• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesiapan Pemerintah Kota Binjai Terhadap Binjai Smart City Chapter III IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kesiapan Pemerintah Kota Binjai Terhadap Binjai Smart City Chapter III IV"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

ANALISIS KESIAPAN PEMERINTAH KOTA BINJAI TERHADAP BINJAI SMART CITY

3.1 Tujuan Konsep Smart City Kota Binjai

3.1.1 Transparansi Birokrasi Pemerintah Kota Binjai

Pemanfaatan teknologi dan informasi dalam berbagai bidang ditunjukkan untuk mempermudah dan mempersingkat proses tradisional yang selama ini ada. Begitu juga di bidang pemerintahan, manfaat penerapan Binjai Smart City ini tidak semata – mata bisa langsung dirasakan. Melainkan, butuh beberapa strategi dan faktor yang penting untuk diperhatikan agar program Smart City Bisa berjalan dengan baik dan mendatangkan manfaat yang besar.

Smart City merupakan konsep Kota cerdas yang dirancang guna

membantu berbagai hal kegiatan masyarakat, terutama dalam upaya mengelola sumber daya yang ada dengan efesien, serta memberikan kemudahan mengakses informasi kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya.

(2)

Iedya Fadillah, S.Pd selaku narasumber pertama dalam penelitian ini mengatakan bahwa48

Binjai Smart City ini mampu untuk memicu pemerintah bekerja lebih transparan dan akuntabel dalam pelayanan publik. Maka dari itu, kepercayaan masyarakat pun ikut meningkat dengan adanya keterbukaan serta pertanggungjawaban dari pemerintah yang baik terhadap keluhan mereka. Sehingga, untuk melihat hubungan yang lebih baik antara pemerintah dan

:

“maksud dan tujuan dari kebijakan transparansi dan pemerintahan yang cerdas dalam Konsep Smart City adalah merubah sistem pelayanan publik yang ada dengan berbasis teknologi dan bertujuan untuk memudahkan masyarakat dalam segala urusan yang berkaitan dengan pemerintah. Dalam kebijakan ini pemerintah mencoba memberi pelayanan secara mudah, efektif dan efisien dan memberikan informasi secara faktual dan transparan kepada masyarakat melalui alat teknologi, kemudian dengan cara ini Pemerintah Kota Binjai mencoba untuk merubah mindset masyarakat yang sudah pesimis terhadap transparasi Pemerintahan yang tidak jujur maupun korupsi.”

Penjelasan beliau sudah jelas bahwa Pemerintah Kota Binjai sudah menjalankan kebijakan publik dengan salah satu tujuan agar cara pandang masyarakat tidak lagi pesimis terhadap pemerintahan yang ada sehingga dengan cara menerapkan Smart City tersebut komunikasi antara masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik dengan adanya transparansi politik sehingga kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi pemerintahan Kota Binjai menjadi lebih baik.

48

(3)

masyarakat dapat dilihat dari adanya transparansi pemerintah, akunstabilitas pemerintah dalam mengelola laporan masyarakat dan peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

3.1.2 Meminimalisir Tindak Korupsi

Penerapan Konsep Smart City ini dijadikan alat pemerintah untuk meminimalisir terjadinya tindak korupsi. Hal ini didukung dengan kemudahan program E-planing dan E-budgeting yang ada didalam aplikasi Binjai Smart City sehingga masyarakat tidak perlu takut lagi untuk memberikan pengaduan terkait kecurangan yang terjadi di pemerintah. Selain itu, program Binjai Smart City yang bersifat ruang publik yang dapat diakses oleh siapapun, memungkinkan masyarakat dalam mendapatkan informasi terkait program tersebut. Semakin bertambahnya informasi masyarakat mengenai sebuah layanan, terutama soal biaya, maka semakin kecil peluang masyarakat untuk “ditipu” oleh oknum tertentu yang berusaha untuk mendapatkan uang dari masyarakat. Seperti yang disampaikan bapak Suhandoko seperti berikut ini:49

49

Wawancara Pribadi Dengan Suhandoko Bertempat Di Tempat Tinggal Bapak Suhandoko, Binjai 21 Maret 2017 pukul 10.00 WIB.

(4)

Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa kemungkinan terjadinya tindak korupsi oleh pemerintah dapat diminimalisir dari penggunaan program Binjai Smart City ini. Selain digunakan sebagai media untuk melaporkan tindak kecurangan secara langsung, Binjai Smart City juga digunakan sebagai media bertukar informasi antara masyarakat mengenai informasi suatu layanan sehingga masyarakat lebih banyak memiliki pengetahuan yang dapat menghindari mereka dari pungutan liar oleh oknum tertentu. Selain korupsi, Urgensitas konsep Smart City ini juga menuntut adanya transparansi dan akuntabilitas yang lebih tinggi dari pemerintah dalam mengelola keluhan masyarakat. Melalui aplikasi Binjai Smart City, masyarakat bisa mengikuti proses penindaklanjutan yang dilaporkan yang mereka berikan. Dinas yang bersangkutan diminta untuk lebih akuntabel dalam menyampaikan keputusan yang diambil terkait penyelesaian laporan masyarakat.

(5)

3.1.3 Menyerap Aspirasi Masyarakat

Pemerintah Kota Binjai menganggap aspirasi masyarakat sangatlah penting untuk pembangunan Kota Binjai. Program atau solusi apa yang sedang dilakukan oleh pemerintah Kota Binjai dalam hal pembangunan Smart

Government di lingkungan pemerintah itu sendiri. Beliau menjelaskan bahwa

Pemerintah Kota Binjai khususnya team Binjai Smart City yang berada di bawah naungan Dinas Komunikasi dan Informasi saat ini sedang menjalankan pelayanan publik secara terpusat dan berintegrasi, lalu dapat menopang dan menjamin kemudahan akses layanan secara efektif. Selain hal tersebut beliau juga menjelaskan bahwa transparansi di kalangan pemerintahan sendiri sedang dijalankan dengan cara mendekatkan masyarakat dengan pemerintahan secara langsung melalui aplikasi online. Seperti yang dijelaskan bapak Saomanda Tanzilio, SH sebagai berikut:50

Untuk menciptakan pelayanan publik yang lebih baik dan peningkatan pembangunan, pemerintah perlu melakukan reformasi proses. Reformasi proses ditujukan untuk mengubah proses yang selama ini dirasakan oleh masyarakat., “Dengan adanya Binjai Smart City ini membuat masyarakat menjadi semakin aktif dan juga semakin besarnya peluang menyerap aspirasi dari rakyat sehingga, permasalahan yang dialami masyarakat Kota Binjai bisa diselesaikan melalui program – program Binjai Smart City tersebut. Karena Smart City ini dipercaya bisamenyelesaikan permasalahan di Kota Binjai.”

