• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAMATAN JENIS BURUNG PEMAKAN IKAN DI DAERAH BENDANG LOK BAHU. Oleh ABDUL MALIK NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGAMATAN JENIS BURUNG PEMAKAN IKAN DI DAERAH BENDANG LOK BAHU. Oleh ABDUL MALIK NIM"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

ABDUL MALIK

NIM. 080 500 001

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2011

(2)

PENGAMATAN JENIS BURUNG PEMAKAN IKAN

DI DAERAH BENDANG LOK BAHU

Oleh

ABDUL MALIK

NIM. 080 500 001

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2011

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : PENGAMATAN JENIS BURUNG PEMAKAN IKAN DI DAERAH BENDANG LOK BAHU

Nama : Abdul Malik

NIM : 080 500 001

Program Studi : Manajemen Hutan Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing, Penguji I,

Ir. M.Masrudy, MP Ir. Gunanto

NIP. 19600805 198803 1 003 NIP. 19570905 198703 1 001

Penguji II,

Dwinita Aquastini S. Hut, MP

NIP. 19700214 199703 2 002

Mengesahkan Direktur,

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo, MP NIP.19631028 198803 1 003 Lulus pada Tanggal:

(4)

ABSTRAK

ABDUL MALIK. Inventarisasi Jenis Burung Pemakan Ikan Di Daerah Bendang Lok Bahu (di bawah bimbingan M. Masrudy).

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa burung termasuk satwa liar yang merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki nilai ekologis dan ekonomis yang perlu digali dan dikembangkan. Nilai ekologis tersebut menjadikan burung menjadikan salah satu objek penelitian dalam pengembangan nilai ilmiah satwa. Tidak hanya itu, burung telah lama menjadi salah satu nilai perdagangan baik dalam keadaan hidup maupun dalam bentuk diawetkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis burung pemakan ikan yang berada di daerah Bendang Lok Bahu dan hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang jenis burung pemakan ikan yang berada di daerah Bendang Lok Bahu dan dapat dijadikan informasi dan juga bahan acuan penelitian berikutnya.

Metode pengamatan yang di lakukan secara langsung di lapangan dan apabila objek tidak nampak jelas maka perlu menggunakan teropong atau kamera dgital, kemudian mendeterminasikan jenis burung yang terdapat di lapangan dengan menggunakan buku yang ada di litelatur, kemudian dicatat ciri-ciri burung yang terlihat dalam pengamatan dan dibandingkan dengan gambar yang ada pada buku litelatur kemudian dimasukkan ke dalam Tally Sheet.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di daerah Bendang Lok Bahu terdapat lima jenis burung pemakan ikan di antaranya adalah Ardeola speciosa (Belekok Sawah), Dendrocygna arcuata (Belibis Kecil),Todirhampus chloris (Cekakak Sungai), Amaurornis phoenicurus (Terkuwak), dan Gallicrex cinerea (Ayam-ayaman). .

(5)

RIWAYAT HIDUP

Abdul Malik, lahir pada tanggal 1 Februari 1986, di Lamongan Jawa Timur di desa Ketinng kecamatan Babat Sekaran. Merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Sarkawi dan Ibu Siti Fatimah.

Memulai pendidikan pada tahun 1993 di SDN 017 Gang 7 Cendana Kecamatan Samarinda Ulu, lulus pada tahun 1998. Tahun yang sama melanjutkan sekolah ke MTSN Model Jl. Biola Pahlawan, lulus pada tahun 2001. Kemudian melanjutkan lagi ke MAN Sunan Cendana Kwanyar Jawa Timur dan lulus pada tahun 2004, Kemudian pada 2005-2007 saya bekerja sebagai peñata rambut di jl. Cendana Gang 15.

Pada tahun 2008 melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri di Samarinda, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan mengambil Jurusan Pengelolaan Hutan Program Studi Manajemen Hutan. Selama kuliah Penulis telah melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Perum Perhutani BKPH Gunung Slamet Barat KPH Banyumas Timur Unit I Jawa Tengah mulai tanggal 3 Maret - 3 April 2011 dan mendapat sertifikat sebagai peserta Praktek Kerja Lapang.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, atas Rahmat dan karunia-nyalah Penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dengan judul: INVENTARISASI JENIS BURUNG PEMAKAN IKAN DI DAERAH BENDANG LOK BAHU yang dibuat sebagai syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Tanpa bantuan dari Bapak dan ibu serta semua pihak, tidak mungkin Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. M. Masrudy, MP selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan.

2. Ibu Dwinita Aquastini S.Hut, MP dan Bapak Ir. Gunanto selaku dosen penguji. 3. Bapak Ir. M. Fadj eri, MP selaku Ketua Program Studi Manajemen Hutan Politeknik

Pertanian Negeri Samarinda

4. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Ketua Jurusan Pengelolaan Hutan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

5. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan,

6. Orang Tua dan keluarga serta rekan mahasiswa Angkatan 2008 yang telah membantu dalam penulisan karya ilmiah ini.

Harapan Penulis semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi Penulis dan pembaca pada umumnya.

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i v

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN …... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 3

B. Uraian Umum Burung ... 3

C. Ciri-ciri Burung Pemakan Ikan ... 9

D. Gambar Kaki Burung Sesuai Habitatnya ... 10

E. Gambar Paruh Burung Sesuai Makanannya ... 10

III. METODE PENELITIAN ... 13

A. Waktu dan Tempat ... 13

B. Peralatan dan Bahan Penelitian ... 13

C. Prosedur Kerja ... 14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 16

A. Hasil ... 16

B. Pembahasan ... 22

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 26

A. Kesimpulan ... 26

B. Saran ... 26

DAFTAR PUSTAKA ... 27

(8)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Tally Sheet Penelitian ... 15 2. Jenis-jenis Burung yang Terdapat di Daerah Bendang Lok Bahu ... 16

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Gambar Bentuk Kaki Burung Sesuai dengan Habitatnya ...10

2. Gambar Bentuk Paruh Burung Sesuai dengan Makanannya ...11

3. Ardeola speciosa (Belekok sawah) ...17

4. Dendrocygna arcuata (Belibis kecil) ...18

5. Todirhampus chloris (Cekakak sungai) ...19

6. Amaurornis phoenicurus (terkuwak)………...20

7. Gallicrex cinerea (Ayam-ayaman)………...21

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Seketsa Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang ... 30

2. Tally Sheet Pengambilan Data Harian Jenis Burung Pemakan Ikan yang Berada di Daerah Bendang Lok Bahu……….. 31

(10)

I. PENDAHULUAN

Burung termasuk satwa liar yang merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai nilai ekologis, estetika dan ekonomis serta ilmu pengetahuan yang perlu di gali dan dikembangkan. Nilai ekologis burung antara lain dapat dilihat melalui peranannya dalam mata rantai ekosistem yang ditunjukan oleh tingkatan-tingkatan tropik (trophic level). Nilai ekologis tersebut menjadikan burung sebagai salah satu objek penelitian dalam pengembangan nilai ilmiah satwa. Secara estetika, burung memiliki keindahan warna bulu dan suara (kicau) yang merdu, sehingga banyak orang berminat untuk menikmati nilai estetika tersebut. Oleh sebab itu, burung telah lama mejadi salah satu komoditi perdagangan, baik dalam keadaan hidup maupun bentuk diawetkan

(Alikodra 2002).

Jenis-jenis burung sebagaimana satwaliar lainnya memerlukan sebuah lingkungan alam untuk tinggal dan berkembangbiak yang disebut sebagai habitat

(Anonim, 2002). Habitat terdiri dari berbagai komponen, baik fisik maupun

biotik, yang merupakan satu kesatuan dan digunakan untuk tempat hidup serta berkembang biak satwaliar. Habitat yang sesuai untuk jenis lainnya, karena setiap jenis satwa liar menginginkan kondisi yang berbeda (Alikodra, 1990).

Tetapi tidak semua habitat terbentuk secara alami. Pada sejumlah habitat buatan antara lain: kebun-kebun di pinggiran kota, tanah pertanian, lapangan rumput dan pekarangan rumah, dapat ditemukan jenis-jenis burung yang mencari makan dan bersarang. Banyak jenis-jenis burung diantaranya burung gereja, telah menyesuaikan diri dengan keadaan (habitat) yang diciptakan manusia dan tinggal di sekitar rumah (Anonim, 1989).

(11)

Manfaat dan fungsi burung dalam kehidupan manusia, sehingga mendrong upaya untuk menjaga kelestarian dan keanekaragamannya. Namun akhir-akhir ini kehidupan burung semakin lama terdesak kepunahan yang disebabkan oleh manusia dengan merusak dan mengubah fungisi habitat burung dengan lahan untuk pemukiman, perindustrian dan pertambangan sehingga habitat burung semakin berkurang akibat kegiatan yang dilakukan manusia dan dapat menyebabkan kepunahan yang melampaui tingkat pengembaliannya (Alikodra,

2002).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis-jenis burung pemakan ikan di daerah Bendang Lok Bahu.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat meberikan informasi atau pengetahuan tentang keanekaragaman burung pemakan ikan yang terdapat di daerah Bendang Kelurahan Lok Bahu.

(12)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Menurut Anonim (2010), secara umum Lok Bahu merupakan sebuah Kelurahan di Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah ± 2.515 ha. Dari luas tersebut, peruntukannya dibagi menjadi sawah dan ladang 1.643 ha, bangunan umum 5 ha, pemukiman 110 ha, jalur hijau 10,5 ha, perkuburan 5,5 ha dan lainnya 741,6 ha.

Batas-batas wilayah kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kelurahan Pinang Sebelah Timur : Kelurahan Air Putih Sebelah Selatan : Kelurahan Loa Bakung

Sebelah Barat : Desa Banjar Baru (Kab. Kutai Kartanegara)

B. Uraian Umum Burung

Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung bervariasi, mulai dari burung kolibri yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia, sekitar 1.500 jenis di antaranya ditemukan di Indonesia. Aves adalah vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Sayap pada aves berasal dari elemen-elemen tubuh tengah dan distal. (pada fosil Pterodactyla = reptilian dan chiropetra = mamalia terbang, sayap berasal dari elemen-elemen tubuh distal). Kaki pada aves digunakan untuk berjalan, bertengger, atau berenang (dengan selaput

(13)

interdigital). Karakteristik tengkorak aves meliptui tulang-tulang tengkorak yang berfusi kuat, paruh berzat tanduk. Aves tidak bergigi. Mata besar. Kondil oksipetal tunggal (Anonim, 2011).

