H
@
Ragi Miboba Lokal sebagai Inolatlum...
R.AGIIVTIKROBA
LOKAL
SEBAGAI INOKULUM PADA FERMENTASI
BIJI
KAKAO
TJNTUKMEI\IINGKATKAI{ MUTU
KAKAO
Jamili
Jurusan Biologi. FMIPA. Universitas Halu Oleo
Nur Arfa Yanti
Jurusan Biologi. FMIPA. L.lniversitas l-Ialu C)leo ar
f
ay antiT 3 @yahoo. c om
Prima
Endang
Jurusan Kimia, FMIPA. ljniversitas Halu 01eo
Abstrak
Penelitian
ini
bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penambahanragi
mikrobalokal
sebagaiinokulum pada fermentasi
biii
kakao dalam peningkatan mutu kakao. Ragi mikroba yang digunakansebagai inokulum merupakan gabungan dari 3 jenis mikroba yang diisolasi dari
biji
kakao terf-ermentasi 1.ang dilakukandi
kabupaten Kolaka dan Konawe Selatan. Sularvesi Tenggara. Ketiga jenis mikrobatersebut adalah Candida tropicalis
KLK4
(kelompok khamir), Lactobacillus sp. KSL2 (bakteri asam laktat) dan AcetobacterKSL1
(bdteri
asam asetat). Fermentasibiji
kakao dilakukan pada skala laboratorium dengan menggunakan2 kg
biji
kaliao basahdi
dalam kotali fermentasi selama5
hari. Fermentasi kakao secara alami (tanpa penambahan inokulumlragi) dilakukan sebagai pembanding. Parameter kualitasbiji
kakao merupakan kualitas secaratisik
berdasarkan standar Nasional lndonesia (SNI, 2323:2008) yang meliputi kadar air, kadarbiji
tidak terfermentasi, kadarbiji
beriamur, kadarbiji
berkecambah dan kadar lemak (SNI, 3748:2009). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ragi mikroba lokal pada fermentasi kakao dapat meningkatkan mutu kakao. Berdasarkan penelitian ini
.iuga diperoleh informasi bahwa penambahan ragi dapat menghasilkan mutu kakao sesuai SNI dalam
waktu 3
hari
fermentasi. Dengan demikian, proses fermentasibiji
katao dengan penambahan ragi mikroba lokai dapat meningkatkan mutu kakao sesuai SNI dalam waktu fermentasi yang lebih singkat.Kata kunci: Ragi, Milcroba local, Fermenlasi kakao, Muru kakao
PENDAHULUAN
fermentasi (Schrvan. 1998; Kustyawati&
Setyani,Fermentasi
merupakansalah saflr
tahapan
2008). Namun demikian,
penambahan inokulum penting pada pengolahan kakao pasca panenkarena
mikrob
kurang praktis
jika
diaplikasikan untuk menentukanmutu
bij
kakao kering.
Fermentasi
fermentasi kakmdi
lapangan. karena membutuhkan menyebabkan pulp padabiji
kakao mudahterlepas,
lingkungan yang steril dan kondisi yang aseptis. OIeh membentuku'arna dan
cita
rasa maupun aromacoklat.
Proses fermentasi
dapat
menyebabkan perubahan secara fisik maupun kimia padabiii
bagidndalam
maupun bagianluar
(Doumedkk.,
2013).Selain
itu
pula,
fermentasi
bertujueur untukmematikan
biii
kakao
sehingga dapat mencegahterj adinya perkecambahan ( Afoakwa e t a 1., 2A 1 2).
Proses 1'ermentasi
biji
kakao umumnl'a dilakukansecara alami dengan lama t'ermentasi sekitar 5-6 hari. Petani kakao
di
Sulawesi 'l'enggara sebagian besartidak
melakukan
proses
lbrmentasi
pada
btj ikakaonya karena membutuhkan waktu
yang
lamasehingga mengakibatkan
mutu
biji
kakao
yangdiproduksi masih sangat rendah.
Oleh
karena itu. diperlukan suatu upaya yang dapat mempersingkatwaktu
fermentasi namun kualitasbiji
kakao telah memenuhi standar mutu Indonesia.Beberapa
penelitian
telah
dilakukan
untuk mengupayakan peningkatanmutu
kakao
melaluipenambahan inokulum mikrob pada proses
karena
itu.
dibutuhkan teknologi tepat guna untukmenyediakan
inokrrlum
mikrob
yang
praklis digunakan di lapangan.Pembuatan inokulum mikrob daiam bentuk ragi
mcrupakan salah satu cara yzulg praktis dan
elbktif
untuk dimanfaatkan oleh petani kakao
di
lapangan. Agung (1997) telah menggunakan ragi tape untuk fermentasibiji
kakaodan
penggunaanragi
tapetersebut mampu mempersingkat
waktu
fermentasi.Pada penelitian
ini.
mikrob
lokal
asal
Sulawesi Tenggarayang
telah
diuji
keunggulannya dalam tbrmentasi kakao(Yanti dkk. 2014;
Jamiliet
al..2014),
dipersiapkandalam bentuk
ragi
untukdimanfaatkan sebagai
inokulum pada
fermentasikakao.
Penelitian
ini
bertufuan untuk
mengetahuipengaruh penambahan
ragi
mikrob
lokal
asalSulawesi Tenggara
pada
lbrmentasi
dalam meningkatkan mutubiji
kakao sesuai standar mutu Indonesia. Ragi mikroblokal
yang diperoleh padaProsiding Seminar Nasional Biologi 2011. ISBN: 978402495
1431
penelitian
ini
diharapkan dapat memudahkan petani kakao untuk meningkatkan mutu kakaonya sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka.METODE
PENELITIAN
Kultur
Mikrob.
Mikrob
lokal yang digunakanuntuk
membuatragi
adalah gabungandari
3 jenismikrob, yaitu
a)
Candida tropicalisKLK
4
yang merupakan kelompok khamir,b)
Lactobacillus sp. KSL2 yang merupakan kelompok balteri asam laktat(BAL)
dan 3) Acetobacter sp. KSL1 yang merupakankelompok bakteri asam asetat
(BAA).
Ketiga jenismikrob
tersebutdiisolasi
dari
biji
kakao
yangdifermentasi secara
alami oleh
petani kakao
di kabupatenKolaka dan
Konarve selatan- Sulawesi Tenggara.Pembuatan
ragi,
Kultur/starter
mikrob ditumbuhkan pada media campuran 2 g tepung berasdan
100ml
aquades bertujuan untuk perbanl'-akankultur dan
sebagai tahapanfase
adaptasi kulturterhadap
medium
f'ermentasitepung beras
dandiinkubasi pada suhu ruang selama 24 jarn. Setelah
inkubasi
24
jwn.
Kultur yang teiah
diketahuijumlahnya,
dikombinasikan
dengan perbandingan khamir, bal'leri asam asetat dan bakteri asam laktat(l
:2 :
l'1. Selanjutnya, starterini
dipersiapkan untukpembuatan inokulum ragi.
Pembuatan adonan pengisi ragi starter dilakukan
dengan mencampu 150 g tepung beras dengan 150 g
tepung terigu dan diaduk hingga merata, setelah itu adonan ditambahkan inokulum/starter seban;'ak 5 o/o
("/b) dan
diaduk
secara merata
selanjutnyaditambahkan 250
ml
ekstrak pulpbiji
kakaosedikit-demi sedikit hingga adonan tepung dapat dibentuk, tetapi tidak terlalu basah. Adonan dibentuk menjadi
trulatan
pipih
dengan diameter
sekitar
3
cm.Selar{utny4
adonan yang telah dibentuk diletakkandi
atas wadah yang telahdiberi
alas dengan daunpisang dan ditutup dengan daun'pisang atau plastik. Adonan yang telah ditaburi inokulum, disimpan pada
tempat yang aman
selama 24
iant hingga mikrobtumbuh
dan
berkembangbiak.
Setelah masainkubasi,
adonanyang
telah
ditumbuhi mikrob dikeringkan dengan cara menjemurnya di bawah terik matahari selama 2-5 hari. Adonan yang telah kering merupakanragi yang
siapuntuk
digunakan. Ragiyang
telah
diperoleh, disimpan pada tempat yang kering. Ragi dapat digunakan setiap kali diperlukan.Fermentasi
Biji
Kakao
menggunakan Regimikrob.
