• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Pemisahan Kekuasaan Negara p1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Teori Pemisahan Kekuasaan Negara p1"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Teori Pemisahan Kekuasaan Negara

John Locke adalah orang pertama yang mengemukakan teori pemisahan kekuasaan negara dalam bukunya “Two Treaties on Civil Government” (1660). Ia membagi kekuasaan negara menjadi tiga bidang sebagai berikut:

1. Legislatif: kekuasaan untuk membuat undang-undang;

2. Eksekutif: kekuasaan untuk melaksanakan undang-undang;

3. Federatif: kekuasaan mengadakan perserikatan dan aliansi serta segala tindakan dengan semua orang dan badan-badan di luar negeri.

Diilhami pemikiran John Locke, Montesquieu – seorang pengarang, filsuf asal Prancis menulis buku “L’Esprit des Lois” (Jenewa, 1748). Di dalamnya ia menulis tentang sistem pemisahan kekuasaan yang berlaku di Inggris:

1. Legislatif: kekuasaan yang dilaksanakan oleh badan perwakilan rakyat (parlemen);

2. Eksekutif: kekuasaan yang dilaksanakan oleh pemerintah;

3. Yudikatif: kekuasaan yang dilaksanakan oleh badan peradilan (Mahkamah Agung dan pengadilan di bawahnya).

Isi ajaran Montesquieu berpangkal pada pemisahan kekuasaan negara (separation of powers) yang terkenal dengan istilah “Trias Politica”. Keharusan pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga jenis itu adalah untuk membendung kesewenang-wenangan raja.

Kekuasaan membuat undang-undang (legislatif) harus dipegang oleh badan yang berhak khusus untuk itu. Dalam negara demokratis, kekuasaan tertinggi untuk menyusun undang-undang itu sepantasnya dipegang oleh badan perwakilan rakyat. Sedangkan kekuasaan melaksanakan undang-undang harus dipegang oleh badan lain, yaitu badan eksekutif. Dan kekuasaan yudikatif (kekuasaan yustisi, kehakiman) adalah kekuasaan yang berkewajiban memertahankan undang-undang dan berhak memberikan peradilan kepada rakyat. Badan yudikatiflah yang berkuasa memutuskan perkara, menjatuhkan hukuman terhadap setiap pelanggaran undang-undang yang telah diadakan oleh badan legislatif dan dilaksanakan oleh badan eksekutif.

(2)

Kekuasaan federatif menurut pembagian John Locke justru dimasukkan Montesquieu sebagai bagian dari kekuasaan eksekutif.

PEMISAHAN KEKUASAAN DAN PEMBAGIAN KEKUASAAN

Prof, Jennings membedakan antara pemisahan kekuasaan dlm arti materiil dan arti

formal.

Adapun yg dimaksudnya dg pemisahan kekuasaan dlm arti materiil ialah pemisahan

kekuasaan dlm arti pembagian kekuasaan itu dipertahankan dg tegas dlm tugas2x

kenegaraan yg dg jelas memperlihatkan adanya pemisahan kekuasaan itu kpd tiga

bagian : Legislatif,Eksekutif & Yudikatif.

Sedangkan yg dimaksudkannyda dg pemisahan kekuasaan dlm arti formal ialah

pembagian kekuasaan itu tdk dipertahankan dg tegas.

Prof.Dr.Ismail Suny S.H,M.C.L Mengambil kesimpulan, bahwa pemisahan kekuasaan

dlm arti Materiil sepantasnya disebut separation of power ( pemisahan

kekuasaan), sedangkan dlm arti formal disebut division of power(pembagian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Berita Acara Hasil Pelelangan (BAHP) dari Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pemerintah Aceh VI Nomor :

PANITIA PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS BINA MARGA KOTA MEDAN.. TAHUN

Sedangkan untuk pengujian hipotesis secara simultan, alat analisis yang digunakan adalah SPSS versi 21.Hasil analisis data menunjukkan bahwa pelatihan, motivasi, dan budaya

Meskipun tumbuhan tidak mempunyai sistem saraf, tetapi menunjukkan adanya kepekaan, yaitu adanya gerak respons terhadap beberapa bentuk rangsangan tertentu dengan menggerakkan

Adapun manfaat penelitiannya sebagai berikut : dapat berkontribusi terhadap pengembangan ilmu sosial ekonomi pedesaan, wawasan bagi peneliti dan pertimbangan untuk

Hydrogenated dimer reaction product from 1-decene and 1-dodecene Tidak

Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masa kerja petani lama ( > 1 tahun) mempunyai risiko 5 kali lebih besar untuk mengalami keracunan pestisida bila dibandingkan