Menurut Ali (2008), burung merupakan kelas tersendiri dalam kingdom animalia, aves atau burung memiliki ciri umum yaitu berbulu dan kebanyakan diantara mereka bisa terbang. Kelas aves adalah satu-satunya kelompok hewan yang memiliki bulu, (jangan salah mamalia berambut, bukan berbulu). Hal ini merupakan keunikan tersendiri dari kelompok hewan tersebut.

1. Klasifikasi umum burung

Menurut Linnaeus (1758) dalam Anonim (2011), secara umum burung dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Upafilum : Vertebrata

Kelas : Aves

2. Habitat burung

Burung dapat menempati tipe habitat yang beranekaragam, baik habitat hutan maupun bukan hutan seperti perkebunan, persawahan, rawa, serta daerah perairan. Secara umum burung memanfaatkan habitat tersebut sebagai tempat mencari makan, beraktifitas, berkembang biak dan berlindung (Alikodra, 2002).

Penyebaran burung dipengaruhi kesesuaian lingkungan tempat hidup burung meliputi adap tasi burung terhadap terhadap perubahan lingkungan, kompetisi dan seleksi alam (Welty, 1982). Penyebaran burung sangat erat kaitannya dengan ketersediaan pakan mereka sehingga habitat burung

(14)

berbeda antara jenis satu dengan yang lainnya, dikarenakan jenis makanan yang berbeda pula (Mulyani, 1985 ).

Ada burung yang hidup hutan dan daerah rawa, semak-semak, dan mereka menemukan makanannya pada tumbuhan atau tanah dan ada juga yang makan serangga, dan ikan, seperti halnya burung pelikan yang mana mereka berkelompok menangkap ikan kecil yang berada diperairan dangkal dan menyapu ikan tersebut dengan paruhnya (Ganeri, 1997).

Alikodra (2002) menyatakan bahwa penyebaran jenis burung

disesuaikan dengan kemampuan pergerakannya atau kondisi lingkungan seperti luas kawasan, ketinggian tempat dan letak geografis penyebaran yang merata karena kemampuan yang di milikinya.

Selanjutnya dinyatakan habitat dapat dibagi menjadi : a. Hutan hujan tropis

Pada hutan hujan tropis terdapat berbagai jenis burung, jumlah jenis burung di dataran rendah berkaitan erat dengan keanekaragaman habitatnya.

b. Hutan rawa air tawar

Hutan ini berbatasan dengan hutan mangrove, kadang-kadang tergantung air tawar yang kaya akan mineral. Khususnya di Way Kambas di gunakan sebagai tempat hidup berbagai jenis burung seperti bangau, kuntul, bebek hutan bersayap purtih dan bebek serati.

c. Daerah persawahan

Daerah ini merupakan habitat berbagai jenis burung-burung pemakan ikan, serangga, cacing, katak dapat di jumpai seperti kuntul, belekok sawah, terkuwak, dan ada juga burung wader berkaki panjang.

(15)

Faktor yang menentukan keberadaan burung adalah ketersedian pakan tempat istirahat, main, kawin, bersarang, bertengger, dan berlindung. Burung merasa betah di suatu tempat apabila terpenuhi tuntutan hidupnya antara lain habitat yang mendukung dan aman dari gangguan (Hernowo

1985). Pemanfaatan hutan sangat umum dan bervariasi menurut ruang

dan waktu, dan secara umum burung memanfaatkan relungnya padasiang hari (Alikodra, 2002).

Burung air cenderung berkumpul dan terkonsentrasi dalam mencari makan pada suatu daerah dimana keberadaan mangsa mereka mudah untuk didapat. Jenis- jenis mangsa utama yang disukai oleh burung air antara lain katak, cacing, ikan, keong, dan hewan-hewan yang ada di air lainnya (Howes et al 2004). Jenis-jenis mangsa tersebut biasa terdapat dalam air berlumpur dalam kawasan mangrove. Hal inilah yang menyebabkan banyak jenis burung air mendatangi kawasan mangrove untuk mencari makan. Selain itu, burung-burung air area-area tepian utara pulau Jawa. Menurut Dharmawan (1987) mengemukakan bahwa lokasi yang dijadikan sumber makanan bagi burung air di derah tambak-tambak ikan, rawa, persawahan dan sungai yang ada di utara pulau jawa terutama disepanjang pantai Tanjung Pasir sampai dengan Muara Angke.

3. Morfologi burung

Anonim (2002), Meskipun burung berdarah panas, burung berkerabat

dekat dengan reptil. Bersama kerabat terdekatnya, suku Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang disebut Archosauria. Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus

(16)

di badannya. Pada awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.

Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan oleh paruh ringan dari zat tanduk. Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan jenis burung dapat ditemukan di hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan, dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan makanan utamanya. Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya. Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras,

(17)

runcing untuk menombak ikan, pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil panjang untuk mengisap nektar. Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat untuk berlari dan merobek perut musuhnya Endo

(1996).

4. Penyebaran burung di Indonesia

Indonesia memiliki 17% dari seluruh jenis-jenis burung di dunia, sehingga sudah seharusnya mereka akrab dengan keberadaan burung itu sendiri, dan tak perlu dijadikan sebagai kegiatan liburan yang mengasyikan. Pada kenyataannya tidak seperti itu. 1539 jenis burung menjadi angka-angka yang tak berarti di wilayah Indonesia karena tempat habitatnya yang beraneka ragam, berbeda-beda wilayahnya dan berada di pulau-pulau. Untuk mengetahui jenis-jenis burung-burung di Indonesia, membatasi bidang pengetahuan adalah kunci untuk dapat mengenali burung yang akan diidentifikasi. Pengetahuan gambaran biogeografi pola-pola penyebaran burung-burung Indonesia penting untuk dipahami. Pengetahuan ini nantinya dapat dipakai sebagai rencana perjalanan yang akan dilalui dalam pengamatan burung. Burung-burung di dunia memiliki 5 kelompok besar, 2 diantaranya terdapat di Indonesia yaitu faunal Oriental dan Australasia (Odom 1993).

