• Tidak ada hasil yang ditemukan

Acara VI PERHITUNGAN FREKUENSI ALELE FRE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Acara VI PERHITUNGAN FREKUENSI ALELE FRE"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

ACARA VI

PERHITUNGAN FREKUENSI ALELE, FREKUENSI GENOTIP, PENGUKURAN SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF

Semester : Ganjil 2015

Oleh : Sungging Birawata A1L114097 / Rombongan 14

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN

LABORATURIUM PEMULIAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI PURWOKERTO

(2)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di sekitar kita beragam variasi sifat dapat kita lihat, baik pada manusia, hewan,

dan tumbuhan. Contoh dalam satu keluarga kita misalnya, terdapat beragam variasi

sifat yang diturunkan orang tua kita kepada kita. Mungkin ada yang berambut

keriting, ada yang berambut lurus. Ada yang memiliki lesung pipi, ada yang tidak.

Ada yang lidahnya dapat digulung, ada yang tidak. Bahkan mungkin dalam satu

keluarga ada yang bermata coklat, biru, atau hitam. Hewan pun dapat dijumpai pula

perbedaan sifatnya. Sebagai contoh, anak kucing dapat memiliki variasi rambut

meskipun induknya satu. Selain itu tumbuhan sendiri juga dapat ditemukan variasi

dengan mudah. Misalnya, tumbuhan yang sejenisada yang berbatang tinggi dan

pendek, ada yang berdaun lebar, ada yang kecil. Prinsip genetika dapat menjelaskan

pemindahan sifat tersebut dari indukan kepada turunannya.

Ketika mempelajari ilmu genetika kita akan tertarik pada nisbah fenoitpe dan

genotipe dari keturunan yang dihasilkan dari keturunan tertentu. Hal ini meliputi

persilangan antaara dua tetua murni untuk mendapatkan F1heterosigot. F1 heterosigot

kemudian dibuahi sendiri atau saling disilangkan (intercross) dengan F1 yang lain

untuk mendapatkan keturunan F2 atau F1 disilang balik dengan tetua homosigot

(3)

digunakan untuk menetukan dominasi, jumlah gen yang mengatur suatu sifat, jarak

peta dan urutan letak gen.

Analisis genetik penting bagi pemulia tanaman dalam pengembangan varietas

baru. Suatu varietas tanaman baru yang dikembangkan merupakan modifikasi dari

suatu populasi. Pemulia tanaman tertarik untuk mengarahkan evolusi dari suatu

populasi dengan tujuan memperbaiki sifat dari tanaman tersebut. Yang menarik bagi

pemulia tanaman yaitu frekuensi gen yang mengatur ketahanan penyakit dalam

populasi itu. Pengertian tentang susunan genetik populasi dan kekuatan yang

mengubah frekuensi gen berguna dalam mempertahankan konsentrasi gen yang

diinginkan.

Pola pewarisan sifat tidak hanya dapat dipelajari melalui sebuah uji percobaan

persilangan buatan. Sebagai contoh tanaman keras atau hewan - hewan dengan daur

hidup panjang seperti halnya gajah, misalnya suatu persilangan baru akan

memberikan hasil yang dapat dianalisi setelah kurun waktu yang sangat lama.

Demikian pula, untuk mempelajari pola pewarisan sifat tertentu pada manusia jelas

tidak mungkin dilakukan percobaan persilangan. Pola pewarisan sifat pada organisme

– organisme semacam itu harus dianalisis menggunakan data hasil pengamatan

langsung pada populasi yang ada. Keanekaragaman adalah sifat beda dari suatu

organisasi spesies. Dengan adanya sifat beda akan terjadi variasi, maka dari itu perla

bagi mahasiswa mengadakan percobaan dan pengamatan ini untuk mengetahui faktor

– faktor serta sifat secara genetik atau pengaruh lingkungan yang mempengaruhi

(4)

keanekaragaman pada makhluk hidup, tetapi tidak ada manusia yang tepat sama

sekalipun ( kembar identik ), setiap manusia memiliki keunikan masing – masing,

individu yang satu dengan yang lainnya mempunyai persamaan dan perbedaan sifat

yang menurun, baik sifat kualitatif maupun kuantitatif.

Keanekaragaman yang tampak secara fenotip pada tumbuhan dan hewan juga

mempunyai variasi antara lain bentuk, warna, dan ukuran, sedangkan pada manusia

dengan adanya pengaruh lingkungan maka individu yang bergenotip sama

kemungkinan akan mempunyai fenotip yang berbeda. Adanya pewarisan sifat, dalam

populasi dapat dilihat adanya sifat yang sangat bervariasi sehingga kecil

kemungkinan persamaannya

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk :

1. Menghitung frekuensi alel dan frekuensi genotip,

2. Membuktikan hukum Hardy – Weinberg,

3. Mengukur sifat-sifat kualitatif dan kuantitatif.

(5)

Suatu populasi terdiri atas individu-individu sejenis yang saling berinteraksi,

dalam suatu poulasi menurut hukum Hardy-Weinberg adalah tetap. Menurut hukum

Hardy-Weinberg jika individu-individu dalam populasi melakukan atau mengadakan

persilangan secara acak dan beberapa asumsi terpenuhi, maka frekuensi alel dalam

populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil, yaitu tidak berubah dari

generasi ke generasi berikutnya. Tiap gamet yang terbentuk akan sebanding dengan

frekuensi masing-masing alelnya dan frekuensi tiap tipe zigot akan sama dengan hasil

kali dari frekuensi gamet-gametnya (Stanfield, 1991).

Beberapa asumsi yang mendasari perolehan kesimbangan genetik seperti

diekspresikan dalam persamaan Hardy-Weinberg adalah:

1. Populasi itu tidak terbatas besarnya dan melakukan secara acak (panmiktis). 2. Tidak terdapat seleksi, yaitu setiap genotype yang dipersoalkan dapat bertahan

hidup sama seperti yang lain (tidak ada kematian diferensial). 3. Populasi itu tertutup yaitu tidak terjadi perpindahan (migrasi).

4. Tidak ada mutasi dari satu alelik kepada yang lain. Mutasi diperbolehkan jika

laju mutasi maju dan kembali adalah sama atau ekuivalen.

5. Terjadi meiosis normal, sehingga hanya peluang yang menjadi faktor operatif

dalam gametogenesis.

Jika dalam suatu populasi terjadi perubahan dalam keseimbangan populasi

tersebut maka akan terjadi pelanggaran batasan hukum Hardy-Weinberg akan

menyebabkan poulasi tersebut bergerak menjauhi frekuensi keseimbangan gametik

dan zigotik (Stanfield, 1991).

Frekuensi merupakan perbandingan antara banyaknya individu dalam suatu

(6)

dan kuantitatif. Timbulnya berbagai variasi dalam sifat keturunan tertentu merupakan

pengaruh dari gen-gen ganda (multiple gen atau poligen). Poligen merupakan salah

satu dari seri gen ganda yang menentukan pewarisan secara kuantitatif (Suryo,

1984).

Tahun 1908 G.H. Hardy ( seorang ahli matematika bangsa inggris ) dan W.

Weinberg ( seorang dokter bangsa Jerman ) secara terarah menemukan dasar-dasar

yang ada hubungannya dengan frekuensi di dalam populasi. Prinsip yang terbentuk

pernyataan teoritis itu terkenal sebagai prinsip Ekuilibriun Hardy-Weinberg.

Pernyataan tersebut menegaskan bahwa di dalam populasi yang ekuilibrium ( dalam

keseimbangan ), maka baik frekuensi gen maupun frekuensi genotipe akan tetap dari

satu generasi ke generasi seterusnya. Hal ini dijumpai dalam populasi yang besar,

dimana perkawinan berlangsung secara acak ( random ) dan tidak ada pilihan /

pengaturan atau faktor lain yang dapat merubah frekuensi gen (Suryo, 1986 ).

Apabila perkawinan terjadi secara rambang dan bila beberapa asumsi terpenuhi

maka frekuensi alel dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil, yaitu

tidak berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tipe gamet yang bebeda

( gamet dengan alel berbeda ) akan terbentuk sebanding dengan frekuensi

masing-masing alelnya dan frekuensi tiap tipe zigote akan sama dengan hasik kali dari

(7)

III. METODE PRAKTIKUM

(8)

Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini antara lain adalah kantong plastik

berisi benih kedelai, kantong plastik berisi kancing warna, kantong plastik berisi

kacang tanah dan lembar pengamatan. Alat yang digunakan antara lain adalah neraca

( timbangan elektrik ), kalkulator dan alat tulis.

B. Prosedur Kerja

Percobaan 1 :

1. Sebanyak 200 individu diambil, 2. Warna individu yang terpilih dicatat,

3. Frekuensi genotip dan frekuensi alel G dan alel g dihitung.

Percobaan 2 :

1. 2 macam warna kancing baju dimasukkan kedalam 2 kantong plastik, 2. Kancing diambil secara acak dari dua kantong,

3. Diulang sebanyak 100 kali

4. Frekuensi genotip dan frekuensi fenotip dihitung, 5. Data dimasukkan kedalam tabel,

6. Data dianalisis dengan X2.

Percobaan 3 :

1. Kacang tanah diambil secara acak lalu ditimbang, 2. Ulang sebanyak 100 kali,

(9)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Percobaan 1 :

KARAKTERISTIK

( MM) (Mm) (mm) Σ

(10)
(11)
(12)

p + q =1

p = 1 – q

= 1- 0,71

= 0,29 > (GG) : (Gg) : (gg) = 8.41 % + 41.18 %

+ 50.41 %

= 100 %

X2 tabel = 5.99

X2 hitung = 8.16

X2 hitung < X2 tabel = 8.16 > 5.99

( Tidak Signifikan )

Percobaan 3 :

X 0.1 gr 0.2 gr 0.3 gr 04.gr 0.5

(13)

0.2 0.3 0.4 0.5

Grafik Bobot dan Jumlah Kacang Tanah

Jumlah

Kesimpulan: Bahwa kacang tanah yang memiliki bobot 0,3 gram memiliki sifat

dominan.

B. Pembahasan

Hukum Hardy-Weinberg adalah Hukum ini menyatakan bahwa dalam suatu

kondisi tertentu yang stabil, frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam suatu

populasi akan tetap konstan generasi ke generasi dalam suatu populasi yang berbiak

(14)

kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu

kesetimbangan tersebut. Pengaruh-pengaruh tersebut meliputi perkawinan tak acak,

mutasi, seleksi, ukuran populasi terbatas, hanyutan genetik, dan aliran gen. Adalah

penting untuk dimengerti bahwa di luar laboratorium, satu atau lebih pengaruh ini

akan selalu ada. Oleh karena itu, kesetimbangan Hardy-Weinberg sangatlah tidak

mungkin terjadi di alam (Kimball, 1983) .

Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan genotip suatu

populasi selalu konstan dari generasi ke generasindengan kondisi tertentu. Kondisi

tersebut adalah :

1. Ukuran populasi besar. Jika ukuran populasi besar maka mudah untuk

dipertemukan jodohnya antara alel A dengan a sehingga perkawinan secara acak

dapat terkendali.

2. Populasi terisolasi. Jika antar populasi yang satu dnegan yang lainnya tidak

berpindah (migrasi) maka keragaman akan tetap terjaga sehingga tidak ada

nantinya suatu alel dominan terhadap alel tertentu.

3. Jumlah mutasi gen dalama alel seimbang. Dengan kata lain, mutasi yang

seimbang tidak akan mengganggu anggung gen (gene pool).

4. Perkawinan acak. Dengan adanya perkawinan acak maka keseimbangan gen akan

tetap terkendali sehingga tidak ada suatu gen yang dominan terhadap gen tertentu. 5. Kemampuan reproduksi antar individu sama. Dengan kemampuan reproduksi

antar individu yang sama maka keseimbangan gen juga akan terkendali (Kimball,

(15)

Frekuensi alel adalah proporsi ataupun perbandingan keseluruhan kopi gen

yang terdiri dari suatu varian gen tertentu (alel). Dengan kata lain, ia merupakan

jumlah kopi suatu alel tertentu dibagi dengan jumlah kopi keseluruhan alel pada suatu

lokus dalam suatu populasi. Ia dapat diekspresikan dalam bentuk persentase. Ilmu

genetika populasi mempelajari bahwa frekuensi alel digunakan untuk

menggambarkan tingkat keanekaragaman genetik pada suatu individu, populasi, dan

spesies (Stansfield, 1991)

Frekuensi genotipe didefinisikan sebagai proporsi atau persentase genotipe

tertentu di dalam suatu populasi. Dapatpula diartikan sebagai proporsi/persentase

individu di dalam suatupopulasi yang tergolong ke dalam genotipe tertentu. Frekuensi

genetik menggambarkan susunan genetik populasi tempat mereka berada. Susunan

genetik suatu populasi ditinjau dari gen-gen yang adadinyatakan sebagai frekuensi

gen, atau disebut juga frekuensi alel,yaitu proporsi atau persentase alel tertentu pada

suatu lokus (Stansfield, 1991) .

Sifat kuantitatif adalah sifat yang tidak tampak dari luar dan tidak dapat diamati

dengan mata telanjang, tetapi dapat diukur dengan satuan terntentu. Sifat kuantitatif

sangat berhubungan dengan produksi. Sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah

besar pasang gen yang berperan secara aditif, dimonans dan epistatik dan

bersama-sam di pengaruhi oleh lingkungan (non genetik), menghasilkan ekpresi fenotip

sebagai sifat kunatitatif. Keragaman sifat kuantitatif bersifat kontinyu berkisar antara

(16)

jumlah yang besar dan saham masing-masing alel yang kecil maka peranan gen

secara sepasang demi sepasang tidak penting (Campbell, 2000).

Hasil yang didapatkan pada praktikum kali ini adalah pada percobaan satu di

dapatkan hasil perhitungan dengan observasi (O) adalah 49 MM, 103 Mm, dan 48

mm. Sehingga saat melakukan perhitungan makan didapatkan X2 hitung untuk

percobaan itu adalah 0.19. Karena X2 hitung < X2 tabel maka hasil pengujiannya

signifikan artinya pengujian sesuai dengan perbandingan. Lalu pada perhitungan

frekuensi alel didapatkan frekuensi alel p sebesar 0.52 % dan frekuensi alel q sebesar

0.48 %. Hasil percobaan kedua di dapatkan hasil perhitungan dengan observasi (O)

adalah 16 GG, 64 Gg, dan 20 gg. Sehingga saat dilakukan perhitungan maka

didapatkan X2 hitung untuk percobaan itu adalah 8.16. Sementara itu hasil

perbandingan antar X2 tabel 5.99 < X2 hitung 8.16 maka hasilnya tidak signifikan

artinya pengujian tidak sesuai dengan perbandingan. Hal ini disebabkan karena dalam

percobaan praktikan kurang serius dan kuarang konsentrasi sehingga hasil yang

didapat berbeda dari yang seharusnya. Sedangkan pada perhitungan frekuensi alel

didapatkan hasil frekuensi alel p 0.29 % dan frekuensi alel q 0.71 %. Untuk

percobaan yang ketiga di dapatkan hasil dari 100 jumlah kacang tanah yang diambil

secara acak dan ditimbang, maka di dapatkan hasil kacang tanah yang mempunyai

bobot 0.2 gram adalah 11 biji, 0.3gram adalah 45 biji, dan 0.4 gram adalah 38 biji dan

0.5 gr sebanyak 6 biji. Sehingga dari dari tiga percobaan yang dilakukan dua

diantaranya sesuai dengan teroi Hukum Hardy –Weinberg semantara ada satu

(17)

sehingga hasil yang didapat tidak sesuai dengan teori hukum Hardy – Weinberg.

Kesimpulan dari data yang di peroleh dapat diperkirakan bahwa grafik yang terbentuk

adalah grafik berdistribusi normal, yaitu grafik dimana frekuensinya paling banyak

ada pada bagian tengah (Stansfield, 1991).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

(18)

1. Percobaan pertama memiliki frekuensi alel p sebesar 0.52, frekuensi alel q 0.48

dan frekuensi genotipnya pp (27%) : qq(23%) sehingga mengahsilkan pengujian

yang signifikan dengan nilai X2 hitung > X2 tabel. Percobaan kedua memiliki

frekuensi alel p sebesar 0.29, frekuensi alel q 0.71, dan frekuensi genotipnya pp

(8.41%) : 2pq (41.19%) : qq (50.41%). sehingga mengahsilkan pengujian yang

tidak signifikan dengan nilai X2 hitung > X2 tabel.

2. Penimbangan bobot kacang tanah berdasarkan siaft kualitatif. Hasil pengamatan

dengan bobot 0.3 lebih dominan dengan jumlah biji sebesar 45.

B. Saran

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, saran yang dapat disampaikan

diantaranya :

1. Sebelum praktikum dimulai ada baiknya jika peralatan yang akan digunakan

masih layak pakai.

2. Ada baikmya jika ruangan yang dipakai adalah ruangan yang memang sejuk dan

nyaman.

DAFTAR PUSTAKA

Crowder, L. V. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press:Yogyakarta.

Campbell, N.A. Jane B. Reece and Lawrence G. Mitchell. 2000. Biologi. edisi 5. jilid 3. Alih Bahasa: Wasman manalu. Erlangga. Jakarta.

Kimball, J., 1983.Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Erlangga. Jakarta.

(19)

Stanfield, W. D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Erlangga:Jakarta.

Suryo, H. 1984. Genetika Strata 1. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

Gambar

Grafik Bobot dan Jumlah Kacang Tanah

Referensi

Dokumen terkait

Hasil seleksi menunjukkan bahwa umur pertama bertelur itik Alabio generasi kedua bertelur lebih cepat 1 hari dan produksi telur 24 minggu meningkat 16 butir daripada

Setelah perencanaan matang baik dari segi kebutuha Q ´WHQDJD VSHVLDOLVµPDXSXQ GDUL VHJL SHQGDQDDQ PDND WDKDSDQ VHODQMXWQ\D DGDODK proses perekrutan tenaga yaitu dengan

Berdasarkan Keputusan Rapat Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan Kabupaten Ban 5 nimas pada tanggal 18 Juni 2015, dengan ini diumumkan hasil tes potensi dan

Panggabean, HimpunanPutusan Mahkamah Agung Mencapai Perjanjian Kredit Perbankan(Berikut Tanggapan), Jilid 1, (Bandung : Penerbit PT. Sebagai perbandingan, Pasal

Digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh antara variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) secara bersama-sama, sehingga bisa diketahui

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui sejauh mana tingkat adopsi dan alasan-alasan petani mengadopsi atau tidak mengadopsi varietas unggul cabai merah Tanjung-2

Onggok dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas, namun pemanfaatannya secara langsung sebagai pakan ternak unggas belum cukup efektif dikarenakan kandungan

(c) Pelantikan ahli dibuat oleh Pesuruhjaya Tinggi British dengan persetujuan Majlis Raja-raja Melayu (d) Ahlinya terdiri daripada Sembilan orang anggota, iaitu lima