• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI EKON (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI EKON (1)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika

negara Indonesia didirikan, dan hingga sekarang di era globalisasi Negara Indonesia

tetap berpegang teguh kepada Pancasila sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara

tentulah Pancasila harus menjadi acuan negara dalam menghadapi tantangan global

dunia yang terus berkembang. Di era globalisasi ini, peran Pancasila menjadi sangat

penting untuk tetap menjaga eksistensi kepribadian bangsa indonesia, karena dengan

adanya globalisasi batasan-batasan diantara negara seakan tak terlihat. Sehingga

berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan mudah ke masyarakat Indonesia.

Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa Indonesia. Jika kita

dapat menyeleksi dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak globalisasi,

tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah wawasan

dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia. Tetapi, jika kita tidak

dapat menyeleksi dengan baik sehingga hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat

merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia. Dari faktor-faktor itulah

dibutuhkan peranan Pancasila sebagai dasar dan pedoman negara dalam menghadapi

tantangan global yang terus meningkat di era globalisasi.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Pancasila?

2. Apakah pengertian globalisasi?

3. Apa pengaruh globalisasi terhadap ekonomi di Indonesia?

4. Apa pengaruh globalisasi terhadap budaya di Indonesia?

5. Apa peran Pancasila dalam menghadapi pengaruh globalisasi?

C. Tujuan

(2)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 2 2. Mengetahui pengertian globalisasi.

3. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap ekonomi di Indonesia

4. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap budaya di Indonesia

5. Mengetahui peran Pancasila dalam menghadapi pengaruh globalisasi.

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila

Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara ilmiah memiliki

pengertian-pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, sebagai

pandangan hidup bangsa, sebagai ideologi bangsa dan Negara, sebagai kepribadian

bangsa, bahkan dalam proses terjadinya terdapat berbagai macam terminologi yang

harus dideskripsikan secara objektif. Selain itu, Pancasila secara kedudukan dan

fungsinya juga harus dipahami secara kronologis.

Pancasila diyakini sebagai produk kebudayaan bangsa Indonesia yang telah menjadi

sistem nilai selama berabad-abad lamanya. Pancasila tidak berasal dari berbagai paham.

(Srijanti, 2013: 17)

Oleh karena itu, untuk memahami Pancasila secara kronologis baik menyangkut

rumusannya maupun peristilahannya maka pengertian Pancasila tersebut meliputi

lingkup pengertian sebagai berikut :

1. Pengertian Pancasila secara Etimologis

Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal dari Sansekerta dari India (bahasa kasta Brahmana) adapun bahasa rakyat biasa adalah bahasa Prakerta. Menurut Muhammad

Yamin, dalam bahasa sansekerta perkataan “Pancasila” memilki dua macam arti secara

(3)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 3 “Panca” artinya lima. “Syiila” vokal “i” pendek artinya batu sendi, alas, atau dasar.

Syiila vokal i pendek artinya peraturan tingkah laku yang baik, yang penting atau yang

senonoh.

Kata-kata tersebut kemudian dalam bahasa Indonesia terutama bahasa Jawa diartikan

“susila” yang memilki hubungan dengan moralitas. Oleh karena itu, secara etimologis

kata “Pancasila” yang dimaksudkan adalah istilah “Panca Syilla” dengan vokal i pendek

yang memilki makna leksikal “berbatu sendi lima” atau secara harfiah “dasar yang memiliki lima unsur”. Adapun istilah “Panca Syiila” dengan huruf Dewanagari i bermakna 5 aturan tingkah laku yang penting. (Yamin, 1960: 437)

Istilah “Pancasila” pertama kali ditemukan dalam buku Sutasoma karya Mpu Tantular

yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke-14). Dalam buku itu, Pancasila diartikan

sebagai perintah kesusilaan yang jumlahnya lima dan berisi larangan untuk:

1. Melakukan kekerasan

2. Mencuri

3. Berjiwa dengki

4. Berbohong

5. Mabuk akibat minum minuman keras.

Selanjutnya, istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku seseorang atau bangsa; adab; akhlak; dan moral. (Sujanti,

2013: 17)

2. Pengertian Pancasila secara Historis

Proses perumusan Pancasila diawali ketika dalam sidang BPUPKI pertama dr.

