• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Anak dengan Gangguan Spektr

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Identifikasi Anak dengan Gangguan Spektr"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Identifikasi anak dengan gangguan

spektrum autistik

Departemen PENDIDIKAN KHUSUS

Fakultas ilmu pendidikan

(2)

i

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

kATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena berkat rahmat dan karuniaNya buku ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.

Buku berjudul IDENTIFIKASI ANAK DENGAN GANGGUAN SPEKTRUM AUTISTIK ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Anak dengan Gangguan Spektrum Autistik semester genap yang diampu oleh Dra. Oom Siti Homdijah, M.Pd.

Buku ini berisi prosedur melakukan asesmen terhadap anak yang terindikasi menyandang ASD, berikut pelaksanaannya mulai dari tahap identifikasi, tahap asesmen, dan bagaimana melakukan penilaian serta interpretasi dari hasil inventori guru, wawancara guru, dan rating scale yang disusun asesor.

Buku ini dibuat salah satunya untuk mengenalkan konsep asesmen anak ASD pada masyarakat luas, agar lebih bijak mengambil tindakan sebelum men-judge anak yang dianggap bermasalah secara psikologi dan akademik.

Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan bantuan dalam penyusunan buku ini, baik dalam bentuk materil maupun moril yang tidak mampu disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak, semoga Allah Swt., memberikan ganjaran dengan kebaikan yang berlipat ganda. Aamiin.

Penulis berharap semoga buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca, dan umumnya bagi era baru dunia pendidikan.

Terdapatnya kesalahan dalam tulisan ini ialah hal yang wajar sebagai konsekuensi logis dari proses pembelajaran. Karena itu penulis sangat terbuka untuk menerima kritik yang membangun.

Bandung, Mei 2015

(3)

ii

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR — i

DAFTAR ISI — ii

LATAR BELAKANG — v

1.

AUTISM SPECTRUM DISORDER DAN PROSEDUR

IDENTIFIKASINYA

Autism Spectrum Disorder — 1 Karakteristik — 2

Diagnostic Statistical Manual— 3

Klasifikasi — 4

Prosedur Identifikasi — 6

2.

HASIL IDENTIFIKASI DAN ANALISIS

Identitas Anak — 9 Inventori — 10

Wawancara Guru — 15 Wawancara Orang Tua — 17

Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif — 21

3.

PENUTUP

Kesimpulan — 25

DAFTAR PUSTAKA — 26

(4)

iii

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

DAFTAR gambar

Gambar 1.1. Prosedur Identifikasi — 6

Gambar 3.1. Hasil Inventori Guru ZEY — 21

(5)

iv

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

DAFTAR tabel

Tabel 2.1. Hasil Inventori Guru ZEY — 10

(6)

v

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Latar belakang

Setiap orang berhak memeroleh pendidikan, hambatan apapun yang melatarbelakanginya. Pendidikan ramah anak adalah pendidikan yang mampu diakses oleh setiap anak tanpa terkecuali, dengan berfokus pada potensi yang mereka miliki, bukan pada hambatan mereka.

Anak yang mempunyai hambatan perkembangan atau child with

developmental impairment sangat memerlukan perhatian dan waktu yang penuh

dalam layanan pendidikannya. Sebagaimana yang terjadi pada anak dengan spekstrum autistik atau Autism spectrum Disorder (ASD) meliputi anak yang mempunyai hambatan interaksi, komunikasi, dan perilaku.

Kompleks masalah yang dialami anak ASD tidak hanya mengakibakan hambatan dalam belajar namun juga dalam kehidupan sosial yang lebih luas. Meskipun demikian, tidak berarti anak ASD tidak mempunyai potensi yang bisa dikembangkan. Sekitar 20% dari populasi ASD memiliki taraf kecerdasan rata-rata sampai di atas rata-rata-rata-rata.

Upaya pendidikan yang dirancang secara khusus membutuhkan keterlibatan berbagai ahli sesuai tingkat hambatan dan kebutuhan yang dialami anak. Di sinilah pentingnya kerja sama dan koordinasi berbagai pihak terkait dalam upaya penanganan anak dan menjalankan peranannya sebagai tim penanganan yang komprehensif.

(7)

1

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

1

Autism spectrum disorder

(ASD)

dan prosedur identifikasinya

Autism Spectrum Disorder

Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks yang berhubungan dengan komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gelaja tampak pada usia sebelum 3 tahun. Autis juga merupakan suatu konsekuensi dalam kehidupan mental dari kesulitan perkembangan otak yang kompleks yang mempengaruhi banyak fungsi-fungsi persepsi, imajinasi dan perasaan (Trevarthen, dkk, 1998).

Autis muncul pada tahun 1943 oleh Leo Kanner (Trevarthen, 1998). Karakteristik di bawah ini tampak sebelum usia 30 bulan atau 2,5 tahun, yaitu: 1. Tidak mampu untuk membangun hubungan sosial

2. Gagal menggunakkan bahasa secara normal dengan maksud komunikasi 3. Terobsesi untuk memelihara kesamaan

4. Ketertarikan yang sangat kuat untuk satu benda 5. Potensialitas kognitif bagus

Autistik adalah suatu keadaan dimana sorang anak berbuat semaunya sendiri baik secara berpikir maupun berprilaku. Keadaan ini mulai terjadi sejak usia masih muda, biasanya sekitar usia 2 – 3 tahun. Autistik ditandai oleh ciri-ciri utama, antara lain:

1. Tidak peduli dengan lingkungan sosialnya.

(8)

2

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

3. Perkembangan bicara dan bahasa tidak normal (penyakit kelainan mental pada anak= autistic-children).

4. Reaksi/pengamatan terhadap lingkungan terbatas atau berulang-ulang dan tidak padan.

Autistik bukan suatu gejala penyakit tetapi berupa sindroma (kumpulan gejala) dimana terjadi penyimpangan perkembangan social, kemampuan berbahasa dan kepedulian terhadap sekitar, sehingga anak autism seperti hidup dalam dunianya sendiri. Autistik tidak termasuk golongan penyakit tetapi suatu kumpulan gejala kelainan perilaku dan kemajuan perkembangan. Dengan kata lain, pada anak autism terjadi kelainan emosi, intelektual dan kemauan (gangguan pervasif).

