• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KINERJA JARINGAN INTERNET SMKN 1 TAMBUN UTARA MELALUI OPTIMALISASI BANDWIDTH DENGAN MIKROTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KINERJA JARINGAN INTERNET SMKN 1 TAMBUN UTARA MELALUI OPTIMALISASI BANDWIDTH DENGAN MIKROTIK"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

PENINGKATAN KINERJA JARINGAN INTERNET SMKN 1

TAMBUN UTARA MELALUI OPTIMALISASI BANDWIDTH

DENGAN MIKROTIK

SKRIPSI

DISUSUN OLEH :

NAMA : Bahari

NIM : 311310525

PROGRAM STUDI : Teknik Informatika

Telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing pada tanggal :...

(2)

iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI Skripsi ini diajukan oleh:

NAMA : Bahari

NIM : 311310525

JUDUL : PENINGKATAN KINERJA JARINGAN INTERNET SMKN 1 TAMBUN UTARA MELALUI OPTIMALISASI

BANDWIDTH DENGAN MIKROTIK

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dosen Penguji dan diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa.

Ditetapkan di : Bekasi

(3)

iv

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Bahari

N.I.M : 311310525

Jurusan : Teknik Informatika

Fakultas : Sekolah Tinggi Teknologi

MENYATAKAN

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, bukan hasil salinan atau jiplakan atau dibuatkan orang lain serta semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk merupakan referensi hasil kuliah, buku-buku yang tercantum dalam daftar pustaka serta bimbingan dari dosen pembimbing.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bekasi, 10 Agustus 2017

Yang membuat pernyataan,

(4)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Sebagai civitas akademik Pelita Bangsa, saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Bahari

N.I.M : 311310525

Jurusan : Teknik Informatika

Fakultas : Sekolah Tinggi Teknologi Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, saya menyetujui untuk memberikan kepada Pelita Bangsa Hak Bebas Royalti atas karya ilmiah yang berjudul:

PENINGKATAN KINERJA JARINGAN INTERNET SMKN 1 TAMBUN UTARA MELALUI OPTIMALISASI BANDWIDTH DENGAN MIKROTIK

Dengan Hak Bebas Royalti ini Pelita Bangsa berhak untuk menyimpan, mengalihmedia / mengedit ulang, mengelola dalam bentuk database dan mempublikasikan skripsi ini selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bekasi, 10 Agustus 2017 Yang membuat pernyataan,

(5)

vi ABSTRAK

SMKN 1 TAMBUN UTARA merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten Bekasi Provinsi Jawa Barat. Penggunaan internet di SMKN 1 TAMBUN UTARA saat ini memiliki mobilitas yang sangat tinggi, baik digunakan untuk browsing informasi, download data, dan penggunaan fasilitas internet yang lain. Untuk itu diperlukannya bandwidth management untuk mengatur setiap data yang lewat, sehingga pembagian bandwidth menjadi merata dengan menggunakan metode Queue yang diterapkan pada MikroTik. Dalam penelitian ini dilakukan analisis perbandingan antara menggunakan metode simple queue untuk mengoptimasikan bandwidth internet. Menganalisis QoS ( Quality of Service ) manajemen bandwidth internet menggunakan Queue dari segi throughput, delay, jitter, dan packet loss. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kualiatas jaringan dengan menggunakan metode antrian Queue lebih optimal, hal ini dikarenakan bandwidth akan terbagi sesuai dengan rule yang diterapkan pada bandwidth management dan tidak menyebabkan client saling rebutan bandwith.

(6)

vii

ABSTRAC

SMKN 1 TAMBUN UTARA is one of the public schools in Bekasi Regency, West Java Province. Internet usage at SMKN 1 TAMBUN UTARA currently has very high mobility, good for browsing information, downloading data, and using other internet facility. For that bandwidth management required to manage each passing data, so that the distribution of bandwidth becomes evenly using the Queue method applied to MikroTik. In this research, a comparison analysis is done using simple queue method to optimize internet bandwidth. Analyze QoS ( Quality of Service ) internet bandwidth management using Queue in terms of throughput, delay, jitter, and packet loss. The results of this study indicate that the quality of the network by using queue Queue method is more optimal, this is because the bandwidth will be divided according to the rules applied to bandwidth management and does not cause the mutual seizure of bandwidth bandwith.

(7)

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat karunia dan rahmat Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “PENINGKATAN KINERJA JARINGAN INTERNET SMKN 1 TAMBUN UTARA MELALUI OPTIMALISASI BANDWIDTH DENGAN MIKROTIK ”.

Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu untuk untuk memperoleh gelar sarjana komputer pada Sekolah Tinggi Teknik Pelita Bangsa. Penulis menyadari bahwa skripsi ini bukanlah tujuan akhir dari belajar karena belajar adalah sesuatu yang tidak terbatas. Sangat sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Andri Firmansyah, S.Kom., M.Kom. selaku pembimbing yang selalu memberikan solusi ketika implementasi dan analisis.

2. Bapak Abdul Halim Anshor, S.Kom., M.Kom. selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan arahan dan masukan dalam penulisan.

3. Bapak M.Fatchan, S.kom.. M.Kom. selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika yang memberikan dukungan dalam pembuatan skripsi.

4. Kedua orang tua dan keluarga tercinta karena telah begitu setia memberikan dukungan dan doa yang luar biasa kepada penulis.

5. Teman dan saudara yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan semua urusan dan semoga skripsi ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Bekasi, 10 Agustus 2017

(8)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... v

ABSTRAKSI... vi

ABSTRACK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR RUMUS... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Identifikasi Masalah ... 2 1.3 Batasan Masalah ... 2 1.4 Rumusan Masalah ... 3 1.5 Tujuan Penelitian ... 3 1.6 Manafaat Penelitian ... 3 1.7 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Jaringan Komputer ... 6

2.2 Topologi Tree ... 7

(9)

x

2.4 Quality of Service (QoS) ... 9

2.5 Router ... 13 2.6 Mikrotik ... 14 2.6.1 Jenis-jenis mikrotik ... 15 2.6.2 Fitur-fitur mikrotik ... 17 2.7 Bandwidth ... 18 2.8 Management Bandwidth ... 19 2.8.1 Simple Queue ... 19 2.8.2 Queue Tree ... 20

2.9 Peer Connection Queue (PCQ) ... 22

2.10 WinBox... 24

2.10.1 Pengertian WinBox ... 24

2.10.2 Menu Menu WinBox ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

3.1 Profil SMKN 1 Tambun Utara ... 43

3.2 Struktur Organisasi ... 45

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian ... 45

3.3.1 Waktu Pelaksanaan ... 45

3.3.2 Tempat ... 45

3.4 Sistem Yang Berjalan ... 46

3.5 Ususlan Sistem Yang Berjalan ... 46

3.6 Pengebangan Sistem ... 47

3.6.1 Analisa ... 48

3.6.2 Desain ... 48

(10)

xi 3.6.4 Implementasi ... 49 3.7 Analisa Sistem ... 49 3.7.1 Perangkat Keras ... 49 3.7.2 Perangkat Lunak ... 50 3.8 Perancangan Sistem ... 50

3.8.1 Konfigurasi IP Address Mikrotik ... 52

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ... 63

4.1 Pengujian Sistem ... 63

4.1.1 Test Ping ... 63

4.1.2 Test Download ... 65

4.2. Pengujian Pada Router Mikrotik ... 68

4.3 Pengujian Parameter ... 70 4.3.1 Delay ... 72 4.3.2 jitter ... 75 4.3.3 throughput ... 78 4.3.4 Packet Loss ... 80 BAB V PENUTUP ... 83 5.1 Kesimpulan ... 83 5.2 Saran ... 83 DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN

(11)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Local Area Network(LAN) ... 6

Gambar 2.2 Metropolitan Area Network(MAN) ... 7

Gambar 2.3 Wide Area Network(WAN) ... 7

Gambar 2.4 Topologi Tree ... 8

Gambar 2.5 Logo MikroTik ... 15

Gambar 2.6 MikroTikOS ... 16

Gambar 2.7 MikroTik RouterBoard ... 16

Gambar 2.8 Simple Queue ... 20

Gambar 2.9 Queue Tree ... 21

Gambar 2.10 PCQ (peer connection queue) Rate ... 23

Gambar 2.11 Tampilan Awal Winbox ... 24

Gambar 2.12 Tampilan Quick Set ... 25

Gambar 2.13 Tampilan Interface ... 26

Gambar 2.14 Tampilan Bridge ... 27

Gambar 2.15 Tampilan Point to Point Protocol(PPP) ... 27

Gambar 2.16 Tampilan Switch ... 28

Gambar 2.17 Tampilan Mesh ... 29

Gambar 2.18 Tampilan Internet Protocol(IP) ... 31

Gambar 2.19 Tampilan MPLS ... 32

Gambar 2.20 Tampilan Routing ... 33

Gambar 2.21 Tampilan System ... 35

Gambar 2.22 Tampilan Queues ... 36

Gambar 2.23 Tampilan Files ... 36

Gambar 2.24 Tampilan Log ... 37

Gambar 2.25 Tampilan Radius ... 37

Gambar 2.26 Tampilan Tools ... 39

Gambar 2.27 Tampilan New Terminal ... 40

Gambar 2.28 Tampilan Meta Router ... 40

Gambar 2.29 Tampilan Partition ... 41

(12)

xiii

Gambar 3.1 Struktur Organisasi ... 45

Gambar 3.2 Sistem Yang Berjalan ... 46

Gambar 3.3 Timulasi Topologi Yang Digunakan ... 47

Gambar 3.4 NDLC ... 48

Gambar 3.5 Topologi Sistem ... 51

Gambar 3.6 Login ke Winbox... 52

Gambar 3.7 Tampilan winbox setelah login ... 53

Gambar 3.8 Langkah 1 rename interface ... 53

Gambar 3.9 Langkah 2 interface list ... 54

Gambar 3.10 Langkah 1 setting IP Address interface ... 54

Gambar 3.11 Langkah 2 setting IP Address interface local ... 55

Gambar 3.12 Langkah 3 setting IP Address interface untuk internet ... 55

Gambar 3.13 Langkah 4 DNS setting ... 55

Gambar 3.14 Route list ... 56

Gambar 3.15 Langkah 1 Setting NAT ... 57

Gambar 3.16 Langkah 2 Setting NAT ... 57

Gambar 3.17 tampilan simple queue ... 58

Gambar 3.18 Setting simple queue ... 58

Gambar 3.19 Tampilan Tab advance pada simple queue ... 59

Gambar 3.20 Konfigurasi PCQ Download ... 60

Gambar 3.21 Konfigurasi PCQ Upload ... 60

Gambar 3.22 Konfigurasi Queue Tree Parent Download ... 61

Gambar 3.23 Konfigurasi Queue Tree Parent Upload ... 61

Gambar 3.24 Konfigurasi Queue Tree Download Client 1... 62

Gambar 3.25 Konfigurasi Queue Tree upload Client 1 ... 62

Gambar 3.26 Hasil konfigurasi Queue Tree dan PCQ ... 63

Gambar 3.27 Konfigurasi IP Address ... 63

Gambar 3.28 Konfigurasi IP Address Client 1 dan Client 2 ... 64

Gambar 3.29 Konfigurasi IP Address Client 3 ... 64

Gambar 4.1 Ping dari Client 1 ke Mikrotik ... 66

Gambar 4.2 Ping dari Client 2 ke Mikrotik ... 66

(13)

xiv

Gambar 4.4 Test Download sebelum menggunakan Queue pada client 1 ... 68

Gambar 4.5 Test Download setelah menggunakan Queue pada client 1 ... 68

Gambar 4.6 Test Download sebelum menggunakan Queue pada client 2 ... 68

Gambar 4.7 Test Download setelah menggunakan Queue pada client 2 ... 69

Gambar 4.8 Test Download sebelum menggunakan Queue pada client 3 ... 69

Gambar 4.9 Test Download setelah menggunakan Queue pada client 3 ... 69

Gambar 4.10 Tampilan sebelum Queue diaktifkan... 70

Gambar 4.11 Tampilan Setelah Queue Diaktifkan ... 70

Gambar 4.12 Statistic client 1 ... 71

Gambar 4.13 Statistic client 2 ... 72

Gambar 4.14 Statistic client 2 ... 72

Gambar 4.15 Hasil Capture Data Oleh Wireshark Tanpa Menggunakan Queue . 73 Gambar 4.16 Summary Hasil Capture Wireshark Tanpa Menggunakan Queue .. 73

Gambar 4.17 Hasil Capture Data Oleh Wireshark Setelah Menggunakan Queue 74 Gambar 4.18 Summary Hasil Capture Wireshark Tanpa Menggunakan Queue. . 74

Gambar 4.19 Diagram Perbandingan Delay Menggunakan Queue Dan Tanpa Menggunakan Queue . ... 77

Gambar 4.20 Diagram Perbandingan Jitter Menggunakan Queue dan Tanpa Menggunakan Queue. ... 79

Gambar 4.21 Diagram Perbandingan Throughput Menggunakan Queue Dan Tanpa Menggunakan Queue. ... 82

Gambar 4.22 Diagram Perbandingan Packet Loss Menggunakan Queue Dan Tanpa Menggunkan Queue ... 84

(14)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Throughput ... 10

Tabel 2.2 packet loss ... 11

Tabel 2.3 jitter ... 12

Tabel 2.4 Latency ... 13

Tabel 3.1 Perangkat Keras ( hardware ) ... 49

Tabel 3.2 Perangkat lunak ( software ) ... 50

Tabel 3.3 Perangkat ... 50

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rata-Rata Delay Pada Kecepatan Tanpa Menggunakan Queue. ... 75

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rata - Rata Delay Dengan Queue. ... 76

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Jitter Pada Kecepatan Data Tidak Menggunakan Queue ... 78

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan jitter Pada Kecepatan Data Dengan Menggunakan Queue dan PCQ... 79

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Throughput Tidak Menggunakan Queue ... 80

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Throughput Dengan Menggunakan Queue. ... 81

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan packet loss Pada Kecepatan Data Tidak Menggunakan Queue. ... 83

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Packet loss Pada Kecepatan Data Dengan Menggunakan Queue.. ... 83

(15)

xvi

DAFTAR RUMUS

Rumus 2.1 Throughput... 10

Rumus 2.2 Packet loss ... 11

Rumus 2.3 jitter ... 12

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini teknologi telekomunikasi menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kebanyakan orang di dunia baik untuk browsing, download, upload,dll. Hal ini lah yang mendasari terciptanya teknologi informasi. Tetapi itu semua memerlukan sebuah jaringan komputer. Jaringan komputer adalah sistem yang terdiri dari komputer-komputer serta piranti-piranti yang saling terhubung sebagai satu kesatuan. Dengan dihubungkan piranti tersebut, alhasil dapat saling berbagi sumber daya satu piranti dengan piranti lainnya. (Sudarma S., 2010:2).

Sekolah SMKN 1 TAMBUN UTARA berkedudukan di Kabupaten Bekasi Provinsi jawa barat. Penggunaan internet di SMKN 1 TAMBUN UTARA saat ini memiliki mobilitas yang sangat tinggi yang mengakibatkan kebutuhan akan sumberdaya sebagai penunjang keperluan internet sekolah sangat di perlukan, baik digunakan untuk browsing, download, dan penggunaan fasilitas internet lainnya.

Beberapa masalah dikeluhkan terhadap pengguna internet di SMKN 1 TAMBUN UTARA adalah terdapat perbedaan kebutuhan terhadap koneksi. Karena setiap kebutuhan mempunyai prioritas masing-masing, tentunya admin jaringan perlu mempertimbangkan untuk kemudian menentukan skala prioritas. (Ambarwati, Saniya, & Priyono, 2013).

Berdasarakan observasi dan keluhan pengguna internet di SMKN 1 TAMBUN UTARA adalah koneksi akan terasa sangat lambat ketika online secara bersamaan atau biasa disebut bandwidth overload. untuk itu diperlukan adanya Management Bandwidth dengan menggunakan RouterMikrotik. Hal inilah yang membuat saya tertarik untuk meneliti sekolah SMKN 1 TAMBUN UTARA.

(17)

RouterMikroTik dikenal sebagai router yang irit hardware, memiliki banyak fitur, mudah dikonfigurasi ( user friendly ) dan dapat diinstall pada PC ( Personal Computer ). RouterMikrotikOS menjadikan routernetwork yang handal yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan tool, baik untuk wired network maupun wireless. Disamping itu, masih banyak fitur yang bisa dimanfaatkan dari RouterMikroTik tersebut. Dari beberapa fitur RouterMikrotik tersebut, salah satu yang menarik adalah Bandwidth Management. QoS ( Quality of Service ).

Flannagan dkk (2003) mendefinisikan QoS adalah teknik untuk mengelola bandwidth, delay, jitter dan packet loss untuk aliran dalam jaringan. Tujuan dari mekanisme QoS adalah mempengaruhi setidaknya satu diantara empat parameter dasar QoS yang telah ditentukan. Dan untuk pembagian Bandwidth menggunakan metode Queues.

Menurut Towidjojo (2016), Queue pada perangkat jaringan dibedakan menjadi 2, yaitu hardware queue dan software queue. Hardware Queue merupakan standar metode antrian yang diterapkan pada perangkat jaringan. Hardware Queue tergantung dari kapasitas bandwith dari perangkat jaringan tersebut dan cenderung hanya memiliki satu metode yaitu FIFO (First-In-First-Out). Pada perangkat mikrotik, kapasitas queue nya adalah 100 paket. Apabila menerima paket data melebihi kapasitas tersebut, maka paket akan dibuang (drop). Software Queue merupakan metode antrian yang cenderung lebih rumit dari hardware queue dan dapat diterapkan dengan berbagai metode.

Beradasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis mengambil topik penelitian dengan judul “ PENINGKATAN KINERJA

JARINGAN INTERNET SMKN 1 TAMBUN UTARA MELALUI

OPTIMALISASI BANDWIDTH DENGAN MIKROTIK “, sebagai media optimalisasi terhadap kinerja jaringan internet di SMKN 1 TAMBUN UTARA.

(18)

Berdasarakan latar belakang masalah, maka penulis dapat mengambil pokok permasalahan yang dihadapi oleh SMKN 1 TAMBUN UTARA sebagai berikut :

1. Belum adanya pengendalian paket atau management bandwidth sehingga bandwidth lebih boros dan tidak efisien.

2. Tidak stabil atau tidak meratanya jaringan dikarenakan sering terjadi bandwidth overload.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini ialah sebagai begai berikut : 1. Perancangan konfigurasi manajemen bandwidth pada jaringan internet

menggunakan router MikroTik.

2. Pengujian QoS sebelum dan sesudah penerapan queues. 3. Tidak membahas tentang kemanan jaringan.

4. Pengujian menggunakan simulasi dengan 3 client pada topologi tree.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan uraian diatas ialah sebagai berikut : 1. Bagaimana mengoptimalkan bandwidth internet menggunakan metode queue? 2. Bagaimana hasil dari pengujian parameter QoS ( Quality of Service ) sebelum

dan sesudah penerapan metode Queues?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah yang telah dibahas, tujuan penyusunan tugas akhir ini adalah sebgai berikut :

1. Mengoptimasikan bandwidth internet menggunakan metode queue dan PCQ ( Peer Connection Queue ).

(19)

2. Menganalisis QoS ( Quality of Service ) manajemen bandwidth internet menggunakan Queue dan PCQ ( Peer Connection Queue ) dari segi throughput, delay, jitter, dan packet loss.

1.6 Manafaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah membantu sekolah SMKN 1 TAMBUN UTARA dalam mengelolah jaringan internet, agar masing-masing user dapat menggunakan jaringan internet dengan lancar.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari beberapa bagian, dimana masing-masing bagian memuat tentang penjelasan-penjelasan tertentu. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang penulisan skripsi, maksud dan tujuan penulisan, identifikasi dan pembatasan masalah, serta metodologi penulisan yang digunakan dalam penulisan skripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang penjelasan teoritis dalam berbagai aspek yang akan mendukung kearah perancangan dan implementasi dalam analisis jaringan internet.

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

Berisi penjelasan mulai dari proses desain hingga konfigurasi untuk implementasi sistem, serta skenario yang digunakan untuk melakukan pengujian.

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

Berisi data analisis dari implementasi sistem sesuai skenario yang telah ditetapkan.

BAB IV KESIMPULAN

Berisi kesimpulan yang diperoleh dari serangkaian kegiatan terutama pada bagian pengujian dan analisis.

(20)

43 2.1 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sistem yang terdiri dari komputer - komputer serta piranti - piranti yang saling terhubung sebagai satu kesatuan.dengan dihubungkan piranti - piranti tersebut, alhasil dapat saling berbagi sumber daya satu piranti dengan piranti lainnya ( Sudarma S., 2010:2 ).

Ada banyak tipe jaringan komputer, berikut tipe jaringan berdasarkan ruang lingkupnya :

1. Loca Area Network ( LAN )

Local Area Network adalah sebuah sebuah jaringan komputer, yang memiliki area cakupan yang terbatas pada area atau lokasi tertentu saja. ( Arief Ramadhan., 2010:4 ).

Gambar 2.1 Local Area Network ( LAN ). 2. Metropolitan Area Network ( MAN )

Metropolitan Area Network ( MAN ) adalah jaringan komputer yang cakupannya luas mencapai satu atau lebih kota ( Sudarma S., 2010 : 4 ).

(21)

Gambar 2.2 Metropolitan Area Network ( MAN ) 3. Wide Area Network ( WAN )

Wide Area Network ( WAN ) adalah jaringan komputer yang cakupannya cukup luas, seperti antara regional atau antar negara ( Sudarma S., 2010 : 2 ).

Gambar 2.3 Wide Area Network ( WAN )

2.2 Topologi Tree

Topologi tree atau topologi pohon adalah salah satu dari topologi jaringan komputer yang paling banyak diterapkan didalam pembuatan sebuah jarngan komputer. Dengan bentuk menyerupai pohon dengan ranting-ranting, topologi ini akan mencakup lebih banyak komputer yang dapat terhubung dengan jaringan komputer. Didalam topologi tree terdapat sebuah perangkat ( switch atau hub )

(22)

pada level teratas atau biasa disebut dengan root yang menjadi pusat utama komunikasi bagi semua komputer yang terhubung dengannya.

Pada level ini menggunakan topologi peer to peer ( P2P ), kemudian pada level dibawahnya terdapat satu komputer lain yang disebut dengan central dimana komputer tersebut menjadi pusat koneksi bagi komputer yang berada dibawahnya yang membentuk seperti topologi star. Dengan model seperti ini bisa dikatakan topologi tree merupakan gabungan dari dua topologi jaringan yaitu topologi star dan topologi peer to peer.

Gambar 2.4 Topologi Tree Adapun kelebihan dari topologi tree adalah sebagai berikut :

1. Topologi tree memenuhi salah satu sifat dan syarat jaringan komputer yaitu scalable dimana topologi ini dapat menyesuaikan kondisi dan keperluan, misalkan pada gedung bertingkat dengan skala yang besar. 2. Jenis topologi ini banyak digunakan diberbagai tempat karena topologi

ini dapat mendukung jaringan dengan skala yang besar.

3. Topologi mudah untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan user, dan sangat mudah untuk diperbaiki jika ada permasalahan.

4. Topologi tree merupakan pengembagan dari topologi star sehingga sangat mudah untuk dikembangkan, penmbahan komputer root dan komputer central

5. Topologi tree mendukung koneksi point to point pada jaringan komputer.

(23)

6. Pada topologi tree, jika salah satu komputer mengalami gangguan maka komputer lain masih bisa beroperasi.

Sedangkan kekurangan dari topologi tree sebagai berikut:

1. Pada topologi ini kemungkinan terjadi collision sangat besar.

2. Memerlukan perawatan yang ekstra dalam menjaga stabilitas jaringan. 3. Topologi tree memerlukan perencanaan yang matang dan detail dalam

penerapannya.

4. Pada topologi tree jika komputer root atau komputer central terganggu maka komputer yang berada dibawah jaringan tersebut akan terganggu.

2.3 Internet

Internet kependekan dari ( interconnected – networking ) merupakan jaringan besar yang saling berhubungan dari jaringan-jaringan komputer yang menghubungkan orang-orang dan komputer-komputer diseluruh dunia, melalui telepon, satelit dan sistem-sistem komunikasi yang lain. Internet dibentuk oleh jutaan komputer yang terhubung bersama dari seluruh dunia, memberi jalan bagi informasi ( mulai dari teks, gambar, audio, video, dan lainnya ) untuk dapat dikirim dan dinikmati bersama.Untuk dapat bertukar informasi, digunakan protokol standar yaitu Transmision Control Protocol dan Internet Protocol yang lebih dikenal sebagai TCP / IP.

TCP / IP ( Transmission Control Protocol / Internet Protocol ) merupakan standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol ( protocol suite ).

2.4 Quality Of Service ( QoS )

Quality of Service ( QoS ) merupakan mekanisme jaringan yang memungkingkan aplikasi-aplikasi atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan

(24)

yang diterapkan. Tujuan dari QoS adalah untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan layanan yang berbeda, yang menggunakan infrastruktur yang sama. Performasi mengacu ke tingkat kecepatan dan keandalan penyampaian berbagai jenis beban data di dalan suatu komunikasi ( Arifin., 2012 ).

Berikut ini merupakan beberapa parameter QoS yang akan digunakan dalam mengukur performasi jaringan, yaitu :

2.4.1 Throughput

Yaitu kecepatan ( rate ) transfer data yang efektif yang diukur dalam bps. Throughtput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut.

Tabel 2.1 Throughput ( Sumber : TIPHON ) Kategori Througput Throughput Indeks Sangat Bagus 100% 4 Bagus 75% 3 Sedang 50% 2 Jelek <25% 1

Adapun persamaan yang digunakan untuk mengukur throughput adalah sebagai berikut :

Rumus 2.1 Throughput ( Sumber : TIPHON ) Throughput = 𝑃𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝐿𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑚𝑎𝑡𝑎𝑛

(25)

2.4.2 Packetloss

PacketLoss merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi Karena collision dan congestion pada jaringan dan hal ini berpengaruh pada semua aplikasi Karena retransmisi akan mengurangi efesiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak akan diterima. Nilai packet loss sesuai dengan versi TIPHON sebagai berikut :

Tabel 2.2 packet loss ( Sumber : TIPHON ) Kategori

Degradasi

Packet Loss Indeks

Sangat Bagus 0% 4

Bagus 3% 3

sedang 15% 2

Jelek 25% 1

Adapun persamaan yang digunakan mengukur packet loss adalah :

Rumus 2.2 Packet loss ( Sumber : TIPHON )

2.4.3 Jitter

Hal ini diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, dalam waktu pengolahan data, dan juga dalam waktu penghimpunan ulang paket-paket diakhir perjalanan jitter. Jitter lazimnya disebut variasi delay, berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada transmisi data

(26)

di jaringan. Delay antrian pada router dan switch dapat menyebabkan jitter. Terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan berdasarkan nilai peak jitter sesuai dengan versi TIPHON, yaitu :

Tabel 2.3 jitter ( Sumber : TIPHON ) Kategori

Degradasi

Peak jitter Indeks

Sangat Bagus 0 ms 4

Bagus 0 s/d 75 ms 3

Sedang 75 s/d 125 ms 2

Jelek 125 s/d 225 ms 1

Adapun persamaan yang digunakan untuk mengukur jitter adalah :

Rumus 2.3 jitter ( Sumber : TIPHON ) 2.4.4 Delay

Adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ketujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu proses yang lama. Adapun komponen delay adalah sebagai berikut :

Menurut versi TIPHON, besarnya delay dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Jitter = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑙𝑎𝑦

(27)

Tabel 2.4 Latency ( Sumber : TIPHON )

Kategori Latensi

Besar Delay Indeks

Sangat Bagus <150 ms 4

Bagus 150 s/d 300 ms 3

Sedang 300 s/d 450 ms 2

Jelek >450ms 1

Untuk mengukur delay digunakan persamaan sebagai berikut :

Rumus 2.4 delay ( Sumber : TIPHON )

2.5 Router

Router merupakan suatu alat ataupun software dalam suatu komputer yang menghubungkan dua buah jaringan atau lebih yang memiliki alamat jaringan yang berbeda. Router menentukan akan diarahkan ke titik jaringan yang mana paket yang ditujukan ke suatu alamat tujuan. Router biasanya berfungsi sebagai gateway, yaitu jalan keluar utama dari suatu jaringan untuk menuju jaringan lainnya baik LAN ke LAN atau LAN ke WAN, sehingga host-host yang ada pada sebuah jaringan local bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada satu jaringan atau pada jaringan lain melalui internet. Selain itu router juga berfungsi sebagai alat menghubungkan antara media jaringan yang berbeda, meningkatkan performance jaringan LAN dengan memanfaatkan sifat dasar router yang mampu memisahkan broadcast domain dengan collisiondomain, di samping meningkatkan keamanan jaringan dengan memanfaatkan failitas accsess-list.

(28)

Router memiliki kemampuan melewatkan paket data dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya, dengan memeriksa Header IP yang ada pada paket data. Disinilah peran dari sebuah router dibutuhkan. Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari sistem ke sistem lain melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing.

Routing yaitu sebuah proses untuk meneruskan paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui sebuah internetwork. Tujuan dari routing adalah agar paket-paket IP yang kita kirim sampai pada target, paket nya pun dalam keadaan yang baik atau tidak corrupt, begitu juga paket IP yang ditujukan untuk kita. Target atau destination ini bisa berada dalam satu jaringan atau pun berbeda jaringan baik secara topologis maupun geografis. Sistem yang digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan. Sebuah komputer atau paket software yang dikhususkan untuk menangani koneksi antara dua atau lebih network yang terhubung melalui packet switching. Router bekerja dengan melihat alamat tujuan dan alamat asal dari paket data yang melewatinya dan memutuskan rute mana yang harus digunakan dan yang terbaik oleh paket data tersebut untuk sampai ke tujuan.

2.6 MikroTik

MikroTik adalah sebuah merek dari sebuah perangkat jaringan, pada awalnya mikrotik hanyalah sebuah perangkat lunak atau software yang di-install komputer yang digunakan untuk mengontrol jaringan, tetapi dalam perkembangannya saat ini telah menjadi sebuah device atau perangkat jaringan yang handal dan harga yang terjangkau, serta banyak digunakan pada level perusahan penyedia jasa internet ( ISP ) ( Athailah.,2013:18 ).

Sejarah MikroTik pada awalnya dimulai saat dua orang ahli jaringan, yaitu John Trully dan Arnis Riekstins berhasil membuat routing jaringan ke jaringan

(29)

yang lebih luas, sehingga hal ini menjadi visi MikroTik sampai saat ini, yaitu “Routing the World”.

Gambar 2.5 Logo MikroTik

John Trully berkebangsaan Amerika, tetapi berimigrasi ke Latvia, sebuah negara yang menjadi tetangga Rusia. Bersama dengan Arnis Riekstins, asli Latvia, mereka bekerja sama untuk membuat sebuah perangkat yang benar-benar diandalkan untuk pekerjaan routing jaringan.

Dimulai dengan membuat mikrotik yang berbasiskan kernel Linux, mereka berdua membangun sebuah Internet Service Provider ( ISP ) berkecepatan 2Mbps dan bernama Aeronet, di Moldova, setelah itu mereka melayani 5 pelanggan pertamanya di Latvia. Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP ( WISP ), tetapi membuat program router yang handal dan dapat dijalankan diseluruh dunia.

Linux yang pertama kali digunakan adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5-15 orang staff Research and Development ( R&D ) MikroTik yang sekarang menguasai dunia routing di negara-negara berkembang.

2.6.1 Jenis-Jenis Mikrotik

MikroTik terdiri dari 2 ( dua ) jenis yaitu Mikrotik RouterOS ( software ) dan Mikrotik RouterBoard ( Hardware ).

1. MikroTikRouterOS

(30)

dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan

wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hotspot ( Prasetyo Helmi.,2014:2 ).

Gambar 2.6 MikroTikOS

2. MikroTikRouterBoard

MikroTikRoutrBoard merupakan routerembedded produk dari

MikroTik.Routerboard seperti sebuah pc mini yang terintegrasi karena dalam satu board tertanam prosesor, ram, rom, dan memori flash ( Prasetyo Helmi.,2014:2 ).

(31)

2.6.2 Fitur-fitur Mikrotik

Adapun fitur - fitur dari MikroTik RouterOS adalah sebagai berikut : 1. AddressList : Pengelompokan IP Address berdasarkan nama.

2. Asynchronous : Mendukung serialPPP dial - in / dial-out, dengan otentikasi CHAP, PAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius, dial on demand, modempool hingga 128 ports.

