• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak SD Kelas V-VI di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan Tahun 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Karies Gigi Pada Anak SD Kelas V-VI di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan Tahun 2016"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Puskesmas adalah salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khusunya subsistem upaya kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat puskesmas terdiri dari upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Salah satu upaya kesehatan masyarakat pengembangan adalah kesehatan gigi masyarakat (Kemenkes, 2014).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan penanganan secara komprehensif karena dampaknya yang sangat luas sehingga perlu penanganan segera sebelum terlambat. Salah satu penyakit gigi dan mulut yang menjadi urutan tertinggi dalam kesehatan gigi dan mulut adalah karies gigi.Masalah karies ini sering terjadi pada anak-anak (Kemenkes, 2014). Karies gigi merupakan penyakit yang terdapat di seluruh dunia tanpa memandang umur, bangsa maupun status ekonomi (Tarigan, 2013).

Berdasarkan data National Health dan Nutrition Examination Survey

(2)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Farooqi, dkk(2015) di Arab Saudi didapatkan prevalensi karies gigi pada gigi permanen anak usia 10-12 tahun adalah 68%. Berdasarkan data hasil penelitian Kumar, dkk (2009) didapatkan prevalensi karies gigi di India adalah 61,5%.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)tahun 2013 terjadi peningkatan prevalensi karies aktif pada penduduk Indonesia dibandingkan tahun 2007 lalu, yaitu dari 43,4% menjadi 53,2%. Prevalensi karies gigi di Indonesia menurut umur 12 tahun adalah 42,6%. Indeks Decay Missing Filling-Tooth

(DMF-T)Indonesia adalah 4,6. Hal tersebut berarti kerusakan gigi penduduk Indonesia 5 buah gigi perorang.ProvinsiyangmempunyaiindeksDMF-Ttertinggi adalah BangkaBelitung, yaitu 8,5dan terendah adalah Papua Barat, yaitu 2,6 (Kemenkes, 2013).

Hasil penelitian Karmawati, dkk (2011) terhadap anak usia 12 tahun di SD Non-UKGS di Cilandak, Jakarta Selatan didapatkan 14,5% memiliki pengalaman karies gigi sedang dan 37,1% anak memiliki pengalaman karies gigi buruk. Anak yang memiliki kebiasaansering mengonsumsi makanan dengan kandungan gula sedang adalah 69,4% dan anak yang menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor adalah 98,4%.

(3)

Prevalensi karies aktif menurut umur 12 tahun di Provinsi Sumatera Utara adalah 34,2%.Indeks karies gigi (D-T)di Provinsi Sumatera Utara adalah 1,3.

Penyakit karies gigi penting dibahas karena tidak saja menyebabkan keluhan rasa sakit, tetapi juga menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya sehingga mengakibatkan menurunnya produktivitas serta mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak (Situmorang, 2005).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di sekolah dasar Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan, sekolah ini memiliki klinik sekolah dengan adanya tenaga kesehatan yaitudokter, dokter gigi dan perawat. Dari data status pasien tahun 2015 ditemukan jumlah anak yang berobat gigi dengan usia 10-12 tahun sebanyak 30 orang. Anak yang mengalami karies gigi sebanyak 16 orang (53%).

Berdasarkanuraian latar belakang masalah di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentangfaktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar kelas V-VI diYayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan Tahun 2016.

1.2 Perumusan Masalah

(4)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada anak sekolah dasarkelas V-VI di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda Medan Tahun 2016.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui proporsi karies gigi pada anak sekolah dasar kelas V-VI di Yayasan Perguruan Sultan Iskandar Muda.

b. Mengetahui distribusi proporsi anak SD kelas V-VIberdasarkan umur. c. Mengetahuidistribusi proporsi anak SD kelas V-VIberdasarkan jenis

kelamin.

d. Mengetahui distribusi proporsi anak SD kelas V-VI berdasarkan jawaban tentang kebiasaan menggosok gigi

e. Mengetahui distribusi proporsi anak SD kelas V-VI berdasarkan kebiasaan menggosok gigi.

f. Mengetahui distribusi proporsi anak SD kelas V-VI berdasarkan penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor.

g. Mengetahui distribusi proporsi anak SD kelas V-VI berdasarkan jenis makanan kariogenik yang dikonsumsi dengan frekuensi makan.

h. Mengetahui distribusi proporsi anak SD kelas V-VI berdasarkan kebiasaan makan makanan kariogenik.

(5)

j. Mengetahui hubungankebiasaan menggosok gigidengan kejadian karies gigi.

k. Mengetahui hubungankebiasaan makanmakanan kariogenik dengan kejadian karies gigi.

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1.4.1 Untuk menambah wawasan mengenai masalah kesehatan masyarakatkhususnya kesehatan gigi dan mulut yaitu kejadian karies gigi pada anak sekolah dasar dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

1.4.2 Memberikan informasi kepada pihak sekolah mengenai kejadian karies gigipada anak sekolah dasar dan sebagai bahan masukan untuk mengatasinya agar proses belajar-mengajar di sekolah dapat berjalan dengan baik.

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Dimyati dalam Ngilawajan, seseorang dengan gaya kognitif field independent akan lebih mudah menguraikan hal-hal yang kompleks dan memecahkan persoalan,

Warga Binaan Pemasyarakatan atau narapidana merupakan salah satu populasi yang berisiko IMS dan HIV/AIDS. Narapidana pria mempunyai perilaku seksual berisiko lebih tinggi

Namun, berdasarkan hasil pra riset ketiga yang dilakukan oleh peneliti di SMA Negeri 4 Pontianak pada tanggal 30 November 2016, untuk masalahh hasil belajar yang

pengaruh latihan forehand drive dengan metode fixed target dan moving target terhadap kemampuan` forehand drive ( penelitian experimen pada Petenis klub phapros

According to Simon (2012) RAFT helps students understand their role as writer and learn how to communicate their ideas effectively and clearly in order to make the

Penghentian pengakuan atas suatu aset keuangan (atau, apabila dapat diterapkan untuk bagian dari aset keuangan atau bagian dari kelompok aset keuangan sejenis) terjadi bila: (1)

• Indikator Stochastic membentuk pola golden-cross dengan indicator RSI yang bullish reversal momentum.. • Support

Selanjutnya, pada Tabel 2 juga memperlihatkan bahwa indikator yang paling banyak dipenuhi oleh pemprov adalah indikator nomor 7, yakni informasi Peraturan Daerah