• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Virtual Local Area Network (Vlan) Dengan Dynamic Routing Menggunakan Cisco Packet Tracer 5.33

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Virtual Local Area Network (Vlan) Dengan Dynamic Routing Menggunakan Cisco Packet Tracer 5.33"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II DASAR TEORI

2.1 Umum

Jaringan LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil,

umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti sebuah perkantoran di sebuah

gedung dan biasanya jangkauannya tidak lebih dari 1 kilometer persegi. Beberapa

model konfigurasi LAN biasanya berupa sebuah komputer yang dijadikan sebagai

file server yang digunakan untuk menyimpan perangkat lunak ataupun sebagai perangkat lunak yang dapat digunakan oleh komputer-komputer yang terhubung

ke dalam jaringan lokal.

Komputer-komputer yang terhubung dengan suatu file server biasanya disebut workstation. Biasanya kemampuan workstation lebih kurang di bawah dari file server-nya dan mempunyai aplikasi lain di dalam media penyimpanannya

selain aplikasi untuk jaringan. Kebanyakan LAN menggunakan media kabel

untuk menghubungkan antara satu komputer dengan komputer lainnya. LAN

merupakan jaringan komunikasi yang terbatas pada daerah yang kecil.

2.2 Sistem Jaringan Komputer

Ada beberapa jenis jaringan komputer yang dibedakan atas dasar ruang

lingkupnya yaitu antara lain [1] :

1. LAN (Local Area Network) adalah sekelompok komputer yang saling

(2)

2. WAN (Wide Area Network) adalah jaringan yang diperluas ke area yang

lebih luas misalnya satu blok kota, dimana untuk menghubungkannya

sering menggunakan saluran telepon yang telah tersedia.

3. MAN (Metropolitan Area Network) adalah LAN yang diperluas sehingga dapat meliputi kota dengan diameter 50 km. Tidak menggunakan Ethernet

atau Tiken Passing tetapi menggunakan DQDB (Distributed Queque Dual

Bus).

2.2.1 Topologi LAN

Topologi secara fisik dari suatu jaringan lokal merujuk kepada konfigurasi

kabel, komputer dan perangkat lainnya. Adapun jenis-jenis topologi LAN adalah

sebagai berikut :

1. Linear Bus (Garis Lurus)

Topologi linear Bus terdiri dari satu jalur kabel utama dimana pada

masing-masing ujungnya diberikan sebuah terminator. Semua nodes pada jaringan terkoneksi pada sebuah kabel utama (backbone). Jaringan-jaringan

Ethernet dan Local Talk menggunakan topologi ini. Kelebihan dari topologi linear Bus adalah :

a. Mudah dalam mengkonfigurasi komputer atau perangkat lain ke dalam

sebuah kabel utama.

b. Tidak terlalu banyak menggunakan kabel dibandingkan dengan topologi

star / bintang.

Kekurangan dari topologi linear Bus adalah :

(3)

b. Membutuhkan terminator pada kedua sisi kabel utamanya.

c. Sangat sulit mengidentifikasi permasalahan jika jaringan sedang down

atau rusak

d. Sangat tidak disarankan dipakai sebagai salah satu solusi pada

penggunaan jaringan di gedung besar.

Gambar 2.1 Topologi Linear Bus

Pada Gambar 2.1 memperlihatkan topologi jaringan linear bus, pada gambar tersebut kita dapat melihat backbone dan terminator dari backbone.

2. Star (bintang)

Topologi model ini dirancang yang mana setiap nodes terkoneksi ke jaringan melewati sebuah concentrator.

Data yang dikirim ke jaringan lokal akan melewati concentrator sebelum melanjutkan ke tempat tujuannya, concentrator akan mengatur dan

mengendalikan keseluruhan fungsi jaringan dan juga bertindak sebagai repeater. Konfigurasi jaringan model ini menggunakan kabel Twisted Pair dan dapat digunakan pada kabel coaxial atau kabel fibre optic.

Kelebihan topologi Star (bintang) adalah :

(4)

b. Tidak mengakibatkan gangguan pada jaringan ketika akan

memasang atau memindahkan perangkat jaringan lainnya.

c. Mudah untuk mendeteksi kesalahan dan memindahkan

perangkat-perangkat lainnya.

Kekurangan dari topologi Star (bintang) adalah

a. Membutuhkan lebih banyak kabel daripada topologi linear bus.

b. Membutuhkan concentrator dan apabila concentrator rusak maka semua node yang terkoneksi tidak dapat terdeteksi.

c. Lebih mahal daripada topologi linear bus karena biaya untuk pembelian concentrator.

Gambar 2.2 Topologi Star

Pada Gambar 2.2 memperlihatkan topologi jaringan star, pada gambar tersebut kita dapat melihat concentrator yang merupakan bagian paling vital dari topologi ini.

3. Ring (cincin)

Topologi Ring (cincin) menggunakan teknik konfigurasi yang sama

dengan topologi star tetapi pada topologi ini terlihat bahwa jalur media transmisi menyerupai suatu lingkaran tertutup menyerupai cincin sehingga diberi nama

(5)

Gambar 2.3 Topologi Ring

Pada Gambar 2.3 terlihat bahwa concentrator dari topologi ring berbentuk

lingkaran tetapi sebenarnya yang berbentuk lingkaran itu adalah kabel untuk

menghubungkan dari kartu jaringan ke concentrator.

4. Tree (pohon)

Topologi model ini merupakan perpaduan antara topologi linear bus dan

star, yang mana terdiri dari kelompok-kelompok workstation dengan konfigurasi

star yang terkoneksi ke kabel utama yang menggunakan topologi Linear Bus. Topologi ini memungkinkan untuk pengembangan jaringan yang telah ada dan

memungkinkan untuk mengkonfigurasi jaringan sesuai dengan kebutuhan.

Kelebihan dari topologi Tree adalah:

a. Proses konfigurasi jaringan dilakukan dari titik ke titik pada

masing-masing segmen.

b. Didukung oleh banyak perangkat keras dan perangkat lunak

Kekurangan dari topologi Tree adalah

(6)

b. Jika jaringan utama rusak maka keseluruhan segmen ikut rusak

juga.

c. Sangat relatif sulit untuk dikonfigurasi dan proses pengkabelannya

dibandingkan dengan topologi jaringan yang lain.

Gambar 2.4 Topologi Tree

Pada Gambar 2.4 terlihat bahwa topologi tree merupakan gabungan dari beberapa topologi.

2.3 Perangkat Keras dan Jaringan

Perangkat Keras (Hardware) jaringan komputer adalah perangkat yang

secara fisik dapat dilihat dan diraba, yang membentuk suatu kesatuan, sehingga

dapat membangun sebuah jaringan komputer.

2.3.1 Network Interface Card(NIC)

NIC (Network Interface Card) atau yang biasa disebut LAN card ini adalah sebuah kartu yang berfungsi sebagai jembatan dari komputer ke sebuah

jaringan komputer. Komponen ini biasanya sudah terpasang secara onboard di

(7)

Gambar 2.5 Network Interface Card

2.3.2 Hub / Switch (Konsentrator)

Sebuah konsentrator (Hub atau switch) adalah sebuah perangkat yang

menyatukan kabel-kabel network dari tiap workstation, server atau perangkat lain. Dalam topologi bintang, kabel twisted pair datang dari sebuah workstation

masuk kedalam hub atau switch.

Hub dan switch mempunyai banyak lubang port RJ-45 yang dapat dipasang konektor RJ-45 dan terhubung ke sejumlah komputer. Beberapa jenis

hub dapat dipasang bertingkat (stackable) hingga 4 susun. Biasanya hub maupun

switch memiliki jumlah lubang sebanyak 4 buah, 8 buah, 16 buah, hingga 24

buah.

Switch merupakan konsentrator yang memiliki kemampuan manajemen trafik data lebih baik bila dibandingkan hub. Saat ini telah terdapat banyak tipe

switch yang manageable, selain dapat mengatur trafik data, juga dapat diberi IP

Address.

Switch merupakan konsentrator yang memiliki kemampuan manajemen trafik data lebih baik bila dibandingkan hub. Saat ini telah terdapat banyak tipe

switch yang manageable, selain dapat mengatur trafik data, juga dapat diberi IP

(8)

lapisan pengaman serat besi. Lapisan serat besi tersebut membantu menutupi

gangguan dari arus listrik, lalu lintas kendaraan atau mesin dan komputer.

Selain sangat sulit untuk konfigurasi, kabel ini pula sangat tidak tahan

terhadap serangan dari sinyal-sinyal tertentu. Tetapi memiliki kelebihan karena

dapat mendukung penggunaan kabel yang panjang di antara jaringan daripada

kabel Twisted Pair. Ada dua jenis tipe kabel ini yaitu kabel thick coaxial dan

kabel thin coaxial.

Kabel thin coaxial disebut juga dengan 10Base2 (thinnet) dimana angka 2

menunjukan pada panjang maksimum untuk setiap segmen kabel tersebut yaitu

200 meter, namun kenyataannya hanya dapat menjangkau sampai 185 meter.

Kabel ini sangat populer terutama pada penggunaan jaringan yang linear.

Kabel thick coaxial disebut juga dengan 10Base5 (thicket) dimana angka 5 menunjukan pada panjang maksimum untuk setiap segmen kabel tersebut yaitu

500 meter, dan satu kekurangan dari kabel jenis ini adalah tidak lentur dan sangat

relatif sulit untuk mengkonfigurasinya. Tipe konektor untuk kabel jenis ini adalah

konektor Bayone-Neill-Concelman (BNC). Pada Gambar 2.10 dapat dilihat

bentuk dari kabel koaksial.

(9)

4. Kabel Fibre Optic

Kabel fibre optic (serat optik) mempunyai kemampuan mentransmisikan sinyal melalui jarak yang relatif jauh daripada kabel coaxial ataupun kabel

twisted, serta memiliki kecepatan yang baik. Kabel ini sangat baik digunakan untuk fasilitas konferensi radio atau layanan interaktif. Pada Gambar 2.11 dapat

dilihat bentuk dari kabel fiber optik.

Gambar 2.11 Kabel Fiber Optik

2.4 Model Referensi OSI

Untuk menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor komputer,

diperlukan sebuah aturan baku yang standar dan disetujui berbagai pihak. Seperti

halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk berkomunikasi memerlukan

penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah pihak.