3. Bonding : Mendukung dalam pengkombinasian beberapa antar muka Ethernet ke dalam 1 pipa pada koneksi cepat.

4. ISDN : Mendukung dial - in / dial-out. Dengan otentikasi PAP, CHAP, MSCHAPv1 dan MSCHAPv2, Radius. Mendukung 182K bundle, Cisco HDLC, x751, x75ui, 75bui line protokol.

5. M3P : MikroTik Protocol Paket Packer untuk wirelesslinks dan ethernet. 6. MNDP : MikroTik Discovery Neighbour Protokol, juga mendukung Cisco

Discovery Protokol ( CDP ).

7. Monitoring / Accounting : Laporan Traffic IP, log, statistik graph yang dapat di aksen melalui HTTP.

8. NTP : Network Time Protocol untuk server dan clients: sinkronisasi menggunakan sistem GPS.

9. Point to Point Tunneling Protocol : PPTP, PPPoE, dan L2TP AccessConsetrator, protocol otentikasi menggunakan PAP, CHAP, MSCHAPv1, MSCHAPv2; otentikasi dan laporan Radius; enkripsiMPPE; kompresi untuk PpoE; limitrate.

10. Proxy : Cache untuk FTP dan HTTP proxyserver, HTTPS proxy, transparentproxy untuk DNS dan HTTP; mendukung protocol SOCKS; mendukung parentproxy; static DNS.

11. Routing : Routingstatic dan dinamik; RIPv1 / v2, OSP v2, BGP v4. 12. SimpleTunnel : Tunnel IPIP dan EoIP ( Ethernetover IP )

13. SDSL : Mendukung SingleLine DSL ; mode pemutusan jalur koneksi dan jaringan.

(32)

15. Synchronous : V.35, V.24, E1/T1, X21, DS3 ( T3 ) media types ; sync - PPP, Cisco HDLC; FrameRelaylineprotokol; ANSI-617d ( ANDI atau annex D ) dan Q933a ( CCITT atau annex A ); FrameRelay jenis LMI.

16. Tool : Ping, Traceroute; bandwidthtest; pingflood; telnet; SSH; packetsniffer; Dinamik DNS update.

17. UPnP : Mendukung antarmuka UniversalPlug and Play.

18. VLAN : Mendukung Virtual LAN IEEE 802.1q untuk jaringan ethernet dan wireless; multiple VLAN; VLAN bridging.

19. VoIP : Mendukung aplikasi voiceover IP.

20. VRRP : Mendukung Virtual Router Redudant Protocol.

21. WinBox : Aplikasi mode GUI untuk meremote dan mengkonfigurasi MikroTikRouterOS.

2.7 Bandwidth

Definisi dari bandwidth adalah banyaknya ukuran suatu data atau informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam sebuah network di waktu tertentu. Bandwidth dapat dipakai untuk mengukur baik aliran data analog maupun data digital. Sekarang sudah menjadi umum jika kata bandwidth lebih banyak dipakai untuk mengukur aliran data digital.

Satuan yang dipakai untuk bandwidth adalah Bits PerSecon data sering disingkat Bps. Seperti diketahui bahwa bit atau binary digital adalah basis angka yang terdiri dari 0dan1. Satuan ini menggambarkan berapa banyak bit ( angka 0 dan 1 ) yang dapat mengalir dari satu tempat ketempat yang lainnya dalam setiap detiknya melalui suatu media.

Bandwidth dibagi menjadi dua jenis yaitu :

a. Up Stream

Up Stream adalah bandwidth yang digunakan untuk mengirim data, misal mengirim file melalui File Transfer Protocol ( FTP ) kesalah satu alamat jaringan.

(33)

b. Down stream

Down Stream adalah Bandwidth yang digunakan untuk menerima data ( misal menerima file atau data dari satu alamat jaringan ). Besarnya tiap komponen Bandwidth tersebut dapat tidak sama atau sama satu sama lain.

2.8 Management Bandwidth

Bandwidth Management System ( BMS ) adalah sebuah metode yang diterapkan untuk mengatur besarnya bandwidth yang akan digunakan oleh masing-masing user di sebuah jaringan sehingga penggunaan bandwidth akan terdistribusi secara merata ( Athailah.,2013:94 ). Ada beberapa metode yang dapat diterapkan untuk mengimplementasikan bandwidth management ini diantaranya melalui proxy server, QoS atau traffic shapping, atau pembatasan bandwidth atau limiter.

Di dalam dunia internet sering di dengar istilah limiter atau pembatasan kecepatan untuk melakukan akses ke internet. Ada beberapa jenis system limiter yang biasa di aplikasikan ke router, mulai dari yang simple hingga yang komplek.

2.8.1 Simple Queues

Simple queues adalah cara pelimitan dengan menggunakan pelimitan sederhana berdasarkan data rate. Simple queues juga merupakan cara termudah untuk melakukan manajement bandwidth yang diterapkan pada jaringan skala kecil sampai menengah untuk mengatur pemakaian bandwidth upload dan download tiap user. Ini berarti bahwa antrian harus selalu dikonfigurasi pada interface keluar mengenai arus lalu lintas.

Metode Simple Queues merupakan metode yang cukup sederhana dalam melakukan konfigurasinya. Pada metode Simple Queues kita tidak bias mengalokasikan bandwidth khusus buat Internet Control Message Protocol ( ICMP ), sehingga apabila pemakaian bandwidth pada klien sudah penuh, ping time nya akan naik dan bahkan Request Time Out ( RTO ).

(34)

Gambar 2.8 Simple Queue Menu - menu yang terdapat pada Simple Queue: 1. General

a. Nama : Untuk menuliskan nama user yang akan dibatasi Bandwidthnya. b. Target : Untuk menentukan IP addres yang ingin di dibatasi Bandwidhnya. c. Max Limit : Fitur yang mengatur besarnya alokasi bandwidth yang akan

didapatkan use.

d. Burst : Fitur yang menungkinkan client mendapatkan alokasi bandwidth lebih dari alokasi bandwidth maksimum yang disediakan dalam selang waktu tertentu.

e. Time : Fitur yang mengatur manajemen bandwidth dengan menetukan waktu.

2.8.2 Queues Tree

Queues tree adalah pelimitan yang sangat rumit karena pelimitan ini berdasarkan protokol, ports, IP Address, bahkan kita harus mengaktifkan fitur Mangle pada Firewall jika ingin menggunakan Queue Tree. Queues Tree berfungsi untuk melimit bandwidth pada mikrotik yang mempunyai dua koneksi internet karena paket marknya lebih berfungsi dari pada diSimple Queues. Queues tree juga digunakan untuk membatasi satu arah koneksi saja baik itu download maupun upload.

(35)

Metode Queues tree merupakan metode yang cukup rumit dalam melakukan konfigurasinya. Keunggulan yang terdapat pada metode Queues tree adalah kita dapat mengalokasikan bandwidth Internet Control Message Protocol ( ICMP ). Jadi, ketika bandwidth yang terdapat pada clien penuh, ping time nya masih dapat stabil.

Berikut adalah system dari metode Queues Tree seperti ditunjukkan pada gambar 9.2.

Gambar 2.9 Queue Tree Menu - menu yang terdapat pada Queue Tree:

1. Parent

berguna untuk menentukan apakah queue yang dipilih bertugas sebagai child queue, beberapa pilihan default di parent queue tree yang biasanya digunakan untuk induk queue :

a. Global - in : Mewakili semua input interface pada umumnya. Maksudnya disini interface yang menerima input data / trafik sebelum difilter seperti trafik upload.

b. Global - out : Mewakili semua output interface pada umumnya. Maksudnya disini interface yang mengeluarkan output data / trafik yang sudah difilter seperti trafik download.

(36)

c. Global - Total : Mewakili semua input dan output interface secara bersama, dengan kata lain merupakan penyatuan dari global - in dan global - out.

d. < interfacename > : ex . lan atau wan : Mewakili salah satu interface keluar. Maksudnya disini hanya trafik yang keluar dari interface ini yang akan diqueue.

2. Packet Mark

Digunakan untuk menandai paket yang sudah ditandai di / ip firewall mangle. Priority ( 1 s/d 8 ) : Digunakan untuk memprioritaskan child queue dari child queue lainnya. Priority tidak bekerja pada induk queue. Child Queue yang mempunyai priority satu ( 1 ) akan mencapai limit - at lebih dulu dari pada child queue yang berpriority ( 2 ).

3. Queue Type

Digunakan untuk memilih type queue yang bisa dibuat secara khusus dibagian queue types.

a. Limit At : Bandwidth minimal yang diperoleh oleh target / ip yang diqueue. b. Max Limit : Bandwidth maksimal yang bisa dicapai oleh target / ip yang

diqueue.

c. Burst Limit : Bandwidth maksimal yang bisa dicapai oleh target / ip yang diqueue ketika burst sedang aktif.

d. Burst time : Periode waktu dalam detik, dimana data Rate rata-rata dikalkulasikan.

e. Burst Threshold : Digunakan ketika data Rate dibawah nilai burst threshold maka burst diperbolehkan. Ketika data Rate sama dengan nilai burst threshold burst dilarang. Untuk mengoptimalkan burst nilai burst threshold harus diatas nilai Limit At dan dibawah nilai Max Limit.

2.9 PCQ ( Peer Connection Queue )

Pengaturan management bandwidth bersifat massive. Dengan menggunakan PCQ walaupun jumlah komputer client sejumlah puluhan atau

(37)

bahkan ratusan, hanya diperlukan satu atau dua konfigurasi queue. Metode ini PCQ ini dapat diterapkan pada Simple Queue maupun Queue Tree.

Sebelum melakukan konfigurasi PCQ, sebaiknya memahami konsep PCQ itu sendiri sebelum melakukan pembagian bandwidth. PCQ bekerja dengan membuat sub-stream berdasarkan parameter pcq-classifier yang dapat berupa IP Address pengirim berdasarkan pengirim ( src-address ), IP Address tujuan ( dst-address ), Port pengirim ( src-port ) maupun Port tujuan ( dst-port ).

PCQ Classifier berfungsi mengklasifikasikan arah koneksi, Misalnya jika Classifier yang digunakan adalah src - address pada Local interface, maka aliran pcq akan menjadi koneksi upload. Begitu juga dgn dst-address akan menjadi pcq download.

PCQ rate berfungsi untuk membatasi bandwidth maksimum yang bisa didapatkan. Dengan memasukkan angka pada rate ini ( default: 0 ) maka maksimal download yang akan didapatkan per IP akan dibatasi mis. 128k ( kbps ).

(38)

Limit berfungsi untuk membatasi jumlah koneksi paralel yang diperkenankan bagi tiap IP. artinya bila kita meletakkan nilai 50, maka cuma 50 koneksi simultan yang bisa didapat oleh 1 IP address ( baik itu source / destination ).

Total Limit adalah total keseluruhan koneksi paralel yang diperkenankan untuk seluruh ip address ( baik itu source ataupun destination ).

2.10 Winbox

2.10.1 Pengertian winbox

Winbox adalah sebuah software jaringan yang berfungsi sebagai konektivitas dan konfigurasi MikroTik dengan menggunakan MAC address atau protocol IP. Dengan winbox user akan lebih mudah dalam melakukan konfigurasi MikroTik RouterOS karena user dapat mengkonfigurasi mikrotik langsung dari komputer client dan dengan mode GUI sehingga lebih memudahkan user dalam proses penyetingan jaringan di mikrotik.

(39)

2.10.1 Menu-menu Winbox

Berikut adalah menu-menu mikrotik yang ada di Winbox : 1. Quick Set

Merupakan fitur yang bisa digunakan untuk melakukan konfigurasi router secara lebih cepat.

Berikut merupakan tampilan QuickSet :

Gambar 2.12 Tampilan Quick Set 2. Interface

a. Interface, merupakan penjembatan untuk menghubungkan mikrotik dengan Winbox menggunakan protocol berbasis Media Acces Control.

b. EoIP Tunnel, Ethernet over IP ( EoIP ) Tunneling MikroTik RouterOS adalah protokol yang membuat sebuah Ethernet tunnel antara dua router di atas koneksi Internet Protocol.

c. IP Tunnel, merupakan sebuah protokol sederhana yang mengenkapsulasi paket IP dalam IP untuk membuat tunnel di antara dua router. Tunnel interface muncul sebagai interface dalam daftar interface. termasuk Cisco dan Linux, mendukung protocol ini.

(40)

d. VLAN, Virtual Local Area Network merupakan sebuah cara pengelompokan satu set port switch bersama, sehingga mereka membentuk logical network. e. VRRP, Virtual Router Redundancy Protocol adalah sebuah protocol pemilihan

yang menyediakan availabelity tinggi untuk router. Sejumlah router dapat berpartisipasi dalam satu atau lebih router virtual.

f. Bonding, merupakan teknologi yang memungkinkan multiple Ethernet - like interfaces menjadi satu virtual link, sehingga mendapatkan data rates yang lebih tinggi dan menyediakan failover.

Gambar 2.13 Tampilan Interface 3. Bridge

a. Bridge, Untuk mengkombinasikan beberapa network ke dalam satu bridge, bridge interface harus di buat ( kemudia setiap interface harus ditentukan ports nya ).

b. Ports, submenu ini digunakan untuk memerintah interface dalam bridge interface tertentu.

c. Filters, Bagian ini mendeskripsikan bridge packet filter specific filtering options, yang di hilangkan dari deskripsi umum Firewall.

d. NAT, Network Address Translation juga merupakan tools yang termasuk digunakan untuk pembatasan access secara langsung dan melindungi traffic yang akan keluar dari router.

(41)

Gambar 2.14 Tampilan Bridge 4. Point to Point Prototcol (PPP)

a. Interface, Menu ini berfungsi untuk mengatur tampilan PPP ( Point to Point Ptotocol ).

b. PPoE ( Point Protocol over Ethernet ) Servers, Protokol dalam jaringan untuk menghubungkan komunikasi antara dua buah titik jaringan atau dua buah port ethernet dengan model tunneling ( terowongan ) dan juga sebagai virtual dial-up dalam jaringan

c. Secrets, Menu ini berfungsi untuk menentukan user dan password untuk client yang ingin terhubung ke MikroTik menggunakan PPoE.

d. Profiles, Menu ini berfungsi untuk memuat parameter-parameter yang digunakan oleh komputer client.

e. Active Connections, Menu ini berfungsi untuk mengetahui username yang terhubung menggunakan koneksi PPPoE.

(42)

5. Switch

a. Switch, Menu ini berfungsi untuk menghubungkan beberapa alat sehingga membentuk suatu Local Area Network ( LAN ).

b. Port, Menu ini berfungsi untuk mengecek port yang terkoneksi dan port yang tidak terkoneksi.

c. Host, Menu ini berfungsi untuk mengecek client yang terkoneksi pada jaringan. d. VLAN ( Virtual Local Area Network ), Menu ini berfungsi untuk mengatur

VLAN di MikroTik. VLAN merupakan metode yang digunakan untuk mendistribusikan beberapa segment jaringan yang berbeda pada perangkat router dengan interface Ethernet fisik yang terbatas.

e. Rule, Menu ini berfungsi untuk memberikan aturan bagi client yang terkoneksi.

Berikut merupakan tampilan switch :

Gambar 2.16 Tampilan Switch 6. Mesh

a. Mesh, Menu ini berfungsi untuk mengatur konfigurasi pada topologi mesh pada MiroTik.

b. Ports, Menu ini berfungsi untuk mengecek port yang terkoneksi dan tidak terkoneksi.

(43)

Gambar 2.17 Tampilan Mesh 7. Internet Protocol ( IP )

a. ARP ( Address Resolution Protocol ), Fungsinya untuk melihat semua ARP yang terkoneksi dan informasi yang dimunculkan yaitu IP, Mac Address dan Interface yang terkoneksi.

b. Address, Menu ini adalah bagian utama yang digunakan untuk membuat router bekerja. MikroTik saat ini hanya mendukung ipv4 dengan subnet mask. MikroTik dapat menggunakan alamat Ip secara static ataupun dynamic.

c. DHCP Client, Menu ini berfungsi untuk mengaktifkan DHCP client ( Dynamic Host Configuration Protocol ) pada perangkat dengan OS MikroTik.

d. DHCP Delay, Menu ini berfungsi untuk mengaktifkan DHCP relay ( Dynamic Host Configuration Protocol relay ).

e. DHCP Server, Menu ini berfungsi untuk membuat atau mengaktifkan DHCP Server dan selain untuk mengaktifkan DHCP Server pada menu ini kita juga bias melihat IP yang telah didapatkan oleh client secara otimatis beserta network yang ada.

f. DNS ( Domain Name System ), Menu ini digunakan untuk mengurangi trafik DNS ke internet dan mempercepat waktu yang reselove dapat digunakan fungsi DNS cache.

g. Firewall, Menu Firewall ini berisi konfigurasi packet filter dan fitur mengatur fungsi keamanan untuk mengatur arus data dari dan ke router.

(44)

h. Hotspot, Menu ini digunakan untuk melakukan authentication, authorization dan accounting pengguna yang melakukan access jaringan melalui gerbang hotspot. Pengguna hotspot sebelum melakukan access jaringan perlu melakukan authentication melalui web browser baik dengan protocol http maupun https / secure http.

i. IPsec ( Internet Protocol Security ), Menu ini berfungsi untuk mengatur IPsec, IPsec merupakan sebuah protokol yang digunakan untuk mengamankan transmisi datagram dalam sebuah internetwork berbasis TCP / IP.

j. Neighbors, Menu ini berfungsi untuk melihat informasi perihal Neighbors List perangkat - perangkat yang terhubung ke perangkat kita.

k. Packing, Menu ini berfungsi untuk melakukan 're-packs' ( mengemas ulang ) dari paket data yang dikirimkan.

l. Pool, Menu ini berfungsi untuk menambahkan IP Pool / range IP yang akan dipergunakan nantinya seperti di DHCP, hotspot atau PPTP dan kebutuhan lainnya.

m. Routers, Menu ini menampilkan kondisi tabel routing baik aktif maupun yang cadangan. Daftar routing ini bisa bersifat permanen ( read only ), statis, dan dynamic.

n. SMB ( Server Message Block ), Menu ini berfungsi untuk mengaktifkan service SMB yang mana fungsi SMB ini sama halnya dengan fungsi service Samba pada linux atau file sharing pada Windows.

o. SNMP ( Simple Network Management Protocol ), Menu ini berfungsi untuk mengaktifkan service SNMP pada perangkat berOS MikroTik yang mana fungsi dari SNMP ini agar dapat dilakukan graph baik itu trafik, resource maupun yang lainnya dari perangkat yang digunakan dalam bentuk grafik. p. Services, Menu ini berfungsi untuk mengubah port yang diatur ke setting

default.

q. Settings, Menu ini berfungsi untuk mengaktifkan atau menonaktifkan seperti IP Forward, Send Redirects, Accept Redirect, Secure Redirect, dan Allow Fast Path.

(45)

s. TFTP ( Trivial File Transfer Protocol ), Menu ini berfungsi untuk mengaktifkan atau menonaktifkan setting TFTP.

t. Trafic Flow, Menu ini berfungsi untuk menyetting Trafic Flow, Trafic Flow merupakan sistem yang menampilkan informasi statistik akan besar atau banyaknya paket-paket yang melewati sebuah router.

u. UPnP ( Universal Plug and Play ), Menu ini berfungsi untuk menyetting UPnP, UPnP merupakan suatu aturan protokol jaringan yang memungkinkan perangkat jaringan, seperti komputer pribadi, printer, Gateway Internet, Wi-Fi akses poin dan perangkat mobile agar mudah mengenali keberadaan satu dengan lainnya pada jaringan dan menmbangun layanan jaringan fungsional untuk berbagi data, komunikasi dan hiburan. UPnP ini ditujukan terutama untuk jaringan perumahan tanpa perangkat bertaraf perusahaan.

v. Web Proxy, Menu ini berfungsi untuk mengatur Web Proxy, Web Proxy website berbasis proxyserver yang bertindak sebagai perantara untuk menerima / melakukan request terhadap kontent dari sebuah jaringan internet atau intranet.

Gambar 2.18 Tampilan Internet Protocol 8. MPLS

a. MPLS ( Multi Protocol Label Switching ), Menu ini berfungsi untuk mengatur MPLS. MPLS merupakan teknologi penyampaian paket pada jaringan backbone berkecepatan tinggi.

(46)

b. Traffic Eng, Menu ini berfungsi untuk mengatur layanan dan penyedia layanan internet.

c. vpls ( virtual privat Lan service ), Menu ini berfungsi untuk menghubungkan beberapa kawasan geografi yang terpisah dengan mengemulasikan bridging domain.

Gambar 2.19 Tampilan MPLS 9. Routing

a. BFD ( Bidirectional Forwarding Detection ), Protocol durasi pendek overhead rendah dan dimaksudkan untuk mendeteksi kesalahan dijalur dua arah antara dua mesin forwarding, termasuk antarmuka fisik, sub - interface, datalink, dan sejauh mungkin forwarding mesin sendiri, dengan latency berpotensi sangat rendah.

b. BGP ( The Border Gateway Protocol ), Sistem interdomain routing dinamis yang secara otomatis update tabel routing perangkat yang menjalankan BGP terjadi perubahan topologi jaringan.

c. Filters, Menu ini berfungsi untuk mencegah pengguna asing yang akan masuk ke router.

d. MME ( Mesh Made Easy ), Protokol routing yang terdapat pada MikroTik. Dan biasanya digunakan untuk routing dalam jaringan wireless mesh.

e. OSPF ( Open Shortest Path First ), Protokol link - state yang mengurus rute dalam struktur jaringan dinamis yang dapat mempekerjakan jalur yang berbeda untuk subjaringannya. Selalu memilih jalur terpendek kesubnetwork yang pertama.

(47)

f. Prefix List, Menu ini berfungsi untuk menerima, menolak, tindakan untuk tampil di pencocokan aturan rute.

g. RIP ( Routing Information Protocol ), Protocol routing dengan algoritma routing distance vector atau routing protocol yang hanya melihat arah dan jarak untuk menuju suatu jaringan tujuan.

Gambar 2.20 Tampilan Routing 10. System

a. Auto Upgrade, Menu berfungsi untuk melakukan auto upgrade pada sistem operasi MikroTik.

b. Certificate, Menu ini kita dapat Import, Decrypt dan reset Keys Certificate pada OS MikroTik.

c. Clock, Menu clock ini berfungsi untuk mengatur jam dan tanggal pada system MikroTik.

d. Console, Ini merupakan menu untuk console namun saya belum pernah pakai fitur ini jadi belum bisa info belih jauh.

e. Driver, Menu ini berfungsi untuk mengecek driver jika kita ada penambahan periperal external tambahan seperti modem USB dll.

f. Health, Menu health ini kita dapat meilihat voltage dan temperature dari perangkat yang berOS Mikrotik.

(48)

g. Identify, Menu ini berfungsi untuk membuat penamaan pada mesin yang berOS MikroTik jika kita bandingkan dengan yang berOS Windows maka identify ini sama halnya dengan compuer name pada Windows.

h. LED, Menu untuk pengaturan sistem led pada mikrotik ( lampu led pada setiap interface yg ada atau led indikator lainnya ).

i. License, Menu berfungsi untuk melihat license MikroTik, mulai dari informasi perihal license yang sedang digunakan, upgrade License, update License key, export key, import key dan paste key.

j. Logging, Menu berfungsi untuk melakukan pengaturan sistem loggingnya yang mana fungsi Logging ini adalah agar kita bisa mengetahui informasi dari sistem dan juga log - log yang sudah terjadi pada sistem.

k. Packages, Menu berfungsi untuk melihat packages-packagesapa saja yang telah terinstall pada sistem MikroTik kita beserta informasi versinya. Dan dari menu ini kita juga dapat melakukan disabled, enabled, downgrade dan uninstall packages yang ada.

l. Password, Menu ini berfungsi untuk kita dapat mensetting password pada OS MikroTik ini.

m. Ports, Menu ini untuk meliha ports yang terpakai pada MikroTik.

n. Reboot, Menu ini berfungsi untuk mereboot atau merestart mesin yang berOS Mikrotik.

o. Reset Configuration, Menu ini diunakan unuk mereset konfigurasi pada MikroTik.

p. Resource, Menu ini berfungsi untuk melihat semua informasi mengenai sistem yang kita pada pada OS MikroTik itu sendiri mulai dari versi OS yang dipakai, model hardware yang dipakai, uptimes, kapasitas HDD dan memori dan informasi lainnya yang sangat kita butuhkan.

q. Routerboard, Menu ini berfungi untuk menampilkan informasi dari seri routerboard yang kita pergunakan.

r. NTP Client, Menu ini berfungsi untuk mensetting NTP client agar clocknya dapat sinkron dengan sistem NTP yang ada.

s. Scheduler, Menu berfungsi untuk membuat penjadwalan sesuai kebutuhan yang ada.

(49)

t. Script, Menu berfungsi untuk mebuat sebuah script sesuai dengan fungsi yang kita butuhkan untuk dapat diproses secara terjadi dengan menggunakan fitur dari scheduler di atas.

u. Shutdown, Menu berfungsi untuk mematikan mesin yang menggunakan OS Mikrotik sehingga jika kita memilih mengclik menu shutdown maka mesinnya akan mati total.

v. Special Login, Menu ini berfungsi untuk menambah atau mengurangi user special dengan kegunaan tertentu.

w. Store, Menu ini berfungsi untuk membuat sebuah atau lebih store, cek driver, format drive dan clean driver.

x. Users, Menu berfungsi untuk menambah / menghapus / mengedit user, membuat dan menentukan hak akses user dan melihat informasi tentang user yang sedang login.

y. Watchdog, Menu watchdog ini merupakan menu terakhir dari menu-root Sistem yang mana salah satu fungsinya yaitu melakukan test koneksi ke mesin lain dan jiak tidak terkoneksi maka sistemnya akan reboot.

Gambar 2.21 Tampilan System 11. Queues

a. Simple Queues, Menu ini berfungsi untuk membatasi penggunaan bandwidthclient pada jaringan skala kecil dan menengah.

b. Interface Queues, Menu ini berfungsi untuk megecek user yang terkoneksi pada jaringan.

(50)

c. Queues Tree, Menu ini berfungsi untuk membatasi penggunaan bandwidthclient dengan menggunakan mangle ( penanda paket ).

d. Queues Type, Menu ini berfungsi untuk menentukan jenis queues yang akan digunakan.

Gambar 2.22 Tampilan Queues 12. Files

Menu ini berfungsi untuk menyimpan file dalam OS Mikrotik seperti

File - file HTML login page hotspot, files backup, files log dan files lain. Berikut merupakan tampilan dari files :

(51)

13. Log

Menu ini berfungsi untuk melihat informasi log yang terjadi, dan informasi - informasi dari log ini sangat dbutuhkan sebagian informasi bantuan disaat troubleshoot.

Gambar 2.24 Tampilan Log 14. Radius

Menu ini berfungsi untuk membuat sistem hotspot pada Mesin MikroTik dan mengkoneksikan sistem Hotspot ke server radius.

(52)

15. Tools

a. BTest Server, Menu ini berfungsi untuk mengaktifkan fasilitas bandwidth test pada OS MikroTik. Bandwidth test bertujuan untuk mengtest atau mengukur seberapa besarnya trafik yang dapat kita lewatkan pada sebuah interface yang ada pada perangkat tersebut.

b. Bandwidth Test, Menu ini berfungsi untuk melakukan bandwidth test terhadap mesin lawannya.

c. Email, Menu ini berfungsi untuk melakukan fungsi pengiriman dan menertima email dari mesin berOS MikroTik.

d. Flood Ping, Menu ini berfungsi untuk melakukan test ping flood ke mesin lawan ( pembanjiran data ping ke suatu host ).

e. Graphing, Menu ini berfungsi untuk membuat dan mengaktifkan graph trafik pada mesin yang berOS MikroTik. Grafik adalah alat untuk memonitor berbagai parameter RouterOS dari waktu ke waktu dan menempatkan data yang dikumpulkan dalam grafik yang bagus.

f. IP Scan, Menu ini berfungsi untuk melakukan scan IP melalui perangkat MikroTik pada satu jaringan yang ada.

g. MAC Server, Menu ini berfungsi untuk mengakses atau meremote sebuah perangkat yang berOS MikroTik melalui Mac address dan IP Address.

h. Netwatch, Menu ini berfungsi untuk memonitor keadaan host pada jaringan, dengan mengirimkan ping ICMP ke daftar alamat IP yang ditetapkan.

i. Packet Sniffer, Menu ini berfungsi untuk menangkap dan menganalisa paket - paket yang akan, meninggalkan atau pergi melalui router.

j. Ping, Menu ini berfungsi untuk melakukan ping terhadap host.

k. Ping Speed, Menu ini berfungsi untuk mengevaluasi seputar throughput untuk setiap remote host dan membantu untuk menemukan jaringan yang “bottleneck”.

l. Profile, Menu ini berfungsi untuk melihat data load yang tinggi sehingga dapat dilakukan troubleshoot.

m. SMS, Menu ini berfungsi untuk melalukan konfigurasi pengiriman dan penerimaan SMS.

(53)

n. Telnet, Menu ini berfungsi untuk melakukan remote ke suatu host melalui remote telnet IP, remote SSH IP dan juga remote telnet Mac address.

o. Torch, Menu ini berfungsi untuk memantau lalu lintas yang akan melalui antarmuka.

p. Traffic Generator, Menu ini berfungsi untuk mengevaluasi kinerja DUT ( Perangkat Under Test ) atau SUT ( Sistem Under Test ). ATools ini dapat menghasilkan dan mengirimkan paket RAW melalui port tertentu.

q. Traffic Monitor, Menu ini berfungsi untuk menjalankan skrip konsol ketika trafik interface melintasi batas limite tertentu.

Berikut adalah gambar tampilan menu Tools :

Gambar 2.26 Tampilan Tools

16. New Terminal

Menu ini berfungsi sebagai console pada OS MikroTik dalam arti text mode sama halnya dengan Linux OS yang berbasis server mode text.

(54)

Gambar 2.27 Tampilan New Terminal 17. Meta ROUTER

Menu metaROUTER ini merupakan menu untuk membuat sebuah mesin virtual pada perangkat yang berOS MikroTik.

Gambar 2.28 Tampilan Meta Router 18. Partitions

Menu ini berfungsi untuk mengbackup OS, jika pada OS utama mengalami error.

(55)

Gambar 2.29 Tampilan Partition 19. Make Supout.rif

Menu ini berfungsi untuk membuat backup dari OS MikroTik, serta informasi dari seri dari OS yang dipakai dan digunakan untuk menganalisa permasalahan yang terjadi.

(56)

20. Manual

Menu ini berfungsi untuk membawa kita ke link manual pengunaan OS MikroTik sama halnya menu help atau -h pada linux dan Windows.

Gambar 2.31 Tampilan Manual 21. Exit

Menu ini berfungsi untuk menutup windows interface pada OS MikroTik yang diakses melalui aplikasi winbox.

Gambar

Gambar 2.8 Simple Queue  Menu - menu yang terdapat pada Simple Queue:
Gambar 2.9 Queue Tree  Menu - menu yang terdapat pada Queue Tree:
Gambar 2.10 PCQ ( peer connection queue ) Rate
Gambar 2.17 Tampilan Mesh
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, proses fermentasi biji katao dengan penambahan ragi mikroba lokai dapat meningkatkan mutu kakao sesuai SNI dalam waktu fermentasi yang lebih

Program-program sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru diantaranya sekolah telah mengembangkan kompetensi profesional guru dengan mengikutsertakan para

Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan rumah sakit atau melakukan kunjungan ke rumah paa hari ke-tiga, minggu ke-dua dan minggu ke-enam setelah

– menyusahkan ibu bapa kerana terpaksa menghabiskan masa untuk membimbing anakanak mereka membuat kerja rumah 3 usaha-usaha yang boleh dilakukan oleh murid untuk berjaya

Oleh karena itu, kehadiran militer AS (military presence) dipandang sebagai alat vital untuk kenyamanan keamanan di Asia Tenggara, dan ada perhatian bahwa kenyataan AS

Sejak 1 Januari 2010, secara prospektif, untuk seluruh instrumen keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, aset keuangan dengan pendapatan bunga yang

Adanya perbedaan dalam penyampaian informasi objek museum secara lisan oleh beberapa pemandu wisata menunjukkan kurangnya standarisasi layanan informasi objek museum. Penelitian

Kegiatan KKS-Pengabdian UNG yang berlokasi di Desa Motomingo bertujuan untuk 1) meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengembangan komoditas kelapa 2).memberi