1
ABSTRAK
Kota Medan adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara dimana berbatasan langsung dengan Kota Binjai dan Kabupaten Deliserdang. Seiring meningkatnya volume lalu lintas, diperlukan salah satu moda transportasi yang berkapasitas besar untuk mengatasi kemacetan di 3 daerah tersebut. Pemerintah Sumatera Utara berencana untuk mengoperasikan Bus Rapid Transit untuk menghubungkan ketiga daerah tersebut menjadi kawasan Aglomerasi. Salah satu faktor utama yang penting mengenai angkutan umum adalah tarif. Tarif yang ditetapkan harus seimbang dengan kemampuan pengguna jasa dan keuntungan operator atau pemilik angkutan umum. Penelitian ini bertujuan untuk mencari besar rata-rata ATP dan WTP untuk kedua koridor Bus Rapid Transit MEBIDANG dan skenario ATP dan WTP terhadap tarif yang akan di tetapkan
Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari hasil kuesioner yang diberikan kepada pengguna angkutan existing yang melalui rute BRT MEBIDANG. Data sekunder berupa lokasi rute dan perencanan BRT diperoleh dari Departemen Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Pengolahan dan analisis data dibantu menggunakan software Microsoft Excel dan
SPSS.
Hasil ATP untuk Responden Rute Terminal Amplas-Terminal Lubuk Pakam adalah Rp.8.897,- dan WTP sebesar Rp.5.783,-. Hasil ATP untuk Responden Rute Terminal Pinang Baris-Terminal Binjai adalah Rp.8.287,- dan WTP sebesar Rp.5.900,-. Skenario ATP dan WTP terhadap tarif di rute Terminal Amplas-Terminal Lubuk Pakam untuk tarif sebesar Rp.4.000,- ATP responden 75% dan WTP 100%, sedangkan untuk tarif sebesar Rp.8.000,- ATP responden 8,33% dan WTP 11%. Skenario ATP dan WTP responden terhadap tarif untuk rute Terminal Pinang Baris – Terminal Binjai untuk tarif sebesar Rp.4.000,- ATP responden 90% dan WTP 100%, sedangkan untuk tarif sebesar Rp.8.000,- ATP responden 16% dan WTP 11,66%.
Kata Kunci : Ability To Pay, Willingness To Pay, Bus Rapid Transit, Tarif