• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Pendapatan Masyarakat Dari Sektor Pariwisata Terhadap Total Pendapatan Keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Pendapatan Masyarakat Dari Sektor Pariwisata Terhadap Total Pendapatan Keluarga"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Desa

Sebagian besar masyarakat Indonesia hidup pada daerah pedesan yang mana secara stuktural dan administrasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perkembangan suatu negara, sebagian besar penduduk desa bermata pencaharian sebagai petani/ agraris, namun sebenarnya mata pencaharian penduduk sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang ada. Berdasarkan mata pencahariannya desa dapat dibedakan menjadi: desa nelayan, desa agraris, desa perkebunan, desa peternakan, desa industri dan lain sebagainya, namun ciri khas dari desa adalah sifat kehomogenan yang ada pada sistem mata pencaharian penduduknya, walaupun ada beberapa yang bermata pencaharian berbeda namun secara nyata hanya satu jenis mata pencaharian yang menonjol dan menjadi ciri khas dari desa tersebut (Latare, 2012).

Desa memiliki arti sebagai satuan wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah dan langsung di bawah camat serta berhak menyelenggarakan rumah tangga sendiri dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia (RI). Ciri utama desa adalah kepala desanya dipilih oleh masyarakat setempat (BPS Langkat, 2016).

(2)

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di daerah kabupaten.

Pendapat lain tentang definisi desa sebagai berikut:

1. Menurut Soetardjo (1984) Kata “desa” sendiri berasal dari bahasa India yakni “swadesi” yang berarti tempat asal, tempat tinggal, negeri asal, atau tanah leluhur yang merujuk pada satu kesatuan hidup dengan satu kesatuan norma, serta memiliki batas yang jelas.

2. Menurut Poerwadarminta (1976) Desa adalah sekelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan, kampong (di luar kota) dusun atau udik (dalam arti daerah pedalaman sebagai lawan dari kota).

3. Widjaja (2003): “Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul yang bersifat istimewa.

Dalam Waluyo (2008) suatu daerah dikatakan sebagai desa, karena memiliki beberapa ciri khas yang dapat dibedakan dengan daerah lain di sekitarnya. Berdasarkan pengertian Dirjen Pembangunan Desa (Dirjen Bangdes), ciri-cirinya sebagai berikut:

1. Perbandingan lahan dengan manusia (man land ratio) cukup besar, 2. Lapangan kerja yang dominan adalah sektor pertanian (agraris), 3. Hubungan antar warga desa masih sangat akrab, dan

(3)

Sebagai daerah otonom, desa memiliki tiga unsur penting yang satu sama yang lainnya merupakan satu kesatuan. Adapun unsur-unsur tersebut menurut Bintarto (1977), antara lain:

1. Daerah, terdiri dari tanah-tanah produktif dan non produktif serta penggunaannya, lokasi, luas dan batas yang merupakan lingkungan geografi setempat.

2. Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan, penyebaran dan mata pencaharian penduduk.

3. Tata kehidupan, meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan warga desa.

2.1.2. Pariwisata

Pariwisata sebagai fenomena global, telah menjadi suatu kebutuhan dasar yang melibatkan ratusan juta manusia. Sebagai kebutuhan dasar, sudah sepantasnya berwisata menjadi bagian dari hak asasi manusia yang harus dihormati serta dilindungi. Hal inilah yang akhirnya membuat berbagai organisasi internasional seperti PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi (Badan Pusat Statistik, 2016).

(4)

bentangan alam, jasa, pariwisata sejarah dan budaya, serta pengalaman yang unik dan eksotis khas daerah. Hubungan antara desa dan wisata tersebut disatukan oleh masyarakat. Kedua unsur tersebut tentunya akan saling mendukung jika masyarakat mampu menciptakan dan mempertahankan nilai-nilai yang dapat dipublikasikan/dijual ke masyarakat luas sehingga memberikan keuntungan terhadap masyarakat itu sendiri (Sastrayuda, 2010).

Pariwisata itu sendiri, secara sederhana sering diartikan sebagai perjalanan untuk bersenang-senang. Namun, secara etimologis kata “pariwisata” berasal dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari tiga suku kata sebagai berikut :

• Pari : berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, lengkap (ingat kata

paripurna).

• Wis (man) : berarti rumah properti, kampung, komunitas.

• Ata : berarti pergi terus-menerus, mengembara (roaming about).

(5)

Austria memberikan batasan akan pengertian pariwisata sebagai berikut: “Tourism is the sun of operations, mainly of an economic nature, which directly

related to the entry, stay and movemet of foreigner inside certain country, city or

region”. Menurut pendapatnya, yang dimaksud dengan pariwisata adalah

sejumlah kegiatan, terutama yang ada kaitannya dengan kegiatan perekonomian yang secara langsung berhubungan dengan datangnya, menetapnya, dan bergeraknya wisatawan dalam suatu kota, daerah atau negara. Karena batasan ini diberikan oleh seorang ahli ekonomi, maka sifatnya lebih banyak ditekankan pada aspek-aspek ekonomi, tetapi tidak secara tegas menunjukkan aspek-aspek sosiologis, psikologis, seni-budaya maupun aspek geografis kepariwisataan (Wibowo, 2008).

Rahayu (2006) juga mengutarakan bahwa pariwisata merupakan sesuatu gejala sosial yang sangat kompleks, yang menyangkut manusia seutuhnya dan memiliki berbagai macam aspek yang penting, aspek tersebut diantaranya aspek sosiologi, aspek psikologi, aspek ekonomis, aspek ekologis, dan aspek-aspek lainnya. Diantara sekian banyak aspek tersebut, yang mendapat perhatian paling besar dan hampir satu-satunya aspek yang dianggap penting adalah aspek ekonomisnya.

(6)

Pariwisata atau tourism menurut Soekadijo (1995) adalah segala kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan atau kunjungan wisata. Pariwisata juga diartikan sebagai aktifitas wisata yang diwujudkan dalam berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan yang didukung oleh berbagai fasilitas dan pelayanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan pemerintah. Pembangunan dalam sektor pariwisata diarahkan pada upaya peningkatan pendapatan masyarakat dimana sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang menunjang pembangunan ekonomi masyarakat secara luas. Sehingga yang terjadi saat ini masyarakat yang bersumber pendapatan dari sektor pertanian mulai mengarahkan perhatiannya ke sektor pariwisata untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan meningkatkan pendapatan keluarga.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 9/1990 (dalam Sufika, 2004) berisi beberapa pengertian tentang kepariwisataan, yaitu:

1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati suatu tujuan tersebut.

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha terkait dibidanng tersebut.

(7)

Batasan yang lebih bersifat teknis dikemukakan oleh Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf (dalam Yoeti, 1987) dua guru besar Swiss yang terkenal, dimana

batasan yang diberikannya berbunyi sebagai berikut: “Kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendalaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendalaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dalam aktifitas sementara itu”.

Dalam suatu sistem pariwisata terdapat tiga elemen pendukung yaitu wisatawan sebagai aktor dalam perjalanan wisata, elemen geografis yang terdiri atas treveller generating region, transit route region, dan tourist destination region, serta elemen terakhir yaitu industri pariwisata. Industri pariwisata menurut

Leiper (1990) merupakan kumpulan dari usaha-usaha yang mendukung kegiatan pariwisata. Seperti usaha yang bergerak dibidang cenderamata, makanan dan minuman.

(8)

pariwisata serta perkembangan UMKM dan terakhir analisis mengenai tingkat pendapatan pelaku usaha.

2.1.3. Pendapatan

Peranan sektor pariwisata terhadap perekonomian dapat berupa menciptakan atau menambah lapangan dan kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar di lingkungan dimana industri itu berdiri seperti dalam usaha akomodasi, restoran, pemandu wisata, seniman, biro perjalanan dan jasa lainnya. Industri pariwisata juga memberikan kontribusi langsung terhadap sektor lain berupa usaha – usaha pembuatan atau perbaikan jalan raya, pelabuhan, bandara, program kebersihan dan kesehatan yang kesemuanya dapat memberikan keuntungan dan kesenangan baik bagi masyarakat dalam lingkungan wilayah yang bersangkutan maupun bagi wisatawan. Sektor pariwisata memacu dan memberi kontribusi kepada pelaksanaan proyek – proyek pada berbagai sektor di negara – negara berkembang dan maju (Pendit, 1994).

(9)

2.1.4. Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang bekerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan. Penduduk usia kerja adalah penduduk berumur 15 tahun dan lebih. Sedangkan penduduk yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran (Badan Pusat Statistik, 2017).

Pengangguran berdasarkan sifatnya terbagi atas tiga macam yaitu: 1. Pengangguran Terbuka(Open Unemployment)

Pengangguran terbuka merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun yang sudah pernah bekerja), atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang tidak mencari pekerjaan karena tidak mungkin untuk mendapatakan pekerjaan dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

2. Setengah Pengangguran(Under Unemployment)

Setengah pengangguran adalah tenaga kerja yang tidak optimum dilihat dari jam kerja. Dengan kata lain, jam kerjanya dalam satu minggu kurang dari 35 jam. 2. Pengangguran Terselubung(Disguessed Unemployment)

(10)

Menurut Sadono Sukrino (2000) pengangguran berdasarkan penyebabnya dibedakan sebagai berikut:

1. Pengangguran Siklis (Cyclical Unemployment)

Merupakan pengangguran yang terjadi akibat gelombang konjungtur,yaitu adanya resesi atau kemunduran dalam kegiatan ekonomi.

2. Pengangguran Friksional (Frictional unemployment)

Merupakan pengangguran yang timbul akibat perpindahan orang atau sekelompok orang dari satu daerah ke daerah lain, dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain dan karena tahapan siklus hidup yang berbeda. 3. Pengangguran Teknologi (Technology Unemployment)

Pengangguran seperti ini merupakan pengangguran yang diakibatkan adanya penggunaan alat–alat teknologi yang semakin modern.

4. Pengangguran Musiman (Seasonal Unemployment)

Pengangguran musiman yaitu pengangguran akibat perubahan musim atau kegagalan musim. Misalnya, petani menganggur karena musim paceklik, nelayan menganggur karena musim badai.

5. Pengangguran Struktural (Structural Unemployment)

(11)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Teori Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu unsur yang paling utama dari pembentukan laporan laba rugi dalam suatu perusahaan. Pendapatan dapat diartikan sebagai revenue dan dapat juga diartikan sebagai income.

Menurut Jhon J. Wild (dalam Bachtiar, 2003) secara garis besar pendapatan dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu:

1. Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi

Menurut ilmu ekonomi, pendapatan merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada jumlah nilai statis pada akhir periode. Dengan kata lain pendapatan adalah jumlah kenaikan harta kekayaan karena perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

2. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi

Ilmu akuntansi melihat pendapatan sebagai sesuatu yang spesifik dalam pengertian yang lebih mendalam dan lebih terarah. Pada umumnya definisi ini menekankan kepada masalah yang berkenaan dengan pendapatan yang dinyatakan dalam satuan uang.

(12)

balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Jenis-jenis sumber pendapatan dapat berasal dari: (a) usaha sendiri (wiraswasta, misalnya berdagang, mengerjakan sawah); (b) bekerja pada orang lain, misalnya bekerja di kantor atau perusahaan sebagai pegawai atau karyawan (baik swasta ataupun pemerintah); (c) hasil dari milik, misalnya mempunyai sawah yang disewakan, punya rumah yang disewakan, punya uang yang dipinjamkan denga bunga tertentu.

Pendapatan dapat diterima berupa uang, dapat juga dalam bentuk barang (misalnya tunjangan beras, hasil dari sawah atau pekarangan sendiri), atau fasilitas-fasilitas (misalnya rumah dinas, pengobatan/ kesehatan gratis), selain hal tersebut masih dijumpai pendapatan yang berasal dari: uang pensiun bagi mereka yang sudah lanjut usia dan dulu bekerja pada pemerintah atau instansi lainnya; sumbangan atau hadiah, misalnya sokongan dari saudara/famili, warisan, hadiah tabungan.

Pendapatan meliputi upah dan gaji atas jam kerja atau pekerjaan yang telah diselesaikan, upah lembur, semua bonus dan tunjangan, perhitungan waktu-waktu tidak bekerja, bonus yang dibayarkan tidak teratur, penghargaan; dan nilai pembayaran sejenisnya. Terdapat dua komponen, yaitu untuk jam kerja biasa atau untuk pekerjaan yang telah diselesaikan, dan untuk lembur. Semua komponen pendapatan lainnya dikumpulkan secara agregat (Badan Pusat Statistik , 2016).

2.2.2. Teori Kontribusi

(13)

dibandingkan antara realisasi penerimaan usaha/sektor tersebut terhadap total pendapatan keluarga. Rumus yang digunakan untuk menghitung kontribusi menurut Nugroho Budiyuwono (dalam Lubis, 2011) adalah sebagai berikut:

Pn=���

��

x 100%

Dimana: Pn Qx

= kontribusi sektor pariwisata rumah tangga (%) perbulan

n

Qy

=jumlah penerimaan dari sektor pariwisata rumah tangga (rupiah) perbulan

n

2.2.3. Teori Pengangguran

=jumlah penerimaan industri rumah tangga dan usaha lain/total pendapatan keluarga (rupiah) perbulan.

Sadono Sukirno (2008) menjelaskan dua teori tentang penggangguran yaitu: 1. Teori Klasik

Menurut teori klasik permintaan tenaga kerja merupakan fungsi dari upah rill. Menurut hukum semakin berkurangnya hasil (the law minishing return), produk marginal dari tenaga kerja akan berkurang dengan bertambahnya jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Berdasarkan hukum ini, maka employment (tenaga kerja) hanya dapat bertambah apabila upah rill menurun. Pada penawaran tenaga kerja juga tergantung pada upah rill. Tenaga kerja tidak akan bertambah makmur, bilamana upah dan harga naik dua kali lipat.

(14)

(involuntary unemployment), yaitu suatu kondisi dimana jumlah orang yang bersedia bekerja pada suatu tingkat upah rill yang sedang berlaku lebih besar dari jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan sektor industri (pengusaha). Pengangguran terpaksa ini dapat dihilangkan dengan menurunkan upah rill melalui penurunan upah uang, sama halnya dengan kelebihan penawaran pada setiap pasar dapat dihilangkan dengan menurunkan tingkat harga.

1. Teori Keynes

Teori Keynes memiliki pemahaman berbeda dari aliran klasik yang tertuang dalam kesimpulan sebagai berikut: (1). Keseimbangan employment dan tingkat pendapatan rill tidak hanya satu, tetapi bisa berbentuk beberapa keseimbangan. (2). Yang menentukan tingkat keseimbangan employment bukanlah persaingan dalam pasar perburuhan, tetapi tingkat pendapatan, dan tingkat pendapatan ini sendiri ditentukan oleh permintaan total barang dan jasa.

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dimuat untuk mendukung penelitian ini baik sebagai referensi ataupun pembanding hasil penelitian.

No. Judul Penelitian

Rumusan Masalah

Metode

Penelitian Kesimpulan 1. Siti Deliana

Pasaribu: “Analisis

kontribusi sektor pariwisata

terhadap Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB)

Sumatera Utara”

-Bagaimana

SUMUT serta laju

pertumbuhan-nya?

-Seberapa

Metode

analisis yang digunakan adalah pendekatan matematik model Simon Kuznets dan metode

regresi berganda.

(15)

No. Judul Penelitian

Rumusan Masalah

Metode

Penelitian Kesimpulan besar peranan

sub sektor pariwisata

terhadap sektor

pariwisata dan laju

pertumbuhann -ya?

pertumbuhan untuk sektor pariwisata. Demikian kontribusi yang diberikan sektor ini terhadap PDRB provinsi SUMUT. Hal ini disebabkan karena kondisi keamanan dan

stabilitas sosial, ekonomi, maupun politik provinsi SUMUT yang ikut mempengaruhi besar kecilnya jumlah wisatawan yang datang

ke SUMUT, yang pada

akhirnya dapat mempengaruhi besar kecilnya PDRB SUMUT.

-Potensi pariwisata yang

dimiliki provinsi SUMUT cukup besar,

sehingga sektor pariwisata dijadikan salah satu sektor penting dalam PDRB SUMUT. Besarnya rata-rata kontribusi sektor pariwisata SUMUT terhadap PDRB SUMUT dari tahun 1986-2000 adalah sebesar 1,743%. Meskipun kontribusi yang diberikan sektor ini tidak sebesar kontribusi yang diberikan sektor pertanian dan industri,

namun pengaruhnya terhadap PDRB cukup berarti. Dengan kata lain, apabila pendapatan

(16)

No. Judul Penelitian

Rumusan Masalah

Metode

Penelitian Kesimpulan maka pendapatan PDRB SUMUT juga akan mengalami kenaikan dan sebaliknya apabila pendapatan sektor pariwisata mengalami penurunan, maka pendapatan PDRB SUMUT juga akan mengalami penurunan. 2. Agus Siahaan:

“Kontribusi

Sektor Wisata Terhadap

Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat

Desa Lumban Silintong sektor wisata terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Lumban Silintong yaitu dengan penyebaran angket.

Dari kegiatan ekonomi sektor pariwisata ternyata memberikan kontribusi yang positif terhadap penghasilan mereka. Sehingga dari penghasilan yang didapat sudah mampu untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

Disamping itu

pendapatan dari membuka usaha pariwisata cukup mampu untuk mendukung

keberlangsungan

(17)

No. Judul Penelitian

Rumusan Masalah

Metode

Penelitian Kesimpulan

ventilasi yang baik, sudah memiliki MCK (Mandi, Cuci, Kakus), serta memiliki sumber penerangan listrik. Selain itu melalui pendapatan mereka tingkat kesehatan masyarakat juga dapat di jaga, hal ini dapat dilihat mayoritas masyarakat mampu

berobat ke puskesmas dengan menggunakan biaya sendiri. Melalui pendapatan dari sektor pariwisata juga sebagian

besar masyarakat mampu membeli kebutuhan tersier seperti

roda dua. Disamping memberikan

keuntungan bagi pelaku pariwisata, sektor wisata juga memberikan keun-tungan bagi masyarakat sekitar seperti ibu-ibu mempunyai kerja sam-pingan.

3. Herlando Manurung: “Kontribusi Pengembangan Objek Wisata Pedesaan

Wilayah Di

-Bagaimana kontribusi masyarakat di Kabupaten Simalungun? -Bagaimana

kontribusi

Metode analisis deskriptif

-Pengembangan objek wisata pedesaan memberi kotribusi terhadap kesejahteraan masyarakat, hal ini disebabkan masyarakat memperoleh

(18)

No. Judul Penelitian

Rumusan Masalah

Metode

Penelitian Kesimpulan Kabupaten an wilayah Kabupaten

Simalungun?

souvenir hingga mampu menopang kehidupan masyarakat itu sendiri.

-Pengembangan objek wisata pedesaan memberi kontribusi

terhadap pengembangan

wilayah, dalam konteks penelitian ini

Pendapatan Asli Daerah Simalungun, disebabkan

meningkatnya

kontribusi sektor perdagangan, hotel, restoran, dan jasa-jasa. 4. Asnirawati:

Pendapatan Asli Daerah Pada Pemkab/Pemko Di Sumatera Utara”

dengan uji asumsi klasik

-Rata-rata retribusi daerah dari 17 pemerintah

kabupaten/pemerintah kota Sumatera Utara terhadap PAD untuk tahun 2004 sebesar 37,45%, tahun 2005 sebesar 31,47%, tahun 2006 sebesar 26,2%. Dan persentase kontribusi daerah terhadap PAD di SUMUT selama periode 3 tahun sebesar

(19)

No. Judul Penelitian

Rumusan Masalah

Metode

Penelitian Kesimpulan daerah di atas 50%. 5. Riva H.

Rokhmah: “Distribusi Spasial dan Kontribusi

Obyek Wisata pada

Pendapatan Rumah Tangga Di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

Semarang”

Seberapa besar kontrib usi obyek

wisata pada pendapatan rumah tangga di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten

-Kontribusi obyek wisata pada pendapat-an rumah tpendapat-angga di Desa Nyatnyono sebesar 6,75%, Lerep 4,98% dan Keji 13,49% dengan pendapatan pokok rata-rata Rp.1.524.000 per bulan, pendapatan keluarga rata-rata Rp.2.190.000 per bulan, pengeluaran perbulan rata-rata Rp. 1.545.000 per bulan.

2.4.Kerangka Pemikiran

Masyarakat adalah kesatuan individu mandiri yang hidup bersama dalam jangka waktu cukup lama di wilayah tertentu hingga menghasilkan kebudayaan dan dengan berbagai kegiatan dalam kelompok itu.

(20)

Keterangan: menyatakan alur.

Gambar Skema Kerangka Pemikiran Kontribusi Pendapatan Masyarakat Dari Sektor Pariwisata Terhadap Total Pendapatan Keluarga.

Masyarakat

Pendapatan/gaji dari sektor pariwisata

Pendapatan dari/gaji sektor non pariwisata

Total Pendapatan Rumah Tangga

Kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata Gambaran umum kegiatan

pariwisata Masyarakat

Gambar

Gambaran umum kegiatan Gambaran umum kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil validasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan Lembar Kegiatan Siswa bergambar kartun dengan pendekatan kontekstual pada materi aritmetika

dalam fenomena kehidupan mahasiswi saat ini, kehadiran Instagram bagian dari produk sebuah budaya global dalam penggunaan teknologi canggih yakni internet

Pelibatan Keluarga dalam Penyelenggaraan Program Makan Bersama di TK Negeri Pembina Centeh.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peningkatkan literasi sains siswa kelas V SD pada kelompok tinggi, sedang dan rendah dengan men ggunakan media komik Hari Ini Hujan ; dan untuk mengetahui

buruknya kegiatan pembelajaran seni khususnya seni musik di SD/MI saat ini. Harapan pendidikan seni sebagai sarana pendidikan kreativitas, pendidikan emosi,

Ketika keadaan keluarga masih seimbang dan utuh, maka orangtua secara khusus akan lebih dapat mengarahkan anak remajanya, sehingga remaja memiliki perilaku yang lebih

Grafik kondisi Do Something jumlah kapal tetap Dari grafik diatas dapat di lihat bahwa untuk kondisi Do Nothing dengan scenario pemindahan 50 %, jumlah muatan

Dengan teknologi single board computer yang didukung oleh Gambas, sistem antrian elektronik dapat membantu melayani pasien di puskesmas Baleendah sehingga penanganan pasien