Dalam dunia komputer dan telekomunikasi, interpreter identik dengan protokol. Untuk itu maka badan dunia yang menangani masalah standardisasi ISO

(International Standardization Organization) pada akhir 70an, membuat aturan

baku yang dikenal dengan nama model referensi OSI (Open System Interconnection). Dengan demikian diharapkan semua vendor perangkat

telekomunikasi harus berpedoman pada model referensi ini dalam

(10)

Model referensi OSI terdiri dari 7 lapisan, mulai dari lapisan fisik hingga

aplikasi. Model referensi ini tidak hanya berguna untuk produk-produk LAN saja,

tetapi juga sangat diperlukan dalam membangun jaringan Internet. OSI

menjelaskan bagaimana data dan informasi jaringan berkomunikasi dari sebuah

aplikasi pada sebuah komputer berjalan melalui jaringan, menuju ke aplikasi di

komputer lain. OSI menjelaskan melalui pendekatan pemecahan menjadi

lapisan-lapisan (layer). Analogi konsep layer adalah seperti dalam departemen / bidang dalam sebuah perusahaan, setiap departemen memiliki tugas yang berbeda, dan

hanya terfokus padahal tertentu sesuai pembagian tugas. Pada Gambar 2.12 dapat

dilihat struktur 7 lapis jaringan OSI.

Gambar 2.12 Model Referensi OSI

2.4.1 Physical Layer

Lapisan fisik (physical layeratauPHY Layer) adalah lapisan pertama dalam model referensi jaringan OSI (lapisan ini merupakan lapisan terendah) dari

tujuh lapisan lainnya. Lapisan ini mendefinisikan antarmuka dan mekanisme

untuk meletakkanbit-bitdata di atas media jaringan (kabel, radio, atau cahaya).

(11)

sinkronisasi antar bit, pengaktifan koneksi dan pemutusannya, dan beberapa

karakteristik kelistrikan untuk media transmisi (seperti halnya

kabel UTP/STP, kabel koaksial, atau kabel fiber-optic). Protokol-protokol pada

level PHY mencakup IEEE 802.3, RS-232C, dan X.21. Repeater, transceiver, kartu jaringan/network interface card (NIC), dan pengabelan beroperasi di dalam lapisan ini.

2.4.2 Data Link Layer

Lapisan data-link(data link layer) adalah lapisan kedua dari bawah dalam model OSI, yang dapat melakukan konversi frame-frame jaringan yang berisi data yang dikirimkan menjadi bit-bit mentah agar dapat diproses oleh lapisan

fisik. Lapisan ini merupakan lapisan yang akan melakukan transmisi data antara

perangkat-perangkat jaringan yang saling berdekatan di dalam sebuah wide area network (WAN), atau antara node di dalam sebuah segmen local area network

(LAN) yang sama. Lapisan ini bertanggungjawab dalam membuat frame, flow control, koreksi kesalahan dan pentransmisian ulang terhadap frame yang

dianggap gagal. MAC address juga diimplementasikan di dalam lapisan ini. Selain itu, beberapa perangkat seperti Network Interface Card (NIC), switch layer

serta bridge jaringan juga beroperasi di sini.

Lapisan data-link menawarkan layanan pentransferan data melalui saluran fisik. Pentransferan data tersebut mungkin dapat diandalkan atau tidak. Beberapa

protokol lapisan data-link tidak mengimplementasikan fungsi Acknowledgment

(12)

checksumming). Pada kasus-kasus tersebut, fitur-fitur acknowledgment dan

pendeteksian kesalahan harus diimplementasikan pada lapisan yang lebih tinggi,

seperti halnya protokol Transmission Control Protocol(TCP) (lapisan transport).

2.4.3 Network Layer

Lapisan jaringan atau Network layer adalah lapisan ketiga dari bawah dalam model referensi jaringan OSI. Lapisan ini bertanggung jawab untuk

melakukan beberapa fungsi berikut :

1. Pengalamatan logis dan melakukan pemetaan (routing) terhadap

paket-paket melalui jaringan.

2. Membuat dan menghapus koneksi dan jalur koneksi antara dua node di dalam sebuah jaringan.

3. Mentransfer data, membuat dan mengkonfirmasi penerimaan, dan

mengeset ulang koneksi.

Network Layerjuga menyediakan layanan connectionlessdan connection

-oriented terhadap lapisan transport yang berada di atasnya. Network Layer juga melakukan fungsinya secara erat dengan Physical Layer (lapisan pertama) dan

data-link Layer (lapisan kedua) dalam banyak implementasi protokol dunia nyata.

Addressing dan routing adalah fungsi utama dari protokol network layer.

Addressing memungkinkan komunikasi data antar host pada jaringan yang sama

atau jaringan yang berbeda (pengalamatan secara logical). Internet Protocol version 4 (IPv4) menyediakan pengalamatan hirarkis untuk paket yang membawa

data kita. Routing merupakan fungsi yang berrtanggung jawab membawa data melewati sekumpulan jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati

(13)

2.4.4 Transport Layer

Transport Layer melakukan segmentasi dan menyatukan kembali data yang tersegmentasi menjadi suatu arus data. Layanan-layanan yang terdapat di

transport layer melakukan segmentasi dan juga menyatukan kembali data yang sudah tersegmentasi dari aplikasi-aplikasi upper-layerdan menggabungkannya ke dalam arus data yang sama. Layanan-layanan ini menyediakan layanan

transportasi data dari ujung ke ujung dan dapat membuat koneksi logikal antara

hostpengirim dan hosttujuan pada sebuah internetwork.

Transport Layer bertanggung jawab untuk menyediakan mekanisme untuk multiplexing (multiplexing adalah teknik untuk mengirimkan atau menerima beberapa jenis data yang berbeda sekaligus pada saat bersamaan

melalui satu media networksaja), metode aplikasi-aplikasi upper-layer, membuat

session, dan memutuskan virtual circuit (koneksi yang terbentuk antara dua buah

host di jaringan, setelah melalui sebuah mekanisme yang disebut three-way

handshake).

2.4.5 Session Layer

Session Layer bertanggung jawab untuk membentuk, mengelola dan kemudian memutuskan session-session antar presentation layer. Session layer

juga menyediakan kontrol dialog antar peralatan atau titik jaringan (node).

Session layermelakukan koordinasi komunikasi antar sistem dan mengorganisasi komunikasinya dengan menawarkan mode simplex (komunikasi satu arah),

(14)

Kesimpulannya, session layermenjaga terpisahnya data dari aplikasi satu

dengan data dari aplikasi yang lain.

Contoh Protokol dan Interface Session Layer(Menurut CISCO) :

1. Network File System (NFS). Dibuat oleh SUN Microsystem dan digunakan dengan metode TCP/IP dan workstation UNIX untuk akses yang transparan ke sumber daya remote.

2. Structure Query Language (SQL). Dibuat oleh IBM untuk menyediakan kepada pengguna suatu cara yang lebih mudah untuk mendefinisikan

kebutuhan informasinya pada sistem lokal dan remote.

3. Remote Procedure Cal(RPC). Merupakan tool untuk sistem client-server

yang digunakan untuk lngkungan yang berbeda-beda.

4. X Window. Digunakan secara luas oleh terminal-terminal pintar untuk

berkomunikasi dengan komputer UNIX.

5. AppleTalk Session Protokol (ASP). Mekanisme client-server yang

membuat dan menjaga sessionantara client-server AppleTalk.

6. Digital Network Architecture Session Control Protocol (DNA SCP).

Sebuah Protocol Session Layerdari DECnet.

2.4.6 Presentation Layer

Lapisan ini melakukan hanya suatu fungsi tunggal translasi dari berbagai

tipe pada syntaxsistem. Sebagai contoh, suatu koneksi antara PC dan mainframe

membutuhkan konversi dari EBCDIC character-encoding format ke ASCII dan

banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Kompresi data (dan enkripsi yang

(15)

Layer ini pada dasarnya adalah penerjemah, pengkodean dan

pengkonversi. Teknik transfer data yang berhasil adalah dengan mengadaptasi

data tersebut ke dalam format standar sebelum dikirim.

Tugas-tugas seperti kompresi, dekompresi, enkripsi dan dekripsi data

berhubungan pada Presentation Layer.

2.4.7 Application Layer

Application Layer, Layer tujuh, adalah lapisan paling atas baik di OSI

maupun di TCP / IP model. Application layer adalah lapisan yang menyediakan

interface antara aplikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dan jaringan yang mendasarinya di mana pesan akan dikirim. Protokol Application Layerdigunakan

untuk pertukaran data antara program yang berjalan pada sourcedan host tujuan. Ada banyak protokol Application Layer dan protokol terus dikembangkan.

Application layer berada pada ujung protocol stack TCP/IP. Application layer

pada TCP/IP adalah kumpulan dari beberapa komponen software yang mengirim dan menerima informasi dari port TCP dan UDP. Beberapa komponen pada

application layer hanya sebagai alat untuk pengumpul informasi konfigurasi

network dan beberapa lainnya boleh jadi adalah sebuah user interface atau

Application Program Interface (API) yang mendukung desktop operating

environment.

2.5 TCP/IP

Internet dapat terbentuk karena sekumpulan besar jaringan komputer

(16)

semata-mata merupakan kesepakatan yang bersifat teknis karena tidak ada suatu

badanpun di dunia ini yang berhak mengatur jalannya internet secara

keseluruhan. Adapun yang hanya dapat diatur dalam internet adalah penggunaan

protokolnya. TCP/IP dikembangkan sebelum model OSI ada. Namun demikian

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan

OSI. Protokol TCP/IP hanya dibuat atas lima lapisan saja yaitu physical, data

link, network, transport dan application.

Hanya lapisan aplikasi pada TCP/IP mencakupi tiga lapisan OSI teratas.

Khusus layer keempat, protokol TCP/IP mendefinisikan 2 buah protokol yakni

Transmission Control Protocol (TCP) dan User Datagram Protocol (UDP). Sementara itu pada lapisan ketiga TCP/IP mendefinisikan Internetworking (IP),

namun ada beberapa protokol lain yang mendukung pergerakan data pada lapisan

ini.

2.5.1 Kelas TCP/IP

Untuk mempermudah proses pembagiannya, IP address dikelompokkan dalam kelas-kelas. Dasar pertimbangan pembagian IP Address ke dalam

kelas-kelas adalah untuk memudahkan pendistribusian pendaftaran IP address.

Dengan memberikan sebuah ruang nomor jaringan (beberapa blok IP

address) kepada ISP (Internet Service Provider) di suatu area diasumsikan

penanganan komunitas lokal tersebut akan lebih baik dibandingkan dengan jika

setiap pemakai individual harus meminta IP address ke otoritas pusat yaitu

Internet Assigned Numbers Authority (IANA). IP address ini dikelompokan dalam lima kelas yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. perbedaan

(17)

oleh sedikit jaringan namun jaringan ini memiliki anggota yang besar. Kelas C

dipakai oleh banyak jaringan, namun anggota masing-masing jaringan sedikit.

Kelas D dan E juga didefinisikan tetapi tidak digunakan dalam pengunaan

normal. Kelas D diperuntukkan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keperluan eksperimental.

2.5.2 Subnetting

Subnetting adalah cara membagi satu jaringan menjadi beberapa sub

jaringan. Beberapa bit dari bagian Host ID dialokasikan menjadi bit tambahan

pada bagian NetID. Cara ini menciptakan sejumlah NetID tambahan dan

mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap jaringan tersebut.

Gambar 2.13 adalah contoh sebuah jaringan dengan IP Address172.16.0.0.

Gambar 2.13 Satu jaringan dengan IP Address172.16.0.0

Gambar 2.13 menunjukkan bahwa jaringan tersebut hanya memiliki satu

IP jaringan yaitu 172.16.0.0 (Kelas B). Jadi untuk HostID akan menggunakan

NetID sebagai acuan pembagian IP Address dalam jaringan tersebut. Dengan

Subnetting, sebuah alamat jaringan tunggal ini dapat dipecah menjadi banyak sub

(18)

Gambar 2.14 Sebuah jaringan dipecah menjadi 3 subnet melalui subnetting

Beberapa alasan membangun subnettingialah sebagai berikut :

1. Mereduksi Trafik Jaringan

2. Mengoptimasi Performansi Jaringan

3. Memudahkan manajemen

4. Mengefektifkan jaringan yang dibatasi area geografis yang luas

2.6 Routing

Routing adalah kegiatan menentukan jalur pengiriman data dalam suatu jaringan, menentukan jumlah host dalam jaringan, dan lain-lain sehingga suatu

kiriman paket data dapat sampai alamat tujuan berdasarkan IP address yang dituju.

2.6.1 Static Routing

Static routingadalah metode routing yang tabel jaringannya dibuat secara manual oleh admin jaringannya. Static routing mengharuskan admin untuk

merubah route atau memasukkan command secara manual di router tiap kali terjadi perubahan jalur.

Keuntungan:

(19)

Kelemahan:

1. Rentan terhadap kesalahan penulisan

2. Lebih merepotkan dibandingkan dynamic routing

2.6.2 Dynamic Routing

Dynamic Routing (Router Dinamis) adalah sebuahrouteryang memiliki dan membuat tabel routingsecara otomatis, dengan mendengarkan lalu lintas

jaringan dan juga dengan saling berhubungan antararouterlainnya. Protokol

routing mengatur router-router sehingga dapat berkomunikasi satu dengan yang

lain dan saling memberikan informasi satu dengan yang lain dan saling

memberikan informasi routing yang dapat mengubah isi forwarding table, tergantung keadaan jaringannya. Dengan cara ini, router-router mengetahui

keadaan jaringan yang terakhir dan mampu meneruskan data ke arah yang benar.

Dengan kata lain, routing dinamik adalah proses pengisian data routing di table routing secara otomatis.

Dynamic router mempelajari sendiri rute yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya.

Administrator tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket

tersebut. Administrator hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing

berubah, sesuai dengan pelajaran yang didapatkan oleh router.

Apabila jaringan memiliki lebih dari satu kemungkinan rute untuk tujuan

yang sama maka perlu digunakan dynamic routing. Sebuah dynamic routing

(20)

mengikuti perubahan kondisi jaringan. Protokol routingmengatasi situasi routing

yang kompleks secara cepat dan akurat. Protokol routing didesain tidak hanya untuk mengubah ke rute backup bila rute utama tidak berhasil, namun juga

didesain untuk menentukan rute mana yang terbaik untuk mencapai tujuan

tersebut.

Pengisian dan pemeliharaan tabel routing tidak dilakukan secara manual

oleh admin. Router saling bertukar informasi routing agar dapat mengetahui alamat tujuan dan menerima tabel routing. Pemeliharaan jalur dilakukan

berdasarkan pada jarak terpendek antara devicepengirim dan devicetujuan. Keuntungan:

1. Lebih mudah untuk mengatur networkyang besar.

2. Akan memilih jalur lain yang ada bila suatu jalur rusak.

Kekurangan:

1. Update ARP table dibagikan ke semua komputer, berarti mengkonsumsi

bandwith.

2. Butuh RAM untuk menentukan jalur terbaik bila terjadi down.

3. Jalur ditentukan oleh sistem bukan admin.

Ada beberapa routing dynamicuntuk IP, dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan :

1. RIP (Routing Information Protocol) 2. OSPF (Open Shortest Path First)

3. IGRP (Interior Gateway Routing Protocol)

(21)

2.7 Pengertian VLAN

Virtual Local Area Networkatau disingkat VLAN merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasikan sehingga dapat

berkomunikasi seperti halnya bila perangkat tersebut terhubung ke jalur yang

sama, padahal sebenarnya perangkat tersebut berada pada sejumlah segmen LAN

yang berbeda.

VLAN merupakan suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi

fisik seperti LAN. Penggunaan VLAN membuat pengaturan jaringan menjadi

fleksibel dimana segmen dapat dibuat berdasarkan tiap bagian atau departemen

tanpa bergantung pada lokasi workstationseperti Gambar 2.15 [2].

Gambar 2.15 Jaringan VLAN

VLAN memberikan kemudahan, fleksibilitas, serta sedikitnya biaya yang

dikeluarkan untuk membangunnya. VLAN membuat jaringan yang besar lebih

mudah untuk diatur manajemennya karena VLAN mampu untuk melakukan

(22)

Dengan kemampuan VLAN untuk melakukan konfigurasi secara terpusat, maka

sangat menguntungkan bagi pengembangan manajemen jaringan.

Menurut IEEE standard 802.1Q, Virtual LAN menawarkan sebuah

metode untuk membagi satu fisik network ke banyak broadcast domain. dalam

networkbesar, broadcast domain ini biasanya sama dengan batas IP subnet, yang masing-masing subnet mempunyai satu VLAN.

Sebuah VLAN membolehkan banyak Virtual LAN berdampingan dalam

sebuah fisik LAN (switch). Artinya jika ada dua mesin yang terhubung dalam

switch yang sama tidak dapat mengirim Ethernet frames ke mesin lain meskipun dalam satu kabel yang sama. Jika dibutuhkan untuk komunikasi, maka sebuah

routerharus ditempatkan di antara dua VLAN tersebut untuk memforwardpaket,

seperti jika ada dua LAN yang secara fisik terpisah.

Untuk mengenali trafik dari VLAN yang berbeda, 802.1Q standard

mendefinisikan sebuah metode yang disebut VLAN tagging. Dengan tagging,

switches memasukkan 4-bit VLAN tag ke dalam header dari masing-masing

frame. Sebuah tagmengandung 12-bit VLAN ID pengenal frameanggota VLAN.

Dengan keunggulan yang diberikan oleh VLAN maka ada baiknya bagi

setiap pengguna LAN untuk mulai beralih ke VLAN. VLAN yang merupakan

pengembangan dari teknologi LAN ini tidak terlalu banyak melakukan

perubahan, tetapi telah dapat memberikan berbagai tambahan pelayanan pada

teknologi jaringan.

2.8 Prinsip Kerja VLAN

VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk

(23)

Semua informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu VLAN

(tagging)disimpan dalam suatu database. Jika penandaan berdasarkan port yang digunakan, maka databaseharus mengindikasikan port-portyang digunakan oleh

VLAN. Untuk mengatur penandaan biasanya digunakan switchyang manageable. Switch inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan konfigurasi suatu VLAN serta perlu dipastikan semua switch memiliki informasi

yang sama. Switchakan menentukan ke mana data-data akan diteruskan. Ada dua jenis dari link (sambungan) di sebuah lingkungan switch, yaitu Access Link dan

Trunk Link.

2.9 Keuntungan VLAN

Saat ini, hampir semua switch manageable sudah mendukung VLAN di

setiap port-port yang disediakan. Dengan adanya VLAN maka banyak keuntungan dan kemudahan yang akan diperoleh antara lain : broadcast control, keamanan (security) dan fleksibilitas.

1. Broadcast Control

Broadcast terjadi pada setiap protokol komunikasi, tetapi berapa banyak

broadcast terjadi tergantung dari jenis protokol tersebut, aplikasi yang berjalan pada jaringan tersebut dan bagaimana layanan tersebut digunakan. Semua

komponen jaringan yang menjadi anggota sebuah VLAN berada pada broadcast

domain yang sama akan menerima semua broadcast jika terjadi komunikasi didalam VLAN tersebut. Setiap membuat VLAN baru maka kita akan otomatis

(24)

menghubungkan broadcast domain yang berbeda dibutuhkan sebuah router atau

device yang bekerja pada layer 3 (network layer). 2. Keamanan (Security)

Pada jaringan yang bersifat flat network, sistem keamanan pada umumnya dengan cara menambah router yang sekaligus berfungsi sebagai firewall diantara hub atau switch tersebut. Jadi sistem keamanan akan ditangani oleh router, hal ini

memiliki beberapa kelemahan yakni setiap orang yang terhubung ke hub atau

switch tersebut akan dengan mudah mendapatkan akses terhadap resource yang

ada pada jaringan fisik (HUB atau switch) tersebut. Pada jaringan tersebut juga setiap orang bisa menjalankan network analyzer atau program sniffing untuk melihat trafik yang terjadi pada jaringan. Dengan VLAN dan membuat kelompok

kelompok broadcast domain, administrator akan dapat mengendalikan setiap

port, resource dan pengguna yang ada pada jaringan tersebut. 3. Fleksibilitas

VLAN juga memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam jaringan, sebab user

pada broadcast domain yang sama tidak tergantung letak atau lokasi fisik user

tersebut terhubung. Pada Gambar 2.16 dapat dilihat bahwa lokasi fisik tidak

menjadi kendala dalam segmentasi ataupun pembagian broadcast dengan VLAN. Dengan demikian switch bisa ditempatkan dilokasi yang berbeda tanpa

(25)

Gambar 2.16 Jaringan VLAN dosen berbeda lokasi fisik

2.10 Tipe-tipe VLAN

Ada dua tipe koneksi atau interface pada switch yang digunakan untuk

implementasi VLAN yakni access-links dan trunk-links. Tipe koneksi ini akan ditentukan pada port-port sebuah switch melalui konfigurasi melalui sistem yang

ada pada switch tersebut. 1.Access-links

Access-links adalah sebuah koneksi atau interface pada switch menuju

peralatan jaringan seperti personal komputer, file server, router yang biasanya memiliki lan card (ethernet NIC) sehingga dapat berkomunikasi melalui jaringan.

Komunikasi yang terjadi pada jaringan tersebut menggunakan standar ethernet frame yakni Ethernet II atau IEEE 802.3. Sebuah access-link hanya dapat terhubung dengan sebuah VLAN, contohnya pada Gambar 2.17 terdapat beberapa

(26)

2.Trunk-links

Sebuah trunk-links dapat membawa trafik dari beberapa VLAN sekaligus melalui satu koneksi. Untuk membawa trafik beberapa VLAN melalui sebuah

koneksi, misalnya antara dua switch, maka dibutuhkan koneksi trunk.. Pada Gambar 2.16 dapat dilihat sebuah koneksi trunk 3 buah switch. Koneksi antar komponen jaringan yang berbeda lokasi fisik tetapi tetap dalam satu VLAN

terjadi melalui koneksi trunk. Seperti Gambar 2.17, trunking yang terjadi antara

switch lantai II ke switch distribusi (catalyst 3550) kemudian dari switch

distribusi ke access switch di lantai III sehingga mampu melewatkan beberapa VLAN sekaligus.

Gambar 2.17Access-links dan trunk-links

2.11 Cisco Packet Tracer

Cisco Packet Tracer adalah salah satu aplikasi yang dibuat oleh Cisco sebagai simulator dalam pembelajaran Cisco Networking maupun simulasi dalam mendesain jaringan komputer. Dalam software ini telah tersedia beberapa

alat-alat yang sering dipakai atau digunakan dalam merancang suatu sistem jaringan,

(27)

didalam PC. Tampilan awal pada aplikasi Cisco Packet Tracer ditunjukkan pada

Gambar 2.18.

Gambar 2.18 Tampilan awal Cisco Packet Tracer

2.11.1 Elemen Dasar Cisco Packet Tracer5.33

Pada tampilan dasar Cisco Packet Tracer 5.33, terdapat berbagai elemen

dasar yang nantinya akan digunakan dalam perancangan sebuah jaringan.

Tampilan awal Cisco Packet Tracer5.33 dapat dilihat dalam Gambar 2.19.

(28)

Dari Gambar 2.19 dapat dilihat elemen-elemen dasar yang akan dijumpai

pada tampilan Cisco Packet Tracer5.33. Elemen-elemen tersebut adalah: 1. Toolbar

Toolbar menyediakan akses untuk perintah-perintah yang mengendalikan program secara umum, seperti File, Edit, Options, View, Edit, Extensions, dan

Help. Secara umum fungsi dari menu yang tersedia sama dengan

program-program lain berbasis windows. 2. Device

Deviceberfungsi untuk membangun tampilan antar muka program dengan perangkat-perangkat yang telah tersedia seperti, Router, Switch, Hub, Wireless device, Connections, End Device, Wan Emulation, Custom made Device dan

Multi User Connections. 3. Sub-Device

Sub-device berisi pilihan-pilihan dari Device yang akan digunakan untuk

membangun antar muka.

4. Properties

Properties berfungsi untuk menunjukkan status dari hasil simulasi jaringan.

5. Worksheet

Worksheetmerupakan jendela tempat untuk merancang topologi jaringan.

2.11.2 Pemilihan Perangkat yang Digunakan

(29)

device dan sub-device. Kemudian drag ke worksheet tempatkan sesuai dengan

tempatnya. Setelah itu perangkat yang dipilih akan mempunyai default name.

2.11.3 Koneksi End Devicedengan Switch

Cisco Packet Tracer 5.33 menyediakan beberapa tipe switch pada Sub-Device. Pilih switchyang akan digunakan pada panel devicedan pilih jenis switch

pada sub-device, kemudian drag ke worksheet. Hal yang sama juga untuk end

device untuk memunculkan perangkat pada worksheet. Untuk menghubungkan

End Device seperti PC atau Laptop dengan Switch yaitu memilih Connections

pada panel Device dan memilih Copper Straigh-Through pada Sub-Device. Kemudian hubungkan port Fastethernetyang diinginkan pada switchdengan port fastethernetpada end device. Apabila perangkat sukses terhubung maka titik pada

ujung kabel connectionakan berwarna hijau seperti pada Gambar 2.20.

Gambar 2.20 Tampilan koneksi End Devicedan Switch

Gambar PC dan switch ini dapat dipindah-pindah pada worksheet dengan cara menarik kursor ke arah yang diinginkan. Untuk mengganti nama host,

(30)

maka dapat dilakukan dengan klik pada gambar PC dan pilih tab config dan

desktop, seperti terlihat pada Gambar 2.21.

Gambar 2.21 Konfigurasi pada PC

2.11.4 Koneksi Switchdengan Router

Langkah pertama yang dilakukan untuk melakukan koneksi switch ke

router yaitu dengan memilih switch dan router pada Device dan jenisnya pada

Sub-Device,kemudian dragke worksheetdan tempatkan sesuai yang diinginkan. Untuk menghubungkan kedua perangkat itu pilih Connection pada Device dan

pilih Copper Straigh-Through. Klik pada routerdan pilih port Fast Ethernetyang akan digunakan, kemudian tarik kursor ke arah switchdan klik untuk menentukan

port Fast Ethernet yang akan digunakan pada switch sehingga switchdan router

(31)

Gambar 2.22 Koneksi Routerdengan Switch

2.11.5 Konfigurasi Switchdan Router

Pada sebuah jaringan komputer, perangkat-perangkat seperti router dan

switch harus dikonfigurasi untuk menghasilkan sebuah jaringan yang efektif dan sesuai dengan fungsi yang diinginkan. Untuk mengkonfigurasi routerdan switch

pada program Cisco Packet Tracer 5.33 dapat dilakukan dengan cara mengklik pada gambar switchdan routeryang akan dikonfigurasi. Kemudian pilih tabCLI, dan ketikkan perintah no pada Command Line Interface sehingga bisa

memasukkan perintah pada routerdan switch. Tampilan layar konfigurasi switch

(32)

Gambar 2.23 Tampilan Layar Konfigurasi Router

Gambar 2.24 Tampilan Layar Konfigurasi Switch

Tampilan yang terlihat pada tampilan layar konfigurasi router dan switch

(33)

2.12 Delay

Delay adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik atau juga waktu proses

yang lama. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat standar kualitas Delay. Persamaan perhitungan Delay[3] :

Delayrata-rata = ୘ ୭ ୲ ୟ ୪ ௗ ௘ ௟ ௔ ௬

୘ ୭ ୲ ୟ ୪ ୮ ୟ ୩ ୣ ୲ ୷ ୟ ୬ ୥ ୢ ୧ ୲ ୣ ୰ ୧ ୫ ୟ……….(2.1)

Tabel 2.1. Standar Kualitas Delay ( versi TIPHON)

Nilai Delay Kualitas

<150 ms Sangat bagus

150-300 ms Bagus

300-450 ms Sedang

>450 ms Buruk

Delay dalam jaringan TCP/IP dapat di golongkan sebagai berikut :

1. Packetization Delay

Delay yang disebabkan oleh waktu yang diperlukan untuk proses pembentukan paket IP dari informasi pengguna. Delay ini hanya terjadi sekali, yaitu di sumber

informasi.

2. Queuing Delay

Delay ini disebabkan oleh waktu proses yang diperlukan oleh router didalam

menangani antrian transmisi paket di sepanjang jaringan.

3. Delay Propogasi

Proses perjalanan informasi selama didalam media transmisi, misalnya SDH,

(34)

4. Transmission Delay

Transmission Delay adalah waktu yang diperlukan sebuah paket data untuk melintasi suatu media. Transmission delay ditentukan oleh kecepatan media dan

besarnya paket data.

5. Processing Delay

Processing Delay adalah waktu yang diperlukan oleh suatu perangkat jaringan

untuk melihat rute, mengubah header dan tugas switching.

2.13 Packet loss

Packet Loss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang. Packet Loss dapat

terjadi karena sejumlah faktor, mencakup penurunan sinyal dalam media jaringan,

melebihi batas saturasi jaringan, paket yang corrupt yang menolak untuk transit, kesalahan hardware jaringan.

Persamaan perhitungan packet loss[4] :

Packet loss =(୔ ୟ ୩ ୣ ୲ ୢ ୟ ୲ ୟ ୢ ୧ ୩ ୧ ୰ ୧ ୫ ି ୮ ୟ ୩ ୣ ୲ ୢ ୧ ୲ ୣ ୰ ୧ ୫ ୟ)

୔ ୟ ୩ ୣ ୲ ୢ ୟ ୲ ୟ ୷ ୟ ୬ ୥ ୢ ୧ ୩ ୧ ୰ ୧ ୫x100%...………….…….(2.2)

Kegagalan paket di sebabkan oleh berbagai kemungkinan, diantaranya :

1. Congestion, disebabkan karena berlebihannya antrian didalam jaringan 2. Node, bekerja melebihi kapasitas buffer

3. Memory yang terbatas pada node

(35)

mengalir di dalam jaringan melebihi kapasitas bandwidth, maka policing

control akan membuang kelebihan dari trafik yang ada.

Pada Tabel 2.2 dapat dilihat kategori jaringan berdasarkan nilai packet

loss.

Tabel 2.2. Kategori jaringan berdasarkan nilai packet loss(versi TIPHON)

Kategori Packet Loss

Sangat Bagus 0%

Bagus 3%

Sedang 15%

Buruk 25%

2.14 Throughput

Troughput adalah kemampuan sebenarnya suatu jaringan dalam

melakukan pengiriman data. Biasanya throughput selalu dikaitkan dengan

bandwidth. Karena throughput memang bisa disebut juga dengan bandwidth

dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth lebih bersifat fix, sementara

throughput sifatnya adalah dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi. Persamaan perhitungan Throughput [4] :

Throughput = ୔ ୟ ୩ ୣ ୲ ୷ ୟ ୬ ୥ ୢ ୧ ୲ ୣ ୰ ୧ ୫ ୟ

Gambar

Gambar 2.1 Topologi Linear Bus
Gambar 2.2 Topologi Star
Gambar 2.3 Topologi Ring
Gambar 2.4 Topologi Tree
+7

Referensi

Dokumen terkait

Identifikasi kultur jamur kayu berdasarkan reaksi dengan asamgalat dan asamtanat (reaksi oksi- dasi) pada medium agar telah dilakukan oleh Nobles [9] pada beberapa

Setelah melakukan penelitian terhadap kuat tekan beton dengan penambahan campuran serbuk briket dan air tebu saran yang dapat penyusun sampaikan :. Proses penakaran

Alamat Perkantoran IV Sendawar Kutai Barat Pelaku Pengadaan Tim Persiapan • menyusun sasaran, rencana kegiatan, jadwal pelaksanaan, dan rencana biaya Tim Pelaksana

Menurut Loso., dkk (2010) pertanaman bawang merah di sekitar kawasan Danau Toba tidak berkembang bahkan cenderung menurun akibat dari serangan hama dan penyakit,

Digunakan untuk merekamkan data pada record tertentu di file yang telah dibuka dengan statement OPEN.. Bentuk Umum

ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL PADA PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN / KOTA PROVINSI JAWA TIMUR ; Nora Devi Yanti; 110810301040;

mende hasieran, Azkoitiako kasuan esaterako, gaur aztergai ditugun Epelde y Larrañaga Jute Lantegia eta Baliaras Jute Lantegia jada martxan zeuden, eta herri horretako

Status sosial ekonomi orangtua dapat memengaruhi anak dalam berperilaku karena dari sisi pekerjaan dan pendapatan yang diperoleh orangtua, akan memengaruhi bagaimana orangtua