• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lukman Hakim Bab II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Lukman Hakim Bab II"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Klasifikasi Ikan Gabus

Menurut Kristianto Channa striata dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Klasifikasi ikan gabus (Channa striata) Kerajaan: Animalia

Filum : Chordata Kelas : Actinopterygii Ordo : Perciformes Famili : Channidae Genus : Channa

Spesies : Channa striata

Gambar 1. Ikan gabus (Channa striata)

(2)

Ikan gabus bersifat karnivora dengan karakter fisik memilki bentuk tubuh hampir bulat, panjang dan makin belakang berbentuk pipih seperti ular (head snake) warna tubuh pada bagian punggung hijau kehitaman dan bagian perut berwarna krem atau putih. Sirip ikan gabus tidak memilki jari-jari yang keras, mempunyai sirip punggung dan sirip anal yang panjang dan lebar, sirip ekor berbentuk setengah lingkaran.

2. Komponen Bioaktif Ikan Gabus

Channa strriata diketahui mengandung senyawa-senyawa penting yang berguna bagi tubuh. Diantaranya asam lemak, protein dan beberapa mineral. Asam lemak yang paling melimpah pada ektrak minyak ikan gabus adalah asam arakidonat (AA) (Shafri MA, 2012), asam lemak esensial yang ada di ikan gabus seperti Omega 3 dapat membantu dalam penyembuhan luka. Ekstrak ikan gabus dalam 100 ml mengandung sumber 3.36±0,29 g protein, 2,17± 0,14 g albumin, 0,77± 0,66 g total lemak; 0,07±0,02 g total glukosa , 3,34± 0,8 mg Zinc ; 2,34 ± 0,98 mg Cu dan 0,20 ± 0,09 mg Fe (Mustafa, 2012).

Asam arakidonat termasuk PUFA (Poly unsaturated fatty acid) yang merupakan prekusor dari pembentukan prostaglandin (mediator-mediator inflamasi), dan prekusor dari NO (Nitric oxcid) pada proses inflamasi meningkatkan aktifitas dari COX enzymes dan meningkatkan pelepasan mediator-mediator inflamasi. Menurut Gould, Aktivitas iNOS (Inducible Nitric oxcid synthase) pada 24 jam pertama terjadi peningkatan aktivitas penyembuhan pada daerah subkutan. (Gould,dkk, 2008)

(3)

Dalam ikan gabus terdapat mineral yang tinggi yaitu berupa seng (Zn). Fungsi dari seng adalah berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan merupakan mediator potensial pertahanan tubuh terhadap infeksi, selain itu seng juga berperan dalam berbagai fungsi organ. Seng juga bertindak sebagai kofaktor dalam banyak enzim metabolik serta epitalisasi dan kekuatannya (Setyawati, 2011).

Tabel 2. Kandungan Zn dari Ikan gabus dan makanan lain (mg/100g) (Mustafa, 2012)

Sumber Jumlah Zinc

Ekstrak Channa striata 3.34

Tuna 1.6

Telur ayam 1.5

Komponen Zn pada ekstrak ikan gabus (Channa striata) relatif tinggi dibandingkan dengan sumber makanan lain (Tabel.3). Di dalam plasma darah komponen Zn 100 mg/100ml, kekurangan Zn dapat mempengaruhi sistem imun tubuh, bila mengalami defisiensi Zn dalam tubuh, maka terjadi penurunan fungsi sel lymfosit T, sel lymfosit B, reaksi hipersensitivitas, fagositosis, dan produksi sitokin. Zinc pada dosis 15-30 mg sehari untuk manusia aksinya diperlukan untuk sintesis DNA, dan sintesis protein (Douglas, 2003). TNF-α,IL-1 β meningkat signifikan pada mencit dengan dosis 500µg/g zinc dengan dibandingkan dengan yang kekurangan zinc dan yang dalam dosis besar, terbukti berefek pada fase inflamasi dari penyembuhan luka (Mega, 2014).

(4)

respon ini adalah aktivasi fase akut melalui sitokin seperti IL-6 dan IL-1b (Lippert, 2002).

Suplemen EPA/DHA bisa meningkatkan asam lemak dalam plasma dan dapat memproduksi mediator-mediator inflamasi yang meregulasi proses inflamasi (Nancy, 2011).

Tabel 3. Komponen Asam lemak dalam ekstrak ikan Gabus (Channa striata) (Shafri

MA, 2012)

Proses penyembuhan luka terjadi dalam beberapa fase atau tahapan. Menurut Dubay dan Franz (2003), tahapan proses penyembuhan luka adalah fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodeling jaringan. a. Fase inflamasi (peradangan)

(5)

biologis lain seperti pengaktifan komplemen kinin, kaskade pembekuan, dan pembentukan plasmin. Keadaan ini memperkuat sinyal dari daerah terluka, yang tidak saja mengaktifkan pembentukan bekuan yang menyangkut akan tepi luka tetapi juga akumulasi dari beberapa mitogen dan menarik zat kimia ke daerah luka.

Pembentukan kinin dan prostaglandin menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah di daerah luka. Hal ini menyebabkan edema dan kemudian menimbulkan pembengkakan dan nyeri pada awal terjadinya luka. Polimorfonuklear (PMN) adalah sel pertama yang menuju ke tempat terjadinya luka. Jumlahnya meningkat cepat dan mencapai puncaknya pada 24-28 jam. Fungsi utama PMN adalah memfagositosis bakteri yang masuk ke area perlukaan. Bila tidak terjadi infeksi, sel-sel PMN berumur pendek dan jumlahnya menurun dengan cepat setelah hari ketiga (Triyono, 2005).

(6)

b. Fase Proliferasi

Fase proliferasi ini berlangsung dari hari ke-5 sampai ke-20 setelah pembedahan. Fase proliferasi ditandai dengan pembentukan jaringan granulasi pada luka. Jaringan granulasi merupakan kombinasi dari elemen seluler termasuk fibroblas dan sel inflamasi, yang bersamaan dengan timbulnya kapiler baru tertanam dalam jaringan longga ekstra seluler dari matriks kolagen, fibronektin, dan asam hialuronik. Menurut Prasetyono (2009), pada fase proliferasi ini terjadi kegiatan angiogenesis, re-epitelisasi, dan proliferasi fibroblas (fibroplasi). Angiogenesis merupakan proses kompleks pembentukan pembuluh kapiler baru di dalam luka dan mempunyai arti penting pada tahap proliferasi penyembuhan luka. Jaringan vaskuler yang melakukan invasi ke dalam luka merupakan suatu respon untuk memberikan oksigen dan nutrisi yang cukup di daerah luka, karena biasanya pada daerah luka terdapat keadaan hipoksia dan turunnya tekanan oksigen.

(7)

Proses selanjutnya adalah epitelisasi, dimana fibroblas mengeluarkan keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal. Keratinisasi dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang menutupi permukaan luka, dengan sintesa kolagen oleh fibroblas, pembentukan lapisan dermis ini akan disempurnakan kualitasnya dengan mengatur keseimbangan jaringan granulasi dan dermis. Fibroblas akan mengubah strukturnya menjadi myofibroblas yang mempunyai kapasitas melakukan kontraksi pada jaringan baru untuk membantu penutupan luka. Fungsi kontraksi akan lebih menonjol pada luka yang ekstrim dibandingkan dengan luka biasa (Kumar dkk, 2005) fase proliferasi akan berakhir jika epitel dermis dan lapisan kolagen telah terbentuk serta jumlah fibroblas mengalami penurunan (Dubay dan Franz, 2003).

c. Fase Maturasi

(8)

4. Peran fibroblas dalam penyembuhan luka

Fibroblas merupakan sel dominan yang terdapat pada jaringan ikat, berbentuk pipih, panjang, fusiform, nukleusnya berbentuk ovoid, bersifat basophil, dan berada paralel pada serabut kolagen. Bentuk nucleus fibroblas yang panjang dapat terlihat jelas pada preparat histologik tetapi batas dinding selnya tidak terlihat jelas karena keadaan fibroblas yang menjadi inaktif, dengan sitoplasma eosinofilik seperti kolagen yang berada di sekitarnya. Fibroblas akan terlihat jelas apabila menggunakan pewarnaan Hematoxylin Eosin (HE) (Fawcett, 2002). Fibroblas merupakan sel induk yang berperan membentuk dan meletakkan serat-serat dalam matrik, terutama serat kolagen. Sel ini mensekresi molekul tropokolagen kecil yang bergabung dalam substansi dasar membentuk serat kolagen. Fungsi utama fibroblas adalah menjaga keutuhan serabut kolagen dan komponen lain di dalam jaringan ikat (Widita, 2007).

Fibroblas jarang ditemukan pada keadaan normal, tetapi apabila ada perlukaan fibroblas akan menjadi lebih aktif. Aktivitas fibroblas ditunjukkan dengan adanya matriks ekstraseluler yang berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Ketika penyembuhan luka berlangsung, fibroblas akan menjadi lebih besar dan lebih basophil. Perubahan gambaran mikroskopis fibroblas merupakan hasil aktivitas sitokin dan faktor penyembuhan luka. Fibroblas lebih aktif mensintesis komponen matriks sebagai respon terhadap luka dengan berproliferasi dan peningkatan fibrinogenesis. Oleh sebab itu, fibroblas menjadi agen utama dalam proses penyembuhan luka (Fawcett, 2002).

(9)

pertumbuhan yang dihasilkan oleh jaringan granulasi yang terbentuk selama proses inflamasi (Kumar dkk, 2005).

Enoch dan Hardin (2003) menyebutkan bahwa proliferasi fibroblas secara alami distimuasi oleh interleukin-Ib (IL-IB), platelet derived growth factor (PDGF), dan fibroblast growth factor (FGF). Migrasi dan peningkatan proliferasi fibroblas di daerah jejas akan meningkatkan sintesis kolagen dan fibronektin, serta deposisi matriks ekstraseluller. Proses penyembuhan luka sangat dipengaruhi oleh peranan migrasi dan proliferasi fibroblas pada area perlukaan (Kumar dkk, 2005).

Pada tahap selanjutnya terjadi penurunan proliferasi sel endotel dan sel fibroblas, namun fibroblas menjadi lebih progresif dalam mensintesis kolagen dan fibronektin sehingga meningkatkan jumlah matriks ekstraseluler yang berkurang selama inflamasi. Selain TGF-, beberapa faktor pertumbuhan lain yang ikut mengatur proliferasi fibroblas juga membantu menstimulasi sintesis matriks ekstraseluler. Sintesis kolagen oleh fibroblas dimulai relatif awal pada proses penyembuhan (hari ke 3-5) dan berlanjut terus sampai beberapa minggu tergantung ukuran luka (Kumar dkk, 2005).

(10)

Menurut Purnami (2003), sintesis kolagen oleh fibroblas mencapai puncaknya pada hari ke-5 sampai ke-7. Proses sintesis ini banyak bergantung pada vaskularisasi dan perfusi di daerah lunak, dan mencapai hasil optimal dalam lingkungan yang sedikit asam. Jadi, pada saat jaringan mengalami perlukaan, maka fibroblas yang akan segera bermigrasi kea rah luka, berproliferasi dan memproduksi matriks kolagen dalam jumlah besar yang akan membantu mengisolasi dan memperbaiki jaringan yang rusak.

5. Bioplacenton

Bioplacenton merupakan sebuah obat topikal berbentuk gel yang dikemas dalam tube. Bioplacenton memiliki kandungan neomisin sulfat 0,5% dan ekstrak plasenta 10%. Ekstrak plasenta yang terdapat pada bahan ini dapat menstimulasi terjadinya regenerasi sel (Sinta, 2010). Ekstrak plasenta meningkatkan sintesis kolagen, meningkatkan protein jaringan, mempercepat neoangiogenesis, dan epitelisasi. Ekstrak Plasenta memiliki efek immunotropic dan memiliki faktor pertumbuhan EGF, fibroblast. Menginduksi pembentukan fibroblast serta mengurangi inflamasi dan edema pada jaringan yang luka (Navadiya, 2012).

Gambar

Gambar 1. Ikan gabus (Channa striata)
Tabel 2. Kandungan Zn dari Ikan gabus dan makanan lain (mg/100g)
Tabel 3. Komponen Asam lemak dalam ekstrak ikan Gabus (Channa striata) (Shafri

Referensi

Dokumen terkait

Selama fase koagulasi, berbagai enzim dan proenzim berinteraksi.Aktivasi pada satu proenzim umumnya membentuk suatu enzim yang mengaktivasi suatu proenzim kedua dan

Pada fase proliferasi fibroblast adalah merupakan elemen sintetik utama dalam proses perbaikan dan berpera dalam prosuksi struktur protein yang digunakan selama rekontruksi

(2006) menambahkan bahwa pertambahan panjang cangkang kerang Totok (Geloina sp.) sangat cepat terjadi pada individu yang masih dalam fase usia muda, cangkang

fase TKF d sampai te temperatur menjadi TK dapat terben dan memili memiliki de pada β -TK terbentuk p dikenal lebi hidroksiapa kemampuan dibandingka Selain itu, k

Prinsip kerjanya mencari beda fase dari echo signal yang diterima oleh dua belahan transducer (port- starboard phase pulse, dan fore-aft phase pulse), selain dapat mengukur in

Pemajanan zat agensia teratogenik yang bersifat kolagenase misalnya enzim bromelin dari buah nanas (Ananas comosus) juga berakibat pada terjadinya degradasi kolagen

Fase ini disebut juga fase pengendapan maksimal, karena telah terjadi agregasi atau pembentukan rouleaux atau dengan kata lain partikel- partikel eritrosit menjadi lebih besar

Glowing cobustion menandakan proses oksidasi bahan padat hasil pembakaran yang terbentuk pada fase sebelumnya Fase pembakaran ini terjadi ketika tidak lagi tersedia