Karakteristik

Karakteristik anak autis secara nyata mempunyai kesulitan untuk belajar berkomunikasi secara verbal dan nonverbal. Banyak juga di antara mereka suka menyakiti dirinya sendiri dan berperilaku sangat ekstrim misalnya suka melakukan kegiatan gerak yang sama selama berjam-jam setiap waktu atau stereotype (Alloy, L.B 2005: 93).

(9)

3

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Diagnostic Statistical Manual

(DSM IV)

DSM IV yang dikembangkan oleh American Psychiatric Association (APA, 1994) adalah sebagai berikut :

1. Gangguan kualitatif dalam interaksi social yang ditunjukkan oleh paling sedikit dua di antara yang berikut ini:

a. Ciri gangguan yang jelas dalam penggunaan berbagai perilaku nonverbal (bukan lisan) seperti kontak mata, ekspresi wajah, gesture, dan gerak isyarat untuk melakukan interaksi sosial.

b. Ketidakmampuan mengembangkan hubungan pertemanan sebaya yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.

c. Ketidakmampuan turut merasakan kegembiraan orang lain.

d. Kekurangmampuan dalam berhubungan emosional secara timbal balik dengan orang lain.

2. Gangguan kualitatif dalam berkomunikasi yang ditunjukkan oleh paling sedikit salah satu di antara yang berikut ini:

a. Keterlambatan atau kekurangan secara menyeluruh dalam berbahasa lisan (tidak disertai usaha untuk mengimbanginya dengan penggunaan gestur atau mimic muka sebagai cara alternatif dalam berkomunikasi).

b. Ciri gangguan yang jelas pada kemampuan untuk memulai atau melanjutkan pembicaraan dengan orang lain meskipun dalam percakapan sederhana.

c. Penggunaan bahasa yang repetitif (diulang-ulang) atau stereotip (meniru-niru) atau bersifat idiosinktratik (aneh)

d. Kurang beragamnya spontanitas dalam permainan pura-pura atau meniru orang lain yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.

(10)

4

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

a. Meliputi keasyikan dengan satu atau lebih pola minat yang terbatas atau stereotip yang bersifat abnormal baik dalam intensitas maupun fokus. b. Kepatuhan yang tampaknya didorong oleh rutinitas atau ritual spesifik

(kebiasaan tertentu) yang nonfungsional (tidak berhubungan dengan fungsi).

c. Perilaku gerakan stereotip dan repetitive (seperti terus menerus membuka-tutup genggaman, memuntir jari atau tangan atau menggerakan tubuh dengan cara kompleks.

d. Keasyikan yang terus-menerus terhadap bagian-bagian dari sebuah benda.

Klasifikasi

Dodd (2005) menuliskan derajat hambatan pada anak autis yang dibedakan dalam kelompok: asperger syndrome, rett syndrome, child

disintegratif disorders, pervasive developmental disorders – not other wise

(PDD-NOS).

Asperger Syndrome

Asperger syndrome oleh para praktisi sering disebut sebagai anak autis

(11)

5

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Asperger syndrome tidak memiliki hambatan berarti dalam bahasa dan

perkembangan kognitif mereka mereka juga tidak mengalami keterlambatan. Dengan intervensi yang tepat dalam berkomunikasi dan berinteraksi serta intervensi perilaku secara dini, mereka dapat berkembang optimal dan bisa mencapai tingkat akademik yang tinggi.

Rett Syndrome

Rett Syndrome mulai ditemukan oleh seorang dokter dari Austria yang

bernama Andreas Rett. Tahun 1966 Rett melaporkan bahwa ada 22 orang anak perempuan dengan sindrom yang terdiri dari: gerakan tangan yang stereotip, demensia, perilaku autistik, ataksia, pertumbuhan terhenti. Rett Syndrome memiliki karakteristik pola kognitif dan stagnasi secara fungsional berikut kemunduran pertumbuhan dan perkembangan otak. Rett Syndrome kebanyakan (sebanyak 80%) dialami oleh anak-anak perempuan. (Richard Van Acker, Jennifer A. Loncola, Eryn Y. Van Acker dalam Fred R. Volkmar, Rhea Paul, Amy Klin, Donald Cohen, 2005).

Child Disintegrative Disorder

Child Disintegrative Disorder merupakan bentuk regresif Pervasive

Depelopment Disorders yang lain dan mulai digambarkan sebagai disintegrative

psychosis oleh Heller pada awal tahun 1990 an. Satu persepuluh umumnya sama

(12)

6

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Pervasive Developmental Disorders-not other wise (PDD-Nos)

Nos tidak mudah untuk diidentifikasi, dilihat dari usia terjadinya PDD-Nos tidak ada ketentuan, hambatan dalam keterampilan sosial bisa ada bisa tidak ada, keterampilan komunikasi cukup sampai baik, rentang IQ tunagrahita berat sampai normal.

