• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENERAPAN LINDUNG NILAI TERHADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PENERAPAN LINDUNG NILAI TERHADA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENERAPAN LINDUNG NILAI TERHADAP RISIKO NILAI

TUKAR PADA PT GARUDA INDONESIA TBK (TAHUN 2015)

Setyaningsih, Novita Universitas Trilogi

PENDAHULUAN

Bagi setiap perusahaan risiko ada setiap saat dan dimana saja. Risiko tidak dapat dihindari dan dapat muncul kapan saja. Apalagi memasuki era globalisasi saat ini, tentunya akan semakin banyak risiko-risiko yang mungkin akan timbul seiring berjalannya suatu bisnis perusahaan. Risiko terdiri dari dua komponen yaitu ketidakpastian dan eksposur. Tanpa salah satu hal ini tidak bisa dikatakan adanya risiko (Ghozali, 2007). Eksposur adalah objek yang rentan terhadap risiko dan berdampak pada kinerja perusahaan apabila risiko yang diprediksikan benar-benar terjadi. Eksposur yang paling umum berkaitan dengan ukuran keuangan, misalnya harga saham, laba, pertumbuhan penjualan, dan sebagainya (Putro, 2012).

Salah satu risiko yang akan muncul adalah Risiko Nilai Tukar (Exchange Rate Risk) Terdapat tiga jenis kerugian akibat transaksi valuta asing, yaitu :

Eksposur Translasi (Translation Exposure)

Eksposur translasi merupakan perubahan laba akuntansi dan neraca yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar. Penggunaan mata uang fungsional penting untuk penentuan proses translasi. Jika mata uang lokal digunakan, semua aktiva dan kewajiban ditranslasikan pada nilai tukar saat ini. Selain itu, keuntungan dan kerugian translasi tidak tercermin dalam laporan laba rugi, namun diakui di ekuitas pemilik sebagai penyesuaian translasi (Horne dan Wachowicz, 2007).

Eksposur Transkasi (Transaction Exposure)

Eksposur transaksi mencakup keuntungan dan kerugian yang terjadi ketika menyelesaikan transaksi luar negeri tertentu yang berhubungan dengan penyelesaian transaksi tertentu, seperti penjualan kredit, pada satu nilai tukar ketika kewajibannya

(2)

2 biasanya digunakan dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri, yaitu impor atau ekspor tertentu dengan menggunakan kredit rekening terbuka atau open-account credit (Horne dan Wachowicz, 2007)

Eksposur Ekonomi (Economic Exposure)

Eksposur ekonomi adalah perubahan nilai suatu perusahaan yang mengiringi perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi. Eksposur ekonomi tidak memiliki deskripsi sejelas eksposur translasi maupun transaksi. Eksposur ekonomi bergantung pada apa yang terjadi pada arus kas yang diharapkan di masa mendatang, sehingga subjektivitas perlu dilibatkan (Horne dan Wachowicz, 2007).

Bagi pemerintah sendiri, jika nilai tukar rupiah terhadap USD, Euro, JPY yang melemah menyebabkan kerugian karena menyebabkan kenaikan utang dan pemerintah harus membayar adanya selisih kurs tanpa adanya tambahan manfaat dari pembayaran tersebut.

Badan Pengawas Keuangan menyebutkan perlunya kebijakan dalam mengelola hutang luar negeri pemerintah untuk mengatasi risiko nilai tukar, yaitu dengan melakukan transaksi lindung nilai (hedging), karena pemerintah tidak mau menanggung kerugian akibat fluktuasi nilai tukar. Kemudian Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 12/PMK.08/2013 Tentang Transaksi Lindung Nilai dalam Pengelolaan Utang Pemerintah dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 113/KMK.08/2014 tentang Strategi Pengelolaan Utang Negara Tahun 2014-2017 juga menyebutkan tentang penerapan kebijakan hedging sebagai salah satu strategi pengelolaan hutang.

Tidak hanya untuk utang pemerintah saja dilakukan lindung nilai, tetapi pemerintah juga menyarankan kepada perusahaan BUMN dan perusahaan-perusahaan lainnya. Upaya tersebut terbukti dengan dibuatnya Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-09/MBU/2013 tentang Kebijakan Umum Transaksi Lindung Nilai BUMN. Sedangkan bank sentral, telah menerbitkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/8/PBI/2013 tentang Transaksi Lindung Nilai Kepada Bank pada bulan Oktober tahun lalu. Kedua hukum ini cukup kuat bagi perusahaan-perusahaan BUMN dalam melakukan transaksi hedging.

(3)

3 mengurangi risiko lindung nilai maka PT Garuda Indonesia Tbk melakukan kerjasama dengan beberapa bank yang dipercaya untuk kerjasama lindung nilai melalui transaksi Cross Currency Swap.

PEMBAHASAN

Sebagai Perusahaan yang bergerak di bidang industri penerbangan domestik dan internasional, Garuda Indonesia dihadapkan dan banyak dipengaruhi oleh risiko keuangan seperti risiko pasar, risiko likuiditas, dan risiko kredit. Namun, pada penulisan ini kita akan lebih berfokus kepada risiko pasar yaitu risiko nilai tukar. Berikut beberapa risiko nilai tukar dan kebijakan yang dilakukan oleh PT Garuda Indonesia Tbk :

Perusahaan memiliki eksposur terhadap risiko pasar yaitu diantaranya risiko harga bahan bakar pesawat, risiko nilai tukar mata uang, dan risiko tingkat bunga.

1) Risiko Harga Bahan Bakar Pesawat

Risiko harga bahan bakar pesawat didefinisikan sebagai penurunan nilai aset/pendapatan atau peningkatan nilai liabilitas/pengeluaran yang disebabkan perubahan harga komoditi bahan bakar. Komposisi biaya bahan bakar untuk saat ini di kisaran 30% - 40% dari rata-rata biaya operasional Perusahaan. Sehingga biaya bahan bakar cukup besar dalam struktur biaya, selain biaya sewa dan perawatan pesawat. Karena penetapan harga bahan bakar pesawat ini menggunakan referensi pasar dengan 100% harga mengambang, sehingga fluktuasi kenaikan harga akan sangat berdampak signifikan terhadap pencapaian target perusahaan.

Strategi untuk meminimalisasi risiko fluktuasi kenaikan harga yang dilakukan oleh Perusahaan pada saat ini adalah dengan melakukan lindung nilai arus kas dengan

instrumen lindung nilai “plain vanilla call option”, khusus untuk penerbangan haji. Risiko tersebut diantisipasi dengan mengukur harga Mark to Market yang dihasilkan setiap bulan saat jatuh tempo transaksi.

2) Risiko Nilai Tukar Mata Uang Non-Fungsional

(4)

4 Sebagai perusahaan jasa penerbangan kelas internasional, perusahaan memerlukan dana serta biaya dan investasi yang cukup besar dengan melibatkan pelanggan ataupun kreditur baik dalam maupun luar negeri dengan kondisi dimana transaksi dicatat berdasarkan satuan mata uang (transaction by currency). Pergerakan nilai tukar nonfungsional terhadap mata uang lainnya sangat mempengaruhi laporan keuangan konsolidasian.

Kebijakan berkaitan dengan risiko nilai tukar yang saat ini dijalankan adalah secara natural dan lindung nilai yaitu:

• Perusahaan melakukan transaksi cross currency swap (CCS) untuk meminimalkan kemungkinan risiko melemahnya nilai mata uang fungsional.

• Perusahaan memanfaatkan peluang harga pasar nilai tukar mata uang lainnya (multi currency) untuk menutup kemungkinan risiko melemahnya nilai tukar fungsional dan begitu sebaliknya, sehingga secara natural risiko adanya pergerakan nilai tukar mata uang nonfungsional bisa saling menghilangkan. Transaksi valuta mata uang bisa dilakukan dengan selalu mempertimbangkan kurs yang menguntungkan perusahaan. • Perusahaan mengatur risiko dengan berusaha menyelaraskan penerimaan dan

pembayaran untuk setiap jenis mata uang.

3) Risiko Suku Bunga

Risiko suku bunga didefinisikan sebagai penurunan nilai aset/pendapatan atau peningkatan nilai liabilitas/pengeluaran yang disebabkan perubahan tingkat suku bunga.

Pendapatan perusahaan dipengaruhi oleh beban bunga yang berdampak terhadap perubahan tingkat bunga dari pinjaman jangka pendek maupun jangka panjang termasuk juga pembayaran bunga untuk sewa pesawat.

Acuan tingkat suku bunga yang digunakan adalah mengambang yaitu LIBOR untuk pinjaman USD dan rata-rata tingkat suku bunga Bank Pemerintah untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah. Pergerakan tingkat suku bunga sangat berpengaruh terhadap

(5)

5 Kebijakan perusahaan yang terkait risiko suku bunga adalah dengan mengelola eksposur pada pinjaman bersuku bunga mengambang dengan strategi lindung nilai tingkat suku bunga. Kontrak transaksi lindung nilai sampai dengan 31 Desember 2015 telah berjalan dengan interest swap atas beberapa transaksi.

Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Zainul Kisman and Shintabelle Restiyanita M yang menggunakan model APT dengan uji T-Test bahwa interest rate atau suku bunga berpengaruh negative terhadap return saham yang berarti semakin rendah suku bunga maka harga saham akan semakin tinggi dan hal ini akan menarik investor untuk membeli saham perusahaan. Dan mempengaruhi tingkat pengembalian

saham yang lebih tinggi.

PT Garuda Indonesia Tbk melakukan kerjasama dengan beberapa bank yang dipercaya untuk kerjasama lindung nilai melalui transaksi Cross Currency Swap. Berikut penjelasan jumlah transaksi yang dilakukan :

Cross Currency Swap Jumlah Nosional

Periode 31 Desember 2015 Utang (USD) Awal Akhir

Bank Negara Indonesia Rp500.000.000.000 9 Mei 2014

9 Mei

2017 (5,201,246)

Rp250.000.000.000 13 Januari 2015 5 Juli 2018 (3,116,601) Standard Chartered Bank Rp250.000.000.000 13 Januari 2015 5 Juli 2018 (3,116,601)

Rp150.000.000.000 5 April 2015 5 Juli 2018 (1,423,128)

CIMB Niaga Rp500.000.000.000 13 Januari 2015 5 Juli 2018 (5,928,827)

Bank Mega Rp300.000.000.000 5 April 2015 5 Juli 2018 (2,817,689) Bank Internasional

Indonesia Rp400.000.000.000 5 April 2015 5 Juli 2018 (3,756,919) ANZ Bank Indonesia Rp150.000.000.000 5 April 2015 5 Juli 2018 (1,420,272)

Jumlah Total (26,781,283)

(6)

6 Manfaat lindung nilai bagi perusahaan, ialah :

1. Dipatoknya nilai tukar Rupiah terhadap dolar, pembayaran Rupiah untuk biaya operasional dalam dolar AS menjadi stabil dan kegiatan operasional perusahaan dapat lebih konsisten. Bisa kita lihat, bahwa beban operasional khususnya pembelian bahan bakar oleh PT Pertamina (Persero) mengalami penurunan 32,7% atau sebesar USD 510.445.862.

2. Melindungi pendapatan bersih perusaahaan dari pengaruh perubahan harga keuangan bahkan mampu memanfaatkan perubahan harga tersebut sebagai suatu kesempatan untuk meningkatkan laba. Pada tahun 2012 dan 2013 sebelum perusahaan melakukan

lindung nilai, perusahaan telah memanfaatkan peluang perbedaan nilai tukar mata uang lain untuk menutup kemungkinan risiko kerugian.

Hasil dari pemanfaatan peluang perbedaan nilai tukar mata uang dari tahun 2012 ke tahun 2013 :

- Rupiah mengalami penguatan dan menambah laba setelah pajak

perusahaan sebesar 23,12%

- Kerugian atas mata uang Yen berkurang sebesar 40,25% - Kerugian atas mata uang AUD berkurang sebesar 55,56%

Hasil dari pemanfaatan peluang perbedaan nilai tukar mata uang dan pelaksanaan lindung nilai dari tahun 2014 ke tahun 2015 :

- Pada tahun 2015 rupiah mengalami penguatan dan menambah laba setelah

pajak perusahaan sebesar 2.964.297, hal ini justru menurun dari tahun 2014 yaitu rupiah menguat dan menambah laba sebesar 3.247.885 yang berarti penguatan dari rupiah pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 23,12%

- Kerugian atas mata uang Yen berkurang sebesar 42,68% - Kerugian atas mata uang AUD berkurang sebesar 73,80%

3. Menukar tingkat suku bunga yang menjadi referensi dan risiko nilai tukar. Kontrak transaksi lindung nilai sampai dengan 31 Desember 2015 telah berjalan dengan interest swap atas beberapa transaksi mengurangi beban bunga atas pinjaman jangka

panjang, utang obligasi, utang bank, sewa pembiayaan, dan lain lain sebesar 6,46%.

