Advanced Neurology Life
Support Course
(ANLS)
Overview
Motto :
Save our brain and
nerve !!
Time is brain !!
Latar belakang
• Sebagian besar kasus neurologi merupakan kasus emergensi.
• Morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi. • Stroke penyebab kematian ke tiga di negara
berkembang (di Indonesia nomer 1, Riskesdas) • Penyebab kecacatan tertinggi (stroke penyebab
kecacatan utama di USA) • Prevalensi meningkat:
– Trauma kranioserebral peningkatan angka kejadian KLL. – Kasus infeksi SSP ≈ HIV/AIDS
Latar Belakang
• Otak merupakan organ tubuh yang
mempunyai tingkat metabolisme yang tinggi.
• Kemampuan regenerasi jaringan saraf
minimal.
• Golden period sangat singkat.
• Perlu penanganan secara cepat dan tepat
untuk menghindari kerusakan yang lebih berat
atau gangguan fungsi permanen.
Hipoperfusi
Oksigenasi
6
Kaskade Injuri Serebral
Hours
7
Days Weeks / Months
Ca, Na+ Glut, ROS 8 hrs 7 Necrosis Apoptosis Repair Remodeling Plasticity Functional Recovery I N J U R Y 14 2
Inflammation
ANLS AAN
AAN 23-30 Maret 1996
San Francisco, California
Tujuan Umum ANLS
• Dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan dan penatalaksanaan medis
terhadap pasien dengan kasus
Tujuan khusus ANLS
• Memahami konsep kegawatdaruratan primer dalam tatalaksana pasien neurologi.
• Menguasai tatalaksana yang diprioritaskan pada kondisi emergensi pasien neurologi.
• Mengetahui strategi awal selama jam-jam pertama pelayanan pasien akut neuro-emergensi.
• Mengetahui dan mampu melakukan tindakan terhadap pasien dengan kasus neurologi yang memerlukan tindakan segera.
• Merencanakan, memutuskan dan melakukan rujukan ke fasilitas yang lebih memadai.
Konsep penting ANLS
• Hal yang sangat mengancam nyawa dan fungsi
neurologi merupakan prioritas utama.
• Kegagalan dalam menegakkan diagnosis definitif
jangan sampai menghalangi penanganan awal.
• Perolehan riwayat penyakit yang rinci tidaklah
diperlukan untuk memulai evaluasi dan
tindakan emergensi terhadap pasien dengan
gangguan neurologi akut.
Ruang Lingkup ANLS
• Gangguan kesadaran dan pendekatannya. • Kejang dan status epileptikus
• Peningkatan TIK • Kedaruratan stroke
• Kedaruratan trauma kapitis • Kedaruratan neuro infeksi • Nyeri akut.
• Vertigo dan sakit kepala emergensi. • Kegawatan neuromuskular.
• Neruoimaging pada kedaruratan neurologi.
Asesmen Neurologi
Objektif
• Tinjauan prinsip-prinsip injuri serebral primer
dan sekunder serta memahami mekanisme
terjadinya injuri sel-sel saraf tersebut.
• Penerapan konsep umum dalam manajemen
injuri serebral.
• Massa otak : 2 % Berat Badan.
• Tingkat metabolisme sangat tinggi.
• CBF istirahat : 800 mL/min. ~ 15%
kardiak output.
• Konsumsi oksigen serebral 20% dari O
2total (45 mL O
2/min).
• Konsumsi glukosa untuk serebral 25%.
Otak
20% 10% 10% 20%
5% Berat Badan =60% basal energy expenditure!
20%
Konsumsi Energi Jaringan
Metabolisme Serebral
• Jaringan otak merupakan jaringan dengan
tingkat
metabolisme tinggi
, meskipun pada
area dengan densitas kapiler yang rendah.
• Fungsi sel otak sangat tergantung pada
ketersediaan O
2& energi (glukosa)
yang
kontinyu.
• Tidak ada cadangan O
2dan sumber energi di
otak.
Kasus
18
• Seorang wanita berusia 28 tahun tertabrak sepeda motor saat menyeberang jalan.
• Tidak sadar selama sekitar 10 menit sesaat setelah kejadian, kemudian bangun kembali. • Respon lambat tetapi tidak ada defisit fokal. • Dilakukan CT scan kepala di rumah sakit.
• 30 menit kemudian pasien cenderung mengantuk dan gerakan tangan kiri kurang dibanding kanan.
Mekanisme Injuri Primer Serebral
• Trauma
• Iskemia
• Inflamasi
• Kompressi
• Metabolisme
19Kasus
20
• Seorang wanita berusia 28 tahun tertabrak sepeda motor saat menyeberang jalan.
• Tidak sadar selama sekitar 10 menit sesaat setelah kejadian, kemudian bangun kembali. • Respon lambat tetapi tidak ada defisit fokal.
• 30 menit kemudian pasien cenderung mengantuk dan gerakan tangan kiri kurang dibanding kanan.
Injuri Otak Sekunder
• Hipoperfusi
– Global
– Regional
• Hipoksia
• Gangguan elektrolit
atau asam basa
• Injuri reperfusi.
Kasus
22
• Seorang wanita berusia 28 tahun tertabrak sepeda motor saat menyeberang jalan.
• Tidak sadar selama sekitar 10 menit sesaat setelah kejadian, kemudian bangun kembali. • Respon lambat tetapi tidak ada defisit fokal.
• 30 menit kemudian pasien cenderung mengantuk dan gerakan tangan kiri kurang dibanding kanan. • Dilakukan CT scan kepala di rumah sakit.
Waktu (jam)
Gangguan fungsi ireversibel spt. infark.
Penumbra 20
50
Aliran rendah, ekstraksi oksigen meningkat, Fungsi neuron normal
Aliran normal,
Fungsi neuron normal CBF
(ml/100g/menit)
0 1 2 3
Cerebral Blood Flow (CBF)
CBF = CPP/CVR
CPP = MAP - ICP
Cerebral Blood Flow (CBF)
Cerebral Blood Flow (CBF)
25
Apa yang terjadi bila autoregulasi
terganggu?
Gangguan Autoregulasi
• Proses patologis akut serebral gangguan
autoregulasi.
• CBF bervariasi sesuai dengan CPP.
• Keadaan patologis berupa tekanan perfusi
pasif.
• CPP↓ CBF↓ Iskemik (sinkop).
• CPP ↑ CBF ↑ "luxury perfusion".
(ensefalopati hipertensif).
• CPP < 70 mmHg trauma sekunder.
26Apa yang terjadi dengan
CPP bila TIK meningkat?
CBF = CPP/CVR
CPP = MAP - ICP
O2 Balance
Patofisiologi Injuri Serebral Akut
29
• Pada injuri otak akut akan terjadi
gangguan metabolisme otak berupa
ketidak-seimbangan antara
suplai
&
Goal
• Mempertahankan dan menjaga keseimbangan
antara suplai dan konsumsi oksigen.
30 O2 Balance O2 Delivery O2 Consumption
Prinsip Penatalaksanaan Injuri Serebral
• Cegah pemakaian O
2abnormal
– Atasi demam
– Atasi kejang
– Atasi rasa cemas, agitasi dan nyeri
– Atasi menggigil
Prinsip Penatalaksanaan Injuri Serebral
• Optimalkan deliveri O
2–Pastikan transportasi O
2baik
–Usahakan tekanan darah optimal
–Hindari hiperventilasi rutin
–Usahakan euvolemia
–Intubasi yang cepat dan hati-hati bila
ada tanda-tanda
TIK
Deliveri Oksigen (DO
2
)
• Formula : DO2 = CO X CaO2 X 10, or = CO X Hgb X SaO2 X 1.36 X 10 • CO : Cardiac output – Status cairan ~ CBF– Keadaan jantung (penglepasan katekolamin)
• Hgb : Hemoglobin (> 8 kronis; > 10 akut) • SaO2 : Oxygen Saturation.
Kasus
34
• Seorang wanita berusia 28 tahun tertabrak sepeda motor saat menyeberang jalan.
• Tidak sadar selama sekitar 10 menit sesaat setelah kejadian, kemudian bangun kembali. • Respon lambat tetapi tidak ada defisit fokal. • Dilakukan CT scan kepala di rumah sakit.
• 30 menit kemudian pasien cenderung mengantuk dan gerakan tangan kiri kurang dibanding kanan.
Asesmen
• Goal
– Membedakan tipe injuri
– Mengidentifikasi kondisi emergensi
– Menentukan tindakan yang emergensi yang dibutuhkan.
• Pemeriksaan neurologi emergensi • Pemeriksaan penunjang yang sesuai • Menentukan sikap, kapan konsultasi ke
bedah saraf diperlukan. • Evaluasi serial.
Kasus
36
• Seorang wanita berusia 28 tahun tertabrak sepeda motor saat menyeberang jalan.
• Tidak sadar selama sekitar 10 menit sesaat setelah kejadian, kemudian bangun kembali. • Respon lambat tetapi tidak ada defisit fokal. • Dilakukan CT scan kepala di rumah sakit.
• 30 menit kemudian pasien cenderung mengantuk dan gerakan tangan kiri kurang dibanding kanan.
Konsultasi Bedah Saraf
• Perdarahan epidural atau subdural dengan derajat tertentu
• Fraktur terbuka atau impressi tulang cranium • Hidrosefalus akut
• Perdarahan serebelum
• Adanya kebocoran cairan serebrospinal.
• Stroke perdarahan dengan kondisi tertentu.
Kesimpulan
• Injuri serebral meliputi: injuri primer dan injuri
sekunder.
• Fokus dalam menjaga cerebral blood flow tetap
normal adalah
– menjaga perfusi dan oksigenasi tetap baik – menjaga dan mengatasi peninggian TIK. – mengoptimalkan deliveri oksigen dan – mengontrol konsumsi oksigen serebral.