DAFTAR ISI
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 13
1.3 Rumusan Masalah ... 14
1.4 Tujuan Penelitian ... 15
1.5 Kegunaan Penelitian... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 17
2.1 KajianPustaka... 17
2.1.1 Konsep Analisis Fundamental ... 17
2.1.1.1 Konsep Analisis Fundamental dalam Pasar Modal ... 17
2.1.1.2 Pengertian Analisis Fundamental ... 20
2.1.1.3 Analisis Faktor Fundamental ... 24
2.1.2 KonsepSaham ... 29
2.1.2.1. Definisi Saham ... 29
2.1.2.2 Jenis-Jenis Saham ... 32
2.1.2.3 Nilai dan Harga Saham ... 34
2.1.2.4. Penilaian Harga Saham ... 37
2.1.2.5. Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham ... 41
2.1.4 Orisinalitas Penelitian ... 46
2.2. Kerangka Pemikiran ... 49
2.3. Hipotesis ... 53
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 54
3.1 Objek Penelitian ... 54
3.2 Metode Penelitian ... 54
3.2.1 Jenis Penelitiandan Metode yang Digunakan ... 54
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 55
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ... 57
3.2.4 Populasi, Sampel, danTeknik Sampel ... 57
3.2.4.1 Populasi ... 57
3.2.4.2 Sampel ... 58
3.2.4.3 Teknik Sampel ... 58
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data ... 58
3.2.6. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ... 59
3.2.6.1 Teknik Analisis Data ... 59
3.2.6.2 Uji Hipotesis ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65
4.1 Profil PT. Bakrieland Development Tbk ... 65
4.1.1 Visi Misi PT. Bakrieland DevelopmentTbk ... 66
4.1.2 Area Kerja ... 68
4.2 Profil PT. Sentul City Tbk ... 70
4.2.1 Visi Misi PT. Sentul City Tbk ... 71
4.2.2 Kegiatan Usaha ... 71
4.3 Gambaran Faktor Fundamental ... 72
4.3.1 Gambaran Return on Asset (ROA) ... 73
4.3.2 Gambaran Debt to Equity Ratio (DER) ... 76
4.3.3 Gambaran Return on Equty (ROE) ... 78
4.4 Gambaran Harga Saham ... 81
4.6 Temuan dan Hasil Penelitian ... 85
4.6.1 Temuan dan Hasil Penelitian Bersifat Teoritis ... 85
4.6. 2 Temuan dan Hasil Penelitian Bersifat Empiris ... 87
4.7 Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Pengembangan Pendidikan Manajemen Bisnis ... 90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92
5.1 Kesimpulan ... 92
5.1 Saran ... 93
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Dalam perekonomian sebuah negara pasar modal merupakan faktor yang
sangat penting dan sangat berpengaruh. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan baik
surat utang, ekuiti (saham), reksadana, maupun instrumen lainnya. pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain terutama pemerintah dan lembaga kegiatan investasi. Dengan demikian pasar modal
memfasilitasi kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Marvalena (2011:2) Perkembangan pasar modal membuat investor dapat dengan leluasa
memilih industri untuk menanamkan modalnya. Serta melakukan pemilihan fortofolio investasi seperti saham dan besarnya jumlah yang diinvestasikan.
Tujuan dan motivasi investor dalam melakukan pembelian saham adalah untuk berinvestasi. Hal ini karena kondisi perekonomian dunia yang terus dibayang-bayangi krisis membuat setiap orang harus melakukan antisipasi terhadap kondisi
ekonomi yang tidak menentu dan melindungi aset yang dimiliki. Salah satu yang dilakukan dalam mengatasi masalah ini adalah dengan berinvestasi.
Joko Salim (2011:2) mendefinisikan Investasi sebagai suatu cara atau strategi memutarkan kelebihan dana yang kita miliki agar bisa berkembang dan kita bisa mendapat dana yang lebih banyak dari semula, baik dengan campur
aset dengan harapan aset tersebut akan memberikan keuntungan bagi pemilik aset dimasa yang akan datang. Dengan kata lain investasi adalah kumpulan aset yang
sutau waktu nilainya melebihi nilai aset sebelumnya secara signifikan. Soleh Praja (2011:16)
Pasar modal Indonesia memiliki 8 sektor pilihan untuk berinvestasi. Namun fenomena penurunan BI rate selama 5 tahun terakhir membuat saham
sektor keuangan dan properti sangat diuntungkan sehingga membuat para investor mengalihkan dana mereka ke saham sektor keuangan dan properti. Berikut data BI rate 5 tahun terakhir
TABEL 1.1 BI RATE 2008-2012
Periode BI rate
Des-08 9,25 % Des-09 6,50 % Des-10 6,50 % Des-11 6,00 % Jan-12 5,57 % Feb-12 5,57 % Mar-12 5,75 %
Sumber www.bi.co.id 15 April 2012, 11:35:00 (Data Diolah)
Selama 5 tahun terakhir BI rate terus mengalami penurunan, penurunan terjadi sejak Desember 2008 dari level 9,25% hingga ke level 5,75% di bulan
maret 2012.
