Informasi Dokumen
- Penulis:
- Drs. Pawit Sugiri, M.Pd.
- Dr. Achmad Husen, M.Pd.
- Drs. Sadar M.M.
- Pengajar:
- Hamid Muhammad, Ph.D
- Sekolah: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
- Mata Pelajaran: Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
- Topik: Model Pengintegrasian Pendidikan Lalu Lintas Pada Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SD/MI Kelas II
- Tipe: buku
- Tahun: 2017
- Kota: Jakarta
Ringkasan Dokumen
I. PENDAHULUAN
Bagian ini menjelaskan latar belakang pentingnya pendidikan lalu lintas dalam konteks pendidikan dasar. Pendidikan lalu lintas dianggap sebagai strategi efektif untuk menanamkan nilai disiplin, etika, dan budaya berlalu lintas kepada generasi muda. Melalui pendidikan formal dan informal, diharapkan peserta didik dapat menginternalisasi sikap dan perilaku yang aman dan tertib dalam berlalu lintas, yang merupakan bagian dari pembentukan karakter yang lebih luas. Selain itu, penanaman nilai-nilai ini diintegrasikan dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
1.1. Latar Belakang
Latar belakang menekankan pentingnya pendidikan nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, serta peran pendidikan lalu lintas dalam mengurangi pelanggaran dan kecelakaan di jalan. Data menunjukkan tingginya pelanggaran lalu lintas di kalangan generasi muda, yang menjadi alasan utama perlunya integrasi pendidikan lalu lintas dalam kurikulum. Pendidikan lalu lintas diharapkan dapat membentuk sikap disiplin dan tanggung jawab dalam berlalu lintas sejak dini.
1.2. Dasar Hukum
Dasar hukum yang mendasari pengintegrasian pendidikan lalu lintas dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk berbagai undang-undang dan peraturan yang relevan. Ini mencakup Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, yang menegaskan pentingnya pendidikan karakter dan etika berlalu lintas dalam pembelajaran.
1.3. Tujuan dan Sasaran
Bagian ini menjelaskan tujuan buku model pengintegrasian pendidikan lalu lintas, yang ditujukan untuk guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan dinas pendidikan. Tujuan ini mencakup penelaahan kompetensi inti dan dasar PPKn yang dapat diintegrasikan dengan nilai-nilai lalu lintas serta implementasi pendidikan lalu lintas dalam pengajaran.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penerapan model ini diharapkan dapat membangun kehidupan sekolah yang tertib dan meningkatkan kompetensi kewarganegaraan peserta didik. Dengan mengintegrasikan pendidikan lalu lintas, diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendidik, serta meningkatkan mutu pendidikan secara keseluruhan.
1.5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup model ini mencakup pemahaman lalu lintas dari berbagai dimensi, seperti hukum, sosiologi, ekonomi, psikologi, dan politik. Model ini dirancang untuk mengintegrasikan nilai, norma, moral, dan etika berlalu lintas ke dalam berbagai aspek pembelajaran PPKn.
II. KERANGKA KONSEPTUAL PENDIDIKAN LALU LINTAS
Kerangka konseptual pendidikan lalu lintas menguraikan hubungan antara pendidikan karakter dan pendidikan lalu lintas. Pendidikan lalu lintas dianggap sebagai bagian dari pendidikan karakter yang lebih luas, yang bertujuan untuk membentuk sikap dan perilaku positif pada peserta didik. Nilai-nilai pembentuk karakter yang diintegrasikan dalam pendidikan lalu lintas berfungsi untuk membangun kesadaran dan kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas.
2.1. Konsep Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter diartikan sebagai usaha untuk membentuk watak dan kepribadian peserta didik melalui internalisasi nilai-nilai positif. Dalam konteks pendidikan lalu lintas, pendidikan karakter berperan penting dalam membentuk sikap disiplin dan bertanggung jawab dalam berlalu lintas. Ini mencakup berbagai upaya yang dilakukan di sekolah untuk mengembangkan karakter yang baik pada siswa.
2.2. Pendidikan Lalu Lintas sebagai Pendidikan Karakter
Pendidikan lalu lintas diakui sebagai salah satu bentuk pendidikan karakter yang perlu diintegrasikan dalam kurikulum. Dengan mengajarkan nilai-nilai lalu lintas, diharapkan siswa dapat memahami pentingnya keselamatan dan etika berlalu lintas, yang merupakan bagian dari pembentukan karakter mereka.
2.3. Nilai-Nilai Pembentuk Karakter
Nilai-nilai yang membentuk karakter dalam pendidikan lalu lintas meliputi disiplin, tanggung jawab, dan kepedulian terhadap keselamatan. Nilai-nilai ini diinternalisasi melalui berbagai kegiatan pembelajaran dan interaksi sosial di sekolah, yang bertujuan untuk membentuk sikap positif dalam berlalu lintas.
2.4. Dimensi dan Nilai-nilai Pembentuk Karakter Berlalu Lintas
Dimensi-dimensi yang perlu diperhatikan dalam pendidikan lalu lintas meliputi dimensi hukum, sosiologi, ekonomi, psikologi, dan politik. Setiap dimensi memberikan perspektif yang berbeda dalam memahami perilaku berlalu lintas dan pentingnya kepatuhan terhadap peraturan.
2.5. Internalisasi Nilai-Nilai, Norma, Moral dan Etika Berlalu Lintas melalui Pendidikan
Internalisasi nilai-nilai berlalu lintas dilakukan melalui berbagai metode pembelajaran yang mendorong siswa untuk memahami dan menerapkan norma serta etika berlalu lintas dalam kehidupan sehari-hari. Ini termasuk diskusi, simulasi, dan kegiatan praktis yang melibatkan siswa dalam situasi nyata.
III. TELAAH KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SD/MI KELAS II TERHADAP PENDIDIKAN LALU LINTAS
Bagian ini mengulas kompetensi inti dan dasar dalam mata pelajaran PPKn yang relevan dengan pendidikan lalu lintas. Dengan menelaah kompetensi ini, diharapkan guru dapat mengintegrasikan pendidikan lalu lintas ke dalam pembelajaran PPKn secara efektif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesadaran siswa terhadap pentingnya keselamatan berlalu lintas.
3.1. Kompetensi Inti
Kompetensi inti mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran. Dalam konteks pendidikan lalu lintas, kompetensi inti ini harus diarahkan untuk membentuk sikap disiplin dan tanggung jawab dalam berlalu lintas.
3.2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar menjelaskan rincian kemampuan yang harus dicapai siswa dalam mata pelajaran PPKn. Ini termasuk pemahaman terhadap norma dan peraturan lalu lintas yang berlaku, serta penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
IV. MODEL PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN LALU LINTAS KE DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN (PPKn) SD/MI KELAS II
Model ini menjelaskan bagaimana pendidikan lalu lintas dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran PPKn. Pengintegrasian ini dilakukan melalui pengembangan materi pembelajaran, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mencakup nilai-nilai lalu lintas.
4.1. Pengintegrasian Nilai, Norma, Moral dan Etika Berlalu Lintas dalam Pengembangan Materi Pembelajaran
Pengembangan materi pembelajaran PPKn harus mencakup nilai-nilai lalu lintas yang relevan. Ini termasuk penjelasan tentang pentingnya keselamatan di jalan, serta cara-cara untuk mematuhi peraturan lalu lintas dalam konteks kehidupan sehari-hari.
4.2. Pengintegrasian Nilai, Norma, Moral dan Etika Berlalu Lintas Dalam Pengembangan Silabus
Silabus mata pelajaran PPKn perlu disusun dengan memperhatikan integrasi pendidikan lalu lintas. Ini bertujuan agar siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga memahami dan menerapkan nilai-nilai yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari.
4.3. Pengintegrasian Nilai, Norma, Moral dan Etika Berlalu Lintas dalam Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP harus mencakup strategi dan metode yang digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai lalu lintas. Ini termasuk kegiatan pembelajaran yang interaktif dan melibatkan siswa dalam diskusi dan praktik langsung.
V. PENUTUP
Bagian penutup menegaskan kembali pentingnya integrasi pendidikan lalu lintas dalam kurikulum pendidikan dasar. Ditekankan bahwa pendidikan lalu lintas bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan perilaku siswa. Dengan demikian, diharapkan generasi muda dapat menjadi pengguna jalan yang disiplin dan bertanggung jawab.
Referensi Dokumen
- Tematik Terpadu Kurikulum 2013 untuk SD/MI Kelas II ( Kemdikbud )
- Pengembangan Sikap Nasionalisme Melalui Pendekatan Sain Teknologi Masyarakat pada SMA Negeri 8 di Kota Bandung- Jawa Barat ( Fajar, Arnie )
- Pemikir Penggerak ( Laila, Najmu )
- Educating for Character How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility ( Lickona, Thomas )