• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : I. KM. FARINA...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa : I. KM. FARINA..."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

KECELAKAAN KAPAL TUBRUKAN ANTARA

KM. FARINA NUSANTARA DENGAN TK. ARMADA KALTIM 2301 DITUNDA KT. ABUNAWAS-V

DI SEKITAR BOUY 7 DAN 8 ALUR PERAIRAN SUNGAI KAPUAS PONTIANAK

Pada tanggal 22 September 2013, pukul 22.00 WIB, KM. Farina Nusantara GT 4824 dengan Awak Kapal 27 (dua puluh tujuh) orang, jumlah penumpang 239 (dua ratus tiga puluh sembilan) orang, muatan mobil 23 unit, dalam pelayarannya dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta menuju Pelabuhan Pontianak, telah terjadi tubrukan di antara Bouy 7 dan Bouy 8 Alur perairan Sungai Kapuas Pontianak pada tanggal 24 September 2013, pukul 14.05 WIB dengan TK. Armada Kaltim 2301 GT 1421 yang ditunda KT. Abunawas-V GT 195 yang bertolak dari Pulau Batu Layang Pontianak menuju Pelabuhan Probolinggo, Awak Kapal di KT. Abunawas-V 8 (delapan) orang, dan di TK. Armada Kaltim 2301, 3 (tiga) orang, dan muatan kayu gelondongan lebih kurang 4000 m³.

Dalam peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa namun terdapat korban luka 1 (satu) pelayar pada TK. Armada Kaltim 2301 yang mengalami patah kaki, dan terdapat kerugian harta benda berupa KM. Farina Nusantara mengalami robek di haluan sebelah kiri lebih kurang 2 (dua) meter, sedangkan TK. Armada Kaltim 2301 penyok pada lambung kiri haluan.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan Suratnya Nomor KL.205/3/2/DN-14, tanggal 25 Maret 2014, telah melimpahkan berkas kecelakaan kapal tersebut kepada Mahkamah Pelayaran untuk dilakukan Pemeriksaan Lanjutan.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, juncto Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administratif kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas-berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

(2)

I. KM. FARINA NUSANTARA.

1. Berita Acara tentang kecelakaan Kapal dibuat oleh Nakhoda KM. Farina Nusantara, di Pontianak tanggal 24 September 2013;

2. Laporan Kecelakaan Kapal, Nomor KL. 201/1/17/KSOP.PTK-2013, dibuat di Pontianak tanggal 26 September 2013, oleh Nakhoda KM. Farina Nusantara dan diketahui oleh Kepala Seksi Keselamatan Berlayara, Penjagaan dan Patroli Kantor Keyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak;

3. Berita Acara Pendapat/Resume, dibuat di Pontianak tanggal 21 Nopember 2013, oleh Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli Kantor KSOP Pontianak dan diketahui Kepala Kantor KSOP Pontianak;

4. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak terhadap:

a. Nakhoda, H. Asir Laseha; b. Mualim II, Wensil Toressa; c. KKM, Noerdiyanto;

d. Juru Mudi, Ahmad Munif; e. Pandu Laut, Sahri Widwiono. 5. Surat-Surat Kapal terdiri dari :

a. Surat Laut, nomor PK.205/3850/SL-PM/DK-13 dan nomor Urut 3144, diterbitkan di Jakarta tanggal 26 Juli 2013, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

b. Surat Ukur International (1969), nomor 684/Ga, dikeluarkan di Semarang tanggal 29 April 2002, oleh Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang; c. Sertifikat Manajemen Keselamatan, nomor PK.401/2133/SMC/DK-13,

diterbitkan di Jakarta tanggal 24 Juni 2013 berlaku sampai dengan tanggal 12 Agustus 2017, oleh oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

d. Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang Sementara, nomor PK.001/143/17/KSOP-PTK-2013, diterbitkan di Pontianak tanggal 11 Nopember 2013 berlaku sampai dengan tanggal 10 Pebruari 2014, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak;

e. Sertifikat Garis Muat Internasional (1966), nomor 015820, dikeluarkan di Jakarta tanggal 23 Agustus 2013 berlaku sampai dengan tanggal 29 April 2018, oleh Biro Klasifikasi Indonesia;

(3)

f. Sertifikat Internasional Pencegahan Pencemaran Oleh Minyak, nomor PK.402/496/IOPP/DK-11, dikeluarkan di Jakrta tanggal 23 Agustus 2011 berlaku sampai dengan tanggal 25 Juli 2014, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

g. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor Register 08149 dan nomor IMO 7116054, dikeluarkan di Jakarta tanggal 23 Agustus 2013 berlaku sampai dengan tanggal 29 April 2018, oleh Biro Klasifikasi Indonesia;

h. Sertifikat Klasifikasi Mesin, nomor Register 08149 dan nomor IMO 7116054, dikeluarkan di Jakarta tanggal 23 Agustus 2013 berlaku sampai dengan tanggal 29 April 2018, oleh Biro Klasifikasi Indonesia;

i. Daftar Anak Buah Kapal/Awak kapal List, dibuat di Tanjung Priok tanggal 22 September 2013, oleh Nakhoda KM. Farina Nusantara dan diketahui Kepala Bidang Keselamatan Berlayar Kantor Kesyahbandaran Kelas Utama Tanjung Priok;

j. Surat Penempatan Kapal dalam trayek liner angkutan laut dalam negeri, nomor AL.101/98/14/371/13, dibuat di Jakarta tanggal 17 Desember 2013 masa berlaku trayek tanggal 08 Januari 2014 sampai dengan 07 Juli 2014, oleh Direktur lalu lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; k. Surat Persetujuan Berlayar (SPB), nomor J1/SYBU/1170/09/2013, diterbitkan di

Tanjung Priok tanggal 22 September 2013 oleh Syahbandar Kelas Utama Tanjung Priok.

6. Sertifikat Keahlian Pelaut KM. Farina Nusantara :

a. ANT II, nomor 6200092567N20202, atas nama A. Laseha, diterbitkan di Jakarta tanggal 26 Maret 2002, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

b. ANT II, nomor 6200008470N20113, atas nama Budi Haryanta, diterbitkan di Jakarta tanggal 26 Maret 2013, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

c. ANT III, nomor 6200041023N30302, atas nama Wensil Toressa, diterbitkan di Jakarta tanggal 23 Juli 2002, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

d. ANT III, nomor 6201004940N30306, atas nama Yuli Eko Ariyanto, diiterbitkan di Jakarta tanggal 15 Mei 2006, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

(4)

e. ANT III, nomor 6200032441N30309, atas nama Sahri Widwiono, diterbitkan di Jakarta tanggal 26 Oktober 2009, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

f. ATT I, nomor 6200074891T10201,atas nama Nurdijanto, diterbitkan di Jakarta tanggal 26 Nopember 2001, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

g. ATT II, nomor 6200067585T20308, atas nama Sunarto Sumarwi, diterbitkan di Jakarta tanggal 23 Oktober 2008, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

h. ATT III, nomor 6201037353T30304, atas nama Priya Prayoga, diterbitkan di Jakarta tanggal 26 April 2004, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

II. KT. ABUNAWAS-V.

1. Berita Acara tentang kecelakaan Kapal dibuat oleh Nakhoda KT. Abunawas-V, tanggal 24 September 2013 dan diketahui oleh Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak; 2. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, dibuat oleh Kantor Kesyahbandaran dan

Otoritas Pelabuhan Pontianak terhadap : a. Nakhoda, Donni Setyawan;

b. Mualim I, Samsu Kanafi; c. KKM, Ibrahim;

d. Juru Mudi, Patris Larune; 3. Surat-Surat Kapal terdiri dari :

KT. ABUNAWAS-V

a. Surat Laut, nomor Urut 1394 diberikan di Jakarta tanggal 25 Januari 2005, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut; b. Surat Ukur, Nomor 2507/IIk, dikeluarkan di Samarinda tanggal 07 Mei 2003,

oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Samarinda;

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang, nomor PK.001/11/19/KSOP.SMD-13, diterbitkan di Samarinda, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Samarinda;

(5)

d. Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang, nomor PK.0021/506/VIII/KSOP.GSK.13, diterbitkan di Gresik tanggal 27 Agustus 2013 berlaku sampai dengan tanggal 26 Nopember 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas II Gresik;

e. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor Register 0864 dan nomor IMO 9028811 dikeluarkan di Jakarta tanggal 08 Nopember 2011 berlaku sampai dengan tanggal 06 Juni 2016, oleh Biro Klasifikasi Indonesia;

f. Sertifikat Klasifikasi Mesin, nomor Register 0864 dan nomor IMO 9028811 dikeluarkan di Jakarta tanggal 08 Nopember 2011 berlaku sampai dengan tanggal 06 Juni 2016, oleh Biro Klasifikasi Indonesia;

g. Sertifikat Garis Muat Internasional (1966), nomor 012254 dikeluarkan di Jakarta tanggal 08 Nopember 2011 berlaku sampai dengan tanggal 06 Juni 2016, oleh Biro Klasifikasi Indonesia;

h. Rekomendasi Menggandeng, nomor PP.305/182/12/AS.PTK-2013, dikeluarkan di Pontianak tanggal 21 September 2013, oleh PH. Kasi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak;

i. Daftar Anak Buah Kapal, dibuat di Pontianak tanggal 18 September 2013, oleh Nakhoda KT. Abunawas-V dan diketahui Kasi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli;

j. Surat Keterangan Susunan Perwira, nomor PK.304/101/10/KSOP.PTK-2013, dibuat di Pontianak tanggal 18 September 2013, oleh Kasi Keselamatan Berlayar, Panjagaan dan Patroli, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak;

k. Surat Persetujuan Berlayar (SPB), nomor R.I/KM.17/625/IX/2013, diterbitkan di Pontianak tanggal 23 September 2013, oleh Syahbandar Pontianak.

