• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesiapan Pemerintah Kota Binjai Terhadap Binjai Smart City

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kesiapan Pemerintah Kota Binjai Terhadap Binjai Smart City"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

DESKTIPTIF PROFIL KOTA BINJAI

2.1 Sejarah Kota Binjai

Berdasarkan penuturan para orang tua yang dianggap mengetahui asal mula timbulnya Binjai, yang saat ini menjadi Kota Binjai, dahulunya adalah sebuah kampung kecil yang terletak di tepi sungai Bingai. Binjai sebenarnya

adalah nama suatu pohon besar, rindang, tumbuh dengan kokoh di tepi sungai Bingai yang bermuara di Sungai Wampu. Pada Tahun 1823 Gubernur Inggris yang berkedudukan di Pulau Penang telah mengutus John Anderson untuk pergi

ke pesisir Sumatera Timur dan dari catatannya disebutkan sebuah kampung yang bernama Ba Bingai (menurut buku Mission to The Eastcoast of Sumatera–

Edinburg 1826). Sebenarnya sejak Tahun 1822, Binjai telah dijadikan bandar/pelabuhan dimana hasil pertanian lada yang diekspor adalah berasal dari perkebunan lada di sekitar Ketapangai (Pungai) atau Kelurahan Kebun

Lada/Damai.

Perkembangan zaman terus berjalan, pada tahun 1864 Daerah Deli telah

dicoba ditanami tembakau oleh pioner Belanda bernama J.Nienkyis dan 1866 didirikan Deli Maatschappiy. Usaha untuk menguasai Tanah Deli oleh orang Belanda tidak terkecuali dengan menggunakan politik pecah belah melalui

(2)

perlawanan. Bersamaan dengan itu Datuk Sunggal tidak menyetujui pemberian

konsensi tanah kepada perusahaan Rotterdanmy oleh Sultan Deli karena tanpa persetujuan. Dibawah kepemimpinan Datuk Sunggal bersama rakyatnya di

Timbang Langkat (Binjai) dibuat Benteng pertahanan untuk menghadapi Belanda. Dengan tindakan datuk Sunggal ini Belanda merasa terhina dan memerintahkan Kapten Koops untuk menumpas para Datuk yang menentang Belanda. Dan pada

17 Mei 1872 terjadilah pertempuran yang sengit antara Datuk/ masyarakat dengan Belanda. Peristiwa perlawanan inilah yang menjadi tonggak sejarah dan

ditetapkan sebagai hari jadi Kota Binjai. Perjuangan para datuk/rakyat terus berkobar dan pada akhirnya pada 24 Oktober 1872 Datuk Kocik, Datuk Jalil dan Suling Barat dapat ditangkap Belanda dan kemudian pada tahun 1873 dibuang ke

Cilacap. Pada tahun 1917 oleh Pemerintah Belanda dikeluarkan Instelling Ordonantie No.12 dimana Binjai dijadikan Gemente dengan luas 267 Ha. Pada

tahun 1942–1945 Binjai di bawah pemerintahan Jepang dengan kepala pemerintahannya adalah Kagujawa dengan sebutan Guserbu dan tahun 1944/1945 Pemerintahan Kota dipimpin oleh Ketua Dewan Eksekutif J.Runnanbi dengan

anggota Dr.RM. Djulham, Natangsa Sembiring dan Tan Hong Poh.

Pada Tahun 1945 (saat revolusi) sebagai kepala pemerintahan Binjai

adalah RM.Ibnu dan pada 29 Oktober 1945 T. Amir Hamzah diangkat menjadi Residen Langkat oleh Komite Nasional dan pada masa pendudukan Belanda 1947 Binjai berada di bawah Asisten Residen J. Bunger dan RM. Ibnu sebagai Wakil

(3)

ASC Moree. Tahun 1950–1956 Binjai menjadi Kota Administratif Kabupaten

Langkat dan sebagai Walikota adalah OK. Salamuddin kemudian T. Ubaidullah Tahun 1953–1956. Berdasarkan Undang-Undang Darurat No. 9 Tahun 1956 Kota

Binjai menjadi otonom Kotapraja dengan Walikota pertama S.S. Parumuhan. Dalam perkembangannya Kota Binjai sebagai salah satu Daerah Tingkat II di Propinsi Sumatera Utara telah membenahi dirinya dengan melakukan pemekaran

wilayahnya. Semenjak ditetapkan Peraturan Pemerintah No.10 Tahun 1986 wilayah Kota daerah Kota Binjai telah diperluas menjadi 90,23 Km2 dengan 5

wilayah kecamatan yang terdiri dari 11 desa dan 19 kelurahan. Setelah diadakan pemecahan desa dan kelurahan pada tahun 1993 maka jumlah desa menjadi 17 dan kelurahan 20. Perubahan ini berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera Utara

Nomor 140-1395/SK/1993 tanggal 3 Juni 1993 tentang Pembentukan 6 desa persiapan dan 1 kelurahan persiapan di Kota Binjai. Berdasarkan SK Gubernur

Sumatera Utara No.146/2624/SK/ 1996 tanggal 7 Agustus 1996, 17 desa menjadi kelurahan.26

Salah satu ikon Kota Binjai adalah Tugu perjuangan 1945 yang menjadi

lambang pintu gerbang Kota Binjai menyambut kedatangan pengunjung dari luar Kota. Tidak banyak yang mengetahuinya, bahwa peranan Muhammadiyah diawal

awal kemerdekaan tahun 1945 sangat sangat dominan. Pengibar sang saka Merah Putih pada tanggal 06 September 1945 bertepatan dengan 1 syawal 1365 H ( Hari Jumat ) dilaksanakan oleh pengurus dan Anggota Muhammadiyah serta

26

(4)

masyarakat umum lainnya segera setelah menerima telegram bahwa Republik

Indonesia merdeka. Selain itu, sebelumnya Binjai juga mempunyai ikon lain yaitu tugu air peninggalan zaman Belanda dijalan Jendral Sudirman yang

sebelumnya digunkanan untuk menyalurkan air bersih ke rumah – rumah didalam kota. Namun peninggalan bersejarah ini beberapa tahun lalu telah digantikan dengan jejeran rumah toko.

Kota Binjai sekarang dipimpin oleh Walikota H.Muhammad Idaham, SH, M.Si dan Wakil Walikota H. Timbas Tarigan, SE selama dua periode. Kota

Binjai dijuluki dengan Kota rambutan yang ditandai adanya tugu rambutan di perbatasan terluar Kota Binjai Deli Serdang menuju Medan. Penduduk Kota Binjai terdiri dari berbagai Suku Bangsa. Berdasarkan hasil pendataan penduduk

Tahun 2015, penduduk Kota Binjai mayoritas bersuku bangsa Jawa dengan jumlah sebesar 92.545 jiwa, disusul suku Melayu dengan jumlah 29.170 jiwa,

Mandailing dengan jumlah 21.683 jiwa, lalu suku Karo dengan jumlah 21.050 jiwa, Cina dengan jumlah 16.342 jiwa, Tapanuli/Toba dengan jumlah 15.589 jiwa, Minang dengan jumlah 14.601 jiwa, Simalungun dengan jumlah 12.960 jiwa,

Banten dengan jumlah 4.360 jiwa yang terakhir suku Aceh dengan jumlah 4.217 jiwa.27

27

Rencana Pembangunan jangka Menengah Daerah Kota Binjai Tahun 2016-2021. Tentang Gambaran Umum Kota Binjai. Bab II, Hal.20

Jika dilihat dari jumlah penduduk menurut agama di Kota Binjai

(5)

Katolik sebanyak 3.340 jiwa, Budha sebanyak 17.532 jiwa, Hindu sebanyak 851

jiwa dan Lainnya sebanyak 22 jiwa28

2.2Geografi Daerah Kota Binjai

.

Sarana transportasi didalam Kota Binjai terutama adalah becak mesin roda

tiga yang unik dan mobil anglutan umum yang disebut sudako. Untuk transportasi keluar kota, selain transportasi jalan, ada juga kereta api yang menghubungkan Binjai dengan medan dan Kwala di Kabupaten Langkat juga ada MEBIDANG

yang merupakan menghubungkan daerah Medan Binjai dan Deliserdang sehingga mobilitas masyarakat sangat terbantu dan juga perkembangan ekonomi menjadi

lebih baik . Binjai juga adalah salah satu tempat transit bagi wisatawan yang ingin menuju kekawasan wisata Bukit Lawang, dikawasan Taman nasional Gunung Leuser di Kabupaten Langkat yang berjarak 68 km di barat laut Binjai. Bukit

lawang merupakan daerah konservasi mawas Sematera ( Orang Utan Merah).

