DIVERSITAS GENETIK VIRUS DENGUE DAN NYAMUK VEKTOR DI DAERAH ENDEMIK DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PADANG DENGAN METODE
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
Oleh:
Dra. Hasmiwati, M.Kes. Dr. Dahelmi, MS
Pendahuluan
• DBD masalah kesehatan serius
• KLB tahun 1970–1990 terjadi 4–6 thn Sekarang 3-4 thn 1-2 thn
• Virus dengue ditularkan nyamuk: Aedes spp.
• Terjadinya diversitas genetik nyamuk populasi nyamuk
tinggi , prevalensi penyakit meningkat.
• Terjadinya diversitas genetik nyamuk vektor
memungkinkan terjadi diversitas genetik serotype virus dengue yang ditularkannya
• Penularan virus dengue terjadi secara horizontal dan vertikal (transovarian).
• .Deteksi virus dengue dengan RT- PCR
• .Virus Dengue adalah Virus RNA
• .Variasi genetik virus dengue terjadi antara serotype
dan juga dalam serotype tergantung waktu dan
daerah penyebaran.
• .Beberapa peneliti yang telah mendeteksi virus
dengue pada nyamuk :Chow
et al
(1998),Harris,
et
al
(1998),Johnson
et al
(2005),Liotta
et al
(2005).
Tujuan Penelitian
• Tahun I• Mengoleksi dan mengidentifikasi nyamuk vektor DBD (telur,larva dan dewasa)
• Mengetahui serotype virus dengue dari nyamuk vektor dengan metoda RT-PCR
• Menganalisis diversitas genetik serotype virus dengue dibanding dengan isolat Genebank
• Tahun II
• Menganalisis diversitas genetik nyamuk vektor DBD dengan metoda RAPD-PCR
Manfaat Penelitian
1.Informasi nyamuk vektor DBD
2.Serotype virus dengue
Metode Penelitian
1.Lokasi Penelitian
Daerah endemik,sporadik dan potensial DBD di Kota Padang Sumbar.
2. Pelaksanaan Penelitian Tahun I
a. Koleksi dan identifikasi nyamuk vektor b. Isolasi virus dengue dari nyamuk vektor c. Elektroforesis
d. Amplifikasi RNA virus dengue: RT-PCR
Metode Penelitian
• Tahun II
1. Isolasi DNA nyamuk vektor
2. Amplifikasi DNA nyamuk: RAPD-PCR
3. Elektroforesis
4. Diversitas Genetik virus DEN pada Nyamuk
Menginokulasikan virus dengue ke 4 serotipenya padanyamuk dewasa secara intrathorasik
Dipelihara 14 hari, diisolasi virus, diKomposisi Reaksi 1 step RT-PCR
Komponen Volume/Raksi Rnase free water 7,5 μl
Program Reverse Transkriptase dan Amplifikasi :
Reaksi Suhu
(ºC ) (menit) Waktu Jumlah siklus
Reverse Transcriptase (RT) 50 30
Initial PCR 95 15
Denaturation 94 1
Annealing 55 1 40 x
Extension 72 1
Analisis Data
1. Serotype virus dengue: Dengan program Clustal X
Pohon filogenetik: distance method, parsimony dan likehood method, menggunakan software Philip versi 3.5c PAUP*Ver.4.10b
2. Diversitas genetik serotype virus dengue: sama dgn 1 3. Diversitas genetik nyamuk vektor: Menggunakan
program NTSYs-PC, Gambaran dendrogam: UPGMA
Hasil dan Pembahasan
• 1. Distribusi Kasus DBD
• Hasil Survei kasus DBD Jan s/d Mei
• 2009 di : RSU BMC : 89 kasus
• RS Yos Sudarso : 130 kasus
• RSUD :118 kasus
Jenis dan karakter sampel
Jenis nyamuk Lokasi Jumlah individu
♂ ♀ Jumlah
Aedes aegypti Belimbing* 104 179 283
Aedes aegypti SD I B. Mulia* 152 150 302
Aedes aegypti Gadut* 94 94 188
Aedes albopictus Gadut* 58 53 111
Aedes aegypti SD I B. Mulia** 78 65 140
Aedes aegypti Gadut** 102 194 264
Total 585 696 1288
• Hasil Isolasi Virus Dengue pada nyamuk
Gambar 1.Elektroferoragram RNA Virus Dengue Lokasi Gadut 1. RNA virus dari serum 2.
