• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efloresensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efloresensi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TABEL 4-2. TABEL 4-2.

MORFOLOGI LESI MORFOLOGI LESI Meninggi

Meninggi Menurun Menurun Datar Datar PerubahanPerubahan permukaan permukaan Berisi Berisi cairan cairan Pembuluh Pembuluh darah darah Papul Papul Plak  Plak  Nodul Nodul Kista Kista Wheal Wheal Skar Skar Komedo Komedo  Horn  Horn Kalsinosis Kalsinosis Erosi Erosi Ulkus Ulkus Atrofi Atrofi Poikiloderma Poikiloderma Sinus Sinus Striae Striae Terowongan Terowongan Sklerosis Sklerosis Makula Makula Patch Patch Eritema Eritema Eritroderma Eritroderma Skuama Skuama Krusta Krusta Ekskoriasi Ekskoriasi Fisura Fisura Likenifikasi Likenifikasi Keratoderma Keratoderma Eskar Eskar Vesikel Vesikel Bula Bula Pustul Pustul Furunkel Furunkel Abses Abses Purpura Purpura Telangiektasis Telangiektasis Infark  Infark 

Lesi Meninggi

Lesi Meninggi

PAPUL PAPUL

Papul adalah peninggian kurang dari 0,5 cm, yang secara signifikan menonjol di atas Papul adalah peninggian kurang dari 0,5 cm, yang secara signifikan menonjol di atas permukaan kulit. Pencahayaan oblik dengan lampu sorot dalam ruangan gelap kadangkala permukaan kulit. Pencahayaan oblik dengan lampu sorot dalam ruangan gelap kadangkala diperlukan untuk mendeteksi elevasi papul. Papul yang diselubungi oleh skuama disebut lesi diperlukan untuk mendeteksi elevasi papul. Papul yang diselubungi oleh skuama disebut lesi papuloskuamosa

papuloskuamosa. . Beberapa Beberapa bentuk bentuk dan dan permukaan permukaan papul papul antara antara lainlain sessilesessile, bertangkai,, bertangkai, berbentuk kubah, mendatar di atas, kasar, licin, berjonjot,

berbentuk kubah, mendatar di atas, kasar, licin, berjonjot, mammillated mammillated , akuminata, dan, akuminata, dan umbilikasi. Contoh klinis adalah liken planus (gambar 4-1; lihat bab 26).

umbilikasi. Contoh klinis adalah liken planus (gambar 4-1; lihat bab 26).

Gambar 4-1 Gambar 4-1

Gambar 4-1 Gambar 4-1 PapulPapul

PLAK PLAK

Plak merupakan suatu elevasi padat menyerupai “

Plak merupakan suatu elevasi padat menyerupai “ plateau plateau”, melingkupi area permukaan”, melingkupi area permukaan luas, lebih tinggi dari kulit yang seha

luas, lebih tinggi dari kulit yang sehat dan t dan berdiameter lebiberdiameter lebih dari 0,5 cm. Peninggian plak tidak h dari 0,5 cm. Peninggian plak tidak  signifikan. Plak mungkin terbentuk akibat pelebaran atau penyatuan papul-papul, signifikan. Plak mungkin terbentuk akibat pelebaran atau penyatuan papul-papul, dikarakteristikan berdasarkan ukuran, bentuk, warna, dan perubahan permukaannya. Contohnya dikarakteristikan berdasarkan ukuran, bentuk, warna, dan perubahan permukaannya. Contohnya adalah psoriasis. (gambar 4-2; lihat bab 18)

adalah psoriasis. (gambar 4-2; lihat bab 18)

Gambar 4-2 Gambar 4-2 Plak Plak 

NODUL NODUL

Berdasarkan komponen anatomi yang terutama ditemukan, nodul dibagi menjadi lima Berdasarkan komponen anatomi yang terutama ditemukan, nodul dibagi menjadi lima tipe utama: (1) epidermal, (2) epidermal-dermal, (3) dermal, (4) dermal-subdermal, (5) tipe utama: (1) epidermal, (2) epidermal-dermal, (3) dermal, (4) dermal-subdermal, (5) subkutan. Pada kulit, suatu nodul adalah lesi solid, berbentuk bundar atau elips, dapat diraba bila subkutan. Pada kulit, suatu nodul adalah lesi solid, berbentuk bundar atau elips, dapat diraba bila diameternya lebih dari 0,5 cm. Namun hal ini tidak menjadi pertimbangan utama dalam diameternya lebih dari 0,5 cm. Namun hal ini tidak menjadi pertimbangan utama dalam mendefinisikan nodul. Kedalaman dan atau terabanya substansi, membedakan suatu nodul dari mendefinisikan nodul. Kedalaman dan atau terabanya substansi, membedakan suatu nodul dari papul yang besar atau plak, daripada diameternya. Tumor, kadang termasuk ke arah nodul, papul yang besar atau plak, daripada diameternya. Tumor, kadang termasuk ke arah nodul,

(2)

merupakan terminologi general untuk semua massa, jinak atau ganas. Gumma adalah lesi nodul merupakan terminologi general untuk semua massa, jinak atau ganas. Gumma adalah lesi nodul granulomatus spesifik sifilis tersier. Pada kasus lebih dari satu terminologi bisa dipakai, lebih granulomatus spesifik sifilis tersier. Pada kasus lebih dari satu terminologi bisa dipakai, lebih baik memasukkan pengukuran dan istilah yang bisa menggambarkan dan menyampaikan baik memasukkan pengukuran dan istilah yang bisa menggambarkan dan menyampaikan gambaran penting lesi yang dipertanyakan. Ciri-ciri nodul lainnya yang bisa membantu gambaran penting lesi yang dipertanyakan. Ciri-ciri nodul lainnya yang bisa membantu membangun diagnosis adalah apakah nodul tersebut hangat, keras, lembut, fluktuan, dapat membangun diagnosis adalah apakah nodul tersebut hangat, keras, lembut, fluktuan, dapat digerakkan, terfiksir, atau nyeri. Begitu juga dengan perbedaan permukaan nodul, antara lain digerakkan, terfiksir, atau nyeri. Begitu juga dengan perbedaan permukaan nodul, antara lain halus, keratotik, ulserasi, atau

halus, keratotik, ulserasi, atau fungating fungating, dapat membantu membangun diagnosis. Contoh klinis, dapat membantu membangun diagnosis. Contoh klinis adalah karsinoma sel basal nodular. (gambar 4-3;lihat

adalah karsinoma sel basal nodular. (gambar 4-3;lihat bab.115)bab.115)

