LAMPIRAN 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Curriculum Vitae
Nama Lengkap : Izzatul Sofia Binti Mustafa
Tempat, Tanggal Lahir : Malaysia, 04 May 1986
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Kompleks Perumahan TASBI 1, Blok
VV101, Medan
Orang tua
Ibu : Hasnah Sakimin
Bapa : Mustafa Ismail
Suami : Mohd Farhan Bin Mohd Fadzil
Anak : Hani Batrisya Binti Mohd Farhan
: Izhan Adrian Bin Mohd Farhan
Riwayat Pendidikan
2. 1993 – 1998 : SK Seri Ketereh, Kelantan
3. 1998 – 2003 : SMK(A) Melor, Kelantan
4. 2004 – 2007 : Universiti Teknologi Mara, Kuala Terengganu
5. 2008 – 2010 : Mahsa University College, Kuala Lumpur
6. 2010 – 2016 : S-1 Fakultas Kedokteran Gigi USU, Medan
LAMPIRAN 2
ANGGARAN PENELITIAN
1. Biaya bahan
(Kertas kuarto 1 rim @ Rp 32.000) x 3 : Rp.
96.000,-2. Biaya alat tulis
(Buku, pulpen, pensil, penghapus) : Rp.
55.000,-3. Biaya pengumpulan literatur pustaka : Rp.
80.000,-4. Biaya pembuatan proposal : Rp.
150.000,-5. Biaya Tinta print : Rp.
525.000,-6. Biaya penjilidan dan penggandaan : Rp.
150.000,-7. Biaya seminar : Rp.
+
1.856.000,-LAMPIRAN 3
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBJEK PENELITIAN
Kepada Yth,
Saudara/i ………….
………
Saya yang bernama Izzatul Sofia Binti Mustafa, mahasiswa Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sumatera Utara, bersama dengan ini memohon kesediaan Saudara
untuk berpatisipasi sebagai subjek penelitian kami yang berjudul:
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU Pada Penanganan Trauma Maksilofasial.
Dengan Tujuan:
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan mahasiswa kepaniteraan klinik
departemen bedah mulut FKG USU pada pananganan trauma maksilofasial.
Dalam penelitian tersebut, kepada saudara/i akan diberikan kuesioner yang berisi
jumlah 20 pertanyaan dan saudara/i diharapkan bersedia menjawab semua
pertanyaan pada lembar kuesioner dengan jujur. Jika Saudara bersedia, Surat
Pernyataan Persetujuan menjadi subjek Penelitian harap ditandatangani.
Mudah-mudahan keterangan diatas dapat dimengerti dan atas kesediaan saudara/i
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Medan,………
Peneliti,
Izzatul Sofia Binti Mustafa Hp: 082161344334
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertandatangan di bawah ini;
Nama :
Nim :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
No. Hp :
Bersedia menjadi subjek penelitian yang berjudul Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU Pada Penanganan Trauma Maksilofasial.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sehat dan tanpa paksaan
apapun dari pihak manapun juga.
Medan, ……….
… 2015
(…
……….)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
DEPARTEMEN BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
Nomor :
Tanggal :
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN BEDAH MULUT FKG USU PADA PENANGANAN TRAUMA
MAKSILOFASIAL.
PETUNJUK PENGISIAN:
1. P
engisi kuesioner dilakukan oleh mahasiswa kepaniteraan klinik yang sedang berada di Klinik Departemen Bedah Mulut FKG USU.
2. J
3. S emua pertanyaan harus dijawab.
4. S
etiap pertanyaan diisi dengan satu jawaban.
5. B
ila ada pertanyaan yang kurang dimengerti dipersilahkan ditanyakan kepada peneliti.
LINGKARI JAWABAN PADA PEMILIHAN JAWABAN YANG TERSEDIA
Apa yang dimaksudkan dengan maksilofasial?
a. M
aksilofasial tergabung dalam tulang wajah yang tersusun secara baik dalam membentuk wajah manusia.
b. T
ulang pembentuk wajah pada manusia bentuknya lebih besar dari tengkorak yang menempatkan otak.
c. A
dalah meliputi tengkorak yang terbagi menjadi 4 bagian.
Apakah yang dimaksudkan dengan trauma maksilofasial.
a. T
rauma pada jaringan yang mencakup jaringan lunak wajah saja.
b. T
rauma pada jaringan yang mencakup jaringan keras saja.
c. T
rauma maksilofasial adalah suatu ruda paksa yang mengenai wajah dan jaringan sekitarnya.
Tulang kepala terdiri dari berapa bagian?
a. 3
b. 5
c. 7
Rongga-rongga yang terdapat didalam tulang wajah adalah:
a. r
ongga mulut, rongga hidung dan rongga mata.
b. r
ongga mulut, rongga hidung, rongga mata dan rongga telinga.
c. r
ongga mulut, rongga mata dan rongga telinga.
Apakah yang menyebabkan terjadinya trauma maksilofasial?
a. k
b. K ecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik, terjatuh, olah raga dan trauma akibat senjata api.
c. k
ecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik, olah raga dan trauma akibat senjata api.
Trauma maksilofasial dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu trauma yang terjadi pada jaringan lunak wajah dan trauma yang terjadi pada bagian jaringan keras wajah. Apa yang dimaksudkan dengan trauma jaringan lunak wajah?
a. L
uka sayat, luka robek , luka bacok ,Luka bakar ,Ekskoriasi.
b. L
uka sayat, luka robek , luka bacok ,Luka tembak ,Ekskoriasi.
c. L
uka sayat, luka robek , luka bacok ,Luka tembak ,Luka bakar ,Ekskoriasi.
Apa yang dimaksudkan dengan trauma jaringan keras wajah?
a. T
rauma yang terjadi akibat dari luka sayat dan luka sobek.
b. T
rauma yang terjadi pada wajah di lihat dari fraktur tulang.
c. T
rauma yang terjadi akibat luka bakar.
Tipe fraktur yang dapat terjadi pada jaringan keras adalah:
a. F
raktur kompoun, fraktur kominisi, fraktur patologis.
b. F
raktur simple, fraktur kompoun, fraktur komunikasi,fraktur patologis.
c. F
raktur simple, fraktur kompoun, fraktur kominisi, fraktur patologis.
a. K husus pada rahang maksila.
b. F
raktur blowout, Fraktur Le Fort I, Fraktur Le Fort II, Fraktur Le Fort III.
c. F
raktur tulang yang terjadi pada bagian bawah kepala.
Apa yang dimaksudkan dengan fraktur mandibula?
a. F
raktur segmental mandibula.
b. F
raktur tulang yang terjadi pada bagian atas kepala.
c. K
husus pada rahang atas dan bawah.
Apakah peranan dokter gigi pada kasus trauma maksilofasial?
a. A
dalah sebagai pendiagnosis dan melakukan perawatan yang tidak terlalu rumit dan merujuk pasien yang memerlukan perawatan yang lebih sulit kepada spesialis bedah.
b. A
dalah sebagai pendiagnosis dan melakukan perawatan yang tidak terlalu rumit.
c. M
erujuk pasien yang memerlukan perawatan kepada dokter umum dan spesialis bedah.
Pemeriksaan radiografi ideal untuk melihat fraktur maksilofasial adalah:
Dalam menegakkan diagnosis sebuah kejadian yang dicurigai fraktur maksilofasial, diagnosis dapat dilakukan dengan:
a. A
namnesa jika pasien sadar dan pemeriksaan fisik.
b. P
emeriksaan fisik saja.
c. A
namnesa sebelum dirujuk.
Pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada pasien yang mengalami trauma maksilofasial?
Pemeriksaan intraoral adalah sangat penting dilakukan pada pasien trauma maksilofasial. Karena?
a. F
loating yang terjadi pada susunan tulang-tulang wajah, seperti Mandibular floating, Maxillar floating dan Zygomaticum floating.
b. U
ntuk membantu agar pasien dapat menggigit secara normal dan mencegah terjadinya deformitas reduksi pada fraktur hidung dan zigoma.
c. T
idak perlu pemeriksaan intraoral.
Penatalaksanaan awal pada pasien dengan kecurigaan trauma masilofasial adalah:
a. P
emeriksaan tahap kesadaran pasien, pemeriksaan wajah pasien dan pemeriksaan hematoma.
b. P
emeriksaan intraoral dan ekstraoral.
c. P
emeriksaan intraoral tidak meliputi pemeriksaan ekstraoral.
a. M enegakkan diagnosa.
b. M
emperbaiki jalan napasnya agar tidak menghambat penapasan.
c. M
engontrol perdarahan dan merawat luka.
Resusitasi mengandung prosedur dan teknik terencana. Tujuan dilakukan resusistasi pada trauma maksilofasial adalah?
a. U
ntuk mengembalikan sirkulasi dan tekanan darah yang efektif dan untuk memperbaiki efek yang merugikan lainya dari trauma maksilofasial.
b. U
ntuk mengembalikan pulmonary alveolaris ventilasi, sirkulasi dan tekanan darah yang efektif dan untuk memperbaiki efek yang merugikan lainya dari trauma maksilofasial.
c. U
ntuk mengembalikan pulmonary alveolaris ventilasi, sirkulasi dan tekanan darah yang efektif.
Tanda -tanda obstruksi jalan napas berupa : a.
Agitasi, Suara abnormal, Kedudukan trakea pada midline.
b. A
gitasi, Suara abnormal, Kedudukan trakea tidak pada midline.
c. A
gitasi, Suara normal, Kedudukan trakea pada midline.
Kebiasaan pasien trauma yang datang akan mengalami pendarahan yang hebat serta gangguan pada salur penapasan . Apakah pendekatan yang harus dilakukan pada pasien tersebut?
a. P
permeriksaan vital terhadap fraktur-fraktur dan dilakukan pemeriksaan fisik.
b. P
erhatian harus diberikan terhadap saluran pernapasan, adekuasi dari ventilasi dan kontrol pendarahan eksternal. Setelah pasien berada dalam keadaan yang stabil barulah dapat dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
c. M