Penelitianini
menggunakan kakao varietas Lindak yang berasal dari kebun kakao rakyat di desaI-adongi,
Kabupaten
Kolaka
Timur,
SulawesiTenggara. Penelitian
dilakukan
di
LaboratoriumMikrobiologi,
jurusan Biologi
FMIPA
UniversitasHalu
Oleo. Perlakuan yang dilakukanyaitu
variasi fermentasi yangterdiri
dari:
(1)
t-ermentasi alami (tanpa penambahan ragi mikrob) dan(2)
fermentasiterkontrol dengan penambahan
ragi
mikrob
lokalsecara bersamaan
yang
ditambahkanpada
awal fermentasi sebanyak 1 % (dg.Fermentasi dilalrukandalam kotak fermentasi berkapasitas
3
kg
denganmenggunakan
biji
kakao segar 2kg
pada suhu ruang (33-35"C), selama 5 hari. Sampling dilakukan setelah 2 hari fermentasi dan selanjutnyadi
sampling setiap 24 jam. Proses fermentasi dilanjutkan dengan tahap pengeringanbtji
(penjemurandi
bawah
sinar matahari) selamat
2 hari.Pengukuran Parameter
Mutu
Kakao. Variabelyang diamali meliputi mutu
fisik biji
kakao sesuai dengan standar Nasional Indonesia (SNI, 2323:2008) seperti kadar air, jumlahbiii
per
100g biji
kering, kadarbiji
berjamur, kadarbiji
berkecambalg kadarb,ji tak
terfemmtasi
dan
kadar lemak
(SNI,37,18:2009). Kadar
air
dianalisis dilakukan denganmetode gravimetri (BSN, 2008) dan U.li Belah (Cut Test) selama fermentasi.
Uji
belah dilakukan untukmengetahui
kadar
biji tak
terfermentasi
danterflermentasi.
Uji
Belah
(Cut
Test)
mengikutiprosedur
yang
ditentukanoleh the
lnterrntionalOrganization
for
Stan&rd
(ISO, Senanayake et al.^ 1996; Kustyawati&
Setyani, 2008; Yanti dkk.2014). Kadar lemak dilakukan dengan metode soxlrlet (BSN. 2009).HASIL
DAN PEMBAHASANHasil analisis mutu fisik
biji
kakao secara umummenunjukkan
bahwa
perlakuan
fermentasi spontan/alamidan
fbrmentasi dengan penambahanragi
mikroblokal
terhadap semua parameter mutufisik
biji
kakaokering
selama proses fermentasi berbedaNilai
parameter memperlihatkan bahwabiji
kakao hasil fermentasi
oleh
inokulumragi
mikrob lokal lebih baik daripada 1'ermentasi spontanialami.Kadar
air
bijl
kakao yang dilbrmentasi secaraalami/spontan masih lebih besar dari 7,5 Yo
namw
setelah difermentasi selama 4 hari. kadar aimya sudah Lr,rrang
dari
7,5 Yo" sedangkan kadarair biji
kakao kering yang difermentasi oleh ragi mikrob lokal, lebihkecil dari 7,5 o/o sejak lbrmentasi hari
ke-2
hinggahari
ke-5. Dengan demikian. kadarair
biji
kakao kering hasil fermentasi oleh ragi mikrob local telahmemenuhi standar
mutu
biji
kakao
sesuai yang ditetapkan oleh SNI 2323 :2008, yang mensyaratkanRagi Mikroba Lokal sebagai Inokulum...
Doume
dkk
(2013) dan
Towaha
dkk.
(2012)
serangga. sehinggameningkatkan risiko
terhadapmenyatakan bahwa kadar
air biji
kakao yanglebih
kerusakanbiji,
akan tetapi bila kadar airbiii
kurang dari 8% menyebabkanbiji
mudah diserang jamurdan
dwi 5Y, akan menyebabkanbiji
mudah pecah. Tabel 1. Kadar air (%)biji
kakao kering yang dif'ermentasi dan syarat mutubiji
kakao berdasarkan SNI 2323 :2008
Perlakuan Fermentasi
Waktu Fermentasi (hari) Syarat Mutu (maks) 7,5 vo
2 -f 4
Fermentasi alami 7,6 7,5 6,7 6,3
Fermentasi
dengan
ragi
mikrob lokal6.6 6.2 5,9 5,1
Semakin lama waktu lbrmentasi akan menghasilkan
kadar
biji
tak
terfermentasi semakin sedikit, padakedua perlakuar lbrmentasi (Tabel 2). Kadar
biii
tak terfermentasi daribiji
kakao yang difermentasi secaraalami pada hari ke-2 (21%) belum memenuhi mutu
biji
kakao. namun setelahhari
ke-3(15
%)
telahmemenuhi standar mutu
biji
kakao kategorilli.
dan setelahhari ke-,l
telah
memenuhi standar mutu kategoriII.
