Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik
Identifikasi anak dengan gangguan
spektrum autistik
Departemen PENDIDIKAN KHUSUS
Fakultas ilmu pendidikan
i
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikkATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat rahmat dan karuniaNya buku ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Buku berjudul IDENTIFIKASI ANAK DENGAN GANGGUAN SPEKTRUM AUTISTIK ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Anak dengan Gangguan Spektrum Autistik semester genap yang diampu oleh Dra. Oom Siti Homdijah, M.Pd.
Buku ini berisi prosedur melakukan asesmen terhadap anak yang terindikasi menyandang ASD, berikut pelaksanaannya mulai dari tahap identifikasi, tahap asesmen, dan bagaimana melakukan penilaian serta interpretasi dari hasil inventori guru, wawancara guru, dan rating scale yang disusun asesor.
Buku ini dibuat salah satunya untuk mengenalkan konsep asesmen anak ASD pada masyarakat luas, agar lebih bijak mengambil tindakan sebelum men-judge anak yang dianggap bermasalah secara psikologi dan akademik.
Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan dalam penyusunan buku ini, baik dalam bentuk materil maupun moril yang tidak mampu disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak, semoga Allah Swt., memberikan ganjaran dengan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.
Penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca, dan umumnya bagi era baru dunia pendidikan.
Terdapatnya kesalahan dalam tulisan ini ialah hal yang wajar sebagai konsekuensi logis dari proses pembelajaran. Karena itu penulis sangat terbuka untuk menerima kritik yang membangun.
Bandung, Mei 2015
ii
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikDAFTAR ISI
KATA PENGANTAR — i
DAFTAR ISI — ii
LATAR BELAKANG — v
1.
AUTISM SPECTRUM DISORDER DAN PROSEDURIDENTIFIKASINYA
Autism Spectrum Disorder — 1 Karakteristik — 2
Diagnostic Statistical Manual— 3
Klasifikasi — 4
Prosedur Identifikasi — 6
2.
HASIL IDENTIFIKASI DAN ANALISISIdentitas Anak — 9 Inventori — 10
Wawancara Guru — 15 Wawancara Orang Tua — 17
Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif — 21
3.
PENUTUPKesimpulan — 25
DAFTAR PUSTAKA — 26
iii
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikDAFTAR gambar
Gambar 1.1. Prosedur Identifikasi — 6
Gambar 3.1. Hasil Inventori Guru ZEY — 21
iv
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikDAFTAR tabel
Tabel 2.1. Hasil Inventori Guru ZEY — 10
v
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikLatar belakang
Setiap orang berhak memeroleh pendidikan, hambatan apapun yang melatarbelakanginya. Pendidikan ramah anak adalah pendidikan yang mampu diakses oleh setiap anak tanpa terkecuali, dengan berfokus pada potensi yang mereka miliki, bukan pada hambatan mereka.
Anak yang mempunyai hambatan perkembangan atau child with
developmental impairment sangat memerlukan perhatian dan waktu yang penuh
dalam layanan pendidikannya. Sebagaimana yang terjadi pada anak dengan spekstrum autistik atau Autism spectrum Disorder (ASD) meliputi anak yang mempunyai hambatan interaksi, komunikasi, dan perilaku.
Kompleks masalah yang dialami anak ASD tidak hanya mengakibakan hambatan dalam belajar namun juga dalam kehidupan sosial yang lebih luas. Meskipun demikian, tidak berarti anak ASD tidak mempunyai potensi yang bisa dikembangkan. Sekitar 20% dari populasi ASD memiliki taraf kecerdasan rata-rata sampai di atas rata-rata-rata-rata.
Upaya pendidikan yang dirancang secara khusus membutuhkan keterlibatan berbagai ahli sesuai tingkat hambatan dan kebutuhan yang dialami anak. Di sinilah pentingnya kerja sama dan koordinasi berbagai pihak terkait dalam upaya penanganan anak dan menjalankan peranannya sebagai tim penanganan yang komprehensif.
1
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik1
Autism spectrum disorder
(ASD)
dan prosedur identifikasinya
Autism Spectrum Disorder
Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang berhubungan dengan komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gelaja tampak pada usia sebelum 3 tahun. Autis juga merupakan suatu konsekuensi dalam kehidupan mental dari kesulitan perkembangan otak yang kompleks yang mempengaruhi banyak fungsi-fungsi persepsi, imajinasi dan perasaan (Trevarthen, dkk, 1998).
Autis muncul pada tahun 1943 oleh Leo Kanner (Trevarthen, 1998). Karakteristik di bawah ini tampak sebelum usia 30 bulan atau 2,5 tahun, yaitu: 1. Tidak mampu untuk membangun hubungan sosial
2. Gagal menggunakkan bahasa secara normal dengan maksud komunikasi 3. Terobsesi untuk memelihara kesamaan
4. Ketertarikan yang sangat kuat untuk satu benda 5. Potensialitas kognitif bagus
Autistik adalah suatu keadaan dimana sorang anak berbuat semaunya sendiri baik secara berpikir maupun berprilaku. Keadaan ini mulai terjadi sejak usia masih muda, biasanya sekitar usia 2 – 3 tahun. Autistik ditandai oleh ciri-ciri utama, antara lain:
1. Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya.
2
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik3. Perkembangan bicara dan bahasa tidak normal (penyakit kelainan mental pada anak= autistic-children).
4. Reaksi/pengamatan terhadap lingkungan terbatas atau berulang-ulang dan tidak padan.
Autistik bukan suatu gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan social, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak autism seperti hidup dalam dunianya sendiri. Autistik tidak termasuk golongan penyakit tetapi suatu kumpulan gejala kelainan perilaku dan kemajuan perkembangan. Dengan kata lain, pada anak autism terjadi kelainan emosi, intelektual dan kemauan (gangguan pervasif).
Karakteristik
Karakteristik anak autis secara nyata mempunyai kesulitan untuk belajar berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Banyak juga di antara mereka suka menyakiti dirinya sendiri dan berperilaku sangat ekstrim misalnya suka melakukan kegiatan gerak yang sama selama berjam-jam setiap waktu atau stereotype (Alloy, L.B 2005: 93).
3
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikDiagnostic Statistical Manual
(DSM IV)
DSM IV yang dikembangkan oleh American Psychiatric Association (APA, 1994) adalah sebagai berikut :
1. Gangguan kualitatif dalam interaksi social yang ditunjukkan oleh paling sedikit dua di antara yang berikut ini:
a. Ciri gangguan yang jelas dalam penggunaan berbagai perilaku nonverbal (bukan lisan) seperti kontak mata, ekspresi wajah, gesture, dan gerak isyarat untuk melakukan interaksi sosial.
b. Ketidakmampuan mengembangkan hubungan pertemanan sebaya yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
c. Ketidakmampuan turut merasakan kegembiraan orang lain.
d. Kekurangmampuan dalam berhubungan emosional secara timbal balik dengan orang lain.
2. Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang ditunjukkan oleh paling sedikit salah satu di antara yang berikut ini:
a. Keterlambatan atau kekurangan secara menyeluruh dalam berbahasa lisan (tidak disertai usaha untuk mengimbanginya dengan penggunaan gestur atau mimic muka sebagai cara alternatif dalam berkomunikasi).
b. Ciri gangguan yang jelas pada kemampuan untuk memulai atau melanjutkan pembicaraan dengan orang lain meskipun dalam percakapan sederhana.
c. Penggunaan bahasa yang repetitif (diulang-ulang) atau stereotip (meniru-niru) atau bersifat idiosinktratik (aneh)
d. Kurang beragamnya spontanitas dalam permainan pura-pura atau meniru orang lain yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
4
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistika. Meliputi keasyikan dengan satu atau lebih pola minat yang terbatas atau stereotip yang bersifat abnormal baik dalam intensitas maupun fokus. b. Kepatuhan yang tampaknya didorong oleh rutinitas atau ritual spesifik
(kebiasaan tertentu) yang nonfungsional (tidak berhubungan dengan fungsi).
c. Perilaku gerakan stereotip dan repetitive (seperti terus menerus membuka-tutup genggaman, memuntir jari atau tangan atau menggerakan tubuh dengan cara kompleks.
d. Keasyikan yang terus-menerus terhadap bagian-bagian dari sebuah benda.
Klasifikasi
Dodd (2005) menuliskan derajat hambatan pada anak autis yang dibedakan dalam kelompok: asperger syndrome, rett syndrome, child
disintegratif disorders, pervasive developmental disorders – not other wise
(PDD-NOS).
Asperger Syndrome
Asperger syndrome oleh para praktisi sering disebut sebagai anak autis
5
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikAsperger syndrome tidak memiliki hambatan berarti dalam bahasa dan
perkembangan kognitif mereka mereka juga tidak mengalami keterlambatan. Dengan intervensi yang tepat dalam berkomunikasi dan berinteraksi serta intervensi perilaku secara dini, mereka dapat berkembang optimal dan bisa mencapai tingkat akademik yang tinggi.
Rett Syndrome
Rett Syndrome mulai ditemukan oleh seorang dokter dari Austria yang
bernama Andreas Rett. Tahun 1966 Rett melaporkan bahwa ada 22 orang anak perempuan dengan sindrom yang terdiri dari: gerakan tangan yang stereotip, demensia, perilaku autistik, ataksia, pertumbuhan terhenti. Rett Syndrome memiliki karakteristik pola kognitif dan stagnasi secara fungsional berikut kemunduran pertumbuhan dan perkembangan otak. Rett Syndrome kebanyakan (sebanyak 80%) dialami oleh anak-anak perempuan. (Richard Van Acker, Jennifer A. Loncola, Eryn Y. Van Acker dalam Fred R. Volkmar, Rhea Paul, Amy Klin, Donald Cohen, 2005).
Child Disintegrative Disorder
Child Disintegrative Disorder merupakan bentuk regresif Pervasive
Depelopment Disorders yang lain dan mulai digambarkan sebagai disintegrative
psychosis oleh Heller pada awal tahun 1990 an. Satu persepuluh umumnya sama
6
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik
Pervasive Developmental Disorders-not other wise (PDD-Nos)
Nos tidak mudah untuk diidentifikasi, dilihat dari usia terjadinya PDD-Nos tidak ada ketentuan, hambatan dalam keterampilan sosial bisa ada bisa tidak ada, keterampilan komunikasi cukup sampai baik, rentang IQ tunagrahita berat sampai normal.Prosedur Identifikasi
Gambar 1.1 Prosedur Identifikasi
Bagan di atas merupakan prosedur atau tahapan identifikasi yang dilaksanakan oleh kelompok, berikut akan dipaparkanmengenai penjelasan dari setiap bagiannya:
Tabel Inventori
Pada tahap ini, kelompok membuat tabel inventori berupa instrumen identifikasi dengan membuat pernyataan-pernyataan mengenai interaksi sosial,
Tabel Inventori Wawancara Guru
Wawancara Orangtua
Analisis Data
7
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikkomunikasi, dan perilaku sebagai hasil pengembangan dari Diagnostic Statistical
Manual (DSM IV). Tabel inventori ini ditujukan untuk diisi oleh guru juga
diperuntukkan untuk kelompok mengamati perilaku anak.
Dalam instrumen yang kami susun, terdapat beberapa pernyataan yang mewakili beberapa perilaku anak. Guru maupun kelompok mahasiswa yang mengisi dan melakukan pengamatan hanya mengisi dengan membubuhkan tanda ceklis pada kolom Ya jika pernyataan yang diajukan memang sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Begitupun sebaliknya, guru maupun kelompok mahasiswa bisa membubuhkan tanda ceklis pada kolom Tidak jika pernyataan tidak nampak pada anak. Hasil dari tabel inventori ini bisa dijadikan acuan untuk kelompok yang sedang melakukan pengamatan untuk menduga terlebih dahulu terhadap anak yang di identifikasi.
Wawancara Guru
Dalam tahap ini, kelompok membuat instrumen wawancara sebagai keterangan pendukung dari tabel inventori kepada guru. Hasil dari wawancara terhadap guru ini diharapkan bisa mendukung hasil dugaan sementara dari pernyataan-pernyataan tabel inventori.
Wawancara Orangtua
8
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik
Analisis data
Pada tahap ini kelompok menganalisis data dari hasil inventori, wawancara orangtua dan wawancara guru untuk mengidentifikasi apakah anak menunjukkan karakteristik yang dimiliki oleh anak autis atau tidak.
Hasil
9
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik2
Hasil identifikasi dan analisis
Identitas Anak
Subyek 1
Nama : ZEY
TTL : Bandung, 23 Agustus 2007
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 7 tahun 8 bulan
Anak ke : 1
Alamat : Jalan Tentram Dalam No 16
Agama : Islam
Sekolah : SLB Muhammadiah
Subyek 2
Nama : AIY
TTL : Bandung 09 Juni 2002
Jenis Kelamin : laki-laki
Umur : 12 tahun 10 bulan
Anak ke : 2
Alamat : Jalan Citepus II RT/RW 06/06
Agama : Islam
10
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikInventori
Tabel 2.1 Hasil Inventor Guru ZEY
No Pernyataan Ya Tidak
Keterangan I. INTERAKSI SOSIAL
1 Tidak ada kontak mata dengan
orang lain
2 Sulit memahami ekspresi wajah oranglain
3 Sulit mengembangkan hubungan
dengan teman sebaya
4 Kurang bisa berbagi kesenangan, minat, atau keberhasilan secara spontan dengan orang lain
5 Kurang tampak hubungan emosi yang timbal balik
6 Kurang empati terhadap orang lain 7 Tidak dapat mengawali interaksi dan
merespon untuk berinteraksi
Dapat mengawali interaksi tapi sebentar 8 Sulit menerima bahwa kemungkinan
orang bisa salah
9 Kurang dapat menerima perubahan
10 Kurang bisa membaca isyarat sosial (gestur, bahasa tubuh) yang
diungkapkan oleh orang lain
Dapat membaca isyarat tubuh orang tetapi sebentar 11 Tidak ada keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain
12 Tidak ada respon ketika diajak bicara Bisa memunculkan respon tetapi sebentar 13 Berperilaku seolah-olah orang lain
tidak ada
14 Kalau memeluk atau berjabat tangan terlalu keras
Kalau memeluk tidak terlalu keras, suka dipeluk kalau sedang moody
11
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik16 Tidak menyadari peran orang lain dalam proses interaksi
17 Tidak bisa bermain pura-pura
18 Tidak bisa mengikuti aturan dalam permainan
II. KOMUNIKASI
19 Lambat dalam perkembangan bicara atau sama sekali tidak bisa bicara
Tidak bisa
20 Kurang mampu memulai
pembicaraan
21 Pemakaian bahasa
stereotipe/berulang-ulang/bahasa aneh (idiosycantric) Sering mengucapkan ayah,ayah,ayah secara berulang 22 Sulit memahami kata ganti seperti
saya, aku, kamu, anda, mereka,dia.
23 Tidak ada gestur ataupun mimik
24 Tidak bisa mempertahankan
pembicaraan yang lama
25 Tampak seperti orang yang tuli.
26 Kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya
27 Senang menarik-narik tangan orang
lain untuk meminta sesuatu
28 Echolalia : Mengulang kata-kata
yang diucapkan oleh orang lain
29 Tidak mampu mengekspresikan perasaan maupun keinginan
30 Sukar memahami kata-kata bahasa orang lain dan sebaliknya
31 Gangguan aprosodia/intonasi seperti
bicara yang datar
Tidak selalu datar
III. PERILAKU
32 Keasyikan dengan satu atau lebih pola-pola minat yang terbatas dan stereotipe, baik dalam intensitas maupun fokusnya
Disekolah senang
pada pensil warna sampai digigit sampai habis 33 Tampak tidak fleksibel atau kaku
dengan rutinitas/ritual yang khusus, atau tidak bermanfaat
12
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikTabel 2.2 Hasil Inventori Guru AIY
34 Gerakan motorik yang diulang-ulang(motorik stereotipe)
Ada tapi sebentar
35 Keasyikan pada bagian benda
tertentu
Pada pensil warna
36 Mengurutkan obyek dengan cara
tertentu
Belum pernah
37 Memperlihatkan keterikatan yang kuat dengan benda mati seperti mainan tertentu
Anak tertarik
pada pensil warna
38 Berjalan mondar mandir atau berlari-lari atau berputar-putar; mengeksplor lingkung dengan memukul-mukul, membaui, atau menyeentuh obyek atau manusia;
39 Memperlihatkan kesensitifan untuk suara-suara tertentu seperti suara orang bernyanyi, suara vacum cleaner yang gaduh
40 Tidak bisa menunggu untuk mengantri.
41 Memperlihatkan respon terganggu
dengan suhu atau sakit;
42 Kurang memiliki rasa takut atau menyadari bahaya yang nyata
43 Memiliki ketertarikan untuk pola visual, lampu atau permukaan yang
mengkilap
44 Tidak tertarik bermain berkelompok bersama-sama dengan teman
No Pernyataan Ya Tidak
Keterangan
I. INTERAKSI SOSIAL
1 Tidak ada kontak mata dengan
orang lain
2 Sulit memahami ekspresi wajah oranglain
3 Sulit mengembangkan hubungan
dengan teman sebaya
13
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik4 Kurang bisa berbagi kesenangan, minat, atau keberhasilan secara spontan dengan orang lain
5 Kurang tampak hubungan emosi
yang timbal balik
6 Kurang empati terhadap orang lain 7 Tidak dapat mengawali interaksi
dan merespon untuk berinteraksi
8 Sulit menerima bahwa
kemungkinan orang bisa salah
9 Kurang dapat menerima perubahan
10 Kurang bisa membaca isyarat sosial (gestur, bahasa tubuh) yang
diungkapkan oleh orang lain
Kadang-kadang bisa mengerti isyarat tubuh orang lain 11 Tidak ada keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain
Jarang, kalaupun
ada dia suka jahil duluam
12 Tidak ada respon ketika diajak
bicara
13 Berperilaku seolah-olah orang lain tidak ada
14 Kalau memeluk atau berjabat
tangan terlalu keras
Berjabat tangan saja,memeluk t
15 Tidak mau dipeluk
16 Tidak menyadari peran orang lain dalam proses interaksi
17 Tidak bisa bermain pura-pura
18 Tidak bisa mengikuti aturan dalam permainan
II. KOMUNIKASI
19 Lambat dalam perkembangan
bicara atau sama sekali tidak bisa bicara
Bisa bicara tetapi
lambat
20 Kurang mampu memulai
pembicaraan
21 Pemakaian bahasa
stereotipe/berulang-ulang/bahasa aneh (idiosycantric)
22 Sulit memahami kata ganti seperti saya, aku, kamu, anda,
mereka,dia.
14
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik23 Tidak ada gestur ataupun mimik
24 Tidak bisa mempertahankan
pembicaraan yang lama
25 Tampak seperti orang yang tuli. 26 Kata-kata yang digunakan tidak
sesuai artinya
27 Senang menarik-narik tangan
orang lain untuk meminta sesuatu 28 Echolalia : Mengulang kata-kata
yang diucapkan oleh orang lain
29 Tidak mampu mengekspresikan
perasaan maupun keinginan
30 Sukar memahami kata-kata bahasa orang lain dan sebaliknya
Bisa,jika perintah sederhana 31 Gangguan aprosodia/intonasi
seperti bicara yang datar
Datar dan tidak
jelas
III. PERILAKU
32 Keasyikan dengan satu atau lebih pola-pola minat yang terbatas dan stereotipe, baik dalam intensitas maupun fokusnya
Setiap hari harus
mewarnai
33 Tampak tidak fleksibel atau kaku dengan rutinitas/ritual yang khusus, atau tidak bermanfaat
34 Gerakan motorik yang diulang-ulang (motorik stereotipe)
35 Keasyikan pada bagian benda
tertentu
36 Mengurutkan obyek dengan cara tertentu
37 Memperlihatkan keterikatan yang kuat dengan benda mati seperti mainan tertentu
Sangat tertarik
pada baju
38 Berjalan mondar mandir atau berlari-lari atau berputar-putar; mengeksplor lingkung dengan memukul-mukul, membaui, atau menyeentuh obyek atau manusia;
39 Memperlihatkan kesensitifan untuk suara-suara tertentu seperti suara orang bernyanyi, suara vacum cleaner yang gaduh
15
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikWawancara Guru
ZEY
Interaksi Sosial
Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu Sri selaku guru ZEY di SLB Muhammadiyah mengenai interaksi sosial anak disekolah, guru memaparkan bahwa dalam proses interaksi dengan teman-temannya maupun dengan guru di sekolah, ZEY tidak memiliki keinginan untuk mengadakan interaksi terlebih dahulu, tetapi ketika diajak untuk berinteraksi terkadang ada ekspresi muka yang ditunjukan anak walaupun hanya sebentar, setelah itu kontak mata yang dilakukan anak pada saat interaksi pun jarang terjadi dan hanya sebentar. Dalam hubungannya dengan teman sebaya, anak cenderung asik dengan dunianya sendiri sehingga tidak memiliki teman dekat disekolahnya, termasuk dalam hal berbagi dengan temannya pun hampir tidak dilakukan oleh anak. Pada saat istirahat di sekolah pun anak hanya asik dengan kegiatannya sendiri, kegiatan yang dilakukan anak pada saat istirahat yaitu makan. Kemudian, anak cenderung tidak suka mengungkapkan kesenangan maupun kesedihan terhadap sesuatu.
