ANALISIS PERBANDINGAN PENGETAHUAN KEARIFAN LOKAL TENTANG TANAMAN OBAT DARI SISWA SMA DI KOTA DAN KABUPATEN BANDUNG
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memeroleh gelar Sarjana Pendidikan Biologi
oleh
Rachmi Satwhikawara
NIM. 1002568
\
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan
Lokal Tentang Tanaman Obat dari Siswa SMA
di Kota dan Kabupaten Bandung
Oleh
Rachmi Satwhikawara
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Rachmi Satwhikawara 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
RACHMI SATWHIKAWARA
ANALISIS PERBANDINGAN PENGETAHUAN KEARIFAN LOKAL TENTANG TANAMAN OBAT DARI SISWA SMA DI KOTA DAN KABUPATEN BANDUNG
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc NIP: 195512191980021001
Pembimbing II
Dr. Hernawati, S.Pt., M.Si NIP: 197003311997022001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB II KEARIFAN LOKAL, KEARIFAN LOKAL DALAM PENDIDIKAN, DAN TANAMAN OBAT ...6
A. Kearifan Lokal ...6
1. Pengertian Kearifan Lokal ...6
2. Kearifan Lokal dalam Keanekaragaman Hayati ... 7
3. Kearifan Lokal Masyarakat ... 8
4. Budaya dan Kearifan Lokal di Jawa Barat ...12
5. Pengetahuan Kearifan Lokal ... 14
B. Kearifan Lokal dalam Pendidikan ...15
1. Pendidikan di Indonesia ...15
2. Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal ...17
C. Tanaman Obat ...20
1. Tanaman Obat Tradisional ...20
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN ...28
A. Definisi Operasional...28
B. Jenis Penelitian ...28
C. Subjek Penelitian ...28
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 29
E. Teknik Sampling ...29
F. Waktu dan Lokasi Penelitian ...29
G. Instrumen Penelitian...29
H. Teknik Pengumpulan Data ...31
I. Prosedur Pengumpulan Data ...34
J. Analisis Data ...34
K. Alur Penelitian ...37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...38
A. Hasil Penelitian ...38
1. Perbandingan Tes Pengetahuan Kearifan Lokal tentang Tanaman Obat dari Siswa SMAN W Kota Bandung, SMAN X Kota Bandung, SMAN Y Kab. Bandung, dan SMAN Z Kab. Bandung ...38
2. Perbandingan Tes Pengetahuan Kearifan Lokal tentang Tanaman Obat dari Siswa Siswa SMA Kota dan Kabupaten Bandung ...41
3. Wawancara dengan Siswa SMAN W Kota Bandung, SMAN X Kota Bandung, SMAN Y Kab. Bandung, dan SMAN Z Kab. Bandung ...43
B. Pembahasan ... 45
1. Perbandingan Tes Pengetahuan Kearifan Lokal tentang Tanaman Obat dari Siswa SMAN W Kota Bandung, SMAN X Kota Bandung, SMAN Y Kab. Bandung, dan SMAN Z Kab. Bandung ...45
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Wawancara dengan Siswa SMAN W Kota Bandung, SMAN X
Kota Bandung, SMAN Y Kab. Bandung, dan SMAN Z Kab.