5. Burung dan alam

Keberadaan burung di suatu tempat dapat dijadikan ukuran yang baik disuatu lingkungan karena dengan adanya burung, berarti masih banyak terdapat makanan. Makanan burung beranekaragam seperti, berbagai

(18)

jenis serangga yaitu semut, belalang, jangkrik, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Selain itu, ada juga burung pemakan buah, penghisap madu dan pemakan ikan serta hewan air lainnya (Anonim, 2011).

6. Manfaat burung

Menurut Deriramdhani (2009), manfaat burung dibagi menjadi manfaat burung di alam bagi kehidupan (fungsi ekologis burung) dan manfaat burung yang ditangkarkan bagi manusia (fungsi ekonomis burung): a. Berperan dalam proses ekologi (sebagai penyeimbang rantai makanan

dalam ekosistem)

b. Membantu penyerbukan tanaman, khususnya tanaman yang mempunyai perbedaan antara posisi benang sari dan putik.

c. Sebagai predator hama (serangga, tikus, dsb).

d. Penyebar/agen bagi beberapa jenis tumbuhan dalam mendistribusikan bijinya

e. Sebagai bahan penelitian, pendidikan lingkungan, dan objek wisata (ekoturism).

f. Memiliki nilai estetika: kicauan yang bervariasi, bulu yang indah, atau kecepatan terbang untuk diperlombakan

g. Memiliki nilai ekonomi: sarang, telur, daging, bulu, kotoran, binatang awetan, dan industri pembuatan sangkar, pakan dan sebagainya.

C. Ciri-ciri Burung Pemakan Ikan

Menurut Nurrijal (2009), burung pemakan ikan memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

(19)

2. Mempunyai paruh yang panjang dan runcing, pada ujungnya terdapat lubang hidung

3. Berkaki panjang, ramping dan kecil jika dibandingkan dengan badannya 4. Mempunyai sisik pada kakinya

5. Hidup di air tawar dan pandai menyelam

6. Makanannya ikan atau hewan-hewan air lainnya 7. Jari-jari berselaput renang

D. Gambar Bentuk Kaki Burung Sesuai Dengan Habitatnya

Gambar 1. Bentuk Kaki Burung Sesuai dengan Habitatnya (anonim, 2003) Gambar diatas adalah beberapa contoh bentuk-bentuk kaki burung sesuai dengan habitat dan makanannya.

Kaki elang memiliki empat jari. Setiap jari memiliki kuku yang sangat kuat dan tajam. Bentuk kaki seperti ini sesuai untuk mencengkeram mangsanya. Selain itu, bentuk tersebut sesuai untuk bertengger di pohon. Burung elang digolongkan ke dalam burung pencengkeram dan predator.

Kaki burung gelatik/pipit memiliki empat jari dan ukurannya kecil. Bentuk kaki seperti itu memudahkan gelatik untuk bertengger pada batang padi. Burung gelatik digolongkan ke dalam burung petengger dan pemakan biji-bijian.

(20)

Kaki bangau memiliki kaki yang panjang. Jarijarinya memiliki sedikit selaput. Bentuk seperti ini memudahkan bangau untuk berjalan di atas lumpur ketika mencari makanannya.

Bebek memiliki kaki yang berselaput. Bentuk kaki seperti ini memudahkannya untuk berjalan di atas tanah berlumpur. Selain itu, kaki berselaput berfungsi untuk berenang. Bebek termasuk ke dalam burung perenang.

E. Gambar Bentuk Paruh Burung Sesuai Dengan Makanannya

Gambar 2. Bentuk Paruh Burung Sesuai dengan Makanannya

(Anonim, 2003).

Burung elang memiliki paruh yang besar dan runcing untuk merobek mangsanya. Ujung paruhnya berbentuk seperti kait yang tajam. Bentuk paruh tersebut sesuai untuk burung pemakan daging.

Burung pipit memiliki paruh yang pendek dan kuat. Bentuk paruh tersebut sesuai untuk memecah biji-bijian.

Burung bangau memiliki paruh panjang dan besar. Bentuk tersebut memudahkannya untuk mencari ikan di rawa-rawa atau daerah lumpur.

(21)

Bebek memiliki paruh berbentuk pipih dan lebar. Bentuk ini sesuai untuk mencari makanan di dalam lumpur. Bebek biasanya mencari makanan berupa cacing, keong, ikan kecil dan binatang yang ada di dalam lumpur.

(22)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 17 April 2011 sampai 10 Juli 2011,meliputi kegiatan: persiapan penelitian, orientasi lapangan, pengamatan dan pengumpulan data, pengolahan data dan penyusunan laporan.

Tempat penelitian dilakukan di daerah Bendang kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang.

B. PeralatandanBahanPenelitian 1. Peralatan

Peralatan yang digunakanpadasaatpengamatan di lapanganadalah: a. Teropong (binokuler), digunakanuntukmengamatiburungpemakanikan di

lapangandenganjarakjauh.

b. Kamera digital, digunakan untuk mengambil gambar burung pemakan ikan secara langsung di lapangan.

c. Alattulis, digunakanuntukmencatathasilpengamatan di lapangan.

