• Tidak ada hasil yang ditemukan

Journal Reading Ruptur Tendon Achiles

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Journal Reading Ruptur Tendon Achiles"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

JOURNAL READING

RUPTUR TENDON ACHILLES

Pembimbing:

dr. H. Sunaryo, SpOT, SH, MH.Kes

Oleh: Devi Haryati NPM. 09310056

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA TASIKMALAYA

(2)

KASUS

Laki-laki 17 tahun kelas 2 SMA mengeluh kaki kanan bagian belakang sakit dan bunyi menjepret sehabis loncat ingin memasukkan bola ke ring basket. Kejadiannya 3 hari yang lalu, tidak ada kesemutan, tidak ada baal.

Diagnosa : Ruptur Tendon Achilles

A. Makroskopik Tendon Achilles

Gambar 1. Makroskopik Tendon Achilles

(3)

dalam tulang. Tendon memiliki sedikit elastisitas. Tendon (a) memungkinkan massa otot yang besar untuk mengonsentrasikan kekuatannya pada satu daerah tulang yang relatif kecil, (b)memungkinkan beberapa tendon melalui ruang yang kecil, misalnya tendon otot lengan bawah ketika lewat di bagian depan dan belakang pergelangan tangan, dan (c) memiliki fungsi protektif dan suportif di sekitar sendi. Fungsi dari tendon Achilles sendiri adalah menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Ketika otot betis berkontraksi (jika berkontraksi otot akan memendek), otot betis akan menarik tendon Achilles. Kontraksi otot betis ini menarik tulang tumit, sehingga terjadi gerakan plantar fleksi (posisi kaki dalam keadaan seperti menjinjit).Kontraksi otot betis yang dibantu tendon Achilles ini berguna dalam aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berlari, dan melompat.1,2 B. Mikroskopik Tendon Achilles

Gambar 2. Mikroskopik Tendon Achilles

(4)

tulang menyebabkan gerakan ini. Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot ke tulang disebut tendon. Serat kolagen terdapat pada semua jenis jaringan ikat yang terdiri atas protein-protein kolagen. Dalam keadaan segar, kolagen berwarna putih. Diameternya berkisar antara 1-12 mikron. Beberapa serabut bergabung menjadi berkas serabut yang lebih besar.Dalam keadaan segar bersifat lunak, dan sangat kuat. Susunan serabut kolagen bergelombang, karenannya bersifat lentur. Benang serabut kolagen yang paling halus yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya adalah fibril dengan tebal kurang lebih 0,3 µm sampai 0,5 µm. Selanjutnya fibril ini disusun oleh satuan serabut yang lebih kecil yang disebut miofibril dengan diameter 45 nm sampai 100 nm. Miofibril ini hanya terlihat dengan mikroskop elekron dan tampak mempunyai garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm. Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon, ligamen, kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bila kolagen direbus akan menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsindan enzim kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α (alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang paling utama dan secara genetik berbeda.

Keenam tipe kolagen tersebut adalah :

1. Tipe I : tipe kolagen yang paling banyak ditemukan. Terdapat pada jaringan ikat dewasa, tulang, gigi dan sementum.

2. Tipe II : tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama penyusun matiks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan elastic.

(5)

4. Tipe IV : terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan merupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan dengan lamina tersebut.

5. Tipe V : terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I

6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina

a. Tendon Achilles yang ruptur b. Tendon Achilles normal

Gambar 3. Histologis Tendon Achilles

Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I, tendon Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast dari tendon Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada kultur. Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dan arena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara spontan. Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular yang terorganisir dengan baik, sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit, yang merupakan

(6)

C. Anatomi Musculoskeletal

1.Tulang-tulang ekstermitas bawah a. Pelvis

Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubisdan ischium. Ilium terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium terletak di bagian inferior-posterior, dan pubister letak di bagian inferior-anterior-medial. Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan tulang femur.

b. Femur condyle medial untuk artikulasi dengan tibia,serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior terdapat fossa intercondylar.

c. Tibia

(7)

d. Fibula

Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia. Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.

e. Tarsal

Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.

f. Metatarsal

Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan tulang phalangs di distal. Khusus ditulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.

g. Tulang-tulang phalangs

Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksi belibu jari tangan.3,4

2. Otot pada ekstremitas bawah

a. Otot rangka

Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron.

b. Tendon

(8)

c. Ligamen

Ligamen adalah pembalut/selubung yang sangat kuat, yang merupakan jaringan elastic penghubung yang terdiri atas kolagen ligamen membungkus tulang dengan tulang yang diikat oleh sendi, Ligamen dibagi 2 yaitu:

1) Ligamen tipis,

2) Ligamen jaringan elastik kuning.5

3. Articulatio:

a)Articularis Subtalaris (Talocalcanea) Tulang : Os. Talus & os. Calcaneus Jenis sendi : GlidingGerak sendi : Geser

Sumbu gerak : Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari posterior inferior menuju anterosuperior os. Calcaneus

Memperkuat sendi : Ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentum

talocacaneum mediale, anterior, posterior & ligamentum talocalcaneuminteroseum.

Pada articulatio subtalaris dapat dilihat gerak eversi dimana telapak kaki bergerak ke lateral, sedangkan gerak inversi bergerak ke medial. Seringkali istilah inversi & eversi digantikan dengan istilah pronasi dan supinasi. Eversi 5 derajat terjadi akibat dorso fleksi dan abduksi.Sedangkan inversi 20 derajat akibat plantar fleksi dan adduksi.

b)Articularis Talocalcaneonavicularis

Tulang : Os. Talus, Os. Calcaneus, Os. Cuboideum Jenis sendi : Gliding

Gerak sendi : Geser & Rotasi

(9)

c) Articularis Calcaneocuboidea

Tulang : Os. Calcaneus & Os. Cuboideum Jenis sendi : Plana

Gerak sendi : Geser & sedikit rotasi

Memperkuat sendi: Ligamentum calcaneocuboideum dorsale at plantare, ligamentum plantar longum & articulationes tarsometatarsales.6

D. Fisiologi Muskuloskeletal

Sistem musculoskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus pergerakan. Komponen utama dari sistem musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.

a. Fungsi umum tulang:

Secara umum, fungsi tulang adalah sebagai berikut: 1) Formasi kerangka

Tulang-tulang membentuk rangka tubuh untuk menentukan ukuran tulang dan menyokong struktur tubuh yang lain.

2) Formasi sedi-sendi

Tulang-tulang membentuk persendian yang bergerak dan tidak bergerak tergantung dari kebutuhan fungsional. Sendi yang bergerak menghasilkan bermacam-macam pergerakan.

3) Perlekatan otot

Tulang-tulang menyediakan permukaan untuk tempat melekatnya otot, tendo, dan ligamentum. Untuk melaksanakan pekerjaan yang layak dibutuhkan suatu tempat melekat yang kuat dan untuk itu disediakan oleh tulang.

4) Sebagai pengungkit

(10)

5) Penyokong berat badan

Memelihara sikap tegak tubuh manusia dan menahan gaya tarikan dan gaya tekanan yang terjadi pada tulang sehingga dapat menjadi kaku dan lentur.

6) Proteksi

Tulang membentuk rongga yang mengandung dan melindungi struktur-struktur yang halus seperti otak, medulla spinalis, jantung, paru-paru, alat-alat dalam perut, dan panggul.

7) Haemopoiesis anorganik maupun dalam bentuk garam-garam, terutama kalsium fosfat. Sebagian besar fosfor disimpan dalam tulang dan kalsium dilepas dalam darah bila dibutuhkan.

b. Fungsi khusus tulang

Secara khusus mempunyai fungsi sebagai berikut:

1) Sinus-sinus paranasalis dapat menimbulkan nada khusus pada suara.

2) Email gigi dikhususkan untuk memotong, menggigit, dan menggilas makanan. Email merupakan struktur yang terkuat dari tubuh manusia. 3) Tulang-tulang kecil telinga berfungsi sebagai pendengaran dalam

(11)

4) Panggul wanita dikhususkan untuk memudahkan proses kelahiran bayi. c. Sendi

Sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligamen, tendon, fasia, atau otot. Terdapat tiga tipe sendi yaitu:

1) Sendi fibrosa (sinatrodial),

Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak, Sendi fibrosa tidak memiliki lapisan tulang rawan, dan tulang yang satu dengan tulang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Terdapat dua tipe sendi fibrosa yaitu:

i. Sutura diantara tulang-tulang tengkorak.

ii. Sindesmosis dan terdiri dari suatu membran introseus atau suatu ligamen diantara tulang. Serat-serta ini memungkinkan sedikit gerakan tetapi bukan merupakan gerakan sejati. Perlekatan tulang tibia dan fibula bagian distal adalah suatu contoh dari tipe sendi fibrosa ini.

2) Sendi kartilaginosa (amfiatrodial)

Merupakan sendi yang dapat sedikit bergerak. Sendi Kartilaginosa adalah sendi dimana ujung-ujung tulangnya dibungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Ada dua tipe sendi kartilaginosa :

Ø Sinkondrosis adalah sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan hialin.

(12)

3) Sendi sinovial (diartrodial)

Merupakan sendi yang dapat digerakkan dengan bebas. Sendi sinovial adalah sendi-sendi tubuh yang dapat digerakkan. Sendi-sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi dilapisi tulang rawan hialin.5,6,7

E. Definisi

Tendon achilles adalah tendon yang paling kuat dan paling besar dalam tubuh manusia yang panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah – belakang tulang calcaneus.. Terdiri dari stuktur tendinous (melekatnya otot ke tulang) yang dibentuk oleh gabungan antara otot gastronemius dan otot soleus yang terdapat di betis. Tendon ini melekat pada tulang tumit (calcaneus) dan menyebabkan kaki berjinjit (plantar flexi) ketika otot-otot betis berkontraksi. Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari dan melompat secara normal.7,8

Tendon achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus kesalah satu tulang penyusunan pegelangan kaki, calcaneus.2,5

(13)

Putusnya tendon Achilles itu adalah keadaan dimana tendon besar itu di belakang pergelangan kaki itu pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.

Rupture tendon Achilles adalah robek atau putusnya hubungan tendon (jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal.4

F. Etiologi

1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes,

2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan risiko pecah,

3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola,

4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis, dan 5. Obesitas.9

G. Tanda dan Gejala

1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.

2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.

3. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit. 4. Tumit tidak bisa digerakan turun naik.

(14)

6. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki.

Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki. 7. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan

kegiatan, khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.

8. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat menyarankan diagnosis.9

H. Faktor Predisposisi

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan cedera pada tendo Achilles adalah sebagai berikut:

a) Meningkatnya aktivitas (jarak, kecepatan, tinggi/curam tanjakan), b) Berkurangnya waktu relaksasi di antara sesi latihan,

c) Perubahan permukaan,

d) Perubahan/pergantian alas kaki (alas kaki bertumit rendah/tinggi),

e) Kondisi alas kaki yang buruk (ukuran tumit yang tidak sesuai, dan pelebaran sisi sepatu),

f) Berkurangnya fleksibilitas kaki,

g)Terlalu banyak tiarap (meningkatnya beban pada kompleks gastrocnemius/soleus untuk menelentangkan kaki dan jemari kaki dengan bebas),

h) Fleksibilitas otot yang rendah (gastrocnemius yang rapat), dan i) Berkurangnya ruang gerak sendi (dorsifleksi yang terbatas).

(15)

dalam intensitas pelatihan atau tingkat aktivitas, dan partisipasi dalam aktivitas baru.Sebagian besar kasus pecah Achilles tendon yang traumatis olahraga cedera. Umur rata-rata pasien adalah 30-40 tahun dengan rasio laki-perempuan hampir 20:1. Antibiotik fluorokuinolon, seperti ciprofloxacin, dan glukokortikoid telah dikaitkan dengan peningkatan risiko pecah Achilles tendon. Suntikan steroid langsung ke tendon juga telah dikaitkan dengan pecah.

Kuinolon telah dikaitkan dengan Achilles tendinitis dan ruptur tendon Achilles untuk beberapa waktu sekarang. Kuinolon adalah agen-agen antibakteri yang bertindak pada tingkat DNA dengan DNA girase menghambat. DNA girase merupakan enzim yang digunakan untuk bersantai DNA beruntai ganda yang penting untuk Replikasi DNA. Kuinolon adalah khusus dalam fakta bahwa ia dapat menyerang DNA bakteri dan mencegah mereka dari replikasi dengan proses ini, dan sering diresepkan untuk lansia. Sekitar 2% sampai 6% dari semua orang tua di atas usia 60 yang telah memiliki Achilles pecah dapat dikaitkan dengan penggunaan kuinolon.7,9

I. Patofisiologi

Ruptur traumatik tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendo akibat perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal sehingga terjadi kontraksi mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat kebawah dan diluar kemampuan tendon Achilles untuk menerima suatu beban.

Ruptur tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau melompat. Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan, meliputi nyeri tajam yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas pada klien.

(16)

Saat serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika renggangan yang ditempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat ketegangan antara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.

Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau akibat tendinitis Achilles. Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin pendek dan akan menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan mengakibatkan kerobekan. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otot-otot kaki belakang yang lebih rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon robek lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot betis berkontraksi.3,4,6,9

J. Diagnosa Banding 1. Ruptur tendon Achilles

Yaitu putusnya tendon achilles secara paksa, karena terlalu sering di beri tekanan, periode tendon achilles di dahului tahap tendonisitis yang membuat tendo semakin lemah.

2. Tendo calcaneal bursitis

(17)

peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosatebal di belakang tumit meluncur turun naik.

3. Achilles tendoncitis

Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendonachilles dan betis.

4. Achilles tendinopathy atau tendonosis

Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

K. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Pemeriksaan fisik :

Dari pergerakan tumit dan otot. Apabila pergerakannya lemah atau tidak ada pergerakan maka dicurigai tendo achilles mengalami rupture.

1.

Anamnesis: Keluhan

- Nyeri di daerah pergelangan kaki, kadang hingga ke betis dan kaki

- Tidak dapat atau kurang mampu menggerakan kaki (terutama gerakan plantar fleksi)

- Kaku di pagi hari

2.

Inspeksi

(18)

Gambar 5. Inspeksi Tendon Achilles

3. Palpasi

Gambar 6. Palpasi Tendon Achilles

• Lokasi Tenderness/nyeri tekan, di tendo achilles

• Temperatur lokal

• Spasme otot terutama m. gastrocnemius 4. Thompson test

Gambar 7. Thompson Test

 dilakukan dengan meremas di dasar otot betis dan mencari ankle plantar

(19)

5. Obrien’s Test

Gambar 8. Obrien Test

a. Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus masukkan jarum berukuran 25.

b.Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur. c. Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.

(20)

Gambar 9. Copeland Test a. Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket. b. Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif.

c. Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit ata u tidak bergerak sama sekali.10,11

Pemeriksaan penunjang lainnya : 1. Foto Rountgen

Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon Achilles. Radiografi menggunakan sinar X untuk menganalisis titik cedera. Temuan radiografi pada ruptur tendon Achilles meliputi:

a. Penggelapan tendon Perdarahan, edema dan hilangnya tendonmengakibatkan penggelapan margin anterior tendon Achilles pada tampak lateral.

b. Gangguan posterior pada Kager pad lemak Darah dan edema mengganggu Kager pad lemak. Pad lemak dipersempit oleh edema.

(21)

d. Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon ujung ruptur tendon menarik kembali dan bergelung, mengakibatkan bengkak pada ujung tendon.

e. Mengidentifikasi ujung yang terputus Ujung proksimal biasanya dikaburkan oleh pembengkakan dan perdarahan, tetapi ujung distal dapat dipisahkan dari lemak sekitarnya dalam 50% kasus.

Gambar 10. Foto Rontgen Tendon Achilles

2. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )

(22)

dalam jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera lainnya.

Gambar 11. MRI Tendon Achilles

3. Ultrasonografi

Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, danadanya robekan. Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggidari suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dariruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu gambar.Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalammendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.6,10

L. Penatalaksanaan 1. Stabilisasi awal

(23)

2. Non-operative

Orthosis pergelangan kaki

Indikasi treatment harus individual kepada pasien Selama 10 minggu berikutnya, pergelangan kaki secara bertahap dibawa ke posisi plantigrade dengan perubahan cor kira-kira setiap 2 minggu. Berat tubuh diperbolehkan setelah 6 minggu.Setelah casting, angkat tumit biasanya dipakai selama beberapa bulan.

3. Operative

a. Perbaikan langsung

Indikasi lebih sering terjadi pada cedera akut (<6 minggu) b. Rekonstruksi dengan interposisi EDL atau plantaris. Terapi Fisik

Banyak rehabilitasi tersedia. Umumnya, terapi awalnya melibatkan progresif, gerakan kaki aktif dan berkembang menjadi berat tubuh dan memperkuat. Ada tiga hal yang perlu diingat saat merehabilitasi sebuah Achilles pecah:

Ø Rentang gerak, Rentang gerak ini penting karena dibutuhkan ke dalam pikiran ketatnya tendon diperbaiki. Ketika awal rehabilitasi pasien harus melakukan peregangan ringan dan meningkatkan intensitas sebagai waktu mengizinkan dan nyeri.

(24)

pergelangan kaki terluka. Sebuah hamparan populer digunakan untuk tahap rehabilitasi adalah menaikkan kaki pada permukaan yang tinggi.

Ø Kadang-kadang dukungan orthotic. Ini tidak ada hubungannya dengan peregangan atau memperkuat tendon, melainkan di tempat untuk menjaga pasien nyaman. Ini adalah menyisipkan dibuat custom yang sesuai ke dalam sepatu pasien dan membantu dengan pronasi tepat kaki, yang merupakan yang dapat menyebabkan masalah dengan Achilles.

Operasi

Ø Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan dianggap paling efektif dalam penatalaksanaan tendon yang terputus.

Ø Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk dilakukan tindakan operasi.

Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan.

Ø Operasi terbuka sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendon Achilles dijahit bersama-sama. Dalam pecah lengkap atau serius tendon plantaris atau otot vestigial lain dipanen dan melilit tendon Achilles, meningkatkan kekuatan tendon diperbaiki. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera telah diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan mesh penguatan (kolagen, Artelon atau bahan lainnya degradable).

(25)

M. Komplikasi

(26)

KESIMPULAN

Sistem sirkulasi darah yang relatif dan rendahnya tingkat metabolisme dapat mengakibatkan proses penyembuhan pada tendo setelah cedera berlangsung relative lama dan cedera pada tendo achilles timbul karena beban yang diterima tendo, baik hanya sekali-kali maupun berkali-kali dalam waktu yang relatif lama melampaui kemampuan tendo untuk menahan beban tersebut yang bisa berakibat cedera pada tendo Achilles berupa tendinitis, paratendinitis, degenerasi focal, dan putus sebagian.

Achilles tendinitis erat kaitannya dengan perkembangan edema lokal dan gangguan pada otot bagian dasar dengan gangguan yang lebih kecil pada jaringan-jaringan otot. Hal ini dapat mengakibatkan pemisahan jaringan-jaringan-jaringan-jaringan tendo dan nantinya akan mengakibatkan kemerosotan dan penurunan fungsi pusat (degenerasi focal).

(27)

DAFTAR PUSTAKA

1. Tambajong J,Wonodirekso S.1996.Buku Teks Histologi. Jakarta : EGC

2. Syamsuhidajat R,Wim de Jong.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.Jakarta: EGC

3. Anonym. 2012. www.askep muskuloskelatal.com

4. Muttaqin, A. 2011. Buku saku gangguan musculoskeletal. EGC. Jakarta

5. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher

Boston, Edisi Bahasa Indonesia,Jakarta, EGC

6. Anonym. 2011. Diakses tgl 15 september 2013

http://www.scribd.com/doc/53134449/6/A-KONSEP-DASAR-PENYAKIT-1-Anatomi-Fisiologi-Sistem- Muskuloskeletal

7. Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC

8. Dorland, 1994. kamus kedokteran. Jakarta. EGC

9. Anderson Silvia Prince. (1996). Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses

Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran. EGC, Jakarta.

10.Ningsih, lukman nurna. 2011. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan

system musculoskeletal Jakarta. Diakses tgl 18 september 2013

http://www.scribd.com/doc/ Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan system musculoskeletal

(28)

12.V. sammarco. 2009. Perbaikan bedah tibialis anterior rupture tendon akut dan

kronis. Diakses tgl 18 september 2013 http://www.scribd.com/doc/Perbaikan

Gambar

Gambar 1. Makroskopik Tendon Achilles
Gambar 2. Mikroskopik Tendon Achilles
Gambar 3. Histologis Tendon Achilles
Gambar 4. Anatomis Tendon Achilles
+6

Referensi

Dokumen terkait

and how to answer the questions from the teacher using this game; (d) The researcher asked the students to answer the questions in particular time; (e) The

Sebuah karburator terdiri dari banyak sekali komponen yang fungsinya satu sama lain berbeda. Untuk motor yang sederhana dipakai karburator yang sederhana, sedangkan umumnya

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quassy Experimental dengan rancangan Pre-Post Test Control Group Design Karena penelitian mengetahui efektivitas

Fungsi : Untuk membersihkan gula aren, mensortasi dan menghilangkan bagian yang tidak digunakan ( trimming ) pada pisang batu, cabai merah dan cabai rawit..

Karena Perusahaan tidak dapat mengontrol metode, volume, atau kondisi aktual penggunaan, Perusahaan tidak bertanggung jawab atas bahaya atau kehilangan yang disebabkan dari

Kelainan sistim vestibuler perifer pada pasien diabetes lebih sering muncul pada penderita DM dengan durasi penyakit lebih dari5 tahun atau lebih dibandingkan yang kurang dari

Pada akhirnya hasil perancangan Kampoeng kain Bentenan dengan tema ‘transformasi visual art dengan motif bentenan’ dapat menghasilkan desain yang maksimal yang bisa

[r]