Penurunan BI rate sangat berpengaruh positif terhadap sektor properti
dengan demand juga menjadi faktor pendukung bagi investor memilih saham sektor properti.
Tahun 2012 saham sektor properti menjadi sangat dianjurkan oleh para analis pasar modal. Sebagaimana disampaikan para pengamat pasar modal yaitu
Billy Budiman dari Batavia Prosperindo Sekuritas, dan Maxi Lie dari PT. BNI Sekuritas yang dikutip dari (www.inilah.com, 9 april 2012, 08:26:00). Billy
menegaskan bahwa, secara teknikal grafik IHSG memperlihatkan pola penurunan. Namun walaupun indeks cenderung turun, saham properti masih menunjukan penguatan di Bursa Efek Indonesia, hal ini karena masih banyak dana asing yang
masuk. Maxi Lie Syaputra juga merekomendasikan saham sektor properti yang semakin menguat seiring optimisme pelaku bisnis terhadap perkembangan bisnis
mereka tahun ini. Didukung situasi makro yang membaik dan tren suku bunga yang menurun, serta peningkatan daya beli masyarakat yang menjadi katalis utama peningkatan bisnis properti.
Peningkatan kinerja saham sektor properti juga dibuktikan dengan meningkatnya harga saham disektor ini. Data harga penutupan monthly saham
sektor properti dapat dilihat pada Tabel 1.2
TABEL 1.2
HARGA PENUTUPAN SAHAM SEKTOR PROPERTI 2009-2012
Bln/Thn 2009 2010 2011 2012
Okt 153.985 202.413 215.084 -
Nov 143.635 203.223 203.415 -
Des 146.800 203.097 229.254 -
Sumber www.duniainvestasi.com, 12 Juli 2012, 17:00:00 (Data Diolah) Lebih jelasnya peningkatan harga saham sektor properti dapat dilihat pada gambar berikut
GAMBAR 1.1
HARGA PENUTUPAN SAHAM SEKTOR PROPERTI 2009-2012
Perkembangan industri properti dari tahun ke tahun menunjukan kinerja yang semakin baik, sehingga prospek di industri ini pun semakin bagus.
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa harga saham industi properti terus mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Kebutuhan rumah
yang sangat tinggi, perekonomian yang terus membaik, penurunan kredit kepemilikan rumah, secara bersama-sama berdampak positif pada perkembangan industri properti. Faktor lain yang mendukung perkembangan industri ini adalah
adanya perpindahan kekuatan modal yang digunakan, dari pinjaman menjadi modal sendiri, sehingga membuat industri properti lebih tahan terhadap sentimen
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengklasifikasikan perusahaan terdaftar kedalam 9 sektor, salah satunya adalah sektor properti. Sektor properti terdiri dari
36 perusahaan properti. Berikut daftar perusahaan dalam sektor properti beserta volume penjualan saham.