Gambar 4-3

Gambar 4-3 NodulNodul

KISTA KISTA

Kista adalah suatu rongga berkapsul atau berselubung epitel yang di dalamnya Kista adalah suatu rongga berkapsul atau berselubung epitel yang di dalamnya mengandung cairan atau material semisolid (sel dan produk sel seperti keratin). Berbentuk sferis mengandung cairan atau material semisolid (sel dan produk sel seperti keratin). Berbentuk sferis atau oval disebabkan kecenderungan isinya untuk menekan ke segala arah. Jika kulit di atau oval disebabkan kecenderungan isinya untuk menekan ke segala arah. Jika kulit di permukaannya telah mencapai ketegangan maksimal akibat kista, maka akan terbentuk pintu permukaannya telah mencapai ketegangan maksimal akibat kista, maka akan terbentuk pintu folikular. Kadang-kadang, rongga terletak superfisial sehingga memberi gambaran vesikel folikular. Kadang-kadang, rongga terletak superfisial sehingga memberi gambaran vesikel dengan sedikit kapsul. Nodul dan papul diduga dapat berupa kista jika pada palpasi terasa ulet. dengan sedikit kapsul. Nodul dan papul diduga dapat berupa kista jika pada palpasi terasa ulet. Tergantung dari kandungan alaminya, kista mungkin keras, seperti adonan, atau berfluktuasi. Tergantung dari kandungan alaminya, kista mungkin keras, seperti adonan, atau berfluktuasi. Contoh klinis adalah kista hidradenoma (gambar. 4-4; lihat bab. 119).

Contoh klinis adalah kista hidradenoma (gambar. 4-4; lihat bab. 119).

Gambar 4-4 Gambar 4-4 KistaKista

WHEAL WHEAL

Wheal

Wheal adalah kulit yang bengkak dengan karakteristik akan berkurang dan hilang dalamadalah kulit yang bengkak dengan karakteristik akan berkurang dan hilang dalam beberapa jam. Lesi ini disebut juga

beberapa jam. Lesi ini disebut juga hiveshives atau urtikaria, merupakan edema akibat keluarnyaatau urtikaria, merupakan edema akibat keluarnya plasma melalui dinding pembuluh darah dermis bagian atas.

plasma melalui dinding pembuluh darah dermis bagian atas. WhealWheal dapat berupa papul kecildapat berupa papul kecil berukuran diameter 2-4 mm atau plak besar lebih dari 10 cm. Bentuknya bervariasi (bundar, berukuran diameter 2-4 mm atau plak besar lebih dari 10 cm. Bentuknya bervariasi (bundar, oval, serpiginosa, atau anular) dapat ditemukan pada pasien yang sama. Batas dari

oval, serpiginosa, atau anular) dapat ditemukan pada pasien yang sama. Batas dari whealwheal,, walaupun jelas, tetapi tidak stabil dan berpindah dari area yang terkena ke area yang tidak  walaupun jelas, tetapi tidak stabil dan berpindah dari area yang terkena ke area yang tidak  terkena di sebelahnya. Warna

terkena di sebelahnya. Warna whealwheal merah muda atau merah pucat. Dapat merah terang ataumerah muda atau merah pucat. Dapat merah terang atau cincin eritem merah muda jika pembuluh darah superfisial dilatasi. Jika terjadi gangguan cincin eritem merah muda jika pembuluh darah superfisial dilatasi. Jika terjadi gangguan peradangan dinding pembuluh darah,

peradangan dinding pembuluh darah, whealwheal dapat berwarna merah gelap, mungkin purpura, dandapat berwarna merah gelap, mungkin purpura, dan lebih persisten.

lebih persisten. WhealWheal lembut sampai keras tergantung pada perluasan edema.lembut sampai keras tergantung pada perluasan edema.

Angioedema adalah reaksi edematus yang dalam ditemukan pada area dermis longgar Angioedema adalah reaksi edematus yang dalam ditemukan pada area dermis longgar dan jaringan subkutan seperti bibir, kelopak mata dan skrotum. Angioedema mungkin dan jaringan subkutan seperti bibir, kelopak mata dan skrotum. Angioedema mungkin ditemukan pada tangan dan kaki, dengan deformitas yang nyata. Edema laring harus ditemukan pada tangan dan kaki, dengan deformitas yang nyata. Edema laring harus diperhatikan pada kasus angioedema, karena pada kasus tersebut dapat mengakibatkan kematian diperhatikan pada kasus angioedema, karena pada kasus tersebut dapat mengakibatkan kematian

(3)

akibat obstruksi saluran napas (lihat bab.37). Contoh klinis adalah dermatogrphism (gambar. 4-5; lihat bab. 37).

Gambar 4-5 Wheal

SKAR

Skar terbentuk dari proliferasi jaringan fibrosa yang menggantikan jaringan kolagen normal sebelumnya setelah luka atau ulserasi dermis retikular. Warna skar merah muda atau merah segera sebelum menjadi hipo atau hiperpigmetasi. Pada sebagian skar, epidermis menipis dan mengerut pada permukaannya. Struktur adneksa, seperti folikel rambut, yang normalnya terdapat pada kulit menjadi hancur. Skar hipertropi dapat berbentuk papul, plak, atau nodul. Skar keloid selalu meninggi. Tidak seperti skar hipertropi (gambar 4-6; lihat bab. 64), keloid meninggi dengan jaringan yang bertambah. Skar atrofi adalah plak tipis yang terdepresi.

Bab 4-6 Skar

KOMEDO

Komedo adalah infundibulum folikel rambut yang dilatasi serta disumbat oleh keratin dan lipid. Bila unit pilosebaseus terbuka ke permukaan kulit dengan sumbatan keratin yang terlihat, lesi disebut komedo terbuka. Warna hitam dari komedo disebabkan oksidasi komponen sebaseus pada infundibulum. Infundibulum tertutup yang mengandung akumulasi keratin putih pada folikelnya disebut komedo tertutup. Lesi sering ditemukan pada wajah dan batang tubuh. Contoh klinis adalah akne komedonal (gambar.4-7; lihat bab.78)

Gambar 4-7 Komedo

 HORN 

 Horn adalah massa sel kornifikasi berbentuk kerucut tumbuh di atas jaringan epidermis yang berdiferensiasi abnormal. Berhubungan dengan keadaan patologi yang mendasarinya termasuk replikasi human papilloma virus pada kutil atau ekspansi klonal sel keratinosit pada karsinoma sel skuamosa. Contoh klinis adalah veruka vulgaris (gambar. 4-8; lihat bab.196).