40 Tidak bisa menunggu untuk mengantri.
Bisa, kalau ada
guru dan di bimbing, apabila mandiri tidak bisa 41 Memperlihatkan respon terganggu
dengan suhu atau sakit;
42 Kurang memiliki rasa takut atau menyadari bahaya yang nyata
43 Memiliki ketertarikan untuk pola visual, lampu atau permukaan yang mengkilap
16
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikKomunikasi
Menurut hasil wawancara khususnya dalam aspek komunikasi, kemampuan bicara anak belum begitu berkembang.anak hanya bisa mengucapkan bebrapa kata saja, itupun kata yang sama. Sehingga, anak tidak banyak mengadakan kontak komunikasi dengan teman sebaya maupun guru, anak cenderung langsung menarik tangan gurunya jika menginginkan sesuatu hal. Maka dari itu, sangat sedikit bahasa anak yang mudah dimengerti oleh orang lain.
Perilaku
Hasil wawancara terhadap perilaku anak di sekolah, anak cenderung memiliki ketertarikan terhadap suatu hal yaitu ketertarikannya yang ekstrim terhadap pensil warna. Dalam menunjukkan ketertarikannya ini, anak sering menggigit crayon sampai habis. Hal tersebut selalu dilakukan anak setiap hari di sekolah. Menurut gurunya, anak memiliki rutinitas tertentu yang harus selalu dilakukan, yaitu pada jam 10 pagi, anak harus selalu makan. Dalam rutinitasnya tersebut, anak terlihat produktif meskipun belum bisa makan secara mandiri dan masih memerlukan bantuan. Di sekolah anak tidak memiliki kebiasaaan atau pola gerakan tertentu yang berulang.
AIY
Interaksi Sosial
17
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikcenderung jahil terhadap orang-orang disekitarnya tetapi belum bisa mengekspresikan kesangan maupun kesedihannya.
Komunikasi
Sejauh ini, dari hasil pemaparan gurunya dalam hal kemampuan bicaranya, anak sudah menunjukkan progres, dahulu anak hampir tidak pernah mengungkapkan keinginannya. Sekarang sudah mulai ada perkembangan, meskipun kata-kata yang diungkapkannya masih sederhana dan sejauh ini sudah dapat dimengerti oleh gurunya. Misalnya mengatakan salam jika bersalaman, mengatakan makan jika lapar.
Perilaku
Untuk aspek perilaku yang ditunjukkan anak di sekolah, anak cenderung menunjukkan perilaku yang ekstrim terhadap minatnya yaitu mewarnai. Setiap hari anak harus selalu melakukan rutinitasnya tersebut. Dalam rutinitasnya tersebut, terlihat produktifitas yang ditunjukkan anak, anak jadimau belajar jika mewarnai terlebih dahulu. Dalam perilaku anak yang menunjukkan pola gerakan tertentu, menurut gurunya anak tidak menunjukkan perilaku gerakan yang diulang-ulang. Tetapi setiap harinya anak selalu membuka baju dan memainkanbaju tersebut sehingga tidak mau memakai baju di sekolah.
Wawancara Orang Tua
ZEY
Pre Natal18
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikNatal
Anak saat dilahirkan dalam keadaan normal (menangis). Ibu melahirkan di bidan secara normal dan tidak menggunakan alat bantu apapun. Ibu tidak mengalami pendarahan pada saat melahirkan. Ibu memiliki sepupu yang merupakan anak berkebutuhan khusus yaitu tunagrahita.
Post Natal
Pada masa setelah dilahirkan anak tidak mengalami masalah pencernaan. Perkembangan bahasa anak pada usia sebelum 3 tahun adalah normal. Anak bisa memanggil ayah dan ibu kepada orangtuanya, bahkan mampu menyanyikan lagu anak populer seperti “topi saya bundar”. Selain ekspresif, perkembangan bahasa reseptif anak juga normal, anak dapat memahami lagu yang sedih bahkan sampai menangis.
Saat memasuki usia 2,5 tahun ZEY menunjukkan perubahan. Anak jadi tidak mau berbicara, suka menyendiri, dan menunjukkan ketertarikan terhadap suatu barang dengan intensitas yang lama. Contohnya ketertarikan ZEY terhadap bungkus kopi, tutup gelas, bola, dan selendang. Saat diasesmen, ZEY menunjukkan ketertarikannya terhadap bola dan selendang.
Pada usia 3 tahun ZEY semakin membuat khawatir kedua orang tuanya sehingga Posyandu menyarankan mereka untuk merujuk ZEY ke RSHS. Hasil tes BERA menunjukkan pendengaran anak yang normal. Menurut diagnosa Dokter, ZEY menyandang hyperactive (bukan autis), namun dokter menyarankan agar ZEY tidak sering dibiarkan menyendiri karena menurutnya bila terus dibiarkan, perilaku ZEY akan semakin menunjukkan kecenderungannya sebagai anak autis.
-19
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikjari tangannya lalu meremas-remas tangannya. Saat diajak mengobrol atau dipanggil namanya, ZEY tidak menunjukkan kontak mata. Anak tidak biasa bermain dengan teman di lingkungan rumahnya karena setiap pulang sekolah anak selalu naik ke kamar atas dan bermain sendiri dengan melakukan perilaku yang diulang-ulang seperti memutar-mutar kerudung, selendang, atau baju yang panjang. Tidak hanya itu, ZEY juga suka memutar-mutar bola, guling, atau barang apapun dengan menggunakan kakinya.
Ekspresi muka anak ketika diajak berbicara adalah datar dan tampak acuh tak acuh. Sehingga tidak menunjukkan interaksi yang baik dengan keluarga, tetangga, maupun teman-temannya. ZEY selalu diingatkan untuk menyalami tangan kedua orang tuanya ketika hendak berangkat sekolah, ZEY selalu menurut jika hanya 3 orang yang disalaminya. Jika lebih dari itu, ZEY tidak mau bahkan sampai tantrum. Anak tidak dapat berbagi kesenangan dengan orang lain, juga acuh terhadap teman sebayanya. Rutinitas anak setiap hari sama kecuali pada hari libur. Pada saat sekolah anak bangun, mandi, sarapan lalu berangkat sekolah. Setiap berangkat sekolah anak selalu diantar oleh pamannya tidak mau oleh orang lain, apabila tidak dengan pamannya maka anak mengamuk. Pada hari libur anak selalu mengamuk karena biasanya sekolah tetapi libur.
AIY
Pre Natal20
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikNatal
Keadaan AIY saat lahir adalah normal (menangis). Pada saat melahirkan Ibu tidak menggunakan alat bantu apapun dan tidak terjadi pendarahan. Sebelumnya di keluarga ini tidak ada anak berkebutuhan khusus.
Post Natal
Sesudah kelahiran AIY tidak mempunyai masalah dalam pencernaannya. Dalam aspek perkembangan bahasa AIY mampu mengucapkan “Mama” dan
“Bapak” sebelum usia satu tahun. Tetapi setelah usia 1,5 tahun AIY
menunjukkan perubahan dalam perkembangan bahasanya. AIY tidak
memanggil “Mama” maupun “Bapak” dan tidak ingin berbicara. Tetapi seiring
usia yang bertambah dan mulai bersekolah AIY mengalami peningakatan dalam berbicara. Apabila AIY menginginkan sesuatu, pasti akan mengungkapkan, misalnya “Pak lapar, Pak Lapar” sambil memegang perut. Apa yang diinginkan anak harus selalu dituruti apabila tidak maka anak akan mengamuk dengan cara membenturkan kepala ke tembok secara berulang-ulang.
Awalnya anak kesulitan beradaptasi di lingkungan rumahnya sehingga sering dijauhi, namun akhirnya teman-teman di dekat rumahnya pun mau bermain bersana AIY, seperti menonton DVD. Selain menonton AIY tidak mau bermain, menurut penuturan ayahnya AIY tidak bisa bermain permainan seperti anak lainnya, contohnya bermain kelereng, bermain pura-pura. Ketika anak diajak berbicara, sesekali AIY menunjukkan kontak mata, misalnya saat menyatakan keinginan untuk makan. Ekspresi anak saat diajak berbicara tidak datar. Ketika menginginkan sesuatu AIY pasti mengungkapkannya dengan kata-kata sederhana dan diulang-ulang. AIY dapat berbagi makanan dengan adik atau kakaknya.
21
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikapabila ada yang berbeda maka akan tantrum. Ayahnya menghindari perilaku tantrum AIY dengan cara mengajaknya bermain.
Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif
Data Kuantitatif
Berdasarkan hasil inventori guru maka dihasilkan skor data dengan rumus sebagai berikut :
� �� � ℎ� � =�� � � � × � �ℎ� %
Gambar 3.1 Hasil Inventori Guru ZEY
Grafik diatas merupakan skor inventori guru yang didadapat dari ZEY dalam aspek interaksi sosial, komunikasi dan perilaku dengan perhitungan sebagai berikut :
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
ZEY
Interaksi Sosial
Komunikasi
22
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik• Interaksi Sosial:
×
% =
, %
• Komunikasi :
×
% =
, %
• Perilaku :
×
% =
, %
Gambar 3.2 Hasil Inventori Guru AIY
Grafik diatas merupakan skor inventori guru yang didadapat dari AIY dalam aspek interaksi sosial, komunikasi dan perilaku dengan perhitungan sebagai berikut :
• Interaksi Sosial:
×
% =
, %
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
AIY
Interaksi Sosial
Komunikasi
23
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik• Komunikasi :
×
% =
, %
• Perilaku :
×
% =
, %
Data Kualitatif
ZEY
Berdasarkan hasil grafik yang disajikan, ZEY mendapatkan skor dalam aspek interaksi sosial 72,222 %, aspek komunikasi 84,615% dan aspek perilaku 76,923 %. Berdasarkan wawancara guru dan wawancara orangtua aspek interaksi sosial ZEY baik di sekolah maupun di rumah mengalami kesamaan yaitu anak tidak memiliki keinginan untuk mengadakan kontak sosial terlebih dahulu sehingga baik dirumah maupun di sekolah anak tidak memiliki kedekatan dengan teman sebaya di sekitarnya, anak cenderung asik dengan dunianya sendiri, dari aspek komunikasi ZEY, menurut orang tua dan guru anak mengalami keterlambatan dalam berbicara sehingga anak cenderung langsung menarik tangan guru maupun orang tua jika menginginkan sesuatu. Selanjutnya, aspek perilaku yang ditunjukan ZEY cenderung memiliki ketertarikan yang ekstrim terhadap suatu benda misalnya ketertarikan terhadap selendang, pensil warna dan bola, kemudian anak memiliki rutinitas sehari-hari yang harus dilakukan oleh anak setiap harinya di rumah maupun di sekolah.
AIY
24
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik25
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik3
penutup
Kesimpulan
Proses identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik terbagi kedalam 3 prosedur yaitu pelaksanaan mengisi table inventori kepada guru wali kelas anak berdasarkan DSM IV, lalu menindaklanjuti dengan wawancara guru untuk lebih mengetahui bagaimana kondisi dan aktifitas anak yang dilakukan di sekolah. Setelah itu dilanjutkan ke prosedur terakhir yaitu wawancara orang tua, dalam wawancara ini lebih pada aktivitas anak di rumah. Setelah data terkumpul, kami menganalisis data hasil inventory dan wawancara untuk mendapatkan hasil akhir identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik.
26
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikDAFTAR PUSTAKA
Homdijah, O. --. Identifikasi Anak Dengan Gangguan Autis. [Online]. Diakses di:
http://oshomdijah.blogspot.com/2013/08/identifikasi-anak-dengan-gangguan-autis.html
27
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistiklampiran
1. Tabel inventori guru 2. Format wawancara guru 3. Format wawancara orang tua 4. Dokumentasi kegiatan
28
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikLampiran 1
Tabel Inventori Guru
No Pernyataan Ya Tidak
Keterangan I. INTERAKSI SOSIAL
1 Tidak ada kontak mata dengan orang lain
2 Sulit memahami ekspresi wajah oranglain
3 Sulit mengembangkan hubungan dengan teman sebaya
4 Kurang bisa berbagi kesenangan, minat, atau keberhasilan secara spontan dengan orang lain 5 Kurang tampak hubungan emosi
yang timbal balik
6 Kurang empati terhadap orang lain 7 Tidak dapat mengawali interaksi dan
merespon untuk berinteraksi
8 Sulit menerima bahwa kemungkinan orang bisa salah
9 Kurang dapat menerima perubahan 10 Kurang bisa membaca isyarat sosial
(gestur, bahasa tubuh) yang diungkapkan oleh orang lain 11 Tidak ada keinginan untuk
berhubungan dengan orang lain 12 Tidak ada respon ketika diajak
bicara
13 Berperilaku seolah-olah orang lain tidak ada
14 Kalau memeluk atau berjabat tangan terlalu keras
15 Tidak mau dipeluk
16 Tidak menyadari peran orang lain dalam proses interaksi
17 Tidak bisa bermain pura-pura 18 Tidak bisa mengikuti aturan dalam
29
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikII. KOMUNIKASI
19 Lambat dalam perkembangan bicara atau sama sekali tidak bisa bicara
20 Kurang mampu memulai
pembicaraan 21 Pemakaian bahasa
stereotipe/berulang-ulang/bahasa aneh (idiosycantric)
22 Sulit memahami kata ganti seperti saya, aku, kamu, anda, mereka,dia. 23 Tidak ada gestur ataupun mimik 24 Tidak bisa mempertahankan
pembicaraan yang lama
25 Tampak seperti orang yang tuli. 26 Kata-kata yang digunakan tidak
sesuai artinya
27 Senang menarik-narik tangan orang lain untuk meminta sesuatu
28 Echolalia : Mengulang kata-kata yang diucapkan oleh orang lain 29 Tidak mampu mengekspresikan
perasaan maupun keinginan
30 Sukar memahami kata-kata bahasa orang lain dan sebaliknya
31 Gangguan aprosodia/intonasi seperti bicara yang datar
III. PERILAKU
32 Keasyikan dengan satu atau lebih pola-pola minat yang terbatas dan stereotipe, baik dalam intensitas maupun fokusnya
33 Tampak tidak fleksibel atau kaku dengan rutinitas/ritual yang khusus, atau tidak bermanfaat
34 Gerakan motorik yang diulang-ulang (motorik stereotipe)
35 Keasyikan pada bagian benda tertentu
30
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik37 Memperlihatkan keterikatan yang kuat dengan benda mati seperti mainan tertentu
38 Berjalan mondar mandir atau berlari-lari atau berputar-putar; mengeksplor lingkung dengan memukul-mukul, membaui, atau menyeentuh obyek atau manusia; 39 Memperlihatkan kesensitifan untuk
suara-suara tertentu seperti suara orang bernyanyi, suara vacum cleaner yang gaduh
40 Tidak bisa menunggu untuk mengantri.
41 Memperlihatkan respon terganggu dengan suhu atau sakit;
42 Kurang memiliki rasa takut atau menyadari bahaya yang nyata 43 Memiliki ketertarikan untuk pola
visual, lampu atau permukaan yang mengkilap
31
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikLampiran 2
format wawancara Guru
Interaksi Sosial
1. Bagaimana anak berinteraksi? (kontak mata, ekspresi muka, sikap tubuh, dll) 2. Bagaimana hubungan anak dengan teman sebaya? Apakah memiliki teman
dekat?
3. Bagaimana sikap anak ketika memeroleh sesuatu yang menyenangkan? Seberapa senang anak berbagi?
4. Bagaimana perilaku anak pada jam di luar pelajaran (istirahat)? Seaktif apa kegiatan anak?
5. Bagaimana cara anak mengungkapkan kesenangan dan kesedihan terhadap sesuatu?
Komunikasi
6. Seberapa baik kemampuan bicara anak?
7. Sebesar apa minat anak dalam memulai suatu pembicaraan? 8. Apakah bahasa anak mudah dimengerti oleh orang lain?
9. Permainan apa yang paling anak sukai? Apakah anak memiliki kelompok bermain tertentu?
Perilaku
10. Apakah anak memiliki ketertarikan terhadap sesuatu hal yang ekstrim? (berupa minat, kegiatan)
11. Apakah anak memiliki rutinitas atau ritual khusus? Seberapa besar produktivitas anak dari rutinitas tersebut?
12. Bagaimana gerak mototik anak? Apakah memiliki kebiasaan /pola gerakan tertentu yang berulang?
32
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikLampiran 3
format wawancara orang tua
Pre Natal
1. Apakah Ibu memiliki penyakit ketika mengandung? 2. Apakah ibu meninum obat-obatan saat mengandung? 3. Siapakah yang menolong anak pada saat lahir? 4. Berapa umur kandungan anak ini?
Natal
1. Bagaimana keadaan anak pada saat lahir?
2. Apakah anak ini di bantu dengan alat penolong misalnya tang atau alat-alat lainnya pada saat dilahirkan?
3. Apakah pada saat melahirkan ibu mengalami pendarahan? 4. Apakah pada saat lahir anak menangis?
5. Apakah ada diantara saudara yang lain mengalami kebutuhan khusus? Post Natal
1. Apakah anak mempunyai masalah dalam pencernaan?
2. Bagaimana perkembangan bicara pada anak dari mulai lahir hingga saat ini? 3. Bagaimana bahasa anak ketika memulai pembicaraan?
4. Bagaimana bahasa yang digunakan anak ketika di rumah? Apakah ada bahasa yang diulang-ulang terhadap pertanyaan yang dilontarkan?
5. Bagaimana cara anak bermain dengan teman di lingkungan rumah? 6. Bagaimana sikap anak ketika di ajak berbicara? Apakah ada kontak mata? 7. Bagaimana ekspresi muka anak ketika di ajak berbicara?
8. Bagaimana sikap anak ketika sedang berinteraksi dengan keluarga ataupun tetangga?
33
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik10. Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya?
11. Bagaimana cara anak berbagi kesenangan dengan teman sebayanya? 12. Bagaimana kepedulian anak terhadap teman sebayanya?
13. Apakah anak memiliki ketertarikan terhadap satu benda dengan intensitas yang sering? Bagaimana cara anak menunjukkan prilaku ketertarikannya? 14. Bagaimana rutinitas anak setiap hari? Apakah prilaku pada hari ini sama
dengan prilaku hari kemarin?
34
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikLampiran 4
Dokumentasi kegiatan
Subyek 1: ZEY
35
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikBIODATA PENYUSUN
NAMA : Hamidah Muniroh
NIM : 1305084
TTL : Delft (Belanda), 1 Januari 1995
JENIS KELAMIN : Perempuan
STATUS : Mahasiswa
INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia
DEPARTEMEN/PRODI : Pendidikan Khusus
NAMA : Neng Tria Sutriani
NIM : 1305035
TTL : Garut, 6 Juli 1995
JENIS KELAMIN : Perempuan
STATUS : Mahasiswa
INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia
DEPARTEMEN/PRODI : Pendidikan Khusus
NAMA : Ria Megantari
NIM : 1300017
TTL : Kuningan, 4 Desember 1994
JENIS KELAMIN : Perempuan
STATUS : Mahasiswa
INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia
36
Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistikNAMA : Weni Winarti
NIM : 1305537
TTL : Garut, 3 Februari 1996
JENIS KELAMIN : Perempuan
STATUS : Mahasiswa
INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia