PERMASALAHAN PENGEMBANGAN USAHA
INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN
BINJAI BARAT KOTA BINJAI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
JULIANI 071233310013
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
vi ABSTRAK
Juliani, NIM. 071233310013. Permasalahan Pengembangan Usaha Industri Kecil Di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2014.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Karakteristik usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai dilihat dari faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja, transportasi, pemasaran, dan pendapatan. (2) Permasalahan pada pengembangan usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai dilihat dari faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja, transportasi, pemasaran, dan pendapatan.
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai Agustus 2013. Populasi pada penelitian ini adalah 17 unit usaha industri kecil yang ada di Kecamatan Binjai Barat, dan sampel yang diambil adalah 10 unit usaha industri kecil. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung dan data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul Permasalahan Pengembangan Usaha
Industri Kecil Di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai. Adapun tujuan skripsi ini
dibuat adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan bagi mahasiswa S1 guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, oleh karena itu penulis
memperoleh banyak bantuan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Geografi.
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi, dan
dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam
memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis.
5. Ibu Dra. Minah Sinuhaji, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.
6. Bapak Hajat Siagian yang sangat membantu dalam mengurus segala keperluan
iv
7. Bapak / Ibu dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu
berharga untuk penulis,
8. Teristimewa kepada kedua Ibunda tercinta Sumarmi dan Suyatik dan kedua
alm. Ayahanda tersayang alm.Hasan Lubis dan alm.Abdul Rahman yang telah
mendidik, membesarkan, memberikan doa, serta motivasi kepada penulis
selama menuntut ilmu hingga saat ini.
9. Kembaran tersayang Juliyanti, S.Kom yang telah memberikan motivasi dan
doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sebagai Sarjana Pendidikan
Geografi.
10.Kakanda terkasih Narotama Hutabalian yang selalu memberikan semangat dan
dukungan kepada penulis.
11.Sahabat-sahabat seperjuangan Ridha Asmi Lestari, Artha Simanjuntak, R.
Nice Marpaung, Wenny Hutauruk, Melda Sari.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa
Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Akhir kata
penulis mengucapakan terima kasih.
Medan, Januari 2014 Penulis
Juliani
vii DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……….………...i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN………..ii
KATA PENGANTAR………..iii
B. Penelitian Relevan.………..22
C. Kerangka Berpikir.………..24
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian……….………....26
B. Populasi dan Sampel…….………..26
C. Variabel dan Defenisi Operasional.………....27
D. Teknik Pengumpulan Data….………...……….30
viii
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
A. Kondisi Fisik..……….……….31
B. Kondisi NonFisik...………...35
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian………..……….45
B. Pembahasan………....75
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..………...84
B. Saran…..………...85
DAFTAR PUSTAKA……….87
ix
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
1. Luas Wilayah dan Jumlah Lingkungan ………34
2. Penggunaan Lahan………..………..35
3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk………..…..36 4. Komposisi Penduduk Menurut Umur…….………..37
5. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin………..………38
6. Komposisi Penduduk Matapencaharian………….………...39
7. Komposisi Penduduk Menurut Agama……….40
8. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan…..………...41 9. Sarana Pendidikan……….………42
10. Sarana .Kesehatan……….………....42
11. Sarana Olahraga……….……43
12. Sarana Peribadatan…...……….……44
13. Identitas Responden…………...………...46
14. Jumlah dan Sumber Modal………....48
15. Modal Operasional……...………..………..….50
16. Jumlah Produksi………....55
17. Jumlah Tenaga Kerja……….…....61
18. Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan………...63
19. Alat Transportasi Yang Digunakan………….………..65
x
xi
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1. Skema Kerangka Berpikir………..……….….25
2. Peta Administrasi Kecamatan Binjai Barat………..……….….…..32
3. Peta Administrasi Kota Binjai………..33
4. Tepung Kanji, Cuka Tahu, Kedelai Bahan Baku Tahu Kuning…..……….53 5. Ubi Kayu Bahan Baku Opak………54
6. Tenaga Kerja Melakukan Penggilingan Kedelai………..56
7. Tenaga Kerja Melakukan Proses Penggorengan Tahu Pong………57
8. Tenaga Kerja Mewarnai Tahu Kuning……….58
9. Tenaga Kerja Mencetak Tahu Putih……….59
10. Proses Penjemuran Kerupuk..………...59
11. Proses Penjemuran Opak………..60 12. Tenaga Kerja Industri Anyaman Bambu………..64
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.