Radjiman Widyodiningrat, mengajukan suatu masalah khususnya akan dibahas pada

sidang tersebut. Masalah tersebut adalah tentang suatu calon rumusan dasar negara

Indonesia yang akan dibentuk. Kemudian tampilah pada sidang tersebut tiga orang

(4)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 4 Pada tanggal 1 Juni 1945 di dalam siding tersebut Ir. Soekarno berpidato secara lisan

(tanpa teks) mengenai calon rumusan dasar negara Indonesia. Kemudian untuk membe-berikan nama “Pancasila” yang artinya lima dasar, hal ini menurut Soekarno atas saran dari salah seorang temannya yaitu seorang ahli bahasa yang tidak disebutkan namanya.

Pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, kemudian

keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya Undang-Undang Dasar 1945

termasuk Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di mana didalamnya termuat isi

rumusan lima prinsip atau lima prinsip sebagai satu dasar negara yang diberi nama

Pancasila.

Sejak saat itulah perkataan Pancasila menjadi bahasa Indonesia dan merupakan istilah

umum. Walaupun dalam alinea IV Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tidak termuat istilah “Pancasila”, namun yang dimaksudkan Dasar Negara Republik Indonesia adalah disebut dengan istilah “Pancasila”. Hal ini didasarkan atas interpretasi

historis terutama dalam rangka pembentukan calon rumusan dasar negara, yang secara

spontan diterima oleh peserta sidang secara bulat.

3. Pengertian Pancasila secara Terminologis

Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah melahirkan negara Republik

Indonesia. Untuk melengkapi alat-alat perlengkapan negara sebagaimana lazimnya

negara-negara yang merdeka, maka panitia Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(PPKI) segera mengadakan sidang. Dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945 telah

berhasil mengesahkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang dikenal

dengan UUD 1945. Adapun Undang-Undang Dasar 1945 terdiri atas dua bagian yaitu

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945

yang berisi 37 pasal, 1 aturan Aturan Peralihan yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan

(5)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 5 B. Pengertian Globalisasi

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak

terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu

sendiri. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi mempercepat akselerasi proses

globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi

menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab,

dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan.

Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang

lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun

terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat

seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia

secara mendasar. Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para

pakar ekonomi, sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung

suatu pengetian akan hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa

antar negara diseluruh dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan

dengan terbukanya satu negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang

dan jasa, tetapi juga teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.

Globalisasi adalah masuknya atau meluasnya pengaruh dari suatu wilayah atau negara

ke wilayah atau negara lain atau proses masuknya suatu negara dalam pergaulan dunia.

(Sujanti, 2013: 245)

Globalisasi merupakan suatu proses untuk meletakkan dunia di bawah unit yang sama

tanpa dibatasi oleh kedudukan geografi suatu negara. (Syarbaini, 2010: 316)

Secara ekonomi, globalisasi merupakan proses pengintegrasian ekonomi nasional

bangsa-bangsa ke dalam sistem ekonomi global. Globalisasi melibatkan penciptaan satu

ekonomi dunia tidak hanya merupakan totalitas dari perkonomian nasionalnya.

Menurut James Petras proses globalisasi adalah aliran modal, komoditas, teknologi dan

tenaga kerja berskala dan berjangka panjang melintasi perbatasan negara. (Syarbaini,

(6)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 6 Globalisasi adalah suatu proses integrasi di dunia internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya.

(Wikipedia.org)

C. Pancasila di Era Globalisasi

Realitas kontemporer memperlihatkan bahwa tantangan terhadap ideologi Pancasila,

baik kini maupun nanti, beberapa di antaranya telah tampak di permukaan. Tantangan

dari dalam di antaranya berupa berbagai gerakan yang hendak memisahkan diri dari

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Penanganan yang tidak tepat dan tegas

dalam menghadapi gerakan-gerakan tersebut akan menjadi ancaman serius bagi tetap

eksisnya Pancasila di bumi Indonesia. Bahkan, bisa jadi akan mengakibatkan Indonesia

tinggal sebuah nama sebagaimana halnya Yugoslavia dan Uni Soviet. Tidak kalah

seriusnya dengan tantangan dari dalam, Pancasila juga kini tengah dihadapkan dengan

tantangan eskternal berskala besar berupa mondialisasi atau globalisasi.

Globalisasi yang berbasiskan pada perkembangan teknologi informasi, komunikasi, dan

transportasi, secara drastis telah mentransendensi batas-batas etnis bahkan bangsa.

Jadilah Indonesia kini, tanpa bisa dihindari dan menghindari, menjadi bagian dari arus

besar berbagai perubahan yang terjadi di dunia. Sekecil apa pun perubahan yang terjadi

di belahan dunia lain akan langsung diketahui atau bahkan dirasakan akibatnya oleh

Indonesia. Sebaliknya, sekecil apa pun peristiwa yang terjadi di Indonesia secara cepat

akan menjadi bagian dari konsumsi informasi masyarakat dunia.

Pengaruh dari globalisasi ini dengan demikian begitu cepat dan mendalam. Menjadi

sebuah petanyaan besar bagi bangsa Indonesia, sanggupkah Pancasila menjawab

berbagai tantangan tersebut? Akankah Pancasila tetap eksis sebagai ideologi bangsa?

Jawabannya tentu akan kembali kepada bangsa Indonesia sendiri sebagai pemilik

Pancasila. Namun demikian, jika kemudian mencoba untuk mencari jawaban atas

berbagai tantangan tersebut maka jawabannya adalah bahwa Pancasila akan sanggup

menghadapi berbagai tantangan tersebut jika Pancasila di Indonesia benar-benar mampu

(7)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 7 Penanaman kembali kesadaran bangsa tentang eksistensi Pancasila sebagai ideologi

bangsa. Penanaman kesadaran tentang keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa

mengandung pemahaman tentang adanya suatu proses pembangunan kembali kesadaran

akan Pancasila sebagai identitas nasional. Upaya ini memiliki makna strategis manakala

realitas menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu telah terjadi proses pemudaran

kesadaran tentang keberadaan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Salah satu langkah

terbaik untuk mendekatkan kembali atau membumikan kembali Pancasila ke tengah

rakyat Indonesia tidak lain melalui pembangunan kesadaran sejarah. Tegasnya Pancasila

didekatkan kembali dengan cara menguraikannya sebagai bagian yang tak terpisahkan

dari perjuangan rakyat Indonesia, termasuk menjelaskannya bahwa secara substansial

Pancasila adalah merupakan jawaban yang tepat dan strategis atas keberagaman

Indonesia, baik pada masa lalu, masa kini maupun masa yang akan datang.

D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa

Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan budaya

bangsa Indonesia. Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata menimbulkan

sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai pelestarian

budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi)

mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri sendiri.

Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong, dan sopan berganti

dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas. Di Tapanuli (Sumatera Utara)

misalnya, 20 tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih banyak yang berminat untuk

belajar tari tor-tor dan tagading (alat musik batak). Hampir setiap minggu dan dalam

acara ritual kehidupan, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai hiburan budaya

yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya

kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya dapat

disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesi Indah (TMII). Padahal

kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi pariwisata

budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun daerah,

(8)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 8 Hal lain yang merupakan pengaruh globalisasi adalah dalam pemakaian bahasa

indonesia yang baik dan benar (bahasa juga salah satu budaya bangsa). Sudah lazim di

Indonesia untuk menyebut orang kedua tunggal dengan Bapak, Ibu, Pak, Bu, Saudara,

Anda, dibandingkan dengan kau atau kamu sebagai pertimbangan nilai rasa. Sekarang

ada kecenderungan di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa

Indonesia dialek Jakarta seperti penyebutan kata gue (saya) dan lu atau loe (kamu).

Selain itu kita sering dengar anak muda mengunakan bahasa Indonesia dengan

dicampur-campur bahasa inggris seperti ok, no problem dan yes, bahkan kata-kata

makian (umpatan) sekalipun yang sering kita dengar di film-film barat, sering

diucapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kata-kata ini disebarkan melalui media TV

dalam film-film, iklan dan sinetron bersamaan dengan disebarkannya gaya hidup dan

fashion. Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma

kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi

remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan

bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan

majalah-majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia.

Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta

`menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi

trend dilingkungan anak muda. Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat

ialah meluasnya anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat

merupakan suatu yang universal. Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan

teknologi) diterima dengan `baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai

sistem nilai sosial dan budaya Timur (termasuk Indonesia) sehingga terbuka pula

konflik nilai antara teknologi dan nilai-nilai ketimuran.