TK. ARMADA KALTIM-2301.

a. Surat Laut, nomor PK.674/1648/SL-PM/DK-09 nomor Urut 5881 diberikan di Jakarta tanggal 29 Juli 2009, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

b. Surat Ukur Internasional (1969), nomor 2073/PPm dikeluarkan di Batam tanggal 05 Juni 2009, oleh Kepala Kantor Pelabuhan Batam;

c. Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang Perpanjangan, nomor PK.001/18/755/KSOP.SMD-12 diterbitkan di Samarinda tanggal 24 Oktober

(6)

2012 berlaku sampai dengan tanggal 23 Oktober 2013, oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Samarinda;

d. Sertifikat Klasifikasi Lambung, nomor Register 12078 dikeluarkan di Jakarta tanggal 24 Agustus 2009 berlaku sampai dengan tanggal 15 Juni 2014, oleh Biro Klasifikasi Indonesia;

e. Sertifikat Garis Muat Internasional (1966), nomor 008809, dikeluarkan di Jakarta tanggal 24 Agustus 2009 berlaku sampai dengan tanggal 15 Juni 2014, oleh Biro Klasifikasi Indonesia;

f. Surat Pengoperasian Kapal Tramper di Dalam Negeri, nomor AT.551/422/17/230/13, di buat di Jakarta tanggal 26 Juni 2013, masa berlaku trayek tanggal 01 Juli 2013 s/d 30 September 2013, oleh Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

g. Daftar Manifest, dikeluarkan di pontianak, tanggal 21 September 2013, oleh PT. Perusahaan Pelayaran Suri Adidaya Kapuas dan diketahui oleh Nakhoda KT. Abunawas-V;

h. Surat Persetujuan Berlayar (SPB), nomor R.I/KM.17/626/IX/2013, diterbitkan di Pontianak tanggal 23 September 2013, oleh Syahbandar Pontianak.

4. Sertifikat Keahlian Pelaut Awak Kapal KT. Abunawas-V :

a. ANT V, nomor 6200089466N50302, atas nama Donni Setiyawan, diterbitkan di Jakarta tanggal 04 Maret 2002, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

b. ANT V, nomor 6200193683N50510, atas nama Samsu Kanafi, diterbitkan di Jakarta tanggal 29 Juli 2010, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

c. ANT V, nomor 6200321750N50511, atas nama Johan Maulana, diterbitkan di Jakarta tanggal 21 Nopember 2011, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

d. ATT V, nomor 6200150089T50503, atas nama Ibrahim, diterbitkan di Jakarta tanggal 10 Juli 2003, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

e. ATT V, nomor 6201011389T50606, atas nama Arnold Lukas, diterbitkan di Jakarta tanggal 20 Juli 2006, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

(7)

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut:

A. Berkas dan Keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal.

KM. FARINA NUSANTARA.

Nama : FARINA NUSANTARA ekx MORNING STAR-8

Jenis/Konstruksi : Kapal Motor Penumpang/Baja

Bendera : Indonesia

Call Sign : YHEY

Pembuatan : Tahun 1994 di Jepang

Isi kotor : GT. 4824

Isi bersih : NT. 1448

Tanda Selar : GT. 4824 No. 684/Ga

Tenaga Penggerak Utama : 4 (empat) buah mesin Diesel Daihatsu, 8 DSM-26, 4 Tak Kerja Tunggal 4 x 1600 HP pada putaran 720 Rpm

Panjang : 84,40 Meter

Lebar : 16,00 Meter

Dalam : 5,50 Meter

Pemilik : PT. Prima Eksekutif

Nakhoda : H. Asir Laseha

Awak Kapal : 27 (dua puluh tujuh) orang KT. ABUNAWAS-V.

Nama : ABUNAWAS-V

Jenis/Konstruksi : Kapal Tunda/Baja

Bendera : Indonesia

Call Sign : YB 6652 Pembuatan : Tahun 2001 di Samarinda

Isi kotor : GT. 195

Isi bersih : NT. 117

Tanda Selar : GT.3195 No.2507/IIk

Tenaga Penggerak Utama : Mesin Caterpillar 2 x 850 HP

Panjang : 26,40 Meter

Lebar : 8,00 Meter

Dalam : 3,50 Meter

Pemilik : PT. Pelayaran Armada Kaltim Jaya

Nakhoda : Donni Setyawan

Awak Kapal : 8 (delapan) orang.

(8)

TK. ARMADA KALTIM 2301.

Nama : ARMADA KALTIM 2301

Jenis/Konstruksi : Tongkang Geladak/Baja

Bendera : Indonesia

Call Sign : -

Pembuatan : Tahun 2009 di Batam

Isi kotor : GT. 1421

Isi bersih : NT. 427

Tanda Selar : GT.1421 No.2073/PPm

Panjang : 67,30 Meter

Lebar : 19,51 Meter

Dalam : 4,27 Meter

Pemilik : PT. Pelayaran Armada Kaltim Jaya 2. Jalannya Peristiwa.

KM. FARINA NUSANTARA.

a. Tanggal 24 September 2013, KM. Farina Nusantara dalam pelayarannya dari Tanjung Priok menuju pelabuhan Pontianak, diawaki oleh 27 (dua puluh tujuh) orang Awak Kapal, penumpang 239 (dua ratus tiga puluh sembilan) orang, 23 (dua puluh tiga) unit mobil, tiba di ambang luar (Outer Bar) Sungai Kapuas, kapal langsung masuk ke Pontianak, Pandu naik keatas kapal pukul 13.10 WIB di sekitar Bouy luar, yang berada di anjungan Nakhoda, Mualim II, Juru Mudi Jaga dan Penasehat Pandu;

b. Kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai, berbaling baling ganda, diawaki dengan cukup, panjang kapal 89 meter, dan draf terdalam 4,6 meter;

c. Sebelum kapal memasuki alur, berkomunikasi dengan menara Kepanduan Muara Jungkat, diinformasikan ada 2 (dua) kapal tunda, yaitu rangkaian tunda KT. Orange dan rangkaian tunda KT. Abunawas-V dialur bergerak keluar, KM. Farina Nusantara berlayar dengan kecepatan 6 knot (maju pelan), pada saat mendekati Bouy no.2, berkomunikasi dengan kapal tunda yang keluar dan sepakat untuk berpapasan kanan-kanan;

d. Di sekitar Bouy no.5 KM. Farina Nusantara berkomunikasi dengan KT. Orange yang menunda Tongkang dan KT. Abunawas-V yang menunda TK. Armada Kaltim 2301 yang berlayar keluar (muara) dan merubah kesepakatan menjadi berpapasan kiri-kiri, selanjutnya kedua rangkaian tunda setuju, KM. Farina Nusantara menurunkan putaran mesin (RPM) untuk memberikan kesempatan kedua rangkaian tunda menempati posisi berpapasan, ketika posisi melintang

(9)

Bouy no.6 KM. Farina Nusantara menghubungi KT. Abunawas-V yang menunda Tongkang Armada Kaltim 2301 untuk berpapasan kiri kiri, disepakati oleh KT. Abunawas-V dan ketika itu KT. Orange sedang menyusul KT. Abunawas-V pada sisi lambung kanannya;

e. Pukul 13.55 WIB KM. Farina Nusantara semakin dekat dengan TK. Armada Kaltim 2301, Nakhoda memerintahkan untuk stop mesin dan mesin kanan mundur pelan diikuti mesin kiri mundur, kemudian kemudi kiri posisi KM. Farina Nusantara keluar dari AS alur 0,05 kabel ke sebelah kanan, dan telah kandas pada sisi kanan alur (Utara alur) sementara Tongkang Armada Kaltim 2301 bergerak terus di sebelah kiri (selatan alur) dan pada pukul 14.05 WIB terjadi tubrukan antara KM. Farina Nusantara dengan TK. Armada Kaltim 2301;

f. Setelah terjadi tubrukan Nakhoda memerintahkan kepada Mualim I untuk memeriksa kerusakan, dari hasil pemeriksaan diketahui haluan sebelah kiri robek lebih kurang 2 meter diatas garis air dan tidak ada kebocoran, selanjutnya Nakhoda berolah gerak untuk lepas dari kandas, pukul 14.10 WIB kapal lepas dari kandas dan melanjutkan pelayaran ke Pontianak, Nakhoda menghubungi KT. Abunawas-V melalui Radio VHF tidak ada jawaban, melaporkan ke Station Kepanduan dan Agen. Pukul 15.30 WIB KM. Farina Nusantara sandar di dermaga dengan selamat, selanjutnya melaporkan kejadian ke Kantor Syahbandar Pontianak;

g. Akibat tubrukan tersebut tidak ada korban jiwa ataupun luka, tetapi KM. Farina Nusantara mengalami kerusakan pada haluan kiri robek 2 meter diatas garis air.

KT. ABUNAWAS-V/TK. ARMADA KALTIM 2301.

a. Tanggal 24 September 2013 KT. Abunawas-V dalam pelayarannya dari Pulau Batu Layang Pontianak menuju Pelabuhan Probolinggo, diawaki 8 (delapan) orang menunda TK. Armada Kaltim 2301 diawaki 3 (tiga) orang, bermuatan kayu gelondongan ± 4000 M³ yang penyusunannnya keluar/melewati lambung tongkang, berlayar melintasi alur sungai Kapuas;

b. Kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai, dan diawaki oleh perwira dinas jaga yang memenuhi syarat merupakan rangkaian tunda dengan panjang keseluruhan kurang lebih 140 meter, draft tongkang 4,1 meter, berlayar tanpa seorang penasehat pandu di atas kapal dan dibantu oleh kapal tunda di belakang tongkang;

c. Ketika mendekati Bouy no.8 KT. Orange yang menunda tongkang menghubungi melalui Radio VHF hendak menyusul pada lambung kanannya dan dijawab kalau kondisi aman silahkan, selanjutnya KT. Orange menyusul pada sisi lambung

(10)

kanannya, dan berkomunikasi dengan KM. Farina Nusantara disepakati untuk berpapasan pada lambung kiri (merah-merah);

d. Pada saat KT. Orange belum bebas dari penyusulan berkomunikasi kembali dengan KM. Farina Nusantara dan sepakat berpapasan kiri-kiri, jarak dengan KM. Farina Nusantara lebih kurang 200 meter, setelah tongkang yang ditunda KT. Orange bebas dari KT. Abunawas-V, KT. Abunawas-V segera merubah haluan ke kanan akan tetapi TK. Armada Kaltim 2301 masih berada di sebelah kiri alur, sehingga terjadi kondisi kritis antara ketiga kapal yang akhirnya terjadi tubrukan antara Tongkang Armada Kaltim 2301 dengan lambung kiri KM. Farina Nusantara pada pukul 14.05 WIB;

e. Setelah terjadi tubrukan KT. Abunawas-V memeriksa Tongkang Armada Kaltim 2301, diketahui ada 1 (satu) orang yang terkena kayu gelondongan kakinya patah dan haluan kiri deformasi (penyok) lebih kurang 3 meter tidak lama kemudian ada kapal patroli KPLP yang datang dan membantu membawa korban ke darat, selanjutnya KT. Abunawas-V melanjutkan pelayaran ke ambang luar dan berlabuh jangkar untuk proses selanjutnya;

f. Akibat dari tubrukan tidak ada korban jiwa, namun seorang awak tongkang terluka patah kaki dan tongkang terjadi deformasi (penyok) pada bagian haluan. 3. Dalam peristiwa Tubrukan KM. Farina Nusantara dengan TK. Armada Kaltim 2301

yang ditunda KT. Abunawas-V tersebut, Majelis Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

a. KM. FARINA NUSANTARA.

