• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Penempatan Thyristor Controlled Series Capacitor (Tcsc) Pada Saluran Transmisi Listrik Sumbagut 150 Kv Menggunakan Metode Fuzzy Logic Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimasi Penempatan Thyristor Controlled Series Capacitor (Tcsc) Pada Saluran Transmisi Listrik Sumbagut 150 Kv Menggunakan Metode Fuzzy Logic Chapter III IV"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III METODOLOGI

3.1 Kerangka Pendekatan

Gambar 3.1 Diagram Kerangka Pendekatan (Sumber: olahan sediri, 2016)

Metode Penelitian Metode deskriptif dan grafis

Pengumpulan Data Survey lapangan

Studi literatur Studi kasus

Analisa Data Analisa Kondisi Tapak dan

Lingkungan Analisa Fungsional

Analisa Teknologi Analisa dan Penerapan Tema

Konsep Desain Analisa Kondisi Tapak dan

Lingkungan Analisa Fungsional

Analisa Teknologi Analisa dan Penerapan Tema

(2)

3.2 Metode Perancangan

Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention Hall Kwala Bekala adalah Metode deskriptif, berikut beberapa definisi tentang Metode Deskriptif :

1. Menurut Nazir (1988: 63) dalam Buku Contoh Metode Penelitian, metode deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

2. Menurut Sugiyono (2005: 21) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas.

3. Menurut Whitney (1960: 160) metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat.

Dapat dikatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa yang terjadi pada saat sekarang atau masalah aktual.

Analisis yang juga digunakan dalam perancangan Convention Hall Kwala Bekala adalah analisis grafis. Analisis grafis adalah analisis dengan teknik penyajian gambar yang berupa gambar perancangan, peta lokasi perancangan, peta jalan, gambar kondisi eksisting kawasan perancangan, serta gambar konsep perancangan. Analisis ini kemudian di kembangkan sehingga mendukung teori suatu perancangan.

Secara singkat dapat diketahui terdapat beberapa langkah-langkah dalam metode penelitian deskriptif, yakni:

1. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif

(3)

3. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian

4. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan

5. Menentukan kerangka berfikir dan pertanyaan penelitian dan atau hipotesis penelitian

6. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan termasuk menentukan populasi, sampel, teknik sampling, instrument pengumpulan data, dan menganalisis data

7. Mengumpulkan, mengorganisasi, dan menganalisis data dengan menggunakan teknik statistik yang relevan

8. Membuat laporan penelitian.

Rancangan penelitian ini digunakan untuk mencapai tujuan penilitian yaitu untuk memahami perancangan Kwala Bekala Convention Hall di kawasan TOD yang dapat digunakan sebagai alternatif desain rancangan untuk mendapatkan bangunan dengan karakteristik yang khas.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam rangka mengumpulkan data yang diperlukan, beberapa metoda pengumpulan data digunakan, yaitu :

1. Survey lapangan (observasi visual)

Dilakukan dengan mengumpulkan data-data tapak lokasi perancangan berupa foto-foto eksisting keadaan tapak yang bertujuan untuk mendapatkan data otentik pada lokasi perancangan.

2. Studi literatur

Dilakukan dengan cara mencari informasi dan data aktual dalam bentuk buku, arsip, dokumen atau jurnal mengenai kawasan perancangan, bangunan Convention Hall.

3. Studi kasus

(4)

3.4 Tahapan Analisa Data

Tahapan analisa data merupakan suatu alat yang digunakan dalam pembahasan dan penyelesaian rumusan masalah yang bertujuan untuk mendapatkan suatu kesimpulan yang menjadi dasar bagi penyelesaian suatu keputusan. Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Singarimbun, 1995).

Analisis dilakukan berdasarkan aspek-aspek dari hasil kajian literatur dan pengumpulan data untuk mengenali karakter kawasan perancangan, permasalahan yang muncul, batasan dan potensi, kebutuhan fungsi, melakukan tinjauan terhadap rencana pengembangan kawasan, melakukan analisis terhadap kajian pustaka untuk mendapatkan karakteristik dan prinsip-prinsip pengembangan dan perancangan Kwala Bekala Convention Hall.

3.5 Tahapan Pemunculan Konsep

Tahap ini menggunakan hasil analisis tahap sebelumnya dan hasil tersebut akan memunculkan teori/landasan yang dapat menyelesaikan permsalahan perancangan dan menyediakan keterangan terhadap fenomena yang ditemui.

3.6 Desain

(5)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan 4.1.1 Analisa Lokasi

Gambar 4.1 Peta Lokasi

(6)

Lokasi perancangan terdapat di dalam Kawasan Kota Baru, dimana merupakan bagian dari Masterplan Kota Mandiri Bekala, di Kwala Bekala. Kwala Bekala terletak berada di pinggiran Kota Medan, merupakan wilayah kelurahan yang ada di kecamatan Medan Johor, Medan, Sumatera Utara.

Kota Baru ini memiliki Luas 22,7ha, dengan jumlah penduduk sekitar 28.617 jiwa.

Table 4.1 Letak dan Geografis Daerah Kecamatan Medan Johor

No Uraian Letak dan Geografis

1 P u l a u Sumatera Utara Deli Serdang

Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat

Kecamatan Medan Polonia Kecamatan Medan Amplas Kecamatan Deli Serdang Kecamatan Medan Selayang (Sumber: Olahan sendiri)

Potensi:

1. Site berada di kawasan pinggiran Kota Medan, dimana bernilai strategis bagi perkembangan perdagangan dan industry, sehingga akan banyak pengunjung yang datang ke bangunan perancangan khusunya pebisnis.

(7)

3. Kawasan merupakan pengembangan dari PT. Propermas Nusa dua, sehingga kawasan ini telah memiliki aturan pembangunan yang diterapkan PTPN II.

Gambar 4.2 Site Perancangan (Sumber: olahan sendiri)

Luas site : ± 1,3 ha Batas Site :

1. Utara : Backbone - Pusat Kreativitas 2. Selatan : Stasiun Kereta Api

3. Timur : Jalan Arteri - Kompleks Pemukiman 4. Barat : Danau - Hotel dan Pasar Kuliner Kontur : Relatif Datar

Bangunan eksisting : Lahan kosong Potensi :

1. Posisi site sangat strategis yaitu berada di jalan arteri primer 2. Terdapat backbone di sekitar site.

(8)

motor, sepeda, dsb). 4. Terdapat di tepi danau

5. Terdapat beberapa fasilitas kota di sekitar site seperti stasiun Kereta Api serta Terminal.

4.1.2 Analisa Peraturan

Peraturan yang dipakai untuk Kawasan Kota Baru ini, adalah peraturan yang sudah ditetapkan di RDTRK Medan Johor

Arahan kepadatan bangunan:

1. Perumahan kepadatan sedang, KDB ditetapkan 20-50% 2. Perdagangan dan jasa, KDB ditetapkan maks 50-70% 3. Fasilitas umum, KDB ditetapkan maks 50-70%

4. Taman Kota, lapangan olahraga, sempadan sungai, sempadan rek kereta api, KDB ditetapkan maks 0-5%

Arahan ketinggian bangunan:

1. Perumahan kepadatan tinggi, sedang, KLB ditetapkan 0,8-1,2

2. Bangunan ruko untuk kawasan perdagangan & jasa, KLB ditetapkan 4 3. Fasilitas umum, KLB ditetapkan 3

4. Taman kota, lapangan olah raga, sempadan sungai, sempadan rel kereta api, KLB ditetapkan 0,1

Garis sempadan bangunan:

1. Jalan Arteri, GSB ditetapkan 12-16m

Meihat kondisi eksisting yang ada, dan kondisi bangunan yang sudah tidak mungkin dilakukan pelebaran, maka idealnya sempadan bangunan yang direncanakan adalah

1. Jalan Arteri, GSB ditetapkan 5m 2. Jalan Kolektor, GSB ditetapkan 6m 3. Jalan Lokal, GSB ditetapkan 4m 4. Jalan Lingkungan, GSB ditetapkan 2m

(9)

Luas total bangunan = KLB x Luas site = 4 x 13000 = 52000 m2

4.1.3 Analisa Bentukan Masa

Bentukan masa bangunan kontenkstual atau mengikuti site dan bentuk auditorium/ruang konvensi.

Gambar 4.5 Fan Shape

(Sumber: Buku Conference,Convention And Exhibition Facilities)

Gambar 4.3 Analisa bentukan masa (Sumber: olahan sendiri, 2016)

(10)

4.1.4 Analisa Bangunan Sekitar

Gambar 4.6 Analisa bangunan sekitar (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Keterangan:

A. Stasiun Kereta Api B. Pusat Kreativitas Remaja C. Hotel dan Pusat Kuliner D. Eco Bussiness Park

E. Hotel dan Pusat Perbelanjaan F. Apartemen dan Rumah Susun

Site berada di Kawasan Kota Baru, dimana fungsi-fungsi bangunannya adalah komersial. Serta terdapat Terminal dan Pusat Pasar Lau Chi di dekat site.

(11)

4.1.5 Analisa Prasarana

Gambar 4.7 Analisa bangunan sekitar (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Keterangan: Titik Halter Bus

Potensi:

1. Terdapat halte bus di depan site perancangan 2. Terdapat parkir sepeda di titik halte bus

3. Terdapat bangku taman di sepanjang jalur pedestrian

(12)

Gambar 4.8 Halte Bus (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Gambar 4.9 Parkir Sepeda (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Gambar 4.10 Bangku Taman dan Tong Sampah (Sumber: olahan sendiri, 2016)

(13)

4.1.6 Analisa View

Gambar 4.12 Analisa View (Sumber: olahan sendiri, 2016)

View terbaik ke arah Danau, Hotel dan Pusat Kuliner, sehingga cocok meletakkan fungsi acara outdoor, untuk memaksimalkan view danau. View timur Stasiun Kereta Api, sedangkan view utara backbone, Pusat Kreativitas Remaja.

site

A. Stasiun Kereta Api

B. Hotel dan Pusat Kuliner

(14)

4.1.7 Analisa Orientasi

Gambar 4.13 Analisa Orientasi (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Keterangan:

Orientasi ke arah jalam Orientasi ke danau Orientasi ke backbone

Potensi:

1 Site perancangan merupakan lokasi strategis, semua sisi site memiliki berorientasi ke lokasi penting seperti kearah danau, jalan, backbone dan stasiun kereta api.

Masalah:

1 Matahari sore tepat berada di arah danau sehingga orientasi bangunan kearah danau perlu perhatian khusus

(15)

2 Semua sisi site berorientasi kelokasi penting sehingga bangunan harus dapat merespon lokasi tersebut.

Solusi:

1 Merancang bangunan yang memanfaatkan keberadaan danau, dengan cara memanfaatkan refleksi bangunan di danau. Pada sisi ini juga di tanam pohon untuk mengurangi cahaya matahari barat yang mengenai bangunan.

2 Merancang sebuah retail yang berorientasi ke backbone dan stasiun kereta api, sehingga fungsi dapat menjadi pendukung fungsi backbone dan juga dapat menghidupkankan aktivitas site setiap harinya

(16)

4.1.8 Analisa Pencapaian

Gambar 4.14 Analisa Pencapaian (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Potensi:

1. Banyak jalan untuk mencapai site perancangan, yaitu dari RSU Adam Malik, Johor, Jl. Jamin Ginting dan Tuntungan

2. Tersedianya moda transportasi untuk menuju site, seperti bus dan angkutan umum

site

dari johor dari jl. jamin

ginting dari rsu

adam malik

(17)

4.1.9 Analisa Sirkulasi

Gambar 4.15 Analisa sirkulasi (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Keterangan:

Jalur kenderaan 2 arah Jalur sepeda

Potensi:

1. Jalur kenderaan di depan site merupakan jalur dua arah, memiliki lebar 30 meter.

2. Terdapat halte bus dan jalur bus untuk memudahkan akses pengunjung ke bangunan.

3. Terdapat jalur sepeda serta jalur pedestrian di sepanjang jalan.

site

jalan arteri sekunder jalan arteri primer

(18)

4.1.10 Analisa Pedestrian

Gambar 4.16 Analisa pedestrian (Sumber: olahan sendiri,2016)

Keterangan: Jalur pedestrian Back Bone

Potensi:

1. Di sepanjang sisi jalan terdapat pedestrian yang mencakup sisi kanan dan kiri jalan.

2. Back Bone berada dibagian utara site. 3. Danau berada di bagian selatan site.

(19)

Gambar 4.17 Solusi pedestrian (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Keterangan: Jalur pedestrian Back Bone

Solusi:

1. Merancang akses pedestrian yang menghubungkan backbone, danau dan jalur pedestrian sehingga pengguna dapat mengakses semua dengan mudah.

2. Menghubungkan backbone, danau dan jalan bertujuan agar bangunan ini selalu di lewati pengunjung sehingga aktivitas di sekitar bangunan dapat hidup walau saat bangunan tidak di pakai.

3. Untuk mendukung pedestrian agar di lalui pengunjung, fungsi retail dan coffe shop dimasukkan dalam bangunan.

4. Entrance bangunan diletakkan di semua sisi agar memudahkan akses ke bangunan.

(20)

4.1.11 Analisa Iklim

Gambar 4.18 Analisa Iklim (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Keterangan: Matahari Angin

Masalah:

1 Matahari sore tepat berada di arah danau sehingga orientasi bangunan kearah danau dipertimbangkan lagi

Solusi:

1 Menanam pohon di bagian sisi barat untuk mengurangi cahaya matahari barat mengenai bangunan.

2 Meletakkan fungsi servis di sisi timur

(21)

4.1.12 Analisa Vegetasi

Gambar 4.19 Analisa Vegetasi (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Keterangan: Titik Vegetasi

Potensi:

1. Di sekitar site, terdapat vegetasi di sepanjang jalur backbone dan di sepanjang jalur pedestrian di dekat jalan raya, yang bisa mem-buffer suara kebisingan. 2. Di samping site, di stasiun kereta api terdapat banyak vegetasi, sehingga bisa

meletakkan fungsi servis, tanpa mengganggu visual fungsi stasiun kereta api. Solusi:

1. Menanam vegetasi di sekitar danau untuk mengurangi panas dari matahari barat, tanpa mengganggu visual pengunjung untuk menikmati view ke danau

(22)

4.1.13 Analisa Kebisingan

Gambar 4.20 Analisa Kebisingan (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Keterangan:

Tingkat Kebisingan Rendah Tingkat Kebisingan Sedang

Masalah:

1. Tingkat kebisingan site tergolong rendah dan sedang terdapat di sekeliling site Solusi:

1. Tidak meletakkan fungsi ruangan yang membutuhkan ketenangan, seperti, retail dan servis di sisi kebisingan sedang, yang bersumber dari Stasiun Kereta Api

(23)

4.1.14 Analisa Utilitas

Gambar 4.21 Analisa Utilitas (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Keterangan: Aliran drainase

Potensi:

1. Aliran drainase dikawasan ini berada di sepanjang kedua sisi jalan. Menggunakan saluran tertutup.

2. Terdapat jaringan telepon.

3. Sumber tenaga listrik berasal dari PLN. Jarak antara dua tiang listrik maksimum 50m.

4. Tempat sampah terletak di sepanjang pedestrian, yang berjarak setiap 30m.

(24)

4.2 Analisa dan penerapan tema

Perancangan Convention Hall di Kwala Bekala, dengan penerapan Prinsip Arsitektur Ikonik Tepi Air diharapkan bisa membuat bangunan tersebut menjadi sebuah identitas bagi kawasan Kwala Bekala. Pemilihan bentuk arsitektur ikonik pada umumnya cenderung ‘menarik’ sehingga mudah dijadikan ‘tanda’ atau ‘ikon’ dari lingkungan sekitar.

Lokasi perancangan yang berada di pinggir danau, membuat bangunan memiliki refleksi bangunannya pada air, dengan memanfaatkan refleksi tersebut maka bentukan yang dipilih adalah bentukan kerang yang simetris bentuknya.

Pemilihan bentuk kerang karena kerang adalah salah satu hewan yang hidup di dalam air dan salah satu makanan laut yang digemari masyarakat Medan, Sumatera Utara.

(25)

4.3 Analisa Fungsional 4.3.1 Analisa Pengguna

Pengguna/pelaku serta kegiatan di Convention Hall disini dapat digolongkan beberapa golongan, yaitu ;

1. Kelompok Pengelola a. Pengelola/Pemilik b. Staff/Karyawan Kegiatannya :

a. Mengawasi dan mengelola seluruh gedung Convention Hall tersebut. b. Memasarkan Convention Hall.

c. Mengelola seluruh administrasi gedung Convention Hall.

d. Memberikan informasi dan menerima pengunjung/ tamu/penyewa. 2. Kelompok Penyewa dan Pengunjung/Tamu

a. Penyewa Convention Hall b. Pengunjung Convention Hall Kegiatannya :

a. Menyewa Convention Hall. b. Menggunakan fasilititas yang ada c. Mengunjungi Convention Hall 3. Kelompok Penunjang

a. Penyewa retail b. Pengunjung retail Kegiatannya :

a. Menyewa retail

b. Menggunakan fasilititas yang ada c. Mengunjungi retail

(26)

Kegiatannya :

a. Menjaga keamanan seluruh gedung Convention Hall. b. Memaintenance seluruh fasilitas utilitas yg tersedia

4.3.2 Analisa Kebutuhan Ruang

Sesuai dengan kegiatan dan pelaku di dalam Convention Hall ini menimbulkan banyaknya kebutuhan akan ruang-ruang tertentu, baik itu bersifat publik maupun privat. Adapun kebutuhan ruang di dalam Convention Hall sesuai dengan kegiatan pengguna adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Kebutuhan Ruang Kelompok

Kegiatan

Fasilitas Kegiatan

Pemakai Kegiatan Kebutuhan

Ruang Convention Hall

Main Hall R.

Konvensi

Pengunjung 1. Menghadiri acara konfrensi

2. Menghadiri seminar

1. R. Hall Penyewa 1. Menyiapkan materi

(27)

3. Membantu pihak

Pengunjung 1. Menghadiri seminar 2. Menghadiri resepsi

1. R. Hall Penyewa 1. Menyiapkan materi

2. Mengkoordinasi acara

3. Mengadakan seminar

4. Mengadakan resepsi Karyawan 1. Mengatur dan

R. Pameran R. Pamer Pengunjung 1. Menghadiri pameran R. Pameran Penyewa 1. Menyiapkan materi

(28)

3. Membantu pihak penyewa tempat Ballroom

Ballroom Ballroom Pengunjung 1. Menghadiri acara Ballroom Penyewa 1. Menyiapkan materi

2. Mengkoordinasi acara

3. Mengadakan acara Karyawan 1. Mengatur dan

Pengunjung 1. Menghadiri rapat 2. Menghadiri

pertemuan

Meeting Room

(29)

3. Membantu pihak penyewa tempat Retail

Retail Retail Pengunjung 1. Makan/Minum 2. Berbelanja

1. Retail A 2. Retail B 3. Mushollah 4. Toilet Penyewa 1. Melayani

pengunjung

Karyawan 1. Membantu pihak penyewa tempat

Pengunjung 1. Makan/Minum 2. Berbelanja Penyewa 1. Melayani

pengunjung

Karyawan 1. Membantu pihak penyewa tempat

Area Servis Mekanikal & elektrikal

Karyawan 1. Mengatur sistem mekanikal & elektrikal pada bangunan Karyawan 1. Mengelola dan

(30)

2. Sanitasi 3. Urinoir Karyawan 1. Sholat

2. Mengelola dan membersihkan Parkir Area

parkir

Tamu hotel 1. Memarkirkan kendaraan Karyawan 1. Memarkirkan

kendaraan Karyawan 1. Memarkirkan

kendaraan (Sumber : olahan sendiri, 2016)

4.3.3 Analisa Besaran Ruang

Ada 3 cara untuk menghitung besaran ruangan. Pertama yaitu dengan studi banding Convention Hall terdekat, kedua dengan studi literatur, dan ketiga dengan perhitungan di kota sendiri.

1. Studi Banding

Rata – rata kapsitas gedung konvensi yang berada di Kota Medan sekitar 1.500 – 2000 orang

Tabel 4.3 Kapasitas Gedung Konvensi di Medan

Gedung Kapasitas

Santika Hotel & Convention 3000 org Medan International Convention Center 2400 org

Tiara Convention 2000 org

Hermes 2000 org

Hotel Grand Angkasa International 1700 org

(31)

Griya Dome Convention Center 1200 org

Jw Marriot Hotel 1200 org

Selecta Building 1000 org

Uniland 1000 org

Danau Toba Hotel & Convention 1000 org (Sumber : olahan sendiri, 2016)

2. Studi literatur

Menurut Fred Lawson Jenis ruang dan fasilitas yang tersedia dalam ruangan Convention and Exhibition Centre menurut Fred Lawson (1981; hal. 91) adalah sebagai berikut :

1. Ruang Convensi Utama atau auditorium, berjumlah satu atau dua dengan kapasitas antara 1000 – 3000 tempat duduk.

2. Ruang konvensi sedang atau ballroom berjumlah dua atau tiga buah dengan kapasitas 200 – 500 tempat duduk.

3. Ruang pertemuan berjumlah empat sampai sepuluh buah dengan kapasitas antara 20 – 50 tempat duduk.

4. Exhibition hall.

5. Servis food untuk peserta konvensi. 6. Monitor televisi dan broadcasting.

7. Pelayanan pers, cenference organizer untuk delegasi. 8. Pelayanan penggandaan, printing, dan penerjemah bahasa. 9. Pelayanan recording, filming, dan publisitas.

10. Pelayanan parkir untuk delegasi (VIP) dan parkir umum. 3. Studi perhitungan

Kapasitas ruang dihitung dari jumlah peserta yang diprediksi akan terjadi di 10 tahun mendatang dan tahun terakhir

(32)

4.3.4 Program Ruang

Tabel 4.4 Program Ruang Nama Ruang Standar

(33)

Meeting Room 1 m2/org A 4 500 505

Mekanikal & Elektrikal

(34)

Area parkir roda 4 12.5 m2/mobil

DA 365 4569

Area Parkir Bus 162

Total Luas Ruangan 10469

Sirkulasi 30% 3140,7

Total Luas Keseluruhan 13609,7

(Sumber : olahan sendiri,2016)

Keterangan :

TS : Time Saver Standards for Building Types DA : Data Arsitek, Ernest Neufert

FL : Conference,Convention And Exhibition Facilities, Fred Lawson A : Asumsi

4.4 Analisa Teknologi 4.4.1 Struktur

Ada beberapa persyaratan pokok struktur, yaitu:

1. Keseimbangan, agar massa bangunan tidak bergerak

2. Kestabilan, agar bangunan tidak goyah akibat gaya luar dan punya daya tahan terhadap gangguan alam, misalnya gempa, angin, dan kebakaran.

3. Kekuatan, berhubungan dengan kesatuan seluruh struktur yang menerima beban.

4. Fungsional, agar sesuai dengan fungsinya yang didasarkan atas tuntutan besaran ruang, fleksibilitas terhadap penyusunan unit-unit hunian, pola sirkulasi, system utilitas, dan lain-lain.

5. Ekonomis, baik dalam pelaksanaan maupun pemeliharaan.

6. Estetika struktur dapat merupakan bagian integral dengan ekspresi arsitektur yang serasi dan logis.

Sistem struktur suatu bangunan pada umumnya terdiri dari struktur bawah (lower structure) dan struktur atas (upper structure).

(35)

Lower Structure adalah struktur bawah bangunan atau pondasi. Karakter struktur tanah dan jenis tanah sangat menentukan jenis pondasi.

2. Upper Structure

Suatu bangunan dapat berdiri dengan kokoh memerlukan beberapa struktur di atas tanah atau yang di sebut dengan Upper Structure. Upper Structure atau Struktur atas suatu gedung adalah seluruh bagian struktur gedung yang berada di atas muka tanah. Struktur atas ini terdiri atas kolom, pelat, balok, dinding geser dan tangga, yang masing-masing mempunyai peran yang sangat penting.

4.4.2 Utilitas

Perencanaan sistem Air Conditioning (AC)

Menurut Lawson (1981; hal. 204), sistem AC pada gedung konvensi dan eksibisi tergantung dari beberapa faktor antara lain:

1. Skala dan Luasan

Untuk pusat kongres atau pameran yang sangat besar yang memungkinkan adanya bukaan dalam ruangan tersebut. Luasan ruangan akan menjadi pertimbangan dalam memilih AC dan kekuatan AC itu. Bisa menggunakan AC split maupun Non-split.

2. Ketentuan yang Digunakan

Ketentuan yang ada biasanya digunakan untuk menentukan jumlah minimal udara bersih yang harus dikeluarkan. Pada ruangan mechanikal, dapur dan ruangan lain diperlukan ventilasi yang sesuai agar menjaga ruangan tersebut tetap fresh.

3. Biaya Operasional

Biaya dalam hal ini adalah biasa pengoprasian AC. Sebisa mungkin menggunakan AC dengan efektif. Disarankan untuk menggunakan AC dengan sistem ducting karena penggunaannya lebih efisien dan hemat energi serta biaya daripada AC split biasa.

(36)

Dalam pencahayaan ada beberapa pertimbangan. Seperti pada contohnya di area konvensi. Fungsi ruang yang menggunakan proyektor di dalamnya mengharuskan intensitas cahaya yang redup. Sehingga kurang disarankan untuk memakai pencahayaan alami. Namun pada area eksibisi, sangat disarankan untuk pencahayaan alami karena ruangannya memang luas dan untuk efisiensi penggunaan energi. Menurut Lawson (1981;hal. 201), sistem pencahayaan dapat dibagi dua yaitu:

1. Pencahayaan Langsung

Pemasangan pencahayaan pada langit – langit auditorium yang berukuran besar. Umumnya menggunakan pencahayaan vertikal dengan sudut maksimal 10 derajat.

2. Pencahayaan Tak Langsung

Bentuk pencahayaan ini biasanya melingkar juga digunakan untuk memecah pencahayaan di daerah khusus. Pencahayaan yang melingkar dapat mengurangi tingkat kekontrasan.

Akustik Ruang (Pada Convention Room)

Penyelesaian kebisingan dapat dilakukan dengan berbagai cara menurut Mediastika (2005; hal.122), yaitu :

1. Penyelesaian kebisingan secara outdoor yaitu dengan memperpanjang medium yang dilalui gelombang bunyi agar intensitasnya menurun. Caranya adalah menjauhkan posisi ruangan dari jalan yang dilalui kendaraan atau benda bising lainnya.

2. Penyelesaian kebisingan pada selubung bangunan yaitu dengan mengatur lubang – lubang udara pada dinding yang gunanya menyerap suara dari dalam maupun luar.

3. Penyelesaian kebisingan ruangan dengan interior yaitu dengan menambahkan lapisan pada dinding dan langit – langit bangunan yang dapat menyerap pada beberapa sisi dan dapat memantulkan di sisi yang lainnya.

(37)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1 Konsep Dasar

5.1.1 Konsep Bentukan Masa

Gambar 5.1 Site perancangan (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Gambar 5.2 Dipotong GSB (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Gambar 5.3 Bentuk Fan (Sumber: olahan sendiri, 2016)

Gambar 5.4 Ditambah fungsi lainnya (Sumber: olahan sendiri, 2016)

(38)

5.1.2 Penerapan Tema Pada Bangunan

Kwala Bekala Convention Hall dirancang dengan konsep arsitektur ikonik tepi air. Arsitektur ikonik tepi air direncanakan sebagai simbol yang dapat menjadikannya identitas dari kawasan Kwala Bekala agar mempunyai suatu citra yang mudah dikenal maupun diingat masyarakat sekitar maupun luar. Atap Convention hall mengambil bentuk menyerupai kerang karena bangun berada pada area tepi danau, sehingga bangunan akan terrefleksikan pada air dan membentuk pola yang berbentuk seperti kerang terbuka.

Gambar 5.6 Penerapan bentuk kerang pada bangunan (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

Table 5.1 Proses konsep

No Gambar Defenisi

1 Bentukan bangunan di ambil dari bentuk kerang terbuka.

2 Kerang di bagi menjadi dua bagian. Bagian kerang atas dan bagian kerang bawah.

3 Bagian kerang atas di terapkan pada bangunan dan di jadikan menjadi atap bangunan, sedangkan kerang bagian bawah terrefleksi di air danau sehingga terlihat seperti kerang terbuka.

(39)

Gambar 5.7 View bangunan menyerupai kerang. (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

(40)

5.2 Konsep Perancangan Tapak 5.2.1 Tata Ruang Luar

Gambar 5.9 Konsep perancangan tapak (Sumber: Olahan sendiri, 2016) Keterangan:

Massa bangunan Retail

Outdoor party Servis

Ruang terbuka

Kwala Bekala Convention Hall dan Hotel dirancang dengan memanfaatkan ruang luar untuk mendukung fungsi dari bangunan tersebut. Kondisi eksisting yang ada seperti danau menjadikan kelebihan dari kawasan tersebut dapat dimanfaatkan untuk memberi nilai lebih pada desain bangunan dan fungsinya.

(41)
(42)

5.2.2 Sirkulasi Pejalan Kaki

Gambar 5.10 Konsep Sirkulasi Bangunan (Sumber: Olahan sendiri, 2016) Keterangam :

Sirkulasi pejalan kaki

(43)

5.2.3 Sirkulasi Kenderaan dan Parkir

Gambar 5.11 Konsep Sirkulasi Kenderaan dan Parkir (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

Keterangan:

Jalur masuk basement Entrance utama

Sirkulasi masuk kenderaan Sirkulasi keluar kenderaan

(44)

5.2.4 Konsep Entrance

Gambar 5.12 Konsep Entrance Bangunan (Sumber: Olahan sendiri, 2016) Keteranagan :

Entrance drop off Entrance dari backbone

(45)

5.2.5 Konsep Penzoningan Ruang Luar

Gambar 5.13 Konsep Zoning Site Plan (Sumber: Olahan sendiri, 2016) Keterangan:

Massa bangunan Publik

Backbone Jalan Utama

(46)

5.3 Konsep Perancangan Bangunan 5.3.1 Konsep Penzoningan Ruang Dalam

Gambar 5.14 Konsep Zoning Lantai 1 (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

(47)

Gambar 5.16 Konsep Zoning Lantai 3 (Sumber: Olahan sendiri, 2016) Keterangan:

Publik Semi Publik Servis

5.3.2 Konsep Tata Ruang Dalam

Gambar 5.17 Konsep Tata Ruang Dalam (Sumber: Olahan sendiri, 2016) Keterangan:

(48)

5.3.3 Suasana Ruang

Gambar 5.18 Konsep Ruang Main Hall (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

(49)

Ruang main hall dapat menampung 2.000 ribu orang, memiliki bentuk ruang fanshape dan tempat duduk memakai system continental fleksibel.

Gambar 5.20 Konsep Ruang Hall (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

(50)

Ruang hall dapat menampung 675 orang, memiliki bentuk ruang rectangel dan tempat duduk memakai system tradisional fleksibel.

(51)

Gambar 5.23 Interior Ruang Meeting Room (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

(52)

Gambar 5.24 Konsep Ruang Ballroom (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

Gambar 5.25 Interior Ruang Ballroom (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

(53)

5.4Konsep Struktur

Convention hall ini di kategotikan sebagai bangunan bentang lebar. Strukur pondasi yang di pakai adalah pondasi tiang pancang atau bore pile. Material yang dipakai adalah beton bertulang, ukuran poer 2 meter dan bore pile berdiameter 30cm.

Gambar 5.26 Detail Pondasi Tiang Pancang (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

(54)

Gambar 5.27 Detail Balok dan Kolom (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

Gambar 5.28 Denah Ring Balok (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

(55)

Gambar 5.29 Potongan Struktur Space Frame dan Dak Beton (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

5.5 Konsep Utilitas

5.5.1 Konsep Penyediaan Air Bersih

Sistem penyediaan air bersih bersumber dari PAM atau sumur artetis. Sistem kerjanya yakni air bersih dari PAM atau sumur artesis masuk ke dalam distribusi bangunan dan ditampung dalam ground reservoir kemudian dialirkan ke tiap-tiap ruangan yang membutuhkan air.

Gambar 5.30 Sistem Air Bersih (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

5.5.2 Konsep Pembuangan Air Kotor

(56)

Gambar 5.31 Sistem Air Kotor (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

5.5.3 Konsep Penanggulangan Kebakaran

Pencegahan kebakaran dilakukan dengan pemakaian struktur dari bahan bangunan yang tahan api yaitu beton. Sedangkan untuk penanggulangan menggunakan tindakan pendeteksian awal, pemadaman api pengendalian asap dan penyelamatan pengunjung melalui prosedur evakuasi. Untuk sarana deteksi dan alarm kebakaran menggunakan heat and smoke detector. Sedangkan istem pemadaman api menggunakan hydrant dan sprinkler.

1. Hydrant terbagi menjadi Hydrant di dalam gedung dan di luar gedung, untuk di luar gedung dilengkapi dengan Siamese connection.

2. Sprinkler diletakkan pada koridor, basement parkir, dan ruang-ruangan lainnya. Jarak antar sprinkler 4 meter di dalam ruangan,dan 6 meter di koridor.

(57)

5.5.4 Konsep Elektrikal

Listrik bersumber dari PLN yang disalurkan ke gardu utama setelah melalui transformator, aliran listrik didistribusikan ke tiap-tiap lantai melalui Sub Distribution Panel (SDP). Convention hall ini direncanakan memiliki Genset yang digunakan apabila aliran listrik terputus.

Gambar 5.33 Sistem Elektrikal (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

5.5.5 Konsep Telepon

Komunikasi Internal, merupakan sistem komunikasi yang menghubungkan antar ruang di dalam bangunan ini, media yang digunakan antara lain telepon degan sistem pararel dan intercom.

(58)

Gambar 5.34 Sistem Telepon (Sumber: Olahan sendiri, 2016)

5.5.6 Konsep VRF

(59)

BAB VI

PERANCANGAN ARSITEKTUR

6.1 Gambar Arsitektural 6.1.1 Perspektif

Gambar 6.1 Perspektif Bangunan (Sumber : olahan sendiri, 2016)

(60)

Convention Hall Kwala Bekala ini jika dilihat dari seberang site/pusat kuliner, refleksi bangunannya terpantul ke danau, sehingga kita bisa melihat bentuk bangunan ini berbentuk menyerupai kerang yang sedang terbuka.

6.1.2. Suasana Eksterior

Posisi bangunan juga terletak di samping backbone, sehingga bisa memudahkan para pejalan kaki untuk mengakses bangunan Convention Hall karena bangunan ini terdapat di kawasan TOD. Fungsi ruangan yang terletak di samping backbone adalah fungsi retail/coffe shop, sehingga bisa membuat jalur backbone lebih menarik untuk dilalui para pejalan kaki.

(61)

Gambar 6.4 Suasana Coffe Shop (Sumber : olahan sendiri, 2016)

(62)

Gambar 6.6 Suasana Hall Outdoor (Sumber : olahan sendiri, 2016)

(63)

6.1.3 Suasana Interior

Terdapat beberapa ruangan di dalam bangunan Convention Hall ini, salah satunya yang paling utama adalah Main Hall, kapasitas ruangan ini 2000 orang. Ruangan ini fleksibel, dimana kebutuhan bangku sesuai dengan acara yang akan diadakan.

(64)

Ruangan Hall ini dapat menampung sekitar 540 orang, ruangan ini berada dekat dengan hall yang outdoor. Ruangan ini juga fleksibel.

(65)

Di bangunan ini juga terdapat ruangan ballroom dan beberapa ruang meeting room

Gambar 6.10 Suasana Ballroom (Sumber : olahan sendiri, 2016)

(66)

Gambar 6.12 Suasana Meeting Room (Sumber : olahan sendiri, 2016)

(67)

6.2 Foto Maket

Gambar 6.14 Foto Maket Tampak Belakang (Sumber : dokumentasi pribadi, 2016)

(68)

Gambar

Gambar 4.6 Analisa bangunan sekitar
Gambar 4.20 Analisa Kebisingan
Gambar 5.8 View bangunan menyerupai kerang
Gambar 5.9 Konsep perancangan tapak
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mengatasi permasalahan ini, dimana penulis ingin menunjukkan korelasi antara aktivitas komunikasi pemasaran khusus dengan keberhasilan bisnis suatu perusahaan,

Begitu luasnya pengaruh Implementasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA), kualitas sumber daya manusia, penerapan standar akuntansi, internal audit dan

Penelitian yang berkaitan dengan segmentasi pemilik hewan peliharaan dengan dimensi dari human-pet relationship sebagai variabel inti dan perilaku konsumsi yang dipengaruhi

Berdasarkan survei awal di RSUD Deli Serdang Bulan Januari Tahun 2014 Wawancara yang dilakukan dengan kepala Ruangan VIP untuk mengetahui alasan pasien PAPS, diperoleh

Adapun hakekat tanggung jawab menurut Levinas adalah: tanggung jawab sebagai fakta terberi eksistensial, tanggung jawab non normatif, tanggung jawab bagi orang lain,

Romney Marshall B dan Steinbart John Paul, (2006), Sistem Informasi Akuntansi, Buku Satu, Edisi IX, Jakarta : Salemba Empat.. S.R Soemarso, (2002), Akuntansi Suatu Pengantar,

Jika pada pemikiran Kant dalam Kritik atas rasio murni ditegaskan bahwa kita hanya dapat mengetahui objek sejauh dalam fenomen melalui persepsi inderawi, maka

Dengan langkah-langkah pembatasan tersebut, kiranya kita dapat menemukan batasan pengertian kerja sebagai kegiatan yang dilakukan manusia, sebagai kegiatan khas