Kota Binjai yang terletak dibagian Timur Laut Provinsi Sumatera Utara dimana sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, sebelah timur

berbatasan dengan Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat dan Kecamatan

Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang serta sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat. Berdasar jalur lintas antar daerah, kondisi wilayah Kota Binjai dilewati jalur jalan negara yang merupakan jalur ekonomi

28

(6)

penting yang menghubungkan kota-kota utama di Provinsi Sumatera Utara dan

Provinsi Aceh, khususnya untuk Pantai Timur Sumatera, yakni jalur Medan– Aceh.29

Kota Binjai berada pada ketinggian lahan 3–76.5 m dpl dan tingkat kelerengan 0-8%. Berdasarkan data keadaan wilayah perencanaan Kota Binjai mempunyai topografi datar sehingga memiliki tingkat kestabilan lereng yang

sangat tinggi. Secara keseluruhan lahan yang ada di wilayah penelitian termasuk dalam kategori tingkat kemudahan pemanfaatan tinggi, dengan kata lain bahwa

wilayah perencanaan mempunyai tingkat kestabilan tinggi dan sangat sesuai untuk pengembangan kegiatan yang memerlukan pembangunan fisik lahan sehingga sangat mendukung sekali untuk proses dilaksanakannya pembangunan kota.

Berdasarkan hasil analisis lahan yang layak dikembangkan berdasarkan tingkat ketinggian dan kelerengan dapat dikembangkan diseluruh kawasan di Kota

Binjai.30

Secara garis besar jenis tanah dapat dibedakan ke dalam dua jenis tanah yaitu Andosol dan Aluvial. Kedua jenis tanah ini menyebar secara merata di

wilayah Kota Binjai. Untuk tanah yang berjenis Andosol terdapat di Kecamatan Binjai Kota dengan luas 297 Ha, Binjai Selatan dengan luas 2949 Ha, Binjai

Timur dengan luas 585 Ha dan Binjai Barat dengan proporsi luas 7 Ha. Jenis tanah ini merupakan jenis tanah mineral yang telah mengalami perkembangan

29

Ibid 30

(7)

profil, solum agak tebal, warna agak coklat kekelabuan hingga hitam, kandungan

organik tinggi, tekstur geluh berdebu, struktur remah, konsistensi gembur dan bersifat licin berminyak (smeary), kadang-kadang berpadas lunak, agak asam,

kejenuhan basa tinggi dan daya absorpsi sedang, kelembaban tinggi, permeabilitas sedang dan peka terhadap erosi. Sedangkan untuk jenis tanah Aluvial terdapat di Kecamatan Binjai Selatan dengan proporsi luas sebesar 47 Ha, Kecamatan Binjai

Kota dengan luas 438 Ha, Kecamatan Binjai Timur dengan luas 1.798 Ha, Kecamatan Binjai Barat seluas 1.407 Ha, dan Kecamatan Binjai Utara sebesar

2.234 Ha. Jenis tanah ini masih muda, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk Aluvium, tekstur beranekaragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam keadaan basah lekat, PH bermacam-macam, kesuburan sedang

hingga tinggi. Penyebarannya di daerah dataran aluvial sungai, dataran aluvial pantai dan daerah cekungan (depresi), sehingga baik untuk pengembangan

pertanian karena tersedia cukup mineral yang diperlukan oleh tumbuh-tumbuhan dan jika digunakan untuk bangunan tanah jenis ini mempunyai daya tahan yang kuat karena merupakan endapan tanah liat yang bercampur pasir halus.

Struktur Geologi wilayah Kota Binjai terbagi kedalam 3 jenis batuan, jenis bantuan tersebut adalah Alluvium, Konglomerat dan Extrusive Intermediate

Pyroclastic yang menyebar di seluruh wilayah Kota Binjai. Bentang alam Kota Binjai sendiri lebih berada pada bentang alam yang datar meskipun ada beberapa bagian Kota Binjai yang berada pada bentang perbukitan sehingga di dalam

(8)

Berdasarkan kemungkinan terjadinya bencana alam geologi berupa gempa

bumi maka wilayah Kota Binjai termasuk ke dalam skala daerah yang mempunyai tingkat kebesaran gempa berkisar antara IV hingga V (skala MMI), yaitu skala IV

– V yang tersebar dibagian selatan Galang dan Medan, daerah Binjai hingga Pulau Tiga bagian barat laut Pulau Sumatera, dengan bahaya goncangan termasuk ke dalam zona D : 0,25–0,30 g yang tersebar pada bagian utara Danau Toba,

Kabanjahe, Gunung Sinabung menerus kearah barat–barat laut Laubaleng, Mardinding, DK. Tusamserag, Selatan Bohorok, Buluh, Kutacane hingga Gunung

Bandhara (MEBIDANG-Ro).31 Kawasan budidaya, program pengembangannya terdiri dari pengembangan kawasan perumahan; kawasan perdagangan dan jasa; kawasan pemerintahan dan bangunan umum; kawasan perindustrian; kawasan

pergudangan, dan kawasan pariwisata serta program pengembangan fasilitas sosial dan umum, infrastruktur transportasi; pengembangan prasarana sumber

daya air, irigasi dan drainase. Pengembangan prasarana energi dan telekomunikasi serta pengembangan prasarana persampahan, limbah B3 dan pemadam kebakaran.32

Kawasan Lindung merupakan kawasan yang didalamnya tidak diperbolehkan melakukan kegiatan budidaya apapun, kecuali pembangunan

prasarana vital dengan luas areal maksimum 2% dari luas kawasan lindung. Di dalam kawasan non hutan yang berfungsi lindung diperbolehkan kegiatan budidaya secara terbatas dengan tetap memelihara fungsi lindung kawasan yang

31 Ibid. 32

(9)

bersangkutan serta wajib melaksanakan upaya perlindungan terhadap lingkungan

hidup. Kegiatan budidaya yang sudah ada di Kawasan Lindung dan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan hidup, serta dapat mengganggu fungsi

lindung, maka fungsi sebagai Kawasan Lindung dikembalikan secara bertahap disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan memperhatikan fungsi lindung, kawasan yang bersangkutan, dapat dilakukan

eksplorasi mineral dan air tanah serta kegiatan lain yang berkaitan dengan pencegahan bencana alam. Apabila ternyata di Kawasan Lindung terdapat indikasi

adanya sumber daya mineral, kandungan air tanah, atau kekayaan lainnya yang bila diusahakan dinilai amat berharga bagi Pemerintah, maka kegiatan budidaya di Kawasan Lindung tersebut dapat diizinkan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.33

Secara administratif Pemerintah Kota Binjai terdiri dari 5 (lima)

Kecamatan dan 37 (tiga puluh tujuh) Kelurahan dengan batas wilayah sebagai berikut:34

• Sebelah Utara: berbatasan dengan Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat

dan Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang.

• Sebelah Timur: berbatasan dengan Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli

Serdang.

33

Ibid 34

(10)

• Sebelah Selatan: berbatasan dengan Kecamatan Sie Bingei, Kabupaten

Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang.

• Sebelah Barat: berbatasan dengan Kecamatan Selesai, Kabupaten Langkat.

Kota Binjai terdiridari 5 (lima) Kecamatan dan 37 (tiga puluh tujuh)

Kelurahan yaitu :35

1. Kecamatan Binjai Kota, yang terdiri atas 7 (tujuh) kelurahan yaitu : a.Kelurahan Setia

b. Kelurahan Satria c.Kelurahan Tangsi

d. Kelurahan Binjai e.Kelurahan Pekan Binjai f.Kelurahan Berngam

g. Kelurahan Kartini

2. Kecamatan Binjai Barat, yang terdiri-dari atas 6 (enam) kelurahan

yaitu :

a.Kelurahan Limau Mungkur b. Kelurahan Suka Ramai

c.Kelurahan Suka Maju d. Kelurahan Payaroba

e.Kelurahan Limau Sundai f.Kelurahan Bandar Senembah

35

(11)