Tersangkut : Nakhoda, H. Asir Laseha. Saksi-saksi : 1) Mualim II, Wensil Toressa; 2) KKM, Noerdiyanto;

3) Masinis II, Sunarto; 4) Juru Mudi, Ahmad Munif; b. KT. ABUNAWAS-V.

Tersangkut : Nakhoda, Donni Setyawan. Saksi-saksi : 1) Mualim II, Samsu Kanafi;

2) KKM, Ibrahim;

3) Juru Mudi, Patris Larune; c. PIHAK LAIN.

Saksi : 1) Pandu Laut PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Pontianak, Saudara Sahri Widwiono;

(11)

2) Pandu Laut PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Pontianak, Saudara Faozan Ahmad;

3) Pandu Laut PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Pontianak, Saudara Robani;

4) Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, dan Patroli Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak, Saudara Suhardi, S. E., M. Si.

B. Dalam Pemeriksaan Lanjutan kecelakaan kapal tubrukan antara KM. Farina Nusantara dengan TK. Armada Kaltim 2301 ditunda KT. Abunawas-V, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada para Tersangkut dan para Saksi guna didengar keterangannya dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, Sidang ke - 1 di Kantor Mahkamah Pelayaran, pada tanggal 23 sampai dengan 24 Juni 2014, dan Sidang ke - 2 Pemeriksaan Lanjutan di Kantor Mahkamah Pelayaran pada tanggal 13 Agustus 2014. Keterangan yang diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) dan di hadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, adalah sebagai berikut :

KM. FARINA NUSANTARA.

1. Tersangkut Nakhoda, Saudara H. Asir Laseha, telah meninggal dunia pada hari Jum’at tanggal 06 Desember 2013 sesuai dengan Surat Keterangan dari PT. Jembatan Nusantara Nomor 1.03119/SW08/BG02/SRS/JN/VI/14 dibuat di Surabaya tanggal 12 Juni 2014 dikuatkan dengan Surat Keterangan Kematian Nomor 47212/521/pemt dibuat di Bendungan tanggal 10 Desember 2013 dan diketahui Kelurahan Bendungan tanggal 03 April 2014, dan keterangan yang diberikan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) sebagai berikut: a. Lahir di : Buton

Tanggal : 17 Maret 1949

Agama : Islam

Alamat : Jl. Bima No. 78 Bendungan, Cilegon Pendidikan

Umum : SMA

Teknis : ANT II, ijazah tahun 2002, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Nakhoda, KM. Marina Nusantara; 2) Nakhoda, KM. Safira Nusantara; 3) Nakhoda, KM. Farina Nusantara.

b. Tanggal 24 September 2013, pukul 13.30 WIB, KM. Farina Nusantara tiba di ambang luar (Outer Bar) Sungai Kapuas Pontianak dalam pelayarannya dari Pelabuhan Tanjung Priok menuju Pelabuhan Pontianak, kapal diawaki 27 (dua puluh tujuh) orang dengan penumpang 239 (dua ratus tiga puluh sembilan)

(12)

orang, muatan 23 unit mobil, cuaca langit cerah, angin ke Selatan kecepatan 10 knot, ombak 0,5 meter;

c. Pukul 12.30 WIB pada jarak 10 mil dari ambang luar KM. Farina Nusantara menghubungi Kepanduan Muara Jungkat, diinformasikan dari kepanduan bahwa yang memandu Pandu A.12, pukul 13.10 WIB, Pandu A.12 naik ke kapal, kapal maju pelan dengan kecepatan 6 knot, pada pukul 13.30 WIB, mendapat informasi dari kepanduan bahwa di alur ada 2 (dua) rangkaian tunda yaitu kapal tunda orange yang menunda tongkang, dan KT. Abunawas-V menunda TK. Armada Kaltim 2301 berlayar keluar beriringan;

d. Setelah melintang Bouy no. 2 KM. Farina Nusantara menghubungi kedua kapal tunda dan sepakat untuk berpapasan kanan-kanan, tetapi ketika melintang Bouy no. 5 KM. Farina Nusantara menghubungi kedua rangkaian tunda tersebut untuk berpapasan kiri-kiri dan disepakati oleh kedua kapal tunda, KM. Farina Nusantara mengurangi kecepatan dengan harapan KT. Orange dan KT. Abunawas-V sudah pada posisi berpapasan. Pada saat melintang Bouy no. 6 KM. Farina Nusantara menghubungi KT. Abunawas-V yang menunda TK. Armada Kaltim 2301 untuk berpapasan kiri-kiri dan masih disanggupi oleh KT. Abunawas-V;

e. Pada pukul 13.55 WIB, KM. Farina Nusantara semakin dekat dengan TK. Armada Kaltim 2301, Nakhoda memerintahkan untuk stop mesin dan mesin kanan mundur pelan kemudi ke kiri, kapal bergerak ke kanan sampai di sebelah kanan poros alur 0,05 kabel dan KM. Farina Nusantara, kandas di sebelah kanan alur, namun TK. Armada Kaltim 2301 bergerak maju terus dan akhirnya terjadi tubrukan antara lambung kiri KM. Farina Nusantara dengan muatan kayu gelondongan lambung kiri TK. Armada kaltim 2301 pukul 14.05 WIB; f. Setelah terjadi tubrukan KM. Farina Nusantara mengolah gerak untuk keluar

dari kandas dan Nakhoda memerintahkan kepada Mualim I untuk melakukan pemeriksaan, hasil pemeriksaan diketahui haluan kiri robek sepanjang ± 2 meter diatas garis air dan deformasi (penyok), tidak ada kebocoran air yang masuk ke kapal, selanjutnya KM. Farina Nusantara melanjutkan pelayaran dan sandar di dermaga Pontianak dengan selamat.

2. Saksi Mualim II, Saudara Wensil Toressa, dalam keadaan sehat dibawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Duri - Riau Tanggal : 11 Mei 1973 Agama : Islam

Alamat : Dusun Krajan RT.03/RW.02 Kel. Krajan, Kec. Pinjon Kidul, Malang

(13)

Pendidikan

Umum : SMA, ijazah tahun 1992, di Malang Teknis : MPB III, ijazah tahun 1997, di Semarang; ANT III, ijazah tahun 2002, di Semarang. Pengalaman berlayar :

1) Mualim II, KM. Tanto Indah, tahun 2007 s/d tahun 2012; 2) Mualim II, KM. Isa Winner, tahun 2012 s/d tahun 2013; 3) Mualim II, KM. Farina Nusantara, tahun 2013 s/d tahun 2014.

b. Tanggal 24 September 2013, pukul 13.10 WIB, Pandu naik diatas kapal, sebelum kapal tiba di Outer Bar dan pukul 13.30 WIB, kapal tiba di ambang luar Pelabuhan Pontianak dan langsung dipandu masuk oleh Petugas Pandu (A.12). Dari informasi alur Jungkat Kepanduan bahwa 1 (satu) kapal tunda di Bouy no.3 dan minta berpapasan kanan-kanan. Ketika kapal mendekati Bouy no.5 KM. Farina Nusantara, berkomunikasi dengan KT. Orange dan KT. Abunawas-V minta untuk berpapasan kiri-kiri dan disepakati oleh kedua kapal tunda dan mendekati Bouy no.7 berkomunikasi dengan KT. Abunawas-V tetap sepakat berpapasan kiri-kiri;

c. Pada saat kejadian Saksi sedang berada di anjungan menjalankan tugas jaga, dan kapal dilengkapi dengan alat bantu navigasi berupa Radar ada 2 unit merek Furuno kondisi bagus, AIS ada 1 unit kondisi bagus dan saat itu digunakan untuk memantau kapal-kapal yang ada di sekitarnya, Echosounder ada 1 unit, Radio VHF ada 2 unit Channel 12 dan Channel 16, GPS ada 2 unit dan Propeller ada 2 unit. Saat itu cuaca langit cerah, berawan, angin dari Selatan kecepatan 10-15 knot, ombak sekitar 0,5 meter, arus pasang;

d. Pada saat kejadian saksi mengetahui kapal kandas dari GPS dan yang ada di anjungan saat itu saksi sendiri, Nakhoda, Juru Mudi, Masinis II dan Pandu; e. Akibat dari tubrukan ini, KM. Farina Nusantara mengalami robek di haluan

sebelah kiri lebih kurang 2 (dua) meter, sedangkan TK. Armada Kaltim 2301 penyok pada lambung kiri haluan dan 1 (satu) orang Awak Kapal Tongkang kaki kirinya patah dan kepalanya terbentur kayu;

f. Setelah terjadi tubrukan kapal disandarkan pada pukul 15.30 WIB, saksi langsung melapor ke Syahbandar Pontianak, selanjutnya saksi dipanggil ke Kantor Syahbandar Pontianak untuk dibuatkan BAPP.

3. Saksi KKM, Saudara Noerdiyanto, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Ponorogo Tanggal : 19 Mei 1950

(14)

Agama : Islam

Alamat : Komplek Deperla Blok A/5 RT.04/RW.14 Kel. Tugu Utara Kec. Koja, Jakarta Utara

Pendidikan

Umum : 1) SR, ijazah tahun 1963, di Madiun; 2) ST, ijazah tahun 1966, di Madiun; 3) SMK, ijazah tahun 1969, di Madiun; Teknis : 1) STRATA B, ijazah tahun 2000, di Jakarta;

2) ATT I, ijazah tahun 2001, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) KKM, Baruna Artha, tahun 1980 s/d tahun 1984; 2) KKM, KM. Mesa, tahun 1984 s/d tahun 1985; 3) KKM, KM. Pamancosa, tahun 1986 s/d tahun 1987; 4) KKM, KM. Bimasakti, tahun 1989 s/d tahun 1990; 5) KKM, KM. Mesa, tahun 1992 s/d tahun 1995;

6) KKM, KM. Farina Nusantara, tahun 2007 s/d tahun 2010; 7) KKM, KM. Marisa Nusantara, tahun 2010 s/d tahun 2012; 8) KKM, KM. Farina Nusantara, tahun 2013 s/d tahun 2014.

b. Saksi mengetahui terjadi tubrukan karena ada goyangan dan posisi saat itu sedang stop mesin. Saksi saat kejadian sedang berada di ruang kamar mesin. Kapal dimanuver dari anjungan oleh Masinis II, dan kondisi mesin saat itu baik dan normal. Mesin ada 4 unit, dan dikoppel menjadi 2 propeller, saat terjadi tubrukan kondisi mesin dua-duanya stop, mundur, stop lagi dan maju lagi; c. Pada saat kejadian mesin slow putaran 160 Rpm, dan setelah terjadi tubrukan

kapal maju lagi, dilihat ada air masuk, dan setelah dikurangi kecepatan air sudah tidak masuk lagi. Air dipompa pakai pompa celup dan tetap dicatat di bell book;

d. KM. Farina Nusantara mempunyai mesin induk merek Daihatsu 4 x 1600 HP dan putaran maximal mesin induk 505 Rpm. Dalam olah gerak yang jaga di anjungan selalu Masinis II, sedangkan KKM selama olah gerak berada di kamar mesin.

4. Saksi Masinis II, Saudara Sunarto Sumarwi, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Madiun

Tanggal : 28 Nopember 1956

Agama : Islam

Alamat : Jl. Jati Kusumo No.8 RT.16/RW.06 Demangan, Madiun Pendidikan

Umum : SMA, ijazah tahun 1975, di Madiun

(15)

Teknis : 1) ATT D, ijazah tahun 1980; 2) AMK A, ijazah tahun 1997;

3) ATT II, ijazah tahun 2008, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) KKM, KM. Irja, tahun 1990 s/d tahun 1995;

2) KKM, KM. Sothern Expres, tahun 1996 s/d tahun 1998; 3) KKM, KM. Dwi Samudra, tahun 1998 s/d tahun 1999; 4) KKM, KM. Mayamada, tahun 2000 s/d tahun 2001; 5) KKM, KM. Mitra Ocean, tahun 2001 s/ tahun 2003; 6) KKM, KM. Caraka JN III/6, tahun 2003 s/d tahun 2004; 7) KKM, KM. Farina Nusantara, tahun 2009 s/d tahun 2010; 8) KKM, KM. Mabuhay, tahun 2010 s/d tahun 2013;

9) Masinis II, KM. Farina Nusantara, bulan Agustus 2013 s/d kejadian.

b. Pada pukul 12.45 WIB, Saksi bertugas sebagai Masinis II sedang berada di anjungan atas perintah KKM bersama Nakhoda, Mualim II dan Juru Mudi; c. Saksi bertugas sebagai kepala kerja di kamar mesin dan bertanggung jawab

kepada KKM dan terhadap permesinan, membantu KKM dan Masinis lainnya dalam perawatan dan perbaikan permesinan di kapal dan saat kapal melakukan bunker;

d. Sebelum terjadi tubrukan KM. Farina Nusantara sempat mundur baru terjadi tubrukan, dan saat di Bouy no. 5 kapal sudah mengurangi kecepatan;

e. Setelah terjadi tubrukan Awak Kapal membebaskan kapal dari kandas dengan koppel kiri, baru mundur kanan dan maju. Air masuk kedalam kapal, dan air dipompa dengan menggunakan pompa celup, sambil maju pelan-pelan sampai kapal sandar.

5. Saksi Juru Mudi, Saudara Ahmad Munif, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Liwa

Tanggal : 22 Agustus 1987

Agama : Islam

Alamat : Sidorejo RT.010/RW.006 Mutar Alam Kec. Way Tenong, Kab. Lampung Barat

Pendidikan

Umum : SMA, ijazah tahun 2007, di Lampung Barat Teknis : ANT D, ijazah tahun 2010, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Juru Mudi, KM. Intan Samudra 11, tahun 2008 s/d tahun 2010;

(16)

2) Juru Mudi, KMP. Laskar Pelangi, tahun 2010 s/d tahun 2013; 3) Juru Mudi, KM. Farina Nusantara, tahun 2013 s/d tahun 2014.

b. Saksi bekerja di KM. Farina Nusantara ± 7 bulan sebelum terjadi tubrukan. Pada saat terjadi tubrukan Saksi sedang dianjungan bersama Nakhoda, Mualim II dan Masinis II, dan saat itu saksi sedang bertugas memegang kemudi. Yang beri komando saat itu Nakhoda sendiri dan sebelumnya komando oleh Pandu setelah Pandu naik diatas KM. Farina Nusantara;

c. Saksi mendengar ada komunikasi dengan Mualim II atas perintah Nakhoda bahwa ada 4 Kapal Tunda mau berpapasan, Kapal Tunda pertama berpapasan kanan, yang kedua di Bouy no.4 dan Bouy no.5 berpapasan kanan-kanan, dan yang ketiga KT. Oranges dan KT. Abunawas-V di Bouy no.7 dan Bouy no.8 berpapasan kiri-kiri;

d. Sebelum terjadi tubrukan Nakhoda memerintahkan stop mesin pada Bouy np.6, setelah mendekati Bouy no.7 dan Bouy no.8 kemudi kanan 20º, pada saat kemudi 20º mesin masih stop, haluan menjadi 108º kapal kandas, saksi mengetahui kapal kandas dari speednya nol, begitu kanan 20º kemudi sudah tidak dapat digerakkan lagi;

e. Setelah kapal tubrukan sekitar 12 menit kapal lepas, saksi diperintahkan oleh Nakhoda untuk cikar kiri lalu maju pelan, kapal belum langsung lepas masih ngesot-ngesot, dan setelah kapal lepas dari kandas, kapal langsung sandar, dan Mualim II masih komunikasi agar kapal jangan masuk dulu atau kapal ditahan dulu, Mualim I naik ke Cardeck untuk memeriksa kerusakan KM. Farina Nusantara. Setelah KM. Farina Nusantara sandar, saksi langsung dipanggil untuk dibuatkan BAPP di Kantor Kesyahbandara dan Otoritas Pelabuhan Pontianak.

6. Saksi Pandu Laut, Saudara Sahri Widwiono, dalam keadaan sehat dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Banyumas Tanggal : 18 Oktober 1976

Agama : Islam

Alamat : Jl. Abdurahman Saleh Komp. Pandu Pelindo II No. 10

Pontianak

Pendidikan

Umum : 1) SD, ijazah tahun 1989, di Kalibagor; 2) SMP, ijazah tahun 1992, di Kalibagor; 3) SMA, ijazah tahun 1995, di Kalibagor; Teknis :1) MPI, ijazah tahun 1997, di Semarang;

2) ANT III, ijazah tahun 2009, di Semarang; 3) Pandu TK.II, ijazah tahun 2012, di Jakarta.

(17)

Pengalaman Berlayar :

1) Cadet Deck, SV. Permina Suplay, tahun 1996 s/d tahun 1997; 2) Mualim I, KM. Karunia Lestari, tahun 1998 s/d tahun 2000; 3) Mualim I, KM. Jaya Prima, tahun 2000 s/d tahun 2002; 4) Nakhoda, KM. Jebus Belinyu, tahun 2002 s/d tahun 2003; 5) Nakhoda, MT. Berkah Selatan, tahun 2004 s/d tahun 2005; 6) Nakhoda, MT. Sumber Dinamik, tahun 2005 s/d tahun 2006; 7) Nakhoda, KT. Musala, tahun 2007 s/d tahun 2011;

8) Pandu, PT. Pelabuhan Indonesia II Cab. Pontianak, tahun 2012 s/d sekarang.

b. Saksi saat kejadian sedang bertugas di anjungan diatas kapal KM. Farina Nusantara. Pukul 13.10 WIB, saksi naik diatas kapal posisi sebelum Outer Bar. Pada saat melaksanakan pemanduan, Nakhoda melimpahkan komando untuk pemanduan, dan disampaikan oleh Nakhoda secara lisan dan dilaporkan ke Stasiun Muara Jungkat;

c. Sebelum memandu kapal, saksi sudah menginformasikan ke Stasiun Muara Jungkat dan KM. Farina Nusantara karena ada 4 (empat) Kapal Tunda yang akan masuk alur. Saksi sudah informasikan bahwa kapal yang akan masuk adalah kapal penumpang dan sudah disampaikan juga dengan Stasiun Muara Jungkat dan Pandu A.10. KT. Abunawas-V dan KT. Orange yang dipandu oleh Pandu A.3 sudah bersedia untuk tidak masuk dulu tetapi tidak dilaksanakan. Menurut Protap dari Bouy no.1 sampai dengan Bouy no.9 dilarang berpapasan atau penyusulan, dan jika ada kapal yang akan keluar masuk harus ditanyakan draftnya dari Stasiun Muara Jungkat dan berkoordinasi dengan pandu-pandu yang sedang bertugas di alur;

d. Saksi tetap memonitor percakapan dari KT. Abunawas-V dan KT. Orange yang akan menyusul, dan dijawab Pandu A.3 bahwa akan bagi-bagi alur dan Tongkang dibawa jauh dan KM. Farina Nusantara dipersilakan masuk. Setelah di Bouy no.4 menuju Bouy no.5 jaraknya disepakati ± 2,5 mil, dan setelah saksi mengetahui bahwa ada 2 Kapal Tunda yang akan melakukan penyusulan, kecepatan KM. Farina Nusantara saat itu 6 knot, dan selanjutnya dikurangi kecepatannya menjadi ± 4,5 knot, dan Kapal Tunda yang di depan kecepatannya ± 2 knot dan Kapal Tunda yang sedang menyusul kecepatan ± 3 knot, dan setelah KM. Farina Nusantara di Bouy no.6 stop mesin dan komando diambil alih oleh Nakhoda dan kapal masih ada laju, mesin kanan mundur langsung diikuti kiri dan mesin kemudi saat itu mundur kanan sebelum kapal tubrukan;

e. Setelah terjadi tubrukan saksi berkoordinasi dengan Nakhoda untuk mengecek kerusakan KM. Farina Nusantara, dan setelah kapal tubrukan kapal tidak langsung lepas dari kandas, KM. Farina Nusantara di olah gerak dulu, di kopel baru kapal lepas dari kandas sendiri. Selanjutnya pukul 15.30 WIB, KM. Farina

(18)

Nusantara melanjutkan pelayaran untuk sandar, dan setelah selesai sandar Pandu langsung turun atas seizin Nakhoda.

