Perancangan Website Sistem Informasi Ticket Reporting
Sudarsono Aritonang, Fajrin Nurhakim, Aziz Wisnu Wardana, Yogo Dwi Prasetyo* Fakultas Informatika, Sistem Informasi, Institut Teknologi Purwokerto, Purwokerto, Indonesia Email: 1[email protected], 2,[email protected], 3,[email protected],
Email Penulis Korespondensi: [email protected] Submitted 26-01-2023; Accepted 20-02-2023; Published 27-02-2023
Abstrak
Organisasi perangkat daerah yang menjalankan urusan mengenai pariwisata yang ada di kebumen adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, yang mengelola sembilan objek wisata yang ada di kebumen. Pelaporan hasil pendapatan berupa hasil penjualan tiket dari setiap objek wisata ke Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kebumen masih dilakukan secara manual sehingga sering mengakibatkan kesalahan dalam pelaporan. Berdasarkan masalah berikut maka dibutuhkan inovasi untuk mempermudah dalam pengendalian dan pelaporan hasil penjualan tiket objek wisata. Oleh karena itu penelitian ini membuat website Sistem Informasi Ticket Reporting.
Tujuannya untuk mempermudah pengendalian Laporan Tiket objek wisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebumen.
Perancangan Website Ticket Reporting ini menggunakan metode Waterfall yang terdiri dari analisis, desain, pengkodean dan pengujian serta entity relationship diagram dalam merancang database. Dari hasil pengujian menggunakan Blackbox testing dengan 5 modul yang diuji di antaranya saat melakukan Login baik sesuai ataupun tidak sesuai dengan username dan password, lalu Drop Stock, Laporan Penjualan Tiket dan Laporan Stok Tiket. Hasilnya Semua output dari sistem dapat berjalan dan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Dengan adanya sistem informasi berbasis website ini dapat dapat mengontrol secara langsung di manapun tanpa harus mengunjungi masing-masing dari objek wisata berupa laporan harian tiket penjualan beserta uang pendapatan dan sekaligus dapat melihat drop stock tiket yang ada di masing-masing objek wisata.
Kata Kunci: Situs web; Sistem Informasi; Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebumen; Objek Wisata; Metode Waterfall Abstract
The regional apparatus organization that carries out tourism affairs in Kebumen is the Tourism and Culture Office, which manages nine tourist objects in Kebumen. Reporting of revenue results in the form of ticket sales from each tourist attraction to the Kebumen Tourism and Culture Office is still done manually so it often results in reporting errors. Based on the following problems, innovation is needed to facilitate control and reporting of tourist attraction ticket sales. Therefore, this research creates a Ticket Reporting Information System website. The aim is to facilitate the control of tourist attraction ticket reports at the Kebumen Tourism and Culture Office. The design of this Ticket Reporting Website uses the Waterfall method which consists of analysis, design, coding and testing as well as entity relationship diagrams in designing the database. From the test results using Blackbox testing with 5 modules tested including when logging in whether it is appropriate or not in accordance with the username and password, then Drop Stock, Ticket Sales Reports and Ticket Stock Reports. The result is that all output from the system can run and is in accordance with what is expected.
With this website-based information system, you can control directly anywhere without having to visit each tourist attraction in the form of daily ticket sales reports along with income money and at the same time you can see the drop stock of tickets in each tourist attraction.
Keywords: Website; Information Systems; Kebumen Tourism and Culture Office; Tourist attraction; Waterfall Method
1. PENDAHULUAN
Pada era digital, kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sangat tergantung pada perkembangan telekomunikasi di Indonesia, hampir semua lapisan masyarakat saat ini sudah beralih ke perangkat digital yang terhubung ke internet untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari[1]. Salah satu teknologi informasi yang menggunakan internet sebagai media informasi adalah Website[2]. Di era informasi, sebagian besar organisasi memiliki Website dengan kebijakan informasi dan layanannya masing-masing, hal ini memungkinkan Website adalah cara yang efektif dan efisien dalam menyebarkan informasi dan data organisasi tersebut[3].
