• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL KERJA PRAKTEK PENGARUH MEDIA GE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL KERJA PRAKTEK PENGARUH MEDIA GE"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PENGARUH MEDIA GERUS PENGGILINGAN TERHADAP

NILAI KALOR BAKAR BATUBARA

Diajukan sebagai persyaratan

Untuk kerja praktek

Disusun Oleh

:

HOTDEN MANURUNG 12 306 058

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MEDAN

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

(2)
(3)
(4)

I-1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Untuk keperluan tertentu dibutuhkan material dengan ukuran dan karakteristik

tertentu yang disebut bulk. Bulk dengan ukuran tertentu umumnya disediakan

melalui proses penghancuran dan penggilingan. Akan tetapi, produk penggilingan

dengan ukuran yang sama belum tentu memiliki karakteristik yang sama sehingga

dibutuhkan suatu cara tertentu untuk menggilingnya (Sedarta, 2013).

Batubara, merupakan salah satu sumberdaya energi yang banyak digunakan dan

umumnya disediakan dengan cara-cara dan dalam ukuran tertentu. Selain

pencucian, proses penghancuran dan penggilingan adalah yang paling sering

dilakukan.

Menurut Sedarta dan Munthe (2013), proses penggilingan dapat mempengaruhi

bentuk dan ukuran butir. Rasio reduksi optimum hanya dicapai pada waktu

penggilingan < 90 menit. Selebihnya, semakin lama waktu giling partikel

berukuran kecil dapat menempel pada partikel lainnya dan akhirnya menyatu

membentuk partikel baru yang lebih besar yang disebut dengan sinter. Proses

sintering diduga akibat bertambahnya temperatur ruang remuk sehingga pori

partikel yang lebih besar semakin membuka. Selain ukuran butir mengalami

pembesaran, sifat partikel juga diperkirakan mengalami perubahan.

Penelitian ini direncanakan untuk menyelidiki pengaruh media gerus dan waktu

penggilingan terhadap partikel batubara berukuran kecil. Selain distribusi ukuran

dan bentuk butir, pengaruhnya terhadap nilai bakar batubara juga dipelajari.

Karena walaubagaimanapun juga, pada pemanfaatan batubara, selain sisa proses

penambangan dan pengolahan adalah terdapat batubara berukuran kecil, proses

aglomerasinya juga melalui proses penghalusan.

Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat merupakan suatu terobosan alternatif

peningkatan kualitas batubara yang dapat disisipkan pada saat proses penyiapan

(5)

I-2

1.2Perumusan Masalah

Penelitian ini memiliki beberapa pertanyaan tentang upaya peningkatan kualitas

batubara pada saat proses penyiapan setelah proses penambangan sebelum dijual

(dikapalkan), namun yang paling utamnya adalah:

1. Apakah perbedaan media gerus dapat menghasilkan distribusi dan bentuk

butir batubara yang berbeda.

2. Apakah perbedaan media gerus dapat mempengaruhi kualitas bkar batubara.

3. Apakah perbedaan waktu giling juga turut mempengaruhi perubahan sifat –

sifat fisik dan kalor batubara.

1.3Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud

Maksud dari penelitian ini adalah sebagi berikut :

1. Mendapatkan rekayasa teknologi pengolahan batubara yang lebih baik

2. Memahami dampak proses pengolahan terhadap kualitas batubara

3. Memahami pengaruh waktu proses terhadap kualitas batubara

1.3.2 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak media gerus

terhadap distribusi ukuran butir dan nilai kalor bakar batubara

1.4Batasan Masalah

Walaubagaimanapun juga, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan,

diantaranya:

1. Batubara yang diteliti adalah yang telah tersedia di Pusat Penelitian

Teknologi Mieneral Bandung

2. Proses penggilingan dilakukan pada sebuah silinder horizontal berongga

dengan media gerus batang dan bola

3. Perbedaan karakteristik produk penggilingan diasumsikan sepenuhnya

(6)

I-3

1.5Output Penelitian

Output dari penelitian ini adalah :

1. Sebuah laporan penelitian untuk memenuhi salah satu sayarat kurikulum

di Jurusan teknik Pertambangan, Institut Teknologi medan

2. Sebuah bahan seminar yang akan dipresentasekan di Jurusan Teknik

pertambangan, FTM-ITM

3. Sebuah karya ilmiah yang akan dipublikasikan di Jurnal ilmiah

SAINTEK Institut Teknologi Medan

1.6Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat dari penelitian ini, diantaranya:

1. Dipahaminya sistem kerja profesional PPTM didalam mengelola

laboratorium berbasis penelitian dalam bidang mineral

2. Memenuhi salah sayarat kurikulum di Jurusan Teknik Pertambangan

untuk menempuh study strata 1

3. Sebuah informasi awal bagi Laboratorium Jurusan Teknik Pertambangan

untuk pengusulan penelitian pendahuluan ataupun yang bersifat

pengembangan dalam rangka memenuhi kebutuhan pihak ketiga ataupun

pengembangan kurikulum Jurusan Teknik pertambangan

1.7Outcome

Outcome dari penelitian ini adalah :

1. Lebih memahami teknologi pengolahan batubara yang ada.

2. Sebagai awal penciptaan kerjasama antar lembaga (Institut Teknologi Medan)

dengan Puslitbang TekMIRA untuk pengembangan teknologi pengolahan

batubara.

3. Memahami dan mendapatkan data akurat tentang alat percobaan yang dapat

(7)

II-1

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1Pengertian dan Proses Pembentukan Batubara

Batubara merupakan batuan sedimen atau padatan yang dapat terbakar berasal

dari tumbu – tumbuhan berwarna cokelat – hitam dimana sejak pengendapannya

mengalami proses fisik dan kimai yang mengakibatkan terjadinya pengkayaan

kandungan carbonya (C), batubara terdiri dari unsur karbon (C), oksigen (O),

hidrogen (H), sulfur (S) dan lain – lain.

Proses pembentukan batubara :

1. Proses biokimia (tahap penggambutan) yaitu pembentukan gambut dari

prnghancuran tumbu – tumbuhan akibat dari aktivitas microbiologi

(bakteri anaerobic ( tanpa O2).

2. Proses thermodinamika (geokimia) yaitu tahap pembentukan batubara dari

gambut (peat) akibat peningkatan suhu, tekanan dan peranan waktu.

Gambar 2.1 Proses Pembentukan Batubara

Bahan utama tumbuhan yang mengahasilkan batubara yaitu celulosa (C6H10O5) Dengan reaksi sebagai berikut :

- 5(C6H10O5) C22H20O4 +3CH4 + 10H2O + 8CO2 + CO

2.2Penggunaan Batubara Untuk Berbagai industri

Batubara indonesai digunakan untuk berbagai industri seperti industri semen,

PLTU, kertas, briket dan lain – lain. Tabel 2.1 akan menunjukkan pengunaan

(8)

II-2

Tabel 2.1 Pemanfaatan Batubara untuk industri tahun 1998 - 2005

2.3 Komponen – komponen di Dalam Batubara

Batubara merupakan gabungan atau campuran dari beberapa macam zat yang

mengandung karbon, hidrogen dan oksigen dalam ikatan kimia bersama – sama

dengan sedikit sulfur dan nitrogen. Secara umum batubara terdiri dari :

- Air atau lengas (moisture)

- Abu (ash)

- Zat terbang (valtile matter)

- Karbon tertambat atau karbon padat (fixed karbon)

a. Air atau lengas

Air atau lengas kandungan air yang menenpel pada batubara baik

dipermukaan batubara (lengas bebas) maupn di dalam batubara (lengas

bawaan). Lengas bebas merupakan lengas yang terikat secara mekanik

dengan batubara baik pada permukaan batubara maupun pada retakan –

retakan batubara. Lengas bawaan merupakan lengas yang terikat secara

(9)

II-3

b. Abu

Abu batubara merupakan sisa organik yang terjadi setelah batubara

dibakar. Abu terdira dari inherent minal matter dan extranous mineral

matter. Inherent mineral matter yaitu unsur pengotor yang berhubungan

dengan proses pembentukan batubara atau tergabung dbesamaan saat

pembentukan batubara. Extraneous mineral matter yaitu pengotor batubara

yang berasal dari tana penutup batubara atau lapisna antar batubara.

c. Zat terbang

Bagian dari batubara yang mengup pada saat dipanaskan tanpa udara

(dalam tungku tertutup) dengan suhu 9000 – 9500 C. Zat terbang terdiri dari gas – gas yang mudah terbakar seperti H2, CO, dan CH4.

d. Karbon tertambat

Karbon yang terdapat pada batubara berupa zat padat.

2.4 Poses Penggilingan

Proses penggilingan terjadi saat terjadinya tumbukan antara media giling dan

ruang remuk berupa silinder berongga horizontal, dapat juga terjadi antara media

giling. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) Media adalah salah satu

alat atau sarana yang terletak di antara dua belah pihak, pada kegiatan ini media

yang digunakan adalah ruang remuk berupa silinder berongga horizontal

dilengkapi batang baja dan bola.

2.4.1 Grinding

Alat penggerusan pada penggilingan batubara menggunakan ball mill, bowl mill,

vertical roller mill, roller mill, jet mill dan lain – lain (Barry and Golebioski,

2009) . Prosess penggerusan dilakukan sebagai lanjutan dari pereduksian primer

baik dengan jaw crusher, roll crusher dan hammer mill.

(10)

II-4

Pergerakan medaia gerus dalam tubling pada saat penggerusan dipengaruhi oleh

gerakan liners dan daya angkat (lifters) media gerus dalam tubling.

Liners yaitu terjadinya gesekan antara tubling dan media gerus yang bergerak

bebas. Lifters (daya angkat) yaitu putaran yang terjadi pada media gerus dan

tubling akibat dari putaran dari mesin penggerak. Proses penggerusan yang terjadi

dalam tubling dapat terlihat seperti gambar berikut, dimana material dan media

gerus mengikuti arah putaran atau gerakan tubling (King.R.P, 2000).

2.4.2 Kecepatan Kritis

Keseimbangan gaya dalam suatu rotasi dipengaruhi oleh :

a. Gaya Sentripugal

menggatikan rod. Penggerusan dengan dengan ball mill menggunakan tubling

yang diisi dengan bola baja (ball) sampai 40% volume tubling. Partikel pada

tubling dengan umpan 125 mm dan menghasilkan produk dengan ukuran

0,005mm. Namun ukuran produk sangat dipengaruhi oleh durasi penggerusan

selama berada dalam zona gerus. Kecepata rotasi optimum yaitu sekitar 75%

kecepatan kritis. Beberapa ball digolongkan dalam beberapa golonya yaitu ball

(11)

II-5

Gambar 2.5 Penampang melintang ball mill

Proses penggerusan pada ball mill

Gambar 2.6 Proses penggrusan pada Ball mill

Proses pengerusan dengan ball yaitu terjadinya tumbukan antara ball dengan

umpan pada dinding tubling, dengan demkian maka akan terbentuk retakan –

retakan pada umpan yang akan menghasilkan ukuran yang lebih kecil.

Penggerusan dengan ball mill mengahsilkan ukuran umpan yang lebih kecil hal

tersebut dipengaruhi oleh sifat fisik media gerusnya kemudian dipengaruhi oleh

proses yang terjadi saat pengrusan dimana ball dapat mengikuti pergerakan

tubling hingga ketinggian maksimal dan pada saat ball jatuh akan menghasilkan

ukuran partikel yang relatif lebih kecil (Pratical Action, 1993).

2.5.2 Rod Mill

Penggerusan dengan rod mill adalah salah satu jenis tubling dimana persentase

volumenya (30% – 40%) terisi dengan silinder baja. Penggerusan dengan rod mill

diterapkan dengan cara penggerusan basah dan kering, rod mill digunakan pada

prymary grinding sebelum dilanjutkan dengan ball mill. Ukuran umpan untuk rod

(12)

II-6

(Mineral Processing Milling; Practical Actoin). Ukuran panjang maksimum rod

adalah 6 – 7 m dan batasan panjang diameter tubling adalah 0,6 – 0,7 panjang

tubling. Rasio reduksi biasanya antara 15: 1 s.d. 20:1(Practical Actoin, 1993).

Gambar 2.7 Tampilan Rod Mill

Proses Penggerusan Pada rod Mill

Gambar 2.8 proses Penggerusan pada rod mill

Rod mill merupakan suatu media gerus pada proses pengolahan suatu bahan

galain. Proses penggerusan pada rod mill terjadi saat umpan berada antara rod

(silinder baja) dan tubling sehingga terjadi gesekan yang akan mereduksi ukuran

umpan. Waku penggerusan sangat mempengaruhi ukuran produk.

2.5.3 Penggerusan Dengan Turbomill

Turbomill salah satu media dalam penggerusan batubara yang dilengkapi dengan

rotor dan sebuah baja pendek sebagai penggerus. Kecepatan rotor dapat

ditingkatkan hingga 7,45m/s turbomilling sering digunakan dalam penggilingan

(13)

II-7

Gambar 2.7 Gambar sistematik torbomill

Barikut adalah beberapa hasil pengujian penggilingan dengan mengguanakan

batubara dari berbagai tempat untuk membandingkan diameter hasil penggilingan

dengan durasi penggilingan. Sampel 1 dari Freeport seam sampel 2 dari Pittsburgh

seam dan sampel 3 dari Tiger mine (Davis E.G, 1987).

Gambar 2.8 grafik perbandingan diameter dengan waktu

2.6 Aglomerasi

Aglomerasi identik dengan pengumpulan pada satu tempat yang sama. Secara fisis

(14)

II-8

menyatukan partikel-partikel kecil agar partikel lebih berat dan mudah

mengendap.Dalam arti luas aglomerasi adalah istilah yang mencakup semua

proses di mana partikel halus, terdispersi baik gas atau cairan, untuk membentuk

produk kasar.

Jadi Aglomerasi adalah suatu proses penggumpalan dari partikel-partikel yang

kecil atau halus menjadi partikel yang besar atau kasar. Koleksi partikel yang

dihasilkan disebut aglomerat (gumpalan) atau granul. Aglomerasi ini dapat

dilakukan pada ore/bijih, konsentrat, juga partikel-partikel yang telah mengalami

roasting. Untuk pekerjaan selanjutnya yang telah ditentukan. Produk / hasil dari

agglomerasi ini memperkuat sifat mekanis dari partikel yang mengalami

agglomerasi (K.Darcovich and Capes C.E, 1980).

2.7 Teknologi Batubara Bersih

2.7.1 Efesisensi penggunaan batubara

Efesiensi batubara merupakan reduksi utama batubara untuk mengurangi

kadungan karbon dioksida. Pereduksian ini bertujuan untuk peningkatan kualitas

batubara dalam penggunaan sebagai biomas, pembangkit listrik dan lain – lain.

Efesiensi rata – rata pada konsumsi energi batubara pada konverensi OECD

adalah 36% tahun 2002. Terdapat banyak pilihan dalam pengembangan dan

penggunaan pada pereduksian batubara. Pengahasil teknologi energi salah satunya

dengan mereduksi dan memancarkan CO2.

2.7.2 Penggunaan batubara bersih

Penggunaan batubara bersih dikembangkan untuk mencegah pembentukan SO2,

Nox dan partikel lainyang terbentuk ketika pembakaran batubara. Batubara bersih

merupakan pengembangan dari pencucian barubara baik untuk penggilingan dan

pembakaran. Pencucian batubara dapat mengurangi kandungan abu dan

meningkatkan energy perton. Pada banyak kasus pencucian juga mengurangi

(15)

II-9

2.7 Ukuran Ayakan

Untuk mentukan ukuran partikel terdapat beberapa cara, dimana salah satunya

adalah menggunakan ayakan. Pada penetuan ukuran butir dari hasil penggerusan

Rod digunakan standart ayakan yang umum digunakan (Telsmith INC: 2011)

Tabel 2.1 standar ukuran Ayakan menurut A.S.T.M

(16)

II-10

2.8 Persen Kurva Distribusi Ukuran Butiran

Hasil dari analisa ayakan umumnya digambarkan di dalam kertas semilogaritma,

yang dikenal sebagai kurva distribusi ukuran butiran. Diameter partikel butiran

digambarkan dalam sekala logaritma dan persentasi dari butiran yang lolos ayakan

tersebut. Dimana ordinat semilogaritma adalah persentase berat partikelnya yang

lebih kecil dari ukuran absisinya yang diketahui. Makin landai kurva distribusi,

makin rentang distribusinya; makin curam kurva, makin kecil rentang

distribusinya (Braja M Das, 1993). Ukuran berbutir kasar dideskripsikan

bergradadsi baik jika tidak ada partikel partikel ukurannya menyolok dalam suatu

rentang distribusi dan jika masih terdapat partikel-partikel yang berukuran sedang

secara umum tanah bergradasi baik diwakili oleh kurva distribusi yang cembung

dan mulus. Selain itu parameter-parameter besar yang didapat ditentukan dengan :

a. ukuran efektif

b. koefisien keseragaman

c. koefisien gradasi

Persen koefisien keseragaman dinyatakan sebagai berikut :

Cu =

D60 = diameter yang disesuaikan dengan 60% lolos ayakan

D10 = diameter yang bersesuaian dengan 10% lolos ayakan

Persen koefisien gradasi dinyatakan sebagai berikut :

Cc =

D30 = diameter yang bersesuaian dengan 30% lolos ayakan

Ukuran butir kasar dideskripsikan bergradasi baik, (a) jika ukurannya seragam

atau (b) jika tidak atau jarang terdapat partikel berukuran sedang. Ukuran partikel

digambar dengan kurva dengan skala logarimik sebagai absis. Jadi jika ada dua

(17)

II-11

berlainan. Kurva distribusi tidak hanya menunjukkan rentang (range) dari ukuran

butir yang dikandung ditanah. Pada jenis gradasi dapat dilihat dari grafik di bawah

ini

(18)

III-1

BAB III METODOLOGI

3.1Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah percobaan. Proses

percobannya dilakukan dengan memasukkan batubara kedalam ruang remuk

berupa silinder berongga horizontal. Produk penggerusan dianalisa mengunakan

ayakan dan mikroskop untuk mengetahui bentuk permukaan dan distribusi ukuran

yang dihasilkan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi

Mineral dan BatuBara (Puslitbang TekMIRA) Jl. Jend. Sudirman 623

Bandung 40211, Jawa Barat Indonesia

3.3 Bahan Penelitian

Proses penelitian ini menggunakan bahan yang telah tersedia di laboratorium

Puslitbang TekMIRA Bandung

3.4 Peralatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan alat gerus rod mill yang dilengkapi dengan silinder

baja sebagai alat penggerus bahan yang diamsukkan kedalam rod mill dan

mikroskop sebagai alap optis

3.5 Prosedur Penelitian

Prosedur percobaan yang dilakukan saat penelitian yaitu :

1. Mengambil bahan yang telah tersedia di laboratorium

2. Membagi batubara dalam 10 bagian yang sama.

3. Menghidupkan mesin dan menggerus umpan bagian I dengan media silinder

baja dua buah pada waktu 30 sekon.

4. Matikan mesin

(19)

III-2

6. Menimbang hasil penggerusan Rod Mill.

7. Menganalisa kandungan pengotor dan bentuk permukaan batubara di bawah

mikroskop.

8. Mengulangi percobaan 3 – 7 dengan interval waktu 30, 60, 90, 120 dan 180

sekon.

9. Melakukan prosedur 3 – 8 dengan menggunakan media giling ball mill.

10.Selesai.

3.6 Diagram Alir

Proses penelitian ini mempunyai kerangka utama yang dinamakan diagram alir,

berikut adalah diagram alir dari penelitian yang akan dilaksanakan.

(20)

III-3

3.7 Jadwal Pelaksanaan Kerja Praktek

Sesuai dengan surat permohonan yang kami ajukan maka kami Rencana

melakukan kerja praktek akan dilakukan selama kurang lebih satu bulan yaitu

dimulai dari tanggal 21 Agustus 2014 Sampai 21 September 2014, dengan

perincian kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

No Nama Kegiatan

Minggu ke-

I II III IV

1 Persiapan/Orientasi

2 Pengamatan Data

3 Pengumpulan Data

(21)

DAFTAR PUSTAKA

- Anonim, 2006, Pemanfaatan Batubara Untuk Industri, Direktorat Pembinaan dan Pengusahaan Mineral dan Batubara (DPPMB) dan Hasil Survei

Puslitbang Teknologi Mineral dan Batubara (tekMIRA), Bandung, Indonesia

- Barry JH and Golebiwski EA, 2009, Coal Grinding Options in Pyroprocessing Operation, conference Of Metalurgists, Sudbury Ontario

- Darcovich K. and Capes C.E, 1980, Surface Properties of Coal-Oil Agglomerates in the Floc Regime, Departement of Chemical Engineering,

University Of Ottawa, Ontario, Canada.

- Davis E.G, 1987, Fine Grinding of Coal by teh Turbomilling Process, United States Departement Of the Interior Berau Of Mines, United States

- King.R.P, 2000, Grinding, , Littleton

- M Das, Braja.1993. Mekanika Tanah Jilid I. Erlangga, Jakarta.

- Maurice C. F and Han K. N, 2003: Principles of Mineral Processing: Society for Mining Metallurgy and Exploration, Text Book, Inc United State of

America.

- Philibert C and Pdkanski J, 2005, Clean Coal Technologies, Text Book, International Energy technology Collaboration and Climate Change

Mitigation, OECD/IEA, France

- Practical Actoin, 1993, Mineral Processing Milling, The Schumacher Centre For Technologi & Development, , United Kingdom

- Sedarta, 2013, Pengaruh Metode Pengumpanan Terhadap Gradasi Ukuran Pada Hammer Mill, Institut Teknologi Medan, Medan, Indonesia

- Sedarta dan Munthe, 2013, Pengaruh Waktu Penggerusan Terhadap Gradasi Ukuran Butir Pada Rod mill, Institut Teknologi Medan, Medan, Indonesia

Gambar

Gambar 2.1 Proses Pembentukan Batubara
Tabel 2.1 Pemanfaatan Batubara untuk industri tahun 1998 - 2005
Gambar 2.4 Proses penggerusan dari medai gerus
Gambar 2.5 Penampang melintang ball mill
+5

Referensi

Dokumen terkait

Start Login Pilih Menu End Menampilkan Form Utama Memasukkan Data Calon Nasabah Memasukkan Data Permohonan Kredit Memasukkan Data Kriteria Memasukkan Data Jaminan Memasukkan

Dari hasil pengamatan benih kapas setelah di delinted dengan mesin delinter diperoleh bahwa benih kapas yang terdapat sisa kabu atau sisa rambut, telah dapat

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) merumuskan teknik penerjemahan yang diterapkan dalam menerjemahkan kata dan frasa yang terdapat dalam teks bernuansa keagamaan:

Judul Skripsi : PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI YANG BERBEDA TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN LAJU PERTUMBUHAN LARVA IKAN PERES.. Titeue

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, Pengukuran produktivitas dengan metode OMAX sangatlah sistematis dan efektif digunakan karena dibangun dari faktor-faktor yang

∗ Jika bola yang terambil dari kotak A pada tahap ke-1 berwarna merah, maka bola itu dimasukkan ke kotak C, selanjutnya dari kotak C diambil satu bola.. Jika yang terambil adalah

Proses transportasi pada proses produksi brown paper yang merupakan waste adalah proses perpindahan material dari Gudang Bahan Baku ke Hydrapulper, transportasi