50

(6)

bahwa untuk menyampaikan aspirasi harus melalui proses yang lama, berbelit, dan memakan waktu serta biaya yang besar. Sehingga dengan adanya penerapan Konsep Binjai Smart City ini dapat mencapai tujuan proses yang lebih cepat, mudah, dan sederhana. Dengan menyerap aspirasi masyarakat dengan mudah, diharapkan bisa tercapainya visi misi Wali Kota Binjai. Selain memudahkan masyarakat yang diberikan program Smart City, juga dapat dirasakan pemerintah terutama pegawai Diskominfo yang menjadi operator program Binjai Smart City.

Hal tersebut bertujuan bahwa konsep Smart City ini mampu membawa perubahan lebih mudah dan nyaman. Dengan adanya aplikasi E-Masyarakat yang disediakan pemerintah dapat dipergunakan di handphone masing – masing warga dengan memasukkan NIK KTP dan dapat menjalankan aplikasi sehingga dapat mempersingkat waktu yang diperlukan oleh masyarakat, serta mempermudah pengguna program Binjai Smart City. Selanjutnya aspek kesederhanaan dirasakan oleh masyarakat dengan tidak diperlukannya lagi pelapor untuk datang ke kantor pemerintah dan berhadapan dengan pegawai pemerintah secara langsung. Seperti yang dijelaskan bapak Armansyah sebagai berikut: 51

Aplikasi E-Masyarakat sangat memangkas waktu yang dibutuhkan masyarakat untuk mengadukan masalah yang dihadapi dan juga memudahkan

“Membuat pekerjaan setiap SKPD menjadi lebih mudah untuk menjalankan perkerjaan maupun melayani masyarakat sehingga kinerja setiap SKPD bisa terlihat indikator pencapaian target yang sudah direncanakan pada RPJMD Walikota Binjai.”

51

(7)

pekerjaan pegawai maupun masyarakat. Banyak tahapan atau proses dalam layanan pengaduan yang kini tidak perlu mereka lakukan lagi sehingga jauh lebih cepat, mudah dan sederhana. Sehingga konsep Smart City ini diharapkan mampu memberikan perubahan dari sisi kecepatan, kemudahan, dan mampu menyederhanakan proses dalam penyampaian pengaduan dari masyarakat kepada pemerintah atau dinas – dinas yang terkait dengan permasalahan.

Selain reformasi proses, Konsep Smart City juga dibuat oleh pemerintah untuk memotong jalur birokrasi dalam pengelolaan laporan dari masyarakat. Banyak proses dan tahapan yang lebih disederhanakan dan disingkat seperti pembuatan surat, menunggu persetujuan,dan meminta tanda tangan. Hal tersebut bisa menunjukkan bahwa pelaksanaan jalur birokrasi untuk menanggapi keluhan masyarakat dipersingkat dengan penggunaan jaringan yang terhubung dengan berbagai macam instansi pemerintah. Sehingga team Binjai Smart City tidak perlu lagi datang secara langsung ke dinas terkait untuk memberikan surat disposisi laporan.52

Penerapan Konsep Smart City ini bertujuan untuk memberikan dampak yang positif terhadap hubungan dinas dan lembaga pemerintah terkait serta menumbuhkan rasa tanggung jawab pemerintah dalam menyelesaikan keluhan masyarakat. Sehingga pemerintah Kota Binjai semakin serius dan cepat tanggap

52

(8)

dalam mengelola laporan. Disisi lain masyarakat memantau secara langsung tanggapan pemerintah melauli aplikasi Binjai Smart City.

Keberadaan Konsep Smart City tidak semata – mata hanya sebagai media dalam pengelola pengaduan publik. Lebih dari itu, Binjai Smart City merupakan salah satu bentuk dari perwujudan negara hadir di tengah – tengah masyarakat dan membuka kesempatan seluas – luasnya agar masyarakat bisa berpartisipasi dalam proses pengawasan pembanguan dan pelayanan publik.53

Binjai Smart City muncul disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk memperkenalkan pelayanan baru dan untuk menyediakan pelayanan yang telah ada dengan cara yang baru, mudah dan hemat biaya dari sudut pandang masyarakat.

Sehingga mampu memberikan kedekatan hubungan yang lebih baik yang dirasakan oleh masyarakat terhadap pemerintah dan menghilangkan kesenjangan antara pemerintah dan masyarakat sehingga masyarakat mampu menyalurkan aspirasinya dengan mudah serta mampu berinteraksi dengan pemerintah dengan lebih interaktif.

54

Untuk itu munculnya penerapan Konsep Smart City agar memudahkan interaksi masyarakat dengan pemerintah sekaligus untuk memotong waktu dan biaya yang masyarakat butuhkan dalam menyalurkan aspirasi.

53

Hasil Analisis Peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan Team Binjai Smart City pada hari Kamis 20 Maret 2017 pukul 14.00 WIB.

54

(9)

3.2 Kesiapan Pemerintah Kota Binjai menuju Smart City

3.2.1 Infrastruktur Kota Binjai

Pemerintah Kota Binjai dalam setahun ini sudah mempersiapkan konsep

Smart City untuk diterapkan di Kota Binjai. Hal ini merupakan bagian dari Visi

Misi Walikota Binjai Bapak Idaham dan Wakil walikota Bapak Timbas Tarigan. Menurut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Binjai, Kesiapan Pemerintah Kota dimulai pada tahun 2016 yaitu Smart Goverment kemudian dilanjutkan dengan E-Goverment. Pilihan untuk menjadikan Kota Binjai sebagai Kota yang berbasiskan Smart City dianggap bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di Kota Binjai pelayanan publik maupun transparansi birokrasi pemerintah Kota Binjai. Banyak yang harus dipersiapkan Pemerintah Kota mulai dari Infrastruktur berkualitas yang menunjang terwujudnya Smart City tersebut. Pertanyaan pertama dalam penelitian ini, terkait dengan kesiapan Pemerintah Kota Binjai menuju Binjai Smart City. Ibu Iedya Fadillah, S.Pd menjelaskan kesiapan pemerintah menuju Smart City ini adalah berorientasi kepada masyarakat. Berikut penjelasan lengkap beliau55

“Untuk kesiapan menuju Smart City ini diawali dengan pendisiplinan aparatur pemerintah. Jadi kami dilatih di Kota Surabaya lebih dulu menerapkan konsep Smart City yang bekerja sama dengan MoU dan KPK. Bahwasanya di Kota Surabaya itu merupakan contoh kota yang sudah mengaplikasikan Smart City dan sangat berpengaruh terhadap penggunaan anggaran dan mereka sangat efektif dalam menggunakan anggaran, akunstabilitasnya transparan. nah sekarang Wali Kota Binjai (H.Idaham) akan membuat seperti itu, sebenarnya 2014 sudah sering diundang mengikuti seminar internasional smart city, binjai banyak sekali mendapat

:

55

(10)

undangan seminar. waktu asia afrika, ada namanya asia afrika smart city, kebetulan saya yang menjadi perwakilan untuk mengikuti seminar tersebut bersama walikota binjai, disana itu yang hadir dari Sumatera adalah Banda Aceh, Binjai dan Padang. Daerah lain yang sering hadir dalam seminar internasional juga Medan, Deliserdang dan Tebing Tinggi. Terutama Kota Medan dan Binjai ini sangat bersaing untuk pengaplikasian Smart City. Yang disiapkan adalah pendisiplinan skpd, cctv untuk keamanan kota, infrastruktur jaringan, untuk teknis kita menyiapkan Command Center untuk walikota, wakil, sekda bisa memantau dan bisa langsung dari hpnya dari smart phonenya, dan command center itu untuk pelayanan E-MAS juga ada aplikasi E- PBB dan E- Perizinan.”

Tahap awal kesiapan Pemerintah Kota Binjai diawali dengan pembekalan aparatur pemerintah agar bisa menjalankan konsep Smart City untuk melayani masyarakat sehingga pada proses pelaksanaan berjalan dengan lancar. Penerapan konsep Smart City pada kota Surabaya merupakan kiblat bagi Pemerintah Kota dan juga di telah terbukti meningkatkan tingkat kenyamanan hunian dan perekonomikan sebuah kota sehingga Pemerintah Kota Binjai menerapkan konsep

Smart City yang dianggap bisa menyelesaikan permasalahan yang ada di Kota

(11)

3.2.2 Pendisiplinan Aparatur Pemerintah

Berdasarkan wawancara peneliti, bagaimana Pemerintah Kota Binjai mensosiasialisasikan Binjai Smart City kepada masyarakat juga disampaikan oleh Bapak Armansyah yaitu56

Transparansi yang dilakukan pemerintah membuat masyarakat menjadi nyaman dan mulai bangkit dari rasa pesimis terhadap pemerintahan yang memiliki akuntsabilitas yang sangat rendah. Dengan melalui aplikasi ini bisa memudahkan

:

“ Pemerintah Kota Binjai mempunyai cara dan aturan untuk Sosialisasi Binjai Smart City ini seperti yang dilakukan di pemko binjai dan diikuti semua kepala SKPD, termasuk camat dan lurah menghadirkan narasumber dari Binjai Smart City Acceleration Team (BSCAT). Kemudian Pihak Badan Kepegawaian Daerah Kota Binjai, Bapak amir hamzah untuk mendukung kelancaran E- gov, pihaknya telah melaksanakan diklat, sosialisasi, dan worshop kepada para operator. Kepala bagian humas Setdako Binjai, Bapak Rudi Iskandar,ST juga akan dilakukan sosialisasi kepada masyarakat dan bimbingan teknis kepada seluruh operator. Kemudian, Dinas Komunikasi dan Informasi khususnya team Binjai Smart city membagikan Brosur yang berisi program- program Smart City tersebut.”

Pemerintah melakukan pembekalan dengan aparatur pemerintah dan juga pengenalan kepada setiap lapisan aparatur pemerintahan, diharapkan bisa mengenalkan program Binjai Smart City ini dengan baik ke setiap lapisan masyarakat. Dengan cara seperti itu setiap pegawai yang menjalankan program Binjai Smart City akan melayani masyarakat dengan baik.

56

(12)

masyarakat untuk melakukan pengaduan terhadap pemerintah, juga masyrakat merasa percaya juga aman terhadap laporan yang ditindak lanjutin oleh Dinas terkait.

3.3 Faktor Pendukung menuju Binjai Smart City

3.3.1 Binjai Command Centre (BCC)

Selanjutnya terkait mengenai faktor apa saja yang mendukung terbentuknya kebijakan program pembangunan Kota Binjai menuju Smart City beliau menjelaskan salah satunya melalui peran Binjai Command Center yang dijalankan oleh diskominfo dan pihak ketiga (swasta). Karena menurut Bapak Saomanda Tanzilio fungsi dari Binjai Command Center dapat mendeteksi dan mengawasi segala permasalahan kota Binjai untuk lebih lengkapnya, berikut ini jawaban yang diberikan oleh beliau57

“Jika berbicara faktor yang mendukung pembangunan infrastruktur yaitu : yang pertama Binjai Command Center dan yang kedua dukungan dari pihak ketiga dalam hal ini adalah pihak swasta, dimulai dari yang pertama Binjai Command Center ini terhubung dengan CCTV yang ada di segala sudut Kota melalui teknologi tersebut pemkot Binjai dapat mengawasi segala permasalahan dan keluhan dari masyarakat melalui media sosial, lewat teknologi ini pemkot Binjai langsung dapat mengetahui permasalahan tersebut dan langsung dapat menggerakkan tim yang berhubungan dengan permasalahan yang dilaporkan lalu yang kedua yaitu dukungan dari pihak ketiga, program pembangunan infrastruktur menuju

Smart City tidak akan dapat berjalan jika hanya mengandalkan dari APBD

saja, oleh karena itu pemkot Binjai menjalin kerjasama dengan pihak swasta, dalam hal ini pihak swasta tersebut diajak berinvestasi di kota Binjai agar pembangunan menuju Smart City dapat berjalan dengan baik, salah satu contohnya adalah pemkot Binjai berkolaborasi dengan Telkom,

:

57

(13)

Polmed, Bank BNI dan Bank Sumut dalam hal pembentukan Binjai

Command Center. Kita tau bersama walikota Binjai membangun

Command Center hanya butuh waktu lima bulan saja dengan anggaran

yang sangat minim sekitar dua milyar.”

3.3.2.Pihak Swasta dan Partisipasi Masyarakat

Mengenai faktor pendukung terkait kesiapan Pemerintah Kota Binjai dalam menuju konsep Smart City, Ibu Iedya menjelaskan dengan singkat bahwa faktor yang mendukung terbentuknya program tersebut:58

Pemerintah menjalankan kebijakan pembangunan menuju Smart City yang merupakan salah satu aspek terbentuknya konsep Smart City dalam suatu kota,

“Iya jika berbicara faktor pendukung berasal dari hasil inovasi dan kolaborasi dengan masyarakat dan pihak yang lainnya. Karena dalam membangun suatu program Kota menuju Smart City tidak bisa hanya dijalankan oleh pemerintah saja. Melainkan harus ada dukungan dari masyarakatnya sendiri dan pihak ketiga seperti perusahaan atau komunitas dalam hal ini peran pak walikota sangat besar terhadap strategi pembangunan Pemerintah Kota Binjai”.

Partisipasi masyarakat yang merupakan wujud dari Smart Government yang merupakan salah satu dimensi dan syarat dalam mewujudkan Kota yang Cerdas atau Smart City. Keikutsertaan masyarakat di dalam penentuan keputusan secara langsung maupun online, dapat dilihat sebagai salah satu bagian dari terwujudnya Smart Government demi mencapai Smart City yang pada akhirnya mencapai Kota Dunia.

58

(14)

pemerintah Kota Binjai dalam penelitian ini diwakili kepala seksi pengelolaan komunikasi di Dinas Komunikasi dan Informatika (DISKOMINFO) Ibu Iedya Fadillah, S.Pd menjelaskan bahwa program atau konsep Smart City di Kota Binjai bisa terealisasikan karena adanya kolaborasi dan kerjasama pemerintah dengan pihak lain selain itu teknologi Binjai Command Centre sangat mendukung terbentuknya program tersebut karena segala data dari setiap dinas dapat terkoneksi dengan cepat kepada teknologi tersebut dalam hal ini Pemerintah Kota Binjai sangat bergantung kepada sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Binjai.

Antusias para operator yang akan mejalankan masing masing program sangat besar dan juga mereka terus berinovasi dan mengembangkan untuk menciptakan Binjai Smart City yang sangat dibutuhkan masyarakat Kota Binjai menjadi lebih baik, SDM yang tersedia di dalam team BSCAT ini sangat baik karena sudah dibekali pelatihan yang cukup dan juga masing masing mau mengembangkan pemikirannya agar Kota Binjai menjadi lebih maju. Seperti yang dijelaskan ibu iedya sebagai berikut: 59

“untuk kesiapan pemerinta kota binjai bukan hal yang mudah yng tiba tiba bisa jadi, kami butuh proses yang cukup panjang tetapi bukan hal yang mustahil ketika pemerintah kota mempunyai keinginan dan integritas yang tinggi, kita yakin bisa dan untuk walikota binjai sudah cukup kuat keinginn dan integritasnya untuk menciptakan binjai smart city, kami belajar bulan 5 dan kedua dibulan 8, bulan 9 sudah kirim surat ke KPK agar menjembatanin kita untuk apa saja yang dibutuhkan dan mereka

59

(15)

sangat support sekali karna tujuan smart city ini untuk menciptakan pemerintah yang transparant dan akuntable, KPK sangat senang.”

Hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa para pegawai yang ditugaskan untuk menjalankan program Binjai Smart City sangat antusias untuk mengikuti pelatihan untuk pembekalan agar mengerti akan tugasnya masing – masing. Selain itu banyak pihak yang mendukung terwujudnya Binjai Smart City tersebut salah satunya Komisi Pemberantas Korupsi.

3.4 Faktor Penghambat menuju Binjai Smart City

3.4.1 Minimnya Kesadaran Masyarakat

Pembahasan selanjutnya mencoba mencari tahu mengenai faktor-faktor apa saja yang menghambat kesiapan Pemerintah Kota Binjai menuju Binjai Smart City. Karena tidak dapat dipungkiri dalam menjalani suatu pembangunan sering kali mengalami hambatan, menurut salah satu nara sumber Bapak Saomanda Tanzili,SH hambatan utama yang dialami oleh Pemerintah Kota Binjai salah satunya berasal dari kesadaran masyarakat dan terbentur dengan regulasi pemerintah pusat berikut pernyataan lengkapnya60

“Sebetulnya kesiapan Pemerintah dari segi infrastruktur Pemerintah Kota Binjai menuju Smart City tidak akan berjalan baik jika masyarakatnya sendiri belum sadar atau kata lain belum Smart People, karena masih ada beberapa kalangan masyarakat yang merusak dan melanggar infrastruktur, kemudian karena program Smart City ini sangat baru dan masi banyak

:

60

(16)

masyarakat yang tidak tau akan penerapan Smart City di Kota Binjai. Jadi Pemerintah akan gagal jika masyarakatnya sendiri tidak bisa menggunakan program Smart City tersebut malaupun sudah dipersiapakan secara matang oleh Pemerintah Kota Binjai.”

Hasil wawancara di atas dapat dianalisis bagaimana Pemerintah Kota Binjai mengandalkan pembangunan infrastruktur melalui penerapan teknologi yaitu Binjai Command Center. Namun masih ada beberapa permasalahan yang harus dihadapi dan permasalahan tersebut sangat berpengaruh besar terhadap kebijakan pembangunan infrastruktur menuju Smart City yaitu masalah kesadaran masyarakat akan tetapi sejauh ini kebijakan Pemerintah Kota Binjai dalam hal pembangunan infrastruktur menuju Smart City sudah sejalan dengan konsep

Smart City secara umum namun belum efektif karena jika mengacu kepada

konsep Smart City secara umum, pengembangan Smart City tidak bisa dimulai dengan teknologi canggih tanpa pendekatan sosial jadi dalam hal ini jika masyarakat belum melek teknologi secara menyeluruh pembangunan konsep

Smart City tidak akan berjalan optimal.

3.4.2 Minimnya SDM yang memahami penggunaan teknologi

(17)

karena masih adanya beberapa pegawai pemerintahan yang masih kurang paham dengan teknologi. Dengan terus terang beliau menjawab61

Pembahasan selanjutnya terkait dengan faktor tersebut, bagaimana pemerintah kota Binjai menyikapi faktor penghambat pembangunan itu sendiri, Bapak Saomanda Tanzilio menjelaskan bahwa:

:

“Memang betul jika berbicara teknologi masih ada beberapa pegawai pemerintahan yang belum terlalu mengerti dengan penggunaanya, karena

Smart City ini bukan hanya urusan meng-update infrastuktur, tapi dari

kalangan masyarakatnya sendiri khusunya pegawai pemerintah harus siap dengan hal itu. Oleh karena itu pada tahun 2016 yang lalu Pemerintah Kota Binjai membuat pelatihan dan pembekalan untuk aparatur pemerintah yang akan menjalankan Smart City tersebut.”

62

Beragam masalahpun muncul dalam pelaksanaan Smart City, salah satunya, yaitu minimnya pemahaman Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

“ Menyikapi faktor tersebut pemerintah Kota Binjai dibawah Dinas Komunikasi Informasi akan terus berupaya mengatasi permasalahan internal birokrasi yang terjadi dengan cara yang salah satunya tadi sudah saya sampaikan. Dan akan terus berinovasi dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat lebih baik lagi dan akan selalu menyampaikan dan menerima keluhan masyarakat secara transparan dan diatasi dengan cepat.menyikapi faktor tersebut Pemerintah Kota Binjai akan terus melakukan pelatihan terhadap pegawai yang menjalankan program Smart City agar semua program bisa berjalan dengan lancar dan terwujud dengan baik”

61

Wawancara Pribadi Dengan Armansyah Bertempat Di Kantor Badan Pembangunan Daerah Kota Binjai, Binjai 16 Februari 2017 pukul 09.00 WIB.

62

(18)

dalam mewujudkan Smart City karena kurangnya pengetahuan SKPD tentang program program Smart City seperti yang di ungkapkan Pak Armansyah63

Kemudian Peneliti masuk ketahap selanjutnya untuk bertanya mengenai kendala yang dialami para pegawai yang menjalankan program tersebut di berbagai SKPD terkait, berikut penjelasan Pak Armansyah

:

“Sementara mengenai faktor penghambat pembangunan itu sendiri kedepannya Pemerintah Kota Binjai akan terus berusaha memperbaiki permasalahan infrastuktur yang terjadi terutama terkait produktivitas sumber daya manusia agar pembangunan di Kota Binjai dapat berjalan dengan seimbang, dan juga terus mensosialisasikan program Smart City kepada msyarakat.”

64

Hasil wawancara diatas, disini tergambarkan kurangnya pengetahuan SKPD tentang program program Smart City menyebabkan kebingungan akan dukungan seperti apa yang akan mereka sumbangkan demi menyukseskan program Smart City, sehingga dalam hal sosialisasi, pihak SKPD masih belum dikatakan maksimal, karena bagi SKPD, Smart City adalah sesuatu hal yang masih baru. Karna kendala tersebut, masyarakat menjadi awam tentang apa itu

Smart City walau pemerintahan sudah melakukan sosialisasi, tapi masih banyak

:

“SKPD secara umum belum maksimal bahkan minimal mungkin karena mereka kan disuguhkan dengan kegiatan-kegiatan sendiri, ada beberapa SKPD yang masih bingung dukungan seperti apa diberikan ke kecamatan atau lurah karena itu masih sesuatu sangat baru.”

63

Wawancara Pribadi Dengan Armansyah Bertempat Di Kantor Badan Pembangunan Daerah Kota Binjai, Binjai 16 Februari 2017 pukul 09.00 WIB.

64

(19)

masyarakat belum paham akan hal itu, hal ini tergambar jelas dari ungkapan Pak Suhandoko65

Hasil wawancara menjelaskan bahwa walaupun pemerintah sudah melakukan sosioalisasi, karena pengetahuan SKPD yang masih belum memumpunyai akan pemahaman tentang program program Smart City, malah mengakibatkan kebingunan pada masyarakat, sehingga masyarakat juga bingung apa yang harus mereka lakukan agar program program Smart City dapat tercapai. Karena kurangnya pemahaman masyarakat tentang program Smart City seperti yang diungkapkan Pak Armansyah

:

“ Masyarakatnya masih awam dengan Smart City, walaupun walikota sudah sosialisasikan Smart City tapi masih banyak masyarakat yang belum paham dan tidak tau apa yang mereka lakukan.”

66

Hasil wawancara menjelaskan bahwa yang menjadi kendala disini adalah SDM-nya, masih diperlukan pemberian pemahanan akan program program Smart City, walau pembenahan infrastruktur sedang berjalan, jika tidak dibarengi dengan pemberdayaan SDM yang memadai, maka akan menjadi “batu sandungan” dalam pencapaian Kota Binjai sebagai Smart City. Hal ini menjadi sebuah tantangan bagi Pemerintah Kota Binjai menuju Smart City, mengingat bahwa pemahaman dan sosialisasi oleh Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) menjadi salah satu aspek penting dalam keberhasilan tercapainya Smart City.

:

“Kendalanya saya kira pembenahan SDM maupun infrastruktur agar dilakuan pengembangan dan pembenahan.”

65

Wawancara Pribadi Dengan Suhandoko Bertempat Di Tempat Tinggal Bapak Suhandoko, Binjai 21 Maret 2017 pukul 10.00 WIB.

66

(20)

3.4.3 Kurangnya pembangunan Infrastruktur

Melihat kondisi di atas maka wajar jika sampai saat ini program Smart City belum banyak dirasakan masyarakat, dan juga program ini baru saja diterapkan pada 30 maret 2017. Dari hal tersebut perlu diperhatikan tentang kesiapan pemerintah terutama SKPD akan kesiapannya dalam menjalankan program Smart City. Melihat kepada hambatannya sendiri faktor internal birokrasi Pemerintah Kota Binjai dalam kata lain pegawai pemerintahannya itu sendiri masih ada beberapa yang belum mengerti dengan teknologi, hal ini dapat berakibat kepada efektifitas kebijakan pemerintah kota Binjai terkait dengan transparansi dan pemerintahan yang cerdas menjadi kurang optimal. Seperti yang disampaikan Bapak Armansyah:67

Kota Binjai telah mewujudkan pusat kendali atau infrastuktur Smart City kota yaitu Binjai Command Center (BCC), Tujuannya adalah untuk memberikan layanan akses yang cepat dan efisien kepada masyarakat untuk memberikan bantuan terhadap permasalahan kota, untuk saat ini hanya 10 jam saja tetapi akan ditingkatkan dalam penambahan shift pekerja menjadi 24 jam. Hal tersebut dimungkinkan karena, banyak sekali data yang bisa diakses. Misalnya laporan dan

“Kendala Lain yang dihadapi Pemerintah Kota adalah minimnya perangkat TIK, 4 Mbps akses Internet untuk seluruh user pada Kantor Walikota Binjai dan belum adanya internet dedicated pada setiap SKPD. Hal ini menjadi hambatan untuk menjalankan Smart City tersebut.”

67

(21)

opini warga dari aplikasi dan media sosial, pantauan kamera CCTV dari jalan raya, peta kondisi lalu lintas, GPS tracker untuk melacak posisi kendaraan dinas, maupun data-data internal dari semua SKPD.

Pertanyaan terakhir dari kebijakan kali ini, menyikapi faktor yang menghambat didalam persiapan pemerintah Kota Binjai. Ibu Iedya menjelaskan sebagai berikut: 68

Perumusan atau identifikasi permasalahan yang ada merupakan tahap pertama yang dilalui dalam perumusan kebijakan publik dengan tujuan untuk menemukan jawaban serta penyelesaian dari permasalahan tersebut, Smart City

“ Pemerintah Kota Binjai saat ini akan terus menjalin dan mengajak kepada masyarakat untuk terus bekerja sama perihal pembangunan di Kota Binjai. karena tidak dapat dipungkiri hal tersebut merupakan salah satu aspek yang sangat penting, jadi masyarakat diharapkan berperan aktif dan terlibat dalam pembangunan di Kota Binjai ini sehingga nantinya masyarakat itu sendiri yang dapat merasakan hasil dari pembangunan tersebut. Dan juga, kami selaku pegawai Pemerintah Kota Binjai atau dalam kata lain pelayan masyarakat akan terus menampung aspirasi berjalan dengan baik dan juga terus melaukan sosialisasi program yang dicanangkan Pemerintah agar masyarakat bisa dengan mudah menggunakannya sehingga program Pemerintah berjalan dengan baik.”

Hasil wawancara peneliti dengan beberapa informan di atas bahwa, kesiapan Pemerintah Kota Binjai dalam Smart City berdasarkan dengan partisipasi masyarakat Binjai yang tinggi dalam menanggapi kebijakan Pemerintah Kota, dan juga Smart City hanyalah instrument yang digunakan untuk mencapai kota dunia.

68

(22)

dapat diartikan sebagai "kota cerdas". Smart City adalah konsep kota cerdas yang dirancang guna membantu berbagai hal kegiatan masyarakat, terutama dalam upaya mengelola sumber daya yang ada dengan efisien, serta memberikan kemudahan mengakses informasi kepada masyarakat, hingga untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga sebelumnya. Sebuah kota dikatakan

Smart apabila kota tersebut benar-benar dapat mengetahui keadaan kota di

dalamnya, memahami permasalahan tersebut secara lebih mendalam, hingga mampu melakukan aksi terhadap permasalahan tersebut. Cerdas yang dimaksud disini adalah mampu melakukan aksi terhadap permasalahan yang ada, dan mengambil keputusan yang memajukan masyarakat. Di Kota Binjai, penerapan konsep Smart City telah menjadi kebutuhan mendesak bagi pemerintah kota-kota terkemuka di Indonesia terutama dalam memaksimalkan pelayanan dan mempermudah segala urusan masyarakat.

Pelayanan publik merupakan inovasi baru dan cara pandang baru dalam mewujudkan reformasi birokrasi. Dari hasil wawancara tersebut, disini sudah dijelaskan bahwa Pemerintah Kota Binjai telah memanfaatan teknologi serta media sosial digunakan dalam menjalin koordinasi dan komunikasi dengan masyarakat terutama tentang pelayanan publik yang diharapkan transparan dan birokrasi yang baik guna mewujudkan Smart City.

(23)

Alasan diterapkannya konsep Smart City di Kota Binjai ialah untuk menghilangkan kendala - kendala yang sebelumnya dirasakan oleh masyarakat dalam menyalurkan aspirasi. Ada beberapa alasan mengapa masyarakat tidak mau memberikan keluhan atau saran kepemerintah. Satu diantaranya ialah masyarakat bingung atau bahkan tidak tahu harus kemana jika ingin memberikan aduan. Binjai Smart City hadir sebagai media yang terintegrasi dengan berbagai institusi pemerintah dalam kesatuan sisitem agar Pemeritah dapat lebih mudah berkolaborasi dengan masyarakat dalam mengawasi pembangunan dan pelayanan publik.

Cara memperkenalkan Binjai Smart City, Pemerintah sering mengadakan sosialisasi melalui radio, papan iklan dan pertemuan secara langsung dengan masyarakat. Selain itu, bagi masyarakat yang masih menyalurkan keluhannya melalui kantor Dinas yang terkait, Team Binjai Smart City selalu memberitahukan adanya program Smart City tersebut, agar mereka kedepannya dapat menggunakan program ini tanpa harus datang ke Dinas terkait. Mobil Binjai

Smart City juga rutin berkeliling Kota Binjai untuk mensosialisasikan program

tersebut, sehingga banyak masyarakat banyak dan dengan mudah mendengar penjelasan mobil patroli tersebut. Seperti yang dijelaskan Bapak Saomanda Tanzilio bahwa69

“ Kami sebagai anggota Binjai Smart City mempunyai Tugas yang sangat banyak karena memang program ini dimulai dari nol. Kami harus bekerja

:

69

(24)

keras untuk mensosialisasikan Program ini sehingga bisa digunakan masyarakat dengan baik. Jadi, jika pemahaman masyarakat sama sekali tidak ada, berarti program pemerintah ini bisa dikatakan gagal”.

Sosialisasi yang dilakukan Pemerintah Kota Binjai sangat diperlukan agar warga Kota Binjai semakin paham dengan kemudahan yang bisa didapat dengan menerapkan konsep Binjai Smart City tersebut. Tetapi menurut Bapak Suhandoko selaku kepala lingkungan Kelurahan Limau Mungkur kecamatan Binjai Barat masih banyak masyarakat yang masih belum tahu bahwa Kota Binjai sudah menerapkan Konsep Smart City, berikut penjelasannya70

Pemerintah kota Binjai akan menjalankan pelayanan publik melalui sebuah teknologi. Selain itu, kemudahan pemerintah Kota Binjai menjalankan kebijakan tersebut dibantu dengan dampak globalisasi yang terjadi sehingga untuk mensosialisasikan Smart City ke masyarakat seharusnya lebih mudah. Dalam hal

:

“ Di daerah sekitar saya masih banyak warga yang tidak tahu tentang Binjai Smart City dan apa kegunaannya, warga kami tidak menerima sosialisasi pengenalan program pemerintah tersebut. Sedangkan mobil Patroli Binjai Smart City hanya berkeliling didaerah pusat Kota saja.”

Masyarakat yang berada di Kelurahan Limau Mungkur Kecamatan Binjai Barat masih merasa kurang dan belum merasakan sosialisasi yang diberikan pemerintah sehingga membuat masyarakat menjadi tidak paham dan merasa jauh dari pemerintah.

70

(25)

ini adalah pemikiran masyarakat terutama masyarakat Kota Binjai terbentuk secara modern atau kata lain masyarakat mendapatkan edukasi secara global. Hal tersebut yang seharusnya membuat Pemerintah Kota Binjai dengan mudah melakukan kebijakan transparansi dan pemerintahan yang cerdas dikarenakan masyarakatnya sendiri sudah mayoritas paham dengan kehidupan teknologi yang terjadi saat ini. Tetapi karena konsep Smart City masih sangat baru dimulai di Kota Binjai masih banyak masyarakat yang belum paham akan kegunaan program

Smart City tersebut dikarenakan sosialisasi yang dilakukan Pemerintah Kota

Binjai dianggap masyarakat masih sangat kurang.

Menurut Thomas R. Dye dalam kebijakan publik adalah “segala yang dikerjakan pemerintah, mengapa mereka melakukan, dan perbedaan yang dihasilkannya. Dalam hal ini Pemerintah Kota Binjai menjadikan Binjai Smart City sebagai kebijakan publik, yang dianggap bisa menyelesaikan permasalahan di Kota Binjai. Pemerintah Kota Binjai terus memperbaiki sistem maupun infrastruktur untuk membangun dan menjalankan Smart City di Kota Binjai sehingga bisa mensejahterakan masyarakat Binjai.

(26)

masyarakat untuk turut aktif bersama pemerintah dalam menjalankan suatu proses pembangunan. Sementara jika dilihat dari kacamata teori kebijakan publik yang digunakan, Pemerintah Kota Binjai telah berusaha mengatur atau mengendalikan masyarakatnya untuk ikut dan berperan aktif dalam hal perumusan kebijakan sampai dengan pelaksanaan kebijakannya sendiri. Dan dibalik itu semua kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Binjai bertujuan agar masyarakat dapat merasakan hasil dari apa yang masyarakat itu lakukan sendiri. Hal tersebut sangat positif untuk dilakukan didalam suatu pembangunan.

(27)

Analisis selanjutnya dikaitkan dengan konsep Smart City Pemerintah Kota Binjai sudah menjalankan pembangunan infrastuktur ke arah yang lebih maju melalui konsep Smart City. Karena dapat dilihat bagaimana pemerintah kota Binjai menjalin kolaborasi atau kerjasama dengan perusahaan swasta dalam hal pembuatan teknologi Binjai Command Centre yang dimana pada saat ini menjadi infrastuktur utama Pemerintah Kota Binjai dalam hal melakukan kebijakan pembangunan Smart City Kota Binjai.

(28)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya dan berdasarkan hasil penelitian serta analisis yang dilakukan lewat wawancara dengan narasumber yang sudah ditentukan. Kesiapan Pemerintah Kota terhadap Binjai Smart City belum berjalan dengan baik karena masih banyak kendala yang dihadapi pemrintah kota yaitu: kurangnya kesadaran masyarakat terhadap Binjai

Smart City, minimnya pengetahuan satuan kerja perangkat daerah tentang

program Binjai Smart City, masih kurangnya infrastruktur untuk menunjang kelancaran Binjai Smart City.

(29)

berkelanjutan dan menumbuhkan Ekonomi Kreatif, Inovatif dan Produktif pada tahun 2021. Setelah strategi dan arah kebijakan telah disusun, Pemerintah Kota Binjai segera mempersiapkan konsep Smart City.