(4)

Gambar 4-8 Horn

CALCINOSIS

Penumpukan kalsium pada jaringan dermis atau subkutan dengan tampilan yang keras, bernodul, plak dengan atau tanpa perubahan permukaan kulit yang dapat dilihat. Contoh klinis adalah kalsinosis kulit pada dermatomiositis (gambar 4-9; lihat bab. 157)

Gambar 4-9 Calcinosis

Lesi Terdepresi

EROSI

Erosi adalah lesi yang basah, berbatas tegas, dan terdepresi yang disebabkan hilangnya sebagian atau seluruh epitelium mukosa atau epidermal. Defek ini menyebar ke seluruh permukaan dermis yang mungkin menghasilkan titik-titik pendarahan seperti bentuk saringan. Erosi mungkin disebabkan trauma, terlepasnya lapisan epidermal dengan maserasi, rupturnya vesikel atau bula, atau nekrosis epidermal. Erosi luas mungkin disebabkan penggundulan kulit yang telanjang. Bila tidak terkena infeksi sekunder, erosi tidak m enimbulkan skar. Contoh klinis adalah toksik epidermal nekrolisis (gambar 4-10; lihat bab.39).

Gambar 4-10 Erosi

ULKUS

Ulkus adalah defek dengan hilangnya epidermis dan minimal bagian atas (papillary) dermis. Pemutusan dermis dan destruksi struktur adneksa menghalangi re-epitelisasi, dan defek  sembuh dengan skar. Ada beberapa gambaran yang membantu menentukan penyebab ulkus, seperti pada bagian medial siku atau di atas titik tekanan. Batas ulkus dapat menggulung, menggangsir, punched out , bergerigi, atau angular. Dasarnya mungkin bersih, tidak rata, atau nekrotik. Sekret mungkin purulen, granular, atau malodorus. Kulit di sekitarnya mungkin merah, menghitam, retikular, indurasi, sklerotik, atau infark. Temuan lain termasuk adanya nodul, ekskoriasi jaringan sekitar, varikositis, rambut, kelenjar dan meningkatnya pulsasi. Contohnya adalah pyoderma gangrenosum(gambar 4-11; lihat bab.32).

Gambar 4-11 Ulkus

ATROFI

Atrofi menunjukkan pengurangan ukuran sel, jaringan, organ, atau bagian tubuh. Pengurangan jumlah sel epidermal berakibat epidermis tipis. Epidermis yang atrofi mengkilap, transparan, setipis kertas dan mengkerut, dan mungkin tidak setahan kulit normal.

Atrofi epidermis mungkin berhubungan dengan perubahan dermis. Pengurangan jaringan konektif papilar dan retikular berdampak pada penurunan kulit. Pada atrofi dermal tanpa

(5)

perubahan epidermal, area yang terkena berwarna seperti kulit normal dan perbedaan permukaannya hanya disebabkan penurunan jaringan dermal.

Atrofi panikulus berakibat depresi kulit. Kerutan permukaan menunjukan adanya atrofi epidermal. Gambar 4-12 menunjukan perubahan kulit pada tangan ( lihat bab. 108).

Bab 4-12 Atrofi

POIKILODERMA

Sesuai dengan morfologinya, poikiloderma merupakan kombinasi dari atrofi, telangiektasi, dan variasi perubahan pigmen di atas area kulit. Kombinasi dari penampilan ini memberikan gambaran yang beragam pada kulit. Sebaran dari poikiloderma bervariasi berdasarkan etiologi. Karena kebingungan untuk menggunakan poikiloderma pada penamaan sindroma yang spesifik, maka lebih baik untuk mengurangi gambarannya. Contoh klinis adalah chronic radiodermatitis (Gambar 4-13; lihat Bab 95).

Gambar 4-13 Poikiloderma

SINUS

Suatu jalur yang menghubungkan rongga supurasi satu dengan yang lainnya atau ke permukaan kulit. Rongga ini biasanya berisi pus, cairan, atau keratin, yang dapat ditarik ke permukaan jika ada hubungan. Rongga-rongga ini biasanya terdapat di kepala, leher, ketiak, paha dan rektum. Contoh klinis yaitu hidradenitis supurativa.

Gambar 4-14 Sinus

STRIAE

Penurunan kulit linear yang berukuran beberapa centimeter dan merupakan hasil dari perubahan kolagen retikuler yang terjadi dengan peregangan cepat pada kulit. Permukaan striae dapat tipis dan mengkerut. Warnanya merah muda sampai merah sebelum akhirnya menjadi pucat.

(6)

Gambar 4-15 Striae

TEROWONGAN

Seperti benang yang bergelombang pada bagian luar epidermis yang digali oleh parasit. Ukurannya hanya beberapa milimeter. Contoh secara klinis yaitu terowongan pada skabies.

Gambar 4-16 Terowongan

SKLEROSIS

Sklerosis adalah suatu pengerasan difus di kulit akibat fibrosis dermis. Sklerosis mudah dipalpasi, kulit teraba seperti papan, tidak dapat digerakkan dari jaringan sekitarnya, dan sulit untuk diangkat. Hiperpigmentasi atau hipopigmentasi juga dapat membedakan daerah indurasi dengan kulit normal. Epidermis yang melapisi dermis sklerotik bisa terjadi atrofi. Sklerosis dapat meluas ke lapisan lemak di bawah dermis, fasia, otot, atau tulang dengan adanya deformitas muskuloskeletal dan hilangnya fungsi. Contoh klinis yaitu morphea.

Gambar 4-17 Sklerosis

Lesi Datar dan Makula

MAKULA

Makula merupakan lesi datar, secara jelas terlihat sebagai daerah dengan warna yang berbeda dengan jaringan di sekitarnya atau membran mukosa. Makula tidak dapat dipalpasi. Bentuknya bervariasi dan pinggirannya tidak jelas. Makuloskuamosa merupakan suatu istilah baru untuk menggambarkan makula yang tidak dapat dipalpasi, yang hanya dapat jelas terlihat setelah dibuat goresan ringan.

Selain morfologi primer, gambaran penting dari lesi lainnya adalah warna. Warna lesi, yang sering terlihat pertama kali pada pemeriksaan dapat menentukan jenis-jenis patologi, seperti destruksi melanosit, dilatasi pembuluh darah di dermis, atau inflamasi dinding pembuluh darah dengan ekstravasasi sel-sel darah merah. Warna lesi mengartikan proses patologi kulit dan menentukan diagnosis klinis. Perubahan pigmen menunjukkan jenis-jenis perubahan warna makula yang penting dan umum dan dapat digambarkan sebagai hiperpigmentasi (seperti hiperpigmentasi paska inflamasi), hipopigmentasi (pada tinea versicolor), atau depigmentasi (pada vitiligo).

(7)

Gambar 4-18 Makula

Tabel 4-3 menunjukkan karakteristik warna yang dapat terlihat pada inspeksi kulit. Secara klinis terlihat pada lentigo.

TABEL 4-3

Implikasi Perubahan Warna Kulit

WARNA PATOLOGI DIAGNOSIS

 Apple jelly Granulomatous inflammation Tuberculosis, Sarcoidosis, Leishmaniasis

Hitam Melanin, nekrosis Melanoma,  purpura

 fulminans,calciphylaxis Biru  Deep dermal pigmen, reduksi hemoglobin,

tattoo, obat-obatan

 Blue nevus, amiodaron Coklat Melanin, hemosiderin, inflamasi kronis,

paska inflamasi, serum kering

 Nevus, melasma Copper  Inflamasi dengan sel-sel plasma Sifilis sekunder Hijau Hemosiderin yang dalam, pyocyanin

pigment, eosinofilia jaringan

Infeksi pseudomonas, tattoo, Wells syndrome Abu-abu Melanin yang dalam atau deposit pigmen

lainnya

Chloroquine toxicity, mongolian spot, erythema dyschromicum perstans  Lilac Inflamasi, dilatasi pembuluh darah dermis  Morphea dengan batas

yang meningkat, dermatomiositis

Oranye Inflamasi granulomatosa dengan histiosit yang mempunyai sitoplasma

 Juvenile xanthogranuloma Keperakan Proliferasi epidermis tanpa keratin di

permukaan

Karsinoma sel basal Merah

muda

Inflamasi akut, dilatasi pembuluh darah dermis bagian superfisial, perdarahan

 Eczema Merah Perdarahan, inflamasi akut, dilatasi

pembuluh darah

Psoriasis, erupsi obat Salmon

 pink 

Inflamasi pada epidermis, dilatasi pada pembuluh darah yang mengalami inflamasi dengan edema

Pitiriasis rubra pilaris, psoriasis, urtikaria

Ungu Perdarahan, hemosiderin yang dalam, lichenoid inflammation

 Lichen planus, sarkoma kaposi

Putih Kurang atau tidak adanya sintesa melanin, paska inflamasi

Tinea versicolor, albino, vitiligo

Kuning Infeksi stafilokokus dan streptokokus yang superfisial bercampur dengan sel-sel keratin, karotenoid, hemosiderin, pigmen empedu, akumulasi lemak  Impetigo, Xanthomas, sebaceous hyperplasia, necrobiosis lipoidica diabeticorum, jaundice  PATCH 

Patch menyerupai makula, merupakan daerah kulit atau membran mukosa yang datar dengan warna yang berbeda dengan sekitarnya. Patch berukuran > 0,5 sentimeter, dan bisa

(8)

terdapat bersama-sama dengan skuama yang sangat tipis. Patch dapat menutupi area tubuh yang luas. Istilah ini juga digunakan untuk menggambarkan lesi dini dari Cutaneous T-Cell  Lymphoma yang mempunyai skuama atau mengalami atrofi minimal. Contoh klinis yaitu

vitiligo.

Gambar 4-19 Patch

ERITEMA

Perubahan warna kulit atau membran mukosa akibat dilatasi arteri dan vena di daerah dermis pars papilare dan retikulare. Eritema tampak dalam bermacam-macam warna dan menyebutkan eritema saja sebagai lesi utama tidaklah lengkap. Menggambarkan eritema dengan warnanya merupakan petunjuk penting untuk diagnosis. Contoh, eritema violaseus merupakan eritema berwarna merah muda salmon, walaupun pada kedua tipe eritema tersebut ditemukan papul. Contoh klinis adalah eritema kehitaman yang memperlihatkan adanya  fixed drug eruption.

Gambar 4-20 Eritema

ERITRODERMA

Kemerahan yang dalam dan generalisata pada kulit pada lebih dari 90% permukaan tubuh yang terjadi selama berhari-hari sampai berpekan-pekan, diikuti dengan pembentukan skuama atau deskuamasi. Tipe skuama menunjukkan adanya proses primer. Contoh klinis yaitu sindrom Sézary.

(9)

TABEL 4-4

Jenis-jenis Skuama

JENIS SKUAMA DESKRIPSI DIAGNOSIS

Crack-like/craquelé  Deskuamasi menyebabkan kulit pecah-pecah dan retak 

 Eczema craquelé   Exfoliativa Skuama seperti lekukan pada

epidermis

Reaksi obat

Follicular  Skuama tampak seperti

sumbatan keratotik, duri atau filamen

Keratosis pilaris

Berpasir Skuama tebal melekat dengan tekstur seperti kertas pasir

 Actinic keratosis  Ichtyosiform Skuama berbentuk lempeng

poligonal yang teratur yang disusun pada baris-baris paralel atau pola berlian (seperti ikan)

 Ichthyosis vulgaris

Keratotik Skuama terlihat menumpuk  Cutaneous horn

 Lamellar  Skuama merupakan piringan

besar yang tipis atau seperti perisai

 Lamellar ichthyosis

Pityriosiform Skuama kecil dan seperti kulit padi

Pityriasis rosea Psoriasiform (micaceous

dan ostraceous)

Skuama keperakan dan rapuh dan seperti piringan yang tipis, seperti mika (micaceous scale). Skuama yang besar dapat diakumulasi/bertumpuk, memberi gambaran seperti cangkang kerang (ostraceous scale)

Psoriasis vulgaris

Seborrheic Skuama tebal, seperti lilin atau berminyak, kuning-coklat, mengelupas

Dermatitis seboroik 

Wickham striae Skuama terlihat seperti renda putih yang diatasnya terdapat papul-papul violaseous yang datar

Lichen planus

Perubahan Pada Permukaan

SKUAMA,DESKUAMASI

Skuama merupakan lapisan datar atau pengelupasan pada lapisan terluar stratum korneum. Kumpulan sel-sel jaringan tanduk yang saling melekat dengan deskuamasi protein-protein filamen, skuama tidak dapat dilihat pada permukaan kulit dalam keadaan normal, karena epidermis mengalami pergantian sel secara teratur setiap 27 hari. Pada saat terjadi gangguan diferensiasi epidermal, proses akumulasi dan pelepasan stratum korneum akan tampak sebagai skuama dalam berbagai ukuran mulai dari partikel seperti debu sampai seperti sehelai kulit binatang. Pada beberapa kasus, skuama hanya dapat dilihat setelah garukan pada lesi, suatu fenomena yang dikenal sebagai deskuamasi laten.

Tidak semua skuama sama, dan ahli dermatologi dengan kemampuan mata yang terlatih bisa mendapatkan informasi diagnostik yang berguna dari pemeriksaan tipe skuama yang

(10)

tampak. Tabel 4-4 menggambarkan tipe skuama yang mungkin ada. Contoh klinis adalah psoriasis vulgaris (Gambar 4-22, lihat Bab 18).

