DISIPLIN SISWA DI SMK BHAKTI PERTIWI BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai Gelar Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah
Oleh :
SATYA PRATAMA ASRI 0606460
JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Terhadap Prilaku Disiplin Siswa Di Smk
Bhakti Pertiwi Batujajar
Kabupaten Bandung Barat
Oleh Satya Pratama Asri
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan
© Satya Pratama Asri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Satya Pratama Asri, Studi Deskriptif Tentang Pengaruh Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka Terhadap Prilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat.
Skripsi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
Penelitian ini berfokus pada kegiatan pramuka terhadap prilaku disiplin siswa di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Dengan rumusan masalah Bagaimana pengaruh kegiatan Ektrakurikuler pramuka terhadap prilaku disiplin siswa di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai pengaruh kegiatan Ektrakurikuler pramuka terhadap perubahan prilaku disiplin siswa di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat.
Penelitian ini berpijak pada landasan teoritis mengenai pengertian kepramukaan, tujuan, sifat dan fungsi gerakan pramuka, serta konsep disiplin yang meliputi pengertian disiplin, unsur dalam disiplin, dan faktor pembentuk disiplin serta macam- macam disiplin.
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif sederhana. Populasi yang digunakan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa anggota gerakan pramuka di SMK Bhakti Pertiwi Batujajar Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 30 orang siswa.
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data diperoleh Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Dengan demikian hipotesis pertama yang berbunyi “Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka berpengaruh secara signifikan terhadap Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat”. Kontribusi yang dapat dijelaskan oleh variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dalam mempengaruhi prilaku disiplin sebesar 79.1%. Sedangkan 20.9% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka pada Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Hubungan atau korelasi antara variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramukadengan Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat adalah sangat kuat karena memiliki nilai korelasi sebesar 0.890 yang terletak antara 0.7 sampai dengan 1.
Satya Pratama Asri, Descriptive Study About Effect of extracurricular activities Scouts Against Behavior Discipline Students At SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency.
Skripsi Department of School Education Faculty of Education, Universitas Pendidikan Indonesia.
This study focuses on the scouts to discipline the behavior of students in SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency. With the formulation of the problem How to influence the behavior of scouts extracurricular activities of students in vocational disciplines Bhakti Pertiwi West Bandung regency. The purpose of this study was to obtain data on the effect of extracurricular activities scouts to discipline students for behavioral changes in SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency.
This study rests on the theoretical basis of the understanding of scouting, the purpose, nature and function of the scout movement, as well as understanding the concept of discipline that includes discipline, elements of the discipline, and discipline as well as determining factors of various disciplines.
The method used in this study was a descriptive study using a simple quantitative approach. The population used in this study population was all students members of the scout movement in SMK Bhakti Pertiwi Batujajar West Bandung regency, amounting to 30 students.
Based on the results of the processing and analysis of data obtained Scouts Extracurricular Activities Variables significantly influence the behavior of Discipline Students At SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency. Thus the first hypothesis, which reads "Extracurricular Activities Scouting significantly influence the behavior of Discipline Students At SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency". Contribution which can be explained by the variable Scouts Extracurricular Activities in influencing behavior discipline for 79.1%. While 20.9% is explained by other variables in addition to variables Scouts Extracurricular Activities on Students At SMK Bhakti Pertiwi West Bandung regency. Relationship or correlation between the variables Pramukadengan Extracurricular Activities Student Conduct Discipline In SMK Bhakti Pertiwi West Bandung Regency is very powerful because it has a correlation value of 0.890 which lies between 0.7 to 1.
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Rumusan Masalah ... 9
D. Tujuan Penelitian... 10
E. Manfaat Penelitian ... 10
F. Anggapan Dasar ... 10
G. Hipotesis ... 11
H. Definisi Operasional ... 12
I. Instrumen Penelitian ... 12
J. Sistematika Penulisan ... 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 14
A. Konsep Pramuka ... 14
1. Pengertian ... 14
B. Konsep Disiplin ... 32
1. Pengertian Disiplin ... 32
2. Macam Disiplin ... 39
3. Peranan Gerakan Pramuka Dalam Membentuk Kedisiplinan ... 45
C. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka sebagai bentuk PLS ... 49
1. Pengertian PLS ... 49
2. Fungsi PLS ... 51
3. Ekstrakurikuler Pramuka Sebagai Bentuk PLS... 55
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 56
A. Metode Penelitian ... 56
B. Variabel dan Pengembangan Indikator ... 57
C. Data dan Sumber Data ... 59
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 60
E. Teknik Pengumpulan Data ... 61
F. Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 63
G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 71
H. Prosedur Pengolahan Data ... 73
I. Teknik Analisis Data ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 81
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 81
B. Data Penelitian... 85
C. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 87
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN ... 98
DAFTAR PUSTAKA ... 100
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 102
Tabel 3.1 Indikator dan Sub Indikator ... 58
Tabel 3.2 Uji Validitas ... 66
Tabel 3.3 Uji Realibilitas ... 71
Tabel 3.4 Pemberian Skor Alternatif Jawaban ... 72
Tabel 4.1 Nilai Skor, Rata -Rata Dan Simpangan Baku Variabel Kegiatan pramuka (X) ... 85
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Variabel Kegiatan pramuka (X) ... 86
Tabel 4.3 Nilai Skor, Rata -Rata Dan Simpangan Baku Variabel Prilaku disiplin (Y) ... 86
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Data Variabel Prilaku disiplin (Y) ... 87
Tabel 4.5 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Distribusi Kedua Variabel .... 88
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana ... 90
Tabel 4.7 Persamaan Regresi Sederhana Variabel Penelitian ... 90
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Analisis Korelasi Antara Variabel Y terhadap Variabel X... 91
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji F ... 91
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t ... 77
Lampiran
1. Kisi-kisi Penelitian 2. Angket Penelitian 3. Data Penelitian
4. Deskriptif Variabel Penelitian
5. Penghitungan Validitas dan Penghitungan Realibilitas 6. Penghitungan regresi linar sederhana
7. SK pengangkatan dosen pembimbing penyususnan skipsi 8. Surat permohonan ijin penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu upaya yang sangat strategis untuk membawa masyarakat dan
bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan
dan kualitas sumber daya manusia. Oleh sebab itu masyarakat perlu
memperhatikan dan menggunakan peluang yang terbuka untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
melalui jalur pendidikan.
Disiplin merupakan salah satu unsur kualitas sumber daya manusia, yaitu
perilaku yang menunjukkan adanya ketaatan terhadap norma atau peraturan yang
berlaku bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Disiplin tidak
hanya di tuntut di tempat-tempat tertentu misalnya di sekolah ataupun di tempat
kerja, melainkan diperlukan di berbagai tempat dan di setiap aspek kehidupan.
Perilaku disiplin ini akan tampak setiap tindakan yang sesuai dengan norma atau
peraturan yang berlaku dalam kelompok di mana individu itu diidentifikasikan.
Disiplin tidak hanya diperuntukkan bagi golongan tertentu saja melainkan harus
ada pada setiap warga negara termasuk didalamnya para remaja. Disiplin akan
menjadikan terlaksananya suatu aktivitas dengan baik, sebaliknya tanpa adanya
Dewasa ini banyak fenomena yang menggambarkan ketidakdisiplinan
remaja, antara lain melakukan hal-hal yang melanggar peraturan yang bentuknya
bermacam-macam, mulai dari tata tertib sekolah, peraturan lalu lintas, norma
pergaulan dan etika yang berlaku di masyarakat, bahkan tindakan-tindakan yang
melanggar hukum seperti tindak kriminal dan penyalahgunaan narkotika dan
obat-obatan berbahaya. (Anwar. dkk, 2004)
Banyak orang yang sukses memulai segalanya dari bawah. Namun,
kesuksesan tersebut harus didasari kedisiplinan yang baik. Mereka menjunjung
tinggi pola kedisiplinan untuk meraih sukses baik akademik hingga hal mudah
meraih ekstrakurikuler (ekskul). Salah satunya Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Bhakti Pertiwi Batujajar. Di sekolah ini, kedisiplinan sangatlah dijunjung
tinggi. Mulai guru hingga siswa dituntut dapat hidup disiplin. Bahkan, hingga staf
kebersihan pun diharuskan memiliki kedisiplinan. SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten
Bandung Barat selalu mengorientasi kedisiplinan setiap menerima siswa baru.
Calon siswa baru itu dilatih agar bisa menjunjung disiplin di sekolah, rumah,
maupun masyarakat. Pelatihan yang dilaksanakan selama kurang lebih tujuh hari
itu menghadirkan anggota Kopassus untuk melatih para calon sisiwa baru.
Disiplin pada hakekatnya adalah kepatuhan terhadap norma atau aturan
yang berlaku. Disiplin bertujuan untuk membentuk perilaku sedemikian rupa
sehingga sesuai dengan peran-peran yang di tetapkan kelompok budaya tempat
individu diidentifikasikan (Hurlock, 1996). Dengan demikian perilaku disiplin
akan tercermin dalam perilaku seseorang yang sesuai dengan peran sosialnya serta
Sikap disiplin memerlukan suatu latihan-latihan dalam pelaksanaannya,
lebih-lebih pada anak dalam suatu lembaga sekolah. Dengan terciptanya suatu
kondisi yang serba teratur dapat menunjang kelancaran berlangsungnya proses
belajar mengajar di sekolah, sebagaimana dikemukakan Gordon (1996: 3) disiplin
merupakan perilaku atau tata tertib yang sesuai dengan peraturan atau ketetapan
atau perilaku yang diperoleh dari pelatihan.
Dalam pergaulan perilaku disiplin harus tetap dikembangkan supaya tidak
meragukan diri sendiri. Perilaku disiplin dapat tercermin dalam kehidupan
sehari-hari seperti menjalankan ibadah tepat pada waktunya, berangkat sekolah tidak
terlambat, mengumpulkan tugas tepat pada waktunya, istirahat teratur, bekerja
susuai aturan Perilaku disiplin di sekolah terutama bagi siswa SMA/SMK
sederajat dapat dilihat dari kegiatan di sekolah seperti disiplin masuk kelas,
mengikuti kegiatan belajar mengajar, mematuhi peraturan sekolah, mengikuti
upacara bendera, berpakaian rapi. Batasan disiplin dalam penulisan ini merupakan
suatu perilaku yang sesuai dengan aturan yang berlaku di dalam masyarakat baik
itu masyarakat sekolah maupun lingkungan masyarakat di rumah, karena perilaku
disiplin dalam kehidupan merupakan perilaku dalam memenuhi kebutuhan hidup
agar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi membelajarkan
siswa melalui 2 kegiatan yaitu proses pembelajaran (intra kurikuler) dan kegiatan
organisasi (ekstra kurikuler). Organisasi siswa intra sekolah yang ada di sekolah
Di sekolah, guru bertugas membelajarkan siswa, tugasnya yaitu memberikan
bimbingan pada siswa, terlebih lagi dalam kegiatan berorganisasi yang ada di
sekolah yaitu OSIS, maka dibentuklah bagian kesiswaan yang berfungsi
mengurusi kegiatan siswa.
Sekolah atau lembaga pendidikan merupakan usaha sadar yang bertujuan
mengembangkan kepribadian dan kemampuan siswa, maka sekolah merupakan
salah satu wadah untuk mewujudkan pembentukan manusia Indonesia seutuhnya
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Bab II pasal 34 UU
RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Bila melihat dari fungsi pendidikan tersebut, dapat di kemukakan bahwa
melalui proses pendidikan, suatu individu dapat mengembangkan kepribadiannya,
dan juga mengembangkan berbagai macam potensi yang ada pada dirinya guna
menjadi manusia yang seutuhnya. Seperti yang di kemukakan oleh Henderson
yang di kutip oleh Sadulloh yaitu “Pendidikan pada dasarnya suatu hal yang tidak
dapat dielakan oleh manusia, suatu perbuatan yang tidak boleh tidak terjadi,
karena pendidikan itu membimbing generasi muda untuk mencapai generasi yang
Bisa di katakan melalui proses pendidikan itu dapat menciptakan
kader-kader bangsa yang nantinya akan membangun negeri ini kearah yang lebih baik
lagi. Proses pendidikan ini dapat dilakukan oleh semua elemen masyarakat
melalui jalur pendidikan formal, non formal dan informal. Pada umumnya proses
pendidikan ini banyak di lakukan di sekolah-sekolah melalui jalur pendidikan
formal. Dimana proses kegiatan pembelajaran di sekolah terbagi kedalam 3
kegiatan yaitu intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. Seperti di
kemukakan oleh Rusli Lutan yang tersedia pada http://file.upi.edu/Direktori/
yakni:
“Program ekstrakurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstrakurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan intrakurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi anak didik mencapai tarap maksimum. Sehubungan dengan penjelasan tersebut, dapat penulis kemukakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang menekankan kepada kebutuhan siswa agar menambah wawasan, sikap dan keterampilan siswa baik diluar jam pelajaran wajib serta kegiatannya dilakukan di dalam dan di luar sekolah”.
Dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler ini, dapat memenuhi kebutuhan
peserta didik guna menyalurkan minat dan bakat yang ada pada setiap siswa.
Selain itu kegiatan ekstrakurikuler bisa di jadikan sebagai suatu kegiatan guna
mengisi waktu luang setelah pulang dari sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler dapat
berperan aktif sesuai dengan fungsinya sebagai kegiatan yang menunjang pada
kegiatan intrakurikuler, dan juga kegiatan yang dijadikan suatu wahana guna
Kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang menjadi salah satu kegiatan yang
menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten
Bandung Barat, merupakan salah satu sarana yang dapat menumbuhkan
kedisiplinan yang diharapkan juga akan berpengaruh positif terhadap aspek
kehidupan lainnya. Meskipun pada kenyataannya kegiatan kepramukaan kurang
mendapat perhatian dari orang tua siswa, seperti yang penulis temukan di SMK
Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat. Banyak dari mereka yang mempunyai
pandangan bahwa kegiatan kepramukaan adalah kegiatan bersenang-senang dan
kurang berguna.
Di setiap sekolah-sekolah tentunya banyak sekali kegiatan ekstrakurikuler
yang dapat dijadikan pilihan guna mengisi waktu luang. Khususnya pada Kegiatan
Pramuka, yang merupakan salah satu kegiatan yang memiliki program pendidikan
di luar lingkungan sekolah yang bertujuan membina dan mengembangankan
sumber daya generasi muda yang memiliki watak, ahklak memiliki budi pekerti
luhur dan memiliki tanggungjawab. Seperti yang disebutkan pada Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka tahun 2005 yang berbunyi
“Gerakan Pramuka memiliki tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah, yang melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah dengan tujuan:
a. membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertakwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kepramukaan sebagai gerakan pendidikan pada jalur pendidikan non
formal merupakan bagian tak terpisahkan dari system pendidikan dalam
menyiapkan anak bangsa menjadi kader bangsa yang berkualitas baik moral,
mental, spiritual, intlelektuan, emosional, maupun fisik dan ketrampilan. Sampai
dengan saat ini masih mengalami krisis multidimensional, yang meliputi semua
aspek kehidupan sosial.
Biaya pendidikan makin tinggi sehingga mendorong meningkatnya anak
putus sekolah serta jumlah penganggguran. Yang sangat memprihatinkan adalah
krisis dalam nilai-nilai, akhlak, mental dan moral di masyarakat, yang berdampak
pada anak muda dan berakibat dalam pembentukan watak, sikap, tingkah laku dan
budi pekertinya.
Gerakan Pramuka, sebagai organisasi non formal yang turut berperan
dalam pendidikan kaum muda Indonesia, tidak terlepas dari masalah-masalah ini.
Tantangan utama yang dihadapi adalah bagaimana cara dan usahanya untuk
menanggapi berbagai perubahan besar itu, terutama yang membawa dampak bagi
kaum muda.
Dengan demikian, melalui kegiatan pramuka diharapkan siswa memiliki
kepribadian dan jiwa kepemimpinan yang menjadi contoh pada siswa yang
lainnya. Berdisiplin dan juga memiliki sikap dan tingkah laku yang baik, selain itu
memiliki kemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian,
kebersamaan, kepedulian, tanggungjawab dan berani menghadapi berbagai tugas,
Banyak sekali kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap anggota
Pramuka. Salah satunya kegiatan yang biasa dilakukan oleh setiap anggota
pramuka yaitu kegiatan berkemah, menjelajah, mencari jejak, baris-berbaris, api
unggun, pertemuan dan masih banyak lagi kegiatan lainnya yang dapat
menumbuhkan sikap disiplin dan juga sikap menghargai sesama pada setiap
anggota pramuka.
Kegiatan pramuka bukan berupa kegiatan bertualang saja tetapi ada juga
yang berbentuk materi-materi yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal bagi
setiap anggota pramuka seperti morse, semaphore, pengetahuan umum dan
lain-lain. Timbul pertanyaan di hati penulis apakah kegiatan pramuka ini dapat
meningkatkan tingkat kedisiplinan dan prilaku siswa di sekolah. Sehingga
membuat penulis tertarik untuk meneliti kegiatan – kegitan yang dilakukan oleh
anggota pramuka seperti kegiatan yang disebutkan sebelumnya. Penulis dalam
penelitian ini hanya mengambil beberapa kegiatan seperti kegiatan berkemah dan
menjelajah untuk dilihat pengaruhnya pada siswa di sekolah tersebut.
Tentunya bukan hanya kegiatan pramuka saja yang memiliki tujuan dan
juga sasaran yang sebelumnya penulis paparkan. Tetapi kegiatan ekstrakurikuler
lainnya pun memiliki tujuan yang sama yakni membentuk suatu individu yang
memiliki karakter, memiliki budi pekerti yang luhur, bertanggungjawab, peduli
terhadap sesama, dan juga dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa yang
Maka untuk menjawab pertanyaan diatas penulis tertarik untuk
membahasnya dalam sebuah skripsi dengan judul “Pengaruh Kegiatan
Ektrakurikuler Pramuka Terhadap Prilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti
Pertiwi Kabupaten Bandung Barat.”
B. Identifikasi Masalah
Bardasarkan uraian sebelumnya, maka identifikasi masalah penelitiannya
adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya kepedulian dan perhatian siswa terhadap minat serta bakat yang
siswa miliki.
2. Adanya kegiatan ekstrakurikuler yang dapat memenuhi kebutuhan peserta
didik guna menyalurkan minat dan bakat yang ada pada setiap siswa. Selain
itu kegiatan ekstrakurikuler bisa dijadikan sebagai suatu kegiatan guna
mengisi waktu luang setelah pulang dari sekolah.
3. Kegiatan ekstrakurikuler pramuka merupakan salah satu kegiatan yang
menjadi kegiatan ekstrakurikuler di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung
Barat, merupakan salah satu sarana yang dapat menumbuhkan kedisiplinan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah penulis paparkan sebelumnya, maka
terdapat suatu rumusan masalah yang akan penulis ajukan guna membatasi suatu
permasalahan yang telah penulis paparkan agar penelitian ini bisa dicapai dengan
baik, dan penelitian menjadi lebih terarah adalah bagaimana pengaruh kegiatan
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan dan perumusan masalah
penelitian yang telah penulis ajukan, maka terdapat tujuan yang akan dicapai oleh
penulis pada penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai seberapa
besar pengaruh kegiatan Ektrakurikuler pramuka terhadap perubahan perilaku
disiplin siswa di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, kegiatan pramuka dapat dijadikan pelengkap
di dalam pendidikan formal, dengan berbagai macam kegiatan yang
menyenangkan dan memeberikan pengetahuan dan membentuk prilaku terhadap
individu siswa itu sendiri. Menjadikan individu yang memiliki watak dan memiiki
budi pekerti yang luhur, bertanggungjawab.
Diharapkan juga dengan penelitian ini kegiatan pramuka tidak dipandang
sebelah mata oleh masyarakat dan khususnya peserta didik pada lingkup
pendidikan formal dan pendidikan non formal. Serta merubah pandangan bahwa
kegiatan pramuka itu bukan suatu kegiatan yang membosankan, karena pada
kenyataanya kegiatan pramuka itu merupakan suatu kegiatan yang kaya akan ilmu
pengetahuan dan bahkan merupakan suatu wahana guna membentuk watak dan
mengembangkan kepribadian kaum muda, dengan prinsip dasar dan metode
kepramukaan.
F. Anggapan Dasar
Dalam sutu penelitian anggapan dasar ini diperlukan untuk dijadikan
diperlukan sebagai titik tolak suatu pemikiran yang kebenarannya itu dapat
diterima. Seperti yang dikatakan oleh Arikunto (1993:19) bahwa anggapan dasar
adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai
hal-hal yang berpijak dalam penelitiannya.
Berdasarkan pada uraian yang dipaparkan sebelumnya oleh penulis, dan
bila melihat pada tugas pokok gerakan pramuka dalam membentuk kader-kader
pemuda maka penullis beranggapan bahwa :
1. Melalui Kegiatan Pramuka dapat membentuk sikap dan perilaku yang positif ,
berkarakter serta memiliki tanggungjawab dan disiplin.
2. Melalui kegiatan pramuka dapat membentuk manusia yang memiliki sikap,
kepribadian yang baik dan juga menjadikan manusia yang berbudi pekerti
yang baik.
G. Hipotesis
Hipotesis dapat dijadikan acuan oleh peneliti dalam menyusun data dan
menganalisis data, menentukan prosedur kerja selama penelitian, dan hipotesis di
perlukan untuk mempermudah penulis dalam menarik kesimpulan di akhir
penelitian. Menurut Prof.Dr. Sudarwan Danim (2007:115) mengatakan bahwa
hipotesis adalah kesimpulan teoritik yang masih harus dibuktikan kebenarannya
melalui analisis tehadap bukti-bukti empirik.
Berdasrkan angapan dasar yang telah kemukakan penulis, maka hipotesis
penulis pada penelitian ini adalah:
2. Terdapat hubungan yang positif antara Kegiatan Pramuka terhadap tingkat
kedisiplinan siswa di sekolah.
H.Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman arti kata yang terdapat pada judul
penelitian, maka penulis perlunya mencantumkan devimisi operasional sebagai
berikut :
1. Kepramukaan pada hakekatnya adalah suatu proses pendidikan yang
menyenangkan bagi anak muda, dibawah tanggungjawab anggota dewasa,
yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan keluarga,
dengan tujuan, prinsip dasar dan metode pendidikan tertentu.
2. Gerakan Pramuka adalah suatu gerakan pendidikan untuk kaum muda, yang
bersifat sukarela, nonpolitik, terbuka untuk semua, tanpa membedakan
asal-usul, ras, suku dan agama, yang menyelenggarakan kepramukaan melalui
suatu sistem nilai yang didasarkan pada Satya dan Darma Pramuka.
3. Disiplin merupakan suatu sikap yang menunjukan kesediaan untuk menepati
atau mematuhi dan mendukung ketentuan, tata tertib peraturan, nilai serta
kaidah-kaidah yang berlaku. Dengan demikian disiplin bukanlah sesuatu yang
dibawa sejak awal, tetapi sesuatu yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
I. Instrumen Penelitian
Instrumen pada suatu penelitian itu menjadi suatu hal yang sangat penting,
karena tanpa adanya instrument penelitian tidak akan bejalan. Pada penelitian ini
pramuka dan siswa yang bukan anggota pramuka yang telah di pilih sebagai
sampel untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Observasi disini penulis melakukan pengamatan pada objek yang telah
ditentukan, yakni pada anggota pramuka golongan penegak di SMK Bhakti
Pertiwi Kabupaten Bandung Barat dan pada seluruh siswa di SMK Bhakti Pertiwi.
Observasi di sini bisa dilakukan dengan wawancara langsung maupun tidak
langsung pada setiap anggota.
J. Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan untuk mempermudah dalam pembahasan dan
penyusunan berikutnya, penulis mengelompokkan pada pokok-pokok fikiran yang
tersusun. Pada Bab I Pendahuluan berisi tentang Latar Belakang Masalah,
Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Anggapan Dasar,
Devinisi Operasional, Populasi dan Sampel, Instrumen Penelitian, Sistematika
Penulisan. Pada Bab II Tinjauan Teoritis yang membahas tentang konsep / teori
yang berhubungan dengan kerangka teori yang mendasari penelitian ini. Pada Bab
III Prosedur Penelitian berisi mengenai Metode Penelitian, Teknik Pengumpulan
Data, Populasi dan Sampel, Langkah-langkah Pengumpulan Data, dan Prosedur
Pengolahan. Data. Bab IV mengulas mengenai hasil penelitian dan pembahasan.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara brfikir yang dipersiapkan dengan baik
untuk mencapai tujuan penelitian. Sebagaimana dikemukakan Surakhmad (1994 :
131) bahwa :
Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji seragkaian hipotesa, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kawajaran ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif sederhana. Sebagaimana telah kita ketahui metode
penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Yang mendasari
penulis menggunakan metode ini adalah sebagian besar laporan penelitian di
lakukan dalam bentuk deskriptif dan metode deskriptif ini sangat berguna untuk
mendapatkan variasi permasalahan yang berkaitan dengan bidang pendidikan
maupun tingkah laku manusia.
Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan
analisis atau pengolahan data, membuat penggambaran tentang suatu keadaan
secara objektif dalam suatu deskripsi situasi (Winaryo, 1994: 174). Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang menggunakan teknik angket, observasi mengenai
Penetapan metoda dan teknik pengumpulan data merupakan tahap penting
guna kelancaran dan ketelitian dalam sebuah penelitian, sehingga semua
permasalahan dapat terungkap dengan jelasan semua pertanyaan dalam penelitian
dapat terungkap.
Adapun pendekatan penelitiannya dengan penelitian korelasional yang
bertujuan untuk memperoleh data mengenai pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler
Pramuka (variabel X) terhadap Perilaku disiplin siswa (variabel Y).
B. Variabel dan Pengembangan Indikator
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau aspek dari
orang maupun objek yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,1998: 38). Variabel
dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu variable bebas dan
variable terikat. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable terikat.
Sedangkan variable terikat adalah variable yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variable bebas.
Sejalan dengan identifikasi masalah dan perumusan masalah, variable
penelitian ini dapat diterapkan yaitu :
a. Variable bebas (X) : Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka
Secara skematis hubungan kedua variable tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut:
2. Pengembangan Indikator
Dalam penelitian yang akan dilaksanakan, sesuai dengan rumusan masalah
serta tujuan penelitian dimana penelitian ini dilakukan untuk menganalisis
seberapa erat pengaruh antara variable Kegiatan Ektrakurikuler Pramuka (X)
dengan variable Prilaku Disiplin Siswa (Y).
Tabel 3.1
Indikator dan Sub Indikator
Aspek Yang Diteliti
Indikator Sub Indikator Item
1. Kegiatan
d. Penjelajahan 1. Berfikir Kritis dan
Data merupakan fakta atau keterangan yang dapat dijadikan bahan untuk
menyatakan suatu informasi. Data yang diperlukan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini adalah data mengenai pengaruh ekstrakurikuler Pramuka di SMK
2. Sumber Data
Sumber data dalam suatu penelitian merupakan subjek dari mana data
dapat diperoleh baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menunjang
proses pelaksanaan penelitian. Sumber data dalam penelitian ini adalah:
a. Sumber data primer yaitu sumber data yang diambil dari subjek yang
berhubungan langsung dengan objek penelitian. Dalam penelitian ini yaitu
sejumlah responden dari siswa anggota ekstrakurikuler Pramuka.
b. Data sekunder adalah sumber data yang diambil dari subjek yang tidak
berhubungan langsung dengan objek penelitian yang sifatnya mendukung
untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data
sekunder diperoleh dari ekstrakurikuler Pramuka itu sendiri.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi di dalam penelitian sangat penting untuk diperhatikan, karena
populasi ini akan menentukan dalam pengambilan suatu sampel penelitian agar
tidak terjadi ketidakjelasan dalam penelitian.
Populasi adalah himpunan semua hal yang diketahui, dan biasanya disebut
universum, maka populasi bisa lembaga, individu atau kelompok atau konsep
(Nana Sudjana, 1989 : 6).
Dari pertanyan diatas maka penulis menentukan populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa anggota gerakan pramuka di SMK Bhakti Pertiwi
2. Sampel
Sampel adalah bagian daripada populasi dan segala karakteristik populasi
hendaknya terscermin pula dalam sampel yang diambil. Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Kartono (1990 :128) yang menyatakan bahwa :
“ Sampel atau sample adalah suatu contoh, master, respresentan atau wakil dari
populasi yang cukup besar jumlahnya, yaitu bagian dari keseluruhan yang dipilih
dan refresentatif sifatnya dari keseluruhan ”. Dipertegas oleh Sugiyono
(2008:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.
Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan salah satu teknik
nonprobability sampling yaitu sampling jenuh, artinya teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel yang akan diteliti.
Penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh karena jumlah populasi yang
sedikit. Maka penulis menetapkan sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa
anggota pramuka SMK Bhakti Pertiwi Batujajar Kabupaten Bandung Barat yang
berjumlah 30 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Guna mencapai keberhasilan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti,
maka diperlukan data-data sebagai penunjang terhadap masalah yang akan diteliti.
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu informasi
mengenai untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai mengenai pengaruh.
a. Angket
Pengertian angket atau kuesioner menurut Nasution (2000 : 128 ) adalah
daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk diisi dan dikembalikan
atau juga dijawab dibawah pengawasan peneliti.
Angket merupakan alat pengumpul data yang utama dan sering kali
dipergunakan dalam sebuah penelitian. Sebagai alat pengumpul data, angket
dipergunakan untuk mendapatkan data pokok yang didapat dari sumber data
(responden).
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya
tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung atau
tidak. Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip oleh Sugiyono bahwa observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Observasi ini dilakukan guna mengamati objek
yang telah tentukan selama penulis melakukan penelitian. Dalam melakukan
observasi ini penulis turut berperan serta mengamati objek yang di teliti.
Adapun alasan penulis memilih menggunakan metode ini adalah untuk
menyelidiki secara langsung objek yang sedang diteleti oleh penulis, dan
memudahkan penulis untuk mencatat gejala perubahan yang terjadi pada objek
yang di teliti. Penulis disini menyadari kelemahan dari menggunakan metode ini
seperti pada saat melakukan observasi penulis tidak dapat mengetahui pribadi dari
penulis dan masih banyak lagi hal lain yang dapat mempengaruhi hasil dari
observasi.
F. Langkah-langkah Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis mengemukakan langkah-langkah pengusunan
alat pengumpul data sebagai berikut :
1. Menyusun Angket
Dalam penelitian angket merupakan alat untuk mengumpulkan data
secara tertulis dan berupa berbagai bentuk pertanyan-pertanyaan yang telah
disusun dan disebarkan dengan tujuan mendapatkan informasi dan bahan masukan
yang diperlukan responden. Adapun dalam penyusunan angket ini, ada beberapa
langkah sebagai berikut :
1. Pembuatan kisi-kisi penyusunan angket, dalam pembuatan kisi-kisi ini harus
terlebih dahulu melalui merumuskan masalah yang akan diukur, indikator
dari aspek yang diukur serta nomor item.
2. Penyusunan daftar pertanyaan, diatur sedemikian rupa agar dapat mudah
dipahami oleh responden , sehingga data yang diperoleh benar-benar sesuai
yang diharapkan.
3. Pembuatan alternatif jawaban, bertujuan untuk dapat membantu responden
mengisi angket dengan mudah,dengan cara responden memilih salah satu
alternatif jawaban yang telah disediakan dan dianggap sesuai dengan apa yng
di harapkan responden.
5. Pembuatan pengantar angket, yang berisikan tentang maksud, harapan dari
penulis kepada responden.
2. Uji Coba Angket
Angket yang dianggap sistematis dan lengkap terlebih dahulu di uji
cobakan terhadap reponden yang memiliki karakteristik yang sama dengan
sampel penelitian. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kebihan dan
kekurangan dari angket penelitian ini, sehubungan dengan bahasa yang
digunakan serta makna yang terkandung dalam item pertanyaan yang
diajukan kepada responden.
a. Uji Validitas
Perbandingan antara instrument yang dibuat dengan fakta lapangan
memberikan pengaruh yang signifikan karena pertanyaan yang dibuat sesuai
dengan materi yang disampaikan dan hanya saja variable X Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka lebih menitikberatkan dalam menentukan tujuan dan
materi. Uji validitas dan reliabilitas merupakan suatu alat ukur suatu kuisoner.
Berarti efektifitas kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman anggota ekstrakurikuler pramuka. Oleh karena itu
perlu ditingkatkan dalam segi materi kegiatan ekstrakurikuler.
Seperti yang telah di ungkapkan bahwa uji validitas ini untuk mengetahui
tingkat kevalidan suatu instrumen, apakah suatu instrumen mempunyai validitas
yang tinggi atau sebaliknya instrumen tersebut mempunyai validitas yang rendah.
Dalam uji validitas menggunakan (dk = n1+n2 – 2) dan tingkat kesalahan = 5%.
Langkah-langkah dalam mengolah data untuk menentukan validitas
instrument dan uji t menggunakan MS Excel adalah sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada masing-masing butir pernyatan
b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor tiap responden uji coba
pada kolom paling kanan, menggunakan syntax/perintah [=sum(range cell)]
c. Menentukan nilai korelasi (nilai r) pada kolom baris paling bawah setelah
kolom item var item, menggunakan syntax/perintah [=correl(array cell1;
array cell2)]
d. Pada baris setelah korelasi, cari nilai t-hitung, menggunakan syntax/perintah
[=SQRT(n-2)*rxy/SQRT(1-rxy^2)]
e. Nilai t-tabel dapat kita hitung menggunakan fungsi excel dengan menuliskan
syntax [=tinv(probability;degree of freedom)]. Probability diisi dengan taraf
signifikansi yang kita inginkan, misalnya jika kita menggunakan α=0,05
dengan dua arah, dan degree of freedom diisi dengan derajat kebebasan yang
nilainya = n-2
f. Penentuan signifikansi validitas dapat menggunakan perintah yang kita tulis
pada baris dibawah perhitungan t-hitung yaitu [=IF(p>q;"valid";"tdk valid")]
dengan keterangan p berisikan nilai t-hitung dan q nilai t-tabel
g. Sebagai pelengkap jika kita ingin menghitung berapa jumlah item yang valid,
kita gunakan rumus dengan perintah [=COUNTIF(range cell3;"valid")].
Range cell3 diisi dengan rentang cell yang berisikan hasil penentuan
Uji validitas dilakukan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner.
Berikut hasil pengujian validitas dengan perhitungan koefisien korelasi Pearson
Product Moment :
Tabel 3.2 Uji Validitas
Variabel Pernyataan Koefisien Korelasi Sig rtabel Kesimpulan
Kegiatan pramuka (X)
Variabel Pernyataan Koefisien Korelasi Sig rtabel Kesimpulan
X.19 0.804 0.000 0.2407 Valid X.20 0.592 0.000 0.2407 Valid X.21 0.804 0.000 0.2407 Valid X.22 0.488 0.000 0.2407 Valid X.23 0.452 0.000 0.2407 Valid X.24 0.726 0.000 0.2407 Valid X.25 0.602 0.000 0.2407 Valid X.26 0.804 0.000 0.2407 Valid X.27 0.682 0.000 0.2407 Valid X.28 0.804 0.000 0.2407 Valid X.29 0.785 0.000 0.2407 Valid X.30 0.441 0.000 0.2407 Valid
Perilaku disiplin (Y)
Variabel Pernyataan Koefisien Korelasi Sig rtabel Kesimpulan
Y.12 0.524 0.000 0.2407 Valid Y.13 0.521 0.000 0.2407 Valid Y.14 0.416 0.000 0.2407 Valid Y.15 0.428 0.000 0.2407 Valid Y.16 0.720 0.000 0.2407 Valid Y.17 0.403 0.000 0.2407 Valid Y.18 0.597 0.000 0.2407 Valid Y.19 0.675 0.000 0.2407 Valid Y.20 0.520 0.000 0.2407 Valid Y.21 0.663 0.000 0.2407 Valid Y.22 0.665 0.000 0.2407 Valid Y.23 0.428 0.000 0.2407 Valid Y.24 0.072 0.000 0.2407 Valid Y.25 0.438 0.000 0.2407 Valid Y.26 0.510 0.000 0.2407 Valid Y.27 0.601 0.000 0.2407 Valid Y.28 0.435 0.000 0.2407 Valid Y.29 0.624 0.000 0.2407 Valid Y.30 0.419 0.000 0.2407 Valid Sumber: Lampiran 4, data diolah
Berdasarkan Tabel 3.2 di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian
menunjukkan valid, karena nilai korelasi lebih besar dari rtabel sehingga
dinyatakan bahwa semua variabel penelitian telah valid.
b. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2008: 121) “instrument yang reliable adalah
instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama”.
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta
atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali – kali dalam waktu yang
berlainan. Alat dan cara mengukur atau mengamati sama – sama memegang
peranan penting dalam waktu yang bersamaan (http:
//tutorialkuliah.blogspot.com/2010/01/pengertian-validitas-dan-reliabilitas.html).
Sedangkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen, penulis
menggunakan rumus reliabilitas alpha:
dengan varians butir : dan varians total :
a. Memberikan skor pada masing-masing butir pernyatan
b. Menjumlahkan seluruh skor yang merupakan skor tiap responden uji coba
pada kolom paling kanan, menggunakan syntax/perintah [=sum(range cell)]
c. Menentukan nilai korelasi (nilai r) pada kolom baris paling bawah setelah
kolom item responden terakhir, menggunakan syntax/perintah =[=var(range
cell)]
d. Menentukan jumlah var item pada kolom baris paling bawah setelah kolom
jumlah responden pada uji validitas, menggunakan syntax/perintah
[=sum(range cell)]
e. Menentukan jumlah var item total pada kolom baris setelah kolom jumlah var
item, menggunakan syntax/perintah [=sum(range cell)]
f. Menentukan reliabilitas pada kolom baris setelah kolom jumlah var item
total, menggunakan syntax/perintah [=(jumlah soal/(jumlah
soal-1))*(1-(jumlah var item/jumlah var item total))]
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :
b. Jika koefisian internal seluruh item (ri) > rtabel dengan tingkat signifikasi 5%
maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
c. Jika koefisian internal seluruh item (ri) < rtabel dengan tingkat signifikasi 5%
maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
Tabel 3.3 Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Alpha Kesimpulan
Kegiatan pramuka (X) 0.941 0.6 Reliabel Perilaku disiplin (Y) 0.899 0.6 Reliabel Sumber: Lampiran 4, data diolah
Berdasarkan Tabel 3.3 di atas, dapat diketahui bahwa variabel-variabel tersebut telah reliabel, karena semua nilai alpha (rhit) lebih besar dari 0.6. Maka seluruh variabel
penelitian dinyatakan reliabel.
3. Penggandaan Angket
Angket yang telah direvisi digandakan sejumlah dengan responden yang telah
ditetapkan serta dipersiapkan angket cadangan bila terdapat angket yang rusak
atau kotor.
4. Penyebaran Angket
Penyebaran angket harus memperhatikan kondisi dan keluangan dari reponden
di lokasi penelitian yang telah direncanakan, sehingga dalam penyebaran angket
ini tidak menggangu kegiatan responden sehari-hari.
G. Pengujian Instrumen Penelitian
Dalam instrumen penelitian ini, dibahas mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan penyusunan alat pengumpul data dan juga dibahas mengenai
instrument yang akan dipakai dan langkah-langkah penyusunannya.
Penelitian ini untuk mengungkap variable (X) Kegiatan Ektrakurikuler
penelitian ini dengan tujuan agar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan akan dapat
merekam, menggali, informasi dan mengungkap keterangan yang relevan.
Seperti yang telah di ungkapkan bahwa uji validitas ini untuk mengetahui
tingkat kevalidan suatu instrumen, apakah suatu instrumen mempunyai validitas
yang tinggi atau sebaliknya instrumen tersebut mempunyai validitas yang rendah.
Dalam uji validitas menggunakan (dk = n1+n2 – 2) dan tingkat kesalahan = 5%.
Jika r hitung > r tabel pertanyaan dinyatakan valid.
Instrumen dibuat dalam bentuk skala Likert dengan 5 alternatif jawaban,
yaitu dengan alternatif jawaban Sangat Sesuai (SS), Setuju (S), Ragu (R), Tidak
Setuju (TS), Sangat tidak setuju (STS). Sebelum menyusun butir pertanyaan dan
pernyataan, terlebih dahulu dirumuskan kisi-kisi instrument.
H. Prosedur Pengolahan Data
Dari data yang telah terkumpul perlu diolah menurut organisasi dengan
baik. Mengolah data adalah Usaha yang konkrit untuk membuatb data itu dapat
dibicarakan (Surakhmad, 1986 : 101). Dan dalam mengolah data tersebut penulis
melakukan dengan beberapa langkah yang ditempuh, sebagai berikut :
1. Menyeleksi Data
Dari data yang terkumpul dilakukan pemilihan data untuk mendapatkan dan
menyesuaikan data sesuai karakteristik tujuan penelitian.
2. Mengklasifikasikan data
Klasifikasi data dilakukan untuk mempernudah pengolahan data dengan cara
pengelompokkan data sesuai petinjuk, Winarno Surakhmad (1986 : 101)
bahwa : “ Data mula-mula disusun dalam beberapa kategori menurut kriteria
yang timbul secara logis dari masalah yang akan dipecahkan”. Dalam tahap
ini dikelompokkan data agar mempermudah dalam menyimpulkannya.
3. Tabulasi Data
Langkah ini dlakuikan untuk dapat lebih menjelaskan data sesuai dengan
klasifikasi data yang sudah ditetapkan debgan cara menghitung frekuensi
jawaban untuk setiap item pertanyaan dilihat berdasarkan karakteristik
responden. Dan selanjutnya hasil ini dimasukkan kedalam tabel yang telah
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Setiap Variabel Penelitian
Untuk menganalisis secara deskriptif kualitas dari setiap variabel
penelitian, maka digunakanteknik statistik deskriptif, yakni Distribusi
Frekuensi (Sudjana, 1989:45-50). Langkah-langkah pengujian kualitas untuk
setiap variabel adalah sebagai berikut:
a) Menghitung nilai rata-rata jawaban setiap responden
b) Menghitung nilai rata-rata total variabel
c) Menentukan rentang
d) Menentukan banyak kelas
Banyak kelas yang digunakan adalah 5, yakni kategori: Sangat baik, Baik,
Sedang, Buruk, Sangat buruk
e) Menentukan kelas interval
f) Menentukan posisi kualitas variabel.
Interval Keterangan
4.24 - 5.04 Sangat Baik
3.43 - 4.23 Baik
2.62 - 3.42 Sedang
1.81 - 2.61 Buruk
2. Analisis Hubungan Masing-Masing Variabel Bebas Dengan Variabel Terikat
Untuk menganalisis hubungan masing-masing variabel bebas dengan
variable terikat digunakan rumus korelasi sederhana atau korelasi product
moment. Namun dalam penelitian ini pengolahn data tidak dilakukan secara
manual, tetapi menggunakan bantuan program SPSS untuk memudahkan
pengerjaan.
Langkah-langkah pengujian korelasi adalah sebagai berikut:
a. Menguji koefisien korelasi
Uji koefisien korelasi digunakan untuk menguji arah hubungan variabelbebas
dengan variabel terikat. Rumus umumnya adalah sebagai berikut:
(Sudjana, 1989:369)
Keterangan:
r =koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat
x= Skor-skor item instrumen variabel variabel bebas
y= Skor-skor item instrumen variabel terikat
Interpretasi nilai koefisien korelasi di atas adalah sebagai berikut:
- Jika nilai koefisien korelasi positif, maka hubungan antara variabelbebas
- Jika nilai koefisien korelasi negatif, maka ada hubungan berlawananantara
variabel bebas dengan variabel terikat, dengan kata lainmeningkatnya
variabel bebas maka diikuti dengan menurunnyavariabel terikat
b. Menguji koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar varians
variabel terikat dipengaruhi oleh varians variabel bebas, atau dengan katalain
seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Rumus
umumnya adalah:
Keterangan:
D=Koefisien determinasi
r = koefisien korelasi variabel bebas dengan variabel terikat
c. Menguji hipotesis dengan uji t
Hipotesis yang hendak diuji adalah:
H0: ρ=0, yang berarti tidak ada hubungan signifikan antara variabel
bebas dengan variabel terikat
Ha: ρ≠0, berarti ada hubungan signifikan antara variabel bebas dengan
Rumus umum uji t hitung untuk menguji hipotesis di atas adalah sebagai
berikut:
...(Sudjana, 1989:369)
Sedangkan untuk menentukan nilai t tabel digunakan kriteria:
- taraf signifikan (α) sebesar 0,05
- Derajat kebebas (dk)=n-2
Selanjutnya nilai t hitung dibandingkan dengan nilai t tabel untukmengetahui
penerimaan atau penolakan hipotesis, caranya adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 Uji t
- Jika nilai t yang dihitung berada di luar daerah penerimaan H0, makaH0
ditolak dan Ha diterima, maka ada hubungan signifikan variabeldengan
variabel terikat
- Jika nilai t yang dihitung berada di dalam daerah penerimaan H0, makaH0
Karena dalam penelitian ini menggunakan program SPSS, makapenafsiran
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
- Jika nilai probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed lebih kecil dari
tarafsignifikan (α) sebesar 0,05, maka hipotesis nol ditolak, sehingga
adahubungan signifikan variabel bebas dengan variabel terikat.
- Jika nilai probabilitas korelasi yakni sig-2 tailed lebih besar dari
tarafsignifikan (α) sebesar 0,05, maka hipotesis nol diterima, sehingga
tidakada hubungan signifikan variabel bebas dengan variabel terikat.
d. Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi itu mempelajari “ Hubungan Ketergantungan (casual
relationstip) “ antara satu variabel tak bebas (dependent variabel) dengan satu atau
lebih variabel bebas (independent variable) dengan tujuan untuk meramalkan (
memperkirakan ) nilai rata – rata dari variable tak bebas, apabila varibel bebasnya
sudah diketahui.
Upaya untuk mengetahui hubungan antara variable bebas dengan variable
tak bebas dimulai dengan mencari bentuk terdekat dari hubungan tersebut dengan
jalan menyajikan data yang telah ddiketahui dalam sebuah “kurva” atau grafik
yang disebut diagram Pencar (Scaater diagram)” . Diagram pencar ini
memnggambarkan (menunjukan) titik – titik , dan tiap titik ditentukan oleh
pasangaan (Xi, Yi ). Dengan menggunakan diagram ini dapat diketahui apakah
ada hubungan yang berarti antara kedua yang variable tersebut . Jika letak titik –
antara variable – variable tersebut ada “hubungan linier ”. Dalam hal lainya
hubungan antara variabel – variabel tersebut diduga “ non linear ”.
Setelah bentuk hubungan antara variabel X dan variabel Y tersebut
diketahui, selanjutnya merumuskan kedalam “ suatu persamaan matematis “ .
Bila X merupakan variabel bebas dan Y variabel tak bebas dan hubungan
keduanya linier, maka bentuk “ persamaan hubungan “ antaara X dan Y dapat
dinyatakan sebagai Y = f (X).
Jika hubungan Y = f (X) digambarkan bersama – sama denga diagram
pencarnya, maka akan didapatkan sebuah garis yang disebut” garis regresi “.
Sedangkan rumus Y = f (X) dikenal dengan nama “ regresi Yatas X “. Jika regresi
Y atas X linier, maka persamaannya ditulis dalam bentuk linier sebagai berikut.:
Yi = A + B Xi
Persamaan ini adalah persamaan garis populasi , dan pada umumnya dalam
praktek garis ini tidak diketahui, artinya parameter A dan B tidak diketahui.
Oleh karena itu, parameter – parameter tersebut harus ditaksir atau diduga melaui
sampel.
Jadi apabila kita mempunyai persamaan regresi
Y = A+ B Xi, maka hal ini dapat ditaksir menjadi :
Y = a + b X
Y = taksiran / dugaan nilai Y untuk harga X yang diketahui terlebih dahulu.
a = Konstanta regresi (Y intercept)
Harga a dan b untuk regresi linier diatas dapat dicari berdasarkan sekumpulan data
sebanyak n buah dengan sistem persamaan sebagai berikut :
n a + ∑ x b = y
∑ Xa + ∑ b = ∑ xy
Kedua persamaan diatas, disebutkaan persamaan normal untuk
bentuk regresi Y = a + b X.
Persamaan normal ini dapat dituliskan kembali menjadi :
b = n ∑ x y - ∑ x∑ y
n∑ – (∑
a = (∑y - b∑x)
n
n = Jumlah pasang observasi atau pengukuran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan, bahwa Variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka berpengaruh
secara signifikan terhadap Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi
Kabupaten Bandung Barat. Dengan demikian hipotesis pertama yang berbunyi
“Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka berpengaruh secara signifikan terhadap
Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat”.
Kontribusi yang dapat dijelaskan oleh variabel Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka
dalam mempengaruhi Perilaku Disiplin Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi sebesar
79.1%. Sedangkan 20.9% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka pada Siswa Di SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung
Barat. Maka dapat dikatakan bahwa hubungan atau korelasi antara variabel
Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka dengan Perilaku Disiplin Siswa Di SMK
Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat adalah sangat kuat karena memiliki
nilai korelasi sebesar 0.890 yang terletak antara 0.7 sampai dengan 1.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan dan kesimpulan yang
diperoleh, dapat dikembangkan beberapa saran bagi pihak–pihak yang
1. Bagi pihak SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat sebaiknya lebih
memperhatikan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramukapada siswa-siswi SMK
Bhakti Pertiwi Kabupaten Bandung Barat seperti jika ada siswa-siswi yang
memiliki disiplin yang baik yayasan pendidikan SMK Bhakti Pertiwi akan
memberikan penghargaan sehingga dapat meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa-Siswi.
2. Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka pada prestasi siswa-siswi SMK Bhakti
Pertiwi Kabupaten Bandung Barat memiliki korelasi yang kuat oleh karena itu
sebaiknya pihak pengembang pendidikan SMK Bhakti Pertiwi Kabupaten
Bandung Barat memberikan pilihan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka yang
menarik agar dapat memacu prestasi belajar siswa-siswi.
3. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel bebas
lainnya yang diduga dapat mempengaruhi besar kecilnya Disiplin Siswa-Siswi
sehingga akan didapat informasi lebih lengkap atas faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi Displin Siswa-Siswi secara signifikan.
4. Kepada para Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan Luar Sekolah diharapkan
dapat mengembangkan program dan kegiatan kepramukaan ini di lingkup
satuan pendidikan luar sekolah baik di SKB atau PKBM khususnya yang
berada di Jawa Barat dan umumnya seluruh Indonesia, agar dapat membantu
DAFTAR PUSTAKA
Bachrudin, Chofid. (2004). Psikologi Pendidikan. PLS UPI. Bandung
Danim, Sudarwan. (2007). Metode Penelitian utuk ilmui-ilmu perilaku. Jakarta. Bina Aksara
Gordon, Thomas, (1996), Mengajar Anak Berdisiplin Diri di Rumah dan di
Sekolah. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Keputusan Kwarnas no 086. (2005). Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka. Jakarta. Kwarnas.
Keputusan Kwarnas no 24. (2009). Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Jakarta.
Keputusan Kwarnas no 080. (1988). Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka
Penegak dan Pandega. Jakarta. Kwarnas
Kusmaedi, Nurlan., Husdarta, J.S. dan Hidayat, Yusuf. (2004). Pertumbuhan dan
Perkembangan Sepanjang Rentan Kehidupan. Bandung: FPOK UPI
ctavia. (2009). Pengaruh Permainan Tradisional Terhadap Pembentukan
Perilaku Sosial Siswa. Skripsi. Tidak Diterbitkan
Pandu. (2010). Kedisiplinan Pramuka. Tersedia.
http://smpn2banyuasin1.wordpress.com
Poerwadarminta, W.J.S, (1976), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Purnama. Gunawan. (1996). Peranan Pendidikan Kepramukaan dan Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara Dalam Membentuk Warga Negara Yang Baik Di Sekolah Menengah Umum. Bandung : STKIP.
Ridwan, Efendi, dkk. (2005). Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya (PLSBT). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Sadulloh, Uyoh. (1999). Konsep Dasar Pedagogi. Bandung : UPI
Senri. (2010). Harus Disiplin.
http://shendrimath.blogspot.com
Starawaji. (2009). Pengertian Kedisiplinan. Tersedia.
http://starawaji.wordpress.com/
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, R&D). Bandung : Alvabeta
Sunardi. Andri Bob. 2006. Boy Man Ragam Latih Pramuka. Bandun : Nuansa Muda.
Supriyadi, Iwan. (2009). Pengaruh Orgnisasi Gerakan Pramuka Terhadap
Kenakalan Remaja Di Kecamatan Batujajar. Tessis FPIPS-STKIP. Tidak
Diterbitkan.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: