• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP KINERJA PEGAWAIDI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH BANDIKLATDA PROVINSI JAWA BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP KINERJA PEGAWAIDI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH BANDIKLATDA PROVINSI JAWA BARAT."

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH (BANDIKLATDA) PROVINSI JAWA BARAT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Administrasi Pendidikan

Oleh :

MUHAMAD CHAERUL IKHSAN 0809035

JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana

terhadap Kinerja Pegawai

di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah

(BANDIKLATDA) Provinsi Jawa Barat

Oleh

Muhamad Chaerul Ikhsan

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Muhamad Chaerul Ikhsan 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

MUHAMAD CHAERUL IKHSAN 0809035

PENGARUH MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA TERHADAP KINERJA PEGAWAI

DI BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH (BANDIKLATDA) PROVINSI JAWA BARAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I,

Dr. H. Endang Herawan, M.Pd NIP. 19600810 198603 1 001

Pembimbing II,

Dr. Nurdin, M.Pd NIP. 19790712 200501 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Administrasi Pendidikan

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BANDIKLATDA) Provinsi Jawa Barat. Latar belakang penelitian ini yaitu bahwa dalam menjalankan tujuan lembaga diperlukan manajemen sarana dan prasarana sebagai salah satu aspek penunjang dalam proses pencapaian tujuan lembaga yang tentunya dikelola untuk memfasilitasi pegawai dan berdampak pada kinerja pegawai yang optimal dan pada akhirnya berdampak pada kinerja lembaga itu sendiri. Pada dasarnya pengelolaan sarana dan prasarana di BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat mulai dari perencanaan sampai penghapusan diatur oleh undang-undang. Akan tetapi pada pelaksanaannya proses pengelolaan sarana dan prasarana dilembaga ini belum berjalan dengan baik karena belum dimanfaatkan secara optimal oleh pegawai. Hal ini tentu berdampak pada kinerja pegawai yang menjadi kurang optimal.

Pokok masalah penelitian ini yaitu (1) Bagaimana manajemen sarana dan prasarana di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat? (2) Bagaimana kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat? (3) Seberapa besar Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung oleh studi kepustakaan. Alat pengumpul data yang digunakan yaitu berupa angket yang ditujukan kepada seluruh pegawai golongan III di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat sebanyak 48 pegawai.

Berdasarkan hasil perhitungan, menunjukan bahwa hasil manajemen sarana dan prasarana sebesar 3,91 yang menunjukan bahwa variabel tersebut berada pada kategori baik. Sedangkan hasil kecenderungan variabel kinerja pegawai sebesar 4,10 yang menunjukan bahwa variabel tersebut berada pada kategori sangat baik. Analisis koefisien korelasi dengan menggunakan analisis korelasi Pearson Product Moment diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,60 termasuk dalam kategori kuat dengan regresi ̂ . Koefisien determinasi dari variabel X terhadap variabel Y diperoleh hasil sebesar 36 %, sementara sisanya sebesar 64% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini, seperti sumber daya, penghargaan, struktur, dan job design.

(5)

DAFTAR ISI

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah .………... 7

C. Tujuan Penelitian ……….……….…. 8

1. Tujuan Umum ………... 8

2. Tujuan Khusus ……….. 9

D. Metode Penelitian ..………... 9

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian ..………..…...… 11

F. Struktur Organisasi Skripsi .………...….. 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

d. Manajemen Sarana dan Prasarana ……….…...….. 18

e. Pengelolaan Sarana dan Prasarana …………...….….….. 21

2. Konsep Kinerja Pegawai ………..………... 32

a. Pengertian Kinerja ………... 32

b. Faktor-Faktor Pencapaian Kinerja ………...……... 34

c. Aspek-Aspek Standar Kinerja ………..…….... 38

d. Unsur-Unsur Kinerja ……… 39

e. Standar Pengukuran Kinerja ………... 41

(6)

Kinerja Pegawai ………...……. 43

4. Penelitian Terdahulu Yang Relevan ………... 45

B. Kerangka Pemikiran ...……….…….. 46

C. Hipotesis Penelitian ………..………... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi, Populasi Dan Sampel Penelitian ………….….…….… 51

B. Desain Penelitian …...………..………... 54

C. Metode Penelitian ……….…. 56

D. Definisi Operasional ……….…. 59

E. Instrumen Penelitian ……..……….………..…. 60

F. Proses Pengembangan Instrumen ……….…. 63

G. Teknik Pengumpulan Data ………...………. 69

H. Analisis Data ………..……….……….. 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan Data ………..…………...……….……..…. 81

1. Seleksi Data ………... 81

2. Klasifikasi Data ………. 81

3. Perhitungan Weighted Means Score (WMS) ……… 82

4. Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ……… 96

5. Uji Normalitas Distribusi Variabel Penelitian ……….. 98

6. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ……… 101

B. Pembahasan Hasil Penelitian ..……….….. 103

1. Gambaran Manajemen Sarana dan Prasarana di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ….… 104 2. Gambaran Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ………..…… 109

3. Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ……….……..………... 113

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……… 115

B. Saran ………... 117

DAFTAR PUSTAKA ………..……….………... 119

LAMPIRAN-LAMPIRAN ………...….. 122

(7)

DAFTAR TABEL

No Nama Tabel Halaman

3.1 Populasi Penelitian 52

3.2 Kriteria Skor Alternatif Jawaban 62

3.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X

(Manajemen Sarana dan Prasarana)

65

3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y

(Kinerja Pegawai)

66

3.5 Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 72

3.6 Kriteria Harga Koefisien Korelasi 78

4.1 Rekapitulasi Jumlah Angket 81

4.2 Skor Mentah Variabel X dan Variabel Y 82

4.3 Hasil Perhitungan WMS Variabel X 83

4.4 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y 90

4.5 Hasil Perubahan Skor Mentah Menjadi Skor Baku 96

4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel X 99

4.7 Hasil Uji Normalitas Variabel Y 100

(8)

DAFTAR GAMBAR

No Nama Gambar Halaman

2.1 Bagan Human Performance Menurut Keith Davis 34

2.2 Kerangka Pikir Penelitian 47

2.3 Hubungan Variabel 50

4.1 Grafik Distribusi Data Variabel X 100

4.2 Grafik Distribusi Data Variabel Y 100

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

ALAT PENGUMPULAN DATA

Kisi-Kisi Instrumen penelitian ……… 122

Angket Penelitian ………..…. 124

UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS Data Mentah Uji Validitas Variabel X ……… 129

Data Mentah Uji Validitas Variabel Y ………... 130

Perhitungan Uji Validitas ………...………. 131

Perhitungan Uji Reliabilitas ………. 134

PERHITUNGAN DATA PENELITIAN Data Mentah Penelitian Variabel X ………..….. 138

Data Mentah Penelitian Variabel Y ………..….. 140

Pengukuran Kecendrungan Umum Skor Responden Dengan Mempergunakan Weighted Means Score (WMS) ……….. 142

Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Baku ……….. 146

Uji Normalitas ……….. 151

Pengujian Hipotesis Penelitian ...………. 161

TABEL-TABEL STATISTIK Surat Studi Pendahuluan ………..……….. 170

Surat Keputusan Pengangkatan Pembimbing Penyusun Skripsi/ Karya Ilmiah ……… 171

Surat Permohonan Izin Penelitian dari Fakultas ………..…… 172

Surat Permohonan Izin Penelitian dari UPI ……….………… 173

Surat Permohonan Izin Penelitian dari Kesatuan Bangsa ……… 174

Surat Uji Validitas ……….…….…. 175

Surat Izin Penelitian ……… 176

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam upaya pembangunan suatu organisasi yang berkesinambungan,

sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat vital dalam proses

pencapaian tujuan. Untuk kepentingan tersebut diperlukan sumber daya manusia

(SDM) berkualitas yang memiliki kemauan dan kemampuan untuk senantiasa

meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous

quality improvement). Rendahnya kualitas SDM merupakan masalah mendasar

yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan organisasi.

Dalam kerangka organisasi terdapat hubungan antara kinerja perorangan

(Individual Performance) dengan kinerja organisasi (Organization Performance).

Suatu lembaga pemerintah maupun swasta besar maupun kecil dalam mencapai

tujuan yang telah ditetapkan harus melalui kegiatan-kegiatan yang digerakkan

oleh orang atau sekelompok orang yang aktif berperan sebagai pelaku, dengan

kata lain tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena adanya upaya

yang dilakukan oleh orang dalam organisasi tersebut.

Kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh unsur pegawainya karena

itu dalam mengukur kinerja suatu organisasi sebaiknya diukur dalam tampilan

kerja dari pegawainya. Anwar Prabu Mangkunegara (2005: 9) mengatakan bahwa

: “Kinerja Karyawan (Prestasi Kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan

(11)

sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.” Dalam hal ini pegawai

dituntut untuk melakukan tugas yang diberikan dapat dijalankan seoptimal

mungkin dan menghindari kesalahan sekecil apapun agar hasil yang

dikerjakannya dapat berdampak pada kinerja organisasi.

Salah satu permasalahan yang sering dihadapi adalah rendahnya kinerja

yang dimiliki pegawai. Rendahnya kinerja baik individu maupun kelompok akan

berdampak pada rendahnya kualitas kinerja organisasi dalam pencapaian tujuan.

Dalam melaksanakan pekerjaannya seorang pegawai diharapkan dapat mencapai

hasil kerja yang berkualitas dan dapat menjalankan tugas serta tanggung jawab

didalam organisasi. Karena tanpa adanya kinerja yang baik yang diberikan oleh

pegawai akan menghambat proses pengembangan organisasi dalam menciptakan

kinerja organisasi yang baik.

Agus Dharma (1991: 105) berpendapat bahwa : “Kinerja pegawai adalah

sesuatu yang dicapai oleh pegawai, prestasi kerja yang diperhatikan oleh pegawai,

kemampuan kerja berkaitan dengan penggunaan peralatan kantor.” Sejalan dengan

pengertian tersebut, penggunaan peralatan kantor yang merupakan sarana dalam

membantu pegawai agar bisa melaksanakan tugasnya dengan optimal. Oleh

karena itu diperlukan pengelolaan sarana dan prasarana yang bisa memfasilitasi

pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Menurut Sinungan (2003: 3) Tinggi

rendahnya kinerja para pegawai dapat dipengaruhi beberapa faktor antara lain :

(12)

Pendapat tersebut mengatakan bahwa fasilitas kerja yang merupakan

bagian sarana dan prasarana menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

peningkatan kinerja pegawai. Faktor yang diperhitungkan untuk meningkatkan

gairah kerja pegawai dimana dan instansi apapun adalah adanya fasilitas kerja

yang memadai dan dapat membantu pegawai dalam mengerjakan tugasnya. Hal

ini cukup beralasan sebab fasilitas kerja merupakan faktor yang mempengaruhi

manajemen sarana dan prasarana suatu organisasi dalam mendukung proses

berjalannya suatu organisasi.

Djoyowirono (2005: 24) menyatakan bahwa : “fasilitas/sarana adalah alat

yang diperlukan untuk menggerakkan kegiatan manajemen dalam rangka

mencapai tujuan organisasi.” Manajemen sarana dan prasarana merupakan

faktor-faktor yang tidak dapat dipisahkan dari dunia kerja dan merupakan hal yang vital

bagi pegawai untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan tersedianya

manajemen sarana dan prasarana sebagai bentuk pengelolaan fasilitas sebagai

penunjang kerja yang lengkap maka pegawai akan terdorong untuk meningkatkan

kinerjanya. Dampak yang timbul dari kondisi tersebut yaitu kinerja pegawai akan

lebih optimal dan tujuan dari organisasi dapat tercapai secara efisien dan efektif.

Manajemen sarana dan prasarana merupakan salah satu aspek yang perlu

diperhatikan dalam meningkatkan kinerja pegawai yang berdampak pada kinerja

lembaga. Sistem penyelenggaraan pemerintah secara menyeluruh telah mengalami

perubahan baik di pusat maupun di daerah dengan berbasis kinerja, tingkat

capaian yang berdasarkan pada kinerja serta pelayanan yang prima, untuk

(13)

menjalankan tugas sesuai dengan tanggungjawabnya. Keberhasilan tingkat

pencapaian kinerja lembaga tidak terlepas dari dukungan ketersediaan sarana dan

prasarana yang memadai, sehingga keberadaannya menjadi penting di setiap

tingkatan kelembagaan.

Suatu lembaga dalam mewujudkan eksistensinya dalam rangka mencapai

tujuan memerlukan perencanaan sarana dan prasarana yang tepat. Seperti yang

dikemukakan oleh Riva’i (2004: 35) yang menjelaskan bahwa:

Tanpa didukung pegawai yang bekerja dengan baik dari segi kuantitatif, kualitatif, strategi dan operasionalnya,maka lembaga itu tidak akan mampu mempertahankan keberadaannya, mengembangkan dan memajukan lembaga tersebut kemasa yang akan datang.

Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu proses manajemen sarana dan

prasarana agar lebih menjamin bahwa lembaga ini sudah tersedia sarana dan

prasarana yang cukup sesuai kebutuhan untuk mendukung berbagai kegiatan,

fungsi dan tugas yang sesuai, cepat, tepat dan bermanfaat. Perencanaan sarana dan

prasarana merupakan proses manajemen dalam menentukan bagaimana

menentukan langkah-langkah penyuluhan yang diinginkan dimasa depan,

sedangkan sarana dan prasarana adalah seperangkat mesin pendorong dan

motivasiyang diperlukan untuk melakukan semua proses dalam seluruh aktivitas

lembaga. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No 7

tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja pasal 3 yang

menjelaskan tentang penataan sarana dan prasarana kerja, antara lain :

a. kelancaran proses pekerjaan

b. kelancaran hubungan kerja intern dan ekstern antar pejabat/pegawai c. memudahkan komunikasi

(14)

Dengan banyaknya kebutuhan sarana dan prasarana, maka pengelolaan

yang baik, efisien dan efektif mutlak diperlukan, mulai dari perencanaan,

pengadaan hingga penghapusan. Tujuan pengelolaan sarana dan prasarana kantor

adalah agar semua kegiatan yang berhubungan dengan perbekalan kantor baik

yang bersifat administrasi maupun teknis operasional dapat dijalankan dengan

baik dan efisien.

Manajemen sarana dan prasarana dapat mempengaruhi kinerja pegawai.

Ini disebabkan karena seorang pegawai akan mampu bekerja dengan optimal

apabila didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai. Adapun dalam

pelaksanaan pencapaian kinerja yang optimal, maka dibutuhkan sarana prasarana

baik yang habis pakai maupun barang inventaris kantor (perlengkapan kantor),

dengan adanya sarana prasarana yang lebih memadai dapat menunjang seluruh

aktivitas-aktivitas pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan baik secara kuantitas

maupun kualitas. Sarana prasarana yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu

tingkat capaian yang lebih baik, hingga keberhasilan kinerja seorang pegawai

dapat diukur dari kompetensi sumber daya manusia itu sendiri dalam menuangkan

hasil pemikirannya yang baik dan akan lebih berguna apabila hasil pemikiran

tersebut dituangkan dengan sebuah tulisan yang baik, hal ini akan menjadi suatu

kesempurnaan seorang pegawai dalam mengaplikasikan potensinya yang sesuai

dengan kompetensinya terhadap capaian kinerja dan dapat berguna bagi pegawai

lainnya.

Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada Badan

(15)

manajemen sarana dan prasarana dikelola oleh Subbagian Kepegawaian dan

Umum yang bertugas melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian,

kelembagaan, ketatalaksanaan, umum dan perlengkapan lembaga. Setiap fasilitas

yang menunjang kegiatan lembaga baik itu yang berkaitan dengan diklat ataupun

yang menunjang kegiatan pegawai diatur dalam subbagian ini.

Manajemen sarana dan prasarana sebagai salah satu aspek penunjang

dalam proses pencapaian tujuan lembaga tentunya dikelola untuk memfasilitasi

pegawai dan berdampak pada kinerja pegawai yang optimal dan pada akhirnya

berdampak pada kinerja lembaga itu sendiri. Pada dasarnya pengelolaan sarana

dan prasarana di BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat mulai dari perencanaan

sampai penghapusan diatur oleh undang-undang. Akan tetapi pada

pelaksanaannya proses pengelolaan sarana dan prasarana dilembaga ini belum

berjalan dengan baik karena belum dimanfaatkan secara optimal oleh pegawai

terutama dari segi penggunaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana yang

tersedia. Hal ini tentu berdampak pada kinerja pegawai yang menjadi kurang

optimal. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan kepada lebih kepada

penggunaan dan pemanfaatan sarana dan prasarana oleh tanpa mengabaikan

kajian fokus yang lain seperti perencanaan kebutuhan sampai penghapusan. Hal

ini dikarenakan semua aspek manajemen sarana dan prasarana tersebut menunjang

pegawai dalam peningkatan kinerjanya. Data diatas didapatkan penulis setelah

melakukan studi pendahuluan serta setelah meneliti renstra milik lembaga.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis ingin mengetahui lebih jauh

(16)

pegawai, maka penulis akan mengkaji lebih dalam proses penelitian dengan judul

“Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana Terhadap Kinerja Pegawai di Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah (BANDIKLATDA) Provinsi Jawa Barat”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diidentifikasi

permasalahan yang berkaitan dengan kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Kinerja pegawai yang dimaksud dalam

adalah kemampuan pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan

tanggungjawab dan job description sebagai upaya dalam mencapai tujuan

lembaga dalam meningkatkan pelayanan yang baik. Dalam meningkatkan

kinerjanya, “Pegawai dinilai dengan memperhatikan aspek kompetensi, motivasi,

ketercapaian tujuan, dan pelaksanaan kerja” (Keith Davis dalam Mangkunegara,

2005: 13).

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, salah satunya

adalah manajemen sarana dan prasarana. Dalam penelitian ini yang dimaksud

manajemen sarana dan prasarana adalah serangkaian kegiatan pengelolaan sarana

dan prasarana suatu organisasi yang mencakup perencanaan, pengorganisasian,

dan pengawasan terhadap kegiatan pengadaan, pencatatan, pendistribusian,

penyimpanan, pemeliharaan dan penghapusan, merupakan alat untuk mencapai

tujuan. Sejalan dengan definisi diatas jika dihubungkan dengan kinerja pegawai

(17)

pengelolaan fasilitas sebagai penunjang kerja yang lengkap maka pegawai akan

terdorong untuk meningkatkan kinerjanya.

Berdasarkan identifikasi permasalahan yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian secara umum adalah:

Secara lebih rinci, permasalahan ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Manajemen Sarana dan Prasarana di Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat ?

2. Bagaimana Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah

Provinsi Jawa Barat ?

3. Seberapa besar Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap

Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa

Barat ?

C. Tujuan Penelitian

Sebuah penelitian tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Adapun

tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus. Berikut tujuan-tujuan tersebut :

1. Tujuan Umum

Untuk mengungkapkan data-data lapangan yang aktual dan

komprehenshif berkaitan dengan Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana

terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi

(18)

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui dan memahami Manajemen Sarana dan Prasarana di

Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

b. Untuk mengetahui dan memahami Kinerja Pegawai di Badan

Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

c. Untuk mengetahui dan memahami seberapa besar Pengaruh Manajemen

Sarana dan Prasarana terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan

dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

D. Metode Penelitian

1. Metode dan Pendekatan a. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang

dipergunakan sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta

menganalisisnya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan

penelitian. Menurut Surakhmad (1993: 31), ”Metode merupakan cara

utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk

menguji serangkaian hipotesis, dengan menggunakan teknik serta

alat-alat tertentu.” Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan

memperhitungkan kewajibannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta

dari situasi penyelidikan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

(19)

digunakan untuk menggambarkan masalah yang terjadi pada masa

sekarang. Adapun tujuan dari penggunaan metode deskriptif pada

penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara sistematis

mengenai Pengaruh Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Kinerja

Pegawai di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi

Jawa Barat.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penalitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan

oleh peneliti dengan cara mengukur indicator-indikator variable sehingga

dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian.

Menurut Sugiyono (2010:14) mengemukakan bahwa :

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan.

Berdasarkan apa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini

maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan

pendekatan kuantitatif yang ditunjang oleh studi kepustakaan. Penelitian

kuantitatif dilihat dari jenis datanya adalah penelitian yang datanya

(20)

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan

manfaat bagi diri peneliti sendiri, segi teoritis, dan segi operasional. Manfaat yang

diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut.

1. Segi Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam

pengembangan disiplin ilmu Administrasi Pendidikan, khususnya

mengenai pengaruh manajemen sarana dan prasarana terhadap kinerja

pegawai. Dengan kata lain, adanya penelitian ini dapat memberikan

pengaruh keilmuan dalam rangka mengembangkan disiplin ilmu yang

terkait yaitu Administrasi Pendidikan.

2. Segi Praktis

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memperbaiki

keadaan dilapangan, yaitu keadaan manajemen sarana dan prasarana

terhadap kinerja pegawai sehingga mampu memberikan sumbangan yang

berarti bagi peningkatan mutu pelayanan yang diberikan.

3. Bagi Peneliti

Adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan

pengetahuan peneliti, khususnya dalam upaya memahami disiplin ilmu

Administrasi Pendidikan. Selain itu dengan adanya penelitian ini dapat

mengugah semangat untuk meneliti lebih mendalam mengenai pengaruh

(21)

F. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Latar belakang penelitian ini berisi tentang alasan rasional yang membuat

peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam berdasarkan referensi dan

fakta-fakta yang ditemukan.

Identifikasi dan Rumusan Masalah

Menjelaskan analisis masalah dan batasan masalah yang diteliti kemudian

dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum dan tujuan khusus peneliti dalam melakukan penelitian

Metode Penelitian

Menjelaskan secara sederhana metode dan pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini.

Manfaat Penelitian

Membahas tentang manfaat yang diharapkan oleh peneliti terkait dengan

penelitian ini yakni manfaat secara teoritis dan praktis.

Struktur Organisasi Skripsi BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka

Kerangka Pikir Penelitian

Hipotesis Penelitian

(22)

Membahas tentang lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode

penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pemaparan dan pembahasan data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap analisis temuan

penelitian.

(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam melaksanakan suatu penelitian, salah satu upaya yang dilakukan

untuk dapat memudahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian adalah

diperlukannya suatu metode penelitian. Metode penelitian yang digunakan

diharapkan dapat mengumpulkan seluruh data-data yang diperlukan sampai pada

tahap akhir penelitian. Pada Bab III ini akan dipaparkan hal-hal yang berhubungan

dengan metode penelitian sehingga akan didapatkan hasil akhir dari penelitian.

Berikut ini beberapa poin yang akan diuraikan dalam metode penelitian.

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat pelaksanaan penelitian dilakukan.

Dalam hal ini lokasi penelitian yaitu lingkungan Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat yang beralamat di Jl. Windu No.26

Bandung.

2. Populasi Penelitian

Sugiyono (2005: 57) memberikan pengertian bahwa: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut

Purwanto (2010: 24) mengemukakan bahwa: “Populasi adalah totalitas semua

(24)

kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai sekumpulan objek

yang lengkap dan jelas.

Dalam penelitian ini populasi yang dipilih adalah pegawai negeri sipil

golongan III berjumlah 48 orang yang ada di setiap subbagian dan subbidang

di Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat. Untuk

menjelaskan lebih lanjut mengenai jumlah populasi yang akan diteliti, maka

dapat dilihat tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

NO NAMA KOMPETENSI JUMLAH

1 Sub Bagian Kepegawaian dan Umum 14

2 Sub Bagian Keuangan 7

3 Sub Bidang Perencanaan dan Program 4

4 Sub Bidang Analisis Kebutuhan Diklat dan Bidang Pengkajian Diklat

4

5 Sub Bidang Diklat Fungsional, Diklat Kepemimpinan, Teknis Umum, Teknis Subtantif

19

JUMLAH 48

Sumber : Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Peneliti memilih populasi berdasarkan golongan yang ada di

lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

Pegawai negeri sipil yang mempunyai golongan III yaitu rata-rata berlatar

pendidikan S1. Strata ini mempunyai karakteristik yang dimiliki oleh

(25)

Populasi tidak hanya berkaitan dengan objek yang dalam artian jumlah atau kuantitas akan tetapi populasi juga memiliki karakteristik orang yang ada dalam populasi tersebut, misalnya berkaitan dengan prosedur kerja, kepemimpinan, lulusan atau latar belakang pendidikan.

3. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2006: 109) menyatakan bahwa “Sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Adapun menurut Sugiyono (2012:

81) yang menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu sampel yang diambil dari

populasi harus betul-betul representatif.

Berdasarkan penjelasan diatas, populasi yang diambil oleh peneliti adalah

semua pegawai golongan III di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan

Daerah Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 48 orang. Dikarenakan jumlah

populasi yang diambil kurang dari 100 maka tidak dilakukan penghitungan

sampel untuk menyusutkan populasi. Hal ini dikarenakan jumlah keseluruhan

populasi adalah 48 pegawai. Sugiyono (2005: 91) berpendapat bahwa sampel

adalah “sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Karena jumlah populasi relatif kecil maka sampel diambil dengan

(26)

sebagai sampel”. Istilah lain dari sampling jenuh adalah sensus, di mana semua

anggota populasi dijadikan sampel.

Oleh karena itu, sampel yang diambil untuk penelitian ini di

lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

adalah sebanyak 48 responden.

B. Desain Penelitian

Kegiatan penelitian adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan atau

memecahkan permasalahan yang dihadapi, dilakukan secara ilmiah, sistematis dan

logis, dengan menempuh langkah-langkah tertentu. Dalam penelitian di bidang

apapun pada umumnya langkah-langkah itu mempunyai kesamaan, walaupun

dalam beberapa hal sering terjadi pelaksanaanya dimodifikasi oleh peneliti yang

bersangkutan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.

Dalam implementasinya penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahap.

Di desain sedemikian rupa agar menjadi sebuah karya tulis yang memang

memberikan sebuah manfaat baik baik pribadi peneliti sendiri secara khusus dan

bagi civitas akademik pada umumnya. Adanya sebuah penelitian yang

dikemukakan tentu saja ada sebuah permasalahan yang diangkat dan ingin dicari

kebenarannya tentang masalah tersebut, Nasution (2009: 23) mengemukakan

bahwa: “Desain penelitian merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis serta serasi dengan

tujuan penelitian itu.” Jadi jelas memang sebuah desain penelitian diperlukan

(27)

memecahkan permasalahan yang diangkat atau diteliti. Adapun secara garis besar

tahap-tahap atau langkah-langkah penelitian dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap pelaporan.

Pada tahap perencanaan, penelitian akan diawali dengan kegiatan

merumuskan masalah secara operasional dan membuat pembatasannya yaitu

untuk menentukan ruang lingkup masalah yang diteliti. Setelah merumuskan

masalah penelitian, kegiatan selanjutnya adalah melakukan studi pendahuluan,

merumuskan hipotesis, menentukan sampel penelitian, merumuskan rancangan

penelitian, dan menentukan dan merumuskan alat penelitian atau teknik

pengumpulan data.

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi: pengumpulan data, pengolahan dan

analalisis data. Kegiatan pengumpulan data didasarkan pada pedoman yang sudah

dipersiapkan dalam rancangan penelitian. Kegiatan ini erat kaitannya dengan

metode penelitian yang digunakan seperti metode deskriptif, eksperimental, dan

atau lainnya. Adapun pengolahan atau analisis data tergantung pada data yang

terkumpul. Jika data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif atau berbentuk

angka-angka maka dapat digunakan analisis statistika sebelum menarik kesimpulan atau

jika berbentuk kualitatif dapat langsung dianalisis sesuai hasil temuan lapangan.

Tahap pelaporan adalah melakukan publikasi. Bentuk dan sistematika

laporan penelitian berupa artikel ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, atau laporan pada

umumnya. Hal ini sesuai dengan tujuan dilakukannya penelitian.

Arikunto (2006: 20) membagi langkah-langkah penelitian lebih rinci lagi

(28)

1) memilih masalah 2) studi pendahuluan 3) merumuskan masalah

4) merumuskan anggapan dasar dan merumuskan hipotesis 5) memilih pendekatan

6) menentukan variabel dan sumber data 7) menentukan dan menyusun instrumen 8) mengumpulkan data

9) analisis data

10) menarik kesimpulan 11) menulis laporan

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan

sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisisnya agar

diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan penelitian. Menurut Surakhmad

(1993: 31) menjelaskan bahwa: ”Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian

hipotesis, dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.” Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidikan memperhitungkan kewajibannya ditinjau dari

tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Sebuah penelitian tidak akan mencapai kriteria penelitian yang

sesungguhnya apabila tidak menggunakan metode penelitian yang tepat. Dengan

metode penelitian yang tepat, diharapkan sebuah penelitian nantinya akan menjadi

penelitian yang ilmiah, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah.

Metode penelitian merupakan suatu cara ataupun teknik yang dipergunakan

(29)

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif:

1. Metode Deskriptif

Menurut Suharsimi Arikunto (2009:234) mengemukakan pengertian

penelitian deskriptif yaitu “penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala

yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian

dilakukan”. Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk menggambarkan

sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat penelitian dilakukan dan

mencari sebab-sebab dari suatu gejala.

Metode dekriptif dalam penelitian ini sesuai untuk digunakan karena

masalah yang diambil terpusat pada masalah aktual dan berada pada saat

penelitian dilaksanakan dengan melalui prosedur pengumpulan data,

mengklasifikasikan data, kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh

peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel

sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian

(Arikunto, 2006: 86).

Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang

terencana dan cermat, dengan desain yang terstrukturi ketat, pengumpulan

(30)

disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara

empiris.

Menurut Sugiyono (2009: 14) metode penelitian kuantitatif adalah:

Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengukur tiap-tiap variabel

yang ada dalam penelitian sehingga diketahui tingkat keterhubungan melalui

teknik perhitungan statistik.

3. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan disebut juga biblografi. Menurut Surakhmad

Winarno (1990: 144) menyatakan bahwa:

Penyelidikan biblografis tidak dapat diabaikan, sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dalam masalahnya, yakni teori yang dipakai, pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.

Melalui studi kepustakaan ini, penulis akan memperoleh tambahan

informasi dan pengetahuan dalam bentuk teori-teori yang dapat dijadikan

landasan berfikir dalam mengkaji, menganalisis dan memecahkan

permasalahan yang diteliti. Sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan dari

(31)

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari timbulnya salah pengertian dan penafsiran dari pembaca

dikarenakan banyaknya istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka

istilah tersebut perlu didefinisikan secara khusus. Definisi operasional merupakan

penjabaran dari batasan pengertian yang dibuat oleh peneliti terhadap variabel

penelitian sehingga diharapkan terdapat suatu kejelasan arahan akan pemahaman

terhadap variabel-variabel yang akan diteliti. Adapun definisi istilah yang akan

dijelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengaruh

Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/benda)

yang membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar

Bahasa Indonesia, 1994: 74).

Pengaruh dalam penelitian ini diartikan sebagai daya keterkaitan yang

timbul dari manajemen sarana dan prasarana terhadap kinerja pegawai di

Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa barat.

2. Manajemen Sarana dan Prasarana

Menurut Sondang P. Siagian (1992: 249) yang bertitik tolak pada

seluruh pembahasan Administrasi Logistik, menjelaskan bahwa:

Manajemen sarana dan prasarana adalah kegiatan organisasional yang terlaksana dengan lancar, efesien dan efektif dibutuhkan sarana prasarana tertentu yang harus tersedia dalam jumlah yang tepat, mutu yang dapat diandalkan jenis yang sesuai dengan kebutuhan serta tersedia pada waktu yang tepat.

Pentingnya rumusan tersebut mendapat perhatian terlihat dengan jelas

(32)

logistik yang diperlukan terbatas dihadapkan kepada kegiatan yang semakin

kompleks dalam rangka pencapaian tujuan yang sifatnya tidak terbatas.

Proses administrasi logistik terdiri dari dari enam langkah utama yaitu:

Perencanaan Kebutuhan, Pengadaan Logistik, Penyimpanan, Distribusi,

Penggunaan Dan Penghapusan.

Dalam penelitian ini, manajemen sarana dan prasarana adalah

serangkaian kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana suatu organisasi yang

mencakup perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasanterhadap kegiatan

pengadaan, pencatatan, pendistribusian, penyimpanan, pemeliharaan

danpenghapusan, merupakan alat untuk mencapai tujuan.

3. Kinerja Pegawai

Menurut Anwar Prabu (2004: 67) “pengertian kinerja (prestasi kerja)

adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitias yang dicapai oleh seorang

pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab sesuai

dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.”

Dengan demikian, kinerja pegawai adalah penampilan kemampuan

kerja secara kualitas dan kuantitas yang dimiliki oleh seorang pegawai dalam

melaksanakan pekerjaannya dilingkungan kantor sesuai dengan tugas dan

tanggung jawab yang diembannya.

E. Instrumen Penelitian

(33)

sosial yang diamati.” Jumlah instrumen dalam penilian ini ada dua instrumen

sesuai dengan jumlah variabel penelitian yaitu:

1. Instrumen untuk mengukur manajemen sarana dan prasarana.

2. Instrumen untuk mengukur kinerja pegawai.

Adapun cara atau langkah-langkah yang ditempuh dalam membuat

instrumen dalam penelitian ini adalah:

1. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X (manajemen

sarana dan prasarana) dan variabel Y (kinerja pegawai).

2. Menentukan indikator dan sub indikator dari setiap variabel penelitian.

3. Menyusun kisi-kisi instrumen dari setiap variabel penelitian.

4. Membuat daftar pernyataan dari setiap variabel dengan disertai alternatif

jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya untuk membantu responden

dalam menjawab pernyataan yang telah disediakan.

5. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban, yaitu

dengan menggunakan skala Likert.

Instrumen penelitian digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan

menghasilkan data yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala.

Seperti kita ketahui instrumen penelitian merupakan sebuah alat yang digunakan

untuk melakukan sebuah pengukuran dengan tujuan agar dapat menghasilkan data

yang akurat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sugiyono (2009: 134) bahwa :

“Dengan skala pengukuran ini, maka variabel yang diukur dengan instrumen

tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat, efisien

(34)

Dari berbagai jenisnya, skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

skala Likert. Menurut Sugiyono (2009: 134) menjelaskan bahwa : “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban item instrumen menurut Sugiyono (2009: 135) dengan

menggunakan skala Likert yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.2

Kriteria Skor Alternatif Jawaban Alternatif Jawaban Skor

Selalu (SL) 5

Sering (SR) 4

Kadang-kadang (KD) 3

Hampir Tidak Pernah (HTP) 2

Tidak Pernah (TP) 1

Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam

bentuk checklist (√) ataupun pilihan ganda dimana responden dapat memberikan tanda checklist (√) pada alternatif jawaban yang disediakan dalam bentuk angket

penelitian. Angket penelitian itu sendiri menurut Suharsimi Arikunto (2009: 102)

yaitu: “angket merupakan daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi tersebut bersedia memberikan respons

sesuai dengan permintaan pengguna”. Berdasarkan penjelasan diatas, maka

peneliti menyusun kisi-kisi instrumen yang kemudian dibuat dalam sebuah

(35)

F. Proses Pengembangan Instrumen

Dalam memperoleh hasil penelitian yang baik perlu didukung adanya proses

pengembangan data terlebih dahulu. Dalam hal ini diperlukan proses

pengembangan instrumen ang merupakan langkah-langkah dalam mengolah data

instrumen. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Validitas Instrumen

Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan,

sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, suatu data

harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan menentukan

kualitas penelitian. Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang

harus dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Validitas

adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dari suatu

instrumen penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:

173) bahwa: “instrumen yang valid berarti alat ukur yang dapat digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.” Adapun rumus yang digunakan dalam uji validitas instrumen ini adalah

Pearson Product Moment (Akdon, 2008: 144) sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi

(36)

= jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y

= jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item)

= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Uji validitas ini dilakukan pada setiap item pernyataan. Hasil koofisien

korelasi tersebut selanjutnya diuji signifikasi koefisien korelasinya dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

t = Nilai

r = Koefisien korelasi hasil

n = Jumlah responden

Hasil dari nilai dikonsultasikan dengan Distribusi (tabel t) untuk =

0,05 dan dk = 20 – 2 = 8, dengan uji satu pihak, maka diperoleh = 1,734.

Kaidah keputusan: Jika > berarti valid dan

< berarti tidak valid

Uji coba angket dilaksanakan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Geologi yang berjumlah 15 pegawai. Adapun hasil perhitungan uji validitas

(37)

setiap item dari kedua variabel penelitian dengan menggunakan bantuan

Microsoft Office Excel 2007 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel X (Manajemen Sarana dan Prasarana)

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel X, dapat

(38)

mempunyai validitas tertinggi adalah item 23 dengan koefisien korelasi 0,90

dan paling rendah adalah item 13 dengan koefisien korelasi 0,48.

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Uji Validitas Variabel Y (Kinerja Pegawai)

Setelah dilakukan uji validitas terhadap angket variabel Y, dapat

(39)

mempunyai validitas tertinggi adalah item 12 dengan koefisien korelasi 0,88

dan paling rendah adalah item 24 dengan koefisien korelasi 0,45.

2. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2006: 178). Pada penelitian ini

pengujian uji reabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Alpha yaitu

dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Rumus

yang digunakan sebagaimana dikemukakan Akdon (2008: 161) sebagai

berikut:

Keterangan:

= Nilai Reliabilitas

= Jumlah varians skor tiap-tiap item

= Varians total

= Jumlah item

Dalam implementasinya penulis melakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan bantuan Microsoft Office Excel 2007. Hasil dari nilai

reliabilitas ( ) dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment dengan

dk = N – 1 = 15 – 1 = 14, signifikansi 5% maka diperoleh = 0,532.

(40)

Selanjutnya untuk menentukan reliabilitas tidaknya instrumen didasarkan

pada ujicoba hipotesa dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika > berarti Reliabel dan

2) Jika < berarti Tidak Reliabel

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Microsoft

Office Excel 2007 reliabilitas masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

1) Hasil uji reliabilitas variabel X (Manajemen Sarana dan Prasarana)

[ ] [ ]

[ ] [ ]

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel X diperoleh

= 0,987 sedangkan = 0,532. Karena > maka semua

data yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah

Reliabel.

2) Hasil uji reliabilitas variabel Y (Kinerja Pegawai)

[ ] [ ]

[ ] [ ]

Dari hasil perhitungan reliabilitas variabel Y diperoleh

(41)

data yang dianalisis dengan menggunakan metode Alpha adalah

Reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang dilakukan oleh peneliti

dalam memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Teknik pengumpulan

data sendiri menurut Akdon (2008: 130), “Adalah teknik atau cara-cara yang

dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.” Metode (cara atau

teknik) menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda,

tetapi hanya dapat dilihatkan penggunaannya melaui : angket, wawancara,

pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainnya. Upaya untuk memperoleh data

yang sesuai dengan sifat dan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini,

penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Kusioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2009: 199) “Kusioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”

Tujuan penyebaran angket menurut Akdon (2008: 131) ialah “mencari

informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan responden tanpa merasa

khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan

kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.”

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala Likert untuk

(42)

Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.”

Untuk mempermudah penyusunan angket sebagai alat pengumpulan

data, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Variabel yang akan diukur yaitu varabel X (manajemen sarana dan

prasarana) dan Variabel Y (kinerja pegawai) dijabarkan menjadi

indikator variabel, berdasarkan teori yang telah diuraikan.

b. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau

pernyataan.

c. Membuat daftar pertanyaan atau pernyataan dari setiap variabel

dengan disertai alternatif jawabannya dan petunjuk cara menjawabnya

agar tidak terjadi kekeliruan dalam menjawab.

d. Menetapkan kriteria skor untuk setiap alternatif jawaban, yaitu

menggunakan skala Likert dengan mengunakan lima option alternatif

jawaban (tabel 3.2).

2. Dokumentasi

Studi dokumentasi dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi

yang berhubungan dengan materi penelitian. Studi dokumentasi dilakukan

dengan mempelajari buku-buku dan hasil laporan lain yang ada kaitannya

dengan penelitian. Seperti yang dikemukakan oleh Akdon (2008: 137) yang

menyatakan bahwa:

(43)

peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan penelitian.

3. Wawancara (Interview)

Wawancara (Interview) adalah suatu cara yang digunakan untuk untuk

memperoleh informasi dengan melakukan tanya jawab. Seperti yang

dikemukanan oleh Akdon (2008: 134) bahwa: “wawancara adalah suatu cara

mengumpulkan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung

dari sumbernya.”

Dalam penelitian ini peneliti mengadakan wawancara langsung dengan

pegawai di subbagian umum, kepegawaian, dan perencanaan untuk

memperoleh informasi secara langsung dari pihak yang bersangkutan dan

hasilnya digunakan untuk melengkapi pembahasan.

H. Analisis Data 1. Seleksi Data

Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksa

dan menyeleksi data yang terkumpul dari responden. Hal ini penting

dilakukan untuk menyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul

memenuhi syarat untuk diolah lebih lanjut.

2. Perhitungan Kecendrungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weight Means Score)

Adapun rumus dari Weight Means Score (WMS) adalah sebagai

berikut:

(44)

Keterangan:

̅ = Rata-rata skor responden

= Jumlah Skor dari jawaban responden

= Jumlah Responden

Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan

menggunakan rumus WMS ini adalah sebagai berikut:

a. Memberi bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban dengan

menggunkan skala Likert.

b. Menghitung frekuensi dari setiap alternatif pilihan jawaban yang

dipilih.

c. Menjumlahkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung

dikaitkan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing

kolom.

e. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel

konsultasi hasil perhitungan WMS di bawah ini:

Tabel 3.5

Daftar Konsultasi Hasil Perhitungan WMS

Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X Variabel Y

(45)

3. Menghitung Skor Mentah Menjadi Skor Baku untuk Setiap Variabel

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku dapat digunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= Skor baku yang dicari

= Data skor dari masing-masing responden

̅ = Skor rata-rata

= Standar defiasi

Untuk menggunakan skor mentah menjadi skor baku, terlebih

dahulu perlu diketahui hal-hal sebagai berikut:

a. Mencari skor terbesar dan terkecil

b. Mencari rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah

(SR)

c. Mencari banyak kelas (BK), dengan menggunakan rumus Sturgess.

d. Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas

interval (BK)

(46)

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah

diketahui.

f. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:

g. Mencari simpangan baku (standar defiasi) dengan rumus:

h. Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:

4. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi ini digunakan untuk mengetahui dan

menentukan apakah pengolahan data menggunkan analisis data parametrik

atau non parametrik. Untuk mengetahui teknik yang akan digunakan

dalam pengolahan data, perlu dilakukan uji normalitas distribusi data yaitu

menggunakan rumus Chi Kuadrat ( ) Akdon (2008: 171) sebagai berikut:

Keterangan:

= Kuadrat Chi yang dicari

= Frekuensi hasil penelitian

̅

̅

(47)

= Frekuensi yang diharapkan

Langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Mencari skor terbesar dan terkecil

b. Mencari rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah

(SR)

c. Mencari banyak kelas (BK), dengan menggunakan rumus Sturgess.

d. Mencari nilai panjang kelas (i), yaitu rentang (R) dibagi banyak kelas

interval (BK)

e. Membuat tabel distribusi frekuensi dengan (BK) dan (i) yang sudah

diketahui.

f. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus:

g. Mencari simpangan baku (standar defiasi) dengan rumus:

̅

(48)

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara:

1) Menentukan batas kelas, yaitu angka kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval

ditambah 0,5.

2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:

3) Mencari luas 0 – Z dari Tabel Kurva Normal dari 0 – Z dengan menggunakan angka-angka untuk batas kelas.

4) Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan

angka-angka 0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi batas baris ketiga dan begitu

seterusnya, kecuali untuk angka yang berada pada baris paling

tengah ditambah dengan angka pada baris berikutnya.

5) Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan cara mengalikan

luas tiap interval dengan jumlah responden (n).

i. Mencari chi kuadrat

j. Membandingkan dengan untuk α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = k – 1, dengan kriteria pengujian sebagai berikut: Jika , artinya Distribusi Data Tidak Normal

̅

(49)

5. Pengujian Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik

korelasi pearson product moment. Adapun langkah-langkah dalam

menguji hipotesis penelitian ini dengan menggunakan analisis koefisien

korelasi, uji signifikasi, uji koefisien determinasi dan analisis regresi.

a. Analisis Koefisien Korelasi

Analisis korelasi dimaksudkan untuk mengetahui derajat

hubungan antara variabel X dan variabel Y. Ukuran yang digunakan

untuk mengetahui derajat hubungan dalam penelitian ini adalah

statistik parametrik, yaitu teknik korelasi product moment. Hal ini

didasarkan pada distribusi data kedua variabel penelitian yang normal.

Adapun untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X dan Y

dengan menggunakan rumus Pearson Product Moment (Akdon, 2008:

188) sebagai berikut:

Keterangan:

= koefisien korelasi

= jumlah responden

= jumlah perkalian X dan Y

= jumlah skor item

= jumlah skor total (seluruh item)

= jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

(50)

= jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Adapun langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai

berikut:

1) Membuat tabel penolong untuk menghitung korelasi pearson

product moment.

2) Mencari dengan cara memasukkan angka statistik dari tabel

penolong sesuai rumus.

3) Menafsirkan besarnya koefisien korelasi dengan klasifikasi yang

diperoleh dari Akdon (2008: 188)sebagai berikut:

Tabel 3.6

Kriteria Harga Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat 0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat 0,20 – 0,399 Rendah 0,00 – 0,199 Sangat rendah

b. Uji Signifikansi

Pengujian signifikansi koefisien korelasi dimaksudkan untuk

mengukur tingkat signifikasi keterkaitan antara variabel X dan variabel

Y. Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi antara variabel X dan

variabel Y, maka digunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon

(2008: 188) berikut:

(51)

Keterangan :

= Nilai t

= Nilai Koefisien Korelasi

= Jumlah Sampel

Membandingkan dengan untuk α = 0,05, uji satu

pihak, dan derajat kebebasan (dk) = n – 2, dengan kaidah pengujian sebagai berikut:

Jika , maka Ho ditolak artinya signifikan, dan

Jika , maka Ho diterima artinya tidak signifikan. c. Uji Koefisien Determinasi

Derajat determinasi dipergunakan dengan maksud untuk

mengetahui besarnya kontribusi variabel X terhadap variabel Y untuk

mengujinya dipergunakan rumus yang dikemukakan oleh Akdon

(2008: 188) sebagai berikut:

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Diterminan

r2 =Nilai Koefisien Korelasi

d. Analisi Regresi

Analisis regresi merupakan analisis yang untuk melakukan

prediksi seberapa tinggi nilai dependen (variabel Y) jika variabel

independen (variabel X) diubah. Adapun rumus yang digunakan adalah

(52)

hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X) terhadap variabel

terikat (Y), rumus regresi sederhana menurut Akdon (2008: 197) yaitu:

Keterangan:

̂ = Subjek dalam variabel dependen yang diproyeksikan

= Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk

diprediksikan

= Nilai konstanta harga Y jika X = 0

= Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan

nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (–) variabel Y

Dimana harga dan harus dicari terlebih dahulu dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Setelah diperoleh harga dan maka akan dihasilkan suatu

persamaan berdasarkan rumus regresi sederhana Y atas X.

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bagian akhir skripsi ini, penulis akan mengemukakan beberapa

kesimpulan dan saran yang didasarkan pada temuan hasil penelitian dan uraian

pada bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti, yaitu: Pengaruh

Manajemen Sarana dan Prasarana terhadap Kinerja Pegawai di Badan Pendidikan

dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat.

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan penelitian sebagai

berikut:

1. Manajemen sarana dan prasarana di Badan Pendidikan dan Pelatihan

Daerah (BANDIKLATDA) Provinsi Jawa Barat berdasarkan tanggapan

responden berada pada rentang tinggi, artinya sarana prasarana tersebut

sangat menunjang kinerja hingga dalam mekanisme pengelolaan sarana

prasarana diperlukan adanya perencanaan kebutuhan, pengadaan,

penyimpanan, distribusi, penggunaan dan penghapusan. Manajemen

sarana dan prasarana yang dilakukan di BANDIKLATDA Provinsi Jawa

Barat tergolong baik. Hal ini diketahui berdasarkan hasil perhitungan

Weighted Means Score, skor rata-rata yang diperoleh oleh variabel X

(54)

2. Kinerja pegawai di BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat tergolong

sangat baik. Hal ini diketahui berdasarkan hasil perhitungan Weighted

Means Score, skor rata-rata yang diperoleh oleh variabel Y (kinerja

pegawai) adalah sebesar 4,10. Kategori ini ditunjukan dengan fakta di

lapangan yang menunjukan keseriusan pegawai BANDIKLATDA

Provinsi Jawa Barat dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya

secara profesional dan sesuai dengan keahliannya berdasarkan kompetensi,

motivasi, ketercapaian tujuan, dan pelaksanaan kerja sehingga berdampak

pada peningkatan kinerja pegawai maupun lembaga.

3. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara manajemen sarana dan prasarana (variabel X) terhadap

kinerja pegawai (variabel Y) di BANDIKLATDA Provinsi Jawa Barat

tergolong kuat. Hal ini dapat digambarkan dari perolehan angka koefisien

korelasi sebesar 0,60. Manajemen sarana dan prasarana memberikan

kontribusi sebesar 36 % dalam peningkatan kinerja pegawai dan 64 %

dipengaruhi oleh faktor lain, seperti sumber daya, penghargaan, struktur,

dan job design. Dari hasil penelitian kedua variabel dan pengaruhnya

tersebut artinya pengelolaan sarana dan prasarana perlu diperhatikan dalam

menunjang pelaksanaan kegiatan yang dapat meningkatkan kinerja

pegawai. Hal ini akan berdampak baik pada pencapaian kinerja apabila

(55)

B. Saran

Pada kesempatan ini, peneliti akan mengemukakan beberapa saran

sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan. Adapun saran yang dapat

diberikan antara lain :

1. Untuk Badan Pendidikan dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat

Manajemen sarana dan prasarana di lingkungan Badan Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Provinsi Jawa Barat sudah berjalan dengan baik. hal ini

didasarkan pada hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab

sebelumnya. Namun ada beberapa masukan yang perlu ditanggapi oleh

lembaga dalam meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana misalnya

dari segi pemanfaatan sarana dan prasarana dan perlu dimaksimalkan oleh

pegawai, selain itu proses distribusi dihimbau agar lebih tepat sasaran

sehingga dapat digunakan dan dikelola oleh pegawai secara maksimal. Hal

ini didasarkan pada sistem penyelenggaraan pemerintah yang secara

menyeluruh telah mengalami perubahan baik di pusat maupun di daerah

dengan berbasis kinerja. Dengan manajemen sarana dan prasarana yang baik

tentunya akan berdampak pada peningkatan kinerja pegawai yang

berdasarkan pada kinerja serta pelayanan yang prima.

2. Untuk peneliti selanjutnya

Penelitian ini membahas mengenai pengaruh manajemen sarana dan

prasarana terhadap kinerja pegawai di Badan Pendidikan dan Pelatihan

Daerah Provinsi Jawa Barat. Peneliti menyarankan kepada yang tertarik

Gambar

Grafik Distribusi Data Variabel X
TABEL-TABEL STATISTIK Tabel 1 Kurve Normal dari 0
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.2 Kriteria Skor Alternatif Jawaban
+5

Referensi

Dokumen terkait

alam meujudkan nilai&#34;nilai ibadah dalam bekerja yang dilakukan oleh setiap insan, diperlukan adab dan etika yang membingkainya, sehingga nilai&#34; nilai Islam yang

Abstract: Nose is an important organ, which is supposed to received more attention than usual, no exception nose in children of elementary school. In children with severe

Dalam putusan hakim Menyatakan Terdakwah Ahmad Sholeh Bin Abdulloh telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana membawa lari seorang perempuan

MANAJEMEN KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK KEPADA MASYARAKAT DI PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI (PPID)..

penelitian ini adalah data primer. Instrumen penelitian disusun berdasarkan indikator, pengumpulan data diperoleh dari responden melalui pengisisan angket. Hasil analisis

Oleh karena itu, penulis menuangkannya dalam bentuk penelitian dengan judul “Penerapan Model GI (Group Investigation) pada Konsep Zat Adiktif dan Psikotropika” (Penelitian

〔下級審民訴事例研究五七〕数量的な一部を明示して損害賠償を求

Hasil Uji Statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan kholesterol dengan kadar gula darah pasien diabetes melitus (nilai P = 0,422). Sedangkan