-3. RNA virus A. aegypti jantan
4. RNA virus A. aegypti jantan dan betina 5. RNA virus A. aegypti betina
6. RNA virus A. aegypti jantan
7. RNA virus A. aegypti jantan dan betina 8. RNA virus A. aegypti betina
-• Gambar 2 :Elektroferogram RNA Virus Dengue Lokasi SDI BM (Simp.Haru) 1. RNA virus A. aegypti jantan dan betina Gadut 2. RNA virus A. aegypti betina Sp. Haru
3. RNA virus A. aegypti jantan Sp. Haru 4. RNA virus A. aegypti betina Sp. Haru
5. RNA virus A. aegypti jantan dan betina Sp. haru 6. RNA virus A. albopictus jantan dan betina Gadut 7. RNA virus A. aegypti betina Belimbing
[image:14.780.131.356.117.391.2]• Amplifikasi RNA Virus Dengue
• Elektroferogram Virus Dengue dengan RT-PCR Lokasi Gadut. M. Marker
1. RNA virus dari serum
2. RNA virus A. aegypti betina 3. RNA virus A. aegypti jantan
4. RNA virus A. aegypti jantan & betina 5. RNA virus A. aegypti betina
6. RNA virus A. aegypti jantan
Elektoferogram Virus dengue Dengan RT-PCR lokasi SDI BM (Simp.Haru).
M. Marker
1. Kontrol negatif
2. RNA virus A. aegypti jantan dan betina Gadut 3. RNA virus A. aegypti betina Sp. Haru
4. RNA virus A. aegypti jantan Sp. Haru 5. RNA virus A. aegypti betina Sp. Haru
Kesimpulan
1. Seluruh kecamatan kota Padang endemik DBD.
2.
Ae.aegypti
dan
Ae.albopictus,
vektor DBD di kota
Padang
Saran
1. Deteksi Virus dengue pada nyamuk vektor perlu dilakukan secara terus menerus sepanjang tahun untuk mengantisipasi terjadi KLB DBD.
Rencana penelitian tahun II
1. Mengetahui Diversitas genetik nyamuk vektor.
Rencana Tahun II
• Dari hasil koleksi dan Identifikasi nyamuk vektor DBD di kota Padang ternyata telah didapatkan bahwa nyamuk yang berperan sebagai vektor DBD di kota Padang adalah nyamuk Ae. aegypti dan Ae. albopictus. Serta telah dilakukan deteksi virus dengue pada nyamuk ini dan didapatkan
bahwa virus dengue yang terdeteksi adalah virus dengue serotype 2 yang didapatkan pada nyamuk Ae. Aegypti dan Ae.albopictus.
• Untuk mengetahui diversitas genetik virus,mengetahui kemampuan
perkembangan virus dengue pada nyamuk vektor dan diversitas nyamuk vektor perlu dilakukan penelitian lanjutan tahun kedua. Karena dengan diketahui diversitas genetik nyamuk vektor dan diversitas virus pada nyamuk ini di harapkan sangat penting untuk membantu dalam
Isolasi RNA Virus
Isolasi Virus Dengue dgn Kit Isolasi RNA Viral Qiagen (QiAmp Viral RNA mini kit} • 30 ekor nyamuk dimaserasi dlam 60 μl PBS.
• Digerus dengan pelet pestel
• Ditambah 560 µl buffer AVL yang telah dipanaskan 80ºC. • Tambahkan 5,6 ul RNA carrier + buffer AVL.
• Vortex 15 detik.Inkubasi 10 menit pada suhu kamar. • Sentifus singkat,Tambahkan 560 ul etanol absolut. • Vortex 15 detik dan sentrifus singkat.
• Diambil 630 μl larutan ,masukakan ketabung pengumpul.
• Sentrifuse,8.000 rpm 1 menit, ulangi sampai semua lisat habis.
• Buang tabung yang berisi lisat dan ganti dengan tabung baru tambahkan • 500 µl buffer AW1, sentrifuse 8.000 rpm selama 1 menit.
• Buang tabung yg berisi filtrat ganti tabung baru ,tambahkan 500 μl buffer AW2 ,sentrifuse 14.000 rpm selama 3 menit.
• Buang tabung yang berisi filtrat ganti dengan tabung baru.tambahkan 60 μl buffer AVE, inkubasi 1 menit pada suhu kamar.
• Sentifuse 8.000rpm 1 menit
Primer RT-PCR
• Primer yang digunakan adalah :
• DF: 5 TCA ATA TGC TGA AAC GCG CGA GAA ACC G 3 • DR1: 5 CGT CTC AGT GAT CCG GGG G 3
Elektroforesis
-Hasil isolasi RNA dielektroforesis pada agarose 1.5 % dalam
1% BBE ( Borate Boric EDTA pH 7,5).
- Hasil Amplifikasi dielektoforesis pada agarose 2% dalam 0,5 TBE (Tris Borate EDTA}.
-Divisualisasi ,uv transluminator,foto polaroid
Sequensing
Pohon Filogenetik
Dengan program software berdasarkan metoda statistik:
Distanced methode
jarak evolusinya dihitung untuk semua pasangan taxa dan pohon filogenetik dibuat berdasarkan hubungan diantara nilai nilai jarak tersebut.
Parsimoni methode
didasarkan pada jumlah terkecil subsitusi nukleotida yang menjelaskan keseluruhan proses evolusi untuk membuat pohon filogenetik
Likehood methode
Metode Thn II
Isolasi DNA
nyamuk(Hoelzel,1994)
100ul buffer CTAB 10x
Dipanaskan pada waterbath 10 menit 60 C Tambahkan 1 ekor nyamuk ,gerus
Tambah 5 ul proteinase K dan 1ul 2mercaptoethanol Di vortek dan diinkubasi pada waterbath ,2 jam,60 C
Tambahkan 200 ul TE(50mM Tris/10mM,ph 8) dan200 ul phenol dan 200 ul kloroform: isoamil;alkohol(24:1) Sentrifus 13.000 rpm ,10 menit
Supernatan pindah ke tbg baru tambah 200 ul kloroform: isoamil alkohol (24:1) Sentrifuse 13.000 rpm, 10 menit
Supernatan diambil tambah 200ul isopropanol
Presipitasi dalam freezeer shu -20oC selama 1 malam
Disentrifus 13.000 rpm 10 menit,pellet diambil tambah 200 ul TE(50 mM Tris/10 mMEDTA,ph 8) tambah 20 ul ammonium asetat dan 500 ul alkohol absolut.
Dipresipitasi pada suhu -70oC 1 jam Sentifus 13.000 rpm,10 menit
Larutan dibuang pellet ditambah 500 ulethanol 70% dingin Disentrifus 13.000 rpm ,5 menit
Reaksi RAPD-PCR
(William et.al.,1990)
-2,5 ul buffer PCR
-2,5 ul Mgcl2 25 mM
-0,2 ul d NTP (dATP,dCTP,dGTP dan dTTP)
-0,2 ul Taq polymerase
-3-5 ul DNA
-2,0 ul primer
- untuk total 25 ul tambah mineral oil
- kontrol negatif tanpa DNA
Siklus PCR yang digunakan:
• -Denaturasi awal 94oC 4 menit 1x -Denaturasi 94oC, 1 menit
-Annealing 35oC ,1 menit
-polimerisasi 72oC ,10 menit
-sampel disimpan 4oC ,1 malam
Primer yang dipakai:
OPE 17 :5' CTACTGCCGT 3' OPF 4 :5' GGTGATCAGG 3' OPF 2 :5' GAGGATCCCT 3'
Elektroforesis
• - Hasil amplifikasi dipisahkan dengan gel elektroforesis
1,2 % pada larutan TBE 1x
(Sambrook et al., 1989)
-Divisualisasi , uv transluminator,foto polaroid
-Pita DNA hasil amplifikasi diskor 1 dan 0
dianalisis dengan NTSYs-PC
- Polimorfisme : pita DNA yang tdk selalu hadir pada
semua sampel
Inokulasi virus pada nyamuk
Teknik Inokulasi, jarum dan alat suntik yang dipergunakan
adalah menurut cara Rosen dan Gubler (1974). Serum yang akan diinokulasikan diencerkan dalam garam dapar fosfat pH 7,4 yang mengandung 0,5% gelatin dan 5% serum anak sapi yang dipanaskan selama 30 menit pada suhu 56 oC.
Nyamuk Aedes jantan dan betina didapat dari lapangan
dengan pengoleksian telur (Ovitrap) setelah itu dipelihara di laboratorium sampai dewasa dengan pemberian makanan buatan. Serum yang mengandung Virus dengue disuntikan pada nyamuk yang telah dibius dengan menggunakan
tabung kapiler yang ujungnya runcing (diruncingkan diatas nyala api). Nyamuk yang telah diinokulasi dipelihara
• Hasmiwati : Ketua peneliti
- Survey,koleksi sampel,identifikasi nyamuk vektor,
isolasi RNA/DNA,amplifikasi,mmengolah
data,membuat laporan.
• Djong Hon Tjong : anggota peneliti
- isolasi RNA/DNA, amplifikasi,analisis data
• Dahelmi : anggota peneliti
- Koleksi sampel,identifikasi nyamuk vektor,membuat
laporan
• Nurhayati : anggota peneliti