Bandung ...55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...60
A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ...60
DAFTAR PUSTAKA ...61
LAMPIRAN ...65
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kisi-kisi Soal Tes Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang
Tanaman Obat... 30
3.2 Kriteria Validitas Soal... 32
3.3 Kriteria Reliabilitas Soal... 33
3.4 Interpretasi Indeks Tingat Kesukaran... 33
4.1 Perbandingan Skor Tes Pengetahuan Kearifan Lokal tentang Tanaman Obat Siswa di Empat SMA Kota/Kabupaten Bandung... 38
4.2 Perbandingan Skor Tes Pengetahuan Kearifan Lokal tentang Tanaman Obat Siswa SMA di Kota dan Kabupaten Bandung... 42
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Grafik perbandingan persentase skor rata-rata tes
pengetahuan empat SMA di Kota dan Kabupaten
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Hasil survei pola penyakit rawat jalan Puskesmas
Ciwidey tahun 2013... 64
2 Kisi-kisi dan Soal Uji Coba Instrumen Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat... 65
3 Lembar Soal Uji Coba Instrumen... 78
4 Kisi-kisi Instrumen Tes Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat... 84
5 Lembar Soal Tes Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat... 90
6 Instrumen Wawancara... 92
7 Uji Validitas Soal... 93
8 Uji Reliabilitas Soal... 94
9 Uji Tingkat Kesukaran Soal... 96
10 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen... 97
11 Skor Hasil Tes Pengetahuan Kearifan Lokal... 98
12 Skor Hasil Uji Statistika Perbandingan Tes Pengetahuan Kearifan Lokal tentang Tanaman Obat dari Siswa SMAN W Kota Bandung, SMAN X Kota Bandung, SMAN Y Kab. Bandung, SMAN Z Kab. Bandung... 100
13 Hasil Uji Statistika Perbandingan Tes Pengetahuan Kearifan Lokal tentang Tanaman Obat dari Siswa SMA Kota dan Kabupaten Bandung... 102
14 Hasil Wawancara dengan Siswa... 104
15 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Pengetahuan Kearifan Lokal tentang Tanaman Obat Pada Empat Sekolah... 117
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa SMA Kota Dan Kabupaten Bandung
Comparative Analyse Of Local Wisdom Knowledge About Medical Plants From Bandung City and County Senior High School Students
Oleh
Rachmi Satwhikawara, Drs. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc, dan Dr. Hernawati S.Pt, M.Si.
ABSTRACT
The tittle of this essay was Comparative Analyse Of Local Wisdom Knowledge About Medical Plants From Bandung City and County Senior High School Students. This study aims to analyze the comparison and to know the difference of local wisdom knowledge about medical plants between Bandung City and County Senior High School Students. The method in this research is descriptive method. Samples of this study is local wisdom knowledge of medicial plants that owned by senior high school students Class X in the City and County of Bandung as measured through tests. The number of samples taken was 148 students. Sampling was determined by purposive sampling. Research data was scores from test and student interviews. Scores was obtained from the knowledge test about medical plants, while the interview data was obtained through interviews with students. Research data shows the comparison of the knowledge of the four schools has a significance value of 0.00 < 0,05, which can be defined that all four schools have significant knowledge gaps. While research data among high school in the city with a high school in the county Bandung shows that there is no significant difference, with a significance value of 0.14 > 0,05. Further research should be conducted in different schools studied by researchers.
Key word: local wisdom, medical plants, students knowledge, Bandung City and County Senior
High School
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa SMA Kota Dan Kabupaten Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan pengetahuan serta mengetahui perbedaan pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat antara siswa SMA di Kota dan Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah pengetahuan kearifan lokal tanaman obat yang dimiliki oleh siswa SMA Kelas X di dua SMA Kota dan dua SMA Kabupaten Bandung yang diukur melalui tes. Jumlah sampel yang diambil adalah 148 siswa Pengambilan sampel ditentukan secara purposive sampling. Data penelitian berupa skor yang diperoleh dari tes dan hasil wawancara siswa. Data hasil penelitian menunjukkan perbandingan pengetahuan dari keempat sekolah memiliki nilai signifikansi 0,00 <
05 , 0
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,14 > 0,05. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut di sekolah yang berbeda dengan yang diteliti oleh peneliti.
Kata kunci: kearifan lokal, tanaman obat, pengetahuan siswa, SMA Kota dan Kabupaten
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia sangat kaya akan keanekaragaman hayatinya. Sejak zaman dahulu,
manusia khususnya masyarakat Indonesia sangat mengandalkan lingkungan
sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya salah satunya untuk obat. Kekayaan alam
di sekitar manusia sebenarnya sangat bermanfaat bagi kehidupan, tetapi belum
sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan (Silalahi, 2012).
Bangsa Indonesia telah lama mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat
sebagai salah satu upaya dalam menanggulangi masalah kesehatan. Pengetahuan
tentang tanaman berkhasiat obat berdasar pada pengalaman dan keterampilan yang
secara turun temurun telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Penggunaan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia telah dilakukan oleh
nenek moyang kita sejak berabad-abad. Penggunaan obat tradisional secara umum
dinilai lebih aman daripada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat
tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern
(Sari & Ruma, 2006). Selain itu obat tradisional memiliki manfaat yang banyak,
harganya murah, dan bisa dipetik kapan saja (Widodo, 2013).