(7)

7 Internasional Indonesia dan ANZ Bank. CCS ini dirancang sebagai arus kas lindung nilai yang dapat memitigasi perubahan mata uang fungsional setara arus kas terkait dengan obligasi dalam mata uang Rupiah akibat perubahan forward rate.

Perjanjian ini berlaku dimana pada tiap-tiap tanggal pembayaran pokok dan bunga, Perusahaan akan menerima suku bunga tetap sebesar 9,25% per tahun atas nilai nosional dan membayar suku bunga tetap sesuai kesepakatan yang telah ditentukan per tahun atas nilai nosional

Kerugian jika perusahaan tidak melakukan lindung nilai, ialah :

1. Laba rugi selisih kurs adalah “outside factors“, artinya pada beberapa hal kita

harus menyingkirkan laba rugi selisih kurs dalam penilaian kita terhadap perusahaan. Apabila perusahaan menghasilkan performa (laba) maksimal dalam operasi namun kemudian performa ini tergerus oleh rugi selisih kurs jika perusahaan tidak melakukan lindung nilai

2. Dari performa yang melemah maka masyarakat atau investor memandang

negative atas kegiatan perusahaan dan akan enggan untuk menginvestasikan dananya ke perusahaan

3. Perusahaan akan kesulitan memenuhi biaya operasional karena hampir seluruh

transaksi operasional seperti pembelian bahan bakar, biaya maintenance dan penyewaan pesawat dilakukan menggunakan dollar, sehingga perusahaan tidak bisa menghindari atau mengurangi risiko melonjaknya biaya operasional jika dibayar dalam mata uang Rupiah karena pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS.

4. Tidak dapat memitigasi fluktuasi nilai tukar sehingga perusahaan tidak dapat

(8)

8

DAFTAR PUSTAKA

PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.2012. Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Auditor Independen. Diambil dari : www.idx.co.id (5 Desember 2017)

PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.2015. Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan

Auditor Independen. Diambil dari : www.idx.co.id (5 Desember 2017)

Kisman, Z., & Shintabelle Restiyanita, M.2015. The Validity of Capital Asset Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in Predicting the Return of Stocks in Indonesia Stock Exchange.American Journal of Economics, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184-189

Damanik, Hepdityo Rizki Adam.2015. Keputusan Lindung Nilai dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Studi Empiris Pada Bank Konvensional yang Terdaftar di BEI

Periode 2009-2013)

Referensi

Dokumen terkait

Lingkungan kerja yang baik dan menyenangkan dapat meningkatkan gairah dan semangat kerja dalam perusahaan juga akan mendorong para karyawan untuk bekerja dengan

(c) Penelaah pengendalian mutu perikatan: Seorang rekan, personel lain dalam KAP, personel di luar KAP dengan kualifikasi yang sesuai, atau suatu tim yang terdiri

8enis hepatitis B dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan sel-sel hati, #irus dapat bertahan dan menetap di dalam tubuh, sehingga bersifat kronis dan selanjutnya

Dari hasil analisis melalui regresi linear berganda yang dilakukan maka diperoleh nilai koefisien di masing-masing Kota/Kabupaten di Aceh Bagian Timur yaitu, Kabupaten

Model konseptual UTAUT yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2, meliputi Ekspektasi Kinerja ( Performance Expectancy), Ekspektasi Usaha

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel X (Penerapan.. Just In Time ) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y1 (Efisiensi biaya produksi) dengan

Di dalam standar akademik ini, dirumuskan tujuan pendidikan dan etika FKIK UNTAD, serta butir-butir mutu yang digunakan di FKIK UNTAD, yaitu: kurikulum jurusan/program

Tanah yang subur akan produktif jika dikelola dengan tepat, menggunakan teknik pengelolaan dan jenis tanaman yang sesuai (Sugeng Winarso, 2005). Untuk mengetahui nilai