TABEL 1.3
DAFTAR PERUSAHAAN DAN VOLUME PENJUALAN SAHAM SEKTOR PROPERTI TAHUN 2012
No Kode Perusahaan Volume
1 APLN Agung Podomoro Land 3,717,500
2 ASRI Alams Sutera Realty 107,411,000
3 BAPA Bekasi Asri Pemula 3,016,000
4 BCIP Bumi Citra Permai 0
5 BIPP Bhuwanatala Indah Permai 2,701,000
6 BKDP Bukit Darmo Property 0
7 BKSL Sentul City 16,546,500
8 BSDE Bukit Serpong Damai 13,996,500
9 CTRP Ciputra Property 4,236,500
10 CTRS Cioutra Surya 501
11 DART Duta Anggada Realty 331
12 DUTI Duta Pertiwi 0
13 ELTY Bakrieland Development 187,731,500
14 EMDE Megapolitan Development 0
15 FMII Fortune Mate Indonesia 0
16 GMTD Gowa Makasar Tourism 0
17 GWSA Greenwood Sejahtera 485
18 JIHD Jakarta International Hotel 0
19 JRPT Jayareal Property 0
20 KIJA Kawasan Industry Jababeka 2,838,000
21 LAMI Lami Citra Nusantara 2
22 LCGP Laguna Cita Griya 3,371,000
23 LPCK Lipo Cikarang 401,5
24 LPKR Lipo Karawaci 27,006,000
25 MDLN Moderland Realty 82,630,000
26 MKPI Metropolitan Kentjaya 0
27 MTLA Metropolitan Land 24,266,000
28 MTSM Metro Realty 0
29 OMRE Indonesia Prima Property 0
30 PWON Pakuwon Jati 18,789,000
31 PWSI Panca Wiratama Sakti 0
32 RBMS Ristia Bintang Mahkota Sejati 2,677,000
No Kode Perusahaan Volume
34 SCBD Danayasa Arthatama 0
35 SMDM Suryamas Duta Makmur 104,5
36 SMRA Sumercon Agung 905,5
Sumber www.duniainvestasi.com, 16 Oktober 2012, 15:00:00
Dari tabel di atas diketahui dari 36 perusahaan hanya 22 perusahaan yang sahamnya masih aktif diperjualbelikan, hal ini dilihat dari masih adanya angka volume penjualan saham. Dari 22 perusahaan tersebut hanya 8 perusahaan yang
volume penjualan sahamnya berada diatas 10 juta yaitu ASRI, BKSL, BSDE, ELTY, LPKR, MDLN, MTLA, dan PWON. Dari 8 perusahaan tersebut terdapat
dua perusahaan yang mengalami masalah penurunan harga saham yaitu ELTY ( PT. Bakrieland Development) dan BKSL (PT. Sentul City). Hal ini menjadi sebuah masalah karena baik saham ELTY maupun BKSL merupakan dua
perusahaan dengan saham teraktif dalam sektor properti. Selain itu ELTY dan BKSL merupakan perusahaan yang termasuk ke dalam indeks LQ45 dan memiliki
kapitalisasi tinggi.
Indeks LQ 45 merupakan indeks yang terdiri dari 45 saham yang telah
terpilih melalui berbagai kriteria pemilihan, sehingga akan terdiri dari saham-saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi. Saham-saham-saham yang termasuk didalam LQ45 terus dipantau dan setiap enam bulan akan diadakan
review (awal Februari, dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah tidak masuk kriteria maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat. Pemilihan
saham - saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas, dan Profesional
Ruci Hutami Ibrahim, 2013
Saham-saham pada indeks LQ 45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi utama sebagai berikut :
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir).
2. Ranking berdasar kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir)
3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi pasar reguler.
Dalam hal likuiditas saham, saham Bakrieland merupakan saham properti dengan likuiditas yang tinggi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Namun harga saham
PT. Bakrieland Development selama 3 tahun terakhir mengalami fluktuasi yang tinggi dan penurunan yang tajam. Berikut tabel harga saham PT. Bakrieland Development
TABEL 1.4
HARGA SAHAM PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT 2009-2012
Lebih jelasnya penurunan harga saham Bakrieland dapat dilihat pada Grafik berikut
GAMBAR 1.2
HARGA SAHAM PT. BAKRIELAND DEVELOPMENT 2009-2012
Harga saham Bakrieland memulai trend turun menjelang akhir 2009.
Tepatnya di bulan oktober, harga saham Bakrieland turun 101 point dari level 393 di bulan September 2009 menjadi 292 di bulan Oktober 2009. Harga saham terus
menerus dalam trend turun hingga menyentuh level 119 pada bulan Desember 2011. Walaupun sempat mengalami kenaiakan di kuartal I 2012 namun memasuki kuartal II harga saham PT. Bakrieland Development kembali turun dan ditutup
pada level 54 pada september 2012. Analis dari PT Samuel Sekuritas, Muhammad Alfatih menyatakan bahwa, penurunan tersebut diakibatkan oleh anjloknya laba
bersih menjadi Rp74,74 miliar per Desember 2011 dari Rp210,38 miliar di tahun sebelumnya. Penurunan juga terjadi pada penghasilan usaha dari 424,91 miliar
rupiah pada kuartal I-2011 menjadi 400,65 miliar rupiah pada kuartal I-2012
.