Kota Binjai memiliki banyak peluang untuk menjadi lebih maju lagi, salah satunya adalah daerah transit lintas Medan-Banda Aceh. Kota Binjai harus meningkatkan kualitas kota agar bisa bersaing dengan daerah sekitarnya sehingga muncul urgensitas disebabkan oleh adanya kebutuhan untuk memperkenalkan pelayanan baru dan untuk menyediakan pelayanan yang telah ada dengan cara yang baru, mudah dan hemat biaya dari sudut pandang masyarakat.

Untuk itu munculnya penerapan Konsep Smart City agar memudahkan interaksi masyarakat dengan pemerintah sekaligus untuk memotong waktu dan biaya yang masyarakat butuhkan dalam menyalurkan aspirasi. Program yang dibuat oleh Pemerintah Kota Binjai didasarkan pada kebutuhan masyarakat dan kemudahan pemanfaatan teknologi. Dalam Hal ini Pemerintah sendiri mempunyai target yang harus dicapai guna mewujudkan konsep Smart City sehingga kesejahteraan masyarakat menjadi lebih baik, hal tersebut sebagai cambuk untuk pemerintah agar kinerja yang dijalankan harus mencapai target sesuai RPJMD Kota Binjai.

(30)

masyarakat. Hal ini juga menunjukkan bahwa kemungkinan terjadinya tindak korupsi oleh pemerintah dapat diminimalisir.

Pemerintah Kota Binjai menerapkan Smart City dengan tujuan agar cara pandang masyarakat tidak lagi pesimis terhadap pemerintahan yang ada sehingga dengan cara menerapkan Smart City tersebut komunikasi antara masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik dengan adanya transparansi politik sehingga kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi pemerintahan Kota Binjai menjadi lebih baik. Binjai Smart City hadir sebagai media yang terintegrasi dengan berbagai institusi pemerintah dalam kesatuan sisitem agar emeritah dapat lebih mudah berkolaborasi dengan masyarakat dalam mengawasi pembangunan dan pelayanan publik.

Selanjutnya pendekatan sosial merupakan pondasi awal yang penting untuk membangun Kota menuju Smart City. Untuk itu hasil peniliti bahwa Pemerintah Kota Binjai melakukan berbagai pendekatan sosial kepada masyarakat untuk mensosialisasikan Program Smart City dengan cara melakukan pelatihan aparatur pemerintahan, diklat, seminar, maupun spanduk dan sosial media. Pemerintah Kota mengharapkan agar masyarakat meningkatkan rasa kepercayaan terhadap pemerintahan lagi.

(31)

partisipasi aktif dari masyarakat agar berjalan dengan baik, sehingga kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat harus dibina dengan baik. Dengan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah yang tinggi, maka kerjasama tersebut bisa terlaksana dengan baik yang berdampak pada suksesnya penerapan Binjai Smart City. Pemerintah Kota Binjai juga memiliki kendala terhadap masalah kesadaran masyarakat untuk aktif dalam pemerintahan. Kemudian hambatan dari internal birokrasi juga terdapat pada lemahnya pengetahuan pegawai pemerintah terhadap tekonologi, hal ini dapat berakibat kepada efektifitas kebijakan pemerintah Kota Binjai terkait dengan transparansi dan pemerintahan yang cerdas menjadi kurang optimal.

Faktor pendukung Pemerintah Kota Binjai dilihat dari kesiapan Pemerintah Kota Binjai terhadap Binjai Smart City yang telah diteliti oleh penulis, Pemerintah Kota Binjai sudah cukup berhasil dalam mempersiapkan kebijakan program pembangunan menuju konsep Smart City melalui cara pemanfaatan teknologi Command Centre dan kolaborasi dengan pihak yang lainnya dan antusias para operator yang akan mejalankan masing masing program sangat besar dan juga mereka terus berinovasi dan mengembangkan untuk menciptakan Binjai

Smart City. Namun soal hal pendekatan sosial masyarakat pemerintah Kota Binjai

(32)

4.2 Saran

1. Dalam menjalankan kesiapan terhadap Binjai Smart City, kinerja pemerintah harus diperbaiki dahulu, karena pemerintah adalah alat pembangunan. Tanpa pemerintah yang bekerja dengan baik, program-program pembangunan yang direncanakan maupun dilaksanakan juga akan menjadi tidak optimal.

2. Penerapan Smart City tidak bisa dimulai dengan teknologi canggih tanpa pendekatan sosial, harus disertai dengan sosialisasi. Apabila pengenalan Program Smart City tidak disertai dengan sosialisasi yang baik untuk menyiapkan masyarakat yang melek teknologi dan hanya berfokus pada pengembangan teknologi tinggi, maka teknologi hanya sia-sia, dan bahkan malah menyusahkan masyarakat yang buta teknologi.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Karakteristik usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai dilihat dari faktor modal, bahan

Oleh sebab itu, di dalam pembangunan sebuah kota dengan menggunakan konsep smart city merupakan salah satu cara yang digunakan oleh Pemerintah Kota Surabaya

Berdasarkan pengamatan atau temuan dalam proses penelitian di lapangan.. didukung oleh sumber daya yang memadai. 4) Sejauh mana komunikasi Lembaga Binjai Smart City

Wali Kota Subulussalam H Affan Alfian SE menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau kerjasama program kota pintar atau Smart City dengan PT Icon Plus

Saat ini telah banyak kota-kota di dunia yang menerapkan konsep smart city, tetapi penerapan smart city di kota – kota Indonesia masih terbilang sedikit karena konsep

Informan Sasaran dari adanya program elektronik pajak bumi bangunan (E-PBB) ini untuk mendukung Binjai Smart City, dimana mempermudah pelayanan secara online

Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan smart city Kota Tangerang dalam mewujudkan kualitas pelayanan publik mencakup; (1) komunikasi mempengaruhi

Jadi Penulis berasumsi bahwa Well funded atau pendanaan yang baik belum optimal dilakukan oleh pemerintah kota Pekanbaru dalam mewujudkan Smart City Madani, walaupun RPJMD jadi pedoman