cepat dikarenakan alasan-alasan tertentu

5

Apakah jarak tempat tinggal

mempengaruhi ketepatan waktu anda

datang ke tempat kerja

6

Saya pernah datang terlambat dan

mendapat teguran

7

Saya menggunakan waktu istirahat

dengan tepat

8

Datang lebih awal ke tempat kerja

memberikan ketenangan dalam memulai

untuk bekerja

KETAATAN TERHADAP PERATURAN

(6)

10

Saya selalu merapikan peralatan kerja

setelah pekerjaan selesai

11

Apakah anda melaksanakan semua

peraturan yang ditetapkan oleh

perusahaan

12

Pegawai yang tidak menaati peraturan

dan kesalahan akan dikenakan sanksi

13

Saya taat pada atasan jika ditugaskan

membantu pekerjaan bidang lain

14

Saya melaksanakan semua aturan

jabatan yang ditetapkan oleh perusahaan

15

Saya pernah melanggar tata tertib dan

aturan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan

16

Saya selama ini tidak pernah

meninggalkan kantor sebelum jam kerja

berakhir

17

Saya bersedia dikenakan sanksi apabila

tidak menggunakan seragam pada saat

jam kerja

18

Saya mengetahui sepenuhnya peraturan

yang ditetapkan oleh perusahaan

19

Saya selalu mematuhi perintah atasan

20

Saya bertekad untuk tidak melanggar

peraturan lagi

21

Saya selalu mengenakan tanda pengenal

saat berada di lingkungan perusahaan

22

Saudara memberi tahu pihak perusahaan

dan melampirkan surat izin, jika tidak

masuk bekerja

23

Perusahaan memberikan sanksi yang

tegas bagi pegawai yang melanggar

peraturan

TANGGUNG JAWAB KERJA

24

Saya menggunakan, fasilitas yang ada di

kantor sesuai dengan prosedur dan

aturan yang berlaku

25

Saya selalu mengerjakan tugas pekerjaan

dengan penuh tanggung jawab

26

Saya bertanggung jawab terhadap hasil

pekerjaan yang ditugaskan oleh atasan

27

Apakah atasan selalu memberi tahu

pegawai mengenai prosedur kerja dan

peraturan yang berlaku

(7)

oleh perusahaan

29

Selama ini pegawai yang tidak menaati

prosedur kerja dan melakukan kesalahan

akan dikenai sanksi oleh perusahaan

30

Saya bersedia menerima sanksi apabila

tidak menyelsaikan tugas tepat pada

waktunya

31

Saya tidak pernah ditegur atasan karena

kesalahan kerja

32

Saya siap memperbaiki jika terjadi

kesalahan dalam melaksanakan

pekerjaan

33

Sebelum bekerja saya selalu melakukan

pemeriksaan terhadap peralatan yang

akan digunakan untuk bekerja

MELAKSANAKAN TUGAS DAN KEWAJIBAN

34

Saya bersedia melepas jabatan jika tidak

mampu melaksanakan tugas pekerjaan

dengan baik

35

Apakah anda sering menyelesaikan tugas

tepat waktunya

36

Apakah anda selalu bertanggung jawab

terhadap tugas dan pekerjaan yang

diperintahkan oleh pimpinan

37

Saya sanggup menjalankan perjalanan

dinas apabila ditugaskan oleh

perusahaan

38

Saya sanggup bekerja di luar jam kerja

jika dibutuhkan

39

Saya selalu menjaga sikap yang baik di

dalam lingkungan perusahaan

40

Saya sering tidak berada di ruangan

kantor pada waktu jam kerja

41

Saya memahami penjabaran tugas saya

secara jelas

42

Saya selalu melaksanakan tugas dari

perusahaan dengan benar

43

Saya sangat tunduk dan patuh kepada

atasan

44

Saya merasa keberatan jika harus selalu

taat dan patuh kepada atasan

45

Saya ingin protes apabila atasan

memberikan tugas yang tidak sesuai

dengan kewajiban saya di perusahaan

46

Pekerjaan yang dibebankan kepada

(8)

kemampuan pegawai yang bersangkutan

DAFTAR PUSTAKA

Ardhana, I Komang, Ni Wayan Mujiati, dan, I

Wayan Mudhiarta Utama,

Manajemen

Sumber Daya Manusia

, Edisi

Pertama, Yogyakarta: Graha Ilmu,

2011.

Barnawi dan Arifin Mohammad.

Kinerja Guru

Profesional

, Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media, 2012.

Hasibuan, Malayu S.P.

Manajemen Sumber

Daya Manusia

, Cetakan Ketigabelas,

Edisi Revisi, Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2009.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu.

Manajemen Sumber Daya Manusia

Perusahaan

, Cetakan Kesebelas,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2013.

(9)

Sinambela, Lijan Poltak,

Kinerja Pegawai

Teori Pengukuran dan Implikasi

,

Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian sanksi Pelanggaran Disiplin Pegawai Negari di kantor Bupati Lhokseumawe (Aceh Utara) sesuai dengan syari’at Islam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang pemerintahan

Saran yang diberikan penulis pada Dinas Koperasi dan UMKM adalah perlu ditingkatkannya lagi kreadibilitas pegawai yang masih melakukan pelanggaran yaitu dengan memberikan sanksi

Judul Skripsi : Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Boyolali.. Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang ditulis ini

4) Sanksi bagi Pegawai Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran masih terlalu ringan. Pelaksanaan dalam penegakan hukum terhadap Pegawai Negeri Sipil Daerah pada Dinas

Bagaimanakah hambatan-hambatan yang ada dalam melaksanakan sanksi pelanggaran disiplin pegawai negri sipil di lingkungan RSUP Haji Adam.

Sejalan dengan definisi yang diungkapkan oleh Sastrohadiwiryo, menurut S.P Hasibuan (2009:194) “Disiplin harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan, karena

Selain data pada tabel di atas pelanggaran disiplin yang biasanya dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil Kota Surakarta adalah mangkir kerja, hal ini sesuai dengan

3 Dengan adanya hubungan antara disiplin kerja dengan kinerja pegawai, hendaknya semua pegawai di Kantor Kecamatan Banjarmasin Utara harus meningkatkan disiplin kerjanya dalam bekerja,