Sementara itu, beban pokok penghasilan mengalami penurunan menjadi 215,02 miliar rupiah di kuartal I-2012 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar
229,14 miliar rupiah www.koranjakarta.com 3 april 2012 0
100 200 300 400 500
1 4 7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43
Ruci Hutami Ibrahim, 2013
Perusahaan kedua yang mengalami penurunan harga saham adalah BKSL atau PT. Bukit Sentul, berikut history harga saham bukit sentul sejak tahun 2009
sampai tahun 2012
TABEL 1.5
HARGA SAHAM PT. BUKIT SENTUL 2009-2012
Bulan/
Sumber www.yahoofinance.com 16 Oktober 2012, 15:00:00 (data diolah)
Lebih jelasnya fluktuasi harga saham Bukit Sentul dapat dilihat pada Grafik berikut
GAMBAR 1.3
HARGA SAHAM PT. BUKIT SENTUL PERIODE 2009-2012
Dari Grafik diatas dapat terlihat walaupun tidak dapat disimpulkan bahwa harga saham Bukit Sentul mengalami trend turun, namun juga tidak bisa
dikatakan memiliki ternd naik. Fluktuasi yang sangat tinggi membuat saham bukit sentul memiliki pola yang sangat ekstrim.sejak Januai 2009 harga saham Bukit
Sentul pernah mencapai empat kali titik tertinggi namun selalu mengalami penurunan pada periode setelahnya.
Secara keseluruhan industri properti dari tahun ke tahun menunjukan kinerja yang semakin baik, namun PT. Bakrieland Development dan PT. Bukit Sentul yang merupakan perusahaan bluechip dalam industri ini justru mengalami
penurunan. Di satu sisi saham industri properti memang memiliki prospek yang baik, tapi disisi lain masalah ekonomi seperti krisis berulang dan gangguan
stabilitas pada sektor ekonomi lainnya akan mengganggu stabilitas ekonomi nasional. Hal ini karena pertumbuhan sektor properti terkait erat dengan meningkatnya pendapatan masyarakat. Jika pendapatan masyarakat meningkat
maka akan berdampak positif terhadap permintaan di bidang properti.
Ancaman terhadap sektor properti terus berlanjut seiring dengan krisis
yang terus terjadi. 2011 giliran Eropa yang menjadi episentrum krisis, utang Yunani sebagai awal mula krisis menyeret negara-negara Eropa lainnya terlibat dalam krisis. Kondisi ini juga berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia
khususnya industri properti. Karena industri properti sangat dipengaruhi oleh tingkat suku bunga, dan ketika krisis terjadi salah satu strategi yang diambil
Ruci Hutami Ibrahim, 2013
faktor yang mempengaruhi harga saham. Karena bagi investor pasar modal fluktuasi harga saham sangatlah penting, mengingat risiko dalam investasi saham
sangat tinggi.
Menurut Edianto Ong (2011:1) menyatakan bahwa, terdapat dua metode
yang digunakan untuk menganalisis harga saham yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental. Analisis teknikal adalah suatu metode pengevaluasian
saham, komoditas ataupun sekuritas lainnya. Dengan cara menganalisis statistik yang dihasilkan oleh aktivitas pasar dimasa lampau guna memprediksi harga saham.
Analisis teknikal digunakan para trader untuk mendapat gambaran yang lebih jelas tentang arah pergerakan pasar forex. uptrend, downtrend atau
sideways. Analis teknikal berusaha mengenali pola berdasarkan data harga saham
sebagai pertimbangan untuk mengambil keputusan kapan saat yang tepat untuk membeli atau menjual saham. Analis teknikal disebut juga chartist, karena mereka
melakukan studi dengan menggunakan chart harga saham.
Pada intinya analisis teknikal merupakan analisis terhadap pola
pergerakan harga di masa lampau dengan tujuan untuk meramalkan pergerakan harga di masa yang akan datang agar tepat melakukan action untuk mendapatkan gain yang diinginkan. Dalam analisis teknikal, memprediksikan pergerakan harga
forex sama seperti memprediksi pergerakan harga komoditi karena para analis hanya melihat faktor grafik dan volume transaksi saja. Oleh karena itu analisis
mengapat gain yang diinginkan, sedangkan bagi para investor analisis yang dilakukan adalah analisis fundamental.
Menurut Desmon (2011:70) Analisa fundamental merupakan metode analisis yang menggunakan studi tentang keadaan ekonomi industri dan kondisi
perusahaan untuk memperhitungkan nilai wajar dari suatu perusahaan. Analisa fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dan laporan keuangan
perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah atau belum diapresiasi secara tepat.
Analisi teknikal dan analisis fundamental memiliki persamaan yaitu
keduanya merupakan analisis yang digunakan dalam dunia saham. Namun juga memiliki perbedaan yaitu, analisis teknikal digunakan trader sebagai panduan
dalam trading saham, sedangkan analisis fundamental digunakan investor sebagai panduan dalam investasi saham. Karena fokus utama dalam penelitian ini adalah investasi saham maka analisis yang dilakukan adalah analisis fundamental.
Secara umum untuk menganalisa perusahaan dengan menggunakan analisa fundamental dilakukan dengan menganalisis kondisi perusahaan, yang dihitung
dengan menggunakan rasio keuangan yaitu Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan Debt to Equity Ratio (DER). Sunariyah (2004:170)
Tujuan analisis fundamental adalah untuk menilai kewajaran harga
saham. Kewajaran harga saham ditentukan oleh nilai intrinsik (nilai kewajaran, atau sering disebut dengan nilai teoritis dari setiap saham yang diniagakan)
Ruci Hutami Ibrahim, 2013
yang undervalued ini karena saham akan bergerak menuju nilai intrinsiknya sehingga investor berpeluang memperoleh laba abnormal. Jika saham lebih tinggi
dari nilai intrinsiknya maka investor akan segera menjual saham yang overvalued ini karena saham ini akan segera menurun menuju nilai intrinsiknya sehingga
investor juga berpeluang memperoleh laba abnormal. Jika saham sama dengan nilai intrinsiknya maka investor tidak akan melakukan antisipasi apapun di pasar
modal. Karena harga saham berada pada tingkat harga pasar yang tepat dan wajar Analisis fundamental dapat memberikan informasi mengenai kinerja pertumbuhan sebuah perusahaan dengan meneliti laba perlembar saham.
Kemampuan perusahaan untuk tumbuh dalam net income dan penjualan serta menunjukan bahwa perusahaan mampu tumbuh dengan sehat setelah memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Korpri Sitompul (2011), menyimpulkan secara simultan EPS, BV, PER, DER, ROA, dan ROE
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, dan secara parsial EPS, BVS, dan PER yang berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan
DER, ROA, dan ROE tidak.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk mengadakan penelitian mengenai “Analisis Faktor Fundamental
Terhadap Harga Saham PT. Bakreiland Development Tbk dan PT. Bukit
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi tema sentral permasalahan pada penelitian ini yaitu:
Ruci Hutami Ibrahim, 2013 1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana gambaran faktor fundamental saham PT. Bakrieland
Development Tbk dan PT. Bukit Sentul Tbk
2. Bagaimana gambaran harga saham PT. Bakrieland Development Tbk dan
PT. Bukit Sentul Tbk
3. Bagaimana pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari ROA, DER, dan ROE terhadap harga saham PT. Bakrieland Development Tbk dan
PT. Bukit Sentul Tbk
1.4 Tujuan Penelitan
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka tujuan penulisan
adalah untuk mengetahui:
1. Gambaran faktor fundamental saham PT. Bakrieland Development Tbk
dan PT. Bukit Sentul Tbk
2. Gambaran harga saham PT. Bakrieland Development Tbk dan PT. Bukit Sentul Tbk
3. Pengaruh faktor fundamental yang terdiri dari ROA, DER, dan ROE terhadap harga saham PT. Bakrieland Development Tbk dan PT. Bukit
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memberikan
sumbangan baik secara teoritis dan praktik sebagai berikut: 1. Kegunaan Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat membuka wawasan dan pengetahuan mahasiswa dan pembaca pada umumnya, terutama berkaitan
dengan analisa saham 2. Kegunaan praktis
1) Bagi Industri Properti
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi manajemen industri properti dalam mengalisa faktor faktor fundamental agar dapat
menjaga kestabilan harga saham, serta dapat bertahan untuk berkompetensi dengan perusahan industri lain
2) Bagi penulis
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1.Objek Penelitian
Penelitian ini menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham pada PT Bakrieland Development Tbk, dan PT. Bukit Sentul Tbk. Variable
bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah faktor fundamental yang terdiri dari ROA, DER, dan ROE. Sedangkan variable terikatnya (dependent variable) adalah harga saham PT Bakrieland Development Tbk dan PT.Bukit
Sentul Tbk yang dipublish di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan industri properti yang terdaftar di
BEI yang merupakan industri dengan harga saham stabil karena supply di industri properti berbanding terbalik dengan demand. Dipilihnya PT Bakrieland Development Tbk dan PT.Bukit Sentul Tbk sebagai objek penelitian adalah
karena perusahaan ini merupakan perusahaan unggulan di kelasnya dan termasuk kategori saham Blue-Chip. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
times series, karena penelitian ini dilakukan selama periode tertentu yaitu
1Q09-2Q12
3.2.Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu menganalisis pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis penelitian deskriptif dan verivikatif. Sugiyono (2008:2) menyatakan bahwa:
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Sedangkan penelitian verifikatif menurut pendapat Suharsimi Arikunto
(2009:8), penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis data sekunder, yaitu
