BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembatas Kecepatan Kendaraan (Speed Bump) adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat laju/kecepatan kendaraan. Untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan bagi pengguna jalan ketinggiannya diatur dan apabila melalui jalan yang akan dilengkapi dengan rambu-rambu pemberitahuan terlebih dahulu mengenai adanya pembatas kecepatan kendaraan (Speed Bump), khususnya pada malam hari, maka Speed Bump dilengkapi dengan marka jalan dengan garis serong berwarna putih atau kuning yang kontras sebagai pertanda [ ]. Polisi tidur dapat dilihat pada gambar 1.1.
Gambar 1.1 Polisi tidur (Speed Bump)
Speed bump ini pertama kali dicetuskan oleh seorang fisikawan bernama Arthur Holly Campton. Ketika itu, ia merasa terganggu dengan cepatnya laju kendaraan yang melintas di depan kantornya yang begitu bising terdengar. Maka keluarlah gagasan untuk membuat sebuah konsep pembatas kecepatan laju kendaran di tahun 1927, yang hingga kini sering disebut speed bump.
cm dan sudut kemiringan 15 persen (13,50). Speed bump tersebut juga harus diberi garis serong dengan cat putih agar terlihat jelas oleh para pengendara yang hendak melintas.
Speed bump akan bermanfaat jika ditempatkan dan didesign sesuai dengan aturan misalkan di jalan lingkungan pemukiman, jalan lokal yang mempunyai kelas jalan IIIC, dan yang ketiga adalah pada jalan-jalan yang sedang dilakukan pekerjaan konstruksi. kemudian untuk aturannya ketinggian maksimumnya tidak boleh lebih dari 15 cm, juga kemiringannya 15%. Jika dibuat sesuai dengan kondisi diatas maka akan bermanfaat.
Speed bump yang tidak sesuai standar bukan hanya merusak kendaraan, tapi juga membahayakan si pengendara. Tinggi dan sudut kemiringan yang tidak sesuai mengakibatkan beban kejut dan goncangan kendaraan yang terlalu besar.
Speed bump banyak kita jumpai di negara kita karena juga berfungsi sebagai tanda memasuki wilayah tertentu. Namun berbada halnya jika di mall atau pusat per-belanjaan yang sebagian besar tidak menggunakan polisi tidur untuk mengurangi atau memberhentikan laju kendaraan. Mereka menggunakan palang parkir (barrier gate) sebagai tanda peringatan untuk berhenti sementara guna pengambilan karcis parkir kendaraan. Palang parkir otomatis dapat dilhat pada gambar 1.2.
Gambar 1.2 Palang Parkir otomatis
CCTV sebagai sistem keamanan. Database dari administrator parking seperti plat nomor kendaraan maupun jam masuk kendaraan dimasukkan ke dalam server park-ing. Keseluruhan system parking ini membutuhkan energi listrik untuk beroperasi. Parkir sistem dapat dilihat pada gambar 1.3.
Gambar 1.3 Parkir system
Kebutuhan listrik pada system parking ini khususnya palang parkir dapat di-alihkan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) atau Generator Set (Genset) yang ber-bahan bakar fosil ke cara lain. Modifikasi desain polisi tidur atau dapat dikatakan dengan smart police trap merupakan salah satu cara untuk menghasilkan energi listrik bangkitan. Energi listrik bangkitan ini didapatkan dari adanya tekanan roda kendaraan ke arah gravitasi bumi saat melintasi speed bump. Saat roda kendaraan menekan speed bump, timbul energi kinetik. Energi tersebut dapat diubah menjadi energi listrik dengan menambahkan konsep generator elektrik dimana tersusun atas transmisi roda gigi, mekanisme fly wheel, dan motor DC [ ].
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan dari perancangan speed bump (polisi tidur) ini adalah membu-at sumembu-atu sistem pembangkit daya agar dapmembu-at menghasilkan energi listrik samembu-at ken-daraan melintasi speed bump.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1. Memanfaatkan generator sebagai alat penghasil arus listrik untuk membu-ka pintu tol kota medan
2. Untuk mengetahui daya yang didapat setiap lintasan mobil pada speed bump
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang material komposit
2. Bagi akademik, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi tambahan untuk penelitian tentang system mekanik speed bump yang dapat menghasilkan energy listrik
1.5 Batasan Masalah
Untuk dapat arah penelitian yang baik, maka perlu adanya batasan masalah sebagai berikut:
1. Kecepatan kendaraan konstan, yaitu 5 km/jam, 10 km/jam, dan 15 km/jam 2. Gesekan didalam alat pembangkit daya diabaikan
3. Dimensi generator ditentukan
4. Dimensi roda gigi disesuaikan dengan dimensi ruang yang ada
5. Metode pembangkitan daya menggunakan Generator 5,5 Watt /12 volt 6. Kuat medan magnet , jumlah lilitan dan diameter kawat kumparan pada
1.6 Sistematika Penulisan
Pada penelitian ini akan berisikan: BAB 1. PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas teori-teori yang dapat mendukung dan menjadi pedoman dalam penyusunan skripsi. Pada bab ini dibahas teori tentang.Speed bump,generator,roda gigi, pegas,bantalan, dan flywheel.
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini yang berisikan bagaimana diagram alir perancangan yang dimulai dari penentuan dimensi,desain speed bump,penyiapan alat dan bahan,serta pe-rakitan speed bump.
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas hasil perancangan. BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini yaitu penutup, berisi tentang kesimpulan dan saran dari semua hasil perancangan.
DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka berisikan literatur yang digunakan dalam penelitian dan penyusunan laporan ini.