• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakteristik Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakteristik Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2015"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak

ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan

beberapa sebutan penyakit lainnya. Salah satunya adalah penyakit degeneratif

(Bustan, 2007). Perhatian terhadap penyakit tidak menular semakin hari semakin

meningkat karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya pada masyarakat

di berbagai negara. Penyakit tidak menular merupakan penyebab kematian

terbesar di Asia Tenggara. Menurut laporan badan kesehatan dunia (WHO),

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian secara

menyeluruh.

Prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia semakin meningkat. Hal ini

dipicu oleh perubahan pola struktur masyarakat agraris ke masyarakat industri

banyak memberi efek terhadap perubahan pola fertilitas, gaya hidup dan sosial

ekonomi. Perubahan ini disebut sebagai transisi epidemiologi (Bustan, 2007).

Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit tidak menular dengan

angka prevalensi yang terus meningkat setiap tahun. Diabetes mellitus dikenal

sebagai sillent killer karena sering tidak disadari oleh penyandangnya dan saat

diketahui,sudah terjadi komplikasi (Kemenkes, 2014).Hal ini sejalan dengan teori

yang disampaikan Suyono (2009), bahwa diantara penyakit degeneratif, DM

adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang akan meningkat jumlahnya

(2)

Menurut International Diabetes Federation (IDF), DM adalah salah satumasalah kesehatan yang serius pada masa sekarang. Setiap tahunnya, jumlah

penderita DM terus bertambah dan semakin berdampak pada peningkatan masalah

kesehatan apabila terjadi komplikasi pada penderitanya. IDF menemukan 85-95%

kasus diabetes dari seluruh penderita di seluruh dunia adalah diabetes tipe 2.

Selain itu, prevalensi orang dewasa yang mengalami gangguan toleransi glukosa

berhubungan erat dengan diabetes tipe 2 (Bilous, 2014).

Pada tahun 2008-2009 , insidens penyakit DM meningkat di Amerika. DM

pada usia muda berjumlah 18.436 jiwa dengan diabetes tipe 1 dan 5.089 jiwa

dengan diabetes tipe 2. Sebanyak 1,7 juta kasus baru diabetes didiagnosis pada

orang dewasa AS pada tahun 2012, dan prevalensi diabetes tipe 2 terus

meningkat.

Pada tahun 2014 sebanyak 422 juta penduduk usia dewasa (8,5%) dari

seluruh penduduk dunia menderita diabetes. Berdasarkan data dari WHO (2014)

sebanyak 350 juta penduduk pada tahun 2012 menderita DM. DM adalah

penyebab kematian 1,5 juta penduduk, dengan lebih dari 80% diantaranya

termasuk negara yang berpendapatan menengah ke bawah pada tahun 2012.

Perkiraan jumlah penduduk dewasa diseluruh dunia yang menderita DM pada

tahun 2015dalam Diabetes Atlas 2015 terdata 415 juta jiwa di seluruh dunia.

Jumlah ini akan mengalami peningkatan pada tahun 2040 menjadi 642 juta

penduduk. Selain 415 juta orang dewasa yang diperkirakan saat ini menderita

DM, ada 318 juta orang dewasa dengan toleransi gula terganggu yaitu kadar

(3)

menjadikan DM sebagai penyakit yang berisiko akan terus meningkat di masa

depan (IDF, 2015).

IDF membagi wilayah dunia menjadi 7 wilayah dengan kejadian diabetes.

Western Pasific adalah salah satu wilayah dengan angka kematian tertinggi yang disebabkan oleh DM diantara wilayah pembagian IDF lainnya yaitu sebanyak 1,9

juta kematian usia dewasa. Lebih dari 44,9 % kematian akibat DM terjadi pada

usia dibawah usia 60 tahun. Negara Cina adalah bagian dari Western Pasific yang

mencapai 1,3 juta kematian akibat diabetes pada tahun 2015 dengan 40,8 %

diantaranya kematian dibawah usia 60 tahun. Angka ini menjadikan negara Cina

menjadi posisi teratassebagai 10 negara dengan penderita diabetes usia dewasa

terbanyak dengan 109,6 juta penduduk penderita DM dan Bangladesh pada posisi

kesepuluh 7,1 juta penduduk. Negara Indonesia adalah bagian dari wilayah

Western Pasific dengan 39 negara lainnya. Negara Indonesia menduduki posisi ketujuh dari 10 negara dengan predikat penderita diabetes terbanyak, yaitu

sebanyak 10 juta penduduk (IDF, 2015).

Berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan

peningkatan angka insidensi dan prevalensi DM tipe2 di berbagai penjuru dunia.

WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang diabetes yang cukup

besar pada tahun-tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah

penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3

juta pada tahun 2030. Senada dengan WHO, IDF pada tahun 2009, memprediksi

kenaikan jumlah penyandang DM dari 7,0 juta pada tahun 2009 menjadi 12,0 juta

(4)

keduanya menunjukkan adanya peningkatan jumlah penyandang DM sebanyak2-3

kali lipat pada tahun 2030 (Perkeni, 2011).

Menurut data Riskesdas 2013, proporsi Diabetes Mellitus di Indonesia

adalah 6,9 %. Prevalensi diabetes di Indonesia tahun 2013 adalah 2,1%. Angka

tersebut lebih tinggi dibanding dengan tahun 2007 (1,1%). Sebanyak 31 provinsi

yang ada di Indonesia (93,9%) menunjukkan kenaikan prevalensi DM. (Profil

Kesehatan Indonesia,2014). Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi

tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Tengah (3,7%), provinsi terendah adalah

Bengkulu dan Kalimantan Barat (1%). Provinsi Sumatera Utara memiliki

prevalensi (1,8%) dan proporsi penderita DM 2,3%.

Hasil Riset Kesehatan Dasar khusus Provinsi Sumatera Utara tahun 2013,

prevalensi DM tertinggi di Deli Serdang 2,9 %, dan terendah di Mandailing Natal

0.3% ,sedangkan untuk daerah Karo berada pada 1,9 % (Kemenkes, 2014).

Penelitian karakteristik penderita DM dengan komplikasi yang dilakukan

Sinaga (2012) di RS Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2011 menunjukkan

proporsi penderita DM dengan komplikasi ,tertinggi pada kelompok umur 51-60

tahun (33,3%), jenis kelamin perempuan (65,0%), suku Batak (74,8%), agama

Kristen Protestan (56,9%), pekerjaan Ibu rumah tangga (28,5%), asal luar kota

Pematangsiantar(52,8%), sumber biaya sendiri (86,2%), berobat jalan (78,9%),

lama rawatan rata-rata 5 hari, jenis komplikasi tertinggi adalah Gastritis (32,5%),

komplikasi kronik (89,4%), pengobatan Obat Hipoglikemia Oral (OHO )(63,4%)

(5)

Hasil penelitian lain oleh Tampubolon (2015) mengenai karakteristik

penderita DM dengan komplikasi di RS Santha Elisabeth Tahun 2013-2015

menunjukkan proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi tertinggi pada

kelompok umur >65 tahun (31,9%), laki-laki (52,5%), Batak (82,3%), Kristen

Protestan (56,8%), Ibu Rumah Tangga (30,5%), tempat tinggal Kota Medan

(62,4%), Hipertensi (17,7%), lemas/mual-mual dan muntah (20,6%), melakukan

pemeriksaan HbA1c (59,6%), kadar pemeriksaan HbA1c tidak normal (71,4%),

OHO (59,6%), sumber biaya sendiri (88,6%), lama rawatan rata-rata (6 hari),

pulang berobat jalan (70,2%).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Umum

Kabanjahe, jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan komplikasi adalah

120 orang pada tahun 2015.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian

tentang Karakteristik Penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dengan komplikasi di

Rumah Sakit Umum Daerah Kabanjahe Tahun 2015.

1.2 Perumusahan Masalah

Belum diketahuinya karakteristik penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dengan

komplikasi di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Tahun 2015.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik penderita diabetes mellitus tipe 2 dengan

(6)

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan sosiodemografi (umur, jenis kelamin, agama, pekerjaan,

dan tempat tinggal).

b. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan keluhan utama.

c. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan jenis komplikasi.

d. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan pengobatan.

e. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan sumber biaya.

f. Mengetahui lama rawatan rata-rata penderita DM tipe 2 dengan

komplikasi .

g. Mengetahui distribusi proporsi penderita DM tipe 2 dengan komplikasi

berdasarkan keadaan sewaktu pulang.

h. Mengetahui distribusi proporsi umur berdasarkan kategori komplikasi.

i. Mengetahui distribusi proporsi kategori komplikasi berdasarkan

pengobatan.

j. Mengetahui distribusi lama rawatan rata-rata berdasarkan kategori

komplikasi.

(7)

1.4Manfaat Penelitian

1. Sebagai informasi dan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Karo

khususnya bagian pengelola program penanggulangan penyakit tidak

menular (PTM) agar mengembangkan atau menambah program khusus

untuk penyakit Diabetes Mellitus untuk mengurangi jumlah penderita DM

di Kabupaten Karo dan mempertimbangkan rencana kegiatan atau program

untuk mencegah keparahan komplikasi pada penderita DM seperti Posyandu

Lansia, Senam Lansia, Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular,

Penyuluhan dan lainnya di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Kabupaten

Karo.

2. Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit Umum Kabanjahe Kabupaten

Karo untuk mengetahui distribusi proporsi penderita DM dengan

komplikasi yang berkunjung ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe sehingga

dapat meningkatkan penatalaksanaan dan pengobatan pasien DM.

3. Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

Daftar Rekanan yang ditetapkan sebagai pemenang berdasarkan hasil evaluasi oleh Panitia Pengadaan Barang dan Jasa dengan mengacu kepada Peraturan yang berlaku adalah

[r]

[r]

[r]

[r]

Berdasarkan Berita Acara Penetapan Pemenang Nomor : 08/PPBJ-LP/P-1/IV.30/IX/2012 tanggal 14 September 2012 perihal Penetapan Pemenang Pekerjaan Pengadaan Alat Listrik dan

Bagi Peserta yang berkeberatan, dapat mengajukan sanggahan ditujukan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bandar Lampung paling lambat hari

Pokja Pengadaan Piagam, Petikan, dan Map Piagam Tahun Anggaran 2017, Sekretariat Militer Presiden pada Kementerian Sekretariat Negara RI akan melaksanakan