Alam kehidupan yang paling dekat dengan manusia adalah tumbuhan, karena
tanpa tumbuhan tidak akan ada kebudayaan dalam kehidupan manusia. Maka dari itu
tanaman obat termasuk ke dalam kearifan lokal (Suryadarma, 2005). Kearifan lokal
turut menjadi salah satu penentu keberhasilan pembangunan sumber daya masyarakat
dan pengelolaan sumber daya alam. Kearifan lokal sering diartikan sebagai
2
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kearifan lokal adalah nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat
yang antara lain dipakai untuk melindungi dan mengelola lingkungan hidup secara
lestari.
Penggunaan teknologi yang telah berkembang di dunia pendidikan telah
membawa tantangan tersendiri bagi pendidik tentang bagaimana pendidik dapat
menerapkan teknologi dalam kegiatan pembelajaran tanpa mengabaikan nilai-nilai
kearifan lokal. Keseimbangan antara penerapan teknologi dalam pendidikan dan
pelestarian nilai-nilai kearifan lokal harus tetap dipertahankan agar tujuan pendidikan
nasional dapat tercapai, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan sekaligus
membentuk pribadi yang madani pada generasi muda bangsa (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 2012).
Seiring perkembangan zaman, pengetahuan kearifan lokal khususnya tentang
tanaman obat saat ini sudah mulai pudar (Siswadi dkk., 2011). Saat ini penggunaan
obat-obatan tradisional belum banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia terutama
di kalangan masyarakat kota (Sari & Ruma, 2006). Padahal seperti kita ketahui saat
ini banyak produk obat yang menggunakan bahan-bahan herbal atau berasal dari alam
dan dipatok dengan harga yang cukup tinggi. Kemajuan teknologi dan budaya
modern menyebabkan pengetahuan kearifan lokal tanaman obat semakin menurun,
terutama di kalangan anak muda. Gaya hidup yang serba instan menyebabkan
pengetahuan kearifan lokal tanaman obat dinilai tidak terlalu penting karena di
anggap tidak praktis. Akibatnya sumberdaya tanaman obat tidak lagi dilestarikan dan
terpelihara dengan baik. Hilangnya nilai-nilai ini menyebabkan masalah yaitu moral,
etika, kesehatan, dan lingkungan. Hal ini dikarenakan tidak ada keseimbangan antara
kemajuan teknologi dan pengetahuan kearifan lokal.
Masalah-masalah yang telah dikemukakan tentu tidak lepas dari kurangnya
pendidikan kearifan lokal tentang tanaman obat. Salah satu penyebab menurunnya
3
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap tumbuhan yang berkhasiat obat di institusi pendidikan yang sebaiknya
dimulai dari pendidikan dasar (Zein, 2005). Masalah tersebut didukung oleh
minimnya sarana bagi siswa yang tinggal di daerah kota menjadi kendala untuk lebih
dekat dan mengenal lingkungan. Berbeda dengan siswa yang tinggal di daerah desa
yang lingkungan sekitarnya masih terbilang alami. Siswa yang tinggal di desa
memiliki kesempatan lebih banyak untuk lebih dekat dan mengenal lingkungan
dibandingkan siswa yang tinggal di kota. Meskipun siswa di desa lebih memiliki
kesempatan untuk lebih mengenal lingkungan, tidak menutup kemungkinan bahwa
pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat pada siswa di desa akan hilang
apabila tidak dijaga. Begitupula dengan siswa yang tinggal di daerah kota,
pengetahuan kearifan lokal tanaman obat penting untuk dijaga karena dengan
pengetahuan kearifan lokal siswa akan lebih menghargai lingkungan dan belajar
untuk memanfaatkan serta melestarikan sumber daya yang ada. Masalah-masalah
tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pendidik khususnya bidang pendidikan
biologi. Seiring dengan berkembangnya kurikulum, kurikulum 2013 menekankan
kepada pendidik untuk melakukan pendekatan lingkungan, sehingga siswa mampu
menerapkan apa yang telah dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari. Materi
keanekaragaman hayati tentu saja dapat menjadi sarana bagi guru biologi untuk
menyampaikan kearifan lokal khususnya tanaman obat.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat kita ketahui bahwa peran pendidikan
sangat penting dalam menjaga pengetahuan kearifan lokal pada siswa. Sebagai calon
guru kita harus menerapkan pentingnya pengetahuan kearifan lokal pada siswa.
Pengetahuan kearifan lokal khususnya tanaman obat dapat menimbulkan kesadaran
siswa untuk melestarikan lingkungannya, selain itu pembelajaran akan lebih dimaknai
karena siswa akan menerapkannya ke dalam kehidupan sehari-hari. Perlu dilakukan
analisis untuk mengetahui kondisi pengetahuan kearifan lokal tanaman obat pada
4
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kearifan lokal tentang tanaman obat yang dimiliki oleh siswa SMA di Kota dan
Kabupaten Bandung.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perbandingan
pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat pada siswa SMA di Kota dan
Kabupaten Bandung?”. Masalah umum di atas dapat menjadi beberapa pertanyaan
penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat pada siswa SMA di
Kota Bandung?
2. Bagaimana pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat pada siswa SMA di
Kabupaten Bandung?
3. Bagaimana perbedaan pengetahuan tentang tanaman obat pada siswa SMA di
Kota dan Kabupaten Bandung?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini memiliki batasan-batasan tertentu agar lebih mudah mengarah pada
tujuan dan rumusan masalah yang ditentukan. Berikut batasan masalah pada
penelitian ini:
1. Penelitian ini dibatasi dengan hanya meneliti pengetahuan kearifan lokal tentang
tanaman obat keluarga yang berkaitan dengan penyakit ringan yang sering di
alami sehari-hari.
2. Siswa SMA yang diteliti dalam penelitian ini merupakan siswa SMA kelas X.
5
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sejalan dengan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis perbandingan pengetahuan kearifan lokal tanaman obat pada siswa
SMA di Kota dan Kabupaten Bandung.
E. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini maka peneliti dapat memeroleh informasi tentang
pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat pada siswa SMA saat ini. Selain itu
bagi peneliti lain, penelitian ini dapat memberikan referensi apabila penelitian ini
akan dilanjutkan.
2. Bagi Guru
Penelitian ini bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan kesadaran guru untuk
tetap melestarikan nilai-nilai kearifan lokal melalui proses pembelajaran.
3. Bagi siswa
Penelitian ini bermanfaat untuk menanamkan pengertian pada siswa tentang
pentingnya pengetahuan kearifan lokal khususnya tanaman obat.
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat umum tentang
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional
1. Kearifan lokal yang dimaksud adalah kearifan lokal siswa tentang tanaman obat.
Tanaman obat yang dimaksud adalah seluruh aspek tentang jenis, manfaat,
bagian-bagian, dan cara pengolahan dari tanaman obat yang dimanfaatkan untuk
obat tradisional yang diketahui oleh siswa.
2. Pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat yang dimaksud adalah segala
sesuatu yang diketahui oleh siswa tentang tanaman di daerahnya yang
dimanfaatkan untuk obat tradisional (tanaman obat keluarga). Pengetahuan
kearifan lokal tanaman obat yang diukur pada penelitian ini merupakan
kemampuan kognitif siswa yang dapat diukur melalui tes berupa soal essay yang
berjumlah 13 soal.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, yang
bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau menginterpretasikan data sebagaimana
adanya. Data yang diperoleh akan dianalisis dan di interpretasikan sesuai dengan
tujuan dan pertanyaan penelitian yang telah dikemukakan. Sebagaimana
dikemukakan oleh Arikunto (2006) bahwa ”penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu
gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.”
29
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Subjek penelitian dari penelitian ini adalah siswa SMA kelas X di Kota dan
Kabupaten Bandung.
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pengetahuan tentang
kearifan lokal tentang tanaman obat yang dimiliki oleh siswa SMA Kelas X di Kota
dan Kabupaten Bandung.
2. Sampel
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah pengetahuan kearifan lokal
tentang tanaman obat yang dimiliki oleh siswa SMA Kelas X di Kota dan Kabupaten
Bandung yang diukur melalui tes. Jumlah sampel yang diambil adalah 148 siswa, 67
siswa berasal dari Kota Bandung dan 81 siswa berasal dari Kabupaten Bandung.
E. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan untuk mengambil sampel dalam penelitian ini
adalah teknik pencuplikan purposif menurut Sugiyono (2012) yang dipilih
berdasarkan pertimbangan tertentu.
F. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 Mei – 23 Mei 2014 di dua sekolah di
Kota Bandung dan dua sekolah di Kabupaten Bandung. Keempat sekolah tersebut
telah ditentukan dengan cara dipilih sesuai dengan tujuan.
G. Instrumen Penelitian
1. Tes
Sebelum soal tes dibuat, terlebih dahulu dilakukan survei di Puskesmas Ciwidey
30
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilihat di Lampiran 1. Setelah hasil survei didapat, dibuat instrumen berupa tes essay
berjumlah 30 soal, kemudian 30 soal tersebut dibagi menjadi dua bagian sehingga
terdapat dua kode soal yaitu kode soal A dan kode soal B dengan jumlah soal 15 soal
(Lampiran 2). Lembar soal uji coba dapat dilihat di Lampiran 3.
Tes yang dilakukan merupakan tes pengetahuan tentang kearifan lokal tanaman
obat siswa berupa soal essay yang berjumlah 13 soal dengan bobot skor maksimal 37
(Lampiran 4). Soal tersebut disaring dari 30 soal setelah dilakukan uji coba
instrument. Setiap soal memiliki bobot skor yang berbeda-beda. Aspek di dalamnya
berisi tentang jenis-jenis, bagian yang digunakan, manfaat, dan cara pengolahan
tanaman obat. Kisi-kisi instrumen penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1. Kisi-kisi Soal Tes Pengetahuan Kearifan Lokal tentang Tanaman Obat
No. Aspek Tujuan No Soal Jumlah
2. Bagian tanaman obat yang digunakan
diberikan kepada siswa dapat dilihat di Lampiran 5.
31
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wawancara digunakan sebagai data pendukung dari hasil tes yang telah di
analisis. Selain itu wawancara dilakukan untuk mengetahui asal-usul pengetahuan
kearifan lokal siswa tentang tanaman obat, serta untuk mengetahui sebab tinggi
rendahnya pengetahuan kearifan lokal siswa tentang tanaman obat. Instrumen
wawancara dapat dilihat pada Lampiran 6.
H. Teknik Pengumpulan Data
1. Menyusun soal-soal tes pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat.
2. Melakukan validasi soal lewat proses pengujian.
3. Menyusun pertanyaan untuk wawancara siswa.
4. Menentukan subjek penelitian kemudian dilakukan pemilihan sampel.
5. Hasil tes dan wawancara dianalisis dan diinterpretasikan.
I. Prosedur Pengumpulan Data
Tahapan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap yaitu :
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini meliputi :
a. Membuat instrumen penelitian
Sebelum membuat instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan survei di
Puskesmas Ciwidey tentang penyakit ringan yang sering dialami masyarakat
setempat. Puskesmas Ciwidey dipilih karena cukup mewakili, selain letaknya yang
berada di Kabupaten, Puskesmas Ciwidey merupakan Puskesmas yang cukup besar
sehingga banyak pasien yang berobat. Karena hasil survei hanya menunjukkan
beberapa penyakit ringan saja sedangkan selebihnya merupakan penyakit berat, maka
peneliti menentukan beberapa penyakit ringan untuk dibuat soal berdasarkan
pengalaman yang sering terjadi di masyarakat umum. Setelah hasil survei di
32
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karangan Herlina Widyaningrum (2011). Setelah instrumen selesai dibuat, maka
dilakukan uji coba instrumen.
b. Uji coba instrumen
Uji coba instrumen dilakukan pada 30 siswa SMA kelas X di SMAN 22 Bandung.
30 soal yang dibuat dibagi menjadi dua bagian sehingga terdapat dua kode soal yaitu
kode soal A dan kode soal B. Masing-masing kode soal mencakup empat aspek yang
akan diteliti yaitu jenis-jenis, bagian yang digunakan, manfaat, dan cara pengolahan
tanaman obat. Masing-masing kode soal diberikan kepada 15 siswa. Hasil tes yang
didapat di analisis dengan menggunakan program ANATES yang dibuat oleh Drs.
Karno To, M.Pd dan Yudi Wibisono, S.T. Rincian analisis pokok uji pada tiap butir
soal essay adalah uji validitas, uji reliabilitas, dan uji tingkat kesukaran.
1) Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes.
Suatu tes dikatakan sahih apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Tes
memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam arti
memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria (Arikunto, 2009). Hasil dari uji validitas
dapat di lihat di Lampiran 7.
Tabel 3.2. Kriteria Validitas
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,80-1,00 Sangat tinggi
0,60-0,80 Tinggi
33
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,20-0,40 Rendah
0,00-0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2009)
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan hasil
pengukuran soal, artinya jika kepada siswa-siswa diberikan tes yang serupa pada
waktu yang berbeda maka setiap siswa akan tetap berada dalam urutan yang sama
dalam kelompok (Arikunto, 2009). Adapun kriteria acuan untuk reliabilitas dapat
dilihat pada tabel 3.2. Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat di Lampiran 8.
Tabel 3.3. Kriteria Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
0,80<rxy≤1,00 Sangat Tinggi
Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut
tergolong mudah atau sukar. Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukan
sukar atau mudahnya sesuatu soal (Arikunto, 2009). Hasil dari uji tingkat kesukaran
dapat dilihat di Lampiran 9.
Tabel 3.4. Interpretasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Kriteria soal
34
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,30-0,70 Sedang
0,70-1,00 Mudah
(Arikunto, 2009)
Hasil uji coba instrumen menunjukkan bahwa 11 soal memiliki validitas yang sangat
rendah, enam soal memiliki validitas yang rendah, tiga soal memiliki validitas yang cukup,
delapan soal memiliki validitas yang tinggi, dan dua soal memiliki validitas yang sangat
tinggi. Dari 30 soal hanya 13 soal yang digunakan untuk penelitian, tiga soal dari aspek
jenis-jenis tanaman obat, dua soal dari aspek bagian tanaman obat yang digunakan untuk obat,
empat soal dari aspek manfaat tanaman obat, empat soal dari aspek cara pengolahan tanaman
obat. Hasil rekapitulasi uji coba instrument dapat dilihat di Lampiran 10.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Melaksanakan tes
1) Dipilih dua sekolah dari SMA di Kota Bandung dan dua sekolah dari SMA di
Kabupaten Bandung berdasarkan pertimbangan lokasi.
2) Dari masing-masing sekolah dipilih satu kelas untuk dijadikan subjek penelitian,
sehingga total ada 148 siswa dari 4 sekolah.
3) Siswa diberikan tes pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat.
b. Melakukan wawancara
Setelah hasil tes didapat, diambil enam orang siswa dari setiap sekolah
berdasarkan tingkat nilai hasil tes (tinggi, sedang, rendah) untuk di wawancara.
Perbedaan pemilihan berdasarkan tingkat ini bertujuan agar seluruh siswa
berkesempatan untuk memberikan pendapat mengenai pengetahuan kearifan lokal
tentang tanaman obat.
c. Melakukan pengolahan data.
Hasil tes dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengetahui tingkat
pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat pada siswa.
35
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kesimpulan disusun berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah dibuat dan
hasil penelitian yang didapat.
J. Analisis Data
Data yang didapat akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis
kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil tes pengetahuan siswa. Analisis
kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil wawancara dan catatan penting
lapangan yang berkaitan dengan hasil tes pengetahuan siswa.
1. Analisis tes
Tes yang digunakan berisi pengetahuan tentang tanaman obat. Hasil tes
pengetahuan di Kota Bandung akan dibandingkan dengan hasil tes pengetahuan di
Kabupaten Bandung, kemudian akan di uji statistika, dibahas secara kualitatif, dan
dihubungkan dengan hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi yang di
dapat. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS 16.0 for Windows
untuk menganalisis statistika data penelitian. Analisis dengan uji statistika akan di
analisis dengan beberapa tahapan uji prasyarat dan uji hipotesis.
a. Uji Prasyarat
Uji prasayarat merupakan uji awal yang akan menentukan apakah hipotesis akan
dilakukan melalui uji statistik parametrik ataukah nonparametrik (Sudjana, 2005). Uji
prasyarat ini terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi
normal atau tidak.
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah uji mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah
distribusi atau lebih.
36
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji hipotesis yang dilakukan yakni uji dua rata-rata dan uji perbandingan lebih
dari dua rata-rata. Jenis uji dua rata-rata yang digunakan adalah uji parametrik Z
(Sudjana, 2005), dengan kriteria jumlah sampel >30 dan data berdistribusi normal
dan homogen, Namun jika data tidak berdistribusi normal dan tidak homogen maka
dilakukan uji Mann-Whitney (Sugiyono, 2006). SPSS 16.0 for Windows tidak menyediakan fasilitas uji Z dalam menu analyze-nya. Walaupun demikian, uji Z tetap dengan mudah bisa dilakukan menggunakan uji t pada menu analyze SPSS. Hal ini disebabkan pada jumlah sampel yang besar (> 30), uji t bisa digantikan oleh uji Z
(Santoso, 2008). Dengan kata lain, jika jumlah sampel cukup besar, untuk uji beda
rata-rata, uji satu sampel atau uji berpasangan, tetap saja menggunakan metode uji t.
Hasil yang didapat bisa ditafsir sebagai perolehan uji Z. Seperti t hitung pada jumlah
sampel besar akan sama dengan angka Z hitung.
Jenis uji perbandingan lebih dari dua rata-rata yang digunakan adalah uji ANOVA
(Analysis Of Variance) (Sugiyono, 2006). Setelah dilakukan uji ANOVA dan terdapat perbedaan yang signifikan maka dilakukan uji lanjutan yaitu uji Tukey (Furqon,
2009). Uji Tukey dilakukan untuk mengetahui perbedaan yang nyata dari rata-rata
skor seluruh sekolah. Hipotesis dalam kedua pengujian ini adalah: H0= tidak ada
perbedaan yang signifikan.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah α= 0,05, artinya
kemungkinan kebenaran hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95%
atau toleransi kemelesetan 5%, tingkat signifikansi α= 0,05 sudah lazim digunakan
karena dinilai cukup ketat untuk mewakili perbedaan antara variabel-variabel yang
diuji (Ghozali, 2009).
37
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu K. Alur Penelitian
Studi Kepustakaan
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Revisi Proposal
Perizinan Penelitian
Perizinan Penelitian Sekolah
Penentuan Sampel Penelitian Revisi Instrumen
Pelaksanaan Penelitian di Sekolah
Tes Wawancara
Data
Pengolahan data dan Pembahasan
Kesimpulan Penyusunan dan Pembuatan Instrumen Penelitian
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat baik siswa SMA di Kota
Bandung dikategorikan rendah. Meskipun dari empat sekolah yang diteliti memiliki
perbedaan pengetahuan yang signifikan, pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman
obat siswa SMA di Kota Bandung dengan siswa SMA di Kabupaten Bandung tidak
berbeda signifikan. Pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat baik pada siswa
SMA di Kota maupun Kabupaten terbilang rendah. Sebaiknya dilakukan cara untuk
memertahankan pengetahuan kearifan lokal tentang tanaman obat, salah satunya
melalui pendidikan berbasis kearifan lokal. Melalui pendidikan berbasis kearifan
lokal tentu pembelajaran akan lebih bermakna untuk siswa karena siswa dituntut
untuk mengaitkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Seorang guru biologi
dapat menyampaikan nilai-nilai kearifan lokal melalui bab keanekaragaman hayati.
B. Saran
Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang akan penulis disampaikan
diantaranya:
1. Bagi dunia pendidikan
Sebaiknya guru menyampaikan pengetahuan kearifan lokal dalam pembelajaran
sehingga pengetahuan siswa tentang kearifan lokal tetap terjaga.
2. Bagi masyarakat
Orangtua menyampaikan pengetahuan kearifan lokal agar menimbulkan rasa
peduli siswa terhadap lingkungan.
61
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut di sekolah yang berbeda dengan yang
diteliti oleh peneliti terutama sekolah yang berada di daerah pedesaan atau kampung
61
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arafah, N. 2002. Pengetahuan lokal suku Moronene dalam sistem pertanian di Sulawesi Tenggara. Bogor : Badan Penerbit Institut Pertanian Bogor.
Asiah, N. (2009). Pengetahuan lokal dalam pengelolaan hutan. Bogor : Badan Penerbit Institut Pertanian Bogor.
Attamimi, F. (1997). Pengetahuan masyarakat suku MOOI tentang pemanfaatan sumber daya nabati di Dusun Maibo Desa Aimas Kabupaten Sorong. Manokwari : Universitas Cendrawasih.
Beeby, C.E. (1981). Pendidikan di Indonesia, penilaian dan pedoman perencanaan. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial.
Bintarto (1983). Interaksi desa-kota dan permasalahannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2012). Temu ilmiah guru nasional IV. Tangerang : Depdikbud.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Kebijakan obat tradisional nasional, Jakarta : Depkes.
Furqon. (2009). Statistika terapan untuk penelitian. Bandung : Alfabeta.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program spss. Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
Haryadi, A.M. (2012). Budaya dan kearifan lokal di Jawa Barat. Jakarta : Kompasiana
62
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Juanda. (2010). Peranan pendidikan dalam proses pembudayaan. Lentera Pendidikan, 13 (1), hlm. 1-15.
Katno dan Pramono, S. (2004). Tingkat manfaat dan keamanan tanaman obat dan obat tradisional. Yogyakarta : Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, Fakultas Farmasi. Universitas Gajah Mada.
Keraf, S. (2006). Etika lingkungan. Jakarta : Kompas.
Mansyur. (1998). Sosiologi masyarakat kota dan desa. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional.
Mitchell, B., Setiawan B., dan Rahmi, D.H. (2000). Pengelolaan sumberdaya dan lingkungan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Murdiono, M. (2012). Strategi pembelajaran pendidikan multikultural berbasis budaya lokal. PKN Progresif, 7 (1), hlm. 25-33.
Nababan, A. (1995). Kearifan tradisional dan pelestarian lingkungan hidup di indonesia. Jurnal Analisis CSIS Kebudayaan, Kearifan Tradisional dan Pelestarian Lingkungan, 25 (6).
Nakashima, D. dan Roue, M. (2002). Indigenous knowledge, peoples and sustainable practice. Encyclopedia of Global Environmental Change, 1, hlm. 314-324.
Rahayu, R.S. (2012). Upaya penguatan nilai bagi peserta didik di era globalisasi. Makalah pada Temu Ilmiah Guru Nasional IV, Tangerang.
Salan, R. (2009). Penelitian faktor-faktor psiko-sosio-kultural dalam pengobatan tradisional pada tiga daerah, Palembang, Semarang, Bali. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Pusat Penelitian Kanker dan Pengembangan Radiologi, Departemen Kesehatan RI.
Santoso, S. (2008). Panduan lengkap menguasai SPSS 16. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sari, K. dan Ruma, L.O. (2006). Pemanfaatan obat tradisional dengan pertimbangan manfaat dan keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian, 3 (1), hlm. 1-7.
63
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Siswadi, Taruna, T., dan Purnaweni H. (2011). Kearifan lokal dalam melestarikan mata air. Jurnal Ilmu Lingkungan, 9 (2), hlm. 63-68.
Sudjana, N. (2005). Metoda statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2006). Metode penelitian kuantitatif kualtitatif dan r&d. Bandung : Alfabeta.
Sunaryo dan Joshi, L. (2003). Peranan pengetahuan ekologi dalam sistem agroforestri. Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF) Southeast Asia Regional Office.
Supardi, S. dan Susyanti, A.L. (2007). Penggunaan obat tradisional dalam upaya pengobatan sendiri dl indonesia (analisis data susenas tahun 2007). Jakarta : Pusat Penelitian dan Pengembangan Sistem dan Kebijakan Kesehatan Jakarta.
Suhartini. (2009). Kajian kearifan lokal masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Surtini, S. dan Nurmawati. (2012). Peran guru dalam memaknai kearifan lokal pada kegiatan pendidikan dasar. Makalah pada Temu Ilmiah Guru Nasional IV, Tangerang.
Suryadarma, I. (2005). Konsepsi kosmologi dalam pengobatan Usada Taru Pramana
Journal of Tropical Ethnobiology, 2 (1), hlm. 65-87.
Sutarno. (2008). Pendidikan multikultural. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Depdiknas.
Suparwoto. (2013). Aspek kearifan lokal untuk peningkatan kualitas pembelajaran fisika. Prosiding Pertemuan Ilmiah, 25, hlm. 19-23.
Supriatna, J. (2013). Peran kearifan lokal dan ilmu-ilmu kepribumian dalam pelestarian alam. Jakarta : Research Center of Climate Change, Universitas Indonesia.
64
Rachmi Satwhikawara, 2014
Analisis Perbandingan Pengetahuan Kearifan Lokal Tentang Tanaman Obat Dari Siswa Sma Di Kota Dan Kabupaten Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Utama, I.M.S. dan Kohdrata N. (2011). Konservasi keanekaragaman hayati dengan kearifan lokal.Bali : Universitas Yudayana.
Wahono F., Widyanta, A.B., dan Kusumajati T.O. (2004). Pangan, kearifan lokal dan keanekaragaman hayati. Yogyakarta : Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas. Wahyono, B. (2012). Studi etnografi untuk pendidikan perkotaan dan pedesaan. in
dinamika pendidikan. Yogyakarta : FIP UNY.
Widodo, P. (2013). Budidaya dan pemanfaatan tanaman obat. Artikel, Fakultas Kedokteran, Uniersitas Jendral Soedirman.