KT. ABUNAWAS-V.

1. Tersangkut Nakhoda, Saudara Donni Setyawan, dalam keadaan sehat, didampingi Penasehat Ahli, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Trenggalek Tanggal : 23 Maret 1976

Agama : Islam

Alamat : Jl. KH Ahmad Dahlan Gg 4 RT.039 Sungai Pinang Luar Samarinda Kota

Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1988, di Trenggalek; 2) SMP, ijasah tahun 1991, di Trenggalek; 3) SMA, ijasah tahun 1994, di Trenggalek. Teknis : 1) MPT, ijazah tahun 1997, di Semarang; 2) ANT V, ijasah tahun 2002, di Semarang. Pengalaman Berlayar :

1) Mualim I, KT. Thitarna IX; 2) Mualim I, KT. DB I; 3) Nakhoda, KT. Brawijaya I; 4) Nakhoda, KT. Brawijaya III; 5) Nakhoda, KT. Armada Katim 05; 6) Nakhoda, KT. Abunawas V XI;

7) Nakhoda, KT. Mitra Timur VII, tahun 2011 s/d tahun 2012; 8) Nakhoda, KT. Abunawas-V, tahun 2012 s/d kejadian.

b. Tanggal 24 September 2013, sekitar tengah hari, KT. Abunawas-V diawaki 8 (delapan) orang menunda TK. Armada Kaltim 2301 dengan awak kapal 3 (tiga) orang bermuatan kayu gelondongan ± 4000 M³ yang disusun melintang diatas deck dan keluar dari lambung kurang lebih 1,5 meter, bertolak dari Pulau Batu Layang Pontianak menuju Probolinggo;

c. Kapal berlayar dengan kecepatan 3,2 knot dibawah komando Nakhoda dibantu Mualim I dan Mualim II untuk Pengamatan, tanpa seorang penasehat Pandu diatas kapal, menggunakan kapal tunda yang membantu diikat di belakang Tongkang Armada Kaltim 2301, cuaca langit cerah, jarak pandang baik, arus pasang lemah;

d. Dalam pelayarannya KT. Abunawas-V beriringan dengan KT. Orange yang menunda Tongkang dan berkomunikasi dengan KM. Farina Nusantara, ketiga kapal sepakat untuk berpapasan kanan-kanan, sebelum Bouy no. 8 KT. Orange

(19)

memanggil ingin menyusul melalui lambung kanan KT. Abunawas-V, dan dipersilahkan oleh KT. Abunawas-V dan posisi TK. Armada Kaltim 2301 di sebelah kiri poros alur, selanjutnya KM. Farina Nusantara memanggil dan meminta untuk berpapasan kiri-kiri dengan kedua rangkaian tunda, disepakati oleh KT. Orange dan KT. Abunawas-V;

e. Pada saat Tongkang yang ditunda KT. Orange belum bebas dari KT. Abunawas-V, KM. Farina Nusantara memanggil dan minta untuk berpapasan kiri-kiri dan disepakati, saat itu jarak KM. Farina Nusantara kurang lebih 200 meter dari KT. Abunawas-V, selanjutnya KT. Abunawas-V mengurangi kecepatan dan merubah haluan ke kanan ke belakang Tongkang yang ditunda KT. Orange tetapi Tongkang Armada Kaltim 2301 masih berada di sebelah kiri alur;

f. Karena jarak yang sudah sangat dekat antara KM. Farina Nusantara dengan TK. Armada Kaltim 2301, maka terjadi tubrukan antara lambung kiri Tongkang Armada Kaltim 2301 (kena kayu gelondongan) dengan lambung kiri KM. Farina Nusantara pada pukul 14.05 WIB posisi 00º 04’,6 U - 109º 09’,5 T;

g. Setelah terjadi tubrukan KT. Abunawas-V mendekati TK. Armada Kaltim 2301, melakukan pemeriksaan diketahui 1 (satu) orang awak tongkang terkena kayu patah kaki dan ada kerusakan pada haluan sebelah kiri tongkang penyok (deformasi);

h. Tidak lama setelah tubrukan ada kapal Patroli KPLP yang datang dan memberikan pertolongan, membawa korban ke darat, selanjutnya KT. Abunawas-V melanjutkan berlayar menunda TK. Armada Kaltim 2301 dan berlabuh jangkar diambang luar untuk proses selanjutnya.

2. Saksi Mualim I, Saudara Samsu Kanafi, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Blitar

Tanggal : 17 Maret 1984

Agama : Islam

Alamat : Dusun Dadaplangu, Kec. Ponggok, Blitar, Jawa Timur Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1997, di Blitar; 2) SMP, ijasah tahun 2000, di Blitar; Teknis : ANT V, ijasah tahun 2010, di Surabaya.

Pengalaman Berlayar :

1) Juru Mudi, KT. Osam Jumbo, bulan Juli 2006 s/d bulan Oktober 2008; 2) A/B, MT. Najullah Jasmine, bulan September 2009 s/d bulan Juli 2010; 3) Mualim I, KT. Harlina 56, bulan Pebruari 2012 s/d bulan Maret 2012;

(20)

4) Mualim I, KT. Abunawas-V, bulan Mei 2013 s/d kejadian.

b. Tanggal 24 September 2013, menjelang tengah hari, KT. Armada Kaltim 2301 ditunda KT. Abunawas-V bertolak dari Pelabuhan Batu Layang Pontianak menuju Pelabuhan Probolinggo, dengan Awak Kapal 8 (delapan) orang di KT. Abunawas-V dan 3 (tiga) orang di tongkang, dengan muatan kayu gelondongan ± 4000 m³;

c. Pada saat terjadi tubrukan saksi sedang berada di anjungan bersama Tersangkut Nakhoda, Mualim I, Mualim II dan Juru Mudi, cuaca saat itu cerah, angin tidak terlalu kencang, jarak pandang bagus. Saat itu komando dipegang oleh Nakhoda. Sebelum mendekati Bouy no 8 Nakhoda komunikasi dengan KT. Orange akan menyusul dari belakang;

d. KT. Abunawas-V juga ada komunikasi dengan KM. Farina Nusantara minta kiri-kiri, setelah dekat KT. Abunawas-V minta berpapasan kanan-kanan tetapi tidak disetujui oleh KM. Farina Nusantara. Setelah Tongkang dan KT. Abunawas-V mendekat dengan KM. Farina Nusantara sempat berpapasan baru terjadi tubrukan;

e. Setelah terjadi tubrukan Nakhoda minta bantuan kepada Syahbandar Pontianak untuk menyelamatkan Awak Kapal yang jatuh.

3. Saksi Juru Mudi, Saudara Patris Larune, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Manado Tua

Tanggal : 19 September 1986 Agama : Kristen

Alamat : RT.002/RW.006 Kel. Panau, Kec. Palu Utara, Manado Tua Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1998, di Manado Tua; 2) SMP, ijasah tahun 2001, di Manado;

3) SMA, ijasah tahun 1996, di Sulawesi Selatan. Teknis : ANTD, ijasah tahun 2008, di Semarang.

Pengalaman Berlayar :

1) Juru Mudi, KT. Delta Mas, bulan Maret 2003 s/d bulan Maret 2004; 2) Juru Mudi, KT. Rorisan-01, bulan Maret 2004 s/d bulan Maret 2006; 3) Juru Mudi, KT. Mulawarman VII, bulan Maret 2006 s/d bulan Juli 2008; 4) Juru Mudi, KT. Robby 88, bulan Juli 2008 s/d bulan Maret 2010;

5) Juru Mudi, KT. Abunawas V-V, bulan Agustus 2011 s/d kejadian.

(21)

b. Pada saat kejadian, Saksi berada di anjungan memegang kemudi manual, di anjungan Saksi bersama dengan Nakhoda, Mualim I dan Mualim II. Saksi naik ke anjungan pada pukul 11.45 WIB dan mulai jaga pukul 12.00 – 16.00;

c. Pada saat kejadian cuaca langit cerah, jarak pandang bagus dari anjungan, dan arus pasang. Pada saat saksi di anjungan pegang kemudi, saksi tidak melihat ada kapal lain di depan, dan dari belakang ada KT. Orange menyusul;

d. Setelah terjadi tubrukan, tongkang masih berjalan lurus, dan pegang kemudi diambil alih oleh Nakhoda, KT. Abunawas-V dan tongkang sudah mendekati KT. Orange. Nakhoda sempat berkomunikasi dengan KM. Farina Nusantara dengan Radio dan hasil komunikasi minta kiri-kiri, Nakhoda tidak setuju berpapasan dengan kiri-kiri, selanjutnya saksi Juru Mudi ke belakang menunggu perintah Nakhoda untuk melihat tali, setelah Nakhoda mengambil alih pegang kemudi ternyata tali towing kendor sudah sampai ke air.

4. Saksi KKM, Saudara Ibrahim, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Sangkulirang Tanggal : 13 Pebruari 1952

Agama : Islam

Alamat : Sempoja Lestari Indah Blok I No. 2 Samarinda, Kalimantan Timur

Pendidikan

Umum : -SD, ijasah tahun1967, di Biduk-biduk, Berau; Teknis : 1) AMK PT, ijazah tahun 1995, di Samarinda; 2) ATT V, ijazah tahun 2002, di Samarinda.

Pengalaman Berlayar :

1) Masinis I, KT. Cipta Harapan, bulan Maret 1995; 2) KKM. KT. Lembu Buana, bulan Agustus 2002; 3) KKM, KT. Cakrawala III, bulan Juli 2010;

4) KKM, KT. Abunawas-V, bulan Oktober 2012 s/d kejadian.

b. Saksi KKM saat terjadi tubrukan sedang berada di kamar mesin bersama Masinis II dan Juru Minyak, Saksi bertanggung jawab terhadap semua permesinan diatas kapal dan kelistrikan kapal, serta memimpin Anak Buah Kapal mesin;

c. Saksi mengetahui terjadi tubrukan dari adanya penurunan putaran mesin sampai stop, setelah mesin stop saksi langsung ke samping untuk melihat mesin yang saat itu dua-duanya dalam keadaan stop.

(22)

5. Saksi Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan, dan Patroli KSOP Kelas II Pontianak, Saudara Suhardi Padiyo Sudarmo, S.E.,M.Si., dalam keadaan sehat, di bawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut :

a. Lahir di : Wonogiri Tanggal : 21 Juni 1970

Agama : Islam

Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1984 di Wonogiri; 2) SMP, ijasah tahun 1987 di Wonogiri; 3) SMA, ijasah tahun 1990 di Surakarta; 4) D III, ijazah tahun 1995, di Semarang; 5) S1, ijazah tahun 2008, di Jakarta; 6) S2, ijazah tahun 2010, di Jakarta;

Teknis : 1) ANT III ijasah tahun 1995 di Semarang; 2) ANT II, ijasah tahun 2008 di Jakarta. Pengalaman Bekerja :

1) Mualim I, KM. Mabuhay, tahun 2000 s/d tahun 2003; 2) Staf Adpel Pontianak, tahun 2003 s/d 2010;

3) Kasie Gamat Adpel Pontianak, tahun 2011 s/d 2012; 4) KBPP, KSOP Pontianak, tahun 2012 s/d sekarang.

b. Saksi sebagai Kepala Seksi Keselamatan Berlayar, Penjagaan dan Patroli, mempunyai tugas melakukan pengawasan keselamatan dan keamanan pelabuhan pada daerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentingan pelabuhan, menempatkan kapal-kapal patroli, memberikan rekomendasi perijinan olah gerak kapal, penerbitan SPB, pengangkutan Barang Berbahaya, membuat BAPP serta memberikan pertolongan dalam hal terjadi kecelakaan; c. Informasi kecelakaan tubrukan kapal KM. Farina Nusantara dengan TK. Armada

Kaltim 2301 ditunda KT. Abunawas-V diketahui dari Petugas Patroli, kemudian disampaikan kepada Perwira Jaga dan oleh Perwira Jaga disampaikan kepada Saksi;

d. Saksi menyatakan alur Pemanduan di Pontianak termasuk Pelabuhan Wajib Pandu, dari Bouy no.1 sampai dengan pelabuhan Pontianak. Semua kapal diatas GT. 500 ke atas diwajibkan menggunakan Pandu, dan KT. Abunawas-V yang menunda TK. Armada Kaltim 2301 termasuk yang diwajibkan menggunakan Pandu;

e. Menurut saksi Pandu yang melanggar peraturan seharusnya diawasi atau dimonitor oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan melalui Radio Channel Kepanduan dan ada kapal Patroli yang lebih dekat dengan alur;

(23)

f. Didalam Protap dilarang untuk melakukan penyusulan atau berpapasan dan pengawasan langsung dari Kepanduan di lapangan. Di dalam Protap belum disebutkan sanksi terhadap Pandu, dan jika Kapal Tunda tidak menggunakan Pandu sanksinya Kapal Tunda tidak boleh diberangkatkan atau tidak diijinkan untuk keluar masuk pelabuhan.

6. Saksi Pandu, Saudara Faozan Ahmad, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Banjarnegara Tanggal : 14 Pebruari 1977

Agama : Islam

Alamat : Jl. Teuku Umar No. 6 RT. 002/RW.003 Buntu Kroya, Cilacap, Jawa Tengah

Pendidikan

Umum : 1) SD, ijasah tahun 1989, di Banjarnegara; 2) SMP, ijasah tahun 1992, di Banjarnegara; 3) SMA, ijasah tahun 1995, di Banjarnegara; 4) AMNI, ijasah tahun 1998, di Semarang; 5) STMT, ijazah tahun 2010, di Jakarta; Teknis : 1) ANT III, ijasah tahun 1999, di Semarang; 2) ANT II, ijazah tahun 2010, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Mualim III, MV. Indobaruna III, tahun 2000 s/d tahun 2002; 2) Mualim II, MV. Tonasa Maru, tahun 2002 s/d tahun 2003; 3) Mualim I, MV. Ibu Pertiwi, tahun 2003 s/dtahun 2007; 4) Nakhoda, MV. Dayang Indah, tahun 2007 s/d tahun 2008; 5) Nakhoda, MV. Marsdie P, tahun 2008 s/d tahun 2009;

6) Diklat Pandu, PT. Pelindo II Cab. Tanjung Priok, tahun 2010 s/d tahun 2011;

7) Pandu Laut, PT. Pelindo II Cab. Pontianak, tahun 2011 s/d tahun 2013. 8) Pandu Laut, PT. Pelindo II cab. Palembang, tahun 2013 s/d sekarang. b. Saksi saat kejadian sedang berada di kapal KT. Orange untuk memandu KT.

Orange keluar dari alur pelabuhan;

c. Saksi pada saat kejadian tubrukan KM. Farina Nusantara dengan TK. Armada Kaltim 2301 tidak melihat secara langsung karena fokus untuk berolah gerak, saksi hanya memonitor di Radio bahwa kedua kapal tersebut berkomunikasi dengan KT. Orange untuk menyusul KT. Abunawas-V;

d. Saksi melakukan penyusulan setelah di Bouy 9 dan kecepatan KT. Orange 3,5 knots, padahal dalam Protap tidak diizinkan untuk melakukan penyusulan atau berpapasan antara Bouy 1 sampai dengan Bouy 9 di Pontianak. Saksi melihat

(24)

KM. Farina Nusantara di Bouy no.3 dan saksi berkomunikasi sepakat berpapasan kiri-kiri, dan berpapasan dengan KM. Farina Nusantara antara Bouy no.8 dan Bouy no.6;

e. Saat KT. Orange menyusul di Bouy no.9 ada pemberitahuan lewat Radio yang menyatakan ada KM. Farina Nusantara mau lewat supaya hati-hati. Saksi menyusul diluar Trek dari kanan draft 4-6 meter dan karena pengaruh arus cenderung Tongkang ke kanan dan KT. Abunawas-V ke kiri sampai di Bouy no.9. Waktu berpapasan dengan KM. Farina Nusantara aman tetapi saat berpapasan dengan Tongkang lurus dan sudah menyenggol tepi alur;

f. Cuaca saat itu langit cerah, jarak pandang bagus, angin tidak kencang dan laut tenang.

7. Saksi Pandu, Saudara Robani, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Kandanghaur - Indramayu Tanggal : 04 Mei 1977

Agama : Islam

Alamat : Komplek Pandu Pelindo II No. 15 Jalan Abdurahman Saleh Pontianak, Kalimantan Barat

Pendidikan

Umum :

1)SD, ijasah tahun 1990, di Cibiuk Kandanghaur, Indramayu;

2) SMP, ijasah tahun 1993, di Kandanghaur, Indramayu; 3) SMA, ijasah tahun 1996, di Kandanghaur, Indramayu; 4) D III, ijazah tahun 1999, di AKMI Cirebon;

5) S1, ijazah tahun 2008, di STMT Trisakti, Jakarta; Teknis : 1) ANT III, ijasah tahun 2001, di AKMI Cirebon;

2) ANT II, ijazah tahun 2009, di BP3IP Jakarta; 3) Pandu TK. II, ijazah tahun 2012, di Jakarta. Pengalaman Berlayar :

1) Cadet Deck, KM. Cirebon, tahun 2000 s/d tahun 2001;

2) Mualim II, KM. BS Barge III, bulan Juni 2001 s/d bulan September 2001; 3) Mualim I, KM. BS Barge III, bulan September 2001 s/d Desember 2001; 4) Nakhoda, KM. BS Barge II, bulan Pebruari 2002 s/d bulan Desember 2003; 5) Nakhoda, KM. BS Barge III, bulan Pebruari 2004 s/d bulan Desember 2004; 6) Nakhoda, KT. Jalak, bulan Pebruari 2005 s/d bulan Agustus 2005;

7) Mualim II, KM. Bogasari Dua, bulan September 2005 s/d bulan Juli 2006; 8) Mualim II, KM. Bogasari Lima, bulan Desember 2006 s/d bulan Agustus

2007;

9) Mualim II, KM. Santa Suria II, bulan Juni 2008 s/d bulan April 2009;

(25)

10)Mualim II, KM. Asian Power, bulan Januari 2010 s/d bulan Nopember 2010;

11)CAPEG Pandu Laut, PT. Pelindo II Jakarta, bulan Agustus 2011 s/d bulan Juni 2012;

12)Pandu Laut, PT. Pelindo II Cab. Pontianak, bulan Juni 2012 s/d sekarang. b. Saksi saat kejadian sedang berada di atas kapal KT. Ocean Perdana dengan

posisi masuk ke pelabuhan Pontianak;

c. Saksi mengetahui kejadian melalui Radio Channel 12 yang diinformasikan dari Kepanduan Jungkat bahwa KM. Farina Nusantara dan ada beberapa Kapal Tunda yang keluar alur;

d. Saksi tidak mengetahui bahwa KT. Orange akan menyususl KT. Abunawas-V, dan saksi memberitahukan kepada KM. Farina Nusantara supaya berkoordinasi dengan KT. Orange dan KT. Abunawas-V, dan saksi tidak memonitor terjadinya tubrukan karena sudah jauh dari tempat kejadian;

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan, serta keterangan-keterangan yang diberikan para Tersangkut dan Para Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan ke I di Kantor Mahkamah Pelayaran tanggal 23 sampai dengan 24 Juni 2014, dan Sidang Pemeriksaan Lanjutan ke II di Kantor Mahkamah Pelayaran, tanggal 13 Agustus 2014 sehubungan Kecelakaan Tubrukan antara KM. Farina Nusantara dengan TK. Armada Kaltim 2301 ditunda KT. Abunawas-V, di antara Bouy no. 7 dan Bouy no. 8 Alur Sungai Kapuas Pontianak, pada tanggal 24 September 2013, pukul 14.05 WIB, telah sampai pada pendapat sebagai berikut :

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal.

Berdasarkan pemeriksaan atas data-data administratif dan berdasarkan hasil pemeriksaan lanjutan terhadap Tersangkut dan para Saksi, maka keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat disimpulkan sebagai berikut :

KM. FARINA NUSANTARA. a. KAPAL.

KM. Farina Nusantara eks Morning Star-8 adalah jenis kapal penumpang, konstruksi baja, berbendera Indonesia dengan ukuran GT. 4824, kapal dibangun tahun 1994 di Jepang. Kapal berbaling-baling ganda geladak 1 (satu) dan digerakkan oleh mesin penggerak utama 4 (empat) unit mesin diesel merk Daihatsu 8 DSM-26, 4 Tak Kerja Tunggal dengan daya 4 x 1600 HP pada

(26)

putaran 720 Rpm. Kapal dilengkapi 2 (dua) unit mesin bantu merk MAN, D 2842 LE 201, dengan daya 2 x 811 HP. Kapal diklasskan pada Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dengan nomor register 08149 nomor IMO 7116054, tanda klass Lambung

A 100

Φ P

“Passanger Ferry“,

dan tanda kelas Mesin

SM. Dock terakhir kapal dilaksanakan di Pontianak, tanggal 13 Pebruari 2013

sampai dengan 08 Maret 2013, pemeriksaan Nautis Teknis dilaksanakan di Kantor KSOP Pontianak tanggal 10 Nopember 2013.

b. SURAT KAPAL.

Kapal dimiliki oleh PT. Prima Eksekutif, dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional (1969) nomor 684/Ga, Surat Laut nomor PK.205/3850/SL-PM/DK-13, Sertifikat Keselamatan Kapal Penumpang nomor PK.001/143/17/KSOP-PTK-2013, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku, dalam pelayarannya dari Jakarta menuju Pontianak kapal dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar Tanjung Priok.

c. AWAK KAPAL.

Berdasarkan Daftar Awak Kapal, kapal diawaki 27 (dua puluh tujuh) orang, dengan Susunan Perwira terdiri dari:

Bagian Dek :

Nakhoda : Asir Laseha ijazah ANT II, tahun 2002; Mualim I : Budi Haryanta ijazah ANT II, tahun 2013; Mualim II : Wensil Toressa ijazah ANT III, tahun 1996; Mualim III : Yuli Eko Ariyanto ijazah ANT III, tahun 2006. Bagian Mesin :

KKM : Nurdijanto ijazah ATT I, tahun 2001; Masinis II : Sunarto Sumarwi ijazah ATT II, tahun 2008; Masinis III : Priya Prayoga ijazah ATT III, tahun 2004.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat diterima.

(27)

KT. ABUNAWAS-V. a. KAPAL.

KT. Abunawas-V adalah jenis kapal tunda, konstruksi baja, berbendera Indonesia dengan ukuran GT. 195, kapal dibangun tahun 2001 di Samarinda. Kapal berbaling-baling ganda geladak 1 (satu) dan digerakkan oleh mesin penggerak utama 2 (dua) unit mesin diesel merk Caterpillar D 398 BA,4 Tak Kerja Tunggal, dengan daya 2 x 850 HP pada putaran 1200 Rpm. Kapal dilengkapi dengan 2 (dua) unit mesin bantu merk Mitsubishi 4 D 52 dengan daya 2 x 110 HP. Kapal diklasskan pada Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dengan Nomor register 09863 nomor IMO 9028811, , tanda klass Lambung A 100 P “Tug“.

Dock terakhir kapal dilaksanakan di Samarinda, tanggal 1 Nopember 2011 sampai dengan 11 Nopember 2011.

b. SURAT KAPAL.

Kapal dimiliki oleh PT. Pelayaran Armada Kaltim Jaya, dilengkapi dengan Surat Ukur Dalam Negeri nomor 2507/Iik tanggal 7 Mei 2003, Surat Laut nomor Urut 1394 tanggal 25 Januari 2005, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang nomor PK.001/11/18/KSOP.SMD-13 tanggal 24 Oktober 2012, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku, dalam pelayarannya dari Pontianak menuju Probolinggo kapal dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar Pontianak nomor R.I/KM.17/625/IX/2013 tanggal 23 September 2013 dan rekomendasi menggandeng yang dikeluarkan Kantor KSOP Pontianak nomor PP.305/182/12/AD.PTK-2013 tanggal 21 September 2013.

c. AWAK KAPAL.

Berdasarkan Daftar Awak Kapal, kapal diawaki 8 (delapan) orang, dan sesuai dengan Surat Keterangan Susunan Perwira nomor PK.304/101/10/KSOP.PTK-2013, tanggal 18 September PK.304/101/10/KSOP.PTK-2013, yang dikeluarkan oleh Kantor KSOP Pontianak, kapal diawaki dengan susunan perwira dek dan mesin terdiri dari : Bagian Dek :

Nakhoda : Donni Setiyawan ijazah ANT V, tahun 2002; Mualim I : Samsu Kanafi ijazah ANT V, tahun 2010; Mualim II : Johan Maulana ijazah ANT V, tahun 2011.

(28)

Bagian Mesin :

KKM : Ibrahim ijazah ATT V, tahun 2003; Masinis II : Arnold Lukas ijazah ATT V, tahun 2006.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan kapal, surat kapal, dan awak kapal dapat diterima.

TK. ARMADA KALTIM 2301. a. KAPAL.

TK. Armada Kaltim 2301 adalah jenis kapal Tongkang, konstruksi baja, berbendera Indonesia dengan ukuran GT. 1421, kapal dibangun tahun 2009 di Batam, jumlah geladak 1 (satu). Kapal diklasskan pada Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) dengan nomor register 12078, tanda klass Lambung * A 100

P

“Ponton“.

Dock terakhir kapal dilaksanakan di Samarinda, tanggal 1 Nopember 2011 sampai dengan 11 Nopember 2011, pemeriksaan Nautis Teknis dilaksanakan di Kantor KSOP Samarinda tanggal 23 Oktober 2012.

b. SURAT KAPAL.

Kapal dimiliki oleh PT. Pelayaran Armada Kaltim Jaya, dilengkapi dengan Surat Ukur Internasional (1969) nomor 2073/PPm tanggal 5 Juni 2009, Surat Laut nomor PK.674/1648/SL-PM/DK-09 tanggal 29 Juli 2009, Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang nomor PK.001/18/755/KSOP.SMD-11 tanggal 24 Oktober 2012, serta memiliki sertifikat-sertifikat lainnya yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan masih berlaku, dalam pelayarannya dari Pontianak menuju Probolinggo kapal dilengkapi dengan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) yang dikeluarkan oleh Syahbandar Pontianak nomor R. I/KM.17/626/IX/2013 tanggal 23 September 2013.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keadaan kapal, dan surat kapal, dapat diterima.

2. Tentang Cuaca.

Berdasarkan hasil analisis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika-Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dan berdasarkan keterangan para Saksi, maka mengenai keadaan cuaca pada saat terjadinya kecelakaan kapal dilokasi kejadian adalah sebagai berikut :

(29)

a. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 13 Juni 2014, keadaan cuaca di Alur Sungai Kapuas Pontianak sekitar Bouy no.7 dan no.8, tanggal 24 September 2013, pukul 14.05 WIB, adalah sebagai berikut :

Arah dan Kecepatan Angin : Selatan, 8.1 – 11.3/12.5 knots

Arah dan Kecepatan Arus : Barat Laut – Utara, 28.7 – 42.2 Cm/det

Cuaca : Cerah – Berawan Sebagian

Jarak Penglihatan : 12.0 – 15.0 Mil

Tinggi Gelombang : Selatan, 0.6 Meter – 1.1 Meter

b. Menurut keterangan Para Tersangkut dan para Saksi saat kejadian cuaca langit cerah, angin Selatan kecepatan 10 - 15 knot, arus pasang (menuju sleck/tenang), ombak 0,5 meter, dan daya tampak baik.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa keterangan Tersangkut dan para Saksi tentang keadaan cuaca pada saat kejadian dapat diterima.

3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal.

Berdasarkan data ukuran kapal, daftar manifest, tata letak bangunan kapal, dan tata letak susunan muatan, maka mengenai keadaan muatan dan stabilitas kapal adalah sebagai berikut :

KM. FARINA NUSANTARA. a. Muatan.

Ukuran-ukuran utama sesuai Surat Ukur (TMS 1969) adalah : L x B x H = 84,40 m x 16,00 m x 5,50 m LT = 918 mm = 0,918 m Tebal Plat (+) = 12 mm = 0,012 m Sarat Maximum = 5,50 + 0,012 – 0,918 = 4,594 m Displacement (D) = 84,40 x 16,00 x 4,594 x 0,70 x 1,025 = 4451,181 Ton.

Berat kapal kosong Lwt (-) = 0,30 D = 1335,354 Ton Kapasitas angkut (Dwt) = D – Lwt = 3115,827 Ton

Draft kapal sebelum berangkat depan td = 4,20 m, belakang tb = 4,30 m t rata-rata = 4,25 m.

D1 = 84,40 x 16,00 x 4,25 x 0,70 x 1,025 = 4117,876 Ton Lwt = 0,30 D1 = 1239,362 Ton.

Muatan (kendaraan + penumpang) = D1 – Lwt1 = 2882,514 Ton.

(30)

b. Stabilitas.

Sebelum tubrukan KM. Farina Nusantara kondisi terapung tegak, normal dan stabil (stabilitas positif), setelah tubrukan KM. Farina Nusantara, bagian haluan sebelah kiri robek ± 2 meter dan tidak ada kebocoran dibawah garis air kondisi masih terapung tegak, normal dan stabil.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KM. Farina Nusantara mengangkut muatan tidak melebihi kapasitas angkutnya dan keadaan stabilitas sebelum dan sesudah tubrukan dapat diterima.

TK. ARMADA KALTIM 2301. a. Muatan.

Ukuran-ukuran utama sesuai Surat Ukur (TMS 1969) :

L x B x H = 67,30 m x 19,51 m x 4,27 m LT = 837 mm = 0,837 m Tebal Plat (+) = 11 mm = 0,011 m Sarat Maximum = 4,27 x 0,011 – 0,837 m = 3,444 m Displacement (D) = 67,30 x 19,151 x 3,444 x 0,80 x 1,025 = 3639,850 Ton

Berat kapal kosong (Lwt) = 0,30 D = 1091,955 Ton Kapasitas angkut (Dwt) = D – Lwt = 2547,895 Ton

Sebelum berangkat draft tongkang depan td = 2,00 m, belakang KT = 4,10 m t rata-rata = 3,05 m. D1 = 67,30 x 19,51 x 3,05 x 0,80 x 1,025 = 3283,870 Ton. Lwt1 = 0,30 D1 = 985,161 Ton Muatan = D1 – Lwt1 = 2298,709 Ton. b. Stabilitas.

Sebelum kecelakaan tubrukan kondisi TK. Armada Kaltim 2301 terapung tegak, normal dan stabil (stabilitas positif), setelah tubrukan TK. Armada Kaltim 2301 penyok di haluan kirinya namun tongkang masih tetap terapung tegak, normal dan stabil.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa TK. Armada Kaltim 2301 memuat muatan tidak melebihi kapasitas angkutnya dan keadaan stabilitas sebelum dan sesudah tubrukan dapat diterima.

(31)

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

Setelah menganalisa tentang kelengkapan alat bantu navigasi, aturan-aturan bernavigasi, situasi lingkungan tempat kejadian, dan kebiasaan pelaut yang baik (good seamanship), maka cara bernavigasi dan cara berolah gerak dinilai sebagai berikut :

KM. FARINA NUSANTARA. a. Tentang Navigasi.

1) Dalam bernavigasi melayari alur muara sungai Kapuas, kapal telah dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai dan telah dimanfaatkan sesuai amanah aturan 5 Peraturan Pencegahan Tubrukan di Laut (P2TL) Tahun 1972 sehubungan dengan pemanfaatan alat bantu navigasi dalam pengamatan keliling;

2) Kapal telah diawaki dengan jumlah petugas dinas jaga yang memadai dan telah melaksanakan amanah aturan 5 P2TL Tahun 1972, sehubungan dengan tata cara pengamatan keliling;

3) Dalam berlayar di perairan wajib Pandu, Tersangkut Nakhoda telah menggunakan jasa Petugas Pandu diatas kapal, sebagaimana diwajibkan dalam ketentuan pasal 344 Kitan Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) juncto pasal 198 ayat (2) Undang-undang No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.

b. Tentang Olah Gerak.

1) KM. Farina Nusantara berolah gerak dengan mesin maju pelan sekali, kecepatan 3 – 4 knots, menggunakan kemudi manual, panjang kapal 89 meter, draft terdalam 4,6 meter, berolah gerak di alur dengan lebar antara 80 – 100 meter;

2) Dalam merencanakan olah gerak berpapasan di alur dengan rangkaian tunda KT. Orange dan KT. Abunawas-V, Tersangkut Nakhoda telah memanfaatkan alat komunikasi Radio VHF, sehingga kepastian rencana berpapasan telah disepakati oleh masing-masing pihak;

3) Ketika KM. Farina Nusantara melintas Bouy no.5 Tersangkut Nakhoda merubah kesepakatan dalam rencana berpapasan dari semula berpapasan kanan-kanan menjadi kiri-kiri, karena pada arah haluan kondisi lebar alur dipenuhi dengan kedua rangkaian tunda yang sedang dalam situasi penyusulan (over taking), sehingga KM. Farina Nusantara telah mengambil peluang terbaik untuk bertahan pada sisi kanan alur;

(32)

4) Pada saat KM. Farina Nusantara melintas Bouy no. 6 siatuasi penyusulan antara rangkaian tunda KT. Orange dan KT. Abunawas-V belum terbebas, sementara jarak berpapasan semakin dekat, sehingga Tersangkut Nakhoda menghubungi kedua rangkaian tunda untuk memastikan rencana berpapasan kiri-kiri sesuai dengan kesepakatan, mengambil tindakan stop kedua mesin, kemudian mesin kanan mundur, untuk mengurangi laju kapal serta haluan berubah ke kanan, namun kapal gerakannya tertahan karena kapal kandas pada sisi kanan alur (selatan alur) pada jarak lebih kurang 0,5 kabel di luar alur;

5) Sementara dari arah yang berlawanan rangkaian tunda KT. Orange telah berhasil menyusul rangkaian tunda KT. Abunawas-V dari sisi kanannya, dan mengingat lebar alur lebih kurang 50 meter maka posisi rangkaian tunda KT. Abunawas-V terdesak ke sisi Utara alur, sehingga TK. Armana Kaltim 2301 yang ditunda KT. Abunawas-V bergerak berlawanan dengan KM. Farina Nusantara pada sisi Utara alur dan terjadi tubrukan antara KM. Farina Nusantara dengan TK. Armada Kaltim 2301.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi dan cara berolah gerak Tersangkut Nakhoda KM. Farina Nusantara dapat diterima. KT. ABUNAWAS-V/TK. ARMADA KALTIM 2301.

a. Tentang Navigasi.

1) Dalam bernavigasi melayari alur sungai Kapuas, kapal telah dilengkapi dengan alat bantu navigasi yang memadai dan telah diawaki oleh petugas dinas jaga yang memadai untuk melakukan pengamatan keliling;

2) Tersangkut Nakhoda baru pertama kali masuk Pelabuhan Pontianank, namun dalam berlayar di perairan wajib Pandu, Tersangkut Nakhoda tidak menggunakan jasa Petugas Pandu diatas kapal, sehingga belum sepenuhnya memanfaatkan jasa pemanduan sebagaimana diwajibkan dalam ketentuan pasal 344 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), juncto pasal 198 ayat (2) Undang-undang no.17 Tahun 2008 tentang Pelayaran, juncto pasal 113 Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian, dan juncto pasal 20 ayat (1) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 53 Tahun 2011 Tentang Pemanduan.

b. Tentang Olah Gerak.

1) KT. Abunawas-V dan TK. Armada Kaltim 2301 berolah gerak dengan kecepatan 3,2 knots, menggunakan kemudi manual, bergerak dalam rangkaian tunda dengan panjang rangkaian keseluruhan lebih kurang 140

(33)

meter, draft tongkang terdalam 4,1 meter, berolah gerak pada alur dengan lebar lebih kurang 50 meter;

2) Dalam merencanakan olah gerak penyusulan dialur dengan rangkaian tunda KT. Orange dan dalam merencanakan olah gerak berpapasan dialur dengan KM. Farina Nusantara, Tersangkut Nakhoda telah memanfaatkan alat komunikasi Radio VHF, sehingga kepastian rencana penyusulan dan berpapasan telah disepakati oleh masing-masing pihak;

3) Rangkaian tunda KT. Orange bergerak dengan kecepatan 3,5 knots dan rangkaian tunda KT. Abunawas-V bergerak dengan kecepatan 3,2 knots, sehingga kecepatan relatif dalam penyusulan rangkaian tunda KT. Orange terhadap rangkaian tunda KT. Abunawas-V dengan panjang rangkaian 140 meter adalah selama waktu 15 menit yang dinilai sangat lamban;

4) Karena pada saat proses penyusulan lebar alur dipenuhi oleh kedua rangkaian tunda dengan waktu yang sangat lamban, maka peluang rangkaian tunda KT. Abunawas-V untuk berpapasan secara aman dengan KM. Farina Nusantara menjadi kecil dan kedua kapal terlibat dalam situasi kritis;

5) Tersangkut Nakhoda KT. Abunawas-V telah berupaya untuk membebaskan TK. Armada Kaltim 2301 dari haluan KM. Farina Nusantara dengan memanfaatkan bantuan kapal tunda Yuris, namun berhubung kapal tunda tersebut terbuat dari kayu dengan tenaga yang tidak memadai, maka upaya tersebut gagal dan terjadi tubrukan antara TK. Armada Kaltim 2301 dengan KM. Farina Nusantara.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa cara bernavigasi Tersangkut Nakhoda KT. Abunawas-V tidak dapat diterima dan cara berolah geraknya dapat diterima.

5. Tentang Sebab Terjadinya Kecelakaan.

Setelah menganalisa fakta-fakta dasar, kondisi lingkungan (faktor alam), dokumen, faktor teknis, faktor manusia dan faktor organisasi mengenai kejadian tubrukan KM. Farina Nusantara dengan TK. Armada Kaltim 2301, maka penyebab tubrukan adalah sebagai berikut :

KM. FARINA NUSANTARA.

a. Dengan lebar alur lebih kurang 50 meter, merupakan masalah bagi Tersangkut Nakhoda KM. Farina Nusantara dalam mengolah gerak kapalnya untuk berpapasan dengan rangkaian tunda KT. Orange dan KT. Abunawas-V, yang sedang melakukan penyusulan, sehingga kedua rangkaian memenuhi hampir

Referensi

Dokumen terkait

Karya lain yang juga bisa dikatakan sebagai kajian dari sudut sastra yang berupaya menelusuri karya-karya Chairil Anwar juga ditulis oleh Arif Budiman,

Selain itu masih kuatnya stereotype masyarakat bahwa perempuan tidak perlu mengenyam pendidikan yang tinggi karena pada akhirnya akan bekerja di dapur sesuai dengan

Peneliti lain juga telah menguji aktivitas antioksidan ekstrak etanol paprika kuning buah segar yang diambil dalam tiga periode bulan yang berbeda yaitu Juli, Agustus dan

Natasia Mandiri merupakan perusahaan pembesaran ikan kerapu yang terletak di Kepulauan Riau Dabo Singkep dan sudah berdiri sejak tahun 2001 namun Natasia

Sehingga judul di atas memiliki pengertian yaitu tempat yang memiliki fungsi untuk menampung dan mempertemukan berbagai kalangan yang bergerak di bidang mode dan mampu

Komponen orgaware sebagai salah satu komponen dalam teknologi memberikan kontribusi terbesar pada nilai tambah pembuatan minuman sari apel, diikuti oleh komponen technoware,

Direktur LPPM dan Manajer PkM memastikan bahwa tingkat kedalaman dan keluasan materi pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Unisma Bekasi bersumber dari

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indrayenti dan Cindrawati (2016) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap