• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wrap Up Skenario 2 Muskulo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Wrap Up Skenario 2 Muskulo"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

WRAP UP

“NYERI DI ATAS TUMIT”

Kelompok A-9

Ketua : DarayaniAmalia (1102013070)

Sekretaris : Dea Melinda Sabila (1102013072)

Anggota :Claraz Wanisada Erman (1102013066)

Cita Pratiwi (1102013065)

Dara Lalita Darmestari (1102013068)

Dara Mayangsari (1102013069)

Dea Dwi Miranti (1102013071)

Deby Tri Widia Lestari (1102013073)

(2)

UNIVERSITAS YARSI FAKULTAS KEDOKTERAN

JL. LET. JEND. SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH, JAKARTA PUSAT, 10510

Skenario 2

NYERI DI ATAS TUMIT

(3)

Kata–kata sulit:

1. Tes Simmonds : digunakan dalam pemeriksaan ekstremitas bawah untuk menguji rupture tendo Achilles.

2. Plantar Fleksi : gerakan meluruskan telapak kaki dari pergelangan kaki.

Pertanyaan :

1. Apa saja penyakit yang dapat ditimbulkan apabila pecahnya tendo Achilles? 2. Apa penanganan pertama pada rupture tendo Achilles?

3. Penyebab rupture itu apa saja?

4. Apakah tendo Achilles yang rupture dapat kembali seperti semula? Dan apakah fungsinya akan kembali normal?

5. Apakah ada pemeriksaan lain selain tes simmonds? 6. Apakah tanda-tanda terjadinya rupture tendo Achilles? 7. Apa yang menyebabkan nyeri pada rupture tersebut? 8. Apa factor resiko dari terjadinya rupture tersebut? 9. Kenapa bisa ada bunyi krek?

Jawaban :

1. Lumpuh, mengakibatkan infeksi apabila lukanya terbuka.

2. Mengkompres pada daerah yang meradang, dibidai, diterapi obat, dioperasi.

3. Bisa karena penyakit arthritis dan diabetes, berat badan yang berlebih, penggunaan obat yang lama, karena olahraga, tertusuk benda tajam.

4. Iya.

5. Rontgen, MRI, X-RAY, CT-SCAN, obrien’s, Copeland. 6. Nyeri, bengkak, kaku, kakinya tidak bisa berjalan. 7. Karena, terdapat rangasangan pada syaraf.

8. Usia >30 thn, adanya penyakit lain, riwayat rupture.

(4)

Hipotesa:

(5)

SASARAN BELAJAR

LO 1 Memahami dan menjelaskan anatomi tendo Achilles

1.1 Makroskopis 1.2 Mikroskopis 1.3 Fungsi 1.4 Kinesiologi

LO 2 Memahami dan menjelaskan rupture tendo Achilles

2.1 Definisi 2.2 Etiologi 2.3 Epidemiologi 2.4 Patofisiologi 2.5 Manifestasi klinis

2.6 Diagnosis banding dan diagnosis 2.7 Penatalaksanaan

(6)

LO.1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tendo Achilles 1.1. Makroskopis

Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang terbuat darifibrous protein (kolagen). Tendon berfungsimelekatkan tulang dengan otot atau ototdengan otot. (Anderson, 1999)

Tendon achilles adalah tendon yang paling kuat dan paling besar dalam tubuh manusia yang panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah–belakang tulang calcaneus. Terdiri dari stuktur tendinous (melekatnya otot ke tulang) yang dibentuk oleh gabungan antara otot gastrocnemius dan otot soleus yang terdapat di betis. Tendon ini melekat pada tulang tumit (calcaneus) dan menyebabkan kaki berjinjit (plantar flexi) ketika otot-otot betis berkontraksi. Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari dan melompat secara normal.

1.2. Mikroskopis

Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot terhadap tulang. Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon, sekitar 95% dari kolagen tersebut merupakan kolagen tipe I, dengan jumlah elastin yang kecil. Serat elastin dapat menjalani tekanan sebesar 200% sebelum rusak. Jika serat elastin ada pada tendon dalam proporsi yang besar maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang ditransmisikan ke tulang.

Fibril kolagen terikat ke fasikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta saraf. Fasikula-fasikula tersebut secara bersamaan di kelilingi oleh epitenon dan membentuk struktur kasar dari tendon, yang kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari

(7)

Struktur terbesar dalam skema di

atas adalah tendon atau ligamen i.

Ligamentum atau tendon kemudian

dipecah menjadi entitas yang

lebih kecil disebut fasciles

(lembaran). Lembaran berisi

fibril dasar ligamentum atau tendon, dan fibroblas, yang merupakan sel-sel biologis yang menghasilkan ligamen atau tendon. Ada karakterisitik struktural pada tingkat ini yang memainkan peran penting dalam mekanisme ligamen atau tendon, yaitu crimp dari fibril. Crimp merupakan struktur bergelombang dari fibril, dan ia akan memberikan kontribusi signifikan terhadap hubungan stress regangan nonlinear untuk ligamen dan tendon.

Serabut kolagen memiliki daya tahan tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai padatendon, ligamen, kapsula, dll. Serabut ini bening dan terlihat garis memanjang. Bilakolagen direbus akan menghasilkan gelatin. Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsindan enzim kolagenase. Paling tidak telah dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α (alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang paling utama dan secara genetik berbeda. Keenam tipe kolagen tersebut adalah :

1. Tipe I: Tipe kolagen yang paling banyak ditemukan. Terdapat pada jaringan ikat dewasa, tulang, gigi dan sementum

2. Tipe II: Tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan

unsur utama penyusun matriks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan elastin

3. Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler

4. Tipe IV : Terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan merupakan hasil sel-sel yang langsung berhubungan dengan lamina tersebut

5. Tipe V : Terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I 6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina

Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I,tendon Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast dari tendon Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen I dan III pada kultur.Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dan karena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara spontan.

1.3. Fungsi

Tendo Achilles adalah tendo pada bagian tungkai bawah. Ia berfungsi untuk melekatkan otot Gastrocnemius dengan otot soleus ke salah satu tulang penyusun pergelangan kaki, yaitu Calcaneus.

1. Menekuk dan meregangkan semua sendi dan otot untuk menahan tulang. Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satu bidang dan tidak akan bisa bergerak

(8)

3. Hal ini juga memungkinkan tendon untuk menyimpan dan memulihkan energy pada efisiensi yang tinggi. Sebagai contoh, selama langkah manusia, Achilles tendon peregangan sebagai dorsiflexes sendi pergelangan kaki. Pada bagian terakhir langkahnya, sebagai kaki plantar-flexes (jari-jari kaki menunjuk kebawah), yang disimpan energi elastis dilepaskan. Lebih jauh, karena meregangkan tendon, otot dapat berfungsi dengan kurang atau bahkan tidak ada perubahan panjang, yang memungkinkan otot untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar

4. Ketika otot gastrocnemius (di betis) kontraksi (lebih pendek), tendon yang melekat dari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak

5. Untuk memperpendek otot, tendon bergerak ketitik ke bawah kaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang untuk berdiri di atas kaki seseorang, berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik dan turun tangga

1.4. Kinesiologi

Terletak pada articulatio talocruralis Jenis sendi: sendi engsel/gynglimus Gerak:

 Dorsofleksi: M. tibialis anterior, M. extensor digitorum longus, M. peroneus tertius dan M. extensor hallucis longus.

 Plantar fleksi: M. gastrocnemius, M. soleus, M. plantaris, M. flexor hallucis longus, M. peroneus longus dan brevis M. tibialis posterior

Sumbu gerak:

Sumbu gerak pada sendi ini adalah sumbu frontal yang berjalan dari craniomedialis pergerakan pada articulation talocrularis, punya sumbu gerak frontal yang berjalan dari craniomedialis ujung bawah malleolus medialis sampai caudolateralis ujung bawah malleolus lateralis membentuk sumbu transversal 7 derajat & sumbu frontal 13 derajat dari bidang frontal.

LO.2. Memahami dan Menjelaskan Ruptur Tendo Achilles 2.1. Definisi

Ruptur adalah robek, pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.

Tendon Achilles adalah tendon yang paling kuat dan paling besar di dalam tubuh. Terdiri dari struktur tendinous (melekatkan otot ke tulang) yang dibentuk oleh gabungan antara otot gastrocnemius dan otot soleus yang terdapat di betis. Tendon ini melekat pada tulang tumit (calcaneus) dan menyebabkan kaki untuk berjinjit (plantar flexi) ketika otot-otot betis berkontraksi. Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari dan melompat secara normal. Cedera karena olahraga dan karena trauma pada tendon Achilles adalah biasa dan bisa menyebabkan kecacatan.

2.2. Etiologi

(9)

lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita. Penyebab lainnya juga bisa karena:

1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes,

2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan risiko pecah,

3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya

4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis(trauma langsung seperti luka laserasi atau tembakan dapat merobek tendon Achilles).

Faktor-faktor dari dapat meningkatkan risiko ruptur tendon Achilles meliputi:

 Umur. Usia puncak untuk ruptur tendon Achilles 30 sampai 40. Dalam

kebanyakan kasus, pecah dari Achilles tendon terjadi di pada tendon yang menerima aliran darah kurang. Hal ini yang dapat melemahkan bagian dari tendon.

 Jenis kelamin. Pada pria ruptur tendon Achilles lima kali lebih mungkin

terjadi dibandingkan pada wanita.

 Obesitas. Beratnya beban yang harus di tahan dapat meningkatkan

stres/kelelahan pada tendon achilles.

 Melakukan olahraga berat tanpa pendinginan.

 Riwayat penggunaan terakhir fluoroquinolones, kortikosteroid, atau

suntikan kortikosteroid, yang keduanya (kortikosteroid, steroid anabolik dan fluoroquinolones) berperan dalam pecah tendo achilles.

o Injeksi kortikosteroid ke dalam tendon tikus telah terbukti menyebabkan nekrosis tendon.Kortikosteroid dapat menutupi gejala yang menyakitkan, dan menyebabkan individu untuk overexert tendon melemah.

o Steroid anabolik dan fluoroquinolones menyebabkan displasia fibril kolagen, sehingga menurunkan kekuatan tarik-menarik tendon.Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa hewan yang diberikan fluoroguinolones dengan dosis yang sebanding dengan yang diberikan pada manusia, hewan tersebut akan mengalami ganggian matrix ekstraseluler tulang rawan dan penipisan kolagen.

 Penyakit gout, hipertiroid, insufisiensi ginjal, dan arteriosklerosis.

 Fraktur Pergelangan kaki, Keseleo Ankle, Cedera ligamen Calcaneofibular, Cedera ligamen Talofibular.

2.3. Epidemiologi

Kejadian di Amerika Serikat

Insiden Achilles tendinosis diyakini akan meningkat, dalam hal tendinosis dan ruptur akut. Tidak ada data yang menggambarkan insiden atau prevalensi Achilles tendinosis, tetapi diketahui mempengaruhi 7-18% dari klub pelari. Frekuensi kasus yang tepat dari ruptur tendon bervariasi, yang telah dilaporkan pada 6 kasus per 100.000 orang di Skotlandia dan 37 kasus per 100.000 orang di Denmark. Dibandingkan dengan perempuan, cedera tendon Achilles lebih banyak terjadi pada laki-laki dengan rasio 6:1, mungkin karena keterlibatan olahraga-spesifik.

(10)

Kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung (impact) atau tidak langsung (overloading). Cedera ini terjadi akibat otot tertarik pada arah yang salah, kontraksi otot yang berlebihan atau ketika terjadi kontraksi, otot belum siap, terjadi pada bagian groin muscles (otot pada kunci paha), hamstring (otot paha bagian bawah), dan otot quadriceps. Fleksibilitas otot yang baik bisa menghindarkan daerah sekitar cedera memar dan membengkak. Dapat pula karena latar belakang degenerasi tendon.

2.5. Manifestasi Klinis

 Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. Daerah ini paling sedikit menerima suplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.

 Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas

pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.

 Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit

 Tumit tidak bisa digerakan turun naik

 Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang tumit

 Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki. Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.

 Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.

Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat menyarankan diagnosis.

2.6. Diagnosis dan Diagnosis Banding Diagnosis

Dalam mendiagnosis ruptur tendo Achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan kaki akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedera terjadi dan apakah pasien sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Dokter bedah akan memeriksa kaki dan pergelangan kaki, perasaan cacat pada tendon yang menunjukkan air mata. Rentang gerak dan kekuatan otot akan dievaluasi dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki. Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes pencitraan MRI atau lainnya.

Pemeriksaan fisik :

(11)

Thompson test

- Posisi pasien tengkurap ,kemudian betis pasien diremas.

- Apabila tendo achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendo Achilles. Namun

apabila terjadi ruptur, maka tidak ada pergerakan.

Obrien’s Test

- Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari calcaneus

masukkan jarum berukuran 25.

- Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur.

- Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar

Copeland Test

- Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket.

- Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif.

- Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo

mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak sama sekali.

Pemeriksaan penunjang: A. Foto Röntgen

Foto röntgen ini awalnya untuk memastikan ada tidaknya “Calcaneous spur”. Pada penderita plantar fascitis dengan calcaneous sering tebal pada bagian fascianya dua kali dari normal.

B. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )

Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat digunakan untuk membedakan pecah lengkap atau tidak lengkap dari degenerasi tendon Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat seragam untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melalui tubuh. proton ini kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang mengetuk beberapa dari mereka keluar dari keselarasan. Ketika proton kembali mereka memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis oleh komputer dalam 3D untuk membuat gambar yang tajam penampang silang dari area of interest. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga timur untuk teknisi untuk menemukan air mata dan cedera lainnya.

(12)

Diagnosis Banding

1. Ruptur tendon Achilles

Yaitu putusnya tendon achilles secara paksa, karena terlalu sering di beri tekanan, periode tendon achilles di dahului tahap tendonisitis yang membuat tendo semakin lemah.

2. Tendo calcaneal bursitis

Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit meluncur turun naik.

3. Achilles tendoncitis

Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/ berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.

4. Achilles tendinopathy atau tendonosis

(13)

a. Stabilisasi awal

Setelah diagnosis dibuat, pergelangan kaki harus splinted dalam equinus dengan baik empuk untuk membantu elevasi mengendalikan pembengkakan.

b. Nonoperative

 Orthosis pergelangan kaki

Indikasi treatment harus individual kepada pasien. Selama 10 minggu berikutnya, pergelangan kaki secara bertahap dibawa ke posisi plantigrade dengan perubahan cor kira-kira setiap 2 minggu. Berat tubuh diperbolehkan setelah 6 minggu. Setelah casting, angkat tumit biasanya dipakai selama beberapa bulan.

c. Operative

 Perbaikan langsung

Indikasi lebih sering terjadi pada cedera akut (<6 minggu)

 Rekonstruksi dengan interposisi EDL atau plantaris.

d. Terapi Fisik

Banyak rehabilitasi tersedia. Umumnya, terapi awalnya melibatkan progresif, gerakan kaki aktif dan berkembang menjadi berat tubuh dan memperkuat. Ada tiga hal yang perlu diingat saat merehabilitasi sebuah Achilles pecah:

 Rentang gerak penting karena dibutuhkan ke dalam pikiran ketatnya tendon diperbaiki. Ketika awal rehabilitasi pasien harus melakukan peregangan ringan dan meningkatkan intensitas sebagai waktu mengizinkan dan nyeri.

 Kekuatan fungsional, tendon ini penting karena merangsang perbaikan jaringan ikat,

yang dapat dicapai saat melakukan "peregangan pelari," (menempatkan jari-jari kaki beberapa inci sampai dinding sementara tumit Anda ada di tanah). Melakukan peregangan untuk mendapatkan kekuatan fungsional juga penting karena meningkatkan penyembuhan pada tendon, yang pada gilirannya akan menyebabkan kembali cepat untuk kegiatan. Peregangan ini harus lebih intens dan harus melibatkan beberapa jenis berat bantalan, yang membantu reorientasi dan memperkuat serat kolagen di pergelangan kaki terluka. Sebuah hamparan populer digunakan untuk tahap rehabilitasi adalah menaikkan kaki pada permukaan yang tinggi.

 Kadang-kadang dukungan orthotic. Ini tidak ada hubungannya dengan peregangan atau

memperkuat tendon, melainkan di tempat untuk menjaga pasien nyaman. Ini adalah menyisipkan dibuat custom yang sesuai ke dalam sepatu pasien dan membantu dengan pronasi tepat kaki, yang merupakan yang dapat menyebabkan masalah dengan Achilles.

e. Operasi

 Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang terputus disambungkan

(14)

 Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk dilakukan tindakan operasi.

Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan.

 Operasi terbuka, sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendon Achilles dijahit

bersama-sama. Dalam pecah lengkap atau serius tendon plantaris atau otot vestigial lain dipanen dan melilit tendon Achilles, meningkatkan kekuatan tendon diperbaiki. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera telah diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan mesh penguatan ( kolagen, Artelon atau bahan lainnya degradable).

 Perkutan operasi, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil, bukan satu sayatan besar, dan menjahit tendon kembali bersama-sama melalui sayatan. Pembedahan mungkin tertunda selama sekitar satu minggu setelah pecah untuk membiarkan pembengkakan turun. Untuk pasien menetap dan mereka yang memiliki vasculopathy atau risiko untuk penyembuhan miskin, perkutan bedah perbaikan mungkin pilihan pengobatan yang lebih baik daripada perbaikan bedah terbuka.

Pencegahan

(15)

cedera, cobalah latihan yang memperkuat betis Anda.Untuk mengurangi terjadinya ruptur tendo achilles, lakukanlah hal-hal ini:

 Hindari kegiatan yang menempatkan beban berlebih pada tendon achilles, misalnya berlari dan melompat.

 Jika anda melihat rasa sakit selama latihan, istirahatlah.

 Jika salah satu latihan atau kegiatan yang menyebabkan Anda sakit terus-menerus, coba

lakukan latihan atau kegiatan yang lain.

 Gantilah olahraga seperti berlari, melompat menjadi berenang dan bersepeda

 Menjaga berat badan yang sehat.

 Kenakan sepatu yang baik dengan bantalan yang tepat atletik di tumit.

2.8. Komplikasi

Komplikasi rupture tendon Achilles yaitu infeksi. Infeksi adalah adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis, masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lainnya.

2.9. Prognosis

(16)

Daftar Pustaka

Achilles Tendon Rupture Treatment and Management. Diambil pada: 16 September 2014 pukul 19:30. Diperoleh dari: http://emedicine.medscape.com/article/85024-treatment

Achilles Tendon Ruptures. Diambil pada: 15 September 2014 pukul: 19:00.

http://indonesian.orthopaedicclinic.com.sg/?p=854

Anderson Silvia Prince. 1996. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC

Bambang Priyonoadi. Perawatan Cedera Terhadap Tendo Achilles. Diambil pada: 17

September 2014 pukul 21:00. Diperoleh dari:

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131453189/Cedera %20Achilles&Perawatannya.pdf

Dorland. 2008. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Edisi 28. Jakarta: EGC Medical Publisher

Putz R dan Pabst R. 2001. Sobotta jilid 2 edisi 22. Jakarta: EGC (Indonesia).

Ruptured Tendon. Diambil pada : 16 September 2014, pukul 20:00. Diperoleh dari:

http://www.emedicinehealth.com/ruptured_tendon/page5_em.htm.

Syamsuhidajat R,Wim de Jong.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi( hal 1256). Jakarta: EGC(Indonesia).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Persalinan pervaginam tidak dilakukan bila terdapat kontra indikasi persalinan bagi ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin dan berat bayi &gt; 3600

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quassy Experimental dengan rancangan Pre-Post Test Control Group Design Karena penelitian mengetahui efektivitas

Permendikbud no 87 tahun 2013 mengemukakan bahwa program Pendidikan Profesi Guru (PPG) merupakan program pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan lulusan S1 kependidikan

Kelainan sistim vestibuler perifer pada pasien diabetes lebih sering muncul pada penderita DM dengan durasi penyakit lebih dari5 tahun atau lebih dibandingkan yang kurang dari

Dalam kasus Duta besar Amerika untuk Bolivia, Philip S. Goldberg, pemberian status persona non grata kepada Goldberg oleh negara penerima yaitu Bolivia, tepatnya.. oleh Presiden

Sebuah karburator terdiri dari banyak sekali komponen yang fungsinya satu sama lain berbeda. Untuk motor yang sederhana dipakai karburator yang sederhana, sedangkan umumnya

merupakan model prosedural, yaitu model yang bersifat deskriptif yang menunjukkan langkah- langkah yang jelas dan cermat untuk menghasilkan produk, (2) tahap-tahap pengembangan