Besarnya jumlah penduduk tersebut apabila tidak diimbangi dengan adanya
lapangan pekerjaan tentunya akan menyebabkan banyaknya pengangguran. Oleh
karena itu, peran industri perlu dikembangkan secara menyeluruh dengan
meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif dan optimal serta seluruh
potensi yang ada untuk mencapai sasaran tujuan pembangunan nasional.
Menurut ketetapan MPR No. II/MPR1993 sebagai berikut : Industri kecil
dan menengah termasuk industri kerajinan dan indusri rumah tangga perlu dibina
menjadi usaha yang efisien dan mampu berkembang mandiri, meningkatkan
pendapatan masyarakat, membuka lapangan kerja dan makin mampu
meningkatkan perannya dalam menyediakan barang dan jasa, serta berbagai
keperluan baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.
Pengembangan industri kecil perlu diberikan kemudahan dalam permodalan,
perijinan maupun pemasaran serta ditingkatkan keterkaitanya dengan industri
yang yang berskala besar secara efisien dan saling menguntungkan melalui pola
kemitraan.
Industri merupakan suatu kegiatan pengolahan bahan mentah mejadi barang
setengah jadi ataupun barang jadi yang memiliki nilai untuk mendapatkan
keuntungan. Dalam masyarakat yang sedang berkembang, dimana pembangunan
2
ekonomi telah mulai berjalan, pemanfaatan pasar tradisional sebagai
pemenuhanan kebutuhan masyarakat dalam proses ekonomi menjadi sangat
penting guna meningkatan keuntungan industri kecil dalam menumbuh
kembangkan kelangsungan hidup para pelaku industri kecil tersebut.
Usaha untuk mengembangkan industri kecil dan industri menengah
merupakan langkah yang tepat sebagai salah satu instrumen kebijakan pemerintah
untuk menanggulangi masalah-masalah ekonomi dan sosial yang dihadapi
Indonesia pada saat ini.
Dalam kenyataannya kelompok industri kecil dan rumah tangga masih
mengalami kesulitan yang mendasar dan selalu akan mereka hadapi selama
kondisi internal dan eksternal tidak mendukung. Kesulitan-kesulitan itu antara
lain, (1) kesulitan pemasaran dalam hal ini disebabkan oleh permintaan menurun,
tidak mampu bersaing dalam harga, kualitas dan pelayanan, (2) kesulitan bahan
baku, dalam hal ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku yang tinggi
menyebabkan kurangnya pasokan barang, (3) kesulitan permodalan, dalam hal ini
tidak adanya kepercayaan perbankan, tidak adanya sumber modal yang
mendukung (BPS, 1996).
Melihat kenyataan tersebut maka industri kecil dalam hal ini usaha kecil
harus mendapat perhatian dalam hal pembinaan dan pengembangan sehingga
diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pertumbuhan perekonomian
nasional daerah dan masyarakat, dan menyerap tenaga kerja untuk mengurangi
3
Sejak terjadinya krisis perekonomian yang melanda dunia termasuk di
dalamnya Indonesia, mengakibatkan berbagai dampak terhadap aktifitas ekonomi,
tidak terkecuali industri kecil dan industri rumah tangga. Ada yang mengalami
kemunduran karena tidak mampu mengatasi akibat dampak krisis ekonomi dan
ada juga yang justru mengalami peningkatan.