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kebumen adalah organisasi perangkat daerah yang bertugas mengelola masalah pemerintah di bidang Pariwisata dan kebudayaan di wilayah Kebumen[4]. Terdapat sembilan Lokasi wisata yang dikelola oleh Disparbud Kabupaten Kebumen diantaranya Pantai Suwuk, Goa Jatijajar, Waduk Sempor, Pantai Logending, Pantai Karangbolong, PAP Krakal, Goa Petruk, Pantai petanahan, dan Waduk wadaslintang[5]. Dari sembilan objek wisata yang ada di kabupaten Kebumen potensi penerimaan hasil pendapatan pariwisata bersumber dari retribusi tiket masuk, retribusi parkir, retribusi vila dan retribusi kebersihan atau sampah. Disparbud Kabupaten Kebumen memiliki tugas yang harus dilakukan salah satunya adalah pengendalian tiket konvensional sembilan objek wisata yang dikelola. Setelah mewawancarai pihak yang berwenang yaitu Kepala Sub bagian umum sekretariat dan Sekretaris Disparbud Kabupaten Kebumen, terdapat masalah yang dihadapi diantaranya, saat dinas melakukan pengawasan tiket hanya dilakukan satu sampai tiga kali dalam satu bulan sehingga laporan yang didapatkan tidak aktual setiap hari, permasalahan selanjutnya adalah pendapatan yang didapatkan dinas dari penjualan tiket terkadang tidak sesuai dengan kenyataannya. Selain itu setelah mengobservasi ke dua objek wisata yaitu Pantai Petanahan dan Goa Jatijajar, ditemukan masalah petugas objek wisata masih menulis laporan secara manual di buku besar baik dari laporan penjualan tiket harian, mingguan dan bulanan. Sehingga pendapatan yang seharusnya sesuai dengan penjualan tiket jadi tidak sesuai karena adanya kesalahan saat melakukan penghitungan total pendapatan. Dari permasalahan tersebut sangat disayangkan jika
pengendalian tiket objek wisata yang dikelola tidak seimbang dengan sistem pendukung proses kerja yang optimal, untuk memecahkan masalah tersebut diperlukan Sistem informasi berbasis Website guna mempermudah pengendalian tiket[6].
Menurut jurnal penelitian berjudul “Perancangan Sarana Media Informasi Berbasis Web Desa Klambir Lima Menggunakan Metode Waterfall" yang dilakukan oleh Hermansyah, Sri Wahyuni, Ahmad Akbar. Perkembangan pemerintah desa sudah baik akan tetapi untuk mengetahui informasi masih sulit. Oleh karena itu peneliti mengembangkan Sistem informasi desa Klambir Lima Kebun berbasis website dengan tujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat desa Klambir Lima Kebun, akses informasi bisa diperoleh dengan mudah, potensi desa, jumlah penduduk, luas wilayah dan sebagainya. Penelitian ini diharapkan akan meningkatnya pelayanan desa Klambir Lima[7]. Jurnal penelitian berjudul “Perancangan Sistem Informasi Desa Tomuan Holbung Menggunakan Metode Waterfall " yang dilakukan oleh Supiyandi, Muhammad Zen, Chairul Rizal, Muhammad Eka. Pada desa tomuan holbung sudah terdapat sebuah layanan akan tetapi kurang berfungsinya beberapa fitur, loading sistem dan akurasi sistem yang menjadi masalah.
Oleh karena itu peneliti membuat perancangan sistem informasi desa pada Desa Tomuan Holbung. Dengan adanya sistem informasi desa berbasis website dapat mempermudah perangkat dalam pengolahan data informasi desa agar lebih efektif dan efisien dalam pemberian informasi tentang pemerintahan desa pada Desa Tomuan Holbung[8]. Jurnal penelitian selanjutnya oleh Danyl Mallisza, Harry Setya Hadi, Annisa Tri Aulia pada penelitiannya yang berjudul "Implementasi Model Waterfall Dalam perancangan Sistem Surat Perintah Perjalanan Dinas Berbasis Website Dengan Metode SDLC"
Perancangan sistem Surat Perintah Perjalanan Dinas pada Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesisir Selatan bertujuan untuk mengkomputerisasikan pembuatan dan pengolahan data Surat Perintah Perjalanan Dinas secara efisien dan efektif[9].
Jurnal penelitian berjudul “Perancangan Aplikasi Pengelolaan Buku Induk Siswa Berbasis Web Menggunakan Model Waterfall Pada SDN Rawamangun 09 " yang dilakukan oleh Dwi Novia Satriana, Verdi Yasin, Anton Zulkarnain Sianipar. Dengan bertambahnya peserta didik baru maka dokumen induk siswa menumpuk dan menyita tempat dan juga waktu dalam mencari dokumen. Oleh karena itu peneliti membuat perancangan sebuah aplikasi sistem informasi yang bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses penyimpanan dan pencarian data siswa[10]. Jurnal penelitian selanjutnya oleh Matheus Supriyanto Rumetna, Tirsa Ninia Lina pada penelitiannya yang berjudul "Sistem Informasi Kampung Wisata Arborek Dengan Metode Waterfall". Kampung Wisata Arborek umumnya telah dikenal hanya sebatas objek wisata yang ada pada kampung seperti snorkeling, memberi makan ikan, dan melihat ikan pari yang menjadi ikon kampung wisata ini. Namun saat ini belum ada informasi yang lengkap mengenai kampung wisata arborek yang menonjolkan keindahan alam dan kearifan lokal dan budaya kampung wisata arborek. Oleh karena itu untuk mempromosikan kampung wisata arborek agar dapat dikunjungi lebih banyak wisata lokal dan mancanegara, peneliti merancang penyediaan informasi dengan menggunakan media informasi berbasis website[11].
Perancangan Website Sistem Informasi Ticket Reporting menggunakan metode Waterfall. Metode Waterfall adalah “metode yang menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisa, desain, pengkodean, pengujian dan pendukung[12]. Tahapan-tahapan yang ada pada metode Waterfall yaitu:
Requirement Analysis, Design, Development, Testing, Maintenance[13]. Pada tahapan testing menggunakan metode blackbox testing. Blackbox testing merupakan metode untuk menguji hasil perangkat lunak yang telah dibangun.
Pengujian dilakukan dari segi spesifikasi fungsionalitas dan desain apakah fungsi dan output sesuai dengan yang dibutuhkan[14]. Berdasarkan uraian penelitian diatas penelitian ini bertujuan untuk transformasi pelaporan tiket secara manual ke teknologi digital dan mempermudah dalam memanajemen tiket dan mengontrol antara tiket yang terjual dengan hasil pendapatan.
2. METODOLOGI PENELITIAN
2.1 Tahapan Penelitian
Pada penelitian ini penulis melakukan beberapa tahapan dalam pembuatan Sistem informasi Ticket Reporting. Berikut di Gambar 1 merupakan kerangka tahapan penelitian.
Gambar 1. Alur Penelitian Dalam Perancangan Sistem Informasi Ticket Reporting.
a. Identifikasi Masalah
Tahapan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang ada pada objek penelitian. Penulis menyimpulkan apa saya yang dibutuhkan dalam penelitian mengenai masalah yang akan diselesaikan.
b. Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data ini digunakan untuk menganalisis proses dalam manajemen tiket dan melaporkan laporan tiket objek wisata ke dinas. Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan wawancara dan observasi.
c. Analisis Masalah
Setelah melakukan Identifikasi masalah dan pengumpulan data, selanjutnya adalah melakukan analisis masalah dengan memberikan solusi dari permasalahan yaitu berupa website sistem informasi Ticket Reporting.
d. Perancangan Sistem
Tahapan ini dilaksanakan untuk perancangan sistem yang akan dibuat dengan melakukan coding dalam pembuatan website sistem informasi Ticket Reporting.
e. Pengujian dan Evaluasi
Tahapan pengujian dan evaluasi ini dilakukan untuk verifikasi, validasi data dan apakah sudah berbanding dengan keperluan pengguna. Metode yang digunakan untuk pengujian website ini adalah Blackbox Testing. Pengujian BlackBox juga dapat disebut pengujian aspek fundamental dari suatu sistem tanpa memperhatikan logika internal struktur Software. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah software sudah berfungsi dengan baik[15].
2.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Dalam penelitian deskriptif, peneliti diarahkan untuk mendeskripsikan atau menguraikan suatu masalah yang melalui interview, observasi dan studi literatur yang menghasilkan sebuah sistem yang membantu menyelesaikan masalah yang ada.
2.3 Metode Waterfall
Model waterfall adalah model yang paling banyak digunakan untuk tahap pengembangan. Model waterfall ini juga dikenal dengan nama model tradisional atau model klasik. Model air terjun (waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linear) atau alur hidup klasik (Classic cycle). Model air terjun ini menyediakan pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial terurut dimulai dari analisis, desain, pengkodean, pengujian dan tahap pendukung (support)[16]. Gambar 2 merupakan tahapan dalam metode waterfall.
Gambar 2. Metode Waterfall a. Requirement Analysis
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data yang akan digunakan dalam pembuatan sistem yang dilakukan dengan cara wawancara dan observasi. Tahapan ini merupakan tahapan dalam penetapan fitur sesuai dengan fungsinya dan ditetapkan secara rinci dan sebagai spesifikasi sistem.
b. Design
Tahapan desain ini dilakukan untuk memberikan abstraksi dasar atau gambaran mengenai tampilan dari sebuah sistem yang diinginkan, sehingga mempermudah programer dalam pembuatan sistem. Pada proses ini berfokus pada struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail algoritma[17].
c. Development
Pada tahapan ini merupakan merealisasikan hasil desain sistem menjadi bentuk kode program atau unit program.
Penulisan kode program menggunakan HTML, CSS, XAMPP dan PHP MySQL sebagai database [18].
d. Testing
Pada tahapan testing ini, setiap unit program akan diintegrasi satu sama lain dan diuji sebagai satu sistem yang utuh untuk memastikan sistem sudah memenuhi persyaratan yang ada, setelah itu sistem akan dikirim ke pengguna sistem.
Jika terdapat kesalahan saat pengujian maka akan segera diperbaiki[19].
e. Maintenance
Dalam tahapan ini, sistem sudah dapat dioperasikan oleh pengguna dan memperbaiki error yang ditemukan pada saat menggunakan sistem. Pada tahap ini juga dapat dilakukan pengembangan sistem seperti menambahkan fitur dan menu baru[20].
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembuatan Sistem informasi Reporting Ticket 3.1 Analisa Kebutuhan
3.1.1 Kebutuhan Pengguna a. Skenario Kebutuhan Admin :
1. Mengelola data Drop Tiket.
2. Mengelola data Penjualan Tiket.
3. Mengelola data ketersediaan Tiket.
b. Skenario Kebutuhan User : Mengelola Data Penjualan Tiket.
3.1.2 Kebutuhan Sistem
a. Kebutuhan Sistem untuk Admin
1. Admin Harus melakukan login untuk mengakses website dengan menggunakan Username dan Password.
2. Admin dapat mengelola data terkait drop tiket dan penjualan tiket.
3. Admin dapat mengakses data terkait penjualan tiket, drop tiket, dan stok tiket.
4. Admin melakukan logout setelah selesai mengakses website.
b. Kebutuhan Sistem untuk User
1. User Harus melakukan login untuk mengakses website dengan menggunakan Username dan Password.
2. User dapat mengelola data terkait penjualan tiket.
3. User dapat mengakses data terkait penjualan tiket.
4. User melakukan logout setelah selesai mengakses website.
3.2 Desain
3.2.1 Use Case Diagram
Gambar 3. Use Case Diagram Sistem Reporting Ticket
Terdapat 2 faktor yakni Admin dan User. Berikut penjelasan Use Case yang ada pada sistem Website Reporting Ticket Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebumen.
a. Login
Setiap pengguna yang ingin mengakses website harus melakukan login terlebih dahulu dengan menggunakan Username dan Password sesuai bagiannya baik itu Admin maupun User.
b. Laporan Penjualan Tiket
Laporan Penjualan tiket hanya dapat diakses oleh User untuk menambahkan atau melaporkan data terkait penjualan
tiket objek wisata.
c. Lihat Laporan Penjualan Tiket
Untuk melihat Laporan Penjualan Tiket User hanya dapat melihat data saja, Sedangkan untuk Admin dapat melihat dan menghapus data tersebut.
d. Drop Stock
Untuk konten Drop Stock hanya dapat diakses oleh admin untuk menambah stok tiket objek wisata yang dikelola.
e. Lihat Laporan Drop Tiket
Konten Lihat Laporan Drop Tiket dapat digunakan untuk melihat data laporan drop tiket yang sebelumnya telah ditambahkan.
f. Lihat Stock Tiket
Konten Stock Tiket merupakan hasil pengurangan data drop stock dengan penjualan tiket. Konten ini hanya dapat diakses oleh admin saja.
3.3 Implementasi
3.3.1 Halaman Login User dan Admin
Gambar 4. Halaman Login User dan Admin.
Gambar 4 merupakan tampilan awal dalam website Ticket Reporting. Pada tampilan ini terdapat nama website dan juga tampilan login website. Halaman ini dapat diakses oleh user dan juga admin untuk masuk ke website Ticket Reporting.
3.3.2 Halaman Dashboard dan Menu Pada User.
Gambar 5. Halaman Dashboard dan Menu User Ticket Reporting.
Gambar 5 merupakan tampilan menu dan dashboard yang ada pada user. Pada tampilan menu pada user terdapat tiga yang dapat diakses yaitu Dashboard, Buat Laporan dan Lihat laporan penjualan tiket. Pada menu Buat Laporan merupakan tempat pelaporan hasil penjualan tiket yang dilaporkan setiap hari. Menu lihat laporan penjualan tiket digunakan untuk melihat hasil laporan penjualan tiket yang telah dilakukan setiap hari dan dapat melakukan search.
3.3.3 Halaman Dashboard Pada Admin.
Gambar 6. Halaman Dashboard Admin Ticket Reporting.
Gambar 6 adalah tampilan dari Dashboard admin. Pada menu dashboard admin terdapat target pengunjung yang akan dicapai dan jumlah pengunjung dari setiap objek wisata.
3.3.4 Halaman Menu Pada Admin.
Gambar 7. Halaman Menu Admin Ticket Reporting
Gambar 7 merupakan tampilan menu pada admin. Pada tampilan menu ini terdapat lima yang dapat diakses yaitu Dashboard, Drop Stock dan Lihat laporan drop tiket, Lihat laporan penjualan tiket, dan Lihat laporan stok tiket. Drop stock merupakan menu untuk membuat laporan jumlah retribusi tiket yang diberikan kepada setiap objek wisata yang ada. Lihat laporan drop tiket objek wisata merupakan menu untuk melihat laporan jumlah retribusi tiket yang telah diberikan ke setiap objek wisata. Lihat laporan penjualan tiket merupakan menu dibuat untuk melihat dan menghapus laporan dari hasil penjualan dari setiap objek wisata yang telah dilaporkan setiap hari. Lihat laporan stok tiket objek wisata merupakan menu untuk melihat jumlah stok retribusi tiket yang tersedia pada setiap objek wisata.
3.4 Testing
Implementasi Website Reporting Ticket bertujuan agar mempermudah pengendalian Laporan Tiket objek wisata pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kebumen. Dalam implementasinya sistem tersebut harus dipastikan berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang diharapkan sebelumnya. Oleh karena itu dilakukan pengujian pada sistem Website Reporting Ticket. Berikut hasil pengujian yang ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengujian website menggunakan Blackbox Testing Modul
Yang Diuji Deskripsi Pengujian Keluaran Yang diharapkan Hasil Yang didapatkan Kesimpulan Halaman
Login Memasukkan Username dan Password dengan benar sesuai dengan bagiannya, lalu klik button login
Akses Login Berhasil, Masuk ke halaman sesuai role masing-masing
Sistem menampilkan halaman dashboard sesuai dengan role masing-masing
Sesuai
Halaman
Login Memasukkan Username
dan Password yang salah. Akses Login Gagal, muncul notifikasi username dan password tidak sesuai
Sistem muncul notifikasi username dan password salah, dan tampilan tetap di halaman login
Sesuai
Drop Stock Memasukkan inputan pada
form Drop Stock Data akan tersimpan di database dan ditampilkan pada halaman Lihat Laporan Drop Tiket
Data berhasil Disimpan dan ditampilkan pada halaman Lihat Laporan Drop Tiket
Sesuai
Laporan Penjualan Tiket
Memasukkan inputan pada
form Penjualan Tiket Data akan tersimpan di database dan ditampilkan pada halaman Lihat Laporan Drop Tiket
Data berhasil Disimpan dan ditampilkan pada halaman Lihat Laporan Penjualan Tiket
Sesuai
Laporan
Stok Tiket Memasukkan inputan pada form Drop Stock dan Penjualan tiket
Data akan tersimpan di database dan akan menampilkan tabel hasil pengurangan dari data Drop stock dan Penjualan.
Data berhasil ditampilkan di halaman Laporan Stock Tiket
Sesuai
Dari Tabel 1 diatas terdapat 5 modul yang diuji yaitu saat melakukan Login baik sesuai ataupun tidak sesuai dengan username dan password, lalu Drop Stock, Laporan Penjualan Tiket dan Laporan Stock Tiket. Pengujian tersebut dilakukan sebanyak satu kali dengan hasil dari ke-enam modul tersebut dinyatakan sesuai dengan output yang diharapkan.
4. KESIMPULAN
Penelitian ini menghasilkan sebuah website tiket reporting yang dapat digunakan oleh dinas pariwisata dan kebudayaan kabupaten kebumen untuk mengelola pengendalian tiket objek wisata. Terdapat beberapa fungsi sistem Login multi user yaitu Admin dapat membuat laporan drop tiket, menghapus list laporan drop tiket, melihat laporan drop tiket, melihat laporan penjualan tiket, menghapus list laporan penjualan tiket, melihat laporan stok tiket objek wisata. Sedangkan untuk user dapat membuat laporan penjualan tiket dan melihat laporan penjualan tiket objek wisata. Sistem ini dapat mencegah keterlambatan data yang diperoleh dikarenakan pelaporan data dari objek wisata dapat dilakukan secara komputerisasi sehingga informasi dapat diterima secara real-time setiap harinya. Dari hasil pengujian menggunakan blackbox testing semua sistem baik dari Login, Drop Stock, Laporan Penjualan Tiket, dan Stok Tiket dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan output yang diharapkan. Dengan begitu sistem yang dihasilkan dapat dipakai oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen untuk pengendalian Tiket 9 objek wisata yang dikelola.
REFERENCES
[1] R. Dewantara, P. A. Cakranegara, A. J. Wahidin, A. Muditomo, I. Gede, and I. Sudipa, “Implementasi Metode Preference Selection Index Dalam Penentuan Jaringan Dan Pemanfaatan Internet Pada Provinsi Indonesia,” J. Sains Komput. Inform. (J- SAKTI, vol. 6, no. 2, pp. 1226–1238, 2022.
[2] Ismai, “Perancangan Website Sebagai Media Promosi Dan Informasi,” J. Inform. Pelita Nusant., vol. 3, no. 1, pp. 82–86, 2018.
[3] L. Oktaviani and M. Ayu, “Pengembangan Sistem Informasi Sekolah Berbasis Web Dua Bahasa SMA Muhammadiyah Gading Rejo,” J. Pengabdi. Pada Masy., vol. 6, no. 2, pp. 437–444, 2021.
[4] Suparyanto dan Rosad (2015, “Manajemen Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen di Era Covid-19,”
Suparyanto dan Rosad (2015, vol. 5, no. 3, pp. 248–253, 2020.
[5] Aswir and H. Misbah, “Pengaruh Jumlah Kunjungan Wisatawan Terhadap Penerimaan Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Pada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kebumen Tahun 2011-2014,” Photosynthetica, vol. 2, no. 1, pp. 1–13, 2018.
[6] Y. D. Wijaya and M. W. Astuti, “Sistem Informasi Penjualan Tiket Wisata Berbasis Web Menggunakan Metode Waterfall,”
Semin. Nas. Teknol. Inf. dan Komun., pp. 273–276, 2019.
[7] S. Wahyuni and A. Akbar, “Perancangan Sarana Media Informasi Berbasis Web Desa Klambir Lima Menggunakan Metode Waterfall,” J. Ris. Komputer), vol. 9, no. 2, pp. 2407–389, 2022.
[8] Supiyandi, Z. Muhammad, R. Chairul, and M. Eka, “Perancangan Sistem Informasi Desa Tomuan Holbung Menggunakan Metode Waterfall,” J. Media Inform. Budidarma, vol. 9, no. 2, pp. 274–280, 2022.
[9] D. Mallisza, H. S. Hadi, and A. T. Aulia, “Implementasi Model Waterfall Dalam Perancangan Sistem Surat Perintah Perjalanan Dinas Berbasis Website Dengan Metode SDLC,” J. Tek. Komputer, Agroteknologi Dan Sains, vol. 1, no. 1, pp. 24–35, 2022.
[10] D. N. Satriana, V. Yasin, and A. Z. Sianipar, “Perancangan aplikasi pengelolaan buku induk siswa berbasis web menggunakan
model waterfall pada sdn rawamangun 09,” J. Widya, vol. 2, no. 2, pp. 90–101, 2021.
[11] M. S. Rumetna and T. N. Lina, “Sistem Informasi Kampung Wisata Arborek Dengan Metode Waterfall,” J. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 5, no. 3, p. 305, 2018.
[12] A. Suryadi, “Rancang Bangun Sistem Pengelolaan Arsip Surat Berbasis Web Menggunakan Metode Waterfall (Studi Kasus : Kantor Desa Karangrau Banyumas),” J. Khatulistiwa Inform., vol. 7, no. 1, pp. 13–21, 2019.
[13] D. S. Purnia, A. Rifai, and S. Rahmatullah, “Penerapan Metode Waterfall dalam Perancangan Sistem Informasi Aplikasi Bantuan Sosial Berbasis Android,” Semin. Nas. Sains dan Teknol. 2019, pp. 1–7, 2019.
[14] M. Syarif and E. B. Pratama, “Analisis Metode Pengujian Perangkat Lunak Blackbox Testing Dan Pemodelan Diagram Uml Pada Aplikasi Veterinary Services Yang Dikembangkan Dengan Model Waterfall,” J. Tek. Inform. Kaputama, vol. 5, no. 2, pp.
253–258, 2021.
[15] J. M. Butarbutar, D. Darmansah, and R. N. S. Amriza, “Perancangan Sistem Informasi E-Catalogue Berbasis Website Menggunakan Metode Waterfall,” J. Sist. Komput. dan Inform., vol. 3, no. 4, p. 438, 2022.
[16] M. Susilo, “Rancang Bangun Website Toko Online Menggunakan Metode Waterfall,” InfoTekJar (Jurnal Nas. Inform. dan Teknol. Jaringan), vol. 2, no. 2, pp. 98–105, 2018.
[17] A. M. I. Buna, C. Y. Gobel, Z. Dunggio, and ..., “Penerapan Metode Multi Attribute Utility Theory Pada Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Bantuan Untuk Madrasah,” JURIKOM (Jurnal Ris. …, vol. 9, no. 6, pp. 1901–1909, 2022
[18] F. A. Siregar and M. I. P. Nasution, “Sistem Informasi Manajemen Keluhan Pelanggan Hotel Menggunakan Metode Waterfall,”
JURIKOM (Jurnal Ris. Komputer), vol. 9, no. 5, p. 1650, 2022.
[19] M. F. Riansyah and S. Suendri, “Rancang Bangun Sistem Informasi Pendaftaran Pembuatan Surat Izin Mengemudi Berbasis Web,” JURIKOM (Jurnal Ris. Komputer), vol. 9, no. 4, p. 1053, 2022.
[20] F. Fatmawati and J. Munajat, “Implementasi Model Waterfall Pada Sistem Informasi Persediaan Barang Berbasis Web (Studi Kasus: PT.Pamindo Tiga T),” J. Media Inform. Budidarma, vol. 2, no. 2, pp. 1–9, 2018.