Gambar 4-22 Skuama

KRUSTA

Krusta merupakan deposit yang keras yang terjadi bila serum, darah, atau eksudat purulen mengering di permukaan kulit. Gambaran krusta sering heterogen dan tergantung pada asal sekret. Krusta berwarna coklat jika berasal dari sekret serous yang kering; kuning-hijau jika berasal dari sekret purulen; dan berwarna merah kehitaman jika berasal dari sekret perdarahan. Krusta superfisial tipis, lembut dan rapuh. Krusta juga dapat tebal dan melekat jika masuk ke dalam epidermis. Krusta yang kecil atau  punctate crust dapat terjadi karena garukan, sementara krusta dengan ukuran besar, basah, berwarna seperti madu terbentuk dari impetigenisata, suatu bentuk supurasi sekunder. Penanganan krusta yang hati-hati dapat mengeluarkan sekret eksudat dari dasarnya. Pengangkatan krusta dapat menyebabkan erosi atau ulkus. Contoh klinis adalah impetigo (Gambar 4-23; lihat Bab 177).

Gambar 4-23 Krusta

EKSKORIASI

Ekskoriasi adalah terkelupasnya permukaan epidermis yang diakibatkan goresan dan sering ditemukan pada pasien dengan riwayat gatal. Garukan yang kuat atau tidak terkontrol dapat menyebabkan sekelompok ekskoriasi memanjang, paralel, kadang-kadang bersilangan serta dapat hemoragik bila ada perdarahan ringan .

Gambar 4-24 Ekskoriasi

FISURA

Fisura adalah hilangnya kontinuitas permukaan kulit atau mukosa secara linear yang disebabkan oleh regangan berlebihan atau penurunan elastisitas jaringan. Fisura sering pada telapak tangan dan kaki yang memiliki stratum korneum tebal dengan daya regang minimal. Daerah yang peka terjadi fisura bila terdapat penurunan elastisitas adalah daerah transisi antara kulit dan mukosa serta kulit di atas permukaan sendi. Contoh klinis adalah fisura di telapak  tangan pada dermatitis kontak (gambar 4-25).

(11)

Gambar 4-25 Fisura

LIKENIFIKASI

Likenifikasi adalah penebalan reaktif epidermis yang diinduksi oleh gesekan berulang di kulit, dengan perubahan kolagen di dermis superfisial yang mendasarinya. Perubahan ini menghasilkan penebalan kulit dengan tanda yang menonjol menyerupai kulit pohon . Plak  likenifikasi juga dapat memperlihatkan tanda garukan misalnya ekskoriasi dan krusta. Contoh klinis adalah liken simpleks kronik. (Gambar 4-26)

Gambar 4-26 Likenifikasi

KERATODERMA

Keratoderma adalah hiperkeratosis berlebihan stratum korneum yang mengakibatkan penebalan kulit berwarna kekuningan, biasanya pada telapak tangan dan kaki, dapat diturunkan (pembentukan keratin abnormal) atau didapat (stimulasi mekanik). Contoh klinis adalah keratoderma plantaris. (Gambar 4-28).

Gambar 4-27 Keratoderma

ESKAR

Terdapatnya eskar menunjukkan nekrosis jaringan, infarction, luka bakar yang dalam, gangren, atau proses ulserasi lainnya. Eskar berbatas tegas, melekat, keras, dengan krusta kehitaman di bagian permukaan kulit yang awalnya lunak, kaya protein dan avaskular. Eskar merupakan lingkungan yang dapat membantu pertumbuhan mikroba. Eskar dapat mengelupas secara alami, atau dapat dilakukan debridement  untuk memfasilitasi reepitelisasi dan penyembuhan luka. Contoh klinis adalah luka bakar termal. (gambar 4-28)

Gambar 4-28 Eskar

Lesi Berisi Cairan

VESIKEL DAN BULA

Vesikel adalah rongga atau peninggian yang berisi cairan, berukuran kurang atau sama dengan 0,5 cm, sedangkan bula (blister ) ukurannya lebih dari 0,5 cm. Cairan yang ada di dalam rongga menghasilkan tekanan yang sama ke semua arah sehingga memberikan bentuk sferis. Vesikel tidak teraba di daerah dengan stratum korneum tebal misal telapak tangan, setelah ruptur keberadaannya dapat ditunjukkan melalui skuama berbatas tegas, translusen atau koleret residual. Vesikel di mukosa lebih mudah ruptur dan mungkin hanya berupa erosi atau plak tipis berwarna putih. Vesikel dan bula dapat terjadi dari celah (cleavage) di berbagai tingkat

(12)

epidermis (intraepidermal) atau ”dermal-epidermal interface” (subepidermal). Dengan tekanan yang dapat menyebabkan kolapsnya lesi, dapat membantu memprediksi apakah bula di intraepidermal atau subepidermal. Namun demikian untuk membedakannya membutuhkan pemeriksaan histopatologi terhadap blister cavity edge. Celah di bawah stratum korneum menyebabkan vesikel dan bula subkorneal. Vesikulasi intraepidermal dapat disebabkan spongiosis (pelebaran ruang interselular disebabkan edema) atau akantolisis (hilangnya kohesi antara keratinosit akibat hilangnya intercellular attachment ). Vesikulasi epidermal juga ditemukan pada infeksi virus berupa degenerasi balon (pembengkakan sitoplasma dengan hilangnya ikatan keratinosit) sel epidermis.

Karena ukurannya, bula lebih mudah diidentifikasi sebagai bula tegang atau kendur yang mudah pecah. Pada saat kolaps atau robek, bula akan meninggalkan erosi. Dinding rongga biasanya tipis dan translusen sehingga dapat melihat isi bula, dapat berupa cairan jernih, serous, hemoragik, atau pus. Celah pada bula sering terjadi pada taut dermal-epidermal. Bula subepidermal biasanya disebabkan mechanical fragility atau autoimunitas atau perubahan genetik komponen basement membrane zone. Contoh klinis vesikel adalah toxin-producing staphylococcal impetigo. Contoh klinis bula adalah pemfigoid bulosa.

Gambar 4-29 Vesikel (A) dan Bula (B)

PUSTUL

Pustul adalah rongga yang menonjol dan berbatas tegas di epidermis atau infundibulum yang berisi pus. Eksudat purulen, berisi leukosit dengan atau tanpa debris seluler, dapat mengandung bakteri atau steril. Pulasan gram dan biakan eksudat dari pustul harus dilakukan bila kemungkinan adanya infeksi. Bergantung sterilitasnya, eksudat dapat berwarna putih, kuning, atau kuning kehijauan. Ukuran pustul dapat bervariasi dan pada keadaan tertentu dapat  bergabung membentuk ’danau’ pus (“lakes” of pus). Bila melibatkan folikel rambut, pustul

dapat berbentuk kerucut dan mengandung rambut di tengahnya. Kemungkinan dapat ditemukan halo eritematosus di sekeliling pustul. Karena lokasinya yang superfisialis, pustul sering sembuh tanpa jaringan parut. Contoh klinis adalah pioderma superfisialis.

Gambar 4-30 Pustul

FURUNKEL

Furunkel adalah deep necrotizing folliculitis dengan supurasi. Furunkel tampak sebagai nodul dengan folikel yang mengalami inflamasi di bagian tengah, biasanya berukuran lebih dari 1 cm dengan central necrotic plug dan mengandung pustul. Beberapa furunkel dapat bergabung membentuk karbunkel.