Banyak faktor yang menimbulkan berkembang tidaknya suatu industri di
suatu daerah atau negara tertentu, ini tentu berkaitan dengan ketersediaan
faktor-faktor industri diantaranya yakni faktor-faktor modal, bahan baku, tenaga kerja,
transportasi, pemasaran, dan kebijakan pemerintah (Prawiro, 1980)
Demikian juga dengan industri yang terdapat di Kecamatan Binjai Barat
sebagai salah satu dari 5 Kecamatan yang termasuk dalam wilayah Pemerintahan
Kota Binjai, ternyata keberadaan industri dalam hal ini industri kecil sudah sejak
lama berdiri di Kecamatan ini sekitar tahun 80 an (hasil wawancara dengan salah
satu pengusaha industri kecil, 2012). Awalnya di daerah ini perusahaan industri
kecil hanya ada satu industri kecil pembuatan tempe saja kemudian dalam
beberapa tahun berdirilah industri kecil lainnya dengan jenis produk yang berbeda
yaitu industri pembuatan tahu pong, pembuatan tahu putih, tahu kuning, kerupuk,
dan roti.
Sektor-sektor usaha industri kecil tersebut diharapkan dapat menyerap
banyak tenaga kerja dari masyarakat setempat khususnya masyarakat Kecamatan
Binjai Barat. Selain itu, jika dilihat dari pertambahan jumlah penduduk yang
signifikan peningkatannya di Kota Medan sebagai daerah tujuan pemasaran dan
4
produksi, dimungkinkan hal tersebut dapat meningkatkan jumlah usaha produksi
industri kecil di Kecamatan Binjai Barat
Pada tahun 2010 jumlah penduduk kota Medan berkisar 2.097.610 jiwa,
kemudian pada tahun 2011 terjadi peningkatan 0.93% menjadi 2.117.224 jiwa dan
pada tahun 2012 jumlah penduduk kota Medan meningkat lagi sebanyak 2.08%
berkisar 2.602.612 jiwa. Demikian pula yang terjadi di kota Binjai, pada tahun
2010 jumlah penduduk kota Binjai sekitar 246.154 jiwa, selanjutnya pada tahun
2011 mengalami peningkatan berkisar 0.1% yaitu sekitar 248.456 jiwa, kemudian
jumlah penduduk kota Binjai mengalami peningkatan kembali sekitar 1.3% pada
tahun 2012 yakni berkisar 282.415 jiwa. Dengan peningkatan tersebut seharusnya
turut diimbangi dengan peningkatan jumlah produksi usaha industri kecil, karena
semakin bertambahnya jumlah permintaan akan suatu produk.
Namun kenyataan yang penulis temukan, sektor-sektor usaha industri kecil
yang terdapat di Kecamatan Binjai Barat mengalami penurunan dalam segi jumlah
unit industrinya. Ini berbanding terbalik dengan harapan yang penulis jabarkan di
atas, dimana dengan bertambahnya jumlah penduduk Kota Medan dan Binjai
(konsumen produk industri) seharusnya dapat menjadi pemicu perkembangan
sektor-sektor industri kecil di Kota Binjai khususnya di Kecamatan Binjai Barat.
Pada tahun 2009 industri kecil di Kecamatan Binjai Barat berjumlah 27 unit usaha
kecil yaitu terdiri dari usaha pembuatan tahu pong, kerupuk, opak, roti, anyaman
bambu, tahu kuning, tahu putih, tempe. kemudian pada tahun 2010 meningkat
menjadi 29 unit usaha kecil (bertambah 1 unit usaha kerupuk dan 1 unit usaha
5
tersebut terjadi pada usaha pembuatan tahu pong sebanyak 1 unit, usaha roti 1 unit
dan 1 unit usaha anyaman bambu. Serta pada tahun 2012 jumlah usaha kecil di
Kecamatan Binjai Barat berkisar 23 unit, usaha kecil yang mengalami
kemandekan atau kemunduran tersebut adalah 2 unit usaha tahu pong, dan 1 unit
usaha tahu kunig. (hasil tinjauan langsung di lapangan dan hasil wawancara
dengan Sekretaris Camat Binjai Barat, 2012). Pada akhir tahun 2012, berdasarkan
hasil tinjauan langsung penulis terjadi penurunan atau kemandekan pada usaha
pembuatan tahu putih berkisar 1 unit, 1 unit usaha kerupuk, 1 unit usaha opak, 1
unit usaha roti, dan 2 unit usaha anyaman bambu, sehingga jumlah usaha industri
kecil di Kecamatan Binjai Barat secara keseluruhan pada akhir tahun 2012
menjelang tahun 2013 adalah 17 unit usaha kecil yang masih beroperasi.
Kenyataaan ini menunjukkan bahwa ada permasalahan yang dialami
pengusaha dalam pengembangan usaha mereka, karena itu penulis tertarik untuk
melakukan penelitian ilmiah mengenai Permasalahan Pengembangan Usaha
Industri Kecil Di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai yang dilihat melalui faktor
modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja, transportasi, pemasaran, dan
pendapatan.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi pada penelitian ini adalah :
1. Peningkatan jumlah penduduk yang tidak diimbangi oleh ketersediaan
lapangan kerja (tenaga kerja pada industri kecil), menjadi salah satu
6
2. Usaha industri kecil belum banyank mendapatkan bimbingan dan
pembinaan oleh pemerintah, sehingga usaha ini masih sulit untuk
berkembang.
3. Terjadinya krisis ekonomi telah memukul banyak industri kecil di
Indonesia, sehingga banyak industri kecil yang gulung tikar.
4. Kelompok industri kecil masih banyan mengalami masalah karena berbagai
faktor yang tidak mendukung baik faktor internal dan faktor eksternal,
sehingga industri ini tidak bias berkembang. Salah satu faktor yang dapat
dilihat pada permasalahan pengembangan industri kecil, yaitu melalui
faktor-faktor industri kecil (modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja,
transportasi, pemasaran, dan pendapatan).
C. Pembatasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini adalah permasalahan pengembangan
usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat kota Binjai dilihat dari
faktor-faktor industri yaitu faktor-faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja,
transportasi, pemasaran, dan pendapatannya.
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah karakteristik usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat
Kota Binjai dilihat dari faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja,
7
2. Permasalahan apakah yang dialami pengusaha industri kecil dalam
pengembangan usaha industrinya ditinjau dari faktor modal, bahan baku,
produksi, tenaga kerja, transportasi, pemasaran, dan pendapatan?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Karakteristik usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai
dilihat dari faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja, transportasi,
pemasaran, dan pendapatan.
2. Permasalahan yang dialami pengusaha industri kecil dalam pengembangan
usaha industrinya ditinjau dari faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga
kerja, transportasi, pemasaran, dan pendapatan.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharakan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai masukan/input bagi Pemerintah Daerah Kota Binjai dalam
mengambil keputusan mengenai Rencana Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah di Kecamatan Binjai Barat.
2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi industri kecil di Kecamatan
Binjai Barat.
3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya terutama yang
84
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai karakteristik
industri dan permasalahan pengembangan usaha industri kecil di Kecamatan
Binjai Barat, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat :
Modal awal usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat bervariasi,
modal operasional paling rendah adalah Rp 665.000/produksi (Opak
Lastri), paling tinggi Rp 3.540.000/produksi (Tahu Pong Karmi).
80% bahan baku dibeli di Pasar Tavip Kota Binjai dan 20% dari
Kabupaten Langkat, harga tertinggi Rp 2.890.000/produksi (Tahu Pong
Karmi) dan terendah Rp 380.000/produksi (Kerupuk Evi).
