BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Selama ini banyak orang yang merasa malu dan canggung untuk datang ke kantor pegadaian terdekat. Hal ini tidak terlepas dari sejarah perum pegadaian
yang awalnya merupakan sarana alternatif bagi masyarakat ekonomi lemah untuk memperoleh pinjaman uang secara aman dan praktis dengan hanya menggadaikan barang berharganya. Tidak mengherankan bila yang datang ke kantor pegadaian
pada umumnya adalah orang-orang yang berpenampilan lusuh dengan wajah tertekan
Secara umum faktor penyebab rendahnya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa pegadaian ini, di duga salah satunya karena faktor minimnya pengetahuan masyarakat atas produk yang ditawarkan serta minimnya promosi
yang dilakukan pihak manajemen perusahaan dalam memperkenalkan produk-produk yang dimaksud. (Pegadaian syariah, 2004)
Perkembangan Ekonomi Islam yang semakin cerah dewasa ini, dengan
ditandai dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah diIndonesia baik lembaga perbankan maupun non bank. Tidak hanya itu di duia pendidikan,
semakin bermunculan program studi Ekonomi Islam di beberapa universitas di Indonesia. Perkembangan Ekonomi Islam yang semakin marak ini merupakan cerminan jawaban atas gairah dan kerinduan umat Islam di Indonesia ini akan
membebaskan bangsa dari terpuruknya perekonomian Indonesia oleh
beberapa sebab, diantaranya krisis ekonomi, kemiskinan, pengangguran, juga sebagai pembaharuan ekonomi dalam negeri yang masih penuh kerusakan ini,
serta awal kebangkitan Ekonomi Islam diIndonesia maupun di seluruh dunia, seperti diIndonesia berdiri Bank Muamalat tahun 1992. Ekonomi Islam tak lepas dari pembahasan mengenai perubahan ekonomi global.
Islam hadir dalam bentuk garis-garis hukum yang global (khuthuuh ‘ariidhah), yakni makna-makna tekstual yang umum, yang mampu memecahkan
seluruh problematika kehidupan manusia baik yang meliputi aspek ritual (ibadah) maupun sosial (muamalah) sehingga wajar dalam berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari banyak permasalahn yang timbul dan Islam sudah mengatur semua itu
khususnya dalam hal ekonomi. Dalam kajian ekonomi secara mikro,didasarkan pada perilaku individu sebagai pelaku ekonomi yang berperan menentukan tingkat
harga dalam proses mekanisme pasar.
Mekanisme pasar itu sendiri adalah interaksi yang terjadi antara permintaan
(demand) dari sisi konsumen dan penawaran (supply) dari sisi produsen, sehingga
harga yang diciptakan merupakan perpaduan dari kekuatan masing-masing pihak
tersebut. Pandangan Ekonomi Islam mengenai permintaan, penawaran dan
mekanisme pasar ini relatif sama dengan ekonomi konvensional, namun terdapat
batasan-batasan dari individu untuk berperilaku ekonomi yang sesuai dengan
Dalam Ekonomi Islam, norma dan moral Islami yang merupakan prinsip
Islam dalam ber-ekonomi, merupakan faktor yang menentukan suatu individu
maupun masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonominya sehingga teori
ekonomi yang terjadi menjadi berbeda dengan teori pada ekonomi konvensional.
Secara garis besar, permintaan dalam ekonomi Islam sama dengan ekonomi konvensional, namun ada prinsip-prinsip tertentu yang harus diperhatikan oleh
individu muslim dalam keinginannya Islam mengharuskan orang untuk mengkonsumsi barang yang halal dan thayyib.
Dalam motif permintaan Islam menekankan pada tingkat kebutuhan konsumen terhadap barang tersebut sedangkan motif permintaan konvensional lebih didominasi oleh nilai-nilai kepuasan (interest). Konvensional menilai bahwa
egoisme merupakan nilai yang konsisten dalam mempengaruhi seluruh aktivitas manusia.
Permintaan dalam Islam bertujuan mendapatkan kesejahteraan atau
kemenangan akhirat (falah) sebagai turunan dari keyakinan bahwa ada kehidupan yang abadi setelah kematian yaitu kehidupan akhirat, sehingga anggaran yang ada
harus disisihkan sebagai bekal untuk kehidupan akhirat
kegiatan usaha Pegadaian sampai sekarang. Banyak pihak berpendapat bahwa
operasionalisasi Pegadaian pra Fatwa MUI tanggal 16 Desember 2003 tentang Bunga Bank, telah sesuai dengan konsep syariah meskipun harus diakui
belakangan bahwa terdapat beberapa aspek yang menepis anggapan itu. Berkat Rahmat Allah SWT dan setelah melalui kajian panjang, akhirnya disusunlah suatu konsep pendirian unit Layanan Gadai Syariah sebagai langkah awal pembentukan
divisi khusus yang menangani kegiatan usaha syariah.
Pegadaian syariah pertama kali berdiri di Jakarta dengan nama Unit Layanan
Gadai Syariah (ULGS) Cabang Dewi Sartika dibulan Januari tahun 2003 menyusul kemudian ULGS di Surabaya, Makasar, Semarang, Surakarta dan Yogyakarta ditahun yang sama hingga september 2003, masih ditahun yang sama,
4 kantor Cabang Penggadaian di Aceh dikonversikan menjadi penggadaian syariah.
Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 memberikan peluang bagi PT Pegadaian (Persero) untuk membuka usaha-usaha lain selain usaha inti yang selama ini dijalankannya. Selanjutnya, Pada pasal 8 Peraturan
Pemerintah Nomor 103 tahun 2000 disebutkan bahwa untuk mencapai tujuan tersebut PT Pegadaian (Persero) dapat menyelenggarakan usaha penyaluran uang
pinjaman atas dasar hukum gadai, penyaluran uang pinjaman berdasarkan jasa sertifikasi logam mulia dan batu mulia, unit toko emas, dan industri perhiasan emas serta usaha-usaha lainnya yang dapat menunjang tercapainya maksud dan
Berkembangnya produk-produk dipeggadaian sehimgga pegadaian yang
dulunya identik dengan masyarakat menegah kebawah perlahan-lahan mulai hilang karena semakin berkembangnya pegadaian
Kini pegadaian hadir dimasyarakat dengan mengusung “Motto Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” dan nasabah yang di cakup tidak hanya dari kalangan menegah kebawah tetapi juga kalangan menegah atas. Pegadaian juga telah
memperkenalkan berbagai macam produk yang tidak hanya jasa gadai tetapi juga jasa taksiran, jasa titipan, jasa lelang, dan tidak ketinggalan jasa layanan galerinya,
yakni toko emas yang menjual emas berkualitas. Pada Umumnya selama ini masyarakat kerap ditawarkan asuransi yang bisa mengatasi persoalan biaya kesehatan dan pendidikan. Tetapi, kini ada pilihan lain untuk memenuhi keperluan
mendadak, yakni sistem gadai emas berbasis syariah. Berbeda dengan tempat pegadaian konvensional, gadai emas syariah menerapkan prinsip pembiayaan
Qardh
Produk gadai emas syariah ini merupakan produk pengembangan dari produk gadai biasa. Sejak 2007, produk ini mulai hadir sebagai produk unggulan dalam
perbankan syariah. Meskipun sudah dikatakan syariah, produk ini, dikatakan masih bisa dikatakan baru karena, belum memiliki fatwa dari Dewan Syariah
Nasional (DSN) akan kehalalannya tapi tidak perlu khawatir, pengembangan produk ini tentunya tidak lepas dari pengawasan Dewan Pengawas Syariah (DPS) ditiap perbankan syariah. Jadi, bisa dikatakan produk ini aman dan boleh
Secara umum gadai emas syariah adalah pegadaian atau penyerahan hak
penguasa secara fisik atas harta/ barang berupa emas dari nasabah (arrahin) kepada bank (al-murtahin) untuk di kelola dengan prinsip ar-rahnu yaitu jaminan
(al-marhun) atas peminjam/utang (al-marhumbih) yang diberikan kepada nasabah/peminjam tersebut.(Hartono,tanpa tahun).
Menurut Majelis Tarjih Muhammadiyah, Gadai Emas Syariah bisa menjadi
alternatif bagi orang yang membutuhkan dana murah, cepat dan sesuai dengan syariah islam. Pada dasarnya prinsip jasa gadai syariah konvnesional dengan jasa
gadai syariah hampir sama yang hanya membedakan hanya penaggunangan biaya pada jasa gadai konvensional, biaya adalah bunga yang bersifat akumulatif,sedangkan penggadaian syariah biaya gadai adalah ditetapkan sekali
dan dibayar dimuka. Mempunyai simpanan dalam bentuk emas dan suatu saat ada kebutuhan dana mendesak, kita tidak perlu serta merta menjual emas yang kita
miliki untuk menutupi kebutuhan tersebut. Kita bisa mendapatkan pinjaman dana cepat dengan menggadaikan emas yang kita miliki (Mubarok,2004).
Berbeda dengan produk gadai biasa. Dalam gadai emas, objek yang
digadaikan adalah emas. Seperti yang telah banyak diketahui bahwa emas memiliki nilai yang cenderung naik tukar terhadap mata uang, hal ini tentu sangat
berbeda dengan objek gadai yang lain yang cenderung mengalami penurunan nilai tukar terhadap mata uang seiring dengan berjalannya waktu.
Dengan latar belakang diatas yang telah dikemukakkan tersebut dan untuk
syariah, apakah dalam pelaksanaanya penggadaian syariah sangat cepat dalam
proses prosedur pencairan dana serta faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan masyarakat dalam memilih transaksi qard dipenggadaian syariah
memuaskan nasabah, maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahn ini dalam penulisan skripsi yang berjudul: “Analisis Determinan Masyarakat
Dalam Memilih Transaksi Qard di Penggadaian Syariah Cabang Setia Budi Medan “.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis membatasi penelitian pada permasalahan yang akan dibahas dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Apakah faktor pendapatan mempengaruhi masyrakat dalam melakukan
transaksi Qard diPegadaian syariah?
2. Apakah faktor kebutuhan masyarakat mempengaruhi masyarakat dalam
melakukan transaksi Qard diPegadaian syariah?
3. Apakah faktor keamanan mempengaruhi masyarakat dalam melakukan
transaksi Qard diPegadaian syariah? 1.3Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sesuai dengan pokok permasalahan yang dikemukakan diatas maka tujuan dari penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui apakah faktor pendapatan mempengaruhi masyarakat
2. Untuk mengetahui apakah faktor kebutuhan mempengaruhi masyarakat
menggadaikan emas.
3. Untuk mengetahui apakah faktor keamanan mempengaruhi masyarakat
menggadaikan emas.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang di harapkan dari penulisan ini adalah: 1. Bagi perusahaaan dan bagi Pemerintah
Setelah dengan adanya hasil penelitian ini dapat membantu perusahaan
dalam meningkatkan strategi pemahaman masyarakat yang lebih baik tentang pegadaian syariah. Pegadaian syariah menjadi lembaga yang yang mengelola keuangan dengan parktik yang jauh dari riba dan kesadaran
masyarakat agar menjauhi praktik lembaga keuangan ilegal yang menjamur dimasyrakat.
2. Bagi mahasiswa dan Penulis
Dapat sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca serta referensi bagi lembaga dan akademis serta bagi peneliti-
peneliti yang akan akan datang.
Bagi penulis merupakan kesempatan untuk penambah wawasan dan
pengetahuan dengan adanya pegadaian syariah yang dapat menjadi informasi yang di peroleh untuk penulis
3. Sebagai bahan masukan atau referensi bagi mahasiswa fakultas Ekonomi dan