A

(13)

Gambar 4-31 Furunkel

ABSES

Abses adalah akumulasi material purulen yang terletak di dermis bagian dalam atau  jaringan subkutan, pus biasanya tidak tampak dari permukaan kulit. Abses dapat berupa nodul

fluktuan, hangat, lunak, berwarna merah muda, dan dapat disertai tanda infeksi lainnya misalnya demam. Abses sering diawali folikulitis yang disebabkan infeksi streptokokus atau stafilokokus.

Gambar 4-32 Abses

Purpura/Lesi Vaskular

PURPURA

Purpura adalah ekstravasasi sel darah merah dari pembuluh darah kulit ke dalam kulit atau membran mukosa yang menyebabkan lesi berwarna ungu-kemerahan. Penekanan menggunakan dua kaca objek atau unbreakable clear lens (diaskopi) pada lesi ungu-kemerahan merupakan metoda yang mudah dan dapat dipercaya untuk membedakan kemerahan yang disebabkan dilatasi vaskular (eritema) atau kemerahan yang disebabkan ekstravasasi eritrosit atau produk eritrosit (purpura). Jika kemerahan tidak memucat dengan penekanan kaca objek , maka lesi tersebut adalah purpura.

”Petechie” adalah makula purpura yang kecil-kecil ( pinpoint ). Ekimosis adalah memar menyerupai ” patch” purpura berukuran besar. Lesi ini disebabkan oleh ekstravasasi darah non inflamasi. Seiring dengan waktu, ekstravasasi sel darah merah mengalami dekomposisi sehingga warna lesi purpura berubah dari merah terang menjadi cokelat kekuningan atau hijau. Bila lesi berupa purpura dan dapat teraba ( palpable purpura), hal ini menunjukkan peradangan dinding pembuluh darah sehingga dapat ditemukan ekstravasasi darah dan sel inflamasi. Contoh klinis adalah vaskulitis leukositoklastik.

Gambar 4-33 Purpura

TELANGIEKTASIS

Telangiektasis adalah dilatasi persisten kapiler kecil di dermis superfisial yang berupa garis merah tidak berpulsasi atau bentuk seperti jala (net-like pattern) di permukaan kulit yang mudah dilihat dan terang. Telangiektasis dapat atau tidak dapat hilang dengan diaskopi.

(14)

Bab 4-34 Telangiektasis

INFARK

Infark adalah area nekrosis kulit yang disebabkan oleh oklusi pembuluh darah kulit akibat inflamasi atau perlunakan. Infark kulit tampak sebagai makula atau  firm plaque yang lunak, bentuk tidak teratur, dusky redish-gray yang kadang sedikit lebih rendah dari permukaan kulit. Batas infark bergantung sebaran darah dari pembuluh darah yang terkena. Area infark  sering dikelilingi zona hiperemi berwarna merah muda. Contoh klinis adalah emboli karena kolesterol.

Gambar 4-35 Infark 

Bentuk, Susunan, dan Sebaran Lesi

Bila tipe lesi sudah diidentifikasi, diperlukan penjelasan mengenai bentuk, susunan, dan sebaran, semuanya dibutuhkan untuk karakteristik diagnosis morfologi. Sebagai contoh, plak  tunggal berskuama pada trunkus pasien mungkin memiliki banyak diagnosis banding, namun plak yang sama tersebar secara simetris di lengan, lutut, dan umbilikus sangat mungkin menunjukkan suatu psoriasis. Deskripsi selanjutnya tentang bentuk dan susunan lesi kulit mungkin dapat berupa lesi tunggal atau multipel. Contoh lesi tunggal dapat berpola linear atau lesi multipel dapat berpola linear.

BENTUK ATAU KONFIGURASI LESI KULIT

 Anular: berbentuk cincin; menunjukkan bahwa tepi lesi berbeda dengan bagian

tengahnya, dapat berupa peninggian, berskuama, atau perbedaan warna. (contoh: granuloma annulare, tinea korporis,erythema annulare centrifugum)

 Melingkar/numular/diskoid: berbentuk koin; biasanya lesi bulat hingga oval dengan

morfologi yang sama (uniform) dari tepi hingga ke tengah. (contoh: eksim numular, psoriasis tipe plak, lupus diskoid).

 Polisiklik: terbentuk dari penyatuan lingkaran, cincin, atau cincin yang tidak lengkap

(contoh: urtikaria, subacute cutaneous lupus erythematosus)

 Arkuata: berbentuk seperti busur; sering disebabkan karena pembentukan yang tidak 

lengkap dari lesi anular (contoh : urtikaria, subacute cutaneous lupus erythematosus).

 Linear: menyerupai garis lurus; sering menunjukkan kontaktan eksternal atau fenomena

koebner yang timbul sebagai respon garukan, dapat berupa lesi tunggal. (contoh: terowongan pada skabies,  poison ivy dermatitis, atau bleomycin pigmentation) atau susunan lesi multipel (contoh liken planus atau liken nitidus).

 Retikular: lesi pada kulit yang terlibat tampak menyerupai jala atau renda, dengan sedikit

rongga seperti cincin yang reguler atau setengah cincin yang saling berkaitan satu sama lain. (contoh : livedo retikularis,cutis marmorata).

 Serpiginosa: serpentin atau seperti ular (contoh: kutaneus larva migrans, larva bermigrasi

sepanjang jalan ini dan menembus kulit dengan pola menyebar ( wandering pattern)).

 Targetoid : berbentuk seperti target, minimal dengan tiga zona berbeda (contoh : eritema

multiforma).

 Whorled : seperti marble cake, dengan dua warna terang yang berselang-seling dalam

(15)

yang berbeda berselang-seling (contoh : inkontinensia pigmentasi, hypomelanosis of Ito, inear and whorled nevoid hipermelanosis).

Gambar 4-36 Lesi anular

Gambar 4-37 Lesi numular

Gambar 4-38 Lesi polisiklik 

Gambar 4-39 Lesi arkuata Gambar 4-40 Penyebaran lesi linear Gambar 4-41 Lesi retikular

Gambar 4-42 Lesi serpiginosa

Gambar 4-43 Lesi Targetoid

Gambar 4-44 Whorled 

Susunan Lesi Multipel

 Berkelompok/herpetiformis : lesi berkelompok bersama (contoh klasik reaktivasi virus

herpes simpleks tipe I berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritematosa; juga terlihat pada gigitan arthropoda)

(16)

Gambar 4-45 Berkelompok: clustered  Gambar 4-46 Scattered 

Sebaran Lesi Multipel

 Dermatomal/zosteriform: unilateral dan tersusun pada sebaran saraf spinal aferen tunggal;

contoh klasik herpes zoster.

  Blaschkoid : sel bermigrasi mengikuti garis kulit selama masa embriogenesis; umumnya

dengan arah longitudinal pada tungkai dan melingkar pada trunkus namun tidak terlalu linear (lihat juga whorled pada bentuk dan konfigurasi lesi); dijelaskan oleh Alfred Blaschko dan menunjukkan mosaic disorder  (contoh: inkontinentia pigmenti, inflammatory linear  verrucous epidermal nevus).

  Lymphangitic: terletak sepanjang pembuluh limfe, menunjukkan adanya suatu agen infeksi

yang menyebar secara sentral dari akral, biasanya berupa goresan merah sepanjang tungkai disebabkan oleh selulitis stafilokokus atau streptokokus.

 Sun exposed : terjadi di area yang biasanya tidak tertutup oleh pakaian, yaitu wajah, tangan

bagian dorsal, dan area triangular di daerah terbuka V-neck shirt pada dada bagian atas. (contoh: fotodermatitis, subacute cutaneus lupus erythematosus,  polymorphous light  eruption, karsinoma sel skuamosa).

 Sun protected : terjadi pada area yang biasanya tertutup oleh satu atau lebih lapisan pakaian,

biasanya dermatosis yang membaik oleh paparan sinar matahari (contoh: parapsoriasis, mycosis fungoides).

 Akral: terjadi di lokasi distal, seperti tangan, kaki, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki

(contoh: palmoplantar pustulosis, chilblains).

 Truncal: terjadi pada trunkus atau tubuh bagian tengah.

 Ekstensor: terjadi di ekstremitas dorsal, di atas otot ekstensor, lutut, atau siku (contoh:

psoriasis).

 Fleksor: terjadi di atas otot fleksor ekstremitas, fossa antecubiti dan poplitea (contoh:

dermatitis atopik).

 Intertriginosa: terjadi kontak dua permukaan kulit di daerah lipatan kulit, yaitu di aksila,

lipatan inguinal, paha bagian dalam, kulit di bawah payudara, dan di bawah abdominal  pannus; sering berhubungan dengan kelembaban dan panas yang dihasilkan di area tersebut

(contoh: kandidiasis).

 Lokalisata: terbatas pada satu lokasi tubuh (contoh: selulitis).

 Generalisata: tersebar. Erupsi generalisata terdiri dari lesi inflamasi (merah) yang disebut

eksantema (rash). Eksantema makular terdiri dari makula, eksantema papular terdiri dari papula, eksantema vesikular terdiri dari vesikel, dan lain-lain (contoh: eksantema virus, erupsi obat).

 Simetris bilateral: terjadi gambaran seperti di cermin yang simetris di kedua sisi tubuh

(contoh: vitiligo, psoriasis tipe plak).

(17)

Gambar 4-47 Sebaran lesi oleh Blaschko

Tabel 4-5 menjelaskan beberapa temuan klinis dan tanda morfologis yang mengarah ke hal-hal tertentu yang berkenaan dengan kulit atau penyakit sistemik.

TABEL 4-5

SELEKSI KULIT

TANDA KULIT DESKRIPSI SIGNIFIKANSI

Tanda Apple jelly Warna kekuningan yang dihasilkan dengan

penekanan lesi

menggunakan kaca objek 

Ditemukan pada proses granulomatosa

Tanda Asboe-Hansen Lepuh akan menyebar ke lateral dengan penekanan ke bawah

Ditemukan pada penyakit berlepuh yang memiliki kelainan patologi di atas basement membrane zone Tanda Auspitzs Tampak bintik-bintik 

perdarahan di bagian atas kapiler yang ruptur bila skuama bagian atas plak  psoriasis dikelupas

Tidak terlalu sensitif atau spesifik pada psoriasis

Tanda Butterfly Gambaran seperti kupu-kupu di daerah yang tidak  terdapat (sparing from) ekskoriasi di regio interskapular yang tidak  terjangkau (nonreachable interscapular region)

Ditemukan pada kelainan yang berhubungan dengan pruritus dan menunjukkan bahwa temuan fisik sebagai akibat dari gosokan dan garukan

Tanda Buttonhole Papul lunak dengan warna seperti daging, yang teraba seperti dapat ditekan melalui “buttonhole” masuk  ke dalam kulit.

Ditemukan pada

neurofibroma

Tanda Carpet tack   Horney plug di bawah permukaan skuama yang dilepas dari lesi.

Ditemukan pada lesi lupus kutaneus kronis.

Tanda Crowe  Axillary freckling Ditemukan pada

neurofibromatosis tipe I; mungkin dapat ditemukan pada lentiginosis profuse. Tanda Darier  Urticarial wheal dihasilkan Ditemukan pada urtikaria

(18)

pada lesi setelah digosok  dengan ujung pena. Wheal dengan batas tegas di bagian tepi lesi mungkin tidak muncul dalam beberapa menit

pigmentosa dan jarang pada cutaneous lymphoma atau histiocytosis

 Dermatographism Goresan yang kuat pada kulit yang tidak sakit menghasilkan wheal sepanjang bentuk goresan dalam beberapa detik  sampai menit

Symptomatic dermatographism

menunjukkan urtikaria fisik 

Tanda Pseudo-Darier  Indurasi transien lesi atau piloereksi setelah gosokan

Ditemukan pada congenital smooth muscle hamartoma Tanda Fitzpatrick (dimple) Lekukan kulit dengan

penekanan lateral lesi menggunakan ibu jari dan  jari telunjuk menghasilkan lekukan akibat pertautan epidermis ke dermis lesi (tethering of the epidermis to the dermal lesion)

Karakteristik pada dermatofibroma

Tanda Gottron Eritema dan atau papul berwarna merah muda sampai keunguan yang meninggi atau datar pada sendi metakarpal atau interfalang, olekranon, patella, atau malleoli

Secara klasik digunakan untuk menunjukkan dermatomiositis

 Hair collar Ring of dark long scalp hair  yang mengelilingi lesi kongenital

Berhubungan dengan

aplasia cutis,

encephalocele,

meningocele, atau heterotopic brain tissue Tanda Heliotrope Eritema berwarna keunguan

di bagian atas kelopak mata

Ditemukan pada

dermatomiositis Tanda Hertoghe Penipisan atau hilangnya

lapisan ketiga alis mata.