jenis data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber pertama (perusahaan). Data dalam penelitian ini berupa laporan keuangan dan harga saham perusahaan
yang terpilih menjadi sampel
Desain penelitian yang digunakan adalah time series design. Time series
design adalah desain penelitian yang bermaksud untuk mengetahui kestabilan dan
kejelasan suatu keadaan, yang tidak menentu dan tidak konsisten (Sugiyono, 2009:78). Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada pengaruh faktor
fundamental terhadap harga saham PT. Bakrieland Development dan PT.Bukit Sentul Tbk
3.2.2 Operasionalisasi Variabel
Menurut Sugiyono (2009:58), variabel penelitian adalah suatu atribut
lain atau satu obyek dengan obyek yang lain dan ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan kerangka pemikiran dan hipotesis maka dalam penelitian ini membahas dua variabel, yaitu faktor fundamental sebagai variabel bebas
(independent variable) yang terdiri dari tiga rasio keuangan yaitu ROA, DER, dan ROE serta harga saham sebagai variabel terikat (dependent variable). Untuk
lebih jelasnya mengenai operasionalisasi variabel penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini :
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL
Variabel Konsep variabel Indikator Pengukuran Skala
Variabel Konsep variabel Indikator Pengukuran Skala (Y) tercatat di BEI
(Sofyan
Safri,2008:311)
penutupan
3.2.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu jenis data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber pertama (perusahaan). Data dalam penelitian ini
berupa laporan keuangan dan harga saham perusahaan yang terpilih menjadi sampel. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan.
Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan PT. Bakrieland Development dan PT. Bukit Sentul Tbk yang
diperoleh melalui situs www.idx.co.id, www.yahoofinance.com, www.duniainvestasi.com, www.bi.co.id, dan Pusat Informasi Pasar Modal Bandung
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampel
3.2.4.1Populasi
Menurut Sugiyono (2008:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan, maka populasi dalam
3.2.4.2Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto (2009:131), sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2008:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini mencakup seluruh populasinya. Yaitu, laporan tahunan PT. Bakrieland Development dan PT.Bukit Sentul Tbk
3.2.4.3Teknik Sampel
Menurut Sugiyono (2008:82), teknik sampling merupakan teknik
pengambilan sampel. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampel jenuh.
Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini sampel yang diambil peneliti adalah data laporan keuangan tahunan PT. Bakrieland Development dan PT.Bukit Sentul Tbk. Jenis teknik sampelnya adalah sampel
jenuh.
Menurut Sugiyono (2008:85), sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tiga cara yaitu:
1. Penelitian kepustakaan (library Research)
Cara penelitian ini ditempuh untuk menentukan teori-teori sebagai landasan
penelitian yang didapat di buku-buku bacaan, jurnal-jurnal penelitian, koran, dan literatur-literatur lainnya yang mendukung penelitian ini.
2. Penelitian lapangan
Cara penelitian ini dilakukan dengan observasi langsung ke Bursa Efek Indonesia cabang Bandung
3. Dokumentasi
Cara pengumpulan data dilakukan dengan membuat salinan atau
menganggalkan data dari penelitan sebelumnya.
3.2.6 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
3.2.6.1Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2009:427) menyatakan bahwa:
Analisis data adalah proses mencari dan menyususun secara sistematis data diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis
linier berganda, dengan persamaan sebagai berikut: Y= a+b1x1+ b2x2+ b3x3
Keterangan:
B1-B6 : koefisien regresi untuk masing-masing variabel independent X1 : Variabel ROA
X2 : Variabel DER X3 : Variabel ROE E : variabel pengganggu
Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nilai variabel dependent, bila nilai variabel independent berubah-ubah atau naik turun. Sugiyono (2008:279) mengemukakan bahwa:
Analisis regresi linier digunakan oleh peneliti, bila penelitian bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila variabel independennya sebagai faktor prediktor dimanipulasi (naik turunkan nilainya)
Sebelum sebuah model regresi digunakan, harus memenuhi beberapa uji
asumsi yang disebut asumsi klasik. Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ketepatan data yang digunakan dalam penelitian. Menurut Singgih
Santoso (2009:342)
Sebuah model regresi ganda akan digunakan untuk melakukan peramalan, sebuah model yang baik adalah model dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu, sebuah model sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi, yang biasa disebut asumsi klasik.
Penggunaan analisis regresi dalam statistik harus bebas dari asumsi-asumsi klasik. Adapun pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.
