• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peramalan Tingkat Produksi Karet Tahun 2018 Di Kabupaten Simalungun Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peramalan Tingkat Produksi Karet Tahun 2018 Di Kabupaten Simalungun Chapter III VI"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET

3.1 Sejarah Singkat Kabupaten Simalungun

3.1.1 Latar Belakang Terbentuknya Kabupaten Simalungun

Pada tahun 1999, Pemerintah Republik Indonesia menetapkan Undang-undang No.70 Tahun 1999 yaitu Undang-Undang tentang Pemindahan Ibukota Daerah Kabupaten Simalungun dari wilayah kota Pematang Siantar ke Kecamatan Raya dan menjadi daerah otonom yang berhak mengatur rumah tangganya sendiri dengan Bupati yang pertama yaitu Madja Purba.

Kabupaten Simalungun memiliki wilayah administrasi yang terdiri dari 31 kecamatan, yakni:

1. Kec. Silimakuta dengan 6 desa;

2. Kec. Pamatang Silimahuta dengan 10 desa; 3. Kec. Purba dengan 13 desa;

4. Kec. Haranggaol Horison dengan 4 desa;

5. Kec. Dolok Pardamean dengan 16 desa; 6. Kec. Sidamanik dengan 14 desa;

7. Kec. Pamatang Sidamanik dengan 9 desa; 8. Kec. Girsang Sipangan Bolon dengan 3 desa;

9. Kec. Tanah Jawa dengan 19 desa;

10.Kec. Hatonduhan dengan 9 desa;

(2)

11.Kec. Dolok Panribuan dengan 15 desa; 12.Kec. Jorlang Hataran dengan 12 desa;

13.Kec. Panei dengan 16 desa;

14.Kec. Panombeian Panei dengan 11 desa;

15.Kec. Raya dengan 17 desa;

16.Kec. Dolok Silou dengan 14 desa;

17.Kec. Silou Kahean dengan 16 desa;

18.Kec. Raya Kahean dengan 13 desa;

19.Kec. Tapian Dolok dengan 10 desa;

20.Kec. Dolok Batu Nanggar dengan 14 desa;

Kec. Siantar dengan 17 desa;

21.Kec. Gunung Malela dengan 16 desa;

22.Kec. Gunung Maligas dengan 9 desa;

23.Kec. Hutabayu Raja dengan 15 desa;

24.Kec. Jawa Maraja Bah Jambi dengan 8 desa;

25.Kec. Pamatang Bandar dengan 11 desa;

26.Kec. Bandar Huluan dengan 10 desa;

27.Kec. Bandar dengan 14 desa;

28.Kec. Bandar Masilam dengan 10 desa;

(3)

29.Kec. Bosar Maligas dengan 16 desa;

30.Kec. Ujung Padang dengan 19 desa;

(4)

3.1.2 Lokasi dan Keadaan Geografis

Kabupaten Simalungun berada di bagian selatan wilayah Kabupaten Toba Samosir. Wilayah kabupaten ini berada pada ketinggian 0-1.400 m di atas permukaan laut, dengan topografi datar hingga pegunungan.

Secara geografis Kabupaten Simalungun terletak antara 02°36’ hingga

03°18’LU dan 98°32’ hingga 99°35’BT. Batas-batas wilayah Kabupaten

Simalungun sebagai berikut:

Sebelah utara : Kabupaten Serdang Bedagai. Sebelah selatan : Kabupaten Toba Samosir. Sebelah timur : Kabupaten Karo.

Sebelah barat : Kabupaten Batubara dan Kabupaten Asahan.

Beragam bentang alam terdapat di Kabupaten Simalungun. 75% lahannya berada pada kemiringan 0-15% sehingga Kabupaten Simalungun merupakan Kabupaten terluas ketiga setelah Kabupaten Madina dan Kabupaten Langkat di Sumatera Utara dan memiliki letak yang cukup strategis serta berada di kawasan wisata Danau Toba-Parapat.

3.1.3 Penduduk

Berdasarkan hasil proyeksi penduduk tahun 2015, jumlah penduduk di Kabupaten Simalungun tercatat 849.405 jiwa. Jumlah penduduk tersebut terdiri atas 423.202 laki-laki dan 426.203 perempuan. Dari seluruh kecamatan yang ada, Kecamatan Tanah Jawa memiliki jumlah penduduk terbanyak, yaitu 47.508 jiwa. Sementara itu, Kecamatan Haranggaol Horison memiliki jumlah penduduk terendah di

(5)

Kabupaten Simalungun, yaitu 5.070 jiwa. Dengan luas wilaah 4.372,50 , rata-rata kepadatan penduduk di kabupaten ini berada pada kisaran 194,26 jiwa per

3.1.4 Sumber Daya Alam (Perkebunan)

Kabupaten Simalungun memiliki beragam potensi alam yang sangat potensial untuk dikembangkan. Potensi tersebut meliputi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, kehutanan, hingga pertambangan.

Topografi wilayah Kabupaten Simalungun yang terletak di dataran tinggi dan bergunung-gunung sangat potensial untuk pengembangan sektor perkebunan. Jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di wilayah Kabupaten Simalungun ialah karet, sawit, kopi robusta, kopi arabika, kelapa, kakao, cengkih, kulit manis, aren, kemiri, dan jarak pagar. Sebagian besar perkebunan yang ada di kabupaten ini ialah perkebunan rakyat. Bahkan, berdasarkan Kabupaten Simalungun dalam Angka 2016, terdapat 30.019,44 ha perkebunan yang dikembangkan oleh petani setempat. Angka tersebut terdiri atas 16.005,93 ha perkebunan kelapa sawit, dan 14.013,51 ha perkebunan karet.

Berdasarkan kuantitas produksi, komoditas unggulan perkebunan di Kabupaten Simalungun ialah karet. Dari 31 kecamatan yang ada, Kecamatan Raya Kahean memiliki luas dan produksi karet tertinggi di Kabupaten Simalungun, yaitu 8.878,98 ha dengan produksi 8.071,15 ton. Sementara itu, Kecamatan Hutabayu Raja memiliki luas lahan dan produksi terendah di Kabupaten Simalungun yaitu 3,50 ha dengan produksi 2,59 ton.

(6)

3.2 Sejarah Singkat BPS (Badan Pusat Statistik)

3.2.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

1. Pada bulan Februari 1920, Kantor Statistik pertama kali didirikan oleh Direktur pertanian, Kerajinan dan Perdagangan (Directure Vand Landbow Nijeverheiden Handed) dan Berkedudukan di Bogor. Kantor ini diserahi tugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik.

2. Pada bulan Maret 1923, dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut diberi tugas untuk merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mungkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang statistik di Indonesia.

3. Pada tanggal 24 September 1924, nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistik (CKS) atau kantor statistik dan di pindahkan ke Jakarta. Bersama dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme Statistik Perdagangan yang semula dilakukan oleh kantor Invoer Vitvoer en Accijnsen (IUA) yang sekarang disebut kantor Bea dan Cukai.

3.2.2 Masa Pemerintahan Jepang

1. Pada bulan Juni 1944, pemerintah Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan Statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer.

(7)

2. Pada masa ini Central Kantor Voor de Statistik (CKS) diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3.2.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

1. Setelah Proklamasi kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan Statistik ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia) dipindahkan ke Yogyakarta sebagai sekuens dari perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintah Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali Central Kantor Voor de Statistik (CKS). 2. Berdasarkan surat edaran kementrian kemakmuran tanggal 12 Juni 1950

Nomor 219/S.C, KAPURRI (Kantor Penyelidik Perangkaan Umum Republik Indonesia) dan Central Voor de Statistik (CKS) dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik (KPS) dan berada dibawah dan bertanggung jawab menteri Kemakmuran.

3. Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor p/44, Lembaga Kantor Pusat Statistik (KPS) berada dibawah dan bertanggung-jawab kepada menteri Perekonomian. Selanjutnya keputusan Menteri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 Nomor:18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A dan bagian penyelenggaraan tata usaha yang disebut Afdeling B.

4. Dengan keputusan Presiden RI Nomor 131 tahun 1957, kementrian Perekonomian dipecah menjadi kementrian Perdagangan dan kementrian

(8)

Perindustrian. Untuk selanjutnya keputusan Presiden RI Nomor 172, terhitung tanggal 1 Juni 1957 Kantor Pusat Statistik (KPS) diubah menjadi Biro Pusat Statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang berada dibawah perdanana mentri.

3.2.4 Masa Orde Baru Sampai Sekarang

1. Dalam rangka perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan pada organisasi Badan Pusat Statistik.

2. Dalam masa orde baru ini Badan Pusat Statistik telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi:

1) Peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 tentang organisasi Badan Pusat Statistik.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi Badan Pusat Statistik.

3) Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 1992 tentang organisasi Badan Pusat Statistik dan Keputusan Presidan Nomor 6 tahun 1992 tentang kedudukan, fungsi, susunan dan tata Kerja Biro Pusat Statistik.

4) Undang-undang Nomor 16 tahun 1917 tentang Statistik.

5) Keputusan Presiden RI Nomor 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik.

6) Keputusan Pemerintah Nomor 51 tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Statistik.

(9)

3. Tahun 1968, ditetapkan peraturan Pemerintah Nomor 16 tahun 1968 yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980 peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti peraturan pemerintah Nomor 16 tahun 1968. Berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 1980 di tiap Provinsi terdapat perwakilan BPS.

4. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 tahun1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik, sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

3.2.5 Visi dan Misi BPS (Badan Pusat Statistik) Provinsi Sumatera Utara

1. Visi BPS (Badan Pusat Statistik)

Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistik sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung Sumber Daya Manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutakhir.

2. Misi BPS (Badan Pusat Statistik)

Dalam menunjuk pembangunan nasional Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan statistik pada penyediaan data statistik yang bermutu, handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik serta pengembanan ilmu pengetahuan statistik.

(10)

3.2.6 Struktur Organisasi Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Setiap perusahaan baik perusahaan pemerintah maupun swasta mempunyai struktur organisasi, karena perusahaan juga merupakan organisasi. Dimana organisasi adalah suatu sistem dari aktivitas kerjasama yang terorganisir, yang dilaksanakan oleh sejumlah orang untuk mencapai tujuan bersama.

Dalam struktur organisasi ditetapkan tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap orang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta bagaimana hubungannya yang satu dengan yang lain.

Dengan adanya struktur organisasi perusahaan yang baik, maka dapat diketahui pembagian tugas antara para pegawai dalam rangka pencapaian tujuan. Adapun struktur organisasi yang dipakai oleh Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara adalah struktur organisasi berbentuk Lini dan staff.

1. Bagian Tata Usaha/Kepegawaian 2. Bidang Statistik Produksi

3. Bidang Statistik Distribusi 4. Bidang Statistik Kependudukan

5. Bidang Pengolahan, Penyajian dan Pelayanan Statistik 6. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Dalam menjalankan suatu organisasi maka diperlukan personal-personal jabatan tertentu dalam organisasi tersebut di mana masing-masing diberi tugas dan fungsi job description atau pembagian kerja. Kepala kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :

1. Sub Bagian Urusan Dalam 2. Sub Bagian Perlengkapan

(11)

3. Sub Bagian Keuangan 4. Sub Bagian Kepegawaian 5. Sub Bagian Bina Program

Sedangkan bidang penunjang statistik ada 5 bidang, yaitu: 1. Bidang Statistik Produksi

Bidang Statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik pertanian, industri serta statistik konstruksi pertambangan dan energi.

2. Bidang Statistik Distribusi

Bidang Statistik Distribusi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik konsumen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta Statistik Kesejahteraan.

3. Bidang Statistik Sosial

Bidang Statistik Kependudukan mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan,statistik demografi dan rumah tangga, statistik ketenaga kerjaan dan statistik.

4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Distribusi Sosial

Bidang Statistik Pengolahan Data mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan dan penyiapan data, penyusunan sistem dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.

5. Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik

Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan penyusunan neraca produksi, neraca konsumen dan akumulasi penyajian analisis serta kegiatan penerapan statistik.

(12)

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI

(13)

BAB 4

PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data

Data yang akan diolah adalah data produksi karet rakyat. Pengambilan data dilakukan di Badan Pusat Statistik Provinsi (BPS) Sumatera Utara di Jln. Asrama No. 179 Medan, data yang diambil adalah jumlah produksi karet rakyat tahun 2005-2015.

Tabel 4.1 Data Jumlah Produksi Karet Rakyat di Kabupaten Simalungun Tahun 2005 – 2015

Tahun Periode Produksi Karet (Ton)

2005 1 10.832

2006 2 10.911

2007 3 10.982

2008 4 11.027

2009 5 11.010

2010 6 11.073

2011 7 11.263

2012 8 11.434

2013 9 11.619

2014 10 12.155

2015 11 12.133

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara

(14)

27

4.2 Penyajian Data Dalam Bentuk Grafik

Gambar 4.1 Grafik Produksi Karet di Kabupaten Simalungun Tahun 2005–2015

4.3. Metode Smoothing Eksponensial Linier Satu Parameter dari Brown

Adapun peramalan produksi karet tersebut adalah sebagai berikut:

Tahun ke-1 (2005):

e. Ft m = peramalan tahun kedua (F2) ditentukan sebesar produksi tahun

pertama yaitu sebesar 10.832 10800

Jumlah Produksi Karet Tahun 2005-2015

(15)

28

e. Forecast tahun ke 3 dengan m=1

(16)

29

e. Forecast tahun ke 4 dengan m=1

(17)

30

e. Forecast tahun ke 5 dengan m=1

(18)

31

e. Forecast tahun ke 6 dengan m=1

(19)

32

e. Forecast tahun ke 7 dengan m=1

(20)

33

e. Forecast tahun ke 8 dengan m=1

(21)

34

e. Forecast tahun ke 9 dengan m=1

(22)

35

e. Forecast tahun ke 10dengan m=1

(23)

36

e. Forecast tahun ke 10dengan m=1

(24)

37

Tahun ke 11 (2015)

= 12.133

a. St = +

= 0,1(12.133)+(1-0,1)(11.162,57) = 0,1(12.155)+(0,9)(11.162,57) = 11.259,62

b. St = St (1 )St1

= 0,1(11.259,62)+(0,9)(10.916,86) = 10.951,13

c. at = St(StSt)2St St

= 2(11.259,62)-(10.951,13) = 11.568,1

d. bt = ( )

1 St St

   

=

(11.259,62-10.951,13) = 34,276

(25)

38

Perhitungan forecast untuk pemulusan eksponensial ganda α=0,1 dibuat dalam

bentuk tabel dibawah.

Tabel 4.2 Forecast Untuk Pemulusan Eksponensial Ganda (α=0,1)

Tahun Periode Jumlah S't S''t at bt Ft+m

Gambar 4.2 Grafik Forecast untuk pemulusan eksponensian ganda α=0,1 0

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Pr

Forecast untuk pemulusan eksponensial ganda=0,1

Ft+m

Jumlah

Periode

(26)

39

Dari tabel diatas dapat dicari nilai kesalahan ramalan dengan menggunakan MSE dengan formula sebagai berikut:

2

Dimana untuk mendapatkan nilai harus terlebih dahulu memperoleh nilai , ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut:

=

e untuk periode ke-3(tahun 2007)

=

= 10.982 – 10.847,8

= 134

e untuk periode ke-4(tahun 2008)

=

= 11.027 – 10.875,43

= 152

e untuk periode ke 5(tahun 2009)

=

= 11.010 –10.907,88

= 102

(27)

40

e untuk periode ke 6 (tahun 2010)

=

= 11.073 – 10.931,95

= 141

e untuk periode ke 7 (tahun 2011)

=

= 11.263 – 10.964,83

= 298

e untuk periode ke 8 (tahun 2012)

=

= 11.434 – 11.030,54

= 403

e untuk periode ke 9 (tahun 2013)

=

= 11.619 – 11.120,29

= 499

e untuk periode ke 10 (tahun 2014)

=

(28)

41

= 12.155– 11.233,13

= 922

e untuk periode ke 11 (tahun 2015)

=

= 12.133 – 11.433,59

= 697

Hasil forecast dan mean square error dengan α=0,1 dibuat dalam bentuk tabel di

bawah

Tabel 4.3 forecast dan Mean Square Error dengan (α=0,1)

Tahun Jumlah Ft+m et et²

2005 10.832

2006 10.911

2007 10.982 10.847,8 134 17.956

2008 11.027 10.875,43 152 23.104

2009 11.010 10.907,88 102 10.404

2010 11.073 10.931,95 141 19.881

2011 11.263 10.964,83 298 88.804

2012 11.434 10.030,54 403 162.409

2013 11.619 11.120,29 499 249.001

2014 12.155 11.233,13 922 850.084

2015 12.133 11.435,59 697 485.809

Jumlah 3349 1.907.926

(29)

42

211.992

Gambar 4.3 Grafik forecast dan mean square error dengan α=0,1

Dengan menggunakan perhitungan yang sama maka dapat ditentukan nilai smoothing eksponensial Tunggal, Ganda dan ramalan yang akan datang untuk α=

0,2 sampai dengan α=0,9

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Juml

a

h

Tahun

Forecast dan Mean Square Error dengan

α

=0,1

et²

et

Ft+m

Jumlah

(30)

43

4.4 Pengolahan Data

Tabel 4.4 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,1

Tahun Periode Produksi S't S''t at bt Ft+m et et²

2005 1 10.832 10.832 10.832

2006 2 10.911 10839,9 10832,79 10847,01 0,79

2007 3 10.982 10854,11 10834,92 10873,3 2,132 10847,80 134 18.010 2008 4 11.027 10871,4 10838,57 10904,23 3,6477 10875,43 152 22.973 2009 5 11.010 10885,26 10843,24 10927,28 4,66894 10907,88 102 10.429 2010 6 11.073 10904,03 10849,32 10958,75 6,079455 10931,95 141 19.896 2011 7 11.263 10939,93 10858,38 11021,48 9,061178 10964,83 298 88.907 2012 8 11.434 10989,34 10871,48 11107,2 13,09576 11030,54 403 162.779 2013 9 11.619 11052,3 10889,56 11215,05 18,08282 11120,29 499 248.707 2014 10 12.155 11162,57 10916,86 11408,29 27,30150 11233,13 922 849.842 2015 11 12.133 11259,62 10951,13 11568,1 34,27562 11435,59 697 486.384

Jumlah 3.349 1.907.926

Untuk α=0,1 maka:

211.992

(31)

44

Tabel 4.5 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,2

Tahun Periode Produksi S't S''t at bt Ft+m et et²

2005 1 10.832 10.832 10.832

2006 2 10.911 10847,8 10835,16 10860,44 3,16

2007 3 10.982 10874,64 10843,06 10906,22 7,896 10863,6 118 14.019

2008 4 11.027 10905,11 10855,47 10954,76 12,4112 10914,12 113 12.742 2009 5 11.010 10926,09 10869,59 10982,59 14,12448 10967,17 43 1.835 2010 6 11.073 10955,47 10886,77 11024,18 17,17600 10996,71 76 5.820 2011 7 11.263 11016,98 10912,81 11121,15 26,04193 11041,35 222 49.128 2012 8 11.434 11100,38 10950,32 11250,44 37,51445 11147,19 287 82.262 2013 9 11.619 11204,11 11001,08 11407,13 50,75629 11287,95 331 109.591 2014 10 12.155 11394,28 11079,72 11708,85 78,64081 11457,89 697 485.967 2015 11 12.133 11542,03 11172,18 11911,87 92,46127 11787,49 346 119.378

Jumlah 2.233 880.741

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,2 maka:

97.860

(32)

45

Tabel 4.6 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,3

Tahun Periode Produksi S't S''t at bt Ft+m et et²

2005 1 10.832 10.832 10.832

2006 2 10.911 10855,7 10839,11 10872,29 7,11

2007 3 10.982 10893,59 10855,45 10931,73 16,344 10879,4 103 10.527 2008 4 11.027 10933,61 10878,90 10988,32 23,4477 10948,07 79 6.230

2009 5 11.010 10956,53 10902,19 11010,87 23,28822 11011,77 -2 3

2010 6 11.073 10991,47 10928,97 11053,97 26,78414 11034,16 39 1.509 2011 7 11.263 11072,93 10972,16 11173,70 43,18656 11080,75 182 33.215 2012 8 11.434 11181,25 11034,89 11327,61 62,72696 11216,88 217 47.139 2013 9 11.619 11312,58 11118,19 11506,96 83,30633 11390,34 229 52.285 2014 10 12.155 11565,3 11252,33 11878,28 134,1326 11590,26 565 318.928 2015 11 12.133 11735,61 11397,31 12073,91 144,9856 12012,41 121 14.542

Jumlah 1.532 484.377

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,3 maka:

53.820

(33)

46

Tabel 4.7 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,4

Tahun Periode Produksi S't S''t at bt Ft+m et et²

2005 1 10.832 10.832 10.832

2006 2 10.911 10863,6 10844,64 10882,56 12,64

2007 3 10.982 10910,96 10871,17 10950,75 26,528 10895,2 87 7.534

2008 4 11.027 10957,38 10905,65 11009,1 34,4832 10977,28 50 2.472 2009 5 11.010 10978,43 10934,76 11022,09 29,10976 11043,58 -34 1.128

2010 6 11.073 11016,26 10967,36 11065,15 32,59776 11051,2 22 475

2011 7 11.263 11114,95 11026,4 11203,51 59,0378 11097,75 165 27.308 2012 8 11.434 11242,57 11112,87 11372,28 86,47016 11262,55 171 29.396 2013 9 11.619 11393,14 11224,98 11561,31 112,1106 11458,75 160 25.681 2014 10 12.155 11697,89 11414,14 11981,63 189,1634 11673,42 482 231.920 2015 11 12.133 11871,93 11597,26 12146,61 183,1163 12170,79 -38 1.428

Jumlah 1.065 327.342

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,4 maka:

36.371

(34)

47

Tabel 4.8 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,5

Tahun periode Produksi S't S''t at bt Ft+m et et²

2005 1 10.832 10.832 10.832

2006 2 10.911 10871,5 10851,75 10891,25 19,75

2007 3 10.982 10926,75 10889,25 10964,25 37,5 10911 71 5.041

2008 4 11.027 10976,88 10933,06 11020,69 43,8125 11001,75 25 638 2009 5 11.010 10993,44 10963,25 11023,63 30,1875 11064,5 -55 2.970 2010 6 11.073 11033,22 10998,23 11068,2 34,98438 11053,81 19 368 2011 7 11.263 11148,11 11073,17 11223,05 74,9375 11103,19 160 25.540 2012 8 11.434 11291,05 11182,11 11400 108,9414 11297,98 136 18.500 2013 9 11.619 11455,03 11318,57 11591,48 136,457 11508,94 110 12.114 2014 10 12.155 11805,01 11561,79 12048,24 243,2217 11727,94 427 182.379 2015 11 12.133 11969,01 11765,4 12172,61 203,6074 12291,46 -158 25.109

Jumlah 735 272.659

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,5 maka:

30.295

(35)

48

Tabel 4.9 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,6

Tahun periode Produksi S't S''t at bt Ft+m et et²

2005 1 10.832 10.832 10.832

2006 2 10.911 10879,4 10860,44 10898,36 28,44

2007 3 10.982 10940,96 10908,75 10973,17 48,312 10926,8 55 3.047

2008 4 11.027 10992,58 10959,05 11026,12 50,2992 11021,48 6 30

2009 5 11.010 11003,03 10985,44 11020,63 26,38944 11076,42 -66 4.411 2010 6 11.073 11045,01 11021,18 11068,84 35,74368 11047,02 26 675 2011 7 11.263 11175,81 11113,96 11237,65 92,77263 11104,59 158 25.095 2012 8 11.434 11330,72 11244,02 11417,43 130,0591 11330,43 104 10.727 2013 9 11.619 11503,69 11399,82 11607,56 155,8037 11547,49 72 5.114 2014 10 12.155 11894,48 11696,61 12092,34 296,7935 11763,36 392 153.381 2015 11 12.133 12037,59 11901,2 12173,98 204,5862 12389,13 -256 65.603

Jumlah 489 268.084

Sumber: Hasil perhitungan

Untukα=0,6 maka:

29.787

(36)

49

Tabel 4.10 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,7

Tahun Periode Produksi S't S''t at bt Ft+m et et²

2005 1 10.832 10.832 10.832

2006 2 10.911 10887,3 10870,71 10903,89 38,71

2007 3 10.982 10953,59 10928,73 10978,45 58,016 10942,6 39 1.552

2008 4 11.027 11004,98 10982,10 11027,85 53,3757 11036,47 -9 90

2009 5 11.010 11008,49 11000,58 11016,41 18,47398 11081,23 -71 5.073 2010 6 11.073 11053,65 11037,73 11069,57 37,15058 11034,88 38 1.453 2011 7 11.263 11200,19 11151,45 11248,93 113,7277 11106,72 156 24.423 2012 8 11.434 11363,86 11300,14 11427,58 148,6831 11362,66 71 5.089 2013 9 11.619 11542,46 11469,76 11615,15 169,6243 11576,26 43 1.826 2014 10 12.155 11971,24 11820,79 12121,68 351,0331 11784,78 370 137.064 2015 11 12.133 12084,47 12005,37 12163,57 184,5737 12472,71 -340 115.405

Jumlah 298 291.977

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,7 maka:

32.442

(37)

50

Tabel 4.11 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,8

Tahun periode Jumlah S't S''t at bt Ft+m et et²

2005 1 10.832 10.832 10.832

2006 2 10.911 10895,2 10882,56 10907,84 50,56

2007 3 10.982 10964,64 10948,22 10981,06 65,664 10958,4 24 557

2008 4 11.027 11014,53 11001,27 11027,79 53,0432 11046,72 -20 389

2009 5 11.010 11010,91 11008,98 11012,83 7,71072 11080,83 -71 5.017 2010 6 11.073 11060,58 11050,26 11070,90 41,28256 11020,54 52 2.752 2011 7 11.263 11222,52 11188,07 11256,97 137,8046 11112,18 151 22.745 2012 8 11.434 11391,70 11350,98 11432,43 162,9105 11394,77 39 1.539

2013 9 11.619 11573,54 11529,03 11618,05 178,0520 11595,34 24 560

2014 10 12.155 12038,71 11936,77 12140,64 407,7444 11796,11 359 128.805 2015 11 12.133 12114,14 12078,67 12149,62 141,8957 12548,39 -415 172.548

Jumlah 143 334.911

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,8 maka:

37.212

(38)

51

Tabel 4.12 Peramalan Produksi karet dengan Pemulusan Eksponensial Ganda Linier dari Brown dengan α= 0,9

Tahun Periode Jumlah S't S''t at bt Ft+m et et²

2005 1 10.832 10.832 10.832

2006 2 10.911 10903,1 10895,99 10910,21 63,99

2007 3 10.982 10974,11 10966,3 10981,92 70,308 10974,2 8 61

2008 4 11.027 11021,71 11016,17 11027,25 49,8717 11052,23 -25 637 2009 5 11.010 11011,17 11011,67 11010,67 -4,49874 11077,12 -67 4.506 2010 6 11.073 11066,82 11061,30 11072,33 49,63154 11006,17 67 4.466 2011 7 11.263 11243,38 11225,17 11261,59 163,8713 11121,96 141 19.891

2012 8 11.434 11414,94 11395,96 11433,91 170,7879 11425,46 9 73

2013 9 11.619 11598,59 11578,33 11618,86 182,3689 11604,70 14 204 2014 10 12.155 12099,36 12047,26 12151,46 468,9259 11801,23 354 125.156 2015 11 12.133 12129,64 12121,40 12137,87 74,14149 12620,39 -487 237.547

Jumlah 13 392.541

Sumber: Hasil perhitungan

Untuk α=0,9 maka:

43.616

(39)

52

Kemudian dari nilai–nilai MSE yang telah diperoleh dapat dilihat nilai α yang memberikan nilai MSE yang paling kecil. Perbandingan ukuran ketepatan metode peramalan produksi karet di Kabupaten Simalungun dengan melihat MSE adalah sebagai berikut:

Tabel 4.13 Perbandingan Ukuran Ketepatan Metode Peramalan

α MSE menghasilkan penyimpangan antara hasil ramalan dan nilai kenyataan sekecil mungkin. Dari Tabel 4.13 diatas, dapat dilihat bahwa MSE yang paling kecil terdapat pada α= 0,6 yaitu dengan MSE= 29.787.

4.5 Penentuan Bentuk Persamaan Peramalan

Melalui cara trial and error dengan 0<α<1, telah diperoleh Hasil Perhitungan peramalan pemulusan eksponensial linier satu parameter dari Brown dengan α=0,6, sehingga dapat ditentukan bentuk persamaan peramalan untuk

periode-periode berikutnya.

Berdasarkan Hasil Perhitungan pada α=0,6, dapat diperoleh persamaan peramalan untuk periode berikutnya yaitu:

(40)

53

12.173,98 + 204.5862(m)

4.6 Peramalan Jumlah Produksi Karet Rakyat untuk Tahun 2016-2018

Setelah diperoleh persamaan peramalan nilai produksi karet, maka dapat dihitung nilai produksi karet untuk dua periode berikutnya, yaitu untuk tahun 2016 sampai 2018.

Perhitungannya adalah:

a. Ramalan untuk tahun 2016 dari tahun 2015 dengan α=0,6

Ft+m = 12.173,98 + 204.5862(m)

F2015+1 = 12.173,98 + 204.5862(1)

F2016 = 12.378,5662

b. Ramalan untuk tahun 2017 dari tahun 2015 dengan α= 0,6

Ft+m = 12.173,98 + 204.5862(m)

F2015+2 = 12.173,98 + 204.5862(2)

F2017 =12.583,1524

c. Ramalan untuk tahun 2018 dari tahun 2015 dengan α= 0,6

Ft+m = 12.173,98 + 204.5862(m)

F2015+3 = 12.173,98 + 204.5862(3)

F2018 =12.787,7386

(41)

54

Tabel 4.14 Peramalan Produksi Karet di Kabupaten Simalungun Untuk Tahun 2016 Sampai 2018

Tahun Periode Peramalan (dalam Ton)

2016 12 12.378,5662

2017 13 12.583,1524

2018 14 12.787,7386

Sumber: hasil perhitungan

Dari hasil peramalan dapat dilihat grafik Produksi karet di Kabupaten Simalungun dari tahun 2005 – 2018 sebagai berikut:

Gambar 4.4 Grafik Produksi Karet di Kab. Simalungun tahun 2005-2018 10000

Hasil Produksi Karet di Kabupaten

Simalungun Tahun 2005-2018

(42)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah prosedur yang dilakukan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal, dan memulai sistem baru atau sistem yang akan diperbaiki.

Tahapan implementasi merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam progamming (coding). dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis menggunakan satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu Microsoft Excel dalam menyelesaikan masalah untuk memperoleh hasil perhitungan.

Dalam hal pengolahan data, komputer mempunyai kelebihan dari manusia yaitu kecepatan, ketepatan, dan keandalan dalam memproses data. Dengan adanya perangkat lunak komputer tersebut kita sangat terbantu karena memang ada kalanya data yang sangat rumit dan banyak tidak dapat dikerjakan secara manual atau dengan menggunakan tenaga manusia yang tentunya membutuhkan waktu dan tenaga yang sangat banyak untuk mengolah data tersebut, disamping itu faktor kesalahan yang dilakukan manusia relatif besar.

Selain itu, dengan adanya perangkat lunak komputer, diharapkan pekerjaan tersebut dapat dilakukan dengan cepat dan tepat, dan dengan tingkat kesalahan yang relatif kecil.

(43)

62

5.2 Microsoft Office Excel

Microsoft Office Excel merupakan program aplikasi lembar kerja elektronik (spread sheet) dari program paket Microsoft Office. Excel merupakan salah satu software pengolahan angka yang cukup banyak digunakan di dunia. Excel merupakan produk unggulan dari Microsoft Corporation yang banyak berperan dalam pengolahan informasi khususnya data yang berbentu kangka, dihitung, diproyeksikan, dianalisis, dan dipresentasikan data pada lembar kerja. Microsoft telah mengeluarkan Excel dalam berbagai dari versi 4, versi 5, versi97, versi 200, versi 2002, versi 2003, versi 2007,versi 2010 dan 2013

Sheet (Lembar Kerja) Excel terdiri dari 256 kolom dan 65536 baris. Setiap kolom

diberi nama dengan huruf mulai dari A,B,C,...,Z kemudian dilanjutkan AA,AB,AC,...,sampai kolom IV. Sedangkan kolom baris ditandai dengan angka mulai dari 1, 2, 3, ... , 65536.

5.3 Langkah – Langkah Memulai Pengolahan Data dengan Microsoft Office

Excel 2013

Tahap pertama yang harus dilakukan adalah mengaktifkan windows dan pastikan

Microsoft Excel berada dalam jaringan Microsoft Windows, kemudian ikuti

langkah- langkah berikut ini :

1. Dari Windows, klik start pada taskbar, lalu klik program maka item menu

program aplikasi yang telah diinstalasi akan tampil.

2. Klik Microsoft Excel.

(44)

63

Gambar 5.1 Cara membuka Microsoft Office Excel

5.4 Lembar Kerja Microsoft Excel

Setelah pengaktifan akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk dipergunakan, lembar kerja Excel tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 5.2 Tampilan Microsoft Office Excel

(45)

64

Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas kebawah sedangkan baris berurutan dari kiri ke kanan yang terdiri atas 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.

Pada setiap kolom dan baris terdapat sel dan ini diidentifikasikan dengan alamat yang merupakan kombinasi antara abjad untuk kolom dan angka untuk baris, disamping itu lembar kerja Excel terdapat banyak elemen yang memiliki fungsi tersendiri.

5.5 Pengisian Data

Pengisian data kedalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan atau pengetikan data kedalamnya. Ada dua alternatif pengisian data, yakni menggunakan keyboard computer atau melalui sub menu yang terdapat pada menu Excel. Dalam pengisian data kedalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data 2. Ketik data yang diinginkan

3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau mengakhirinya, sedangkan alternatif kedua dalam mengisi data adalah menggunakan submenu pada menu edit di Excel. Dengan alternatif ini, akan memiliki banyak pilihan yaitu : down, up, right,l eft, dan series (autofill).

(46)

65

5.6 Pembuatan grafik

Grafik pada Excel dapat dibuat menjadi satu dengan data atau terpisah pada lembar

grafik tersendiri, namun masih berada pada file yang sama. Untuk membuat grafik pada Excel, bias menggunakan icon chart wizard yang terdapat pada toolbar. Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah :

1. Sorot sel atau range sel yang ingin dibuat grafik.

2. Klik insert, lalu pilih atau kilk chart, maka akan tampil kotak dialog chart tipe.

Gambar 5.3 Tampilan Kotak Dialog Chart Tipe.

3. Klik tipe grafik yang diinginkan, dan klik next maka kotak dialog chart source data akan tampil.

4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio buttuon rows atau kolom yang diinginkan, klik next maka akan tampil kotak dialog chart options.

5. Pada chart option, ketik judul grafik. Setelah itu klik next, maka kotak dialog chart akan tampil.

(47)

66

6. Anda dapat memilih tempat untuk meletekkan grafik ini, kemudian klik finish. Maka grafik analisis data akan ditempatkan dilembar kerja yang dipilih.

Gambar 5.4 Tampilan Grafik Analisis Data.

(48)

67

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Bab 4, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Bentuk metode peramalan yang dipilih untuk meramalkan produksi karet rakyat di Kabupaten Simalungun berdasarkan data tahun 2005 sampai tahun 2015 adalah Metode Linier Satu Parameter Dari Brown berdasarkan kriteria MSE terkecil dengan α = 0,6 yaitu dengan nilai 29.787.

2. Bentuk persamaan produksi karet rakyat di Kabupaten Simalungun berdasarkan data tahun 2005 sampai dengan tahun 2015 untuk periode 3 tahun ke depan adalah Ft+m = 12.173,98 + 204,5862 (m). Di mana m

adalah jumlah periode ke depan yang ingin diramalakan = 1,2,3,...,n 3. Nilai ramalan produksi karet rakyat di Kabupaten Simalungun untuk tahun

2016 adalah sebesar 12.378,5662 Ton, untuk tahun 2017 adalah sebesar 12.583,1524 Ton, dan untuk tahun 2018 adalah sebesar 12.787,7386 Ton.

Berdasarkan jumlah hasil peramalan yang diperoleh dari hasil pengolahan data, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah produksi karet rakyat di Kabupaten Simalungun terus meningkat dari tahun ke tahun.

(49)

68

6.2Saran

Adapun saran yang penulis ingin sampaikan adalah :

1. Dengan meningkatnya jumlah produksi karet rakyat di Kabupaten Simalungun maka Pemerintah Kabupaten Simalungun lebih meningkatkan industri pengolahan karet serta meningkatkan pelayanan di bidang perkebunan. Dan Pemerintah Kabupaten Simalungun memberikan sikap dan respon yang lebih baik lagi kepada masyarakat pengelola perkebunan karet rakyat di Kabupaten Simalungun.

2. Dalam meramalkan tingkat produksi karet rakyat di Kabupaten Simalungun, dapat menggunakan Metode Pemulusan (Smoothing) Eksponensial Ganda Linier Satu Parameter dari Brown. Akan sangat membantu jika mengolah data dengan menggunakan alat bantu komputer, khususnya aplikasi Excel.

Gambar

Tabel 4.1 Data Jumlah Produksi Karet Rakyat di Kabupaten
Gambar 4.1 Grafik Produksi Karet di Kabupaten Simalungun Tahun 2005–2015
Tabel 4.2 Forecast Untuk Pemulusan Eksponensial Ganda (α=0,1)
Tabel 4.3 forecast dan Mean Square Error dengan (α=0,1)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian didominasi oleh bentuk lahan vulkanik (71.1%) sesuai dengan proses pembentukan pulau tersebut, sedangkan yang lainnya

Semua bagian yang perlu diperlihatkan dengan jelas, diberi nomor melalui garis petunjuk (garis tipis kontinu), diinformasikan pula daftar bagiannya dalam kepala gambar. 2) Jika

Faktor variety seeking yang terdiri dari indikator, pencarian informasi produk kartu seluler baru, keinginan memiliki lebih dari satu nomor seluler, kesenangan untuk mencoba merek

Atap Candi Tepas sangat mungkin terbuat dari bahan yang mudah rusak, jika demikian Candi Tepas memiliki persamaan dengan gaya Candi Jago yaitu dengan tubuh yang terpotong

Biji dari buah mahoni (Swietenia mahagoni) banyak dimanfaatkan sebagai bahan pestisida nabati. Kandungan bahan aktif dalam biji mahoni adalah flavonoid, saponin, alkaloid,

Masyarakat memiliki tingkat kepentingan yang tinggi pada unsur-unsur pelayanan ini yang diindikasikan oleh nilai indeks harapan masyarakat yang tinggi (di atas

Limbah kulit bawang merah yang dibuang percuma 4. Kulit bawang

Setiap GP3A mempunyai kinerja masing-masing dalam berpartisipasi pada O&amp;P jaringan utama. Kinerja GP3A dinilai dari empat aspek yaitu aspek manajerial