Dapat berhubungan dengan dermatitis atopik, hipotiroid, sklerosis sistemik 

Tanda Hutchinson nail Pelebaran pigmen periungual ke arah proksimal dan lateral lipatan kuku

Ditemukan pada melanoma subungual

Tanda Hutchinson nose Vesikel di ujung hidung pada pasien herpes zoster di wajah

Akibat keterlibatan cabang nasosiliaris nervus oftalmikus (V1) dan mengindikasikan

kemungkinan kelainan penyakit okular

Tanda Leser-Trelat  Erupsi tiba-tiba lesi inflamasi yang menyerupai keratosis seboroik 

Berkaitan dengan keganasan sistemik. Juga dilaporkan pada neoplasma

(19)

 jinak, eczema, kehamilan, lepra

Tanda Nikolsky Penekanan pada lateral kulit yang tidak berlepuh mengakibatkan terlepasnya epidermis

Ditemukan pada kelainan berlepuh dengan kelainan patologis di atas basement  membrane zone. Berkaitan erat dengan pemfigus vulgaris dan toksik  epidermal nekrolisis

Tanda Oil drop Area berwarna kekuningan yang kotor menyerupai tetesan minyak, di daerah distal nail bed  (tidak  melibatkan ujung kuku yang bebas ( free edge))

Menunjukkan onikolisis pada kelainan kuku psoriasis

Tanda Russel Abrasi, laserasi, callosities di sendi metakarpal dan interfalang proksimal

Disebabkan trauma gigi seri selama muntah pada bulimia (self-induced  vomiting)

Tanda Shawl Eritema di bagian atas punggung dan bahu

Klasik terdapat pada dermatomiositis

Tanda Trousseau  Recurrent migratory superficial thrombophlebitis pada vena-vena kulit yang kecil dan besar

Berhubungan dengan keganasan internal (umumnya pankreatik), penyakit Behcet, infeksi rickettsial

Tanda Ugly ducking Lesi berpigmen, yang dimiliki sejumlah nevus atipik namun secara klinis  jinak, that stands out from the rest  dan mungkin merupakan melanoma

Bermanfaat untuk skrining lesi berpigmen pada individu risiko rendah. Bila satu lesi dibedakan dari lesi lainnya, lesi tersebut dievaluasi selanjutnya terhadap kemungkinan gambaran klinis abnormal.

Seperti yang dikatakan Thomas B. Fitzpatrick “Ahli dermatologi adalah dokter yang dapat mendiagnosis ruam kulit (rash)!” Mereka juga adalah ahli penyakit dalam, ahli bedah, ahli biokimia atau imunologi; tetapi tanpa kompetensi diagnosis dermatologi mereka tidak dapat digolongkan sebagai ahli dermatologi. Namun, kemampuan ini tidak spesifik untuk ahli dermatologi. Beberapa dokter yang berusaha mempelajari kulit dan mendalami buku ajar dermatologi dapat mengembangkan kemampuannya dalam mendiagnosis. Pengembangan diagnostik dengan mata hanya dapat diperoleh dengan melakukannya berulang-ulang oleh dokter, dimana dokter tidak hanya melihat, tetapi juga harus mengamati. Kesalahan yang banyak  terjadi dalam mendiagnosis dermatologi menganggap lesi sebagai rash non spesifik  dibandingkan lesi individual secara spesifik. Seperti pada apusan darah, kesan secara keseluruhan tidaklah cukup: aspek morfologik dari tiap-tiap sel individu harus diteliti dengan hati-hati dan dinilai secara normal atau abnormal. Seringkali, dokter menggunakan secara cepat pendekatan superfisial pada kulit dimana mereka tidak memakainya untuk organ lain yang mereka periksa (Tabel 4-6).

TABEL 4-6

Sepuluh Tanda dan Pitfallsdalam Diagnosis Dermatologi

 Pendekatan dan evaluasi dengan penuh kesabaran dan teliti.

 Hati-hati untuk menerima dengan segera (snap), menyingkirkan (curbside) atau doorway

diagnosis.

 Pemeriksaan menyeluruh permukaan mukokutaneus demikian pula pada rambut dan

(20)

 Tahi lalat yang baru atau yang mengalami perubahan harus dievaluasi dengan hati-hati.  Jangan memindahkan jaringan tanpa mengirim sebagian jaringan untuk pemeriksaan

histologik.

 Jika temuan dermatopatologik tidak konsisten dengan kesan klinis, lakukan biopsi

lainnya.

 Jika terpaksa harus memilih antara ketidaksesuaian kesan klinis dan patologis, ikuti

petunjuk klinis (secara hati-hati).

 Pruritus generalisata lebih dari satu bulan harus dilakukan pemeriksaan sistemik lengkap.  Temuan rashyang nonspesifik mungkin hanya kamuflase kelainan yang spesifik.

 Erupsi yang diinduksi obat dapat menyerupai sebagian besar kelainan kulit.

 Hati-hati dengan diagnosis atipik. Atipik ini mungkin tipikal bagi seseorang yang telah

melihat sebelumnya.

 Pertimbangkan seluruh kemungkinan alasan sebelum membuat diagnosis dari kelainan

yang tidak wajar.

Lewis Thomas pernah berkata ”Pengobatan tidak lagi mengandalkan tangan, tapi lebih banyak membaca tanda-tanda dari mesin.” Dalam dermatologi, tidak ada yang dapat menggantikan kemampuan tangan, dan dokter mendapat kepuasan dengan membaca tanda-tanda bukan dari mesin, tapi dari pasien.

Gambar

Gambar 4-13 Poikiloderma
Gambar 4-15 Striae
Gambar 4-18 Makula
Gambar 4-21 Eritroderma
+7

Referensi

Dokumen terkait

Fibroplasia adalah suatu proses proliferasi fibroblas, migrasi fibrin clot ke daerah luka, dan produksi dari kolagen baru dan matriks protein lainnya, yang

disebabkan oleh balutan yang tidak lembab. Warna dasar luka merah artinya jaringan granulasi dengan vaskulerisasi yang baik dan memiliki kecendrungan mudah berdarah. Warna

Dermis terdiri dari kelenjar ekrin dan apokrin, folikel rambut, pembuluh darah, syaraf dan jaringan halus dari serabut-serabut kolagen, serat-serat elastin

jaringan ikat padat terdapat didalam dermis kulit, kapsul berbagai organ dan daerah yang memerlukan penyokong yang kuat dan jaringan ikat padat teratur terdapat serat-serat

(b) pada daerah portal ditemukan proliferasi saluran empedu yang dikelilingi oleh jaringan kolagen (panah hitam), (c) pada jaringan liver nekrosis ditemukan potongan sagital

Terdapat perbedaan pada persentase luas penyembuhan luka, waktu epitelisasi, dan peningkatan serabut kolagen pada jaringan kulit paska luka bakar dengan pemberian gel

Stratum papilae merupakan bagian utama di papila dermis yang terdiri atas jaringan ikat longgar, serabut kolagen, fibroblast, dan sel jaringan ikat lain yang terbanyak adalah sel

Striae gravidarum terbentuk akibat tidak mampunya lapisan dalam kulit atau dermis yang terdiri dari serat- serat elastis yang disebut elastin atau kolagen untuk menyesuaikan diri dengan