2. Bahan

Bahanatauobyek yang diamati dalam penelitian ini adalah Burung pemakan ikan yang diamati secara langsung di lapangan.

(23)

C. Prosedur Kerja 1. Orientasilapangan

Maksudorentasilapangadalahuntukmendapatkangambaranumumtentan glokasipenelitiandanmenetukanletaklokasi yang akan dijadikan tempat penelitian.

a. Menentukan lokasi penelitian Sawah dan lading serta daerah yang memiliki rawa yang mana tempat-tempat ini menjadi lokasi pengamatan karena tempat ini sesuai dengan habitatnya.

b. Menentukanlokasipengamatan, di sawah mengamati di atas pondok yang terbuat dari bambu. Sedangkan di lading dan daerah yang berawa mengamati di tempat yang agak rimbun agar tidak terlihat burung yang sedang di amati.

2. Pengamatan

a. Metode pengamatan secara langsung di lapangan dengan cara survey darat dan rawa, pengamatan dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari yaitu pag ihari jam 06.00-09.00wita, untuk mengamati keberdaan burung tersebut di daerah rawa, sawah dan mencari tempat yang baik untuk mengamati burung yang akan diamati.Kemudian pada sore harinya dari jam 15.00-17.00wita, jika terdapat burung yang di amati dengan menggunakan teropong dicatatciri-ciri burung seperti bentuk paruh, warna bulu, bentuk kaki dan ciri-ciri lainnya atau mencari di internet.

b. Mendokumentasikan burung yang muncul di daerah penelitian dengan menggunakan kamera.

(24)

c. Mencocokan atau mengidentifikasi hasil dokumentasi burung-burung yang muncul dengan gambar-gambar yang ada di literatur.

3. Pengumpulandata

Data yang sudah diperoleh yaitu berupa ciri-ciri dari pada burung bentuk paruh, warna bulu dan bentuk kaki, habitatnya.Hasil pengamatan di lapangan kemudian dimasukan kedalamTally Sheet.Di bawah ini adalah contoh Tally Sheet penelitian untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Lampiran 2.

Tabel1. Tally Sheet Penelitian

No Hari/Tanggal WaktuPenelitian Pagi 06.00-09.00 Sore 15.00-17.00 Jenis Jenis 1. 2. 3. . . . N

(25)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil inventarisasi jenis burung pemakan ikan yang dilakukan di daerah Bendang Kelurahan Lok Bahu diperoleh sebanyak 5 (lima) jenis burung pemakan ikan. Data harian jenis-jenis burung yang ditemukan pada saat pengamatan di lapangan dan lokasi pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan 2. Jenis-jenis burung pemakan ikan yang ditemukan termasuk dalam suku (famili) Ardeidae, Anatidae, Alcedinidae, Crakerallidae dan Rallidae. hasil pengamatan burung pemakan ikan di lapangan dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Jenis-jenis Burung yang Terdapat di Daerah Bendang Lok Bahu

NO NAMA DAERAH NAMA LATIN FAMILY

1 Belekok sawah Ardeola speciosa Ardeidae

2 Belibis kecil Dendrocygna arcuata Anatidae

3 Cekakak sungai Todirhamphus chloris Alcedinidae

4 Terkuwak Amaurornis phoenicurus Crakerallidae

5 Ayam-ayaman Gallicrex cinerea Rallidae

1. Ardeola speciosa (Belekok sawah)

Burung ini berukuran kecil, berwarna coklat suram. Pada musim berbiak kepala dan dada berwarna kuning tua dan punggung hampir hitam, selebihnya coklat bergaris. Bagian bawah berwarna putih dan ketika terbang sayap yang putih sangat kontras dengan warna hitam di punggung.

Paruh berwarna kuning dengan ujung hitam dan kaki hijau suram. Burung ini umum terdapat di sawah dan rawa-rawa (Anonim, 2011), lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.

(26)

Gambar 3. Ardeola speciosa (Blekok sawah)

Menurut Leach (1820) dalam Anonim (2011), Ardeola speciosa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Kelas : Aves Ordo : Ciconiiformes Famili : Ardeidae Genus : Ardeola

Spesies : Ardeola speciosa

2. Dendrocygna arcuata (Belibis kecil)

Burung ini mirip sekali dengan itik berukuran sedang (41 cm), berwarna coklat kemerah-merahan. Mahkota warna gelap kepala dan lehernya kuning tua,punggung coklat dan bagian bawah coklat kemerah-merahan tetapi berukuran kecil dan tidak mempumyai warna hitam dan putih pada bulu-bulu tepi. Paruhnya berwarna hitam dan kaki abu-abu makanannya bahan nabati, keong dan ikan kecil. Burung ini sangat umum ditemukan di daerah danau, raw-rawa dan sawah dan dapat dilihat pada Gambar 4.

(27)

Gambar 4. Dendrocygna arcuata (Belibis kecil)

Menurut Horsfield (1824) dalam Anonim (2011), Dendrocygna arcuata dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Aves Order : Anseriformes Family : Anatidae Genus : Dendrocygna

Species : Dendrocygna arcuata

3. Todirhampus chloris (Cekakak sungai)

Burung ini berukuran sedang (24 cm), berwarna biru dan putih, mahkota sayap punggung dan ekornya biru ke hijauan berkilau terang, ada garis hitam melewati mata dan terdapat bintik putih di atas paruh kerah leher putih terang. Burung ini umum di temukan di pedesaan daerah sepanjang sungai, makanannya ikan kecil , udang, dan cacing. Burung ini dapat dilihat pada Gambar 5.

(28)

Gambar 5 . Todirhampus chloris (Cekakak sungai)

Menurut Boddaert (1783) dalam Anonim (2011), Todirhampus chloris dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Aves Order : Coraciiformes Family : Halcyonidae Genus : Todiramphus Species : Todiramphus chloris

4. Amaurornis phoenicurus (Terkuwak)

Burung ini mempunyai sayap dan tubuh yang di selubung bulu pelapah. Paruh burung ruak-ruak ini tidak bergigi, biasanya burung ini tedapat di daerah rawa dan semak-semak berair dan daerah perkampungan. Anak burung ini berwarna hitam dan sangat mudah di amati saat mencari makan, ia merupakan spesies yang mudah beradaptasi dengan lingkungannya. Burung ruak-ruak dewasa kebanyakan bulu kelabu gelap bagian belakang dan sisi,kepala leher dan bagian daa berwarn putih. Ia mempunyai jari-jari

(29)

panjang, ekor pendek warna kaki dan paruh berwarna kuning. Makanan burung ini serangga, ikan kecil dan biji-bijian. Burung ini dapat di lihat pada Gambar 6 di bawah ini.

Gambar 6. Amaurornis phoenicurus (Teruwak) Menurut Pennant (1769) dan Blyth (1852) dalam Anonim (2011), Gallicrex cinerea diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Aves Order : Gruiformes Family : Rallidae Genus : Amaurornis

Species : Amaurornis phoenicurus

5. Gallicrex cinerea (Ayam-ayaman)

Burung ini berukuran sebesar (40 cm), berwarna coklat kuning tua dengan paruh pendek warna hijau dan garis-garis di seluruh bagian bawah. Iris coklat paruh berwarna hijau kuning dan kaki hijau. Pada umumnya burung ini berada paya-paya berbuluh alang-alang, sawah dan perladangan

(30)

terbuka yang mana burung ini memakan pucuk-pucuk daun, biji-bijian, serangga, dan ikan kecil. Dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Gallicrex cinerea (Ayam-ayaman)

Menurut Gmelin (1789) dan Blyth (1852) dalam Anonim (2011), Gallicrex cinerea diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Aves Order : Gruiformes Family : Rallidae Genus : Gallicrex

(31)

B. Pembahasan

Dari data harian pengamatan burung pemakan ikan di daerah Bendang Kelurahan Lok Bahu, jumlah burung yang ditemukan lebih banyak pada saat pagi hari dibandingkan pada waktu sore hari, hal ini dikarenakan pada saat pagi hari adalah waktu beraktifitasnya burung-burung seperti mencari makan, dan bermain. Hal ini sesuai dengan (Howes et al 2004) yang menyatakan, bahwa burung air cenderung berkumpul dan terkonsentrasi dalam mencari makan pada suatu daerah pada saat pagi hari dimana keberadaan mangsa mereka mudah untuk didapat. Jenis- jenis mangsa utama yang disukai oleh burung air antara lain katak, cacing, ikan, keong, dan hewan-hewan yang ada di air lainnya. Jenis-jenis mangsa tersebut biasa terdapat dalam air berlumpur dalam kawasan mangrove. Hal inilah yang menyebabkan banyak jenis burung air mendatangi kawasan mangrove untuk mencari makan. Selain itu, burung-burung air area-area tepian utara pulau Jawa. Selanjutnya Dharmawan (1987) mengemukakan bahwa lokasi yang dijadikan sumber makanan bagi burung air di daerah tambak-tambak ikan, rawa, persawahan dan sungai yang ada di utara pulau jawa terutama disepanjang pantai tanjung pasir sampai dengan Muara Angke.

Jenis burung yang ditemukan di daerah Bendang Lok Bahu sebanyak 5 jenis yaitu :

1. Blekok Sawah (Ardeola speciosa)

Burung ini biasanya hidup di daerah rawa dan persawahan untuk mencari makan. Biasanya makanan yang dicari berupa ikan, katak, karena burung ini termasuk predator yang suka memangsa ikan. Burung tersebut mencari makan pada pagi hari dan sore hari, biasanya burung tersebut lebih banyak di temukan pada saat pagi hari dibandingkan pada saat sore hari.

(32)

Hal ini disebabkan kemungkinan pada pagi hari selain untuk mencari makan, burung tersebut juga beraktivitas sambil bercengkrama di atas air. Untuk sore hari aktivitas burung tersebut dilakukan di sarang tempat burung Belekok tinggal dan berkembang biak, oleh sebab itu pada sore hari burung Belekok jarang dijumpai dengan jumlah yang banyak dibandingkan pagi hari.

2. Belibis kecil (Dendrocygna arcuata)

Burung Belibis mirip sekali dengan bebek yang biasa dipelihara oleh masyarakat umumnya. Keunikan dari burung Belibis ini adalah bisa bersiul, memiliki leher panjang dan kakinya terlihat seperti persilangan antara angsa dan bebek, selaput kedua kaki burung belibis menyatu. Biasanya burung belibis mencari makan di daerah rawa-rawa. Burung belibis ini jarang sekali di jumpai pada saat pengamatan kemungkinan dikarenakan burung tersebut hampir punah yang diakibatkan perburuan manusia untuk kebutuhan pangan dan dijual kepada konsumen yang membutuhkan daging burung belibis.

3. Cekakak sungai (Todirhampus chloris)

Burung Cekakak ini memiliki paruh yang tebal dan panjang, burung tersebut sering di jumpai pada pagi hari dan sangat lincah dan cepat apa lagi pada saat memangsa ikan yang akan di mangsanya, burung tersebut sering sekali bertengger diatas pohon-pohon kering yang berada di dekat rawa,dan sungai untuk mengintai mangsanya seperti hewan-hewan yang berada di rawa, sungai dan lahan pertanian seperti cacing, udang,ikan kecil seperti anak ikan wader.

4. Terkuwak (Amaurornis phoenicurus)

Burung terkuwak umumnya di jumpai di daerah rawa-rawa dan sawah mereka sering muncul secara tunggal atau berpasangan pada waktu pagi

(33)

hari untuk mencari makannya Seperti ikan-ikan kecil, serangga, dan hewan air lainnya. Burung Terkuwak memiliki kaki panjang berwarna kuning dan dan ekornya pendek dan bulu bagian punggung berwarna hitam, burung tersebut sangat lincah dan bergerak sangat cepat. Dan anak burung terkuwak ini berwarna hitam.

5. Ayam-ayaman (Gallicrex cinerea)

Burung ayam-ayaman ini berwarna coklat berbintik hitam kaki panjang dan berwarna hijau,ekor pendek, matanya hitam burung tersebut umum dijumpai pada pagi hari di habitat mereka rawa-rawa yang berair dangkal, dan sawah untuk mencari makanan seperti ikan kecil, serangga biji-bijian yang mana untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Burung ayam-ayaman ini sangat lincah dan gerakannya cepat oleh sebab itu mengamatinya harus bersembunyi di semak-semak.

Daerah bendang lok bahu ini terbagi dalam tiga kelompok yaitu rawa, persawahan, dan perladangan yang mana burung-burung ini yang sering muncul dalam pengamatan, dimana mereka memerlukan tempat atau ruang untuk mencari makan, minum, berlindung, bermain dan tempat untuk berkembang biak dan tempat yang menyediakan kebutuhan tersebut sehingga mereka dapat hidup.

Faktor yang sangat menentukan keberadaan burung adalah ketersediaan pakan, tempat istirahat, berbiak, bersarang, bertengger dan berlindung, daerah Bendang Lok Bahu ini terdiri dari persawahan, perladangan, dan rawa di mana tempat ini sebagai tempat burung mencari makanan, keberadaan burung- burung ini pada masa yang akan datang akan mengalami kepunahan di karenakan daerah Bendang Lok bahu ini tidak

(34)

jauh dari pertambangan dan sekarang ini mulai di bangun pemukiman warga dan oleh sebab itu keberadaan mereka akan terusik dengan aktivitas manusia tidak hanya itu burung-burung ini di tangkap dan di jual belikan karena memiliki nilai jual, oleh sebab itu keberadaan burung-burung ini waktu demi waktu akan mengalami kepunahan.

(35)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data dapat di simpulkan sebagia berikut :

1. Burung yang terdapat di daerah Bendang Lok Bahu ada 5 jenis burung sbb: Belekok sawah (Ardeola speciosa), Belibis kecil (Dendrocygna arcuata), Cekakak sungai (Todirhampus chloris), Terkuwak (Amaurornis phoenicurus), Ayam-ayaman (Gallicrex cinerea), dari kelima jenis ini yang mendominasi dan paling umum di temukan pada saat penelitian di daerah Bendang Lok Bahu.

2. Hasil pengamatan dan analisa pendugaan burung-burung ini sebagian besar hidup mencari makan di daerah perladangan, sawah dan rawa-rawa karena daerah ini sangat memenuhi kebutuhan hidup mereka karena sesuai dengan habitatnya.

B. Saran

Dalam pengamatan diperlukannya peralatan yang canggih khususnya kamera yang dapat mengambil gambar jarak jauh dengan kecepatan yang sangat tinggi.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H.S. 1988. Ekologi Populasi Laboratorium Satwa Liar Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.

Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid I. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas, Bogor.

Alikodra, HS. 2002. Pengelolaan Satwa Liar. Jilid 1, bogor ; Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan IPB.

Ali ,2008.

http://iqbalali.com/2008/10/07/aves-bulu-burung/ (di unduh tanggal 11 Agustus 2011).

Anonim. 1989. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna Burung. PT. Intermasa, Jakarta. Anonim. 2002. Habitat. Royal Society For The Protection Of Birds, Inggris.

Anonim. 2003. Kamus Visual. http://www.crayonpedia.org

Anonim. 2010. Data Monografi Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Anonim. 2011. Klasifikasi Burung http://id.wikipedia.org/wiki/Burung. (di unduh tanggal 11

Agustus 2011).

Deriramdhani. 2009, http://deriramdhani.wordpress.com/2008/02/27/burung-dasar-dasar-birdwatching/ (di unduh tanggal 11 Agustus 2011).

Ensiklopedi Indonesia. 1992. Ensiklopedi Indonesia Seri Fauna. PT. Ichtiar Baru van Hove. Jakarta.

Endo, K. 1996. Burung Kuau. PT. Elex Media Komputindo, Jakarta. Fujimoto, K. 1996. Rahasia Burung. Elex Media Komputindo, Jakarta. Ganeri, A. 1997. Burung Rimba. Quality Press, Jakarta.

Gill, P. 1996. Burung Bagi Pengamat Alam. Alice Saputra Communication Co, Bogor. Hernowo, J.B. 1985. Studi Pengaruh Tanaman Pekarangan TerhadapKeanekaragaman

Jenis Burung Daerah Pemukiman Penduduk Perkampungandi Wilayah Tingkat II Bogor. Skripsi. Jurusan Konservasi Sumberdaya HutanFakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Iskandar, J. 1989. Burung yang Umum di Indonesia. Penerbit Djambatan, Jakarta. Mulyani, Y. A. 1985. Studi Keanekaragaman Burung di Lingkungan Kampus Darmaga.

Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB.

Mackinnon 1992. Panduan Lapangan Pengenalan Burung di Jawa dan Bali. Gajah Mada University Pres.

Motokawa, H. 1997. Branjangan Langit. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Nurrijal. 2009. Kelas Aves

http://nurrijal-aves.blogspot.com/

Odum EP. 1993. Fundamental of Ekologi. Ed. Philadelphia. W.B Saunderes Co.. Welty, J.C. 1982. The Life of Bird. Saunders College Publishing. Philadelphia. Yoshino, T. 1997. Burung Kukuk, PT Elex Media Computindo, Jakarta.

(37)
(38)

Lampiran 2. Tally Sheet Pengambilan Data Harian Jenis Burung Pemakan Ikan yang Berada di Daerah Bendang Lok Bahu.

No Hari/Tanggal

Waktu Penelitian

Pagi 06.00-09.00 Sore 15.00-17.00

Jenis Jenis

1. Minggu 17.04.2011 Belekok sawah Cekakak sungai Terkuwak

Terkuwak Ayam-ayaman Belekok sawah 2. Senin 18.04.2011 Belekok sawah

Belibis kecil

Tekuwak 3. Selasa19.04.2011 Cekakak sungai

Belekok sawah Ayam-ayaman Terkuwak 4. Rabu 20.04.2011 Ayam-ayaman Terkuwak Belibis kecil Belekok sawah Cekakak sungai 5. Kamis 21.04.2011 Belekok sawah

Terkuwak

Ayam-ayaman Cekakak sungai Terkuwak 6. Jum’at 22.04.2011 Belekok sawah

Ayam-ayaman Belibis kecil

Terkuwak

7. Sabtu 23.04.2011 Belibis kecil Belekok sawah

Ayam-ayaman Terkuwak 8. Minggu 24.04.2011 Cekakak sungai

Belibis

Belekok sawah

Terkuwak Ayam-ayaman

9. Senin 25.04.2011 Belekok sawah Terkuwak

Belekok sawah Ayam-ayaman 10. Selasa 26.04.2011 Cekakak sungai

Terkuwak

Belekok sawah Ayam- ayaman 11. Rabu 27.04.2011 Belekok sawah

Belibis Terkuwak 12. Kamis 28.04.2011 Terkuwak Belekok sawah Terkuwak Ayam-ayaman 13. Jum’at 29.04.2011 Ayam-ayaman Terkuwak Terkuwak 14. Sabtu 30.04.2011 Belekok sawah

Belekok sawah Terkuwak Ayam-ayaman Terkuwak 15. Minggu 01.05.2011 Terkuwak Belekok sawah Terkuwak

(39)

Lampiran 2. (Sambungan) No Hari/Tanggal Waktu Penelitian Pagi 06.00-09.00 Sore 15.00-17.00 Jenis Jenis 17. Selasa 03.05,2011 Ayam-ayaman Terkuwak Belekok sawah 18. Rabu 04.05.2011 Belekok sawah

Cekakak sungai Terkuwak 19. Kamis 05.05.2011 Terkuwak Belekok sawah Ayam-ayaman Belekok sawah 20. Jum’at 06.05.2011 Belekok sawah Cekakak sungai

Terkuwak 21. Sabtu 07.05.2011 Terkuwak Belekok sawah Terkuwak Belekok sawah 22. Minggu 08.05.2011 Ayam-ayaman Belibis kecil Terkuwak Belekok sawah 23. Senin 09.05.2011 Terkuwak Belekok sawah Belekok sawah 24. Selasa 10.05.2011 Belekok sawah Terkuwak 26. Rabu 11.05.2011 Belekok sawah

Ayam-ayaman

Terkuwak

27. Kamis 12.05.2011 Terkuwak Belekok sawah

28. Jum’at 13.05.2011 Ayam-ayaman Terkuwak

Belekok sawah 29. Sabtu 14.05.2011 Belekok sawwah

Terkuwak

Ayam-ayaman 30. Minggu 15.05.2011 Belekok sawah

Terkuwak

Belibis kecil 31. Senin 16.05.2011 Belekok sawah

Terkuak

Terkuwak Ayam-ayaman

Gambar

Gambar 1.  Bentuk Kaki Burung Sesuai dengan Habitatnya (anonim, 2003)  Gambar diatas adalah beberapa contoh  bentuk-bentuk kaki burung  sesuai dengan habitat dan makanannya
Gambar 2.  Bentuk Paruh Burung Sesuai dengan Makanannya  (Anonim, 2003).
Tabel 2. Jenis-jenis Burung yang Terdapat di Daerah Bendang Lok Bahu
Gambar 3.  Ardeola speciosa (Blekok sawah)
+5

Referensi

Dokumen terkait