• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN BINJAI BARAT KOTA BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERMASALAHAN PENGEMBANGAN USAHA INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN BINJAI BARAT KOTA BINJAI."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PERMASALAHAN PENGEMBANGAN USAHA

INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN

BINJAI BARAT KOTA BINJAI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

JULIANI 071233310013

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)

vi ABSTRAK

Juliani, NIM. 071233310013. Permasalahan Pengembangan Usaha Industri Kecil Di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai. Skripsi Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2014.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) Karakteristik usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai dilihat dari faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja, transportasi, pemasaran, dan pendapatan. (2) Permasalahan pada pengembangan usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai dilihat dari faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja, transportasi, pemasaran, dan pendapatan.

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai Agustus 2013. Populasi pada penelitian ini adalah 17 unit usaha industri kecil yang ada di Kecamatan Binjai Barat, dan sampel yang diambil adalah 10 unit usaha industri kecil. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung dan data dianalisis dengan teknik analisis deskriptif kualitatif.

(5)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, sehingga skripsi ini

dapat diselesaikan. Skripsi yang berjudul Permasalahan Pengembangan Usaha

Industri Kecil Di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai. Adapun tujuan skripsi ini

dibuat adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan bagi mahasiswa S1 guna

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari masih ada kekurangan

karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis, oleh karena itu penulis

memperoleh banyak bantuan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

penulis mengucapkan terima kasih khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan

2. Bapak Dr. Restu, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Geografi.

4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi, dan

dosen pembimbing skripsi yang telah banyak membantu penulis dalam

memberikan bimbingan dan motivasi bagi penulis.

5. Ibu Dra. Minah Sinuhaji, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.

6. Bapak Hajat Siagian yang sangat membantu dalam mengurus segala keperluan

(6)

iv

7. Bapak / Ibu dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu

berharga untuk penulis,

8. Teristimewa kepada kedua Ibunda tercinta Sumarmi dan Suyatik dan kedua

alm. Ayahanda tersayang alm.Hasan Lubis dan alm.Abdul Rahman yang telah

mendidik, membesarkan, memberikan doa, serta motivasi kepada penulis

selama menuntut ilmu hingga saat ini.

9. Kembaran tersayang Juliyanti, S.Kom yang telah memberikan motivasi dan

doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sebagai Sarjana Pendidikan

Geografi.

10.Kakanda terkasih Narotama Hutabalian yang selalu memberikan semangat dan

dukungan kepada penulis.

11.Sahabat-sahabat seperjuangan Ridha Asmi Lestari, Artha Simanjuntak, R.

Nice Marpaung, Wenny Hutauruk, Melda Sari.

Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para mahasiswa, khususnya mahasiswa

Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Akhir kata

penulis mengucapakan terima kasih.

Medan, Januari 2014 Penulis

Juliani

(7)

vii DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……….………...i

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN………..ii

KATA PENGANTAR………..iii

B. Penelitian Relevan.………..22

C. Kerangka Berpikir.………..24

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian……….………....26

B. Populasi dan Sampel…….………..26

C. Variabel dan Defenisi Operasional.………....27

D. Teknik Pengumpulan Data….………...……….30

(8)

viii

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

A. Kondisi Fisik..……….……….31

B. Kondisi NonFisik...………...35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian………..……….45

B. Pembahasan………....75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..………...84

B. Saran…..………...85

DAFTAR PUSTAKA……….87

(9)

ix

DAFTAR TABEL

No. Uraian Hal

1. Luas Wilayah dan Jumlah Lingkungan ………34

2. Penggunaan Lahan………..………..35

3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk………..…..36 4. Komposisi Penduduk Menurut Umur…….………..37

5. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin………..………38

6. Komposisi Penduduk Matapencaharian………….………...39

7. Komposisi Penduduk Menurut Agama……….40

8. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan…..………...41 9. Sarana Pendidikan……….………42

