• Tidak ada hasil yang ditemukan

GENETIKA TUMBUHAN ACARA VI PERHITUNGAN F

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GENETIKA TUMBUHAN ACARA VI PERHITUNGAN F"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA TUMBUHAN

ACARA VI

PERHITUNGAN FREKUENSI ALELE, FREKUENSI GENOTIP, PENGUKURAN SIFAT-SIFAT KUATITATIF

Semester: Ganjil 2017

Oleh : Dwi Linda Wati

A1D016208/ 9

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

(2)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Setiap individu-individu yang hidup di permukaan bumi mengalami

pewarisan sifat yang dimilikinya ke generasi berikutnya melalui perkawinan atau

persilangan. Setiap generasi baru yang muncul memiliki kemiripan sifat maupun

karakterisik baik secara fisik maupun secara tingkah laku dengan induknya atau

generasi asalnya. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi sifat maupu

karakteristik tersebut adalah genetika.

Keanekaragaman adalah sifat beda dari suatu organisasi spesies. Meskipun

terdapat keseragaman pada makhluk hidup, tetapi tidak ada manusia yang tepat

sama sekalipun kembar identik, setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas

masing-masing. Individu yang satu dengan yang lainnya mempunyai persamaan

dan perbedaan sifat yang menurun, baik sifat kualitatif maupun kuantitatif dari

orang tuanya atau gen asalnya.

Pola pewarisan sifat pada makhluk hidup harus dianalisis menggunakan data

hasil pengamatan langsung pada populasi yang ada. Pola pewarisan sifat makhluk

hidup tidak hanya dapat dipelajari melalui sebuah uji percobaan persilangan

buatan, contohnya pada manusia yang jelas tidak mungkin dilakukan percobaan

persilangan. Pewarisan sifat orang tua yang berbeda akan mengakibatkan

keanekaragaman pada individu baru atau keturunannya. Adanya sifat beda pada

keturunan maka akan terjadi variasi. Oleh karena itu, perlu bagi mahasiswa

(3)

frekuensi genotipe yang dihasilkan oleh individu, serta membuktikan hukum

keseimbangan Hardy-Weinberg.

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk menghitung frekuensi alel dan frekuensi

genotipe; membuktikan hukum Hardy-Weinberg, serta mengukur sifat-sifat

(4)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Genetika populasi ialah cabang ilmu yang mempelajari gen-gen dalam

populasi, yang menguraikan secara sistematik dan matematik akibat dari

keturunan dari tingkat suatu populasi. Populasi adalah suatu kelompok organisasi

dari suatu keturunan spesies. Semua makhluk hidup merupakan masyarakat dalam

suatu populasi dimana merupakan hasil dari perkawinan antar spesies dan

memiliki lungkang gen yang sama. Lungkang gen (gen pool) yaitu jumlah dari

semua alel yang berlainan atau keterangan genetik dalam anggota dari suatu

populasi secara kawin (Suryo, 1986).

Populasi terdiri atas individu-individu sejenis yang saling berinteraksi.

Populasi menurut hukum Weinberg adalah tetap. Menurut hukum

Hardy-Weinberg jika individu-individu dalam populasi melakukan atau mengadakan

persilangan secara acak dan beberapa asumsi terpenuhi, maka frekuensi alel dalam

populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil, yaitu tidak berubah dari

generasi ke generasi berikutnya. Tiap gamet yang terbentuk akan sebanding

dengan frekuensi masing-masing alelnya dan frekuensi tiap tipe zigot akan sama

dengan hasil kali dari frekuensi gamet-gametnya (Stanfield, 1991).

Pada tahun 1908 G.H. Hardy (seorang ahli matematika bangsa inggris) dan

W. Weinberg (seorang dokter bangsa Jerman) secara terarah menemukan

dasar-dasar yang ada hubungannya dengan frekuensi dalam populasi. Prinsip yang

terbentuk pernyataan teoritis itu dikenal sebagai prisnsip Ekuilibrum

(5)

frekuensi genotip akan tetap dari satu generasi ke generasi seterusnya. Hal ini

dijumpai dalam populasi besar, dimana perkawinan berlangsung secara acak

(random) dan tidak ada pilihan / pengaturan atau faktor lain yang dapat merubah

frekuensi gen ( Suryo, 1986).

Menurut Campbell (2000), hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa

frekuensi alel dan genotip dalam kumpulan gen suatu populasi tetap konstan

selama beberapa generasi kecuali kalau ada yang bertindak sebagai agen selain

rekombinasi seksual. Kata lain pergeseran seksual alel akibat meiosis dan

fertilisasi acak akan tidak berpengaruh terhadap struktur genetik suatu populasi.

Teori Mendel tidak dapat diterapkan untuk mempelajari proses menurunnya

sifat ini, tetapi digunakan teori lain yakni teori genetika kuantitatif. Untuk sifat

kualitatif, pekerjaan seleksi akan lebih efisien bila didasarkan atas variasi genetik.

Akan tetapi untuk menyeleksi sifat kuantitatif tidak lagi mendasarkan pada variasi

genetik, tetapi pada variasi fenotipe individu-individu dalam populasi. Sifat

kuantitatif yang dipelajari dinyatakan dalam besaran kuantitatif bagi

masing-masing individu tanaman yang selanjutnya digunakan pendekatan analisis

sejumlah ukuran sifat tertentu (Crowder, L.V. 1986).

Perkawinan terjadi secara rambang dan bila beberapa asumsi terpenuhi

maka frekuensi alel dalam populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil,

yaitu tidak berubah dari satu generasi ke generasi berikutnya. Tipe gamet yang

berbeda (gamet dengan alel berbeda) akan terbentuk sebanding dengan frekuensi

masing-masing alelnya dan frekuensi tiap tipe zigote akan sama dengan hasil kali

(6)

Seleksi alam dapat mempengaruhi frekuensi suatu sifat yang dapat

diturunkan dalam suatu populasi dengan tiga cara yang berbeda, tergantung pada

fenotipe mana yang lebih disukai dalam suatu populasi yang beraneka ragam.

Ketiga cara seleksi ini disebut sebagai seleksi penstabilan, seleksi direksional, dan

seleksi pendiversifikasian. Seleksi ini dapat digambarkan dengan grafik yang

menunjukkan bagaiman frekuensi fenotipe yang berbeda berubah seiring waktu.

Penjelasan ini paling berarti bagi sifat kuantitatif yang bergantung pada banyak

(7)

III. METODE PRAKTIKUM A. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada prakikum kali ini meliputi: kantong kertas yang

berisi kancing warna, kantong kertas berisi kacang tanah, dan lembar pengamatan.

Alat yang digunakan antara lain: neraca (timbanan elektrik), kalkulator, dan alat

tulis.

B. Prosedur Kerja

Percobaan I.

Misal suatu populasi yang sudah dalam keadaan seimbang, tersusun dari

individu-individu dengan warna biru (GG), hijau (gg), dan merah (Gg).

1. Kancing di dalam kantong kertas diambil secara acak sebanyak 200

individu.

2. Warna individu yang terpilih dicatat.

3. Frekuensi genotip dan frekuensi alel G dan alel g dihitung.

Percobaan II.

Siapkan dua kantong yang sama ukurannya.

1. Setiap kantong diisi dengan dua macam warna kancing baju dengan

perbandingan seperti hasil perhitungan point 1. Kedua kantong isinya

sama banyak.

2. Kancing diambil secara acak dari setiap kantong dan catat warna

keduanya.

3. Pengambilan diulang sebanyak 100x dengan pengembalian. 4. Frekuensi genotip dan frekuensi alele dihitung.

5. Data dimasukkan dalam tabel yang tersedia. 6. Data dianalisis dengan uji X2 .

(8)

Pengamatan karakter kuantitatif dan kualitatif menggunakan kacang tanah.

1. Populasi kacang tanah yang tesedia diambil secara acak dan ditimbang. 2. Pekerjaan tersebut diulangi sebanyak 10 kali.

3. Bobot kacang tanah diamati dan dibuat grafiknya.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Percobaan I. 200 x

Biru = GG = 56

Merah = Gg = 95

(9)

1. Frekuensi alel :

Tabel 1. Percobaan 1 Pengujian dengan X2

(10)

Kesimpulan :

X2tabel (5,99) > X2hitung (0,99). Maka pengujian sesuai dengan perbandingan.

Percobaan II 100x

Tabel 2. Percobaan 2 Pengujian dengan X2

Karakteristik yang di amati

(11)

O 19 56 25 100

X2tabel (5,99) > X2hitung (2,16). Maka pengujian sesuai dengan perbandingan.

Percobaan III

(12)

B. Pembahasan

Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi genotip (p2, 2pq, dan

q2) dan frekuensi alel (p dan q) dalam suatu populasi akan tetap sama dari

generasi ke generasi selama dalam populasi tersebut anggota-anggota populasi

kawin secara acak, tidak terjadi seleksi, tidak terjadi mutasi, dan tidak terjadi

migrasi (Campbell, 2003).

Hukum Hardy-Weinberg menyebutkan apabila tidak ada faktor-faktor yang

dapat mengubah frekuensi gen pada suatu populasi, dan populasi tersebut

mengadakan perkawinan secara acak dari generasi ke generasi berikutnya maka

frekuensi gen tersebut tidak akan mengalami perubahan. Faktor-faktor yang dapat

mengubah frekuensi gen dalam suatu populasi adalah adanya seleksi, mutasi,

migrasi, dan random driff (Mulliadi dan Johar, 2010).

Kondisi yang diperlukan untuk tetap mempertahankan kesetimbangan

Hardy-Weinberg (Campbell, 2003) :

1. Ukuran populasi yang sangat besar, apabila dalam populasi yang kecil,

hanyutan genetik (genetic drift), yang merupakan fluktuasi acak dalam

kumpulan gen, dapat mengubah frekuensi alel.

2. Terisolasi dari populasi lain. Aliran gen (gene flow), pemindahan individu

atau gamet, dapat mengubah kumpulan gen.

3. Tidak ada mutasi netto, yaitu dengan cara mengubah satu alel menjadi alel

yang lain, mutasi akan mengubah kumpulan gen.

4. Perkawinan acak. Jika individu memilih pasangan kawinnya yang memiliki

sifat tertentu yang dapat diwariskan, maka percampuran acak gamet yang

(13)

5. Tidak ada seleksi alam. Kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksi

yang berbeda mengubah suatu kumpulan gen dengan cara menguntungkan

penyebaran beberapa alel yang lain.

Beberapa asumsi yang mendasari perolehan kesimbangan genetik seperti

diekspresikan dalam persamaan Hardy-Weinberg adalah (Stanfield, 1991) :

1. Perkawinan secara rambang. Dalam perkawinan rambang fenotipe individu

tidak mempengaruhi pilihan pasangannya. Perkawinan rambang lebih

banyak terjadi diantara tanaman diantara manusia dan hewan.

2. Tidak ada seleksi. Semua gamet mempunyai kesempatan sama untuk

membentuk zigot dan semua zigot mempunyai viabilitas (daya hidup) dan

fertilitas sama.

3. Tidak ada migrasi, yaitu tidak ada introduksi alele dari populasi lain.

4. Tidak ada mutasi. Mutasi adalah proses yang lambat dan perubahan

frekuensi alele biasanya minimal.

5. Tidak ada penghanyutan genetik rambang (random genetic drift).

Penghanyutan terjadi dalam populasi kecil karena contoh alele yang kecil

bila dibandingkan suatu populasi besar.

6. Meiosis normal sehingga hanya faktor kebetulan yang berlaku dalam

gametogenesis.

Frekuensi genotipe didefinisikan sebagai proporsi atau persentase genotipe

tertentu di dalam suatu populasi. Frekuensi genotipe dapat pula diartikan sebagai

proporsi/persentase individu di dalam suatu populasi yang tergolong ke dalam

genotipe tertentu. Frekuensi genetik menggambarkan susunan genetik populasi

tempat mereka berada. Susunan genetik suatu populasi ditinjau dari gen-gen yang

ada dinyatakan sebagai frekuensi gen, atau disebut juga frekuensi alel, yaitu

(14)

frekuensi genotipe dan frekuensi alel adalah data frekuensi golongan darah sistem

MN pada orang Eskimo di Greenland. Frekuensi alel adalah proporsi ataupun

perbandingan keseluruhan kopi gen yang terdiri dari suatu varian gen tertentu

(alel). Dengan kata lain, ia merupakan jumlah kopi suatu alel tertentu dibagi

dengan jumlah kopi keseluruhan alel pada suatu lokus dalam suatu populasi. Ia

dapat diekspresikan dalam bentuk persentase. Dalam genetika populasi, frekuensi

alel digunakan untuk menggambarkan tingkat keanekaragaman genetik pada suatu

individu, populasi, dan spesies (Crowder, 1986).

Frekuensi alel dapat ditentukan berdasarkan jumlah genotip yang berada

dalam populasi. Apabila perkawinan terjadi secara rambang dan bila beberapa

asumsi terpenuhi maka frekuensi alel dalam populasi akan tetap dalam

keseimbangan yang stabil yaitu tidak berubah dari satu generasi ke generasi

berikutnya. Tiap gamet yang berbeda akan terbentuk sebanding dengan frekuensi

masing-masing alelnya dan frekuensi tipe-tipe zigot akan sama dengan hasil kali

dari frekuensi gamet-gametnya. Keadaan demikian disebut keseimbangan

Hardy-Weinberg (Crowder, 1986).

Populasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu yang membentuk

suatu lungkang gen (gen pool). Apabila perkawinan terjadi secara rambang dan

bila beberapa asumsiterpenuhi maka frekuensi alele dalam populasi akan tetap

dalam keseimbanganyang stabil yaitu tidak berubah dari satu generasi ke generasi

berikutnya. Tiap gamet yang berbeda akan terbentuk sebanding dengan frekuensi

(15)

dari frekuensigamet-gametnya. Keadaan demikian disebut keseimbangan

Hardy-Weinberg (Crowder, 1986).

Populasi terdiri atas individu-individu sejenis yang saling berinteraksi.

Populasi menurut hukum Weinberg adalah tetap. Menurut hukum

Hardy-Weinberg jika individu-individu dalam populasi melakukan atau mengadakan

persilangan secara acak dan beberapa asumsi terpenuhi, maka frekuensi alel dalam

populasi akan tetap dalam keseimbangan yang stabil, yaitu tidak berubah dari

generasi ke generasi berikutnya. Tiap gamet yang terbentuk akan sebanding

dengan frekuensi masing-masing alelnya dan frekuensi tiap tipe zigot akan sama

dengan hasil kali dari frekuensi gamet-gametnya (Stanfield, 1991).

Hukum Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam

suatu populasi. Jika frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari

generasi ke generasi, maka populasi tersebut tidak mengalami evolusi. Jika salah

satu saja syarat tidak dipenuhi maka frekuensi gen berubah, artinya populasi

tersebut telah dan sedang mengalami evolusi. Persamaan dalam hukum

Hardy-Weinberg ini memungkinkan kita untuk menghitung frekuensi alel dalam

kumpulan gen jika kita mengetahui frekuensi genotipe, dan sebaliknya.

Menurut Crowder (1986), Hukum Hardy-Weinberg memudahkan kita dalam

asumsi apakah suatu populasi berada dalam keseimbangan yang stabil frekuensi

alelnya yakni dengan membandingkan populasi alel dalam lokasi pada lokasi

berada, kita dapat menentukan apakah terjadi penyimpangan atau keseimbangan.

Hardy Weinberg sadar bahwa keseimbangan alel dalam suatu populasi dapat

(16)

Hardy-Weiberg dapat diterapkan dalam menghitung frekuensi alel pada suatu populasi.

Keseimbangan dari frekuensi alel dalam pusat gen dapat ditulis dengan kalimat

matematika sebagai berikut :

p² + 2pq + q²

Keterangan :

a. p² adalah presentase individu dominan homozigot b. p adalah frekuensi alel dominan

c. q² adalah presentase individu resesif homozigot d. q adalah frekuensi alel resesif

e. 2pq adalah presentase individu heterozigot

dengan p + q = 1, maka ( p+q )² = p² + 2pq + q² = 1

Sifat kuantitatif adalah sifat yang cirinya yang dapat dinilai secara langsung

dengan cara menghitung atau mengukur, dan dinyatakan dalam angka.

Contohnya: lebar daun, panjang perbungaan yang dinyatakan dalam cm atau

jumlah benang sari, jumlah lembar mahkota bunga yang dinyatakan dalam angka.

Sifat kualitatif digambarkan dengan bentuk dan dideskripsikan bukan dalam

angka. Contohnya: duduk daun berhadapan, berseling, buah buni atau buah kotak

(Susanto, 2011).

Percobaan pertama yaitu pengambilan kancing warna sebnayak 200x.

Perbandingan yang diharapkan oleh percobaan antara kancing warna biru (GG),

merah (Gg) dan hijau (gg) = 1 : 2 :1. Percobaan tersebut digunakan untuk

membuktikan Hukum Hardy-Weinberg dan pengujian dengan uji X2. Percobaan

pengambilan kancing warna didapatkan hasil GG = 56, Gg = 95, dan gg = 49.

(17)

tersebut diterima. Kesimpulannya pengambilan kancing warna biru, merah, dan

hijau sesuai dengan perbandingan hukum Hardy-Weinberg yang diharapkan.

Percobaan kedua juga digunakan kancing baju warna, sebanyak 100x.

Perbandingan yang diharapkan oleh percobaan antara kancing warna hijau x hijau

(GG), hijau x putih (Gg) dan putih x putih (gg) = 1 : 2 :1. Percobaan tersebut

digunakan untuk membuktikan Hukum Hardy-Weinberg dan pengujian dengan uji

X2. Percobaan pengambilan kedua kancing warna didapatkan hasil GG = 19, Gg =

56, dan gg = 25. Pengujian X2 didapatkan hasil X2 tabel (5,99) > X2 hitung (2,16)

maka, hipotesis tersebut diterima. Kesimpulannya pengambilan secara acak

kancing warna hijau dan putih sesuai dengan perbandingan hukum

Hardy-Weinberg yang diharapkan.

Percobaan yang ketiga yaitu pengambilan populasi kacang tanah untuk

diukur bobotnya sebanyak 100x. Pengamatan ini digunakan untuk mengamati

sifat kuantitatif dari suatu populasi. Berdasarkan hasil penimbangan dan

pengukuran yang telah diamati didapatkan bobot dan jumlah yang berbeda-beda.

Kacang yang berbobot 0,2 gram berjumlah 1; bobot 0,3 gram berjumlah 11; bobot

0,4 gram berjumlah 19; bobot 0,5 gram berjumlah 41; bobot 0,6 gram berjumlah

19; bobot 0,7 gram berjumlah 8; dan bobot 0,8 gram berjumlah 1. Berdasarkan

jumlah yang naik turun sehingga diperoleh grafik bobot dan jumlah kacang tanah

yang berbeda pula. Artinya pengujian ini mendekati garis normal.

Percobaan pengambilan kancing warna sebanyak 200x dan 100x didapatkan

hasil X2 tabel > X2 hitung dan penggunaan hukum Hardy-Weinberg sesuai dengan

(18)

yaitu sesuai dengan perbandingan yang diharapkan. Hukum Hardy-Weinberg

memudahkan kita dalam menentukan apakah asumsi diatas terpenuhi dan apakah

suatu populasi berada dalam keseimbangan yang stabil frekuensi alelnya , dengan

membandingkan frekuensi alel dalam populasi pada lokasi berbeda, maka kita

dapat menentukan apakah terjadi penyimpangan dari keseimbangan. Kemudian

kita dapat meneliti gaya-gaya yang menyebabkan penyimpangan tersebut

(Crowder, 1986).

Hukum Hardy – Weinberg menjelaskan bahwa populasi tidak mengalami

evolusi. Kondisi yang diperlukan untuk tetap mempertahankan kesetimbangan

Hardy-Weinberg (Campbell, 2003) adalah ukuran populasi yang sangat besar,

terisolasi dari populasi lain, tidak ada mutasi netto, perkawinan acak, dan tidak

ada seleksi alam.

Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa keseimbangan alel dalam suatu

populasi dapat digambarkan dengan rumus sederhana, penjabaran binomial,

dengan dua alel yaitu ( p + q )2 = 1. Penggunaan rumus ini untuk melukiskan

keseimbangan, dapat ditunjukkan dengan mengamati persilangan anatara gamet

dari genotip yang berbeda. Hubungan p2 + 2pq + q2 tetap, tidak peduli besarnya

frekuensi alel permulaan (p atau q dapat bernilai 0 sampai 1), yaitu frekuensi

genotip pada saat keseimbanagan hanya tergantung dari frekuensi genotip dari

populasi asal. Keseimbangan dapat tercapai dalam satu generasi, kemudian

frekuensi alel dan genotipe tidak berubah dari generasi kegenerasi, asal

syarat-syarat keseimbangan Hardy-Weinberg terpenuhi. Frekuensi alel dapat ditentukan

(19)

terjadi keseimbangan, maka frekuensi alel dapat dihitung apabila diketahui

frekuensi satu genotipe homozigote (Crowder,1986).

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan maka hasil yang didapat

sesuai dengan literatur dari uji X2 yang telah dilakukan. Maka populasi

tersebut mengalami keseimbangan dari perbandingan yang diperoleh. Suatu

populasi yang didalamnya terjadi perubahan dalam keseimbangan populasi

tersebut maka akan terjadi pelanggaran batasan hukum Hardy-Weinberg akan

menyebabkan poulasi tersebut bergerak menjauhi frekuensi keseimbangan

(20)

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, didapatkan hasil pada

percobaan I, frekuensi alelnya adalah q = 0,49 dan p = 0,51; frekuensi genotip pp

= 26,01%; 2pq = 49,98%; qq = 24,01%. Hasil uji X2 adalah X2tabel (5,99) >

X2hitung (0,99), artinya percobaan sudah sesuai dengan perbandingan sehingga

hukum Hardy-Weinberg terbukti. Hasil pada percobaan II, frekuensi alelnya

adalah q = 0,5 dan p = 0,5; frekuensi genotip pp = 25%; 2pq = 50%; qq = 25%.

Hasil uji X2 adalah X2tabel (5,99) > X2hitung (2,16) artinya percobaan sudah

sesuai dengan perbandingan sehingga hukum Hardy-Weinberg terbukti. Hasil

pada percobaan III yaitu grafik hubungan bobot kacang tanah dan jumlahnya

mengalami kenaikan kemudian menurun. Grafik tertinggi (puncak) yaitu pada

titik bobot kacang tanah 0,5 gram dengan jumlah paling banyak yaitu 41 buah.

Berdasarkan grafik tersebut kita dapat melihat keseimbangan yaitu pada saat

bobot kecil, jumlahnya sedikit kemudian naik sampai batas tertinggi kemudian

mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya bobot kacang tanah.

B. Saran

Praktikan disarankan untuk melaksanakan kegiatan praktikum dengan teliti

dan serius terutama pada saat melakukan uji X2 karena menentukan hsil akhir

sehingga hasil yang didapat itu benar dan tidak harus direvisi.

(21)

Campbell, Neil. A., dkk. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

___________________. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Erlangga. Jakarta.

Crowder, L.V. 1986. Genetika Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Mulliadi, Dudung dan Johar Arifin. 2010. “Pendugaan Keseimbangan Populasi dan Heterozigositas Menggunakan Pola Protein Albumin Darah pada Populasi Domba Ekor Tipis (Javanese Thin Tailed) di Daerah Indramayu”.

Jurnal Ilmu Ternak, Vol. 10 No. 2 : 65-72.

Stanfield, W. D. 1991. Genetika Edisi Kedua. Erlangga. Jakarta.

Suryo. 1986. Genetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Susanto, Agus Heri. 2011. Genetika. Graha Ilmu. Jakarta.

(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)

Gambar

Tabel 1. Percobaan 1 Pengujian dengan X2
Grafik 1. Hubungan bobot kacang tanah dan jumlahnya.

Referensi

Dokumen terkait

Ya Allah, Ya Haadii Ya ‘Aliim, Yang Maha Pemberi Petunjuk Yang Maha Mengetahui, Segala puji dan syukur ke hadirat-Mu atas segala petunjuk yang Engkau berikan, sehingga

Berdasarkan reviu kami, tidak ada hal-hal yang menjadi perhatian kami yang menyebabkan kami percaya bahwa laporan keuangan konsolidasian interim terlampir tidak

Bangunan SMPN 2 Bandung merupakan benda cagar budaya yang memiliki nilai historis. Bangunan didirikan pada tahun 1913 sehingga dikategorikan dalam masa transisi.

Semen seng fosfat sebagai basis digunakan dalam kekentalan yang tinggi dan bentuk lapisan yang relatif tebal untuk menggantikan dentin yang sudah rusak dan untuk

Digunakan untuk mengetahui signifikasi pengaruh antara variabel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat) secara bersama-sama, sehingga bisa diketahui

: bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 58 ayat {3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2OOT tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan

Pada saat yang sama, konsumsi mencapai 2,0 juta ton dengan laju peningkatan lebih dari 10 persen per tahun (Direktorat Jenderal Perkebunan 1995 dan Susila et al., 1995).

Sub bagian yang berisi tentang proses produksi dan reproduksi kebudayaan dalam ruang budaya baru ini, akan sangat membantu menjawab permasalahan mengenai bagaimana