• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN

PUSTAKA

2.1 Kalsium Fosfat

Senyawa kalsium fosfat merupa-kan komponen utama pada mineral tulang. Senyawa kalsium fosfat sintetik diperoleh dengan mencampurkan prekursor kalsium dan fosfat dengan berbagai metode. Kalsium fosfat merupakan keramik yang memiliki ikatan kovalen atau ionik. Senyawa kalsium fosfat tidak memiliki muatan bebas sehingga memiliki sifat listrik yang rendah. Dalam berbagai penelitian kalsium fosfat sintetik berhasil diperoleh dalam berbagai macam fase. Perbedaan fase kalsium fosfat dapat digunakan dalam medis tergantung pada bioaktivitas atau kemampuan penyerapan material yang diperlukan.4

Daftar kalsium fosfat yang sering digunakan pada bidang medis dapat dilihat pada Tabel 1. (halaman 4). Biomaterial untuk implantasi tulang menggunakan senyawa kalsium fosfat yang memiliki kekuatan tinggi. Meninjau sifat tersebut, HAp merupakan senyawa apatit yang banyak digunakan dibidang ortopedik.4 Kombinasi beberapa fase

kalsium fosfat dapat dilakukan untuk menghasilkan biomaterial yang optimum dan dapat mempercepat proses

remodelling. HAp memiliki stabilitas

yang tinggi. Pada penggunaannya HAp dimodifikasi dengan menambahkan fase kalsium fosfat lain yang memiliki kelarutan yang tinggi bertujuan untuk menghasilkan bagian yang dapat ter-degradasi selama remodelling tulang. Fase senyawa kalsium fosfat yang mudah terserap adalah Trikalsium Fosfat (TKF) dan Apatit Karbonat (AK).5

Tabel 1. Jenis-jenis senyawa kalsium fosfat.

2.1.1 Hidroksiapatit

Hidroksiapatit merupakan mineral alami yang berupa kalsium apatit, dengan rumus kimia Ca10(PO4)6(OH)2.

Hidroksi-apatit mempunyai bentuk struktur heksagonal, dengan fasa kristal dari senyawa kalsium fosfat yang stabil, dengan parameter kisi: a = b = 9,433Å, c = 6,875Å, serta rasio Ca/P = 1,67.6

Hidroksiapatit merupakan komponen utama dari tulang dan gigi, hal ini dikarenakan sifat - sifat ion kalsium (Ca2+) pada hidroksiapatit dapat

mengubah ion-ion logam berat yang beracun dan memiliki kemampuan yang cukup baik dalam menyerap unsur-unsur kimia organik dalam tubuh.7 Sifat-sifat

yang menonjol dari hidroksiapatit adalah mudah terserap tulang (resorpsi), bioaktif, tidak korosi, tahan aus, dan biokompatibilitas yang tinggi. Bioaktif merupakan kemampuan suatu bahan untuk merangsang pertumbuhan tulang baru disekitar implan. Biokompatibilitas suatu bahan merupakan kemampuan ber-tahan terhadap korosi terhadap efek toksin yang dihasilkan korosi dan kemampuan bertahan terhadap perubahan selama pemakaian bahan di lingkungan tubuh dan tidak menimbulkan Nama mineral Nama kimia Rumus kimia Ca : P

(rasio molar)

Monetite Dikalsium fosfat CaHPO4 1,00 (DKF)

Brushite Dikalsium fosfat CaHPO4.2H2O 1,00 dihidrat (DKFD) Whitlockite Oktakalsium fosfat Ca8H2(PO4)6.5H2O 1,33 (OKF ) Trikalsium fosfat Ca3(PO4)2 1,50 (TKF) Hidroksiapatit Hidroksiapatit (HA) Ca10(PO4)6(OH)2 1,67 Hillinstockite Tetrakalsium Fosfat Ca4P2O9 2,00 (TTCP)

(2)

penolakan tetapi terd hidroksiapa patah. Hal dalam desa Gam struktur kr sel terdiri rombik. Te yaitu pada tengah inv muka verti ditunjukan atom O berwarna b oleh lingka kristal hidr atom Ca y sel yang lokasi dari mempunya lingkaran sebagai ato dan puncak yang bera Masing-ma Ca dari Ca atom Ca d pada atom pada setiap Atom Ca2 normal pad sebesar 60˚ Gambar 1. 2.1.2 Trika Rum Ca3(PO4)2. polimorf: α dari jaring dapat kelem atit yaitu g ini dapat ain.8 mbar 1. men ristal hidrok atas 2 subs erdapat 2 kac z = ¼ dan versi letakny

kal dari setia oleh lingkar ditunjukan biru dan at aran berwarn roksiapatit m yaitu Ca1 da mempunyai i atom Ca. P ai 3 pusat abu-abu m om enantiom k dihitung ½ ada ditengah asing subsel a1 serta ter dari satu un Ca2 dikelilin p unit sel mem 2 ini memb da sumbu c d

˚.

Struktur hid unit sel tamp

alsium Fosfa mus kimia TKF m α, β, γ dan s gan tubuh. mahan pada getas, dan m menjadi k nunjukan un ksiapatit. Pad el prisma se ca datar hori z = ¾ dan b ya disetiap t ap subsel. A ran berwarna oleh ling tom P ditun na merah. U mempunyai 2 an Ca 2. Tia i perbedaan Pada setiap t. Pada g ewakili ato mer. Ca pada Ca, sedangk h dihitung memiliki 2 rdapat lebih nit sel. Seda ngi oleh 6 at miliki 6 atom bentuk 2 se dengan sudut droksiapatit pak samping at TKF memiliki super- α. Po Akan a sifat mudah kendala nit sel da unit egitiga izontal bidang tengah Atom C a hijau, gkaran njukan Unit sel 2 jenis ap unit pada subsel gambar m Ca a dasar kan Ca 1 Ca. 2 atom dari 4 angkan tom O, m Ca2. egitiga t rotasi g.9 adalah empat olimorf super- α da sekitar 150 diperoleh p TKF mem dengan pa b = 27,728Å memiliki st unit sel me dan c = 37 memiliki heksagonal. dengan m peratur ting untuk meng terbentuk. fase TKF d sampai te temperatur menjadi TK dapat terben dan memili memiliki de pada β-TK terbentuk p dikenal lebi hidroksiapa kemampuan dibandingka Selain itu, k meningkatn keperluan biodegradab yang tinggi untuk mater 2.1.3 Apati Mayo pada apatit [(Ca, Na, M CO3)]. Pad sintetik tela fosfat yang Terbentukn yaitu deng dalam form menggantik membentuk jika mengg apatit karbo kisi untuk T 19,10 Å d parameter k 9,309 Å da apat diamati 00 ºC. Polim pada TKF a miliki struk arameter kis Å dan c = 1 truktur rhom emiliki ukur 7,3775Å.10 S plot yang . Sintesis memberikan ggi. Pemanas ghilangkan Termperatu diatas 1000ºC ermperatur tersebut KF pada fase ntuk pada te iki titik leleh ensitas yang KF. β - T pada sistem ih mudah lar atit, tetapi n kelarutan an dengan k kelarutannya nya temp medis TKF bel, bioakti . Material in rial implan tu it Karbonat oritas apati biologi adal Mg)5 (HPO4, da penelitian ah diperoleh g sesuai deng nya apatit gan menam mulasi HAp kan posisi k apatit karb gantikan posi onat tipe B. U Tipe A adalah dan c = 6 kisi untuk T an c = 6,92 pada termp morf yang adalah α dan ktur mono si a = 12,8 15,219 Å. β mbohedral d ran a = 10,4 Struktur β sama d TKF dilak perlakuan san ini diper

semua OH -ur pemben C. β - TKF 1125ºC. D sampai 14 e α. Super- α ermperatur 14 h 1756ºC, α lebih renda TKF tidak m cair. β -

rut dari pada diatas pH nnya lebih alsium fosfa a menurun d peratur. U F memiliki if dan kela ni dapat digu ulang.10 (AK) it yang ter lah apatit kar PO4 , CO3 )3 n kalsium fase-fase ka gan apatit bi karbonat si mbahkan kar . Karbonat OH- pada bonat tipe A isi (PO4)3- d Ukuran para h a = 9,529 Å 6,860 Å. U Tipe B nila 7 Å.11 Kem peratur sering n β. α -oklinik 87Å, -TKF dengan 439 Å TKF dengan kukan tem-rlukan yang ntukan stabil Diatas 430ºC α TKF 430ºC α-TKF ah dari dapat TKF a oksi-= 6 kecil at lain. dengan Untuk sifat arutan unakan rdapat rbonat 3 (OH, fosfat alsium iologi. intetik rbonat dapat HAp A dan disebut ameter Å, b = Ukuran ai a = mapuan

(3)

karbonat untuk membentuk apatit karbonat tipe B lebih mudah dibandingkan dengan membentuk apatit karbonat tipe A. Hal ini terjadi karena OH- pada HAp membutuhkan energi

yang lebih besar untuk lepas dari pada (PO4)3-. Apatit karbonat tipe-A dapat

dibentuk pada termperatur yang tinggi dan mayoritas apatit tipe-B karbonat dapat dibentuk pada termperatur rendah.11

2.3 Hidroksiapatit Berpori

Melloning12 menyebutkan

hidrok-siapatit berpori yaitu hidrokhidrok-siapatit yang memiliki sifat biokompatibilitas, mikro-kristal dengan ukuran 190 - 230 mikron dari struktur berpori yang memungkin-kan pembuluh darah dan jaringan ikat masuk diantara pori–pori sehingga dapat merangsang pertumbuhan tulang. Hi-droksiapatit berpori ini digunakan pada tulang yang tidak menopang beban karena memiliki kekuatan yang rendah. Ukuran porositas dari partikel hidroksi-apatit mempunyai peranan penting pada proses pertumbuhan tulang, melalui pori cairan dari jaringan ikat masuk ke-permukaan. Carranza13 menyebutkan

ukuran pori kurang dari 10 mikron akan menghalangi pertumbuhan sel, 15-50 mikron dapat merangsang pertumbuhan fibrovaskuler, 50-150 mikron dapat menghasilkan pembentukan osteoid dan pada ukuran > 150 mikron memung-kinkan terjadinya mineralisasi. Hidroksi-apatit berpori dibuat untuk mening-katkan pembentukan ikatan yang kuat antara implan dan tulang.

Sebagian besar penelitian pada implantasi hidroksiapatit berpori me-nunjukkan bahwa tingkat infiltrasi jaringan di pori - pori dan pembentukan tulang baru sangat tergantung pada karakteristik pori seperti porositas, ukuran pori, distribusi ukuran pori dan bentuk pori.14 Hulbert et al15 menyatakan

bahwa pori - pori minimum dengan ukuran 100 mikrometer diperlukan untuk bahan implan berpori untuk dapat berfungsi dengan baik. Pada bahan in vivo selalu diberi tekanan mekanis seperti kompresi, tegangan dan torsi.

Oleh sebab itu, materi harus memiliki bentuk dengan porositas yang cukup.16

Salah satu tantangan di bidang teknik jaringan tulang adalah mengem-bangkan hidroksiapatit berpori, yang dapat menyerupai bentuk biologis alami dengan pencocokan sifat mekanik dari keadaan sekitar jaringan. Hidroksiapatit berpori yang cocok pada tulang memiliki porositas diantara 35% sampai 75%. Porositas yang terbentuk dapat mem-bantu sel untuk dapat berkembang biak dan perlahan - lahan terbentuk sebagai jaringan. Dalam pembentukan tulang yang baru, jaringan ikat dan pembuluh darah dapat tumbuh pada pori diantara implan dan tulang dengan ukuran pori minimal 100 mikrometer. Kondisi ini diperlukan untuk sekelompok seluler dan ekstraseluler komponen vassels tulang dan darah. Ukuran pori yang lebih besar dari pada 200 pm diharapkan efektif pada

osteoconduction.16

Hidroksiapatit berpori dalam kedokteran digunakan dalam aplikasi pada pengisian rongga osseous untuk meningkatkan biokompatibilitas implan. Hidroksiapatit berpori diharapkan mam- pu menyerupai tulang alami, tidak hanya mampu dalam pertumbuhan tulang tetapi juga membentuk permukaan yang lebih baik antara tulang dan implan.17

2.4 Lilin Lebah

Sarang lebah merupakan koloni bangunan unik dari bahan "malam" atau lilin dengan penghuni ± 30.000 ekor lebah. Koloni lebah ini dibentuk dari lilin sebagai bahan utama dan diperkuat dengan bahan perekat yang disebut propolis. Lilin lebah dibentuk melalui proses kimia dengan madu sebagai bahan baku. Dalam pembuatan satu kilogram lilin diperlukan empat kilogram madu. Lilin lebah juga disebut lilin putih (Cera alba) dan lilin kuning

(Cera jlava) adalah lilin yang

dihasilkan oleh lebah madu dari sisiran sarangnya. Lilin atau "malam" adalah ester yang terbentuk dari asam lemak dengan alkohol monohidrat rantai panjang. Oleh karena itu, lilin yang dihasilkan merupakan bahan padat yang

(4)

mernpunyai titik lebur agak tinggi (35 – 100) 0C. Lilin lebah (bee wax) sebagian

besar tersusun atas ester seril miristat yang mernpunyai rumus molekul C13H27CO2C26H53.18

Lilin lebah mengandung carnpuran senyawa kimia organik yang sangat kompleks, terdiri dari 12-14% hidro-karbon rantai lurus dengan jumlah atom karbon sebanyak 20 sampai dengan 23. Total komponen ester sebesar 64% mengandung 35% monoester, 14% diester dan 3% triester. Sisanya berupa monohidroksi dan poliester yang jumlahnya berturut-turut sebesar 4 dan 8%. Komposisi lilin lebah terdiri dari miristil palmitat, serotat, dan asam homolog, dengan sejumlah kecil hidro-karbon, ester kolesterol dan seril alkohol.Titik leleh liIin lebah murni berkisar antara 61-69 0C, indeks bias 1,44 konstanta dielektrik 2,9 dan densitas sebesar 0,96 pada suhu 20 0C. Lilin lebah

tidak larut dalam air tetapi sedikit larut dalam alkohol dingin.18

2.5 X-Ray Diffraction (XRD)

Karakterisasi dengan X - Ray

Diffraction (XRD) dilakukan untuk

mengidentifikasi adanya struktur Kristal, nilai parameter kisi dan derajat kristalinitas. Sinar-X dihasilkan dalam tabung sinar katoda dengan memanaskan filamen untuk menghasilkan elektron dan mempercepat elektron menuju bahan dengan menerapkan tegangan. Ketika elektron memiliki energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron pada kulit bahan akan menghasilkan karakteristik spektrum sinar-X. Spektrum ini terdiri dari beberapa komponen, yang paling umum K ,Kα , dan Kβ. Panjang

gelombang spesifik karakteristik dari bahan target (Cu, Fe, Mo, Cr) penyaringan dengan foil atau

monochro-meters kristal diperlukan untuk

menghasilkan monokromatik sinar-X. Sampel dan detektor diputar dihasilkan intensitas sinar-X. Ketika geometri sinar-X menimpa sampel akan memenuhi persamaan Bragg, interferensi konstruktif terjadi dan puncak intensitas terjadi. Catatan detektor A dan proses ini

sinyal sinar-X mengkonversi sinyal ke tingkat hitungan yang kemudian menghasilkan output ke perangkat seperti printer atau monitor komputer. Geometri dari difraksi sinar-X menyebabkan sampel berputar di jalur sinar-X

collimated pada sudut θ sedangkan

detektor sinar-X terpasang pada lengan untuk mengumpulkan difraksi sinar-X dan berputar pada sudut 2 θ. Instrumen yang digunakan untuk mempertahankan sudut dan memutar sampel disebut gonio-meter. Untuk pola dalam bentuk padat, data dikumpulkan pada 2θ yaitu 10° sampai 80°, sudut yang telah ditetapkan di X-ray scan.19

Informasi hasil pola difraksi sinar-X meliputi posisi puncak dan intensitas. Posisi puncak mengindikasikan struktur kristal dan identifikasi fase yang ada di bahan tersebut, sedangkan intensitas menunjukkan total hamburan balik dari masing-masing bidang dalam struktur Kristal.19

Pada tahun 1912 fisikawan Max Von Laue menyatakan bahwa sebuah benda padat yang mengkristal, terdiri dari susunan teratur dari atom-atom, yang dapat membentuk sebuah” kisi difraksi” berdimensi tiga alami untuk sinar X.20

Metode difraksi sinar-X yaitu seberkas sinar X yang dikolimasikan, yang pan-jang gelombangnya terdistribusi secarah kontinu jatuh pada kristal dengan sudut tertentu dan berkas-berkas itu akan berinterferensi konstruktif jika jarak ekstra yang ditempuh berkas 1 lebih besar dari berkas 2 sebesar kelipatan bilangan bulat λ.20 Jarak ekstra ini = 2d

sin θ (Gambar 2). Dengan demikian interferensi konstruktif akan terjadi, mengikuti persamaan Bragg yaitu :

2d sin θ = n λ……...(1) Pada persamaan, d merupakan jarak antar bidang, λ merupakan panjang gelombang sinar-X Cu Kα , θ merupakan

sudut hamburan , dan n merupakanorde difraksi. Sinar-X dapat didifraksikan dari bidang-bidang yang berbeda dengan sudut berbeda di dalam kristal. Berda-sarkan teori difraksi, sudut difraksi bergantung kepada lebar celah kisi,

(5)

sehingga m sedangkan dari banyak orientasi y difraksi dap Gambar 2. Para diketahui m yaitu deng 2 2 3 4 1 h d ⎜⎜ ⎛ + = Dari telah dilak meter kisi = b=9.423Å h, k, l mer hitungan u maan Sche ………… λ adalah p adalah har atau FWHM dari difrak difraksi da Kristal yait gelombang XRD yaitu 2.6 Scan (SEM Kara Electron M untuk men (tekstur), membentuk mempengaru intensitas c knya kisi kri yang sama. pat dilihat pa Skema terja oleh kisi k ameter kisi h memiliki siste gan menggu 2 2 2 2 c l a k hk + ⎟⎟ ⎠ ⎞ + + . pengukuran kukan, diket kristal hidro Å dan c = 6. rupakan ind ukuran krist rrer yaitu: ……... anjang gelom rga lebar set

M (full width ksi skala 2θ an c adalah tu 0.94, serta g yang digu u 1,54056 nm ning Elect M) akterisasi d Microscope ngetahui mo dan struktu k sampel. B uhi pola di cahaya berga istal yang me Skema terja ada Gambar adinya difrak kristal.20 hidroksiapati em heksagon unakan persa ... n penelitian tahui bahwa oksiapatit ad .875 Å, seda deks bidang. tal dengan ...……... mbang sinar tengah maks h at half max θ, θ adalah konstanta v a adalah pa unakan pad m.20 tron Micro dengan Sca (SEM) dila orfologi ek ur kristal Bidang mula ifraksi, antung emiliki adinya 2. ksi t telah nal, amaan: ...(2) n yang a para-dalah a angkan . Per- persa-...(3) r-X, β simum ximum) sudut variasi anjang da alat oscope anning akukan sternal yang ai dari kira-kira 1 perbesaran sekitar 30.0 sampai 100 SEM a (electron g sejumlah be hilang men monokroma electron ( backscatter untuk mene ( sinar-X k untuk anali sinar), cah scence - C electron d biasanya d sampel, se dalam mor sampel seda berperan d multifasa. konstruktif, interaksi el hilangnya memungkin bahan-baha Prinsip kerj Gambar 3. S s Gamba Persi SEM tergan data yang d sampel yan dan beberap isolasi. K isolasi dila An Electr Scanning Gene Signal D Chat Tube Video A cm sampai 5 mulai dar 000 X, resolu 0 nm.21 Prin adalah pem gun) dalam esar energi k nghasilkan p atis diantaran BSE ) , dif red (EBSD) entukan struk karakteristik isis unsur d haya tampa CL), dan p dan backsc digunakan u econdary e rfologi dan angkan elect dalam kontra Analisis sinar-X yan lektron tidak volume s nkan untuk an yang sam

rja SEM ini Skema SEM ar 3. Skema apan samp ntung pada dibutuhkan. ng akan masu pa akomoda ebanyakan apisi denga node on Gun erator Detektor tode Ray e Amplifier 5 mikron d ri 20X me usi spasial d nsipnya kerja mercepat ele SEM mem kinetik, ener pancaran ele nya backsca iffraction ele yang digu ktur Kristal, k yang digu dan kontinu ak (cahodlu panas. Seco cattered ele untuk penc electron ber n topografi tronbacksca as dalam sa SEM dian ng dihasilkan k meng-akib ampel, seh k meng-an ma berulang diperjelas M. kerja SEM.2 pel untuk an sifat sampe Persiapan ak uk ke ruang si elektrik s elektrik sa an lapisan First Conde Lens Final Conde Lens Specim dengan enjadi dari 50 a dari ektron mbawa rgi ini ektron attered ectron unakan foton unakan m X- umine-ondary ectron citraan rperan pada attered ampel nggap n oleh batkan hingga nalisis kali.21 pada 21 nalisis el dan kuisisi SEM ampel ampel tipis, ensor ensor men

(6)

bahan yang digunakan umumnya karbon, emas, atau logam lainnya. Pemilihan material untuk lapisan konduktif ter-gantung pada data yang akan diper-oleh.21

2.7 Spektroskopi Fourier Transform

Infrared (FTIR)

FTIR merupakan salah satu teknik spektroskopi inframerah yang dapat mengidentifikasi kandungan gugus kompleks dalam senyawa kalsium fosfat, tetapi tidak dapat digunakan untuk menentukan unsur - unsur penyusunnya. Pada spektroskopi inframerah, spektrum inframerah terletak pada daerah dengan panjang gelombang mulai dari 0,75 sampai 1000 μm atau bilangan gelombang dari 1300 sampai 1 cm-1. Dilihat dari segi aplikasi dan instru-mentasi, spektrum inframerah dibagi ke dalam tiga jenis radiasi yaitu inframerah dekat (bilangan gelombang 12800–4000 cm-1), inframerah pertengahan (bilangan

gelombang 4000–200 cm-1), dan

inframerah jauh (bilangan gelombang 200–10 cm-1). FTIR termasuk ke dalam

kategori radiasi inframerah pertengahan (bilangan gelombang 4000–200 cm-1).22

Plot antara persentase transmitansi dengan bilangan gelombang akan menghasilkan spektrum inframerah dan setiap tipe ikatan yang berbeda mem-punyai frekuensi vibrasi yang berbeda terletak dalam lingkungan yang berbeda, maka tidak ada dua molekul yang strukturnya berbeda akan mempunyai bentuk serapan inframerah atau spektrum infra merah yang tepat sama.22

FTIR memanfaatkan energi vibrasi gugus fungsi penyusun senyawa hidroksiapatit, yaitu gugus PO43-,, gugus

CO32-, serta gugus OH-. Gugus PO4

3-mem-punyai empat mode vibrasi yaitu : 1. Vibrasi simetri streching (v1) dengan

bilangan gelombang sekitar 956 cm-1

2. Vibrasi simetri bending (v2) dengan bilangan gelombang sekitar 430–460 cm-1

3. Vibrasi asimetri streching (v3) dengan bilangan gelombang sekitar 1040 – 1090 cm-1

4. Vibrasi asimetri bending (v4) dengan bilangan gelombang sekitar 575–610 cm-1

Bentuk pita v3 dan v4 yang tidak simetri merupakan tanda bahwa senyawa hidroksiapatit tidak seluruhnya dalam bentuk amorf. Spektrum hidroksiapatit dapat diteliti yaitu pada v4 yang tersbelah dengan maksimum 562 cm-1 dan 602

cm1. Pita absorpsi v3 mempunyai dua

puncak maksimum yaitu pada bilangan gelombang 1090 cm-1 dan 1030 cm-1. Pita

absorpsi v1 dapat dilihat pada bilangan gelombang 960 cm-1.22

Pita serapan energi untuk gugus karbonat dapat diamati pada bilangan gelombang di sekitar 1545, 1450, dan 890 cm-1 dan pita absorpsi OH- dapat juga dilihat pada spektrum kalsium fosfat, yaitu sekitar 3576 cm-1 dan 632 cm-1. Kristal apatit tipe B mempunyai daerah bilangan gelombang di sekitar 1465, 1412, dan 873 cm-1. Pita yang nampak di

dalam spektra infra merah alkana disebabkan oleh stecthing C-H di daerah 2850-3000 cm-1, scissoring CH

2 dan CH3

di daerah 1450-1470 cm-1, rocking C-H

pada kurang lebih 1370-1380 cm-1, dan

pita rocking pada 720-725 cm-1. Alkena biasanya mengabsorbsi di daerah 3050-3150 cm-1. Bentuk C=C alkena terjadi di

daerah 1645-1670 cm-1. Vibrasi bonding

C-H di luar bidang terjadi di antara 650-1000 cm-1. Untuk alkena ujung

vibrasi-vibrasi ini jelas sekali dan nampak diantara 890-990 cm-1. Alkuna ujung

memperlihatkan pita stretching C-H yang tajam pada 3300-3320 cm-1 dan bentuk

bonding C-H yang jelas pada 600-700 cm-1. Streching CC pada alkuna ujung

nampak pada 2100-2140 cm-1 dengan

intensitas sedang. Untuk streching C≡C alkuna dalam berupa pita lemah yang terjadi pada 2200-2260 cm-1. Alkohol

dan eter mempunyai ciri absorbsi infra merah karena streching C-O di daerah 1050-1200 cm-1. Dan streching O-H

alkohol terjadi di daerah 3200-3600 cm-1.

Sedangkan pada t-butil alkohol streching

O-H sangat kuat yang berpusat pada 3360 cm-1.22

Gambar

Tabel 1. Jenis-jenis senyawa kalsium  fosfat.

Referensi

Dokumen terkait

Yang Yang dimaksud dimaksud dengan dengan Orogene Sumatra adalah busur pengunungan yang terbentuk pada Mesozoikun atas dengan busur Orogene Sumatra adalah busur pengunungan

Pada ayat 1 dan 2, Murid-murid bertanya kepada Yesus, yang disapa dengan Rabi, bahwa “siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia

Dari gejala-gejala tersebut, tergantung gejala apa saja yang dirasakan si anak, akan didapatkan beberapa kemungkinan penyebab dari gangguan kesehatan gatal-gatal

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

Hasil penelitian - penelitian yang dilakukan pada kurun waktu 2011-2016 menunjukan bahwa temuan kasus cemaran antibiotik pada daging ayam cenderung menurun, bahkan

Pada pendekatan pengukuran secara langsung, nilai ekonomi sumberdaya dan lingkungan dapat diperoleh langsung dengan menanyakan kepada individu atau masyarakat mengenai

tersebutmerupakan hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya serta perlakuan orang lain terhadap dirinya.Tambunan (2001) menyatakan bahwa self esteem merupakan

Peradangan kronis pada Sialadenitis dapat terjadi pada parenkim kelenjar atau duktus seperti batu (sialolithiasis) yang disebabkan karena infeksi (sialodochitis)