• Tidak ada hasil yang ditemukan

Referat Fibrous Dysplasia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Referat Fibrous Dysplasia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

REFERAT REFERAT FIBROUS DYSPLASIA FIBROUS DYSPLASIA Oleh: Oleh: Andre Thadeo Andre Thadeo G99162101G99162101 Eno Yuniar Eno Yuniar G99172147G99172147 Mega

Mega Hasenda Hasenda G99162079G99162079

Pembimbing: Pembimbing:

dr. Amelia dr. Amelia

KEPANITERAA

KEPANITERAAN KLINIK N KLINIK SMF RADIOLOGISMF RADIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR. MOEWARDIMOEWARDI 2018

(2)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Fibrous dysplasia adalah sebuah lesi jinak fibro-oseus intrameduler yang Fibrous dysplasia adalah sebuah lesi jinak fibro-oseus intrameduler yang  jarang,

 jarang, bisa bisa muncul muncul sebagai sebagai bentuk bentuk monostotik monostotik atau atau poliostotik. poliostotik. Keadaan Keadaan iniini disebabkan oleh mutasi yang tidak diturunkan berupa

disebabkan oleh mutasi yang tidak diturunkan berupa misssense mutationmisssense mutation pada gen pada gen GNAS1 di kromosom 20. Karakteristik fibrous dysplasia adalah proliferasi GNAS1 di kromosom 20. Karakteristik fibrous dysplasia adalah proliferasi abnormal dari jaringan fibrosa diselingi dengan tulang normal

abnormal dari jaringan fibrosa diselingi dengan tulang normal atau imatur, dan bisaatau imatur, dan bisa  berkaitan dengan

 berkaitan dengan disfungsi disfungsi endokrin, pigmentasi endokrin, pigmentasi abnomarl, dan abnomarl, dan pubertas pubertas prekoksprekoks  perempuan.

 perempuan. Angka Angka kejadian kejadian pada pada laki-laki laki-laki dan dan perempuan perempuan hamper hamper sama, sama, lebihlebih sering terjadi pada 2 dekade pertama kehidupan. Tanda klinis inisial biasanya sering terjadi pada 2 dekade pertama kehidupan. Tanda klinis inisial biasanya  berupa

 berupa pembesaran pembesaran tulang tulang yang tiyang tidak dak nyeri. nyeri. Gejala Gejala dan dan tanda tanda yang yang lain lain meliputimeliputi nyeri di tulang, fraktur patologis, dan deformitas. Transformasi maligna jarang nyeri di tulang, fraktur patologis, dan deformitas. Transformasi maligna jarang terjadi dan biasanya dipicu oleh terapi radiasi.

terjadi dan biasanya dipicu oleh terapi radiasi.

Diagnosis fibrous dyplasia ditegakkan melalui pencitraan radiologis dan Diagnosis fibrous dyplasia ditegakkan melalui pencitraan radiologis dan  biopsy tulang terkonfirmasi.

 biopsy tulang terkonfirmasi. Computed tomographyComputed tomography (CT) and (CT) and magnetic resonancemagnetic resonance imaging 

(3)

BAB II BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. A. EpidemiologiEpidemiologi

Mayoritas kasus fibrous dysplasia adalah kasus bentuk monostotik. Mayoritas kasus fibrous dysplasia adalah kasus bentuk monostotik. Insidensi sulit ditentukan karena banyak pasien asimptomatik dan diagnosis Insidensi sulit ditentukan karena banyak pasien asimptomatik dan diagnosis ditegakkan secara kebetulan setelah evaluasi

ditegakkan secara kebetulan setelah evaluasi radiologis dengan alasan yang lain.radiologis dengan alasan yang lain. Jika dianggap sebagai tumor tulang

Jika dianggap sebagai tumor tulang, fibrous dysplasia , fibrous dysplasia adalah 1% dari tumoradalah 1% dari tumor tulang primer dan 5-7% dari semua tumor tulang jinak. Onset biasanya pada masa tulang primer dan 5-7% dari semua tumor tulang jinak. Onset biasanya pada masa remaja atau akhir masa kanak-kanak. Usia rata-rata pasien pada penelitian oleh remaja atau akhir masa kanak-kanak. Usia rata-rata pasien pada penelitian oleh Lawrence adalah 22 tahun.

Lawrence adalah 22 tahun.

Fibrous dysplasia poliostotik memiliki onset pada anak-anak dengan usia Fibrous dysplasia poliostotik memiliki onset pada anak-anak dengan usia <10 tahun, lesi berkembang seiring usia dan stabil setelah pubertas. Rasio terjadinya <10 tahun, lesi berkembang seiring usia dan stabil setelah pubertas. Rasio terjadinya fibrous dysplasia monostotik dan poliostotik adalah 3:7. Rasio jenis kelamin pada fibrous dysplasia monostotik dan poliostotik adalah 3:7. Rasio jenis kelamin pada kedua bentuk tersebut sama.

kedua bentuk tersebut sama.

Tulang apapun dapat mengalami fibrous dysplasia. Tempat yang sering Tulang apapun dapat mengalami fibrous dysplasia. Tempat yang sering menjadi target, dari yang terbanyak, adalah femur, tibia, cranium dan tulang wajah, menjadi target, dari yang terbanyak, adalah femur, tibia, cranium dan tulang wajah,  pelvis,

 pelvis, costa, costa, ekstremitas ekstremitas atas, atas, vertebra vertebra lumbal, lumbal, klavikula, klavikula, dan dan vertebra vertebra cervical.cervical. Dysplasia lebih sering unilateral. Pigmentasi abnormal biasanya terjadi di sisi yang Dysplasia lebih sering unilateral. Pigmentasi abnormal biasanya terjadi di sisi yang sama. Tulang craniofacial terkena keadaan ini pada 10% kasus monostotik dan sama. Tulang craniofacial terkena keadaan ini pada 10% kasus monostotik dan 50-100% pada kasus poliostotik. Jika fibrous dysplasia terjadi hanya pada tulang 100% pada kasus poliostotik. Jika fibrous dysplasia terjadi hanya pada tulang kranial dan fasial, maka istilahnya adalah craniofacial fibrous dysplasia.

kranial dan fasial, maka istilahnya adalah craniofacial fibrous dysplasia.

B.

B. EtiologiEtiologi

Fibrous dysplasia terjadi karena gagalnya perkembangan selama Fibrous dysplasia terjadi karena gagalnya perkembangan selama remodeling tulang primitive menuju tulang lamellar matur dan gagalnya realign remodeling tulang primitive menuju tulang lamellar matur dan gagalnya realign tulang sebagai respon terhadap stress mekanik. Maturasi yang gagal meninggalkan tulang sebagai respon terhadap stress mekanik. Maturasi yang gagal meninggalkan massa trabecular imatur yang terjerat dalam jaringan fibrous. Sebagai tambahan, massa trabecular imatur yang terjerat dalam jaringan fibrous. Sebagai tambahan, matrik tulang juga tidak termineralisasi sempurna. Kondisi tersebut menyebabkan matrik tulang juga tidak termineralisasi sempurna. Kondisi tersebut menyebabkan

(4)

 berkurangany

 berkuranganya a kekuatan kekuatan mekanik mekanik sehingga sehingga menimbulkan menimbulkan nyeri, nyeri, deformitas, deformitas, dandan fraktur patologis.

fraktur patologis.

Etiologi fibrous dysplasia berkaitan dengan mutasi pada gen GNAS1 yang Etiologi fibrous dysplasia berkaitan dengan mutasi pada gen GNAS1 yang mengkode subunit alpha dari receptor G. gen tersebut terletak di kromosom mengkode subunit alpha dari receptor G. gen tersebut terletak di kromosom 20q13.2-13.3. Semua sel turunan dari sel yang termutasi akan memiliki kondisi 20q13.2-13.3. Semua sel turunan dari sel yang termutasi akan memiliki kondisi dysplasia ini.

dysplasia ini.

C.

C. PresentasPresentasi i KlinisKlinis

Gejala inisial pada pasien fibrous dysplasia adalah nyeri pada ekstremitas Gejala inisial pada pasien fibrous dysplasia adalah nyeri pada ekstremitas yang terlibat dan pincang, fraktur spontan, atau keduanya. Pasien perempuan bisa yang terlibat dan pincang, fraktur spontan, atau keduanya. Pasien perempuan bisa mengalami peningkatan nyeri selama kehamilan dan waktu tertentu selama siklus mengalami peningkatan nyeri selama kehamilan dan waktu tertentu selama siklus menstruasi karena adanya receptor estrogen di fibrous dysplasia. Perbedaan menstruasi karena adanya receptor estrogen di fibrous dysplasia. Perbedaan  panjang

 panjang kaki kaki terjadi terjadi pada pada 70% 70% pasien pasien dengan dengan keterlibatan keterlibatan ekstremitas ekstremitas akibatakibat melemahnya struktur tulang

melemahnya struktur tulang yang menyebabkan pembengkokkan.yang menyebabkan pembengkokkan.

Lesi poliostotik pada tulang besar yang menyangga berat tubuh rentan Lesi poliostotik pada tulang besar yang menyangga berat tubuh rentan mengalami deformitas

mengalami deformitas bowing bowing   yang meningkat seiring usia dan pertumbuhan  yang meningkat seiring usia dan pertumbuhan skeletal. Deformitas pada lesi poliostotik bisa berlanjut setelah pubertas, berbeda skeletal. Deformitas pada lesi poliostotik bisa berlanjut setelah pubertas, berbeda dengan lesi monostotik. Deformitas klasik dari lesi poliostotik adalah deformitas dengan lesi monostotik. Deformitas klasik dari lesi poliostotik adalah deformitas ‘‘ shepperd shepperd’s crooki’s crooki’ yaitu melengkungnya leher femoral dan pergeseran proksimal’ yaitu melengkungnya leher femoral dan pergeseran proksimal membentuk coxa vara. Lesi pada tulang belakang bisa menyebabkan skoliosis. membentuk coxa vara. Lesi pada tulang belakang bisa menyebabkan skoliosis.

(5)

D.

D. Prosedur DiagnostikProsedur Diagnostik

Diagnosis fibrous dysplasia ditegakkan berdasarkan X-ray, walaupun Diagnosis fibrous dysplasia ditegakkan berdasarkan X-ray, walaupun  pemeriksaan

 pemeriksaan biopsi biopsi tulang tulang juga juga bisa bisa dilakukan dilakukan karena karena hasil hasil X-ray X-ray yang yang tidaktidak meyakinkan.

meyakinkan.

Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium

Perubahan parameter metabolisme tulang pada fibrous dyplasia berdasarkan Perubahan parameter metabolisme tulang pada fibrous dyplasia berdasarkan hasil laboratorium tidak terlalu patognomonik. Pada kasus poliostotik, peningkatan hasil laboratorium tidak terlalu patognomonik. Pada kasus poliostotik, peningkatan alkalin fosfatase dan osteocalcin sering ditemukan. hidroksiprolin urin, biomarka alkalin fosfatase dan osteocalcin sering ditemukan. hidroksiprolin urin, biomarka resorpsi tulang, bisa meningkat.

resorpsi tulang, bisa meningkat. Temuan radiologis Temuan radiologis

Gambaran radiologis fibrous dysplasia beragam dan bergantung pada Gambaran radiologis fibrous dysplasia beragam dan bergantung pada  proporsi

 proporsi mineralisasi mineralisasi tulang tulang dan dan jaringan jaringan fibrosa fibrosa di di lesi. lesi. Fibrous Fibrous dysplasia dysplasia awalawal  biasanya radiolusen dengan

 biasanya radiolusen dengan batas tegas atapun tidak tegas, dan batas tegas atapun tidak tegas, dan bisa unilocular ataubisa unilocular atau multilocular. Seiring dengan lesi yang semakin matur, defek tulang menjadi multilocular. Seiring dengan lesi yang semakin matur, defek tulang menjadi  bercampur

 bercampur antara antara radiolusen radiolusen dan dan radioopak radioopak sehingga sehingga terbentuk terbentuk fibrous fibrous dysplasiadysplasia dengan pola radioopak berbintik-bintik yang sering digambarkan menyerupai dengan pola radioopak berbintik-bintik yang sering digambarkan menyerupai  ground glass

 ground glass, kulit jeruk, atau sidik jari, dengan batas yang tidak tegas, menyatu, kulit jeruk, atau sidik jari, dengan batas yang tidak tegas, menyatu dengan gambaran tulang normal.

dengan gambaran tulang normal.

Gambar radiografi yang menunjukkan lesi perluasan geografis yang terdefinisi dengan baik Gambar radiografi yang menunjukkan lesi perluasan geografis yang terdefinisi dengan baik

(dengan campuran area radiolusen dan sklerosis) melibatkan (dengan campuran area radiolusen dan sklerosis) melibatkan

wilayah metadiaphyseal di poros tibia wilayah metadiaphyseal di poros tibia..

(6)

CT

CT adalah adalah pemeriksaan pemeriksaan pilihan pilihan untuk untuk diagnosis diagnosis dandan  follow  follow upup  karena  karena keunggulannya pada detail tulang dan penilaian akurat tentang l

keunggulannya pada detail tulang dan penilaian akurat tentang l uasnya lesi. CT jugauasnya lesi. CT juga  bisa

 bisa membantu membantu untuk untuk mendiferensiasi mendiferensiasi fibrous fibrous dysplasia dysplasia dari dari osteodistrofi osteodistrofi padapada tulang tengkorak, meliputi otosklerosis, osteogenesis imperfect, pen

tulang tengkorak, meliputi otosklerosis, osteogenesis imperfect, pen yakit paget, danyakit paget, dan osteopetrosis. Pembentukan kista tulang aneurisma juga mudah terlihat pada CT. osteopetrosis. Pembentukan kista tulang aneurisma juga mudah terlihat pada CT.

MRI adalah pemeriksaan yang sensitif untuk menentukan bentuk dan MRI adalah pemeriksaan yang sensitif untuk menentukan bentuk dan konten lesi, dan ukuran area yang terkena dampaknya. Intensitas sinyal pada konten lesi, dan ukuran area yang terkena dampaknya. Intensitas sinyal pada dan gambar T2-weighted dan tingkat peningkatan kontras pada gambar dan gambar T2-weighted dan tingkat peningkatan kontras pada gambar T1-weighted tergantung pada jumlah dan derajatnya jaringan fibrosa, tulang trabekula, weighted tergantung pada jumlah dan derajatnya jaringan fibrosa, tulang trabekula, seluler, kolagen, dan perubahan cystic dan hemoragik. Karena lesi tersusun seluler, kolagen, dan perubahan cystic dan hemoragik. Karena lesi tersusun terutama jaringan berserat dan osteoid dengan konten air

terutama jaringan berserat dan osteoid dengan konten air yang rendah, gambar T1-yang rendah, gambar T1-weighted memiliki sinyal intensitas rendah. Gambar T2-T1-weighted memiliki sinyal weighted memiliki sinyal intensitas rendah. Gambar T2-weighted memiliki sinyal intensitas yang lebih tinggi yang tidak secerah sinyal jaringan ganas, lemak, atau intensitas yang lebih tinggi yang tidak secerah sinyal jaringan ganas, lemak, atau cairan.

cairan.

Temuan resonansi magnetik dari lesi yang sama dalam gambar

T1-Temuan resonansi magnetik dari lesi yang sama dalam gambar T1- weighted menunjukkan lesiweighted menunjukkan lesi massa hipointensitas memanjang (A) sementara gambar T2-weighted menunjukkan lesi massa massa hipointensitas memanjang (A) sementara gambar T2-weighted menunjukkan lesi massa

hyperintense yang melibatkan diaphysis tibia (B).

hyperintense yang melibatkan diaphysis tibia (B). Kedua gambar menunjukkan sinyal rendahKedua gambar menunjukkan sinyal rendah dengan tepi tipis di perifer.

(7)

E.

E. Diagnosis BandingDiagnosis Banding 1.

1. Diagnosis bandingDiagnosis banding Craniofacial Fibrous DysplasiaCraniofacial Fibrous Dysplasia (Chapman, 2014):(Chapman, 2014): a.

a. Cemento-ossifying FibromaCemento-ossifying Fibroma  b.

 b. Merupakan suatu neoplasma jinak yang biasanya muncul dariMerupakan suatu neoplasma jinak yang biasanya muncul dari mandibula atau maksilla. Gambaran histologi dapat

mandibula atau maksilla. Gambaran histologi dapat ditemukan miripditemukan mirip dengan fibrous dysplasia namun trabekula dikelilingi oleh osteoblas. dengan fibrous dysplasia namun trabekula dikelilingi oleh osteoblas. Pada

Pada Cemento-ossifying FibromaCemento-ossifying Fibroma gambarannya biasanya lebihgambarannya biasanya lebih  berbatas tegas.

 berbatas tegas.

Gambaran CT potongan axial, koronal dan sagital tanpa kontras pada Gambaran CT potongan axial, koronal dan sagital tanpa kontras pada

Cemento-ossifying Fibroma.

Cemento-ossifying Fibroma. Non-contrast CT through theNon-contrast CT through the paranasal sinuses demonstrat

paranasal sinuses demonstrates a very es a very large well circumscribedlarge well circumscribed mass centred on the nasal septum. The mass is

mass centred on the nasal septum. The mass is of high attenuationof high attenuation with a number of fluid density spaces within

with a number of fluid density spaces within it. It has remodelledit. It has remodelled and resulted in resorption of the surrounding bony margins, as it and resulted in resorption of the surrounding bony margins, as it has expanded into the orbits,

(8)

sinuses (the outflow of

sinuses (the outflow of which are compromised). The hard palatewhich are compromised). The hard palate appears intact. (ini mau ditambahin juga apa gak usah

appears intact. (ini mau ditambahin juga apa gak usah monggo)monggo) c.

c. Intraosseous MeningiomaIntraosseous Meningioma

Intraosseous Meningioma adalah suatu subtipe dari meningioma. Intraosseous Meningioma adalah suatu subtipe dari meningioma. Gambaran radiologis pada Intraosseous Meningioma dapat sangat Gambaran radiologis pada Intraosseous Meningioma dapat sangat mirip dengan

mirip dengan Craniofacial Fibrous DysplaciaCraniofacial Fibrous Dysplacia, biasanya berbatasan, biasanya berbatasan dengan kompartemen intrakranial.

dengan kompartemen intrakranial.

Gambaran CT potongan axial dan koronal

Gambaran CT potongan axial dan koronal bone windowbone window pada pada Intraosseous Meningioma.

Intraosseous Meningioma. The left greater wing of spenoid isThe left greater wing of spenoid is expanded and sclerotic consistent with an

expanded and sclerotic consistent with an meningioma.meningioma.

d.

d.  Paget Disease Paget Disease  Paget Disease

 Paget Disease pada tulang  pada tulang adalah penyakit adalah penyakit umum dan umum dan kronis padakronis pada tulang dengan karakteristik

tulang dengan karakteristik remodelling remodelling  tulang yang berlebihan dan tulang yang berlebihan dan abnormal. Tulang pelvis, spinal, tengkorak dan bagian proksimal abnormal. Tulang pelvis, spinal, tengkorak dan bagian proksimal tulang panjang adalah lokasi yang paling sering dijumpai. Pada tulang panjang adalah lokasi yang paling sering dijumpai. Pada  Paget

 Paget DiseaseDisease di tulang tengkorak potongan sagital dari CT dapatdi tulang tengkorak potongan sagital dari CT dapat menunjukkan adanya

(9)

Gambaran CT potongan axial dan sagital

Gambaran CT potongan axial dan sagital bone windowbone window pada pada Paget Paget  Disease

 Disease..Paget involvement of the skull, with widening of thePaget involvement of the skull, with widening of the diploic space, typical "cotton wool"

diploic space, typical "cotton wool" appearancappearance and over-e and over-riding enlarged frontal bone (Tam O'Shanter sign). riding enlarged frontal bone (Tam O'Shanter sign).

2.

2. Diagnosis Banding Diagnosis Banding ...

F.

F. TatalaksanaTatalaksana

Tidak ada obat untuk fibrous dysplasia dan

Tidak ada obat untuk fibrous dysplasia dan guideline yang sudah ada belum guideline yang sudah ada belum diterima secara universal. Fibrous dysplasia tidak bisa mengalami resolusi

diterima secara universal. Fibrous dysplasia tidak bisa mengalami resolusi spontan.spontan. Lesi fibrous dysplasia yang asimptomatik, tidak berkembang dan tidak Lesi fibrous dysplasia yang asimptomatik, tidak berkembang dan tidak menyebabkan deformitas atau gangguan fungsional, cukup dipantau berkala secara menyebabkan deformitas atau gangguan fungsional, cukup dipantau berkala secara sederhana. Intervensi bedah diperlukan jika ada struktur penting yang memiliki sederhana. Intervensi bedah diperlukan jika ada struktur penting yang memiliki  bahaya terkompresi.

 bahaya terkompresi. Sebagai alternatiSebagai alternative, bila ve, bila operasi operasi tidak bisa tidak bisa dilakukan, peredadilakukan, pereda nyeri tulang dan pengurangan aktivitas osteoklastik dengan pengisian parsial dari nyeri tulang dan pengurangan aktivitas osteoklastik dengan pengisian parsial dari lesi osteolitik dapat dicapai dengan terapi bifosfonat intravena.

(10)
(11)

BAB III BAB III KESIMPULAN KESIMPULAN

1.

1. Fibrous dysplasia adalah penyakit tulang yang jarang dan jinak, walaupunFibrous dysplasia adalah penyakit tulang yang jarang dan jinak, walaupun kondisi yang berat dan parah bisa ditemukan.

kondisi yang berat dan parah bisa ditemukan. 2.

2. Fibrous dysplasia ada dalam 2 bentuk yaitu monostotik dan poliostotik.Fibrous dysplasia ada dalam 2 bentuk yaitu monostotik dan poliostotik. 3.

3. Biopsi diindikasikan untuk konfirmasi jika gambaran radiologis tidakBiopsi diindikasikan untuk konfirmasi jika gambaran radiologis tidak menunjukkan kondisi yang tepat.

menunjukkan kondisi yang tepat. 4.

4. Histopatologi fibrous dysplasia ditunjukkan dengan stroma jaringan fibrosaHistopatologi fibrous dysplasia ditunjukkan dengan stroma jaringan fibrosa di mana spikula

di mana spikula woven bonewoven bone bisa ditemukan, dengan gambaran trabekula bisa ditemukan, dengan gambaran trabekula terputus-putus yang tersusun seperti alfabet.

terputus-putus yang tersusun seperti alfabet. 5.

5. Komplikasi meliputi fraktur patologis, formasi kista aneurisma tulangKomplikasi meliputi fraktur patologis, formasi kista aneurisma tulang sekunder, dan perubahan malignan.

sekunder, dan perubahan malignan. 6.

6. Kesadaran akan histopatologi yang bervariasi, komplikasi, dan manifestasiKesadaran akan histopatologi yang bervariasi, komplikasi, dan manifestasi ekstra-osseous displasia fibrosa penting untuk memastikan akurasi dini ekstra-osseous displasia fibrosa penting untuk memastikan akurasi dini diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat untuk penyakit ini.

(12)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Chapman, S. (2014)

Chapman, S. (2014) Chapman & Nakielny's Aids to Radiological DifferChapman & Nakielny's Aids to Radiological Differ entialential  Diagnosis Sixth Edition

 Diagnosis Sixth Edition. UK: Elsevier.. UK: Elsevier.

Mohan, H. (2011). Fibrous dysplasia of bone: a

Mohan, H. (2011). Fibrous dysplasia of bone: a clinicopathologic review.clinicopathologic review.  Pathology and La

Gambar

Gambar radiografi yang menunjukkan lesi perluasan geografis yang terdefinisi dengan baikGambar radiografi yang menunjukkan lesi perluasan geografis yang terdefinisi dengan baik

Referensi

Dokumen terkait

Pada pemeriksaan mikroskopis didapatkan sel-sel tumor terdiri dari proliferasi sel-sel neoplastik yang tersusun solid dipisahkan septa jaringan ikat fibrous yang

Tendon: jaringan ikat fibrosa (tdk elastis) yang tebal dan berwarna putih yg menghubungkan otot rangka dengan tulang. 14/12/2016

Tendon Achilles adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.. Tendon adalah struktur

Akhirnya produksi yang berlebihan tidak terkontrol (abnormal) akan keluar dari sumsum tulang dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi.. Jumlah sel

Mikrognatia adalah suatu keadaan dimana ukuran rahang yang lebih kecil dari normal dan bentuknya abnormal, dapat terjadi pada maksila atau mandibula.. Mikrognatia

Tendon: jaringan ikat fibrosa (tdk elastis) yang tebal dan berwarna putih yg menghubungkan otot rangka dengan tulang. 14/12/2016

Meningitis merupakan suatu reaksi peradangan yang mengenai satu atau semua lapisan selaput yang membungkus jaringan otak dan sumsum tulang belakang, yang menimbulkan

Patologi fasciitis plantaris dimana fascia plantaris merupakan jaringan fibrous yang terbentang dari tulang tumit sampai tulang jari kaki yang berfungsi sebagai