Prosedur Identifikasi

Gambar 1.1 Prosedur Identifikasi

Bagan di atas merupakan prosedur atau tahapan identifikasi yang dilaksanakan oleh kelompok, berikut akan dipaparkanmengenai penjelasan dari setiap bagiannya:

Tabel Inventori

Pada tahap ini, kelompok membuat tabel inventori berupa instrumen identifikasi dengan membuat pernyataan-pernyataan mengenai interaksi sosial,

Tabel Inventori Wawancara Guru

Wawancara Orangtua

Analisis Data

(13)

7

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

komunikasi, dan perilaku sebagai hasil pengembangan dari Diagnostic Statistical

Manual (DSM IV). Tabel inventori ini ditujukan untuk diisi oleh guru juga

diperuntukkan untuk kelompok mengamati perilaku anak.

Dalam instrumen yang kami susun, terdapat beberapa pernyataan yang mewakili beberapa perilaku anak. Guru maupun kelompok mahasiswa yang mengisi dan melakukan pengamatan hanya mengisi dengan membubuhkan tanda ceklis pada kolom Ya jika pernyataan yang diajukan memang sesuai dengan perilaku yang ditunjukkan oleh anak. Begitupun sebaliknya, guru maupun kelompok mahasiswa bisa membubuhkan tanda ceklis pada kolom Tidak jika pernyataan tidak nampak pada anak. Hasil dari tabel inventori ini bisa dijadikan acuan untuk kelompok yang sedang melakukan pengamatan untuk menduga terlebih dahulu terhadap anak yang di identifikasi.

Wawancara Guru

Dalam tahap ini, kelompok membuat instrumen wawancara sebagai keterangan pendukung dari tabel inventori kepada guru. Hasil dari wawancara terhadap guru ini diharapkan bisa mendukung hasil dugaan sementara dari pernyataan-pernyataan tabel inventori.

Wawancara Orangtua

(14)

8

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Analisis data

Pada tahap ini kelompok menganalisis data dari hasil inventori, wawancara orangtua dan wawancara guru untuk mengidentifikasi apakah anak menunjukkan karakteristik yang dimiliki oleh anak autis atau tidak.

Hasil

(15)

9

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

2

Hasil identifikasi dan analisis

Identitas Anak

Subyek 1

Nama : ZEY

TTL : Bandung, 23 Agustus 2007

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 7 tahun 8 bulan

Anak ke : 1

Alamat : Jalan Tentram Dalam No 16

Agama : Islam

Sekolah : SLB Muhammadiah

Subyek 2

Nama : AIY

TTL : Bandung 09 Juni 2002

Jenis Kelamin : laki-laki

Umur : 12 tahun 10 bulan

Anak ke : 2

Alamat : Jalan Citepus II RT/RW 06/06

Agama : Islam

(16)

10

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Inventori

Tabel 2.1 Hasil Inventor Guru ZEY

No Pernyataan Ya Tidak

Keterangan I. INTERAKSI SOSIAL

1 Tidak ada kontak mata dengan

orang lain 

2 Sulit memahami ekspresi wajah oranglain

3 Sulit mengembangkan hubungan

dengan teman sebaya 

4 Kurang bisa berbagi kesenangan, minat, atau keberhasilan secara spontan dengan orang lain

5 Kurang tampak hubungan emosi yang timbal balik

6 Kurang empati terhadap orang lain  7 Tidak dapat mengawali interaksi dan

merespon untuk berinteraksi 

Dapat mengawali interaksi tapi sebentar 8 Sulit menerima bahwa kemungkinan

orang bisa salah 

9 Kurang dapat menerima perubahan 

10 Kurang bisa membaca isyarat sosial (gestur, bahasa tubuh) yang

diungkapkan oleh orang lain 

Dapat membaca isyarat tubuh orang tetapi sebentar 11 Tidak ada keinginan untuk

berhubungan dengan orang lain

12 Tidak ada respon ketika diajak bicara  Bisa memunculkan respon tetapi sebentar 13 Berperilaku seolah-olah orang lain

tidak ada

14 Kalau memeluk atau berjabat tangan terlalu keras

Kalau memeluk tidak terlalu keras, suka dipeluk kalau sedang moody

(17)

11

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

16 Tidak menyadari peran orang lain dalam proses interaksi

17 Tidak bisa bermain pura-pura 

18 Tidak bisa mengikuti aturan dalam permainan

II. KOMUNIKASI

19 Lambat dalam perkembangan bicara atau sama sekali tidak bisa bicara

 Tidak bisa

20 Kurang mampu memulai

pembicaraan 

21 Pemakaian bahasa

stereotipe/berulang-ulang/bahasa aneh (idiosycantric)  Sering mengucapkan ayah,ayah,ayah secara berulang 22 Sulit memahami kata ganti seperti

saya, aku, kamu, anda, mereka,dia. 