1. Uji normalitas
Menurut Ghozali (2006:147) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, baik variabel dependen maupun variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik
Untuk membuktikan apakah data yang digunakan dalam penelitian ini terdistribusi normal dapat dilihat dari titik - titik pada grafik menyebar di sekitar
garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada grafik normal p-p plot. Apabila titik-titik pada grafik menyebar jauh dari arah garis diagonal pada
grafik normal p-p plot maka, data tersebut tidak terdistribusi dengan baik atau tidak normal.
2. Uji multikolinearitas
Menurut Imam Ghozali (2006:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas (independen). Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas
Multikorelasi dapat timbul jika variabel bebas saling berkorelasi satu sama lain, sehingga multikorelasi hanya dapat terjadi pada regresi brganda. Hal ini mengakibatkan perubahan tanda koefisien regresi serta mengakibatkan fluktuasi
yang besar pada hasil regresi. Perubahan tanda koefisien ini dapat mengakibatkan kesalahan menafsirkan hubungan antara variabel sehingga keberadaa
multikorelasitas ini harud di uji.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel independen. Untuk melihat ada atau
tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor (VIF). Batasan yang umum dipakai untuk
3. Uji heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari variabel tetap maka disebut homoskedasititas dan jika varians
berbeda disebut heteroskedatisitas. Jika angka signifikan yang diperoleh dari persamaan regresi yang baru lebih besar dari alpha 5% maka dikatakan tidak
terjadi heteroskeditisitas. Sebaliknya jika angka signifikan yang diperoleh lebih kecil dari alpha 5% maka dapat dikatakan terjadi heteroskedastisitas.
Ciri pengujian lain adalah dengan membuat diagram plot dari variable
yang digunakan dalam penelitian. Jika diagram plot yang dibentuk menunjukan pola tertentu maka dapat dikatakan model tersebut mengandung gejala
heteroskedastisitas.
Menurut Imam Ghozali (2006:105) deteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot
dengan dasar analisis:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas,
b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji autokorelasi
kesalahan pada periode sebelumnya yang biasanya terjadi karena menggunakan data time series. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006: 99).
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut: Tabel 3.2
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokolerasi
Hipotesis nol (H0) Keputusan Jika
Tidak ada autokolerasi positif Tolak 0 < d <dl Tidak ada autokolerasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokolerasi negatif Tolak 4 – dl < d < 4 Tidak ada autokolerasi negatif No decision 4 –du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokolerasi positif Tidak ditolak du < d < 4 - du Keterangan : du = batas atas dan dl = batas bawah
Sumber : Ghozali (2006: 100)
3.2.6.2Uji Hipotesis F (F-test)
Pengujian hipotesis secara simultan (menyeluruh) dengan
menggunakan “uji F” yaitu dengan mencari “F hitung” dan membandingkan
dengan “F tabel”. Pengujian ini dilakukan untuk membuktikan apakah
pengaruh dari variabel independen secara simultan (menyeluruh) memiliki
pengaruh signifikan atau tidak dengan variabel dependen (Ghozali, 2006: 88).
Dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut :
HO = ROA, DER, ROE, tidak berpengaruh terhadap harga saham.
Ha = ROA, DER, ROE, berpengaruh terhadap harga saham.
- Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak (ada pengaruh signifikan) - Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima (tidak ada pengaruh
signifikan)
Berdasarkan dasar signifikasi dengan kriteria sebagai berikut :
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada BAB IV mengenai analisis faktor fundamental terhadap harga saham PT.
Baakrieland Development dan PT. Sentul City, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Nilai ROA, dan ROE Bakrieland Development selama tiga tahun terakhir
mengalami fluktuasi, sedangkan nilai DER berada pada trend turun. Nilai ROA Sentul City terus berfluktuasi selama tiga tahun terakhir namun pada
trend naik, sedangkan DER dan ROE terus berfluktuasi
2. Harga saham PT. Bakrieland Development selama tiga tahun terakhir berada pada trend turun. Sedangkan harga saham PT. Sentul City
mengalami fluktuasi yang ekstrim
3. Variabel ROA (Return On Asset), DER (Debt To Equity Ratio), dan ROE
(Return On Equity) secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap harga saham. Hal ini mengindikasikan bahwa dalam membuat keputusan investasi invetor memperhatikan faktor fundamental perusahaan yang
terdiri dari ROA, DER, dan ROE
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan kesimpulan yang
dihasilakan, penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan pengujian dengan menggunakan
variabel yang lebih banyak sehingga dengan banyaknya jumlah variabel yang dimasukan akan membuat temuan baru
2. Untuk peneliti yang tertarik dengan tema yang sama bisa dikembangkan dengan menambah jumlah data yang diteliti sehingga hasil yang diperoleh lebih dapat mencerminkan kondisi sebenarnya di bursa efek indonesia
3. Bagi investor yang melakukan transaksi di bursa efek indonesia hendaknya juga menggunakan dasar analisis fundamental dalam
DAFTAR PUSTAKA
Adler Haymans Manurung. 2003. Memahami Seluk Beluk Instrumen Investasi.
PT. Adler Manurung Press. Jakarta.
Ali Arifin. 2006. Membaca Saham. Andi. Yogyakarta
Azis. 2005. Pengaruh Earning Per Share Dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap
Harga Saham Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di
BEJ.
Bodie, Zvi, Kane, Alex and Marcus, Alan J. 2005, Investments, Sixth Edition,
Mc Graw, Hill International Edition.
Brigham, Eugene F, dan Joel, F,.Houston. 2006. Dasar dasar Manajemen
Keuangan, Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto. Jilid I. Edisi Kesepuluh, Penerbit Salemba Empat , Jakarta
David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya. 2010. Manajemen
Investasi. Ghalia Ilmu, Yogyakarta
Elleuch, Jaouida. 2009. Fundamental analysis Strategi and The Prediction of
Stock Exchange
Imam Ghozali. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi Keempat, Badan Penerbit Universitas Diponegoro (BPUD). Semarang
Irham Fahmi, Hadi, dan yovi Lavianti. 2009. Teori Portofolio dan Analisis
Investasi. Alfabeta. Bandung
Koenta adji Koerniwan. 2007. Pengaruh Fundamental Terhadap Harga Saham
Perusahaan Perbankan Di BEI
Korpri Sitompul. 2011. Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Fundamental
Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di BEI
Kurnia Ningsih. 2011. Faktor Fundamental Yang Mempengaruhi Harga Saham
Lee, Wen Sung. 2011. Analysis of Decision Making Factors For Equity
Investment by DEMATEL and Analysis Network Process.
Oei, Istijanto. 2009. Kiat Investasi Valas, Emas, Saham. PT. Ikrar mandiri.
Jakarta
Pandji Anoraga dan Piji Pakarti. 2006. Pengantar Pasar Modal. Rineka Cipta.
Jakarta
Paulus Situmoranga. 2008. Pengantar Pasar Modal. Mitra Wacana Media.
Jakarta
Pose, S Peter and Marguis Miltonh. 2005. Money and Capital Market. Mc
Grow Hill.
Putut Setyo Bagus. 2008. The Secret’s Of The Equity Options Market. Elex Media Komputindo. Jakarta
Rowland Bismark Fernando Pasaribu. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental
Terhadap Harga saham Perusahaan Go Public di BEI
Sawidji Widiatmojo. 2009. Pasar Modal Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta
Seng, Dyna. 2012. Fundamental Analysis and The Prediction of Earnings.
Siti Aisyah. 2011. Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Harga Saham
Perusahaan Properti Dan Real Estate Yang Listing Di BEI 2006-2009
Suad Husnan. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan analisis Sekuritas, Edisi
ketiga, YKPN, Yogyakarta.
Sofyan Harahap, dan Safri. 2003. Teori Akuntansi, Penerbit PT. Rajagrafindo
Persada. Jakarta Selatan
Sofyan Harahap, dan Safri. 2006. Teori Akuntansi : Laporan keuangan. Edisi
Pertama. Bumi Aksara. Jakarta
Sugioyo. 2008. Metode Penelitian Bisnis.Alfabeta. Jakarta
Suharsimi Arikunto. 2009. Metode Penelitian.
Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Edisi Keempat, UPP
Susan Grace Veranita. 2008. Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga
Saham Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ
Taufik Hidayat. 2010. Buku Pintar Investasi. Mediakita. Jakarta
Tjiptono Darmadji dan Hendy M Fakhruddin. 2006. Pasar Modal Indonesia
Pendekatan Tanya Jawab, Edisi Kedua, Penernit Salemba Empat, Jakarta
Vankatesh and Madhu Tyagi. 2011. The Use of Fundamental and Technikal
Analysis by Stock Exchange
Sumber lainnya :
Annual Report PT. Bakrieland Development Tbk Tahun 2011
Annual Report PT. Sentul City Tbk Tahun 2011
Laporan Keuangan PT. Bakrieland Development Tbk Tahun 2009-2012
Laporan Keuangan PT. Sentul City Tbk Tahun 2009-2012
www.yahoofinance.com
www.google.com