3. Kecamatan Binjai Timur, yang terdiri atas 7 (tujuh) kelurahan yaitu

:

a. Kelurahan Timbang Langkat

b. Kelurahan Mencirim c. Kelurahan Tanah Tinggi d. Kelurahan Dataran Tinggi

e. Kelurahan Tunggurono

f. Kelurahan Sumber Mulyo Rejo

g. Kelurahan Sumber Karya

4. Kecamatan Binjai Selatan, yang terdiri atas 8 (delapan) kelurahan yaitu :

a. Kelurahan Rambung Barat b. Kelurahan Rambung Timur

c. Kelurahan Rambung Dalam d. Kelurahan Binjai Estate e. Kelurahan Tanah Merah

f. Kelurahan Tanah Seribu g. Kelurahan Pujidadi

h. Kelurahan Bhakti Karya

5. Kecamatan Binjai Utara, yang terdiri atas 9 (sembilan) kelurahan yaitu:

(12)

b. Kelurahan Jati Karya

c. Kelurahan Jati Makmur d. Kelurahan Jati Utomo

e. Kelurahan Nangka f. Kelurahan Pahlawan g. Kelurahan Kebun Lada

h. Kelurahan Damai

i. Kelurahan Cengkeh Turi

Beberapa Kecamatan yang ada di Kota Binjai Kecamatan Binjai Selatan memiliki wilayah yang paling luas sebesar 29.96 Km², sedangkan Kecamatan Binjai Kota memiliki luas wilayah terkecil dengan luas sebesar 4.12 Km².36

Dilihat dari kedudukan Kota Binjai dalam wilayah yang lebih luas, Kota Binjai dalam lingkup Nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dijelaskan bahwa Kota Binjai adalah termasuk dalam Kawasan Metropolitan MEBIDANG-RO, dimana sektor unggulannya adalah sektor-sektor industri, perkebunan, pariwisata,

pertaniaan dan perikanan. Selain itu Kota Binjai merupakan jalan lintas antara Aceh dan Sumatera Utara. Untuk lebih jelasanya mengenai wilayah administrasi

Kota Binjai dapat dilihat pada Gambar 1.1

36

(13)

Gambar 1.1 Peta Kota Binjai

Sumber : RTRW Kota Binjai Tahun 2011-203

2.3 Demografi Kota Binjai

2.3.1. Kependudukan

Kependudukan merupakan salah satu masalah yang perlu ditangani yang mencakup jumlah, komposisi dan distribusi penduduk. Penduduk sebagai salah

satu komponen pembangunan memiliki dua sisi yang sangat penting, di satu sisi sebagai subyek pembangunan dan disisi lain sebagai obyek pembangunan. Begitu juga dengan jumlah penduduk yang besar merupakan sumber dari ketersediaan

(14)

Data kependudukan sangat dibutuhkan baik oleh lembaga pemerintah

ataupun swasta. Dari data kependudukan dapat dibuat perencanaan kebutuhan fasilitas penunjang kesejahteraan masyarakat, misalnya fasilitas pendidikan,

fasilitas kesehatan masyarakat, tempat ibadah, tempat rekreasi dan lain sebagainya.

Berdasarkan angka estimasi dalam penghitungan penduduk Kota Binjai tahun

2015 berjumlah 264.687 jiwa, terdiri dari 132.490 jiwa laki-laki dan 264.687 jiwa perempuan atau dengan sex ratio sebesar 99,78 yang berarti setiap 10000 jiwa

perempuan terdapat sekitar 9.978 jiwa lakilaki (Tabel 1.2). Dilihat dari jumlah penduduknya, Kecamatan Binjai Utara merupakan daerah dengan jumlah penduduk paling banyak yaitu mencapai sekitar 76.034 jiwa. Sementara itu,

Kecamatan Binjai Timur menempati urutan kedua dengan jumlah penduduk terbanyak sekitar 58.394 jiwa. Sebaliknya, Kecamatan Binjai Kota merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit yaitu hanya berjumlah sekitar

29.161 jiwa.37

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kota Binjai menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin, 2015

Penduduk Sex ratio

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan L+P

[1] [2] [3] [4] [5] [6]

1 BINJAI SELATAN 26.459 27.034 53.493 97.87

2 BINJAI KOTA 14.273 14.888 29.161 95.87

37

(15)

3 BINJAI TIMUR 29.031 29.363 58.394 98.87

4 BINJAI UTARA 38.181 37.853 76.034 100.87

5 BINJAI BARAT 24.253 23.352 47.605 103.86

JUMLAH 132.197 132.490 264.687 99.78

Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk Kota Binjai Tahun 2015.

Data tersebut menjelaskan dari sex ratio untuk tiap kecamatan, terdapat 3 kecamatan yang menunjukkan jumlah penduduk laki-laki lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk perempuannya, yaitu Kecamatan Binjai Selatan

sebesar 97,87 persen ; Kecamatan Binjai Kota sebesar 95,87 persen dan Kecamatan Binjai Timur sebesar 98,87 persen. Kondisi ini dimungkinkan oleh

adanya pola mortalitas dan migrasi yang berbeda di tiap-tiap kecamatan tersebut.

Sementara itu, di 2 (dua) kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Binjai Utara dan Barat, jumlah penduduk laki-laki justru lebih mendominasi dibandingkan

jumlah penduduk perempuan yaitu sebesar 100,87 persen di Kecamatan Binjai Utara dan 100,36 di Kecamatan Binjai Barat. Walaupun terdapat perbedaan besar sex ratio pada kecamatan-kecamatan tersebut di atas, namun tidak terdapat gap

atau ketimpangan yang nyata antar sex ratio di tiap-tiap kecamatan sehingga dapat dikatakan keadaan demikian masih dianggap wajar. Dilihat dari kepadatan

penduduk, kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Binjai Kota yang mencapai 7.078 jiwa per km². Dengan luas wilayah terkecil diantara kecamatan-kecamatan lainnya yaitu hanya seluas 4,12 km²,

(16)

kecamatan lain adalah Kecamatan Binjai Barat yaitu sebesar 4.384 jiwa per km²,

Kecamatan Binjai Utara sebesar 3.223 jiwa per km², Kecamatan Binjai Timur sebesar 2.691 jiwa per km² dan kepadatan penduduk terendah ada di Kecamatan

Binjai Selatan yang hanya mencapai 1.785 jiwa per km². Ketidakmerataan sebaran penduduk tampak lebih jelas jika dikaitkan dengan besarnya variasi luas antar daerah. Untuk melihat tingkat sebaran penduduk dapat dinyatakan dengan ukuran

kepadatan penduduk. Tabel 1.2 berikut menunjukkan bahwa Kota Binjai yang mempunyai luas wilayah 90,23 km2. Wilayah terluas berada di Kecamatan Binjai

Selatan sebesar 29,96 km2. Kemudian disusul dengan Kecamatan Binjai Utara 23,59 km2, Binjai Timur 21,70 km2, Kecamatan Binjai Barat 10,86 km2 dan luas wilayah terkecil terletak di Kecamatan Binjai Kota yaitu 4,12 km2. Walaupun

Kecamatan Binjai Kota memiliki luas wilayah terkecil, namun pusat aktivitas ekonomi baik skala kecil hingga skala besar.

Tabel 1.2 Jumlah Desa/Kelurahan, Luas Wilayah, Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Binjai Tahun 2015.

No Kecamatan Jumlah

(17)

2.3.2. Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan

masyarakat dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Dengan adanya upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik. Masyarakat yang memiliki tingkat derajat kesehatan yang

tinggi akan lebih berhasil dalam melaksanakan pembangunan didaerahnya.

Usaha pelaksanaannya diusahakan dengan meningkatkan partisipasi aktif

masyarakat yang diarahkan terutama kepada golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah. Selain itu upaya pencegahan dan penyembuhan penyakit serta peningkatan pembangunan pusat-pusat kesehatan masyarakat serta sarana

penunjangnya terus dilakukan oleh Pemerintah, seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa, pondok bersalin desa di Kota Binjai.

Faktor-faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat diantaranya adalah kurangnya sarana pelayanan kesehatan, keadaan sanitasi dan lingkungan yang tidak memadai, dan rendahnya konsumsi makanan bergizi.

Tetapi faktor terpenting dalam upaya peningkatan kesehatan ada pada manusianya sebagai subyek dan sekaligus obyek dari upaya tersebut. Kualitas penduduk

(18)

Pembangunan infrastruktur kesehatan di Kota Binjai pada tahun 2014

sudah tergolong baik dimana menurut data Dinas Kesehatan Kota Binjai 2014, terdapat 10 rumah Sakit di Kota Binjai yang terdiri dari 2 Rumah Sakit Umum (

RSU) dan 8 Rumah Sakit Swasta. 7 Rumah sakit berada di Binjai Kota dan Binjai Utara, 2 rumah sakit di Binjai Selatan , dan 1 rumah sakit di Binjai Timur.

Fasilitas kesehatan pada level kecamatan di Kota Binjai punterbilang

memadai jumlahnya, namuntetap harus dikontrol pemanfaatannya seiring dengan pembangunan infrastruktur yang lain. Pada tahun 2014, terdapat sebanyak 8 unit

puskesmas, 18 unit puskesmas pembantu, 9 poliklinik, 89 unit praktek dokter dan 35 praktek bidan yang tersebar di seluruh kecamatan. Bila ditinjau dari persebaran tenaga kesehatan di tiap unit kerja, RSUD RM.Djoelham sebagai satu-satunya

rumah sakit umum pemerintah di Kota Binjai memiliki dokter umum sebanyak 27 orang, dokter ahli sebanyak 35 orang, dokter gigi sebanyak 13 orang dan

paramedik perawatan sebanyak 204 orang. Sementara itu, jumlah seluruh tenaga medis dan paramedis yang bekerja di Kota Binjai pada tahun 2015 terdiri dari 194 dokter umum, 144 dokter spesialis, 50 dokter gigi, 139 bidan dan 249 perawat

umum dan gigi. Semakin banyak tenaga kesehatan yang dialokasikan hingga sampai level desa, maka akan semakin baik karena masyarakat akan semakin

mudah untuk mengakses dan memanfaatkan pelayanan kesehatan terpadu.

Sasaran pemerintah dalam memfasilitasi kesehatan kini tidak hanya sebatas meningkatkan kuantitas tenaga medis saja, tetapi juga mengalokasikan

(19)

salah satu tujuan pelayanan publik berupa pelayanan kesehatan tepat sasaran.

Berikut ini persentasi jumlah tenaga medis di Kota Binjai:38

Tenaga Kesehatan

Tabel.1.3 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Kecamatan di Kota Binjai Tahun 2015.

Jumlah Tenaga Kesehatan per 10.000 Penduduk

[1] [2] [3]

1. Dokter 388 7

2. Paramedis 388 25

Jumlah 776 32

Sumber: Dinas Kesehatan Kota Binjai 2015

Selanjutnya, jika dilihat rasio pelayanan kesehatan menurut jenis tenaga kesehatan terlihat bahwa setiap 10.000 penduduk Kota Binjai dilayani oleh sekitar

7 dokter dan 25 orang paramedis perawatan. Jumlah tenaga bidan dan paramedis lainnya lebih banyak dibanding dokter. Kecukupan tenaga kesehatan ini juga masih jauh dari yang diharapkan, karena setiap 10.000 penduduk di Kota Binjai

hanya dilayani sekitar 7 orang tenaga medis dan 25 orang paramedis perawatan. Untuk itu, sudah seharusnya kuantitas tenaga kesehatan di Kota Binjai

ditingkatkan demi tercapainya pelayanan yang optimal dengan catatan tidak hanya menambah jumlah armada tenaga kesehatan, tetapi juga pemerataan keberadaan tenaga kesehatan tersebut sampai level terkecil.

38

(20)

Ada 6 rumah sakit yang melayani kebutuhan kesehatan penduduk Binjai yaitu :

1. RS Korem 023 Binjai

2. RS Umum Binjai (Dr. Djoelham)

3. RS Bangkatan 4. RS Bidadari 5. RS Umum Latersia

6. RS Umum Artha Medica.

2.3.3 .Pendidikan

Pendidikan mempunyai peranan penting bagi suatu bangsa dan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pentingnya pendidikan tercermin dalam UUD’45 dan GBHN, yang mengatakan bahwa

pendidikan merupakan hak setiap warga negara yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan demikian program pendidikan

mempunyai andil besar terhadap kemajuan bangsa, ekonomi maupun sosial. Oleh karena itu, Pemerintah berupaya untuk menyediakan sarana wajib belajar 6 tahun yang dicanangkan pada tahun 1984 menjadi wajib belajar 9 tahun yang mulai

tahun 1994. Dengan demikian diharapkan tingkat pendidikan penduduk akan lebih baik dan jumlah penduduk yang buta huruf akan berkurang terutama pada

(21)

Pada tahap tertentu tingkat pendidikan dapat meningkatkan status sosial

dalam kehidupan penduduk. Untuk mengukur tingkat pendidikan penduduk dapat dikaji dari beberapa ukuran kuantitatif seperti persentase penduduk berumur 10

tahun ke atas menurut status pendidikan, tingkat kemampuan baca tulis, serta pen-

Pembangunan prasarana dan sarana pendidikan harus diimbangi oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan formal (sekolah). Karena bila terjadi

ketimpangan dalam hal ini akan mengakibatkan tidak efisien dan efektifnya program yang telah digariskan sehingga tujuan untuk mencerdaskan bangsa tidak

terpenuhi.

Tingkat partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Indikator ini memperhitungkan

adanya perubahan penduduk terutama penduduk muda. Partisipasi sekolah penduduk erat kaitannya antara lain terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat

suatu daerah. Penyebab utama tidak/putus sekolah yang terjadi di tengah- tengah masyarakat pada umumnya adalah masalah ekonomi keluarga yang kurang mendukung, di samping karena faktor-faktor lain seperti faktor lingkungan, sarana

dan prasarana di daerah yang kurang memadai dan juga faktor psikologis.39

39

(22)

Tabel 1.4. Tingkat Pendidikan menurut Tingkat Pendidikan, Sekolah, Murid, Kelas dengan rasio Murid dan Kelas.

No. Tingkat

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Binjai 2015

Kemudian salah satu prasyarat agar proses belajar dan mengajar dapat berlangsung dengan optimal adalah rasio murid dengan kelas (ruang kelas), sebab jika dalam satu ruang kelas berisikan murid yang tidak sesuai dengan jumlah yang

standar tentu dapat menghambat proses belajar dan mengajar di ruang kelas tersebut atau dengan kata lain guru dikelas tersebut akan lebih sulit untuk

mengontrol muridmuridnya jika dalam satu kelas tersebut melebihi jumlah yang ideal. Berdasarkan tabel rasio murid dan kelas pada tiap jenjang pendidikan (Tabel 1.4), terlihat bahwa rasio murid dan kelas tahun 2015 untuk SD/Madrasah

Ibtidaiyah sebesar 27 yang artinya setiap kelas ditempati sebanyak 27 murid. Begitu juga rasio murid dan kelas untuk SMP/Madrasah Tsanawiyah adalah

sebesar 1 : 31 sedangkan rasio murid dan kelas untuk Umum/ Kejuruan/ Madrasah Aliyah sebesar 1 : 31 yang berarti setiap kelas pada jenjang SMA, rata – rata ditempati/diisi oleh 31 orang murid. Jika kita bandingkan dengan rasio murid dan

(23)

diperhatikan untuk tingkat pendidikan SMTP/ MTs dan SMTA

Umum/Kejuruan/MA rasio murid dan kelas hampir mendekati batas maksimum standar yang telah ditetapkan. Pemerataan fasilitas pendidikan dalam hal ini

banyaknya kelas agar menjadi perhatian oleh pemerintah karena daya tamping kelas yang terlalu membludak akan membuat suasana kelas dan kegiatan belajar mengajar terganggu dan daya tamping yang terlalu kecil akan

2.3.4 Ketenagakerjaan

Perencanaan bidang ketenagakerjaan merupakan salah satu bagian utama

pembangunan nasional. Pembangunan ketenagakerjaan pada saat ini dititikberatkan pada tiga masalah pokok, yakni perluasan dan pengembangan lapangan kerja, peningkatan kualitas dan kemampuan tenaga kerja serta

perlindungan tenaga kerja.

Oleh karena masalah ketenagakerjaan sampai dengan saat ini masih merupakan

permasalahan dan isu yang komplek serta terus berkembang, maka masalah ketenagakerjaan tidak dapat hanya menjadi masalah daerah namun merupakan masalah regional bahkan nasional dan internasional, sekaligus harus

membutuhkan perhatian yang sangat serius dari semua pihak terkait, baik pemerintah, pengusaha, pekerja itu sendiri dan pihak lainnya.

(24)

bertambah sebagai implikasi dari jumlah penduduk yang cukup besar disertai

struktur umur yang cenderung mengelompok pada usia muda juga masih tingginya angka pengangguran terutama pengangguran terbuka. Selain

pengangguran terbuka pengangguran terselubung (disguised unemployed) dan mereka yang bekerja kurang dari jam kerja normal (under employed) juga termasuk permasalahan ketenagakerjaan yang tidak dapat dilupakan. Kondisi

tersebut banyak terjadi di Kota Binjai yang antara lain sebagai konsekuensi dari masyarakat bercorak agraris dan lapangan pekerjaan yang sangat terbatas serta

semakin banyak calon tenaga kerja baru baik yang berpendidikan maupun tidak.

Penduduk yang terlibat bekerja di suatu lapangan pekerjaan biasanya dipengaruhi oleh faktor ketrampilan/kondisi alam maupun situasi ekonomi di

suatu daerah/negara. Indonesia sampai saat ini masih merupakan negara agraris di mana sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian, meskipun dari

tahun ke tahun persentasenya semakin berkurang dan diserap oleh sektor-sektor lain seperti perdagangan, industri dan jasa.

Sektor usaha/lapangan pekerjaan utama penduduk di Kota Binjai

didominasi oleh sektor jasa sebesar 60,25 persen untuk penduduk laki - laki dan 83,48 persen untuk penduduk perempuan. Bila dilihat secara agregat baik untuk

(25)

begelut di sektor jasa sebesar 68, 97 persen. Tak heran, bila Kota Binjai dilabeli

dengan sebutan ‘Kota Jasa’.40

Lapangan Pekerjaan Utama

Table1.5 Persentase Penduduk yang Bekerja Menurut Jenis Kelamin dan Lapangan Pekerjaan Utama di Kota Binjai, 2015.

Laki-laki Perempuan L+P

1. Pertanian,

Sumber: Angkatan Kerja Nasional 2015

2.3.5 Sarana transportasi

a) Jumlah Terminal Bus

Terminal bus dapat diartikan sebagai prasaran

keperluan menurunkan dan menaikka antar

Kota Binjai sebagai salah satu kota yang ramai dilalui oleh kendaraan

yang menghubungkan Provinsi Sumatera Utara dan Provinsi Aceh, untuk itu terdapat dua terminal bus, satu terminal bus type B yang berada di Kecamatan

40

(26)

Binjai Timur dan satu terminal bus type C yang berada di Kecamatan Binjai Kota.

Data Jumlah terminal bus Kota Binjai disajikan pada Tabel berikut:41

No

Tabel 1.6 Jumlah Terminal Bus menurut Type Tahun 2015 Kota Binjai.

Kecamatan Jumlah Terminal Bis

Type A Type B Type C

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Binjai, 2016

Penyediaan fasilitas angkutan umum merupakan indikator yang penting

di dalam urusan perhubungan. Saat ini di wilayah Kota Binjai angkutan umum yang beroperasi yaitu Bus AKAP (Antar Kota Antar Propinsi), AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi) serta Minibus antar Kecamatan dan antar kota. Disamping

itu terdapat juga moda angkutan yang bersifat perorangan yang mendukung pelayanan di sebagian kawasan perkotan yaitu Betor (Becak bermotor).

b) Jumlah Trayek Angkutan darat

Izin Trayek adalah izin untuk mengangkut orang dengan mobil bus dan/atau mobil penumpang umum pada jaringan trayek.

Jaringan trayek terdiri atas:

a. jaringan trayek lintas batas negara; b. jaringan trayek antar kota antar provinsi;

c. jaringan trayek antar kota dalam provinsi;

41

(27)

d. jaringan trayek perkotaan; dan

e. jaringan trayek perdesaan/kelurahan.

Trayek adalah lintasan kendaraan umum untuk pelayanan jasa angkutan

orang dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Sedangkan jaringan trayek adalah kumpulan dari trayek-trayek yang menjadi satu kesatuan jaringan

pelayanan angkutan orang.

Berdasarkan data dari Dinas Perhubungan Kota Binjai terdapat 19

trayek angkutan darat yang beroperasi di Kota Binjai. Data jumlah trayek Angkutan Darat (Bus) yang ada di Kota Binjai Tahun 2011-2015 disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 1.7 Jumlah Trayek Angkutan Darat (Bus) Tahun 2011 s.d 2015 Kota Binjai

No Uraian

Jumlah Trayek

2011 2012 2013 2014 2015

1. Kota Binjai 19 19 19 19 19

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Binjai.

2.3.6 Komunikasi dan informatika

(a) Jumlah jaringan komunikasi

Jumlah jaringan komunikasi adalah banyaknya jaringan komunikasi baik telepon genggam maupun stasioner. Jaringan komunikasi dihitung dari banyaknya jaringan komunikasi yang berada dalam wilayah suatu pemerintah daerah. Sebuah

(28)

beberapa operator dapat menggunakan hanya satu (2) jaringan telekomunikasi di

wilayah pemerintah daerah. Untuk menghitung jaringan komunikasi di Kota Binjai dalam kurun waktu tahun 2011 sampai dengan 2015 disusun tabel sebagai

berikut:42

No

Tabel.8 Jaringan Komunikasi Kota Binjai Tahun 2011 s.d 2015

Uraian Tahun 2011 Tahun 2015

1 Jumlah jaringan telepon genggam 0 0

2 Jumlah jaringan telepon stasioner 6.038 4.410

3 Total jaringan Komunikasi (1+2) 6.038 4.410

Sumber : Binjai Dalam Angka, 2016

Semakin banyak jumlah jaringan komunikasi maka menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi sebagai pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah.

(b). Jumlah surat kabar nasional/lokal

Surat kabar merupakan komunikasi massa yang diterbitkan secara berkala

dan bersenyawa dengan kemajuan teknologi pada masanya dalam menyajikan tulisan berupa berita, feature, pendapat, cerita rekaan (fiksi), dan bentuk karangan yang lain. Jumlah surat kabar nasional/lokal adalah banyaknya jenis surat kabar

terbitan nasional atau terbitan lokal yang masuk ke daerah. Semakin banyak jumlah jenis surat kabar terbitan nasional/lokal di daerah maka menggambarkan semakin besar ketersediaan fasilitas jaringan komunikasi massa berupa media

42

(29)

cetak sebagai pelayanan penunjang dalam menyelenggarakan pemerintahan

daerah.

Untuk menghitung jumlah surat kabar terbitan nasional atau lokal yang

beredar di Kota Binjai dalam kurun waktu tahun 2011 sampai dengan 2015 disusun tabel sebagai berikut:

Tabel 1.9 Jumlah Surat Kabar Nasional/Lokal Kota Binjai Tahun 2011 s.d 2015

NO Uraian Tahun 2011 Tahun 2015

1 Jumlah jenis surat kabar terbitan

nasional 1 1

2 Jumlah jenis surat kabar terbitan

lokal 60 56

3 Total jenis surat kabar (1+2) 61 57

Sumber : Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Binjai, 2016

Dari data pada Tabel diatas diketahui bahwa dalam kurun waktu 2011-2015

surat kabar terbitan nasional yang beredar di Kota Binjai hanya satu surat kabar saja, jumlah surat kabar terbitan lokal yang beredar dari tahun 2011-2015 mengalami penurunan dari 60 surat kabar pada tahun 2011 menurun menjadi 56

surat kabar pada tahun 2015.

c) Website milik pemerintah daerah

Pemerintah Kota Binjai mempunyai website resmi yaitu

Teknologi informasi dan komunikasi data memungkinkan

(30)

Website milik Pemerintah Kota Binjai Tahun 2011-2015 dapat dilihat pada Tabel

berikut.

Tabel 1.10 Jumlah Website milik pemerintah daerah Kota Binjai Tahun 2011 s.d 2015

No Uraian Tahun 2011 Tahun 2015

1 Jumlah Website 1 4

Sumber : Bagian Humas Sekretariat Daerah Kota Binjai, 2016.

d) Pameran/expo

Pemerintah Kota Binjai secara rutin mengadakan pameran/Expo secara rutin satu kali dalam satu tahun, yaitu pada saat ulang tahun Kota Binjai. Pameran tersebut diadakan untuk menampilkan hasil-hasil pembangunan dari

masing-masing SKPD dalam satu tahun anggaran. Selain itu Pemerintah Kota Binjai secara rutin juga mengikuti Pameran/Expo yang diselenggarakan oleh Pemerintah

Provinsi Sumatera Utara dan secara sporadis juga mengikuti expo yang dilaksanakan secara nasional dan Luar Negeri. Data mengenai jumlah pameran/expo yang diikuti oleh Pemerintah Kota Binjai dalam kurun waktu 2011

sampai dengan 2015 disajikan dalam Tabel berikut :

Tabel.1.11 Jumlah Pameran/Expo Pemerintah Kota Binjai Tahun 2011 s.d 2015

NO Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah Pameran/Expo

Dalam Provinsi 1 1 1 1 1

2 Jumlah Pameran/Expo

Dalam Negeri - -

- - -

3 Jumlah Pameran/Expo

Luar Negeri 1 1

1 1 1

(31)

2.3.7 Koperasi, usaha kecil dan menengah

a. Persentase koperasi aktif

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum

koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.

Koperasi Aktif adalah koperasi yang dalam dua tahun terakhir

mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) atau koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha. Menghitung persentase koperasi aktif dapat

digunakan rumus sebagai berikut yaitu didapat dari persentase membagi jumlah koperasi aktif dengan jumlah seluruh koperasi. Data Persentase Koperasi Aktif di Kota Binjai pada kurun waktu 2011 sampai dengan 2015 cenderung meningkat

dimana pada tahun 2011 terdata 48,6 %. Koperasi Aktif meningkat terus menjadi 57,3 % pada Tahun 2015, semakin besar jumlah persentase ini maka akan

semakin besar pelayanan penunjang yang dimiliki daerah dalam menggerakkan perekonomian melalui koperasi. Data Persentase Koperasi Aktif Tahun 2011-2015 di Kota Binjai disajikan pada Tabel 2.126 dan data Koperasi Aktif per

Kecamatan di sajikan pada Tabel 2.4 berikut.43

NO

Tabel.1.12 Persentase Koperasi Aktif Kota Binjai Tahun 2011 s.d 2015.

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah koperasi aktif 86 101 111 115 121

2 Jumlah koperasi 177 192 202 207 211

3 Persentase koperasi aktif 48,6 52,6 54,9 55,6 57,3

Sumber : Dinas Koperasi, UKM dan Perindag Kota Binjai, 2015

43

(32)

2.4 Potensi Daerah Kota Binjai

a. Binjai Kota

Daerah Binjai Kota merupakan pusat pemerintahan Kota Binjai, kantor

Wali Kota beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No.6. Binjai Kota juga merupakan pusat perekonomian dan bisnis di Kota ini. Pasar tradisional terbesar yaitu Pasar Taviv terletak dijalan Husni Thamrin menjadi tempat bertemunya

enjual dan pembeli dari Kota Binjai sekitar. Luas Wilayahnya menurut Badan Pusat Statistik Kota Binjai seluas 14,2 km dengan banyak penduduk 29.161 jiwa.

Didaerah ini juga terdapat Lapangan Merdeka Kota Binja yang menjadi tempat acara maupun uparaca hari besar, juga terdapat pendopo Umar Bakti yang menjadi aula serba guna untuk acara resmi ataupun non resmi.

b. Binjai Utara

Pada Bagian ini Kawasan perindustrian dipusatkan di daerah binjai utara,

dengan jumlah wilayah 23,59 km dengan jumlah penduduk 76.034 jiwa. Di daerah

ini banyak Pabrik kerupuk mulai dari UKM sampai pabrik besar. Pada daerah

cengkeh turi juga penghasil minyak bumi dan gas ditandai dengan kawasan

ekplorasi minyak bumi dan gas alam di kawasan Tandam Hillir yaitu Pertamina.

c. Binjai Timur

(33)

Binjai Timur memiliki luas wilayah 21,70 km dengan jumlah penduduk 58,394

jiwa.

d. Binjai Selatan

Binjai Selatan memiliki luas wilayah 29,96 km dengan banyak penduduk sebanyak 53.493 jiwa. Daerah ini banyak sekali terdapat perkebunan Kelapa Sawit milik warga setempat yaitu didaerah namuukur, didaerah tersebut juga

terdapat wisata Pelaruga yang berupa sungai yang berada ditengah perkebunan sawit warga.

e. Binjai Barat

Luas wilayah Binjai Barat ialah 10,86 km dengan jumlah penduduk 47,605 jiwa,daerah ini banyak terdapat peternakan seperti ayam, bebek, kambing, sapi.

Dahulunya Binjai Barat merupakan kawasan Pertanian, tetapi semenjadi tahun 2000 masyarakat setempat lebih banyak membuka peternakan dikarenakan tempat

dan suhu udara yang lebih cocok untuk peternakan.

Pola ruang kawasan budidaya perkotaan penetapannya didasarkan pada kriteria yang meliputi aspek daya dukung atau kesesuaian lahan dapat

dikembangkan untuk berbagai kegiatan fungsional perkotaan, serta aspek-aspek yang mempengaruhi sinergi antar kegiatan dan kelestarian lingkungan.

(34)

menyerasikan pemanfaatan ruang dan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Jenis

pemanfaatan ruang yang tercakup dalam kawasan budidaya perkotaan atau kawasan terbangun kota yang akan dikembangkan di Kota Binjai hingga tahun

2030 meliputi:

• Perumahan/Permukiman Perkotaan

• Perdagangan dan jasa

• Pemerintahan dan bangunan umum

• Perindustrian (kawasan industri, zona industri, peruntukan industri

dan pergudangan) • Pariwisata

• Kawasan peruntukan lainnya.

Kawasan strategis kota merupakan wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, atau lingkungan. Berdasarkan UU Nomor 26

Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Penetapan kawasan strategis pada setiap jenjang wilayah administratif didasarkan pada pengaruh yang sangat penting

terhadap kedaulatan negara, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk kawasan yang ditetapkan sebagai warisan dunia.

Pengaruh aspek kedaulatan negara, pertahanan, dan keamanan lebih

ditujukan bagi penetapan kawasan strategis nasional, sedangkan yang berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan, yang dapat berlaku untuk

(35)

berdasarkan pendekatan ekternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi penanganan

kawasan yang bersangkutan.

• Kawasan Strategis Nasional (KSN) yang terdapat dalam wilayah Kota Binjai

adalah Kawasan Perkotaan Mebidangro.

• Kawasan Strategis Provinsi (KSP) yang terdapat dalam wilayah Kota

Binjai adalah Kawasan Andalan Perkotaan Mebidangro.

• Kawasan Strategis Nasional dari sudut kepentingan pertahanan

keamanan yang diperuntukan bagi kepentingan pemeliharaan dan pertahanan negara berdasarkan geosrategic nasional yang terdapat dalam wilayah Kota

Binjai adalah kawasan Brimob dan Arhanud SE-11BS di Kecamatan Binjai Timur.44

Dalam rangka pelaksanaan kebijakan strategis operasionalisasi rencana tata ruang wilayah dan rencana tata ruang kawasan strategis ditetapkan kawasan strategis di Kota Binjai, meliputi :45

a. Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi

Kawasan strategis yang didorong perkembangannya karena berkaitan dengan

pertumbuhan ekonomi kota ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut:

a. memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh;

b. memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan

ekonomi nasional;

44

Ibid. 45

(36)

c. memiliki potensi ekspor;

d. memiliki potensi strategis yang memberikan keuntungan dalam pengembangan pertumbuhan ekonomi kota;

e. berdampak luas terhadap pengembangan regional, dan nasional; f. memiliki peluang investasi yang menghasilkan nilai tinggi; dan

g. memiliki aksessibilitas tinggi yang didukung oleh prasarana transportasi

yang memadai.

Kawasan budidaya strategis di Kota Binjai yang perlu segera didorong

perkembangannya meliputi:

a. kawasan Industri di Kecamatan Binjai Utara;

b.kawasan Perdagangan dan jasa di Pusat Kota, Pusat-pusat SPK dan di koridor

jalan-jalan utama kota.

Pengembangan kawasan industri dan pergudangan ini merupakan

pengakomodasian terhadap pengembangan Metropolitan Mebidang-Ro, dan sekaligus upaya untuk mengarahkan perkembangan industri Kota Binjai yang lebih tertata sejak dini. Kawasan industri dan pegudangan ini dikembangkan

sebagai Kawasan Industri yang diarahkan terutama untuk industri non polutif.

Kawasan pusat kota yang direncanakan ini terletak pada

kawasan/lingkungan yang relatif telah terbangun, yang terdiri atas:

(37)

- Kegiatan yang merupakan lanjutan sebelumnya (seperti toko, fasilitas

pendidikan, perumahan, dsb) yang bangunannya relatif masih terpelihara;

- Kegiatan yang telah menurun fungsi pelayanannya (eks toko-toko lama,

eks perumahan lama) dengan bangunan yang menurun kondisi/penampilannya.

Kegiatan perdagangan koridor adalah kegiatan perdagangan dan jasa,

selaras dengan kecenderungan atau trend yang ada dewasa ini, khususnya di sepanjang jalan T. Amir Hamzah dan jalan menuju Medan. Kendati demikian

pada koridor ini masih terdapat juga kegiatan yang bukan merupakan kegiatan perdagangan dan jasa, seperti perkantoran, fasilitas sosial (rumah sakit), dan hunian.

b. Peningkatan Sosial Budaya, terutama dalam peningkatan

pelayanan publik.

Penentuan kawasan strategis yang berkaitan dengan aspek sosial budaya khususnya dalam peningkatan pelayanan umum dan identitas kota dengan kriteria:

• Merupakan prioritas peningkatan pelayanan publik

• Sarana peningkatan kapasitas (capacity building) terhadap aparatur

pemerintah, kelembagaan pemerintah kota. • Sebagai landmark/identitas kota

(38)

Kecamatan Binjai Timur. Rencana pusat pemerintahanKota Binjai diarahkan di

Kawasan eks HGU Kebun Tebu PTPN II yaitu di sekitar Kecamatan Binjai Timur Kelurahan Tunggurono meliputi area seluas 90,52 Ha.

c. Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup.

Dalam strategi pengelolaan kawasan lindung, ditetapkan kriteria kawasan strategis yang berkaitan dengan aspek lingkungan sebagai berikut:

a. memberikan perlindungan lingkungan atau kawasan;

b. memiliki nilai strategis memberikan perlindungan bagi kawasan

bawahannya;

c. memiliki peran ekologis dan penyelamatan lingkungan dan mengantisipasi bencana banjir;

d. terdapat tuntutan politis pemerintah kota harus menyediakan ruang terbuka hijau sebesar 30 % dari luas wilayahnya;

e. memiliki peran ekonomi tinggi kalau dapat dikelola dengan baik;

f. kebutuhan pemberian identitas kota dengan pengembangan tanaman buah rambutan Binjai.

Kawasan strategis berkaitan dengan aspek lingkungan adalah:

a. Kawasan Pariwisata Alam Pantai SB;

b. Kawasan Rencana pengembangan Bottanical Garden/hutan kota di sekitar kawasan pusat pemerintahan dan di Kawasan Wisata pantai SB;

c. Kawasan rencana pengembangan waduk-waduk buatan yang menyebar di

(39)

Pengembangan pariwisata pantai SB dan sekitarnya meliputi kegiatan

wisata alam menikmati pemandangan sungai, perkebunan kelapa sawit, dan danau buatan. Pengembangan pantai SB dilengkapi dengan kolam-kolam buatan sebagai

pengendali banjir, penampungan air dan sebagai wisata air.

Pengembangan Hutan kota berfungsi sebagai ruang terbuka hijau, tangkapan air, juga berfungsi untuk memperbaiki kualitas udara dan keindahan

atau landscape kota. Hutan kota dikembangkan juga sebagai obyek wisata dan pendidikan, sehingga hutan kota dapat dikembangkan sebagai ”Botanical

Garden”. Hutan kota ditanami dengan tanaman keras/tahunan yang dapat

menunjang estetika kota dan pelestarian/pengembangan tanaman rambutan Binjai.

Pengembangan danau buatan sebagai kawasan rekreasi air ini adalah

dalam rangka peningkatan ruang terbuka hijau, pengendalian banjir, peningkatan resapan air kota, dan sebagai Cadangan Air di Musim Kemarau. Pengembangan

danau buatan diarahkan untuk menunjang pengembangan taman rekreasi Kota dan pendidikan aqua culture.46

Binjai Smart City adalah sebuah konsep kota yang memiliki koneksi terintegrasi dalam berbagai bidang hingga memberikan dampak praktis dan

efisiensi dalam pengelolaan kota. Segala permasalahan kota mulai dari kemacetan, penumpukan sampah, jalan rusak, keadaan kontur tanah suatu daerah,

2.4 Konsep Smart City Kota Binjai

46

(40)

INSTITUSI

dan lainnya dapat secara real time diketahui dan dicari solusi terbaiknya dengan

cepat. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kota Binjai untuk mewujudkan Binjai Smart City sementara dalam tahap proses. Proses untuk membangun Binjai

sebagai Smart City membutuhkan waktu lima tahun ke depan. Dalam penerapan konsep smart city kota Binjai, pemerintah terlebih dahulu membuat filosofi yaitu Binjai smart city dapat terbentuk melalui kolaborasi dengan berbagai pihak.

Berikut ini bagan filosofi Smart City kota Binjai:

Bagan 1.1 Filosofi Smart City Kota Binjai

Sumber: DISKOMINFO Kota Binjai

Pemerintah Kota Binjai melaukan Pengembangan Aplikasi dan Inovasi Smart City sebagai berikut:

A. Smart Goverment

- E-Musrembang

Aplikasi yang akan membuat partisipasi masyarakat dalam perncanaan

pembangunan dari Kepling hingga kota, setiap warga dapat melihat penyusunan BINJAI SMART CITY

(kolaborasi)

AKADEMISI PENGUSAHA

(41)

usulan pembangunan dan dapat memberikaan dukungan ataupun ketidak

dukungannya.

E-Musrembang merupakan aplikasi partisipasi masyarakat dalam

perencanaan pembangunan dari kepling hingga pemerintah Kota. Warga dapat melihat penyusunan usulan pembangunan serta memberikan dukungan terhadap usulan pembangunan.masyarakat dapat login mengunakan Username dan NIK,

kemudian Tokoh Masyarakat (Perwakilan masyarakat) dapat memberikan usulan. Kemudia masyarakat juga dapat turut serta berperan aktif memberikan

dukungannya terhadap usulan yang ada di E-Musrembang.

Aplikasi ini muncul untuk mengumpulkan usulan pembangunan yang sebelumnya membutuhkan waktu yang lama. Hadirnya E-Musrembang ini

mempermudah pelaksanaan musrembang dalam pengumpulan usulan – usulan dari tingkat kepalaLingkungan hingga tingkat Kota.

- E- Budgeting

Aplikasi ini untuk menyusu anggaran yang dapat diakses oleh semua SKPD terkait, setiap SKPD dapat mengetahui anggaran untuk SKPDnya dan

dapat dilakukan revisi sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan ini dapat menghemat waktu dalam menyusun anggaran dan juga transparan.

- E-Perizinan

E-Perizinan merupakan layanan perizinan yang berada dibawah pengelolaan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu

(42)

persyaratan dan permohonan kemudian masyarakat dapat secara online menginput

permohonan atau pun datang langsung ke Front Office DPMPPTSP oleh Front Office kemudian akan diinput secara online untuk ditindaklanjuti oleh tim teknis,

sehingga pemohon hanya datang untuk verivikasi data sekaligus mengambil izin. Sistem Informasi Perizinan Terpadu. Seluruh perizinan yang dbawah pengelolaan Badan Perizinan Satu Pintu dapat di daftar online dan dapat dipantau

online, sehingga pemohon hanya datang untuk verifikasi data. Petugas Verifikasi lapangan harus menginput photo dan kordinat dari lokasi izin yang akan

dikeluarkan.

- E- Archive

Sistem Informasi Arsip elektronik yang memuat dokumen dan surat surat

yang masuk dan keluar dari pemerintah Kota Binjai.

B. Smart People

- E-Appointment

Penerapan awal pada manajemen rawat jalan Rumah Sakit Daerah, dimana pasien tidak perlu untuk antri panjang menunggu di RS, pasien melakukan

registrasi online melalui eAppointment, pasien akan mendapatkan waktu kunjungan rawat jalan di poli klinik yang dituju.

- E-Masyarakat

Sistem Informasi pengaduan berbasis mobile, dimana user/warga binjai dapat melaporkan semua permasalahan memalaui online, dapat dilengkapi dengan

(43)

ditampilkan pada Command Center, yang akan diteruskan pada SKPD terkait.

E-Masyarakat adalah Sistem Informasi pengaduan berbasis aplikasi mobile, dimana pengguna (warga Binjai) dapat melaporkan semua permasalahan secara online,

dilengkapi dengan fitur upload foto serta koordinat lokasi. Semua pengaduan akan disimpan di database dan ditampilkan pada Binjai Command Center yang akan diteruskan pada SKPD terkaitdan prosesnya diawasi langsung oleh Walikota

Binjai.

Aplikasi ini muncul karena terbatasnya komunikasi Pemerintah dengan warga dan

sulitnya penyampaian aspirasi Masyarakat kepada Pemerintah. Aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam menyampaikan inspirasi, keluhan ataupun dukungan kepada pemerintah kota secara langsung dan dapat

dimonitor tindak lanjutnya.

- E- HRDev

Sistem informasi kepegawaian. Database pegawai dan prestasi yang telah dicapai dan hukuman yang pernah didapat. Laporan Analisa kenaikan pangkat dan prestasi yang layak diterima oleh pegawai.

- E-Education

Sistem Informasi Pengelolaan Sekolah-sekolah dan layanan informasi

(44)

- E- Kinerja

Aplikasi dikembangkan untuk memudahkan aparatur untuk menginput kegiatan, output pekerjaan dan membuat laporan lembar kerja harian. Output

Aplikasi adalah waktu efektifitas yang dapat dikonversi pada nilai A,B,C atau D dan E.

- E-Disiplin

Sistem Absensi sidik jari yang diintergrasikan pada sistem eDisiplin dan eKinerja, Sistem reporting dapat menganalisa tingkat kedisiplinan aparatur.

- E-Project

Sistem Informasi Pengelolaan proyek yang telah ditunjuk pelaksanaannya. Pada sistem informasi ini akan memonitoring capaian proyek berdasarkan waktu,

kendala-kendala yang timbul jika terjadi proyek yang tidak tepat waktu. Proyek dengan mudah dapat dimonitoring, sehingga dapat dideteksi secara dini tingkat

pengerjaan proyek. Pembayaran juga dapat di dasarkan dari aplikasi ini. - E-Payment

Sistem pembayaran yang telah di integrasikan ke sistem banking, perintah

transfer dapat dilakukan online sehingga bank dapat melalukan transfer, dan sistem akan mengirimkan pemberitahuan penerima pembanyaran melalui SMS

atau Email.

C. Smart Living

(45)

Aplikasi yang menyediakan report-report yang dibutuhkan public dan

pemko binjai yang berasal dari database aplikasi yang ada, seperti lokasi usaha yang telah dikeluarkan izin, report dari penggunaan anggaran dan report report

lainnya.

D. Smart Mobility

- E-Traffic

Aplikasi tranportasi public per halte yang akan dilewati dan jam akan berhenti di halte. Dan juga informasi kepadatan lalu lintas yang diinput secara

otomatis melalu sensor sensor terpasang.

E. Smart Economi

- E-Ekonomi

Aplikasi-aplikasi yang menfasilitasi usaha kecil menengah mempromosikan pruduk dan jasa. Dan mendorong meningkatnya ekonomi yang

menggunkan media digital.

F. Smart Environment

- E-Environment

Sistem informasi kondisi lingkungan secara online dengan berasal dari masukan-masukan sensor yang disebar pada daerah-daerah tertentu, seperti

kondisi air, tanah dan udara.

(46)

(1) E-Musrembang

E-Musrembang merupakan aplikasi partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan dari kepling hingga pemerintah Kota. Warga dapat

melihat penyusunan usulan pembangunan serta memberikan dukungan terhadap usulan pembangunan.masyarakat dapat login mengunakan Username dan NIK, kemudian Tokoh Masyarakat (Perwakilan masyarakat) dapat memberikan usulan.

Kemudia masyarakat juga dapat turut serta berperan aktif memberikan dukungannya terhadap usulan yang ada di E-Musrembang.

Aplikasi ini muncul untuk mengumpulkan usulan pembangunan yang sebelumnya membutuhkan waktu yang lama. Hadirnya E-Musrembang ini mempermudah pelaksanaan musrembang dalam pengumpulan usulan – usulan

dari tingkat kepalaLingkungan hingga tingkat Kota. (2) E-perizinan

E-Perizinan merupakan layanan perizinan yang berada dibawah pengelolaan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PMPPTSP) Kota Binjai. Dimulai dengan Masyarakat melemgkapi

persyaratan dan permohonan kemudian masyarakat dapat secara online menginput permohonan atau pun datang langsung ke Front Office DPMPPTSP oleh Front

(47)

(3) E-Masyarakat

E-Masyarakat adalah Sistem Informasi pengaduan berbasis aplikasi mobile, dimana pengguna (warga Binjai) dapat melaporkan semua permasalahan

secara online, dilengkapi dengan fitur upload foto serta koordinat lokasi. Semua pengaduan akan disimpan di database dan ditampilkan pada Binjai Command Center yang akan diteruskan pada SKPD terkaitdan prosesnya diawasi langsung

oleh Walikota Binjai.

Aplikasi ini muncul karena terbatasnya komunikasi Pemerintah dengan

warga dan sulitnya penyampaian aspirasi Masyarakat kepada Pemerintah. Aplikasi ini bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam menyampaikan inspirasi, keluhan ataupun dukungan kepada pemerintah kota secara langsung dan

dapat dimonitor tindak lanjutnya. (4) E-Dokter

E-Dokter merupakan sistem pendaftaran pasien rawat jalan pada Rumah Sakit Daerah menggunakan metode janji. Dimana calon pasien tidak perlu untuk antri panjang menunggu di rumah sakit. Calon pasien melakukan registrasi online

menggunakan aplikasi e-dokter dan pasien akan mendapatkan waktu kunjungan di Poliklinik yang dituju.

(5) E-Budgeting

(48)

dapat dilakukan revisi sesuai dengan waktu yang ditentukan dengan ini dapat

menghemat waktu dalam menyusun anggaran dan juga transparan.

Dalam kesiapan Pemerintah Kota Binjai dalam Bidang Infrastruktur sudah

membangun sebagai berikut:

1. Binjai Command Centre (BCC), berfungsi sebagai pusat terkumpulnya data-data terkait dengan kebutuhan Binjai smart city. Mulai dari SKPD,

data dari masyarakat, sampai data dari internal ke luar, akan dipusatkan di sini. Dalam hal ini, sistem tersebut merupakan andalan utama pemerintah

kota Binjai dalam menjalankan program kota Binjai menuju smart city. Sistem ini merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah kota Binjai dengan Telkom, Politeknik Medan, Polresta Binjai, Bank Sumut dan juga

Bank BNI.

2. Pemerintah kota Binjai dalam hal ini bekerjasama dengan PT. Telkom

Indonesia untuk tujuan untuk pelayanan masyarakat dan memonitoring segala permasalahan yang terjadi di kota Binjai dan menyediakan cctv diberbagai daerah dikota Binjai47

Konsep smart city Kota Binjai, bahwa pemkot Binjai sebelum

menjalankan konsep pembangunan smart city tersebut, terlebih dahulu membuat satu filosofi, yaitu menjalin kolaborasi dengan akademisi, pengusaha, komunitas dan masyarakat. Langkah selanjutnya yaitu menentukan prioritas area yang

.

47

(49)

berkaitan dengan tonggak utama atau landasan konsep smart city Kota Binjai,

dalam hal ini pemerintah kota Binjai menjalankan konsep tersebut berlandaskan atau mengacu kepada empat tonggak utama yang sudah dibuat oleh pemerintah itu

sendiri. Dimulai dari infrastuktur sebagai landasan utama dan paling mendasar, yaitu membentuk sistem command centre yang berfungsi sebagai mesin dari konsep smart city kota Binjai. setelah infrastuktur telah dibentuk, pemerintah

selanjutnya membuat program melalui aplikasi dan website yang berfungsi sebagai transparansi pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat secara

efektif dan efisien. Tahap selanjutnya program yang dilakukan dengan mewujudkan pemberdayaan masyarakat dengan membuat aplikasi pembayaran dan antrian agar masyarakat Kota Binjai dengan mudah mengakses tanpa perlu

menghabiskan waktu yang banyak dalam bertransaksi atau antri. Terakhir pembangunan teknopolis dibentuk sebagai landasan terakhir konsep smart city

kota Binjai.

Smart City yang akan diterapkan di Kota Binjai menitikberatkan pada

pemanfaatan teknologi masa kini untuk meningkatkan pelayanan kepada

masyarakat Kota Binjai. Tujuan penerapan Binjai Smart City ini adalah sebagai solusi dari berbagai permasalahan yang ada di Kota Binjai dengan program

Gambar

Gambar 1.1 Peta Kota Binjai
Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Kota Binjai menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin, 2015
Tabel 1.2 Jumlah Desa/Kelurahan, Luas Wilayah, Jumlah Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Binjai Tahun 2015
Tabel 1.4. Tingkat Pendidikan menurut Tingkat Pendidikan, Sekolah, Murid, Kelas dengan rasio Murid dan Kelas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Mengenai Disiplin Prajurit Tentara Nasional Indonesia selama ini diatur dengan Undang-Undang, yaitu dalam Wetboek van Krijgstucht voor Nederlands Indie (Staatsblad 1934 Nomor

0.50, pada tingkat signifikansi α = 5 % =0.05 < Sig.0.50 sehingga dapat dikatakan sampel data berasal dari varians yang Homogen, dapat disimpulkan pada tingkat

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan masukan dalam suatu bahan penyusunan suatu karya ilmiah sehingga

service yang ditawarkan, dimana adanya tuntutan pelanggan terhadap kecepatan dan ketepatan pelayanan, kepercayaan terhadap perusahaan kurang, kurangnya pengetahuan akan

Dari tabel tersebut diketahui bahwa lokasi ditemukannya M. nigra dengan densitas tinggi adalah Cagar Alam Tangkoko Batuangus, lokasi dengan densitas sedang adalah Cagar

Pernyataan proyeksi kedepan dipengaruhi oleh resiko dan ketidakpastian yang dapat mengakibatkan kejadian sesungguhnya dan pencapaian Indosat kedepan berbeda dengan yang diharapkan

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Se jauhmanakah

Tulis semua jawapan di ruang yang disediakan.. Kertas soalan ini mengandungi 8 halaman bercetak Nama