23 Tidak ada gestur ataupun mimik 

24 Tidak bisa mempertahankan

pembicaraan yang lama 

25 Tampak seperti orang yang tuli. 

26 Kata-kata yang digunakan tidak sesuai artinya

27 Senang menarik-narik tangan orang

lain untuk meminta sesuatu 

28 Echolalia : Mengulang kata-kata

yang diucapkan oleh orang lain 

29 Tidak mampu mengekspresikan perasaan maupun keinginan

30 Sukar memahami kata-kata bahasa orang lain dan sebaliknya

31 Gangguan aprosodia/intonasi seperti

bicara yang datar 

Tidak selalu datar

III. PERILAKU

32 Keasyikan dengan satu atau lebih pola-pola minat yang terbatas dan stereotipe, baik dalam intensitas maupun fokusnya

 Disekolah senang

pada pensil warna sampai digigit sampai habis 33 Tampak tidak fleksibel atau kaku

dengan rutinitas/ritual yang khusus, atau tidak bermanfaat

(18)

12

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Tabel 2.2 Hasil Inventori Guru AIY

34 Gerakan motorik yang diulang-ulang

(motorik stereotipe)

 Ada tapi sebentar

35 Keasyikan pada bagian benda

tertentu 

Pada pensil warna

36 Mengurutkan obyek dengan cara

tertentu 

Belum pernah

37 Memperlihatkan keterikatan yang kuat dengan benda mati seperti mainan tertentu

 Anak tertarik

pada pensil warna

38 Berjalan mondar mandir atau berlari-lari atau berputar-putar; mengeksplor lingkung dengan memukul-mukul, membaui, atau menyeentuh obyek atau manusia;

39 Memperlihatkan kesensitifan untuk suara-suara tertentu seperti suara orang bernyanyi, suara vacum cleaner yang gaduh

40 Tidak bisa menunggu untuk mengantri.

41 Memperlihatkan respon terganggu

dengan suhu atau sakit; 

42 Kurang memiliki rasa takut atau menyadari bahaya yang nyata

43 Memiliki ketertarikan untuk pola visual, lampu atau permukaan yang

mengkilap 

44 Tidak tertarik bermain berkelompok bersama-sama dengan teman

No Pernyataan Ya Tidak

Keterangan

I. INTERAKSI SOSIAL

1 Tidak ada kontak mata dengan

orang lain 

2 Sulit memahami ekspresi wajah oranglain

3 Sulit mengembangkan hubungan

dengan teman sebaya

(19)

13

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

4 Kurang bisa berbagi kesenangan, minat, atau keberhasilan secara spontan dengan orang lain

5 Kurang tampak hubungan emosi

yang timbal balik

6 Kurang empati terhadap orang lain  7 Tidak dapat mengawali interaksi

dan merespon untuk berinteraksi 

8 Sulit menerima bahwa

kemungkinan orang bisa salah

9 Kurang dapat menerima perubahan 

10 Kurang bisa membaca isyarat sosial (gestur, bahasa tubuh) yang

diungkapkan oleh orang lain

 Kadang-kadang bisa mengerti isyarat tubuh orang lain 11 Tidak ada keinginan untuk

berhubungan dengan orang lain

 Jarang, kalaupun

ada dia suka jahil duluam

12 Tidak ada respon ketika diajak

bicara 

13 Berperilaku seolah-olah orang lain tidak ada

14 Kalau memeluk atau berjabat

tangan terlalu keras 

Berjabat tangan saja,memeluk t

15 Tidak mau dipeluk 

16 Tidak menyadari peran orang lain dalam proses interaksi

17 Tidak bisa bermain pura-pura 

18 Tidak bisa mengikuti aturan dalam permainan

II. KOMUNIKASI

19 Lambat dalam perkembangan

bicara atau sama sekali tidak bisa bicara

 Bisa bicara tetapi

lambat

20 Kurang mampu memulai

pembicaraan

21 Pemakaian bahasa

stereotipe/berulang-ulang/bahasa aneh (idiosycantric)

22 Sulit memahami kata ganti seperti saya, aku, kamu, anda,

mereka,dia.

(20)

14

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

23 Tidak ada gestur ataupun mimik 

24 Tidak bisa mempertahankan

pembicaraan yang lama 

25 Tampak seperti orang yang tuli.  26 Kata-kata yang digunakan tidak

sesuai artinya

27 Senang menarik-narik tangan

orang lain untuk meminta sesuatu  28 Echolalia : Mengulang kata-kata

yang diucapkan oleh orang lain

29 Tidak mampu mengekspresikan

perasaan maupun keinginan 

30 Sukar memahami kata-kata bahasa orang lain dan sebaliknya

 Bisa,jika perintah sederhana 31 Gangguan aprosodia/intonasi

seperti bicara yang datar

 Datar dan tidak

jelas

III. PERILAKU

32 Keasyikan dengan satu atau lebih pola-pola minat yang terbatas dan stereotipe, baik dalam intensitas maupun fokusnya

 Setiap hari harus

mewarnai

33 Tampak tidak fleksibel atau kaku dengan rutinitas/ritual yang khusus, atau tidak bermanfaat

34 Gerakan motorik yang diulang-ulang (motorik stereotipe)

35 Keasyikan pada bagian benda

tertentu 

36 Mengurutkan obyek dengan cara tertentu

37 Memperlihatkan keterikatan yang kuat dengan benda mati seperti mainan tertentu

 Sangat tertarik

pada baju

38 Berjalan mondar mandir atau berlari-lari atau berputar-putar; mengeksplor lingkung dengan memukul-mukul, membaui, atau menyeentuh obyek atau manusia;

39 Memperlihatkan kesensitifan untuk suara-suara tertentu seperti suara orang bernyanyi, suara vacum cleaner yang gaduh

(21)

15

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Wawancara Guru

ZEY

Interaksi Sosial

Berdasarkan hasil wawancara kepada Ibu Sri selaku guru ZEY di SLB Muhammadiyah mengenai interaksi sosial anak disekolah, guru memaparkan bahwa dalam proses interaksi dengan teman-temannya maupun dengan guru di sekolah, ZEY tidak memiliki keinginan untuk mengadakan interaksi terlebih dahulu, tetapi ketika diajak untuk berinteraksi terkadang ada ekspresi muka yang ditunjukan anak walaupun hanya sebentar, setelah itu kontak mata yang dilakukan anak pada saat interaksi pun jarang terjadi dan hanya sebentar. Dalam hubungannya dengan teman sebaya, anak cenderung asik dengan dunianya sendiri sehingga tidak memiliki teman dekat disekolahnya, termasuk dalam hal berbagi dengan temannya pun hampir tidak dilakukan oleh anak. Pada saat istirahat di sekolah pun anak hanya asik dengan kegiatannya sendiri, kegiatan yang dilakukan anak pada saat istirahat yaitu makan. Kemudian, anak cenderung tidak suka mengungkapkan kesenangan maupun kesedihan terhadap sesuatu.