Pengaruh globalisasi ada yang positif juga ada yang negatif, berikut adalah

pengaruhnya:

1. Pengaruh positif globalisasi - Politik

Pemerintah dijalankan secara terbuka dan demokratis karena pemerintahan adalah

(9)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 9 tentu akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa

rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

- Ekonomi

Terbukanya pasar internasional yang meningkatkan kesempatan kerja dan

meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan

ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

- Sosial-budaya

Dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi, disiplin dan iptek

dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada

akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap

bangsa.

2. Pengaruh negatif globalisasi

- Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat

membawa kemajuan dan kemakmuran sehingga tidak menutup kemungkinan

berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi Liberalisme. Jika hal tersebut

terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

- Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam

negri karena banyaknya produk luar negeri membanjiri Indonesia. Dengan

hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala

berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat terhadap bangsa Indonesia.

- Masyarakat Indonesia khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas

diri sebagai bangsa Indonesia karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya

barat dan serba minim, termasuk pakaian.

- Mangkibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan

miskin karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut

dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat

mengganggu kehidupan nasional bangsa.

- Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar

perilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan

(10)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 10 E. Pengaruh Globalisasi Terhadap Ekonomi Bangsa

Globalisasi merupakan proses dimana hubungan sosial dan saling ketergantungan

antarnegara dan antarmanusia menjadi semakin tidak berbatas.

Sedangkan menurut Selo Soemardjan, Globalisasi adalah terbentuknya sistem

organisasi dan komunikasi antar masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem

dan kaidah - kaidah yang sama.

Globalisasi terjadi pada bidang informasi, ekonomi, serta budaya. Sudah sejak lama

pemerintah Indonesia menggembar-gemborkan tentang globalisasi itu sendiri. Dengan

harapan masyarakat dan pelaku industri siap menghadapi segala dampak dari globalisasi

terutama pengaruh globalisasi pada perkembangan ekonomi Indonesia.

Pasar bebas merupakan salah satu bentuk nyata dari globalisasi ekonomi. Pengaruh dari

globalisasi pada perkembangan ekonomi Indonesia diantaranya adalah tumbuhnya

kreativitas para pelaku ekonomi Indonesia serta semakin mendunia produk-produk

buatan Indonesia. Dengan adanya globalisasi, para pelaku ekonomi, memang dituntut

untuk semakin kreatif menciptakan produk - produk yang tidak hanya mampu bersaing

dengan sesama produk buatan dalam negeri, namun juga harus mampu bersaing dengan

produk-produk dari negara lain. Tanpa adanya pengembangan produk, sudah pasti

produk mereka tidak akan bisa laku di pasaran. Terlebih sejak CAFTA (China Asia Free

Trade Assosiation) diberlakukan, barang-barang dari China mulai membanjiri pasar

Indonesia. Tidak hanya bentuk serta tampilan produk yang menarik, namun juga harga

yang ditawarkan sangat murah bila dibandingkan dengan produk-produk buatan

Indonesia.

Sebenarnya banyak pihak yang menyayangkan mengapa Indonesia ikut menandatangani

CAFTA. Tidak hanya karena dunia industri Indonesia dianggap belum siap menghadapi

pengaruh globalisasi pada perkembangan ekonomi Indonesia, namun juga karena

kondisi internal ekonomi Indonesia yang masih belum stabil. Namun dengan alasan

(11)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 11 tidak turut serta dalam perjanjian CAFTA tersebut, maka siap atau tidak, akhirnya

Indonesia terlibat dalam pasar bebas Asia.

Bagi beberapa pelaku industri, terutama yang selama ini mengandalkan bahan baku

import dari China, malah menjadi pihak yang diuntungkan atas masuknya Indonesia ke

dalam pasar bebas Asia. Mereka bisa mendapatkan bahan baku dengan harga yang jauh

lebih murah karena dilakukannya perjanjian penghapusan tarif import sehingga bisa

menekan banyak biaya yang harus mereka keluarkan. Dengan mendapatkan bahan baku

yang murah, maka secara otomatis kegiatan industri bisa semakin berkembang. Itu

merupakan contoh positif dari pengaruh globalisasi pada perkembangan ekonomi

Indonesia.

F. Peranan Pancasila Dalam Menghadapi Pengaruh Globalisasi

Fenomena Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan

memudar karena terjadinya berbagai perkembangan disegala aspek kehidupan,

khususnya dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadinya perkembangan

berbagai aspek kehidupan khususnya dibidang IPTEK, maka manusia dapat pergi dan

berpindah ke berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai

informasi yang ada dan yang terjadi di dunia. Namun, fenomena Globalisasi ini tidak

selalu positif, berbagai perubahan yang terjadi akibat dari Globalisasi sudah sangat

terasa, baik itu dibidang Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Teknologi Informasi.

Berbagai dampak negatif terjadi karena manusia kurang memfilter dampak dari

globalisai sehingga lebih banyak mengambil hal-hal negatif daripada hal-hal positif

yang sebenarnya bisa lebih banyak kita dapatkan dari fenomena globalisasi. Dalam hal

ini Pancasila sebagai dasar Negara Indonesia haruslah menjadi sebuah acuan dalam

menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, berbagai tantangan dalam

menjalankan ideologi Pancasila juga tidak mampu untuk menggantikan Pancasila

sebagai ideologi bangsa Indonesia, Pancasila terus dipertahankan oleh segenap bangsa

Indonesia sebagai dasar Negara, itu membuktikan bahwa Pancasila merupakan Ideologi

yang sejati untuk bangsa Indonesia. Oleh karena itu, tantangan di era Globalisasi yang

(12)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 12 suka, bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi dunia. Tetapi, harus diingat

bahwa bangsa dan Negara Indonesia tidak mesti kehilangan jati diri, walaupun hidup

ditengah-tengah pergaulan dunia. Hal itu tidak akan terjadi karena kunci persoalan

tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan Dasar Negara. Bila rakyat

dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau

budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya secara otomatis.

Hanya saja persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti ini, justru jati diri

bangsa Indonesia tengah berada pada titik nadi. Bangsa dan rakyat indonesia kini

seakan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga budaya atau nilai-nilai dari luar baik

yang sesuai maupun yang tidak sesui semuanya ditelan secara mentah-mentah.

Nilai-nilai yang datang dari luar serta merta diNilai-nilai bagus sedangkan Nilai-nilai-Nilai-nilai luhur yang

telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat seakan-akan telah usang dan

dianggap ketinggalan jaman. Dalam kondisi ini sekali lagi peran Pancasila sebagai

pandangan hidup dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai

nilai-nilai mana saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila itu

sendiri. Dengan begiu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada diatas

kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya setiap bangsa di dunia sangat memerlukan

pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan

tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai suatu

pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari

persoalan tersebut. Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar

kehidupan yang dicita-citakan suatu bangsa. Oleh karena itu, dalam pergaulan

kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh

atau meniru model yang dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan

(13)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 13 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Peran Pancasila sangat penting dalam menghadapi arus globalisasi. Karena Pancasila

merupakan sebuah kekuatan ide yang berakar dari bumi Indonesia untuk menghadapi

nilai-nilai dari luar, sebagai sistem syaraf atau filter terhadap berbagai pengaruh luar,

nilai-nilai dalam Pancasila dapat membangun sistem imun dalam masyarakat kita

terhadap kekuatan-kekuatan dari luar sekaligus menyeleksi hal-hal baik untuk diserap,

dan sebagai sistem dan pandangan hidup yang merupakan konsensus dasar dari berbagai

komponen bangsa yang plural ini. Lewat Pancasila, moral sosial, toleransi, dan

kemanusiaan, bahkan juga demokrasi bangsa ini dibentuk. Pancasila seharusnya

dijadikan sebagai poros identitas untuk menghadapi bermacam identitas yang

ditawarkan dari luar. Tetapi sangat disayangkan jika wacana Pancasila belakangan ini

mulai berkurang. Mengingat berbagai potensi yang tersimpan di dalamnya, wacana

nasional ini perlu untuk dimunculkan kembali, dibangkitkan kembali dan digali terus

nilai-nilainya agar terus berdialektika dalam jaman yang terus bergulir. Untuk itu

Pancasila harus bisa kita telaah secara analitis.

B. Saran

Perlu ditanamkannya nilai – nilai dalam Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat.

Agar kita mampu memfilterisasi arus globalisasi yang ada. Sesuaikah dengan nilai –

nilai Pancasila. Pancasila dapat berperan dalam era globalisasi apabila dari diri masing –

masing sudah tertanam nilai – nilai luhur Pancasila. Tentu akan percuma peran

Pancasila dalam era globalisasi ini, apabila dalam diri sendiri tidak mempunyai

(14)

PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBALISASI (EKONOMI & BUDAYA)

KELOMPOK 6 (Fauzi, Galuh, Habib, Intan, Nita, Ulfa) 14 DAFTAR RUJUKAN

M. Hum., Rukiyati, dkk. 2008. Pendidikan Pancasila. UNY Press: Yogyakarta.

Syarbaini, S. 2010. Implementasi Pancasila melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Srijanti, dkk. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Mahasiswa. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Habib Mustopo, M.1992. Ideologi Pancasila dalam Menghadapi Globalisasi dan

EraTinggal Landas. Bandungan-Ambarawa: Panitia Seminar dan Loka Karya.

Yulianingsih. 2012. Kedudukan Pancasila di Era Globalisasi, (Online), (http://yulianingsih92.wordpress.com/2012/12/16/kedudukan-pancasila-di-era-globalisasi/), diakses 16 Desember 2012

Inolva, F. 2013. Makalah Pancasila di Era Globalisasi, (Online),

(http://feris42.blogspot.com/2013/03/makalah-pancasila-di-era-globalisasi.html), diakses 15 Maret 2013

Angga, S. 2013. Contoh Makalah Tentang Peranan Pancasila di Era Globalisasi, (Online),

(http://cagyahoo.blogspot.com/2013/04/contoh-makalah-tentang-peranan.html), diakses 4 Juni 2013

Shingwa, R. 2012. Makalah Pendidikan Pancasila Peranan Pancasila Di Era

Globalisasi, (Online),

(http://www.scribd.com/doc/91949596/MAKALAH-PENDIDIKAN-PANCASILAPERANANPANCASILA-DI-ERA-GLOBALISASI), diakses 1 Mei 2012

Setyawan, F. N. 2009. Makalah Pancasila Di Era Globalisasi, (Online), (http://va-riza.blogspot.com/2009/04/makalah-pancasila-di-era-globalisasi.html), diakses 3 April 2009

Idris. 2011. Pancasila Di Era Globalisasi, (Online),

(http://makalahcentre.blogspot.com/2011/01/pancasila-diera-globalisasi.html), diakses 9 Januari 2011

Pengertian pancasila secara etimologis, historis, dan terminologis, (Online), (http://pancasila2013.weebly.com/pengertian-pancasila.html)

Ezagren. 2011. Globalisasi, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi), diakses 27 Juni 2011

2014. Pengaruh Globalisasi Pada Perkembangan Ekonomi Indonesia, (Online),

Referensi

Dokumen terkait

Sampel salep asam benzoat dilarutkan terlebih dahulu ke dalam kloroform, kemudian dimasukkan kedalam corong pisah dan ditambahkan larutan NaOH untuk memisahkan

Gardner (1986), dikutip dari swanburg (2001) mendefinisikan kepemimpinan sebagai “suatu proses persuasi dn memberikan contoh sehingga individu (atau pimpinan kelompok)

Communication Objective Dari riset penyelenggara pasca event yang dilakukan melalui 60 responden yang mengetahui Klub sepatu roda kota Semarang, sebanyak 43, yang berminat gabung

Halaman bobot masuk halaman berfungsi untuk menampilkan data input dari kriteria calon supplier sepatu keselamatan, seperti yang terlihat pada gambar 9.. Gambar

Kepada abang, kakak beserta keluarga (dr. Lubis, SpPD, dr. Arlina Lubis, dr. Rahmawati Sp.M dan dr. Anna Mira Lubis, SpPD) dan seluruh keluarga besar yang tidak mungkin saya

Tabel 4.24 menyatakan bahwa sebagian besar industri (82%) menyatakan bahwa penggantian HCFC dilakukan karena adanya penerapan peraturan tentang pengurangan konsumsi

Adapula permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan tersebuta adalah kesulitan dalam perhitungan stok barang dalam cakupan yang besar sehingga sering terjadi

Penataan antara bank sentral (bilateral maupun multilateral) memungkinkan bank sentral melakukan kerja sama keuangan dengan bank sentral/lembaga internasional lain guna