Jumlah produksi paling banyak 20.000 potong yaitu Rp 180/potong
(Tahu Pong Karmi), paling sedikit 40 plengki yaitu Rp 35.000/buah
(anyaman bambu Anik).
Jumlah tenaga kerja industri kecil 77 orang berasal dari daerah
Kecamatan Binjai Barat, upah tenaga kerja tertinggi Rp 50.000/hari dan
terendah Rp 30.000/hari.
Transportasi yang digunakan adalah koldiesel, pick up, becak, dan motor
(sewa).
85
Daerah pemasaran hasil industri kecil berada di Binjai, Medan, Langkat, dan Aceh dengan harga jual Rp 180 – Rp 35.000/buah.
Pendapatan tertinggi Rp 155.000/produksi (Tahu Kuning Sulis) dan
terendah Rp 22.000/produksi (Tempe Yuni).
2. Permasalahan yang dialami pengusaha industri kecil di Kecamatan Binjai
Barat :
Sedikitnya jumlah pendapatan Rp 22.000 – Rp 155.000/produksi
dibanding dengan tingginya jumlah harga bahan baku Rp 380.000 – Rp
2.890.000/produksi.
Tingginya harga bahan baku kedelai dan jauhnya lokasi pemasok ubi
kayu dan bamboo memepengaruhi pendapatan pengusaha.
Persaingan harga jual akibat banyaknya jumlah hasil produksi yang sama
di pasar.
Peralatan produksi untuk penjemuran kerupuk dan opak masih sederhana,
Ketidakhadiran tenaga kerja mengakibatkan berkurangnya jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat dirumuskan
beberapa saran antara lain sebagai berikut :
1. Pemerintah beserta pengusaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat
hendaknya membuat organisasi untuk pengusaha tahu tempe, sehingga ada
86
memotivasi masyarakat untuk memperluas lahan pertanian agar pengusaha
opak dan anyaman bambu menggunakan bahan baku dari daerah sendiri.
2. Pemerintah kota Binjai hendaknya meningkatkan kualitas dan kuantitas
mutu kacang kedelai lokal, agar pengusaha tahu dan tempe dapat
menggunakan kedelai lokal, serta memberikan bantuan dana berupa modal
tambahan sehingga pengusaha industri kecil dapat mengambangkan
87
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto. 1997. Geografi Sosial. Jakarta: Ghalia.
Bale, Jhon. 1991. Geografi Sosial. Jakarta: U.P. Gajah Mada
BPS. 1996. Indicator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: Press
BPS. 2005. Profil Industri Kecil dan Menengah. Jakarta: Press
BPS. 2008. Porofil Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga. Jakarta: Press
Kamaluddin. 1986. Ekonomi Transportasi. Jakarta: Bina Aksara
Kartasapoetra. 1987. Sosiologi Industri. Jakarta: Rineka Cipta
Kotler, Philip. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Farah, Lyli. 2006. Karakteristik Industri Kecil di Kecamatan Medan Polonia Kota Medan skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi UNIMED
Poerwadarminta, WJS. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Prawiro. 1980. Ekonomi Sumberdaya. Bandung: Alumni Bandung
Prawiro. 1983. Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan
Samosir, Lidya Afrida. 2011. Analisis Faktor-Faktor Industri Kecil Batu Bata di Desa Sukadamai Kecamatan Seibamban Kabupaten Serdang Bedagai. Skipsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED
Sofyan. 1993. Pembangunan industri kecil. Jakarta: Bina Aksara
http://books.google.co.kd/books.ensiklopedi ekonomi. Diakses 20 April 2013 jam 20.00 WIB
http://id shvoong.com/writing and speaking/presenting/pengertian bahan baku dan jenis bahan baku. Diakses pada 20 april 2013 jam 20.00 WIB
http://pasarinternasional.blogspot.com/bisnis dan manajemen. Diakses 20 april 2013 jam 20.00 WIB