10. Sarana .Kesehatan……….………....42

11. Sarana Olahraga……….……43

12. Sarana Peribadatan…...……….……44

13. Identitas Responden…………...………...46

14. Jumlah dan Sumber Modal………....48

15. Modal Operasional……...………..………..….50

16. Jumlah Produksi………....55

17. Jumlah Tenaga Kerja……….…....61

18. Tenaga Kerja Menurut Tingkat Pendidikan………...63

19. Alat Transportasi Yang Digunakan………….………..65

(10)

x

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Hal

1. Skema Kerangka Berpikir………..……….….25

2. Peta Administrasi Kecamatan Binjai Barat………..……….….…..32

3. Peta Administrasi Kota Binjai………..33

4. Tepung Kanji, Cuka Tahu, Kedelai Bahan Baku Tahu Kuning…..……….53 5. Ubi Kayu Bahan Baku Opak………54

6. Tenaga Kerja Melakukan Penggilingan Kedelai………..56

7. Tenaga Kerja Melakukan Proses Penggorengan Tahu Pong………57

8. Tenaga Kerja Mewarnai Tahu Kuning……….58

9. Tenaga Kerja Mencetak Tahu Putih……….59

10. Proses Penjemuran Kerupuk..………...59

11. Proses Penjemuran Opak………..60 12. Tenaga Kerja Industri Anyaman Bambu………..64

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

Besarnya jumlah penduduk tersebut apabila tidak diimbangi dengan adanya

lapangan pekerjaan tentunya akan menyebabkan banyaknya pengangguran. Oleh

karena itu, peran industri perlu dikembangkan secara menyeluruh dengan

meningkatkan peran serta masyarakat secara aktif dan optimal serta seluruh

potensi yang ada untuk mencapai sasaran tujuan pembangunan nasional.

Menurut ketetapan MPR No. II/MPR1993 sebagai berikut : Industri kecil

dan menengah termasuk industri kerajinan dan indusri rumah tangga perlu dibina

menjadi usaha yang efisien dan mampu berkembang mandiri, meningkatkan

pendapatan masyarakat, membuka lapangan kerja dan makin mampu

meningkatkan perannya dalam menyediakan barang dan jasa, serta berbagai

keperluan baik untuk keperluan pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri.

Pengembangan industri kecil perlu diberikan kemudahan dalam permodalan,

perijinan maupun pemasaran serta ditingkatkan keterkaitanya dengan industri

yang yang berskala besar secara efisien dan saling menguntungkan melalui pola

kemitraan.

Industri merupakan suatu kegiatan pengolahan bahan mentah mejadi barang

setengah jadi ataupun barang jadi yang memiliki nilai untuk mendapatkan

keuntungan. Dalam masyarakat yang sedang berkembang, dimana pembangunan

(13)

2

ekonomi telah mulai berjalan, pemanfaatan pasar tradisional sebagai

pemenuhanan kebutuhan masyarakat dalam proses ekonomi menjadi sangat

penting guna meningkatan keuntungan industri kecil dalam menumbuh

kembangkan kelangsungan hidup para pelaku industri kecil tersebut.

Usaha untuk mengembangkan industri kecil dan industri menengah

merupakan langkah yang tepat sebagai salah satu instrumen kebijakan pemerintah

untuk menanggulangi masalah-masalah ekonomi dan sosial yang dihadapi

Indonesia pada saat ini.

Dalam kenyataannya kelompok industri kecil dan rumah tangga masih

mengalami kesulitan yang mendasar dan selalu akan mereka hadapi selama

kondisi internal dan eksternal tidak mendukung. Kesulitan-kesulitan itu antara

lain, (1) kesulitan pemasaran dalam hal ini disebabkan oleh permintaan menurun,

tidak mampu bersaing dalam harga, kualitas dan pelayanan, (2) kesulitan bahan

baku, dalam hal ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku yang tinggi

menyebabkan kurangnya pasokan barang, (3) kesulitan permodalan, dalam hal ini

tidak adanya kepercayaan perbankan, tidak adanya sumber modal yang

mendukung (BPS, 1996).

Melihat kenyataan tersebut maka industri kecil dalam hal ini usaha kecil

harus mendapat perhatian dalam hal pembinaan dan pengembangan sehingga

diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pertumbuhan perekonomian

nasional daerah dan masyarakat, dan menyerap tenaga kerja untuk mengurangi

(14)

3

Sejak terjadinya krisis perekonomian yang melanda dunia termasuk di

dalamnya Indonesia, mengakibatkan berbagai dampak terhadap aktifitas ekonomi,

tidak terkecuali industri kecil dan industri rumah tangga. Ada yang mengalami

kemunduran karena tidak mampu mengatasi akibat dampak krisis ekonomi dan

ada juga yang justru mengalami peningkatan.