40 Tidak bisa menunggu untuk mengantri.

 Bisa, kalau ada

guru dan di bimbing, apabila mandiri tidak bisa 41 Memperlihatkan respon terganggu

dengan suhu atau sakit;

42 Kurang memiliki rasa takut atau menyadari bahaya yang nyata

43 Memiliki ketertarikan untuk pola visual, lampu atau permukaan yang mengkilap

(22)

16

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Komunikasi

Menurut hasil wawancara khususnya dalam aspek komunikasi, kemampuan bicara anak belum begitu berkembang.anak hanya bisa mengucapkan bebrapa kata saja, itupun kata yang sama. Sehingga, anak tidak banyak mengadakan kontak komunikasi dengan teman sebaya maupun guru, anak cenderung langsung menarik tangan gurunya jika menginginkan sesuatu hal. Maka dari itu, sangat sedikit bahasa anak yang mudah dimengerti oleh orang lain.

Perilaku

Hasil wawancara terhadap perilaku anak di sekolah, anak cenderung memiliki ketertarikan terhadap suatu hal yaitu ketertarikannya yang ekstrim terhadap pensil warna. Dalam menunjukkan ketertarikannya ini, anak sering menggigit crayon sampai habis. Hal tersebut selalu dilakukan anak setiap hari di sekolah. Menurut gurunya, anak memiliki rutinitas tertentu yang harus selalu dilakukan, yaitu pada jam 10 pagi, anak harus selalu makan. Dalam rutinitasnya tersebut, anak terlihat produktif meskipun belum bisa makan secara mandiri dan masih memerlukan bantuan. Di sekolah anak tidak memiliki kebiasaaan atau pola gerakan tertentu yang berulang.

AIY

Interaksi Sosial

(23)

17

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

cenderung jahil terhadap orang-orang disekitarnya tetapi belum bisa mengekspresikan kesangan maupun kesedihannya.

Komunikasi

Sejauh ini, dari hasil pemaparan gurunya dalam hal kemampuan bicaranya, anak sudah menunjukkan progres, dahulu anak hampir tidak pernah mengungkapkan keinginannya. Sekarang sudah mulai ada perkembangan, meskipun kata-kata yang diungkapkannya masih sederhana dan sejauh ini sudah dapat dimengerti oleh gurunya. Misalnya mengatakan salam jika bersalaman, mengatakan makan jika lapar.

Perilaku

Untuk aspek perilaku yang ditunjukkan anak di sekolah, anak cenderung menunjukkan perilaku yang ekstrim terhadap minatnya yaitu mewarnai. Setiap hari anak harus selalu melakukan rutinitasnya tersebut. Dalam rutinitasnya tersebut, terlihat produktifitas yang ditunjukkan anak, anak jadimau belajar jika mewarnai terlebih dahulu. Dalam perilaku anak yang menunjukkan pola gerakan tertentu, menurut gurunya anak tidak menunjukkan perilaku gerakan yang diulang-ulang. Tetapi setiap harinya anak selalu membuka baju dan memainkanbaju tersebut sehingga tidak mau memakai baju di sekolah.

Wawancara Orang Tua

ZEY

Pre Natal
(24)

18

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Natal

Anak saat dilahirkan dalam keadaan normal (menangis). Ibu melahirkan di bidan secara normal dan tidak menggunakan alat bantu apapun. Ibu tidak mengalami pendarahan pada saat melahirkan. Ibu memiliki sepupu yang merupakan anak berkebutuhan khusus yaitu tunagrahita.

Post Natal

Pada masa setelah dilahirkan anak tidak mengalami masalah pencernaan. Perkembangan bahasa anak pada usia sebelum 3 tahun adalah normal. Anak bisa memanggil ayah dan ibu kepada orangtuanya, bahkan mampu menyanyikan lagu anak populer seperti “topi saya bundar”. Selain ekspresif, perkembangan bahasa reseptif anak juga normal, anak dapat memahami lagu yang sedih bahkan sampai menangis.

Saat memasuki usia 2,5 tahun ZEY menunjukkan perubahan. Anak jadi tidak mau berbicara, suka menyendiri, dan menunjukkan ketertarikan terhadap suatu barang dengan intensitas yang lama. Contohnya ketertarikan ZEY terhadap bungkus kopi, tutup gelas, bola, dan selendang. Saat diasesmen, ZEY menunjukkan ketertarikannya terhadap bola dan selendang.

Pada usia 3 tahun ZEY semakin membuat khawatir kedua orang tuanya sehingga Posyandu menyarankan mereka untuk merujuk ZEY ke RSHS. Hasil tes BERA menunjukkan pendengaran anak yang normal. Menurut diagnosa Dokter, ZEY menyandang hyperactive (bukan autis), namun dokter menyarankan agar ZEY tidak sering dibiarkan menyendiri karena menurutnya bila terus dibiarkan, perilaku ZEY akan semakin menunjukkan kecenderungannya sebagai anak autis.

(25)

-19

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

jari tangannya lalu meremas-remas tangannya. Saat diajak mengobrol atau dipanggil namanya, ZEY tidak menunjukkan kontak mata. Anak tidak biasa bermain dengan teman di lingkungan rumahnya karena setiap pulang sekolah anak selalu naik ke kamar atas dan bermain sendiri dengan melakukan perilaku yang diulang-ulang seperti memutar-mutar kerudung, selendang, atau baju yang panjang. Tidak hanya itu, ZEY juga suka memutar-mutar bola, guling, atau barang apapun dengan menggunakan kakinya.

Ekspresi muka anak ketika diajak berbicara adalah datar dan tampak acuh tak acuh. Sehingga tidak menunjukkan interaksi yang baik dengan keluarga, tetangga, maupun teman-temannya. ZEY selalu diingatkan untuk menyalami tangan kedua orang tuanya ketika hendak berangkat sekolah, ZEY selalu menurut jika hanya 3 orang yang disalaminya. Jika lebih dari itu, ZEY tidak mau bahkan sampai tantrum. Anak tidak dapat berbagi kesenangan dengan orang lain, juga acuh terhadap teman sebayanya. Rutinitas anak setiap hari sama kecuali pada hari libur. Pada saat sekolah anak bangun, mandi, sarapan lalu berangkat sekolah. Setiap berangkat sekolah anak selalu diantar oleh pamannya tidak mau oleh orang lain, apabila tidak dengan pamannya maka anak mengamuk. Pada hari libur anak selalu mengamuk karena biasanya sekolah tetapi libur.

AIY

Pre Natal
(26)

20

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Natal

Keadaan AIY saat lahir adalah normal (menangis). Pada saat melahirkan Ibu tidak menggunakan alat bantu apapun dan tidak terjadi pendarahan. Sebelumnya di keluarga ini tidak ada anak berkebutuhan khusus.

Post Natal

Sesudah kelahiran AIY tidak mempunyai masalah dalam pencernaannya. Dalam aspek perkembangan bahasa AIY mampu mengucapkan “Mama” dan

“Bapak” sebelum usia satu tahun. Tetapi setelah usia 1,5 tahun AIY

menunjukkan perubahan dalam perkembangan bahasanya. AIY tidak

memanggil “Mama” maupun “Bapak” dan tidak ingin berbicara. Tetapi seiring

usia yang bertambah dan mulai bersekolah AIY mengalami peningakatan dalam berbicara. Apabila AIY menginginkan sesuatu, pasti akan mengungkapkan, misalnya “Pak lapar, Pak Lapar” sambil memegang perut. Apa yang diinginkan anak harus selalu dituruti apabila tidak maka anak akan mengamuk dengan cara membenturkan kepala ke tembok secara berulang-ulang.

Awalnya anak kesulitan beradaptasi di lingkungan rumahnya sehingga sering dijauhi, namun akhirnya teman-teman di dekat rumahnya pun mau bermain bersana AIY, seperti menonton DVD. Selain menonton AIY tidak mau bermain, menurut penuturan ayahnya AIY tidak bisa bermain permainan seperti anak lainnya, contohnya bermain kelereng, bermain pura-pura. Ketika anak diajak berbicara, sesekali AIY menunjukkan kontak mata, misalnya saat menyatakan keinginan untuk makan. Ekspresi anak saat diajak berbicara tidak datar. Ketika menginginkan sesuatu AIY pasti mengungkapkannya dengan kata-kata sederhana dan diulang-ulang. AIY dapat berbagi makanan dengan adik atau kakaknya.

(27)

21

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

apabila ada yang berbeda maka akan tantrum. Ayahnya menghindari perilaku tantrum AIY dengan cara mengajaknya bermain.

Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif

Data Kuantitatif

Berdasarkan hasil inventori guru maka dihasilkan skor data dengan rumus sebagai berikut :

� �� � ℎ� � = � � � × � �ℎ� %

Gambar 3.1 Hasil Inventori Guru ZEY

Grafik diatas merupakan skor inventori guru yang didadapat dari ZEY dalam aspek interaksi sosial, komunikasi dan perilaku dengan perhitungan sebagai berikut :

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

ZEY

Interaksi Sosial

Komunikasi

(28)

22

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

• Interaksi Sosial:

×

% =

, %

• Komunikasi :

×

% =

, %

• Perilaku :

×

% =

, %

Gambar 3.2 Hasil Inventori Guru AIY

Grafik diatas merupakan skor inventori guru yang didadapat dari AIY dalam aspek interaksi sosial, komunikasi dan perilaku dengan perhitungan sebagai berikut :

• Interaksi Sosial:

×

% =

, %

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

AIY

Interaksi Sosial

Komunikasi

(29)

23

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

• Komunikasi :

×

% =

, %

• Perilaku :

×

% =

, %

Data Kualitatif

ZEY

Berdasarkan hasil grafik yang disajikan, ZEY mendapatkan skor dalam aspek interaksi sosial 72,222 %, aspek komunikasi 84,615% dan aspek perilaku 76,923 %. Berdasarkan wawancara guru dan wawancara orangtua aspek interaksi sosial ZEY baik di sekolah maupun di rumah mengalami kesamaan yaitu anak tidak memiliki keinginan untuk mengadakan kontak sosial terlebih dahulu sehingga baik dirumah maupun di sekolah anak tidak memiliki kedekatan dengan teman sebaya di sekitarnya, anak cenderung asik dengan dunianya sendiri, dari aspek komunikasi ZEY, menurut orang tua dan guru anak mengalami keterlambatan dalam berbicara sehingga anak cenderung langsung menarik tangan guru maupun orang tua jika menginginkan sesuatu. Selanjutnya, aspek perilaku yang ditunjukan ZEY cenderung memiliki ketertarikan yang ekstrim terhadap suatu benda misalnya ketertarikan terhadap selendang, pensil warna dan bola, kemudian anak memiliki rutinitas sehari-hari yang harus dilakukan oleh anak setiap harinya di rumah maupun di sekolah.

AIY

(30)

24

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik
(31)

25

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

3

penutup

Kesimpulan

Proses identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik terbagi kedalam 3 prosedur yaitu pelaksanaan mengisi table inventori kepada guru wali kelas anak berdasarkan DSM IV, lalu menindaklanjuti dengan wawancara guru untuk lebih mengetahui bagaimana kondisi dan aktifitas anak yang dilakukan di sekolah. Setelah itu dilanjutkan ke prosedur terakhir yaitu wawancara orang tua, dalam wawancara ini lebih pada aktivitas anak di rumah. Setelah data terkumpul, kami menganalisis data hasil inventory dan wawancara untuk mendapatkan hasil akhir identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik.

(32)

26

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

DAFTAR PUSTAKA

Homdijah, O. --. Identifikasi Anak Dengan Gangguan Autis. [Online]. Diakses di:

http://oshomdijah.blogspot.com/2013/08/identifikasi-anak-dengan-gangguan-autis.html

(33)

27

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

lampiran

1. Tabel inventori guru 2. Format wawancara guru 3. Format wawancara orang tua 4. Dokumentasi kegiatan

(34)

28

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Lampiran 1

Tabel Inventori Guru

No Pernyataan Ya Tidak

Keterangan I. INTERAKSI SOSIAL

1 Tidak ada kontak mata dengan orang lain

2 Sulit memahami ekspresi wajah oranglain

3 Sulit mengembangkan hubungan dengan teman sebaya

4 Kurang bisa berbagi kesenangan, minat, atau keberhasilan secara spontan dengan orang lain 5 Kurang tampak hubungan emosi

yang timbal balik

6 Kurang empati terhadap orang lain 7 Tidak dapat mengawali interaksi dan

merespon untuk berinteraksi

8 Sulit menerima bahwa kemungkinan orang bisa salah

9 Kurang dapat menerima perubahan 10 Kurang bisa membaca isyarat sosial

(gestur, bahasa tubuh) yang diungkapkan oleh orang lain 11 Tidak ada keinginan untuk

berhubungan dengan orang lain 12 Tidak ada respon ketika diajak

bicara

13 Berperilaku seolah-olah orang lain tidak ada

14 Kalau memeluk atau berjabat tangan terlalu keras

15 Tidak mau dipeluk

16 Tidak menyadari peran orang lain dalam proses interaksi

17 Tidak bisa bermain pura-pura 18 Tidak bisa mengikuti aturan dalam

(35)

29

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

II. KOMUNIKASI

19 Lambat dalam perkembangan bicara atau sama sekali tidak bisa bicara

20 Kurang mampu memulai

pembicaraan 21 Pemakaian bahasa

stereotipe/berulang-ulang/bahasa aneh (idiosycantric)

22 Sulit memahami kata ganti seperti saya, aku, kamu, anda, mereka,dia. 23 Tidak ada gestur ataupun mimik 24 Tidak bisa mempertahankan

pembicaraan yang lama

25 Tampak seperti orang yang tuli. 26 Kata-kata yang digunakan tidak

sesuai artinya

27 Senang menarik-narik tangan orang lain untuk meminta sesuatu

28 Echolalia : Mengulang kata-kata yang diucapkan oleh orang lain 29 Tidak mampu mengekspresikan

perasaan maupun keinginan

30 Sukar memahami kata-kata bahasa orang lain dan sebaliknya

31 Gangguan aprosodia/intonasi seperti bicara yang datar

III. PERILAKU

32 Keasyikan dengan satu atau lebih pola-pola minat yang terbatas dan stereotipe, baik dalam intensitas maupun fokusnya

33 Tampak tidak fleksibel atau kaku dengan rutinitas/ritual yang khusus, atau tidak bermanfaat

34 Gerakan motorik yang diulang-ulang (motorik stereotipe)

35 Keasyikan pada bagian benda tertentu

(36)

30

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

37 Memperlihatkan keterikatan yang kuat dengan benda mati seperti mainan tertentu

38 Berjalan mondar mandir atau berlari-lari atau berputar-putar; mengeksplor lingkung dengan memukul-mukul, membaui, atau menyeentuh obyek atau manusia; 39 Memperlihatkan kesensitifan untuk

suara-suara tertentu seperti suara orang bernyanyi, suara vacum cleaner yang gaduh

40 Tidak bisa menunggu untuk mengantri.

41 Memperlihatkan respon terganggu dengan suhu atau sakit;

42 Kurang memiliki rasa takut atau menyadari bahaya yang nyata 43 Memiliki ketertarikan untuk pola

visual, lampu atau permukaan yang mengkilap

(37)

31

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Lampiran 2

format wawancara Guru

Interaksi Sosial

1. Bagaimana anak berinteraksi? (kontak mata, ekspresi muka, sikap tubuh, dll) 2. Bagaimana hubungan anak dengan teman sebaya? Apakah memiliki teman

dekat?

3. Bagaimana sikap anak ketika memeroleh sesuatu yang menyenangkan? Seberapa senang anak berbagi?

4. Bagaimana perilaku anak pada jam di luar pelajaran (istirahat)? Seaktif apa kegiatan anak?

5. Bagaimana cara anak mengungkapkan kesenangan dan kesedihan terhadap sesuatu?

Komunikasi

6. Seberapa baik kemampuan bicara anak?

7. Sebesar apa minat anak dalam memulai suatu pembicaraan? 8. Apakah bahasa anak mudah dimengerti oleh orang lain?

9. Permainan apa yang paling anak sukai? Apakah anak memiliki kelompok bermain tertentu?

Perilaku

10. Apakah anak memiliki ketertarikan terhadap sesuatu hal yang ekstrim? (berupa minat, kegiatan)

11. Apakah anak memiliki rutinitas atau ritual khusus? Seberapa besar produktivitas anak dari rutinitas tersebut?

12. Bagaimana gerak mototik anak? Apakah memiliki kebiasaan /pola gerakan tertentu yang berulang?

(38)

32

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Lampiran 3

format wawancara orang tua

Pre Natal

1. Apakah Ibu memiliki penyakit ketika mengandung? 2. Apakah ibu meninum obat-obatan saat mengandung? 3. Siapakah yang menolong anak pada saat lahir? 4. Berapa umur kandungan anak ini?

Natal

1. Bagaimana keadaan anak pada saat lahir?

2. Apakah anak ini di bantu dengan alat penolong misalnya tang atau alat-alat lainnya pada saat dilahirkan?

3. Apakah pada saat melahirkan ibu mengalami pendarahan? 4. Apakah pada saat lahir anak menangis?

5. Apakah ada diantara saudara yang lain mengalami kebutuhan khusus? Post Natal

1. Apakah anak mempunyai masalah dalam pencernaan?

2. Bagaimana perkembangan bicara pada anak dari mulai lahir hingga saat ini? 3. Bagaimana bahasa anak ketika memulai pembicaraan?

4. Bagaimana bahasa yang digunakan anak ketika di rumah? Apakah ada bahasa yang diulang-ulang terhadap pertanyaan yang dilontarkan?

5. Bagaimana cara anak bermain dengan teman di lingkungan rumah? 6. Bagaimana sikap anak ketika di ajak berbicara? Apakah ada kontak mata? 7. Bagaimana ekspresi muka anak ketika di ajak berbicara?

8. Bagaimana sikap anak ketika sedang berinteraksi dengan keluarga ataupun tetangga?

(39)

33

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

10. Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya?

11. Bagaimana cara anak berbagi kesenangan dengan teman sebayanya? 12. Bagaimana kepedulian anak terhadap teman sebayanya?

13. Apakah anak memiliki ketertarikan terhadap satu benda dengan intensitas yang sering? Bagaimana cara anak menunjukkan prilaku ketertarikannya? 14. Bagaimana rutinitas anak setiap hari? Apakah prilaku pada hari ini sama

dengan prilaku hari kemarin?

(40)

34

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

Lampiran 4

Dokumentasi kegiatan

Subyek 1: ZEY

(41)

35

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

BIODATA PENYUSUN

NAMA : Hamidah Muniroh

NIM : 1305084

TTL : Delft (Belanda), 1 Januari 1995

JENIS KELAMIN : Perempuan

STATUS : Mahasiswa

INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia

DEPARTEMEN/PRODI : Pendidikan Khusus

NAMA : Neng Tria Sutriani

NIM : 1305035

TTL : Garut, 6 Juli 1995

JENIS KELAMIN : Perempuan

STATUS : Mahasiswa

INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia

DEPARTEMEN/PRODI : Pendidikan Khusus

NAMA : Ria Megantari

NIM : 1300017

TTL : Kuningan, 4 Desember 1994

JENIS KELAMIN : Perempuan

STATUS : Mahasiswa

INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia

(42)

36

Identifikasi anak dengan gangguan spektrum autistik

NAMA : Weni Winarti

NIM : 1305537

TTL : Garut, 3 Februari 1996

JENIS KELAMIN : Perempuan

STATUS : Mahasiswa

INSTANSI : Universitas Pendidikan Indonesia

Gambar

Gambar 1.1 Prosedur Identifikasi
Tabel 2.1 Hasil Inventor Guru ZEY
Tabel 2.2 Hasil Inventori Guru AIY
Gambar 3.1 Hasil Inventori Guru ZEY
+3

Referensi

Dokumen terkait

► The basic accounting and reporting issues related to recognition and measurement of receivables are essentially the same between IFRS and U.S.. ► Like the IASB, the FASB has

13.Seluruh bentuk kegiatan amal usaha muhammadiyah yang bertujuan untuk mewujudkan cita cita muhammadiyah adalah tujuan dari..... Panti

[r]

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Kristianingsih (2014) mengenai pelepasan ion Ni dan Cr kawat ortodontik staInless steel yang direndam dalam minum berkarbonasi

Masalah utama yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: apakah penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi arah mata angin pada siswa kelas

Selain itu untuk mempercepat tahapan KPBU juga dibentuk lembaga-lembaga pendukung , seperti Komite Kebijakan Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI) yang diganti menjadi

Untuk pengujian validitas pada penelitian ini yaitu validitas internal, dan apabila telah selesai selanjutnya menggunakan validitas eksternal yaitu dengan

Siswa dengan keterampilan operasi hitung rendah yaitu siswa yang mendapat nilai tes perkalian dan pembagian kurang dari 70, dalam mengerjakan soal matematika