1'aitu sebanyak 8 % (Tabel 2). Kadarbiji
tak terfermentasi untuk bi.ji kakao y.ang difermentasi menggunakan ragi mikrob lokal menunjukkan bahrva kadarbiji
tak
terfermentasidari
bi.ii
kakao ,vangBiji
kakao yang ditbrmentasi secara alami dan yang dif-ermentasi oleh ragimikob
lokal tidak ditemukanbiji
yang
berkecambahbiji
(Tabel
4).
Dengandemikian kualitas
biji
kakao yang dil-ermentasi telah memenuhi syarat mutu kakao untuk kategori l.dit-ermentasi oleh ragi mikrob
lokal
telah memenuhi standar mutubiji
kakao kategoriII
yaitu 8 o/o sejakfermentasi hari
ke-2
dan setelah difermentasi selama3
hari
telah memenuhistandar
mutubiii
kakaokategori
I
yaitu maksimal 3 o/o. Dengan demikian, bijikakao yang difermentasi oleh ragi
mikob
lokal dapatmempercepat proses fermentasi serta mengurangi
jumlah
biji
kakao yangtidak terfermentasi. B,ji
kakao yang tidak tedbrmeniasi akan menyebabkan timbulnl
a
rasa sepat danpahit
sefta aroma yangkurang tafam pada produk olahan kakao (Doume dkk..20l3).
Tabel
Data .vang menuniukkan bahx'a
tidak
adabiji
yang berjamur pada
biji
kakao yang difermentasi,baik
secara
alami
maupun
yang
difermentasi menggunakan ragi (Tabel3).
Tidak ditemukannyabiji
yang berjamur padabiji
kakao yang difermentasi karena terdapatnl,abakteri
asamlaktat
pada ragimikrob
campurandan
pada
blji
kakao
yang ditbrmentasi secara alami dan bakteri tersebtrt dapatrnenghambat perrumbuhan jamur. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sony
&
Susijahadi (2007) yang menemukan beberapa jenis batteri asam laktat dari fermentasibiji
kalao menghasilkan senyawaTabel 3. Kadar biii berjamur (o/o) dan syarat mutu biji kakao berdasarka.n SNI 2323 : 2008
2008
anti
jamur
(antikapang)dan
mampu menghambat perhrmbuhan kapang yang tumbuh padabiji
kakaoyang
berjamur. Berdasarkan kadarbiji
berjamur,diperoleh informasi bahrva
b,ji
kakao
yangdifermentasi
secara
alami
maupun
dengan penambahan ragi telah memenuhi syarat mutu kakao berdasarkanSNI
2323-2008.Dengan
demikian. fermentasibiii
kakao mampu meningkatkan mutubiji
kakao dengan
menghambat
pertumbuhan.iamur&aptutg
yangnikotoksin.
mungkin
menghasilkanKadar
biii
berkecambahyang
tidakditemukan
pada bti kakao
ditbrmentasi. menuniukkan bahwabiji
kakaotelah
mengalami kematianbiji. Biji
kakao yang dilbrmentasi denganragi mikrob lokal
dimatikanoleh
aktivitas bakteri asam asetat Acetobactersp. yang
terdapat dalam 2. Kadar biii kakao tak terfbrmentasi (.Yx) dan sy.arat mutubiji
kak ro berdasarkan SNI 23Perlakuan Fermentasi Waktu Fermentasi (hari ) Standar Mutu SNI
2 3 4 5
I
II
m
Fermentasi alami
2l
15I
5 J 8 2{)Fermentasi dengan ragi
mikob
lokal 8 -) 2 I 3 8 20Perlakuan Fermentasi Waku Fermentasi (hari) Standar Mutu
2 3 4 5
I
II
III
Fermentasi alami 0 0 0 0 2 4 4
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2011. ISBN: 9784A2-095
1434
campuran
inokulum mikrob.
Hasil
penelitianKustyawati
&
Setyani (2008) diperoleh informasibahwa bakteri asam asetat
berperan
dalam pembentukan asam, peningkatan suhu dalam substrat1'ermentasi
dan difusi
asamke
dalam
kotiledonTabel 4. Kadar
biji
berkecambah (Yo) dan syarat mulu biji kakao berdasarkan SNI 2323 : 2008Biji
per 100 g daribiji
kakao 1'ang difermentasisecara alami telah memenuhi standar mutu golongan C (1 I l-120) pada lermentasi hari ke-2 dan hari ke-3 hingga
hari
ke-5 t-ermentasi termasuk golongan A(86-100). Jumlah
biji
per 100 g daribiji
kakao -vangdifermentasi dengan
ragi
mikrob
lokal.
telah memenuhi standar mutu golonganA
(86-i00) padafermentasi
hari
ke-2
dan termasuk golonganAA
(min. 85) pada fermentasi hari ke-3 hingga hari ke-5. I{a1ini
menunjukkan bahwa, fermentasibiji
kakao,baik secara alami maupun dengan inokulum mikrob
lokal
dapat
meningkatkan
mutu
btji
kakaoberdasarkan iumlah
biji
per 100 g, namun demikian fermentasi dengan penambahanragi
mikrob
lokal dapat memenuhi standar eksporlebih
copat yaitusetelah 2 hari fermentasi. Menurut rilidyotomo el al.
(2004) ukuran
biii
kakao yang mernenuhi kdteriastandar ekspor adalah AA.
A
dan B (Tabel 5). Kadar lemakbiji
kakao yang dilbrmentasimenggunakan
ragi
mikrob
lokai
lebih
tinggidibandingkan
kadar
lemak
brji
kakao
yang TabelBerdasarkan ha-sil analisis mutu kakao dari penelitian
ini,
diperoleh informasi bahwa secara keseluruhanbiji
kakao yang difbrmentasi dengan menggunakanragi
mikrob
lokal
dapat meningkatkanmutu biji
sehingga
menyebabkankematian
biii.
Dengan demikian. proses fbrmentasi mampu mencegahbiii
kakao berkecambah sehingga dapat meningkatkan kualitas biji kakao.
kakao dengan kualitas vang memenuhi standar mutu kakao Indonesia sesuai Standar Nasional Indonesia
(SNI
2323:2008). Towahadkk.
(2012) menyatakanbahwa dengan
mutu
biji
kakao ya.ngbaik
akandifermentasi secara alami (Tab€l 6). Hasil penelitian
ini juga menunjukkan bahwa kadar lemak
biji
kakao yang difermentasi menggunakan ragi telah memenuhiSM
3749:2ffi9 yang mensyaratkan kadar lemak pada pasta kakao minimal 48% setelah difermentasi selama3
hari,
sedangkan kadarlemak
biji
kakao yangdifermentasi secara
alami belum
memenuhi SNI hingga hari ke-5 fermentasi. Hal ini mengindikasikanbahwa
fermentasibiji
kakao
menggunakan ragimikrob lokal mampu meningkatkan mutu kakao da:t
sangat
baik
digunakan sebagai bahan baku untuk berbagai olahan cok1at. Menurut Towaha dkk. (2012) kandungan lemak yang tinggi tersebut lemak kakaorelatif tidak
mudah tengik.di
samping mempunyaikadar
air
yang
sangat rendahyaitu
<A,2o/o, iugakarena adanya kandungan polifenol dalam
biii
kakao sekitar 5-6Yo.2049 Perlakuan Fermentasi Waltu Fermentasi (hari) Standar Mutu
2 J 4 5
I
II
u
Fermentasi alami 0 0 0 0 2 J J
Fermentasi dengan ragi mikrob loka1 0 0 0 0 2 3 J
Tabel 5. Jumlah biji/100 g biii kakao kering dan syarat mutu biji kakao berdasarkan SNI 2323 : 2008
Perlakuan fermentasi Waktu Fermentasi (hari) Syarat Mutu
2 J 4 5
AA
A
B C S Fermentasi alami l13 94 89 86 85 86 100 101-110 il1-120 >120 Fermentasi dengan ragi mikrob lokal 89 80 I5 7t 85 86100
101-il0
I I l-120 >1206. Kadar lemak (%o)
biji
kakao kering dan syar at rnutu biii kakao berdasarkan SNI 1748 :Perlakuan fermentasi
Kadar Lemak
(%)
Stander mutu(%)
Fermentasi hari ke-3 Fermentasihari
ke-5Min.48
Fermentasi alami 46,36 47.31Ragi lvlikroba Lokal sebagai lnokulum...
dihasilkan
mutu
produk turunanyang
baik
pula. karena untuk mendapatkanhasil
pengolahan yang optimal diperlukan bahan bakubiji
kakao yang telah difermentasi sempurnrLSIMPULAN
Berdasarkan
hasil
penelitian
ini
maka
dapatdisimpulkan bahwa fermentasi
biji
kakao denganpenambahan ragi mikrob
lokal
dapat meningkatkanmutu
biji
kakao.
Fermentasibiji
kakao
denganpenambahan ragi mikrob lokal dapat mempersingkat waktu fermentasi dengan L:ualitas yang sesuai dengan
persyaratan mutu SNI 2323
:2008
danSM
3749 :2009.
DAFTARPUSTAKA
Agung,
I.G.N.
1997.
Memperpendek
Masa FermentasiBiji
Kakm
dengan Pemberian Ragi Tape. Gitayana3 (1) :27-30.Afoakwa,
E. O,
Kongor,J.
E., TakramaJ. F.
andBudu,
A.
S. 2013. Changes in acidification, sugars and mineral compositionof
cocoapulp
during
fermentationof
puip
pre-conditioned
cocoa
{Theobroma
cacao) bears. International Food Research Journal. 20(3):
t2t5-1222.Buamah, R., Dzogbefi4 V.P. and Oldham, J.H. 1997. Pure yeast culture fermentation
of
cocoa (Theobroma cacaoL):
effect
on
yield
of
sweatings and cocoa
beat
quality.
WorldJournal
of
Microbiologt
&
Biotechnologtt3
457-462.BSN, 2008. Standar Nasional Indonesia
Biii
Kakao.,S1t'1
2323:2008.
Badan
Standardisasi
Nasional-BSN,
2009.
StandarNasional
Indonesia Lemak Kakco. SNI 3748:20A8. Badan StandardisasiNasional.
Doume,
Z.
S.Y., Rostiati, dan Hutomo, G.S. 2013. Karakteristik Kimia dan SensorisBiji
KakaoHasil
Fermentasi pada Tingkar Petani danSkala Laboratorfitm. e-J. Agrotekbis
I
(2)
:145-152.
Kustyawati,
M. E.
dan Setyani, S. 2008. PengaruhPenambahan Inokulum Campuran terhadap Perubahan
Kimia
dan Mikrobiologi SelamaFermentasi
Coklat.
Jurnal
Teknologi Industri dan Hasil Pertanian 13Q)
:73-84-Jamili, Yanti,
N.A.
and
Susilowati,P.E.
2014.Enhancement
of
CocoaQuality
by
The Indigenous Yeast Candida tropicalisKLK4
Through Cocoa Bean Fermentation. Journal
of Advanced
in
biotechnologt4
(l)
:
321-335.Schwan, R.F. 1998. Cocoa Fermentations Conducted
with a
Defined Microbial
Cocktaillnoculums. Appl. Environ.
Micobiol.
64 (4) :1477-1483Senanayake,
M.,
R.J.Erol,
andK.A.
Buckle. 1996. Effectof
different mixing intervals on thefermentation
of
cocoa beans.J.
Sci. FoodAgric.74:.4248.
Sony'.
S.
dan
Susijahadi. 2007- Eksplorasi Agens AntikapangDari
Bakteri Asam Lahat PadaFermenlasi
Kakao
:
Potensinya
UntukMeningkatkan
Kualitas
Komoditi
KakaoEkspor.
Laporan
Penelitian,
Pusatdokumentasi dan Informasi llmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan lndonesia (PDII-LIPD. Torvaha,
J..
Anggraini.DA.
dan
Rubiyo. (2012)Keragaan
mutu
biji
kakao
dan
produk hirunannya pada berbagai tingkat fermentasi:Studi kasus
di
Tabanan,Bali.
Pelita Perfubunan28:
166-183.Yanti.
N.A.. Jamili
dar
Susilowati,P.E.
2A14.Peningkatan Kulaitas
Biji
Kakao
melaluiProses Fermentasi Oleh Mikroba Lokal Asal Suiawesi Tenggara- Prosiding pada Seminar
Nasional Semirata 2014 Bidang MIPA BKS-PTN Barat. IPB, Bogor. 9-11 Mei 2014.