Banyak faktor yang menimbulkan berkembang tidaknya suatu industri di

suatu daerah atau negara tertentu, ini tentu berkaitan dengan ketersediaan

faktor-faktor industri diantaranya yakni faktor-faktor modal, bahan baku, tenaga kerja,

transportasi, pemasaran, dan kebijakan pemerintah (Prawiro, 1980)

Demikian juga dengan industri yang terdapat di Kecamatan Binjai Barat

sebagai salah satu dari 5 Kecamatan yang termasuk dalam wilayah Pemerintahan

Kota Binjai, ternyata keberadaan industri dalam hal ini industri kecil sudah sejak

lama berdiri di Kecamatan ini sekitar tahun 80 an (hasil wawancara dengan salah

satu pengusaha industri kecil, 2012). Awalnya di daerah ini perusahaan industri

kecil hanya ada satu industri kecil pembuatan tempe saja kemudian dalam

beberapa tahun berdirilah industri kecil lainnya dengan jenis produk yang berbeda

yaitu industri pembuatan tahu pong, pembuatan tahu putih, tahu kuning, kerupuk,

dan roti.

Sektor-sektor usaha industri kecil tersebut diharapkan dapat menyerap

banyak tenaga kerja dari masyarakat setempat khususnya masyarakat Kecamatan

Binjai Barat. Selain itu, jika dilihat dari pertambahan jumlah penduduk yang

signifikan peningkatannya di Kota Medan sebagai daerah tujuan pemasaran dan

(15)

4

produksi, dimungkinkan hal tersebut dapat meningkatkan jumlah usaha produksi

industri kecil di Kecamatan Binjai Barat

Pada tahun 2010 jumlah penduduk kota Medan berkisar 2.097.610 jiwa,

kemudian pada tahun 2011 terjadi peningkatan 0.93% menjadi 2.117.224 jiwa dan

pada tahun 2012 jumlah penduduk kota Medan meningkat lagi sebanyak 2.08%

berkisar 2.602.612 jiwa. Demikian pula yang terjadi di kota Binjai, pada tahun

2010 jumlah penduduk kota Binjai sekitar 246.154 jiwa, selanjutnya pada tahun

2011 mengalami peningkatan berkisar 0.1% yaitu sekitar 248.456 jiwa, kemudian

jumlah penduduk kota Binjai mengalami peningkatan kembali sekitar 1.3% pada

tahun 2012 yakni berkisar 282.415 jiwa. Dengan peningkatan tersebut seharusnya

turut diimbangi dengan peningkatan jumlah produksi usaha industri kecil, karena

semakin bertambahnya jumlah permintaan akan suatu produk.

Namun kenyataan yang penulis temukan, sektor-sektor usaha industri kecil

yang terdapat di Kecamatan Binjai Barat mengalami penurunan dalam segi jumlah

unit industrinya. Ini berbanding terbalik dengan harapan yang penulis jabarkan di

atas, dimana dengan bertambahnya jumlah penduduk Kota Medan dan Binjai

(konsumen produk industri) seharusnya dapat menjadi pemicu perkembangan

sektor-sektor industri kecil di Kota Binjai khususnya di Kecamatan Binjai Barat.

Pada tahun 2009 industri kecil di Kecamatan Binjai Barat berjumlah 27 unit usaha

kecil yaitu terdiri dari usaha pembuatan tahu pong, kerupuk, opak, roti, anyaman

bambu, tahu kuning, tahu putih, tempe. kemudian pada tahun 2010 meningkat

menjadi 29 unit usaha kecil (bertambah 1 unit usaha kerupuk dan 1 unit usaha

(16)

5

tersebut terjadi pada usaha pembuatan tahu pong sebanyak 1 unit, usaha roti 1 unit

dan 1 unit usaha anyaman bambu. Serta pada tahun 2012 jumlah usaha kecil di

Kecamatan Binjai Barat berkisar 23 unit, usaha kecil yang mengalami

kemandekan atau kemunduran tersebut adalah 2 unit usaha tahu pong, dan 1 unit

usaha tahu kunig. (hasil tinjauan langsung di lapangan dan hasil wawancara

dengan Sekretaris Camat Binjai Barat, 2012). Pada akhir tahun 2012, berdasarkan

hasil tinjauan langsung penulis terjadi penurunan atau kemandekan pada usaha

pembuatan tahu putih berkisar 1 unit, 1 unit usaha kerupuk, 1 unit usaha opak, 1

unit usaha roti, dan 2 unit usaha anyaman bambu, sehingga jumlah usaha industri

kecil di Kecamatan Binjai Barat secara keseluruhan pada akhir tahun 2012

menjelang tahun 2013 adalah 17 unit usaha kecil yang masih beroperasi.

Kenyataaan ini menunjukkan bahwa ada permasalahan yang dialami

pengusaha dalam pengembangan usaha mereka, karena itu penulis tertarik untuk

melakukan penelitian ilmiah mengenai Permasalahan Pengembangan Usaha

Industri Kecil Di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai yang dilihat melalui faktor

modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja, transportasi, pemasaran, dan

pendapatan.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi pada penelitian ini adalah :

1. Peningkatan jumlah penduduk yang tidak diimbangi oleh ketersediaan

lapangan kerja (tenaga kerja pada industri kecil), menjadi salah satu

(17)

6

2. Usaha industri kecil belum banyank mendapatkan bimbingan dan

pembinaan oleh pemerintah, sehingga usaha ini masih sulit untuk

berkembang.

3. Terjadinya krisis ekonomi telah memukul banyak industri kecil di

Indonesia, sehingga banyak industri kecil yang gulung tikar.

4. Kelompok industri kecil masih banyan mengalami masalah karena berbagai

faktor yang tidak mendukung baik faktor internal dan faktor eksternal,

sehingga industri ini tidak bias berkembang. Salah satu faktor yang dapat

dilihat pada permasalahan pengembangan industri kecil, yaitu melalui

faktor-faktor industri kecil (modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja,

transportasi, pemasaran, dan pendapatan).

C. Pembatasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah permasalahan pengembangan

usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat kota Binjai dilihat dari

faktor-faktor industri yaitu faktor-faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja,

transportasi, pemasaran, dan pendapatannya.

D. Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah karakteristik usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat

Kota Binjai dilihat dari faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja,

(18)

7

2. Permasalahan apakah yang dialami pengusaha industri kecil dalam

pengembangan usaha industrinya ditinjau dari faktor modal, bahan baku,

produksi, tenaga kerja, transportasi, pemasaran, dan pendapatan?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Karakteristik usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat Kota Binjai

dilihat dari faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga kerja, transportasi,

pemasaran, dan pendapatan.

2. Permasalahan yang dialami pengusaha industri kecil dalam pengembangan

usaha industrinya ditinjau dari faktor modal, bahan baku, produksi, tenaga

kerja, transportasi, pemasaran, dan pendapatan.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharakan dari penelitian ini adalah:

1. Sebagai masukan/input bagi Pemerintah Daerah Kota Binjai dalam

mengambil keputusan mengenai Rencana Pengembangan Industri Kecil dan

Menengah di Kecamatan Binjai Barat.

2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi produksi industri kecil di Kecamatan

Binjai Barat.

3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya terutama yang

(19)

84

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan mengenai karakteristik

industri dan permasalahan pengembangan usaha industri kecil di Kecamatan

Binjai Barat, maka dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat :

 Modal awal usaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat bervariasi,

modal operasional paling rendah adalah Rp 665.000/produksi (Opak

Lastri), paling tinggi Rp 3.540.000/produksi (Tahu Pong Karmi).

 80% bahan baku dibeli di Pasar Tavip Kota Binjai dan 20% dari

Kabupaten Langkat, harga tertinggi Rp 2.890.000/produksi (Tahu Pong

Karmi) dan terendah Rp 380.000/produksi (Kerupuk Evi).

 Jumlah produksi paling banyak 20.000 potong yaitu Rp 180/potong

(Tahu Pong Karmi), paling sedikit 40 plengki yaitu Rp 35.000/buah

(anyaman bambu Anik).

 Jumlah tenaga kerja industri kecil 77 orang berasal dari daerah

Kecamatan Binjai Barat, upah tenaga kerja tertinggi Rp 50.000/hari dan

terendah Rp 30.000/hari.

 Transportasi yang digunakan adalah koldiesel, pick up, becak, dan motor

(sewa).

(20)

85

 Daerah pemasaran hasil industri kecil berada di Binjai, Medan, Langkat, dan Aceh dengan harga jual Rp 180 – Rp 35.000/buah.

 Pendapatan tertinggi Rp 155.000/produksi (Tahu Kuning Sulis) dan

terendah Rp 22.000/produksi (Tempe Yuni).

2. Permasalahan yang dialami pengusaha industri kecil di Kecamatan Binjai

Barat :

 Sedikitnya jumlah pendapatan Rp 22.000 – Rp 155.000/produksi

dibanding dengan tingginya jumlah harga bahan baku Rp 380.000 – Rp

2.890.000/produksi.

 Tingginya harga bahan baku kedelai dan jauhnya lokasi pemasok ubi

kayu dan bamboo memepengaruhi pendapatan pengusaha.

 Persaingan harga jual akibat banyaknya jumlah hasil produksi yang sama

di pasar.

 Peralatan produksi untuk penjemuran kerupuk dan opak masih sederhana,

 Ketidakhadiran tenaga kerja mengakibatkan berkurangnya jumlah tenaga

kerja yang dibutuhkan.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, maka dapat dirumuskan

beberapa saran antara lain sebagai berikut :

1. Pemerintah beserta pengusaha industri kecil di Kecamatan Binjai Barat

hendaknya membuat organisasi untuk pengusaha tahu tempe, sehingga ada

(21)

86

memotivasi masyarakat untuk memperluas lahan pertanian agar pengusaha

opak dan anyaman bambu menggunakan bahan baku dari daerah sendiri.

2. Pemerintah kota Binjai hendaknya meningkatkan kualitas dan kuantitas

mutu kacang kedelai lokal, agar pengusaha tahu dan tempe dapat

menggunakan kedelai lokal, serta memberikan bantuan dana berupa modal

tambahan sehingga pengusaha industri kecil dapat mengambangkan

(22)

87

DAFTAR PUSTAKA

Bintarto. 1997. Geografi Sosial. Jakarta: Ghalia.

Bale, Jhon. 1991. Geografi Sosial. Jakarta: U.P. Gajah Mada

BPS. 1996. Indicator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: Press

BPS. 2005. Profil Industri Kecil dan Menengah. Jakarta: Press

BPS. 2008. Porofil Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga. Jakarta: Press

Kamaluddin. 1986. Ekonomi Transportasi. Jakarta: Bina Aksara

Kartasapoetra. 1987. Sosiologi Industri. Jakarta: Rineka Cipta

Kotler, Philip. 2001. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.

Farah, Lyli. 2006. Karakteristik Industri Kecil di Kecamatan Medan Polonia Kota Medan skripsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi UNIMED

Poerwadarminta, WJS. 1992. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Prawiro. 1980. Ekonomi Sumberdaya. Bandung: Alumni Bandung

Prawiro. 1983. Angkatan Kerja dan Kesempatan Kerja. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Samosir, Lidya Afrida. 2011. Analisis Faktor-Faktor Industri Kecil Batu Bata di Desa Sukadamai Kecamatan Seibamban Kabupaten Serdang Bedagai. Skipsi. Medan: Jurusan Pendidikan Geografi FIS-UNIMED

Sofyan. 1993. Pembangunan industri kecil. Jakarta: Bina Aksara

http://books.google.co.kd/books.ensiklopedi ekonomi. Diakses 20 April 2013 jam 20.00 WIB

http://id shvoong.com/writing and speaking/presenting/pengertian bahan baku dan jenis bahan baku. Diakses pada 20 april 2013 jam 20.00 WIB

http://pasarinternasional.blogspot.com/bisnis dan manajemen. Diakses 20 april 2013 jam 20.00 WIB

Referensi

Dokumen terkait

Sembilan ratus delapan puluh lima juta delapan ratus empat puluh empat ribu rupiah,- termasuk PPN 10 %-. PEMENANG CADANGAN

Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertasi Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran.. Metodologi Penelitian

Sehubungan dengan penawaran yang masuk kurang dari 3 (tiga), dan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga untuk penawaran paket

Rujuk buku panduan ujian kenaikan pangkat L/Kpl KRS. Rujuk buku panduan KRS/TKRS m/s 90

Demikian atas perhatian dan partisipasinya diucapkan terima kasih.. Semarang, 18 Juni 2013

melalui Pengetahuan Pajak, Kualitas Layanan dan Tax audits dengan Tax Awareness sebagai Variabel Interverning (Studi Kasus Pasa Pajak Hotel di Kabupaten pati) ”.. Dalam

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Se jauhmanakah

Apoteker harus memiliki kemampuan untuk mengajukan pertanyaan dalam usaha untuk mengumpulkan informasi tentang keluhan pasien.Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam